Kak Kunjungan Bumil Resti
Kak Kunjungan Bumil Resti
Kak Kunjungan Bumil Resti
Penanggung Jawab
Disiapkan : Diperiksa Disahkan
Pokja UKM Ketua Tim Akreditasi Kepala Puskesmas
Yulianawati, A. Md. Keb Angga Dwi Sulistiyo, SKM Eli Herlianti, S. Kep
NIP.. - NIP. 198910132011011001 NIP.197811082011012001
Jl. Damai 4 Saudara Dusun Air Petaling Desa Penagan Kec. Mendo Kab. Bangka
Telepon :081274423331 Email : pkmpenagan.bangka@gmail.com Kode Pos: 33173
A. Pendahuluan
Pogram pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih
diperioritaskan pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama
pada kelompok yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada
masa perinatal. Hal ini ditandai denagn tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Penggunaan buku KIA diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak serta gizi sehingga salah
satu tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat
tercapai.
Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa deteksi resiko tinggi oleh
masyarakat dan ibu yang mendapatkan penjelasan tanda bahaya masih belum optimal.
Sebagian besar penyebab kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh penyebab
langsung, dengan urutan tertinggi adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan,
infeksi, komplikasi nifas dan keguguran. Oleh karena itudeteksi dini resiko tinggi dan
pengenalan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas perlu diketahui dan
dipahami oleh masyarakat sehingga komplikasi kebidanan dapat dicegah.
Untuk meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat, kader
kesehatan merupakan orang yang paling dekat, paling mengerti dan memahami
budaya social masyarakat di wilayahnya.
Pogram pembangunan kesehatan di Indonesia dewasa ini masih diperioritaskan
pada upaya peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak, terutama pada kelompok
yang paling rentan kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan bayi pada masa perinatal.
Hal ini ditandai denagn tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB). Penggunaan buku KIA diharapkan dapat meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan ibu dan anak serta gizi sehingga salah satu tujuan pembangunan
kesehatan nasional yaitu penurunan AKI dan AKB dapat tercapai.
Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa deteksi resiko tinggi oleh
masyarakat dan ibu yang mendapatkan penjelasan tanda bahaya masih belum optimal.
Sebagian besar penyebab kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh penyebab
langsung, dengan urutan tertinggi adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan,
infeksi, komplikasi nifas dan keguguran. Oleh karena itudeteksi dini resiko tinggi dan
pengenalan tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas perlu diketahui dan
dipahami oleh masyarakat sehingga komplikasi kebidanan dapat dicegah.
Untuk meningkatkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat, kader
kesehatan merupakan orang yang paling dekat, paling mengerti dan memahami
budaya social masyarakat di wilayahnya.
B. Latar belakang
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia masih 228/100.000 kelahiran hidup. Angka ini
menurun dibandingkan hasil SDKI tahun 2002/2003 yaitu sebesar 307 per 100.000
kelahiran hidup, namun angka ini masih jauh dari target MDGs tahun 2015 yaitu
sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Angka Kematian Ibu (AKI) saat ini masih perlu kita upayakan penurunannya,
sehingga dalam waktu yang dekat ini kita semua harus bekerjasama agar target
MDGs 2015 bisa kita capai. Tugas ini bukan hanya menjadi kewajiban dari petugas-
petugas kesehatan saja, tapi menjadi tugas semua kompenen bangsaagar kita dapat
mempunyai ibu-ibu hamil yang melahirkan dengan selamat dan sehat baik ibu
maupun bayi yang dilahirkannya.
PKK sebagai suatu gerakan dari oleh dan untuk masyarakat dengan kader-
kadernya diharapkan dapat membantu dan sekaligus menjadi pilar keluarga dalam
upaya mencapai kesejahteraannya.
Untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ibu dan
anak tersebut, maka dapat dilakukan suatu penyuluhan kesehatan ibu dan anak.
Dewasa ini masih banyak penyuluhan yang dilakukan melalui konsultasi perorangan
atau kasus per kasus yang diberikan bidan atau petugas lain pada saat pemeriksaan
antenatal atau pada kegiatan posyandu. Namun demikian, kegiatan tersebut terkadang
tidak dapat dilaksanakan denagn optimalmengingat pengetahuan yang diperoleh ibu
hanya terbatas pada masalah kesehatan yang diaalami saat konsultasi tersebut.
Disamping itu petugas biasanya tidak mempunyai cukup waktu untuk dapat
memberikan penyuluhan secara perorangan.
C. Tujuan umum dan tujuan khusus
1. Tujuan umum :
Agar maternal dengan faktor resiko, resiko tinggi / komplikasi
dapat dilakukan penanganan sesuai standar oleh tenaga kesehatan kompeten
pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan
2. Tujuan khusus :
a. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu, komprehensif dan berkualitas,
termasuk konseling kesehatan gizi ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI
b. Menghilangkan”missed opportunity” pada ibu hamil dalam mendapatkan
pelayanan antenatal terpadu, komprehensif, dan berkualitas
c. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hami
dan neonatal
d. Melakukan intervensi terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil
neonatal sedini mungkin
e. Melakukan rujukan kasus ke faskes sesuai dengan sistem rujukan yang ada
F. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan
waktu Tempat Rincian kegiatan sasaran
1 Melaksanakan Januari- Rumah 3 Petugas x 4 desa Ibu hamil
kunjugan rumah untuk Desember pasien Penagan,Kota factor
pemantauan pada ibu kapur,Rukam,Air buluh Resiko
factor resiko dan x setiap bulan (Jika ada dan
Resiko Kasus) Resiko
tinggi/Komplikasi Tinggi di
wilayah
kerja
puskesmas
penagan
G. Biaya
BOK
H. Pencatatan, Pelaporan dan Dokumentasi
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi dilakukan melalui notulensi, dokumentasi dan
laporan kegiatan.
.