Pedoman Pelayanan Klinis

Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Unduh sebagai doc, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 20

PEDOMAN

PELAYANAN KLINIS

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TULUNGREJO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahNya, sehingga penyusunan Pedoman Pelayanan Pemeriksaan
Umum dan Kegawatdaruratan dapat diselesaikan dengan baik.

Puskesmas sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan


Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja, mempunyai posisi yang strategis dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, sehingga masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal.
Pedoman Pelayanan Pemeriksaan Umum ini memuat berbagai ketentuan
pokok yang selanjutnya dijabarkan dalam berbagai petunjuk teknis sehingga
diharapkan dapat menjadi acuan bagi semua pemangku kepentingan dalam
pelaksanaan Pelayanan Pemeriksaan Umum.
Dengan tersusunnya Pedoman Pelayanan Pemeriksaan Umum ini, kami
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini.

Kami sadari buku ini masih belum sempurna, oleh karenanya masukan dan
saran perbaikan sangat kami harapkan guna penyempurnaannya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya


kepada kita semua

Tulungrejo

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Puskesmas Tulungrejo terletak di Jl. Selat No. 45 desa Tulungrejo. Memiliki
wilayah kerja 3 desa yaitu Desa Tulungrejo, sumbergondo dan Bumiharjo.
Secara umum Puskesmas merupakan satuan organisasi yang memberikan
kewenangan kemandirian oleh dinas kesehatan untuk melaksanakan satuan
tugas operasional pembangunan di wilayah kerja. Menurut Permenkes 43 tahun
2019 tentang Puskesmas, disebutkan bahwasanya puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan
sehat.
Adapun fungsi puskesmas meliputi:
1. Penyelenggaraan UKM (upaya kesehatan masyarakat) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
2. Penyelenggaraan UKP (upaya kesehatan perorangan) tingkat pertama di
wilayah kerjanya
Selain dua fungsi, menyebutkan bahwa puskesmas juga dapat berfungsi
sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Puskesmas sebagai salah satu jenis fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama memiliki peranan penting dalam sistem kesehatan nasional, khususnya
subsistem upaya kesehatan; Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
nasional diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh,
berjenjang dan terpadu.

B. Tujuan Pedoman
Pedoman pelayanan klinis bertujuan untuk menjadi acuan bagi seluruh
aktifitas pelayanan klinis yang dilaksanakan di Puskesmas Tulungrejo, sehingga
pada akhirnya pelayanan klinis dapat meningkatkan kepuasan pelanggan yang
pada akhirnya dapat mendukung pencapaian standar pelayanan minimal (SPM).

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan klinis di Puskesmas Tulungrejo meliputi:
 Pendaftaran pasien
Sebelum mendapatkan pelayanan pemeriksaan atau konsultasi kesehatan,
pasien terlebih dahulu mendaftarkan diri di bagian pendafaran untuk dicatatkan
data sosialnya dan dibuatkan rekam mediknya. Selanjutnya pasien akan
diarahkan ke poli yang dituju.
 Pemeriksaan pasien
Pemeriksaan pasien dilakukan di poliklinik sesuai dengan keluhan dan kondisi
pasien. Pemeriksaan dilakukan di BP umum, BP gigi, KIA atau ruang
tindakan terbatas
 Pemeriksaan penunjang
Apabila dianggap perlu maka dokter yang memeriksa kondisi pasien dapat
merujuk pasien ke unit penunjang (laboratorium) untuk mendapatkan
pemeriksaan penunjang yang sesuai demi mendapatkan informasi lebih
lengkap mengenai kondisi pasien.
 Pelayanan kefarmasian
Apabila pasien sudah selesai diperiksa dan membutuhkan obat, maka pasien
akan diberi resep yang akan dibawa ke bagian farmasi untuk mendapatkan
obat sesuai dengan yang tertera dalam resep
 Konsultasi pasien
Pasien yang membutuhkan penjelasan mengenai kondisi kesehatan yang lebih
rinci akan dirujuk ke unit terkait, misalnya konsultasi Gizi, konsultasi Psikologi
ataupun konsultasi sanitasi.
D. Batasan Operasional
 Rawat jalan adalah pelayanan medis yang diberikan kepada pasien untuk
tujuan pengamatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi dan pelayanan
kesehatan lainnya tanpa mengharuskan rawat inap.
 pasien rawat jalan
Pasien puskesmas yang setelah mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai
dengan kondisinya dapat pulang ke rumah.
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan tambahan terhadap pemeriksaan kesehatan yang dilakukan
dokter untuk mendapatkan kepastian diagnosa dan ketepatan terapi terhadap
pasien.
 Konsultasi
Upaya memberikan pengertian dan pengetahuan kepada pasien mengenai hal
hal yang harus diketahui berhubungan dengan kondisi kesehatannya.

