Spesifikasi Teknis Jut Tender Padang Ok
Spesifikasi Teknis Jut Tender Padang Ok
Spesifikasi Teknis Jut Tender Padang Ok
SPEKSIFIKASI TEKNIS :
SEBAGAI ACUAN UNTUK PENYUSUNAN DOKUMEN PENGADAAN BARANG/JASA
PROGRAM :
PENYEDIAAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA PERTANIAN
KEGIATAN :
PENATAAN PRASARANA PERTANIAN
SUB KEGIATAN :
KOORDINASI, SINKRONISASI DAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN JALAN USAHA TANI
PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN JALAN USAHA TANI/JUT LOKASI 126 – KOTA PADANG
LOKASI :
KELOMPOK TANI LAPAU MUNGGU KELURAHAN KURANJI KECAMATAN KURANJI KOTA
PADANG
1
SPESIFIKASI TEKNIS
1. PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Kegiatan : Penataan Prasana Pertanian
Pekerjaan : Pembangunan Jalan Usaha Tani/JUT Kota Lokasi 126
Lokasi : Kelompok tani Lapau Munggu Kelurahan Kuranji Kecamatan Kuranji Padang
Nilai Pagu : Rp. 888.300.000.- (Delapan Ratus Delapan Puluh Delapan Juta Tiga Ratus Ribu
Rupiah,-)
1
3. PERSIAPAN PEKERJAAN
3.1. DOKUMEN KONTRAK
1. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Penyedia Jasa Konstruksi terdiri atas :
a. Pokok Perjanjian;
b. Adendum Surat Perjanjian (apabila ada);
c. surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
d. syarat-syarat khusus Kontrak;
e. syarat-syarat umum Kontrak;
f. spesifikasi khusus;
g. spesifikasi umum;
h. gambar-gambar dan
i. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
2. Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Penyedia Jasa Konstruksi wajib untuk
memberitahukan/ melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar detail
yang diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang diikuti,
kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas lebih dahulu.
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal tersebut
terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi,
harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang RKS
tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
3. Bila akibat kekurang telitian Penyedia Jasa Konstruksi dalam melakukan pelaksanan pekerjaan,
terjadi ketidak sempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan, maka Penyedia Jasa
Konstruksi harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi yang sudah dilaksanakan
tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah memperoleh keputusan Konsultan
Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak lain.
3.2. PAPAN NAMA PROYEK
Papan nama proyek diletakkan pada tempat yang mudah dilihat umum. Papan nama proyek memuat:
a. Nama Proyek
b. Pengguna Jasa (Owner)Teknis/Lapangan
c. Lokasi Proyek
d. Jumlah Biaya (Kontrak)
e. Nama Pelaksana (Penyedia)
f. Masa pelaksanaan proyek : tanggal, bulan dan tahun
2
3.3. PERIZINAN
Penyedia harus segera mengurus dan memperhitungkan biaya untuk membuat izin-izin yang
diperlukan dan berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, antara lain: izin penerangan, izin
pengambilan material, izin penggunaan bangunan serta izin-izin lain yang diperlukan sesuai dengan
ketentuan/ peraturan daerah setempat.
3.4. K3, ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Berdasarkan Peraturan Mentri PUPR No. 21/PRT/M/2019 tentang K3dalam hal pekerjaan kita ini
kita hanya memakai Perlengkapan K3 Standar seperti ;
1.Alat Pelindung (Safety Helmet) SNI
2.Sarung Tangan SNI
3.Sepatu Keselamatan SNI
4. Rompi Kerja SNI
Dan setiap pekerja dilapangan diharapkan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19
3
b. Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan berhak memerintahkan untuk menambah peralatan
atau menolak peralatan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan.
c. Disamping untuk menyediakan peralatan utama penyedia harus menyediakan alat-alat bantu
sehingga dapat bekerja pada kondisi apapun, seperti : tenda-tenda untuk bekerja pada waktu
hari hujan, perancah tambahan atau tempat lain yang memerlukan, serta peralatan lainnya.
3.6. KEWAJIBAN PENYEDIA (REKANAN) LAINYA:
1. Penyedia wajib menetapkan dan menempatkan seorang Kepala Pelaksana, yang cakap untuk
memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan pekerjaan, dan memiliki
pengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan sejenis (sebagaimana dituangkan dalam dokumen lelang).
2. Selain Kepala Pelaksana Penyedia harus menempatkan tenaga pelaksana yang diperlukan sesuai
dengan lingkup pekerjaan.
3. Tenaga pelaksana dimaksud tersebut harus memiliki berpengalaman dalam pelaksanaan pekerjaan
(sebagaimana dituangkan dalam dokumen lelang).
4. Selain pelaksanaan, Penyedia diwajibkan pula memberitahu secara tertulis kepada Pengguna Jasa
(Owner) Teknis/Lapangan Susunan Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
5. Bila dikemudian hari menurut team Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan, Pelaksana kurang
mampu melaksanakan tugasnya, maka Penyedia akan diberitahu secara tertulis untuk mengganti
pelaksananya.
6. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat pemberitahuan, Penyedia sudah harus
menunjuk pelaksana baru sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
3.7. KEAMANAN KERJA
1. Penyedia diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-barang milik Proyek, Pengguna Jasa
(Owner) Teknis/Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian
maupun pengrusakan.
2. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung
jawab Penyedia dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah atau pengunduran
waktu pelaksanaan.
3. Apabila terjadi kebakaran, Penyedia bertanggung jawab atas akibatnya, untuk itu Penyedia
harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di tempat-tempat
yang strategis dan mudah dicapai.
4
3.9. GAMBAR-GAMBAR KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS
1. Penyedia wajib meneliti semua Gambar dan RKS termasuk tambahan dan perubahannya yang
tercantum dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang mengikat adalah RKS.
