KB 1 Compressed

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMANMATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

1. Nama : M. Sufyan
2. Mapel/Kelas : Fikih/K1
3. Judul Modul : KB1 Ariyah (Pinjam-Meminjam)
4. Kegiatan Belajar : Ariyah

A. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Peta Konsep Pembelajaran

KB1
Ariyah

Pengertian Rukun& Macam- Konsekuensi


‘Ariyah Syarat ‘Ariya macam ‘Ariyah Hukum ‘Ariyah

1. Pengertian ‘Ariyah
 ‘Ariyah secara bahasa atau lughawi berasal dari akar
kata a-‘ara, yu’iru, i’arah artinya meminjam.
 Ariyah juga bisa diartikan sebagai ganti mengganti
pemanfaatan sesuatu kepada orang lain.
Peta Konsep (Beberapa  Sedangkan ariyah menurut istilah adalah akad berupa
1
istilah dan definisi) di KB pemberian manfaat suatu benda halal dari seseorang
kepada orang lain tanpa ada imbalan dengan tidak
mengurangi atau merusak benda itu (menjaga
keutuhan barang) dan dikembalikan setelah diambil
manfaatnya.
 Dikalangan mazhab empat terkait pengertian ‘ariyah
memiliki pengertian yang berbeda-beda namun tetap
sama diantara pendapatnya:
1. Mazhab Hanafiyah
‫تمليك المنافع بغير عوض‬
Memilikkan manfaat pada orang lain tanpa harus
ada ganti rugi
2. Menurut Malikiyah
‫تمليك منافع العين بغير عوض‬
Memilikkan berbagai manfaat dari suatu benda
tanpa harus ada ganti rugi.
3. Menurut Syafi’iyah
‫أباحة اإلنتفاع بما يحل اإلنتفاء به مع بقاء عينه ليرده‬
Mengijinkan mendapat manfaat dari barang yang
memiliki manfaat dengan catatan wujud barang
tersebut tetap demi bisa mengembalikannya.
4. Menurut Hanabilah
‫أباحة اإلنتفاع بعين من أعيان المال‬
Membolehkan mendapat manfaat atas sebuah
barang yang termasuk dari harta kekayaan.
Selain itu juga ada pendapat lain seperti :
 Ibnu Rif’ah yg berpendapat bahwa ‘ariyah selain
membolehkan seseorang mengambil manfaat dari suatu
barang dengan catatan barang halal, barangnya
wujud/ada, utuh, dan bisa dikembalikan kepada
pemiliknya.
 Ibnu Katsir, Sayyid Sabiq berpendapat ‘Ariyah
merupakan bentuk dari saling tolong-menolong, sedangan
tolong-menolong adalah sunah. Bahkan ‘ariyah adalah
wajib hukumnya ketika Islam baru bangkit itu menurut al-
Ruyani yang dikutip oleh Taqiyuddin.
Semuanya hampir sama dalam berpendapat mengenai
pengertian ‘Ariyah.
2. Rukun dan Syarat ‘Ariyah
Ruku ‘Ariyah :
a. Mu’ir (orang yang meminjamkan barang)
Syarat mu’ir adalah:
1. Ahli al-Tabarru, pemberi hak penuh terkait dengan
pemberian izin dan pemanfaatannya.
2.Mukhtar, tidak dipaksa atau terpaksa
b. Musta’ir (pihak si peminjam barang)
Syarat Musta’ir adalah:
1. Sah mendapatkan hak penggunaan barang setelah
melalui akad tabarru’.tidak sah jika tidak melalui
akad.
2. Mua’yan, yakni jelas identitasnya
c. Musta’ar atau mu’ar (barang yang dipinjamkan)
syarat barang musta’ar atau mu’ar
1. berpotensi barang tersebut bisa diambil manfaatnya
atau bisa diambil manfaatnya
2. manfaat barang sudah milik pihak mu’ir.
3. Syar’i pemanfaatannya sudah legal secara agama.
4. Maqsudah, manfaat barang memiliki nilai ekonomi.
5. pemanfaatannya tidak berkonsekuensi mengurangi
fisik barang.
d. Sighat
adalah akad untuk menegaskan mulai berjalannya akad
‘ariyah
3. Macam-macam ‘ariyah dan tanggungjawab
a. ‘Ariyah Muqayyadah
adalah bentuk pinjam-meminjam barang yang bersifat
terikat dengan batasan-batasan tertentu.
b. ‘Ariyah Muthlaqah
adalah bentuk pinjam-meminjam barang yang tidak
dibatasi oleh ketentuan apapun.
4. Tanggung Jawab atas Barang Pinjaman
Kewajiban peminjam agar membawa kebaikan bagi kedua belah
pihak adalah sebagai berikut:
a). Menjaga barang pinjaman dengan baik
b). Memanfaatkan barang sesuai dengan perjanjian tanpa
merusaknya
c). Tidak meminjamkan barang pinjaman dengan dengan orang
lain kecuali dapat izin dari pemilik barang
d). Apabila barang rusak peminjam wajib memperbaikiatau
menggantinya
e). Apabila barang pinjaman memerlukan ongkos atau biaya
perawatan,biaya tersebut ditanggung oleh peminjam.
5. Konsekuensi Hukum ‘Ariyah
 Konsekuensi hukumnya adalah
a. Mubah (boleh )
Pinjam – Meminjam boleh karena manusia tidak dapat
hidup tanpa bantuan orang lain.