E. Landasan Hukum
1. Undang Undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Undang Undang No 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
3. Peraturan menteri Kesehatan No. 43 tahun 2019 tentang Puskesmas
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia pelayanan klinis


Berikut ini tenaga kesehatan pada pelayanan klinis yang ada di
Puskesmas Tulungrejo:
1. Tenaga medis.
Tenaga medis yang ada dipelayanan klinis adalah tenaga medis yang
bersertifikat dan berkompeten dibidangnya dalam arti sudah lulus dari
pendidikan kedokteran umum sebagai dokter umum atau lulus dari
pendidikan kedokteran gigi sebagai dokter gigi
2. Tenaga Perawat
Untuk menunjang pelayanan klinis di Puskesmas, harus didukung oleh
tenaga perawat yang memiliki ketrampilan, pendidikan, dan pelatihan
yang mendukung pelayan klinis
3. Tenaga Kesehatan Lain
Dalam hail ini tenaga kesehatan lain juga diperlukan dalam pelayanan
klinis, diantaranya ahli gizi, farmasi, analis kesehatan, dan pekarya
kesehatan yang terdidik dan terlatih (petugas administrasi)
B. Distribusi Ketenagaan.
Pengaturan dan penjadwalan penyelenggara pelayanan klinis dikoordinir oleh
kepla puskesmas bersama penanggung jawab UKP (upaya kesehatan
perorangan) dan koordinator tiap unit layanan klinis sesuai dengan
kesepakatan.
No. Profesi jumlah
1. Dokter umum 1
2. Perawat 9
3. Dokter gigi 1
4. Perawat gigi 1
5. Bidan 9
6. Ahli Gizi 1
7. Analis kesehatan 1
8. Asisten apoteker 1
9. Admin 3
10. Bidan (pemegang pandu ptm) 1
C. Jadwal Kegiatan
Melakukan pelayanan klinis setiap hari senin sampai sabtu. Jam buka loket
pelayanan yaitu:
 Senin-Kamis : 07.30-12.00 WIB
 Jum’at : 07.00-10.00 WIB
 Sabtu : 07.30-11.30 WIB
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. Denah Ruang
U
1 2

4 5 6 7

8
3

11

9 10 Ket:
1. Laboratorium
2. Ruang Komunikasi, Informasi , Dan Edukasi
3. Ruang Tunggu Pasien
4. Ruang Pemeriksaan Umum
12 5. Ruang Tindakan
6. Ruang Pemeriksaan Khusus
7. Toilet Pasien
8. Ruang Farmasi
9. Ruang Pendaftaran
10. Ruang Kesehatan Gigi Dan Mulut
11. Gudang Obat
12. ruang KIA, KB, Imuniasi