Bilamana suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain, maka harus berkonsultasi dengan
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan untuk dikoordinasikan dengan Konsultan Perencana
dan Pengawas
3. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan- kekurangan
pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan spesifikasi teknis. Apabila
ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal- hal lain yang meragukan, Penyedia
harus mengajukannya kepada Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan secara tertulis, dan
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar
tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat
penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh Pengguna Jasa
(Owner) Teknis/Lapangan dan disampaikan secara tertulis kepada Penyedia.
4. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus menyerahkan
gambar kerja (shop drawing) kepada pihak Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan sebanyak 3
(tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.
5. Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar- gambar
tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terkahir.
Penyedia juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan antara gambar
rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab Penyedia.
3.10. UKURAN-UKURAN
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut adalah gambar
berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka Penyedia harus segera meminta
pertimbangan dan persetujuan dari Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan untuk menetapkan mana
yang benar.
3.11. PENYEDIAAN MATERIAL
1. Penyedia harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam daftar
kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam dokumen kontrak.
2. Untuk material-material yang disediakan oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan, Penyedia
harus mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia harus
memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan
sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia harus mengganti material yang rusak atau kurang akibat
cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian Penyedia.
3. Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai
dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kotrak. Nama produsen material
dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, laporan pengujian dan informasi
penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Bila menurut pendapat Pengguna Jasa (Owner)
Teknis/Lapangan hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang
ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh Penyedia tanpa biaya tambahan.
4. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa sehingga
dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk
pekerjaan lainnya.
5
3.13. CONTOH-CONTOH MATERIAL
1. Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh
menurut Acuan Normatif yang disetujui Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Contoh-contoh
harus menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
2. Contoh-contoh yang telah disetujui Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan harus disimpan
terpisah dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.
Penawaran Penyedia harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.
3. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan barang/material yang disetujui sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan tidak tersedia di pasaran maka penyedia dapat mengajukan alternatif
barang/material dengan kualitas yang sama dengan spesifikasi yang ditentukan, dengan
persetujuan Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.
3.16. PEMATOKAN
1. Penyedia harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil bangunan
sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila
dipandang perlu. Penyedia harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.
2. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, Penyedia harus memberitahukan kepada
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya,
sehingga Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan dapat mempersiapkan segala sesuatu
yang diperlukan untuk melakukan pengawasan.
3. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh Penyedia untuk mendapat persetujuan
Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan.
Penyedia wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan
lain yang diperlukan oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan untuk melakukan
pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.
4. Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan
atau dipasang sendiri oleh Penyedia harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh
Penyedia. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali
persetujuan dari Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Bila terdapat penyimpangan dari
gambar rencana, Penyedia harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah
yang dipatok tersebut. Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan akan membubuhkan tanda
6
tangan persetujuan dari pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya
kepada Penyedia. Setelah diperbaiki, Penyedia harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.
Gambar-gambar tersebut harus dibuat agar memungkinkan untuk direproduksi. Semua gambar-
gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan
dalam bentuk asli dan 2 (dua) copy. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut
harus sesuai dengan ketentuan Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan.
7
2. Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada Pengguna
Jasa (Owner) Teknis/Lapangan sebelum memulai pekerjaan, agar Pengguna Jasa (Owner)
Teknis/Lapangan mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya.
3. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan
penting, harus dihadiri dan diawasi langsung oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan atau
wakilnya. Untuk itu maka Penyedia harus menyampaikan permohonan ijin pelaksanaan (request)
yang harus sudah diterima oleh Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
3.20. RAPAT-RAPAT
1. Apabila dipandang perlu, Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang Penyedia dan pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan
pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan
ketentuan yang bersifat mengikat bagi Penyedia.
2. Keputusan rapat yang disepakati dituangkan dalam berita acara dan ditandatangani oleh Seluruh
pihak yang berkepentingan.
8
3. Laporan bulanan dibuat oleh Penyedia, terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan bulanan termasuk hasil pelaksanaan RK3K, program mutu dan
lingkungan.
4. Untuk kelengkapan laporan, Penyedia wajib membuat foto-foto dokumentasi pelaksanaan
pekerjaan dan evaluasi pencapaian sasaran K3, mutu dan lingkungan, termasuk rekomendasi
untuk peningkatan kinerja K3, mutu dan lingkungan.
5. Dokumentasi pelaksanaan pekerjaan minimal pada kondisi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100%
atau sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan Pengguna Jasa (Owner) Teknis/Lapangan. Dalam
pembuatan dokumentasi harus berisi informasi mengenai jenis pekerjaan, lokasi dan kondisi
kemajuan pekerjaan.
9
yang dipilih tidak ditukar-tukar dalam pelaksanaan kecuali atas pertimbangan dan
persetujuan tertulis dari Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas Lapangan,
yang hanya dapat dilakukan dalam keadaan :
o Tidak adanya stock dipasaran dari merk yang tersebut di atas.
o Pemborong memberikan jaminan data-data teknis bahwa kualitas semen penggantinya
adalah dengan kualitas yang setara dengan mutu semen yang tersebut di atas.
o Batas-batas pembetonan dari penggunaan merk semen berlainan jenis harus diketahui.
10
kepada Pengguna Jasa (Owner) dengan contoh sebanyak 15 Kg sebagai sampel dari pasir
alam tersebut yang selambat- lambatnya 14 hari sebelum pemakaian bahan-bahan tersebut
sudah diperiksa.
− Deposit pasir alam harus dibersihkan dari vegetasi, bahan-bahan lain yang mengotori
dan yang dapat menimbulkan pasir menjadi tidak baik. Deposit harus sedemikian rupa
sehingga tidak mengurangi mutu, material-material tersebut harus diangin (srened) dan
dicuci jika memang perlu untuk memperoleh pasir sesuai dengan kebutuhan.