b. Sunnah
Pinjam – meminjam menjadi sunnah apabila untuk menolong
orang lain.

c. Wajib
Pinjam – meminjam menjadi wajib jika digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang mendesak dan akan berakibat
buruk jika tidak dilakukan.

d. Haram
Pinjam – meminjam haram jika barang yang dipinjamkan
digunakan untuk melakukan sesuatu yang haram.
 Pertentangan Klaim antara Mu’ir dan Musta’ir
Pertentangan klaim sering terjadi. Berikut ini adalah aspek-
aspek yang sering terjadi di masyarakat:
1. Pertentangan klaim soal jenis akad dan kesepakatan;
2. Pertentangan klaim soal barang yang hilang atau rusak;
3. Pertentangan klaim soal pengembalian.
 Tempo Berakhirnya Akad ‘Ariyah
Berikut ini adalah momen dan faktor yang mengakhiri
akad ‘ariyah.
1. Mu’ir meminta barang untuk dikembalikan oleh
musta’ir.
2. Musta’ir mengembalikan barang yang dipinjam
kepada mu’ir.
3. Salah satu dari dua pihak (mu’ir dan musta’ir)
menjadi tidak lagi cakap hukum dalam melakukan
akad ‘ariyah.
4. Salah satu pihak atau kedua belah pihak tidak bisa
melanjutkan tasharruf. Hal itu bisa disebabkan oleh
kematian.
 Kontekstualisasi Nilai-nilai Moderasi Beragama dalam
Materi ‘Ariyah
Ariyah merupakan bentuk saling tolong-menolong dalam
kehidupan, termasuk ariyah juga bisa membentuk kekuatan
silaturrahim di antara sesama. Baik dalam ‘ariyah
muqayyadah maupun muthlaqah.

1. Tentang konsekuensi hukumnya yang terkait dengan


Daftar materi pada KB
2 pertentangan perspektif antara mu’ir dan musta’ir
yang sulit dipahami
2. Kontekstualisasi nilai-nilai moderasi dalam materi ariyah

1. Pemahaman tentang istilah bahasa pinjam-meminjam


Daftar materi yang sering
2. Tentang kontekstualisasinya nilai-nilai moderasi beragama
3 mengalami mis konsepsi
3. Pertentangan klaim antara mu’ir dan Mustair
dalam pembelajaran

Kudus, 24 Agustus 2023

Mahasiswa PPG,

M Sufyan

Anda mungkin juga menyukai