B. Standar Fasilitas
Ruang pemeriksaan umum didalamnya terdapat bed/tempat tidur
pasien. Bagian depan ruangan ini / di sisi pintu masuk terdapat meja
anamnesa pasien sekaligus pemeriksaan awal.
Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi
petugas. Selain itu ruangan ini memiliki seperangkat komputer
sebagai bagian dari sistem informasi puskesmas yang terhubung dengan
server untuk memasukkan data pasien pada sistem informasi puskesmas,
sedangkan ruang tindakan bersebelahan dengan ruang BP Umum.
Ruang tindakan didalamnya terdapat 2 bed/tempat tidur pasien, dilengkapi
dengan troli tindakan, lemari alat medis, dan beberapa alat elktronik penunjang
medis seperti, nebulizer, suction serta memiliki wastafel sebagai sarana cuci
tangan bagi petugas.
Ruang pemeriksaan khusus merupakan ruang yang tersedia untuk pelayan
pasien infeksius sesuai program P2P (Pencegahan dan pengendalian penyakit
menular), seperti HIV/AIDS, TB paru, kusta, DBD, atau penyakit bersumber
binatang serta pengamatan penyakit berpotensi KLB dengan kegiatan
surveilans /penyelidikan epidemiologi. Didalamnya terdapat bed/tempat tidur
pasien, terdapat meja anamnesa pasien sekaligus pemeriksaan awal.
Ruangan ini memiliki wastafel sebagai sarana cuci tangan bagi petugas. .
Ruang KIA terhubung langsung dengan ruang KB/Imunisasi, sisi depan
ruang KIA adalah ruang laktasi. Ketiganya saling terkait, sehingga
memudahkan pemberian pelayanan KIA, seperti pemeriksaan ibu hamil,
pelayanan KB, pemeriksaan calon pengantin serta pemberian imunisasi pada
balita. Ruangan KIA dilengkapi dengan meja administrasi, bed pemeriksaan,
bed ginekologi, wastafel, lemari peralatan dan perangkat komputer pendukung
sistem informasi puskesmas.
Ruang pelayanan Gigi dilengkapi peralatan yang sudah memadai seperti
dental unit, almari alat dan meja administrasi.
Ruang Komunikasi, Informasi, dan Edukasi ruang yang dikhususkan untuk
pelayanan konsultasi, seperti pelayanan gizi, pelayanan kesehatan lingkungan,
dan pelayanan bagi calon pengantin atau pelayan bagi pasien sehat yang
berkunjung ke puskesmas. sehingga memberikan privasi kepada pasien untuk
dapat berkonsultasi kepada petugas dengan nyaman. Ruang ini terdiri dari
meja kerja untuk konsultasi.
Ruang laboratorium dilengkapi dengan meja kerja, almari, wastafel dan
beberapa peralatan pemeriksaan laboratorium.
Ruang farmasi dilengkapi dengan almari obat, meja peracikan obat dan
ruang gudang obat terletak dilantai 2, dilengkapi dengan AC, rak-rak
penyimpanan obat, dan Lemari es.
Loket perdaftaran terhubung langsung dengan ruang Rekam Medis,
dilengkapi dengan meja administrasi, komputer sebagai penunjag dalam
pendaftaran pasien dan lemari dokumen.
Pandu PTM berlokasi didekat Loket Pendaftaran, dilengkapi dengan meja
kerja, timbagan dewasa, alat ukur tinggi badan.
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Ruang Pemeriksaan Umum


1. Petugas penanggung jawab.
Dokter Umum
a. Perangkat kerja
1) Tensimeter
2) Stetoskop
3) Termometer
4) Hammer
5) Senter
6) Timbangan
7) Pengukur tinggi badan
8) Timer
9) Lemari arsip
10) Meja kerja
11) Kursi
12) Buku register
2. Tatalaksana
a. Petugas melakukan pemanggilan pasien
b. Petugas melakukan anamnese untuk mengetahui keluhan dan kondisi
pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien, kemudian
mencatatannya direkam medis. Pasien dipersilahkan menuju meja
dokter.
c. Dokter/perawat melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan
mencatatkannya direkam medis. Bila dokter merasa pasien perlu
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, maka dokter akan membuat
surat rujukan baik internal atau eksternal dan memberikannya kepada
pasien. Bila tidak, maka pasien mendapatkan resep sesuai kondisi
penyakitnya.
B. Ruang Pemeriksaan Khusus
1. Petugas penanggung jawab.
Dokter Umum
a. Perangkat kerja
1) Tensimeter
2) Stetoskop
3) Termometer
4) Hammer
5) Senter
6) Timbangan
7) Pengukur tinggi badan
8) Timer
9) Lemari arsip
10) Meja kerja
11) Kursi
12) Buku register
2. Tatalaksana
a. Petugas melakukan pemanggilan pasien
b. Petugas melakukan anamnese untuk mengetahui keluhan dan kondisi
pasien lebih lanjut dan memeriksa tanda vital pasien, kemudian
mencatatannya direkam medis. Pasien dipersilahkan menuju meja
dokter.
c. Dokter/perawat melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan
mencatatkannya direkam medis. Bila dokter merasa pasien perlu
mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut, maka dokter akan membuat
surat rujukan baik internal atau eksternal dan memberikannya kepada
pasien. Bila tidak, maka pasien mendapatkan resep sesuai kondisi
penyakitnya.