− Pasir dan agregat halus (fine agregat) harus benar-benar bersih dan bebas dari Clay
Lumps, Sort dan Clay Particle, Seale Alkali, Organik Matter, Logam, Mica dan Inurios
Amount yang menimbulkan pasir menjadi tidak sesuai.
− Pasir-pasir alam dan pasir-pasir campuran dapat diminta untuk dites oleh Pengguna
Jasa (Owner) untuk menentukan apakah pasir-pasir tersebut sesuai dengan apa yang telah
ditentukan dan dibutuhkan.
− Penyedia Jasa harus menyiapkan dan melaksanakan pengambilan contoh yang diperintah
oleh Pengguna Jasa (Owner) tanpa pungutan bayaran yang meliputi tenaga, material dan
operasinya.
Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih
dari 50% substansi-substansi yang merusak beton.
Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari partikel-
partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :
Split
− Split yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan PBI 1991 dan SK SNI T – 15, 1993
− Penimbunan split dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak
tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
− Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut
ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
− Agregat keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya
tidak melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi
50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles Abration (LAA)
− Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut :
11
3/4” 20,00 mm 90-100
3/8” 95,00 mm 20-55
No. 4 4,76 mm 0-1
Air
Semua air yang digunakan untuk pekerjaan beton, adukan dan agregat harus bebas dari
lumpur yang dapat mengganggu, bahan organik, alkali, garam dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Air yang akan digunakan di dalam semua beton, adukan dan
gruot akan ditest oleh Pengguna Jasa (Owner) untuk menentukan kecocokannya terhadap
keperluan-keperluan. Tidak diperbolehkan menggunakan air laut untuk pengadukan beton atau
spesi.
12
Cetakan dan acuan
− Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir
konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang ditujukan
oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan.
− Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan di dalam pasal 5.1.
SK SNI T-15.1991.03.
− Penyedia harus memeriksa setiap cetakan dan meminta persetujuan Pengguna
Jasa (Owner)/konsultan pengawas sebelum melakukan pengecoran.
Adonan Adukan
− Cara alat yang dipakai untuk mengaduk adonan harus demikian sehingga dapat
menentukan dan mengatur banyaknya masing-masing bahan secara terpisah dengan tepat
yang dimasukan kedalam adukan dan harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa
(Owner).
− Jika dipakai mesin adukan, maka bentuk dan waktu lamanya pengadukan setelah
semua bahan dimasukan dalam mesin pengaduk harus tidak kurang dari 2 menit, kecuali
jika banyak mengandung air. Adukan harus dibuat hanya dalam volume yang cukup dipakai
untuk pekerjaan yang segera dilaksanakan saja. Semua adonan yang telah ditambah air
dalam adukan selama 30 menit tidak dipakai harus dibuang. Mengecerkan kembali adukan
tidak diperkenankan. Bak dan ember harus dicuci bersih sama sekali pada setiap hari selesai
bekerja.
Bahan Bekisting
Persyaratan Bekisting :
1. Bekisting yang digunakan harus sesuai klas kuat kayu yang ditetapkan.
2. Bekisting harus bebas dari kotoran seperti serbuk gergaji, potongan-potongan kayu,
paku dan lain-lain.
3. Jenis kayu yang digunakan kayu kelas II dan III, tidak bermata, lurus, kuat dan dari toko
terdekat.
4. Jenis triplek dan polywood yang digunakan harus sesuai standar pabrik/ SNI
5. METODE PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
Pekerjaan ini meliputi pengadaan peralatan ke lokasi pekerjaan sampai kepada pengoperasian
peralatan dan proses pemulangan atau pengembalian alat, sumber daya manusia dan barang
keluar dari lokasi proyek, karena telah selesainya pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan
yang direncanakan. Penyedia jasa konstruksi harus memperhitungkan segala kemungkinan yang
terjadi dalam mobilisasi dan demobilisasi peralatan dari pengoperasiannya sampai
pengembalian alat. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan minimal yang dibutuhkan dalam
pekerjaan untuk mencapai hasil pekerjaan yang diharapkan. Selain daripada itu, tenaga-tenaga
13
lapangan harus sesuai dengan profesi masing-masingnya. Untuk mengontrol hasil pekerjaan,
penyedia jasa harus menempatkan personil teknis sebagaimana yang telah disyaratkan.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
3. Manajemen Mutu
a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahanbila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis
yang menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan persyaratan
bahan pada Pasal 7.1.2. Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak
dengan pengiriman yang terus menerus, maka dengan perintah Pengguna Jasa (Owner)
Pekerjaan, untuk agregat kasar dan agregat halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian
bahan secara berkala selama pelaksanaan dengan interval maksimum 1000 m3 untuk
gradasi dan maksimum 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan untuk bahan semen dengan
interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi apabila menurut Pengguna Jasa
(Owner) Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang akan digunakan,
maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali sebelum bahan
tersebut digunakan.
b. Job Mix Formula (JMF)
14
Dalam suatu perencanaan pembuatan job mix, komposisi kebutuhan dari tiap material
material pendukung akan berbeda tergantung data agregat yang digunakan, sehingga dalam
kegiatan ini diharuskan melakukan percobaan agar mutu beton yang telah ditentukan dapat
tercapai. Pelaksanaan campuran beton (Trial Mix) bertujuan untuk meyederhanakan variasi
komposisi campuran yang dilakukan dalam percobaan nanti dan menentukan penggunaan
kebutuhan air pencampur sehingga mudah nuntuk dikerjakan. Penyedia jasa harus
melampirkan data hasil Job Mix Formula (JMF) dari laboratorium yang telah ditunjuk
sebagai tempat pengujian untuk diserahkan kepada Pengguna Jasa (Owner).
c. Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)
Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengguna Jasa
(Owner) Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan
dilakukan sesaat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan
terkecuali disaksikan oleh Pengguna Jasa (Owner) Pekerjaan atau wakilnya. Campuran
beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakan seperti yang diusulkan tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Pengguna Jasa (Owner) Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton tetap
bisa dijaga. Kelecakan (workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga
beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk rongga, celah, gelembung udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh
permukaan yang rata, halus dan padat.
d. Pengujian Kuat Tekan
Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton
dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari tiga
nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3 buah benda uji), yang
selisih nilai antara keduanya 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan
untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda
uji beton berupa silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150
x 150 x 150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji
tersebut harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan
kemudian dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
Untuk keperluan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran harus menggunakan
data hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam Kontrak.
Hasil-hasil pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam Kontrak
hanya boleh digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai
dasar pembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan
ini harus disesuaikan dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi
waktu.
Untuk pencampuran secara manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu beton 20 m3 harus diperoleh satu set hasil uji. Dalam segala hal
jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari tiga benda uji untuk masing-masing
umur. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 80 m3, maka untuk setiap maksimum
10 m3 beton berikutnya setelah jumlah 80 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil benda
uji.
Untuk pengecoran hasil produksi maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-
masing mutu 20 m3 harus diperoleh satu set hasil uji. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari tiga benda uji untuk masing-masing umur. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah 80 m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton
15
berikutnya setelah jumlah 80 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji. Benda Uji
Silinder 150mm - 300mm
Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan yang
disyaratkan dalam Tabel 7.1.6.(1) atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
16
Bila bagian beton tersebut pada masa layannya ternyata lebih dari sekedar basah
permukaan saja, maka benda uji beton inti yang didapat harus direndam didalam air
pada suhu 23°C ± 2°C selama tidak boleh kurang dari 40 jam sebelum diuji tekan;
setelah benda uji dikeluarkan dari tempat perawatan benda uji tersebut harus segera
diselimuti dengan kain penyerap yang basah, agar benda uji dapat diuji dalam keadaan
lembab.
Tata cara pengujian kuat tekan beton inti sesuai dengan SNI 03-3403-1994.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
3. Manajemen Mutu Ls
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
17
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
d. Pekerjaan dinyatakan seslesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan disetujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
g. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
h. Pembayaran dapat dilakukan berdasarkan hasil berita acara pengukuran bersama antara
Kontraktor dan Konsultan Pengawas.
18
2. Pekerjaan Bekisting Cor Jalan
Hasil pengecoran tergantung kepada kekuatan dan kekohan cetakan dan bekisting, maka
daripada itu Penyedia Jasa Konstruksi harus sedemikian rupa membuat cetakan dan bekisting
ini dengan baik dan teliti serta secara umum harus diperlakukan sama pada setiap pekerjaan
yang dilaksanakan.
a. Acuan, baik yang sementara maupun yang permanen, dimaksudkan untuk membentuk
struktur- sturktur beton dengan segala detailnya. Acuan yang dibuat harus dapat
dipertahankan bentuknya, baik selama pemasangan tulangan maupun pengecorannya.
b. Perancah termasuk segala jenis unsur-unsurnya seperti pengaku, balok, pengikat dan tiang,
juga termasuk pondasi sementara yang diperlukan untuk memikul acuan tanpa
menimbulkan settlement. Baik acuan maupun perancah harus dilaksanakan oleh Penyedia
Jasa Konstruksi, untuk menyangga berat maupun tekanan dari beton dalam keadaan basah
dan peralatan yang mungkin ada diatasnya, serta beban-beban kejut dan getaran.
Kesemuanya ini harus direncanakan dengan metoda ereksi dan pembongkaran yang
sederhana sehingga memudahkan pemasangan, penambahan maupun pembongkarannya.
c. Deflekasi (lendutan) yang diijinkan terjadi adalah 1/900 bentang dan balok kantilever,
lendutan yang diijinkan adalah 1/300 bentang.
d. Brancing-brancing harus dipasang untuk meghindari pergerakan horizontal, transversal
maupun longitudinal yang terjadi.
e. Gambar-gambar yang menunjukkan detail dari acuan maupun perancah, perhitungan
perancah, elevasi dari acuan maupun perancah harus diajukan oleh Penyedia Jasa
Konstruksi untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
f. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
3. Pek. Plastik Kedap Air Alas Cor Jalan ( Polytene 125 Micro )
Plastik cor yang digunakan harus sesuai dengan standar pabrik. Penggunaan plastik cor untuk
menjaga air semen tetap didalam adukan cor beton.
Pelaksanaan pekerjaan :
a. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
b. Plastik hitam dipasang pada area yang telah dipasang bekisting, fungsi plastik hitam ini
agar adukan semen yang akan dicor nantinya tidak keluar dari acuan/bekisting.
c. Pemasangan plastik hitam dilakukan secara merata dan penuh, tidak ada bagian yang tidak
ditutupi plastik hitam ini
d. Agar plastik alas tidak bergerak dan kaku, pada bagian permukaan digunakan pemberat
berupa batu atau pemberat yang lainnya, untuk sisi samping digunakan paku yang
ditempelkan ke dinding bekisting.
e. Plastik alas dipasang hingga mengeluarkan sisa pada ujung bekisting.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
19
f. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
4. Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K – 175 (Site Mix + Groving + Delatasi 2 cm)
Pengecoran dilakukan menggunakan beton dengan hasil mutu yang akan dicapai adalah beton
sesuai dengan uraian masing-masing item pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan menggunakan
peralatan Concrete mixer pada tempat-tempat yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan
dan/atau jika diperlukan penyesuaian dengan lokasi pekerjaan. Perbandingan bahan dalam
campuran harus ditetapkan dan konsisten untuk setiap pekerjaan yang sama. Besarnya
perbandingan menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi untuk mendapatkannya, baik
dengan Job Mix ataupun ataupun manual dengan hasil pembetonan harus mencapai atau dapat
melebihi karakteristik beton yang diminta.