C. Poli Gigi
1. Petugas penanggung jawab
a. Dokter gigi
b. Perawat gigi
2. Perangkat kerja
1. Dental unit
2. Tensimeter
3. Ultra sonic scaler
4. Light curing
5. Stetoskop
6. Pincet
7. Sonde
8. Kaca mulut
9. Exavator
10. Plastic instrumen
11. Spatel
12. Spatel plastik
13. Scaler manual
14. Gunting verban
15. Handle scalpel
16. Korentang
17. Tang molar atas kiri
18. Tang molar atas kanan
19. Tang pre molar atas
20. Tang radix atas belakang
21. Tang mahkota atas depan
22. Tang radix atas depan
23. Tang molar bawahTang pre molar bawah
2. Tatalaksana
a. Petugas melakukan pemanggilan pasien
b. Petugas melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda vital pasien
dan mencatatkannya direkam medis. Pasien disiapkan dikursi gigi
untuk diperiksa dokter.
c. Dokter memeriksa kondisi kesehatan mulut pasien dan
mencatatkannya direkaaammm medis. Bila pasien memerlukan
tindakan perawatan gigi, maka dokter gigi akan melakukan tindakan.
Bila tidak dan pasien membutuhkan obat, maka dokter akan
menuliskan resep untuk pengambilan obat di farmasi.
D. Poli KIA
1. Petugas penanggung jawab
a. Bidan
2. Perangkat kerja
a. Buku KIA
b. Tensimeter
c. Stetoskop
d. Termometer
e. Tinggi badan
f. Timbangan
g. Timer
h. Senter
3. Tatalaksana
a. Petugas memanggil pasien
b. Petugas akan melakukan anamnese dan pemeriksaan tanda
vital serta mencatatkannya direkam medis
c. Pasien dipersilahkan naik ke bed untuk dilakukan pemeriksaan. Hasil
pemeriksaan akan dicatat direkam medis.
d. Bila memerlukan pemeriksaan penunjang yang lain, pasien akan
dirujuk internal. Bila memerlukan imunisasi akan diberi imunisasi.
e. Bila sudah selesai diberikan penyuluhan sesuai dengan kebutuhan
f. Pasien bayi yang akan imunisasi akan diperiksa dulu apakah cukup
sehat untuk mendapatkan imunisasi hari ini
g. Bila kondisi bayi sehat, maka bayi akan diberi jenis imunisasi sesuai
jadwalnya. Untuk jenis imunisasi yang dapat menimbulkan demam,
kepada orang tuanbayi akan diberi resep pengambilan obat penurun
panas
E. Laboratorium
1. Petugas penanggung jawab
a. Analis kesehatan
2. Perangkat kerja
a. Centrifuge
b. Mikroskop
c. Alat pelindung diri
d. Hematologi analyzer
e. Rotator
f. Urinalisa analyzer
g. Nesco
h. UA Sure
i. Easytouch
j. Gluco DR
k. Spuit
3. Tatalaksana
a. Petugas memanggil pasien sesuai dengan nomor urutnya dan
menerima surat permintaan laboratorium yang dibawa dari perujuk.
b. Petugas menyiapkan peralatan dan bahan reagen yang sesuai dengan
pemeriksaan yang akan dilakukan.
c. Petugas menerima spesimen yang akan diperiksa, atau petugas
sendiri yang melakukan pengambilan spesimen dari pasien.
d. Petugas mempersilahkan pasien menunggu di luar sementara petugas
melakukan pmeriksaan terhadap spesimen.
e. Bila hasil pemeriksaan sudah keluar, petugas memanggil pasien dan
menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium untuk diserahkan ke unit
perujuk.
F. Farmasi
1. Petugas penanggung jawab
a. Asisten Apoteker
2. Perangkat kerja
a. Alat tulis
b. Blender obat
c. Lamnator
d. Plastik obat
e. Mesin puyer
f. Kertas puyer
g. Lemari obat
h. Palet
i. Label obat
j. Sendok obat
k. Copy resep
l. Rak obat
m. Komputer+printer
3. Tatalaksana
a. Pasien meletakkan lembar resep di keranjang yang telah disediakan
dan menunggu obat disiapkan
b. Petugas mengambil lembar resep dan membacanya untuk memastikan
resep dapat dibaca dengan jelas dan obat-obat yang tertulis di dalam
lembar resep tersedia
c. Apabila ada keraguan atau kekurang jelasan, maka petugas akan
menanyakan kepada petugas yang menulis resep
d. Petugas kemudian menyiapkan obat yang tertera di resep dan
memasukkannya ke dalam bungkus plastik, menuliskan informasi
penggunaan obat di bungkusnya dan kemudian menyerahkannya
kepada pasien
e. Sambil menyerahkan obat, petugas juga menyampaikan informasi
yang perlu diketahui pasien atau keluarganya sehubungan dengan
penggunaan obat.
BAB V
LOGISTIK

Untuk menunjang terselenggaranya pelayanan klinis yang bermutu, maka


perlu didukung oleh penyediaan logistik yang memadai dan optimal, melalui
perencanaan yang baik dan berdasarkan kebutuhan masyarakat dan usulan
pemegang program yang sudah berdasarkan hasil pemetaan masalah.
Ketersediaan logistik harus dijamin kecukupannya dan pemeliharaan yang sudah
dianggarkan dan dijadwalkan. Pengadaan alat dan bahan dalam pelaksanaan
upaya klinis Puskesmas diselenggarakan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
BAB VI
KESELAMATAN pasien

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh


masyarakat maka tuntutan pengelolaan program keselamatan kerja di puskesmas
semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas,
pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar puskesmas ingin
mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik
sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi
saran dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar.
Keselamatan kerja dilaksanakan dengan memperhatikan lingkungan kerja
yang nyaman dan aman serta fasilitas kerja yang aman. Lingkungan kerja yang
dimaksud yaitu suhu ruangan, kelembaban, ventilasi dan pencahayaan. Fasilitas
kerja yang dimaksud adalah perabot seperti rak atau lemari penyimpanan, meja,
kursi dan alat tulis serta peralatan komputer dan listrik.
Dalam meningkatkan Keselamatan pasien yang dapat dilaksanakan
dengan:
1. Identifikasi pasien secara benar
2. Meningkatkan komunikasi efektif
3. Meningkatkan keselamatan penggunaan obat yang perlu diwaspadai (high
alert)
4. Kepastian ketepatan: tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko cedera akibat pasien jatuh
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Dengan meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan oleh


masyarakat maka tuntutan pengelolaan program keselamatan kerja di puskesmas
semakin tinggi, karena Sumber Daya Manusia (SDM) puskesmas,
pengunjung/pengantar pasien, pasien dan masyarakat sekitar puskesmas ingin
mendapatkan perlindungan dari gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja, baik
sebagai dampak proses kegiatan pemberian pelayanan maupun karena kondisi
saran dan prasarana yang ada di puskesmas yang tidak memenuhi standar.
Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya.
Salah satunya adalah melalui upaya kesehatan kerja disamping
keselamatan kerja. Puskesmas harus menjamin kesehatan dan keselamatan baik
terhadap pasien, penyediaan layanan atau pekerja maupun masyarakat sekitar
dari berbagai potensi bahaya di puskesmas.
Program keselamatan kerja di puskesmas merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan mutu pelayanan puskesmas, khususnya dalam hal
kesehatan dan keselamatan bagi SDM puskesmas, pasien,
pengunjung/pengantar pasien, masyarakat sekitar.
1. Tujuan umum
Terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
puskesmas, aman dan sehat bagi pasien, pengunjung/pengantar pasien,
masyarakat dan lingkungan sekitar sehingga proses pelayanan puskesmas
berjalan baik dan lancar.
2. Tujuan Khusus
a. Terlindunginya pekerja dan mencegah terjadinya PAK (Penyakit Akibat
Kerja) dan KAK (Kecelakaan Akibat Kerja).
b. Peningkatan mutu, citra dan produktivitas puskesmas.
Alat Keselamatan Kerja
1. Pemadam kebakaran (hidrant)
2. Jas
3. Peralatan pembersih
4. Obat-obatan
5. Kapas

6. Plaster pembalut
Aturan umum dalam tata tertib keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Mengenali semua jenis peralatan keselamatan kerja dan letaknya
untuk memudahkan pertolongan saat terjadi kecelakaan kerja,
2. Pakailah jas (dokter, dokter gigi, analis) saat bekerja,
3. Harus mengetahui cara pemakaian alat darurat seperti pemadam
kebakaran, eye shower, respirator, dan alat keselamatan kerja yang
lainnya.
4. Buanglah sampah pada tempatnya,
5. Lakukan latihan keselamatan kerja secara periodik,
6. Dilarang merokok.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu (quality control) dalam manajemen mutu merupakan suatu


sistem kegiatan teknis yang bersifat rutin yang dirancang untuk mengukur dan
menilai mutu produk atau jasa yang diberikan kepada pelanggan. Pengendalian
mutu pada pelayanan klinis diperlukan agar produk layanan klinis terjaga
kualitasnya sehingga memuaskan masyarakat sebagai pelanggan.
Ishikawa (1995) menyatakan bahwa pengendalian mutu adalah pelaksanaan
langkah-langkah yang telah direncanakan secara terkendali agar semuanya
berlangsung sebagaimana mestinya, sehingga mutu produk yang direncanakan
dapat tercapai dan terjamin. Dalam pengertian Ishikawa tersirat pula bahwa
pengendalian mutu itu dilakukan dengan orientasi pada kepuasan konsumen.
Dalam bahasa layanan kesehatan keseluruhan proses yang diselenggarakan oleh
puskesmas ditujukan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat sebagai konsumen.
BAB IX
PENUTUP

Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan


kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/ kota.
Sedangkan Puskesmas bertanggungjawab merupakan sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya. Tujuan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh Puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan nasional. Yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Anda mungkin juga menyukai