a. Selama pelaksanaan pengecoran beton berlangsung, harus diperhatikan letak penulangan (jika
ada) agar tidak berubah tempatnya. Jika kelalaian akan hal ini terjadi sehingga menyebabkan
perubahan kekuatan konstruksi maka segala resiko yang timbul akibatnya sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa Konstruksi.
b. Pengecoran tidak diperkenankan selama hujan turun, air semen atau spesi tidak boleh
dihamparkan pada siar-siar pelaksanaan. Air semen atau spesi yang hanyut dan terhampar
harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan dilanjutkan. Pengecoran yang sudah dimulai
pada suatu bagian tidak boleh terputus sebelum selesai.
c. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan beton, pemasangan
instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokongan dan pengikatan serta penyiapan
permukaan-permukaan yang berhubungan dengan pengecoran harus mendapat persetujuan
dari Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas.
d. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat pengecoran harus bersih dari zat-
zat asing yang akan mempengaruhi/emngurangi kekuatan hasil pengecoran. Beton tidak
diperkenankan berhubungan dengan air yang mengalir sebelum beton tersebut cukup keras.
e. Penyedia Jasa Konstruksi harus memasang lantai kerja (blinding course) yang merata di atas
permukaan tanah, yang terdiri dari lapisan beton setebal 5 cm dan mempunyai sifat menyerap
(absorptive), hal ini diperlukan untuk mempermudah pemasangan tulangan dan pengecoran
beton di atas dasar permukaan tanah.
f. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup beton, untuk itu tulangan
harus dipasang dengan penahan jarak yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama
dengan mutu beton yang akan dicor. Bila tidak ditentukan lain, maka penahan-penahan jarak
dapat berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus dipasang sebanyak minimum
8 buah setiap meter cetakan atau lantai kerja. Penahan-penahan jarak tersebut adalah bagian
pekerjaan itu.
g. Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas akan memeriksa hasil pekerjaan
pembetonan terhadap kemungkinan adanya cacat-cacat. Apabila terdapat cacat pada pekerjaan
pembetonan maka Penyedia Jasa Konstruksi harus memperbaikinya kembali atas biaya
Penyedia Jasa Konstruksi.
h. Bentuk atau cara-cara perbaikan cacat pada pekerjaan pembetonan tersebut adalah menjadi
wewenang Pengguna Jasa (Owner) Lapangan/Konsultan Pengawas dan Penyedia Jasa
Konstruksi wajib melaksanakannya.
Dalam hal pengecoran untuk jalan lingkung ini yang harus diperhatikan meliputi :
a. Permukaan jalan harus dibuat miring sesuai gambar rencana kerja, minimal kemiringan yang
dipakai adalah 1,5 %.
b. Pengecoran harus dilakukan dengan baik dan benar secara berkelanjutan.
20
c. Setiap pengecoran harus dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator beton.
d. Setelah mendapatkan ketebalan yang disyaratkan, maka harus diratakan sedemikian rupa.
e. Grooving/Pembentukan Permukaan Beton.
Permukaan perkerasan beton yang akan digunakan sebagai permukaan jalan harus
diberi alur (groove) atau disikat dalam arah tegak lurus terhadap garis sumbu jalan
yang bersangkutan. Pembuatan alur dapat diciptakan pada perkerasan beton dengan
menyikat permukaan, atau menggores dengan sisir kawat, atau metode lainnya
yang disetujui Konsultan Supervisi. Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang
dari 0,75 mm.
Kekesatan yang sangat tinggi diperlukan untuk mendapatkan keamanan tambahan
pada daerah-daerah kritis, misalnya sekitar persimpangan padat, atau lokasi lain
dimana frekuensi pengereman, percepatan, atau pembelokan sering terjadi. Hal ini
dapat diatasi dengan pembentukan tekstur yang lebih dalam dibandingkan daerah
biasanya.
Grooving harus segera dilakukan 3 jam setelah pengecoran atau sebelum beton
mengeras.
f. Delatasi Beton
Pembuatan delatasi pada pekerjaan jalan beton dilakukan menggunakan bilah kayu
sesuai dengan ukuran dan lokasi yang ditentukan.
Pembuatan dilatasi beton dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
penggumpalan pada beton muda dan harus dilakukan pada saat belum terjadinya retak-
retak susut, waktu pembuatan dilatasi beton terbaik yaitu antara 4 - 6 jam setelah
pengecoran atau sebelum beton mengeras.
g. Semua hasil pengecoran harus dilakukan perawatan sebelum dan sesudah pembukaan cetakan.
h. Beton harus dilindungi selama berlangsung proses pengerasan terhadap matahari, pengeringan
oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum
waktunya.
i. Semua permukaan beton yang terbuka harus dijaga tetap basah, selama 4 hari dengan
penyiraman dengan air pada permukaan beton tersebut.
j. Metode pemeliharaan beton harus diajukan oleh Penyedia Jasa Konstruksi pada Konsultan
Pengawas untuk disetujui. Selain menggunakan air, pemeliharaan beton juga dapat dilakukan
dengan menggenangi permukaan beton dengan air atau menutupi permukaan beton dengan
karung goni basah. Apabila diperlukan pemeliharaan beton dapat dilakukan dengan campuran
kimia untuk pemeliharaan beton. Campuran kimia ini harus benar-benar telah dibersihkan pada
saat pekerjaan finishing dimulai.
k. Finishing Pekerjaan Beton
Selain daripada perawatan, maka hasil beton harus difinishing dengan baik sebagaimana
pekerjaan yang diuraikan dalam BOQ yang ada.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K - 175 (Site Mix +
4. M3
Groving + Delatasi 2 cm)
21
l. Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton K - 175 ( Site Mix + Groving + Delatasi ) dinyatakan selesai
dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan Pengujian Kuat Tekan Beton (SNI
03-1974-1990) dan Hasil Opname Pekerjaan sesuai dengan Volume Final Quantity yang
disetujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
5. Pekerjaan Pemadatan Beton Pada Saat Pengecoran Menggunakan Concrete Mixer
Tujuan dari pemadatan beton ini adalah untuk menghilangkan rongga-rongga udara dan untuk
mencapai kepadatan yang maksimal pada saat dilakukannya penghamparan beton. Pemadatan
beton dilakukan dengan menggunakan alat vibrator beton.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
g. Pekerjaan dinyatakan selesai dan dapat diterima apabila telah dinyatakan sesuai dengan
ketentuan dan di setujui oleh Pihak Konsultan Pengawas.
SATUAN PEMBAYARAN
1. Satuan pembayaran disesuaikan dengan masing-masing item pekerjaan yang diuraikan dalam BOQ
pada pekerjaan ini;
2. Penilaian penyelesaian pekerjaan diatur dalam kontrak kerja nantinya;
3. Pekerjaan yang dinilai adalah pekerjaan terpasang untuk item pekerjaan pabrikasi dan sesuai
kuantitas untuk pelaksanaan pekerjaan lainnya.
22
d. Setiap titik pengukuran ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran
pada papan profil agar mudah di cek kembali.
e. Pemasangan papan dilaksanakan pada jarak setiap 5m dan setiap titik-titik kritis yang
diperlukan. Dikerjakan dan dipakukan pada patok-patok yang terlebih dahulu ditancapkan ke
dalam tanah.
f. Pekerjaan dilakukan sebaik dan seteliti mungkin untuk mengurangi resiko kesalahan
pelaksanaan nantinya.
g. Pasangan profil dibuat sesuai ketentuan pemasangannya. Ketetapan elevasi ditentukan
bersama Pengawas Lapangan dan Direksi Pekerjaan yang berpedoman pada Gambar Rencana
Kerja yang ada.
h. Pekerjaan dilakukan sebaik dan seteliti mungkin untuk mengurangi resiko kesalahan
pelaksanaan nantinya.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
23
diperkenankan melaksanakan pekerjaan pemasangan batu atau batu kosong sebelum hal ini
dipersiapkan dengan seksama.
Batu yang dipakai untuk pasangan batu kali dengan perekat adukan harus dibasahi dengan
air antara 3-4 jam sebelum dipakai, dengan cara yang dapat menjamin bahwa tiap batu telah
menjadi basah dengan merata.
b. Susunan Adukan
Susunan adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC : Ps dalam volume dan air
secukupnya sehingga dihasilkan kepekatan yang sesuai dengan keperluan yang diinginkan.
Adukan spesi untuk pasangan dilaksanakan dalam perbandingan berat atau yang telah
dikonversikan ke dalam perbandingan volume yang pelaksanaannya harus selalu diawasi
dengan baik.
c. Perawatan
Semua pasangan batu termasuk siaran/plesteran harus dirawat dengan memakai terpal atau
cara lain yang dapat diterima dan disetujui oleh Direksi.
Bila dirawat dengan air maka pasangan batu kali harus dijaga supaya tetap basah sekurang-
kurangnya 14 hari, dengan cara tertentu kecuali bila tidak, maka caranya dengan menutupi
dengan bahan yang penuh dengan air atau dengan cara memakai pipa yang berlubang-
lubang, merendam dalam bak air atau dengan cara lain yang dapat disetujui yang dapat
menjaga keseluruhan permukaan menjadi selalu terawat basah. Air yang digunakan untuk
perawatan harus memenuhi persyaratan untuk air yang dipakai untuk adukan.
d. Perbaikan Pasangan Batu Kali
Setelah pekerjaan pasangan batu selesai dikerjaan, maka jika pasangan batu keluar jalur atau
tidak mendatar dan/atau tidak sesuai dengan garis dan arah yang ditunjukan dalam gambar,
maka harus dibongkar dan diganti atas biaya Penyedia Jasa kecuali bila petugas teknik
memberi jaminan secara tertulis untuk menambal dan memperbaiki bagian yang rusak.
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
Pekerjaan Pemasangan Batu Kali 1 : 3 untuk Dinding Penahan
3. M³
Tanah/Turap
24
Item Pembayaran
No. Jenis Pekerjaan Satuan
5. Pemasangan 1 m2 Acian M2
Deskripsi Resiko
Identifikasi Jenis
No. Pengendalian Resiko
Uraian Pekerjaan Bahaya (Skenario Jenis Bahaya
Bahaya)
A. PEKERERJAAN PENDAHULUAN
1. Mobilisasi dan Kecelakaan akibat Lecet/Patah 'Pergunakan Alat Pelindung Diri
Demobilisasi operasional alat berat Tulang / Luka- ( APD ) seperti sarung tangan,
ditempat lokasi Luka masker, helmet, safety shoes.
pembersihan, Siapkan kotak P3K
tranportasi maupun di
lokasi pekerjaan
Terjadi kecelakaan lalu Patah Tulang/ '- Pergunakan Alat Pelindung
lintas dengan Luka/Meninggal Diri ( APD ) seperti sarung
pengguna jalan umum tangan, masker, helmet, safety
shoes. Siapkan kotak P3K
- Pengadaan rambu peringatan
bahaya dilokasi pekerjaan,
- Memahami peraturan lalu lintas
Tabrakan antar Kerusakan dan '- Pengadaan rambu peringatan
kendaraan saat keluar kecelakaan kerja bahaya dilokasi pekerjaan,
masuk pekerjaan - Memahami peraturan lalu lintas
Terpapar debu/asap Kerusakan dan '- Pergunakan Alat Pelindung
kendaraan terhirup kecelakaan kerja Diri ( APD ) seperti sarung
oleh pekerja tangan, masker, helmet, safety
shoes. Siapkan kotak P3K
25
B. PEKERERJAAN PERKERASAN JALAN
1. Pekerjaan Bekisting Cor Tangan Lecet Cidera / Luka- Penyuluhan tentang bahaya
Jalan Terkena Alat Tajam Luka kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
2. Pekerjaan Plastik Kedap Air Terpeleset Saat Cidera / Patah Penyuluhan tentang bahaya
Alas Cor Jalan Pemasangan Tulang / Luka- kecelakaan kerja sebelum
Terkena Alat Tajam Luka bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
3. Pek. Perkerasan Jalan Beton Terpeleset Cidera / Patah Pergunakan Alat Pelindung Diri
K - 175 ( Site Mix + Tertimpa Material Tulang / Luka - ( APD ) seperti sarung tangan,
Groving + Delatasi 2 cm ) Tangan Lecet Luka / Meninggal rompi keamanan, masker,
Terkena Percikan Terkena Percikan helmet, safety shoes. Siapkan
Campuran Beton Campuran Beton kotak P3K
Terjatuh Sewaktu Pergunakan Alat Pelindung Diri
Membawa ( APD ) seperti sarung tangan,
Campuran Beton rompi keamanan, masker,
helmet, safety shoes. Siapkan
kotak P3K
4. Pekerjaan Pemadatan Beton Terpeleset Cidera / Patah Pergunakan Alat Pelindung Diri
dengan Concrete Vibrator Tertimpa Material Tulang / Luka - ( APD ) seperti sarung tangan,
Tangan Lecet Luka / Meninggal rompi keamanan, masker,
Terkena Percikan Terkena Percikan helmet, safety shoes. Siapkan
Campuran Beton Campuran Beton kotak P3K
Pergunakan Alat Pelindung Diri
( APD ) seperti sarung tangan,
rompi keamanan, masker,
helmet, safety shoes. Siapkan
kotak P3K
5. Pekerjaan Curring Beton Terpeleset Cidera / Luka- Penyuluhan tentang bahaya
dengan menggunakan Luka kecelakaan kerja sebelum
karung goni bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja, menggunakan ADP
standar, menyusun instruksi
kerja, bekerja dengan hati-hati
26
3. Pekerjaan Pemasangan Batu Terkena Alat, Cidera/Luka-Luka Menggunakan alat pelindung diri
Kali Kaki tertimpa material (APD) standar sebelum bekerja,
bekerja dengan hati-hati,
Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja,
4. Pekerjaan Plesteran dan Terpeleset Cidera/Luka-Luka Menggunakan alat pelindung diri
Acian Tangan Lecet (APD) standar sebelum bekerja,
Terkena Percikan bekerja dengan hati-hati,
Campuran Beton Penyuluhan tentang bahaya
kecelakaan kerja sebelum
bekerja,
A. Analisa Biaya K3
Dalam Lampiran III PM PUPR No. 14 Tahun 2020 disebutkan, perkiraan biaya penerapan SMKK memuat:
a. Penyiapan RKK;
b. Sosialisasi, promosi, dan pelatihan;
c. Alat Pelindung Kerja dan Alat Pelindung Diri;
- Topi Pelindung (Safety Helmed)
- Sarung Tangan (Safety Gloves)
- Sepatu Keselamatan Kerja (Safety Shoes)
- Rompi Keselamatan (Safety Vest)
d. Asuransi dan perizinan;
e. Personel Keselamatan Konstruksi;
f. fasilitas sarana, prasarana, dan alat kesehatan;
- Peralatan P3K
g. Rambu-rambu yang diperlukan;
h. Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi, dan
i. Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian Risiko Keselamatan Konstruksi.
Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi sebagaimana dimaksud pada huruf h tidak
diharuskan bagi Pekerjaan Konstruksi dengan Risiko Keselamatan Konstruksi kecil.
Skala Konsekuensi
Keselamatan
Tingkat Keparahan
Lingkungan
Manusia (Pekerja
Peralatan Material
& Masyarakat)
5 Timbulnya fatality lebih Terdapat peralatan Material rusak dan Menimbulkan pencemaran udara/
dari 1 orang meninggal utama yang rusak perlu mendatangkan air/ tanah / suara yang
unia;atau Lebih dari 1 total lebih dari material baru yang mengakibatkan keluhan dari pihak
orang cacat tetap satu dan membutuhkan waktu masyarakat;atau
mengakibatkan lebih dari
pekerjaan berhenti 1 minggu dan Terjadi kerusakan lingkungan di
selama lebih dari mengakibatkan Taman Nasional yang berhubungan
1 minggu pekerjaan berhenti dengan flora dan fauna;atau
27
4 Timbulnya fatality 1 Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
dara/air/tanah
orang meninggal dunia; peralatan utama perlu mendatangkan
/suara namun tidak adanya keluhan
atau yang rusak total material baru yang
dari pihak masyarakat;atau
dan membutuhkan waktu
1 orang cacat tetap mengakibatkan 1 minggu dan
Terjadi kerusakan lingkungan yang
pekerjaan berhenti mengakibatkan
berhubungan dengan flora dan
selama 1 minggu pekerjaan berhenti
fauna;atau Rusaknya sebagian aset
masyarakat sekitar
Terjadi kerusakan sebagian akses
jalan masyarakat
3 Terdapat insiden yang Terdapat lebih dari Material rusak dan Menimbulkan pencemaran
mengakibatkan lebih dari
1 pekerja dengan satu peralatan yang perlu mendatangkan udara/ air/ tanah / suara yang
penanganan perawatan rusak dan material baru yang mempengaruhi lingkungan
medis rawat inap,
kehilangan waktu kerja memerlukan membutuhkan waktu kerja;atau
perbaikan dan lebih dari
mengakibatkan 1 minggu dan tidak Terjadi kerusakan lingkungan
mengakibatkan
pekerjaan berhenti yang berhubungan dengan
pekerjaan berhenti
selama kurang tumbuhan di lingkungan
dari tujuh hari kerja;atau
2 Terdapat insiden Terdapat satu Material rusak dan Menimbulkan pencemaran udara/
yangmengakibatkan peralatan yang perlu air/ tanah / suara yang
1 pekerja dengan mempengaruhi sebagian lingkungan
penanganan rusak, memerlukan mendatangkan kerja;atau
perawatan medis perbaikan dan material baru yang
rawat inap, mengakibatkan membutuhkan waktu
kehilangan waktu pekerjaan berhenti kurang dari 1
kerja selama lebih dari minggu, namun Terjadi kerusakan sebagian akses jalan
1 hari tidak di lingkungan kerja
mengakibatkan
pekerjaan berhenti
28
SPESIFIKASI TEKNIS
30
C. Penetapan Tingkat Risiko
Berdasarkan tabel diatas pekerjaan timbunan sirtu memiliki risiko 4 dan dapat disimpulkan Resiko yang
bisa terjadi Kecil.
1) Jika terjadi kecelakaan yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, maka Penyedia Jasa
diwajibkan segera mengambil segala tindakan guna kepentingan si korban atau para korban, serta
melaporkan kejadian tersebut kepada Instansi yang bersangkutan/berwenang dan mempertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2) Peti PPPK dengan isinya yang selalu lengkap, guna keperluan pertolongan pertama harus
selalu ada di tempat pekerjaan
D. Penerapan SMKK Penerapan Umum
Penerapan secara umum SMKK pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini, antara lain:
b) Apabila terjadi kecelakaan kerja, Penyedia Jasa wajib membuat laporan kecelakaan kerja kepada
PPK, paling lambat 1x24 jam.
c) Dokumentasi hasil pelaksanaan K2 dibuat oleh Penyedia Jasa dan dilaporkan kepada PPK
secara berkala, yang menjadi bagian dari pelaporan pelaksanaan pekerjaan.
d) Penyedia Jasa wajib melaksanakan perbaikan dan peningkatan kinerja sesuai hasil evaluasi K2,
dalam rangka menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan K2.
e) Penyedia Jasa bertanggung jawab atas terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja,
apabila tidak menyelenggarakan K2 sesuai dengan K2;
1. Penerapan pada Pekerja
Setiap pekerja diwajibkan melakukan hal-hal dibawah ini, untuk menunjang penerapan K2. Hal-
hal tersebut, antara lain:
a) Melaksanakan SMKK disetiap pekerjaan.
b) Memakai alat pelindung diri (APD), berupa:
- Pelindung kepala (helm);
- Pelindung kaki (safety shoes/boot);
- Rompi keselamatan
- Sarung tangan
2. Penerapan pada Lingkungan kerja
Penyedia Jasa berkewajiban terhadap K2 pada lingkungan kerja yang sedang berlangsung,
penerapan tersebut antara lain:
a) Melakukan safety talk setiap sebelum melakukan pekerjaan memberitahukan resiko yang
terjadi pada setiap pekerjaan yang dilakukan.
b) Memberikan pengawasan terhadap pekerja terkait penerapan K2 pada pekerjaan konstruksi;
1
c) Memberikan rambu-rambu peringatan dan peralatan keselamatan seperti safety line
terhadap bahaya yang timbul akibat pekerjaan tertentu;
8. PENUTUP
1. Penyedia Jasa dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan peralatan- peralatan
tambahan yang di perlukan, walaupun tidak digambar atau disebutkan dalam RKS ini, sehingga dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.
2. Jika masih ada pos-pos pekerjaan yang belum masuk/terlupakan menurut analisa konsultan perencana
dalam BQ (lampiran buku RKS), maka Penyedia Jasa berhak menambahkan atau merubahnya karena
BQ yang dibuat hanya sebagai acuan penelitian penawaran.
3. Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (as built
drawing) yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, Gambar-gambar ini sudah harus
diserahkan sebanyak 4 (empat) rangkap kepada Pemberi Tugas selambat-lambatnya pada saat Serah
Terima Kedua dan akan tercantum di dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.
4. Apabila ada hal-hal yang tercakup dalam dokumen lelang ini yang harus dikerjakan, dibuat dengan
ketentuan-ketentuan yang telah ada dan kelaziman-kelaziman pekerjaanyang nantinya akan diatur
dan dimuat dalam Berita Acara atau addendum pekerjaan, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari dokumen lelang ini.
5. Pada pekerjaan yang kurang sempurna berdasarkan pemeriksaan PPK/Tim Pendukung/Tim Teknis,
Penyedia harus memperbaiki ataupun mengulangi perkerjaan tersebut hingga memenuhi syarat. Biaya
perbaikan pengulangan pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia.
6. Ketika pekerjaan-pekerjaan menurut kontrak telah diselesaikan, Penyedia harus memindahkan semua
fasilitas alat kerja dan perlengkapan dari tempat kerjayang tidak menjadi bagian dari pekerjaan-
pekerjaan yang permanen. Tempat pekerjaan harus dibersihkan dari segala sampah, bahan-bahan yang
tidak digunakan dan fasilitas sementara harus ditinggalkan dalam keadaan rapi dan bersih yang dapat
diterima oleh PPK.
7. Apabila pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam uraian ini, yang tenyata pekerjaan tersebut harus
ada agar mendapatkan hasil akhir yang sempuma, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa atas perintah tertulis Pejabat Pembuat Komitmen.
8. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh Konsultan Pengawas dengan Penyedia Jasa dan bila diperlukan akan dibicarakan
bersama Konsultan Perencana dan mendapat persetujuan dari Pihak Proyek.
Dibuat Oleh
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
UPTD BMSSP
Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan
Holtikultura Provinsi Sumatera Barat