Psikologi Perkembangan Right

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi


Perkembangan

Dosen Pengampu: Putri Oktavia, M.Pd

Disusun Oleh :

1. HELLEN DEVENTASARI 222711020084

FAKULTAS TARBIYAH
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
UNIVERSITAS ISLAM AN NUR LAMPUNG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah mata kuliah Kewarganegaraan yang berjudul “ PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Tersusunnya makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah
memberikan bantuan secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis
sehingga makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat
agar makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah
ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjut.

Bauh G.S,15 september 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang....................................................................................1


1.2 Rumusan Makalah..............................................................................2
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Psikologi Pengembangan..................................................3


2.2 Pengertian hakikat perkembangan dan pertumbuhan.........................4
2.3 Manfaat psikologi perkembangan bagi peserta didik.........................6
2.4 Fase-fase perkembangan.....................................................................8
2.5 Faktor-faktor perkembangan..............................................................12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.........................................................................................15
3.2 Saran...................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat menghadapi dan membelajarkan peserta didik dengan
berbagai latar belakang, corak kepribadian, dan tingkat perkembangan yang
beragam tersebut, maka guru perlu mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki
peserta didik, motivasinya, latar belakang akademis, sosial- ekonominya, dan
sebagainya. Kesiapan guru mengenal karakteristik peserta didik dalam
pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi
indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran (Syaiful Sagala, 2000).
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu
psikologi teoi'etis dan psikologi terapan. Psikologi teoretis dapat pula dibedakan
atas dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru
yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi.
Perkembangan itu bergerak secara berangsur- angsur tetapi pasti, melalui suatu
bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian bertambah maju,
mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Pertumbuhan (growth) sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang
lazim digunakan dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis.
C.P. Chaplin (2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu pertambahan atau
kenaikan dalam ukuran dari bagian-bagian tubuh atau dari organisme sebagai
suatu keseluruhan. Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk
pada perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang
atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size)
sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.

1
1.2 Rumusan Makalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Psikolgi Perkembangan ?
2. Apakah Pengertian Hakikat Perkembangan dan Pertumbuhan ?
3. Apa saja Manfaat Psikologi Perkembangan Bagi Peserta Didik?
4. Bagaimanakah Fase-fase Perkembangan?
5. Apa Saja Faktor-faktor Perkembangan?

1.3 Tujuan Makalah


Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan pengertian Psikologi Perkembangan.
2. Mendeskripsikan Pengertian Hakikat Perkembangan dan Pertumbuhan.
3. Mendeskripsikan Manfaat Psikologi Perkembangan Bagi Peserta Didik.
4. Mendeskripsikan Fase-fase Perkembangan.
5. Mendeskripsikan Faktor-faktor Perkembangan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Psikologi Pengembangan


Psikologi menempatkan manusia sebagai objek kajiannya. Manusia sendiri
adalah makhluk individual sekaligus makhluk sosial. Menyadari posisi
manusia yang demikian, maka secara lebih jelas yang menjadi objek kajian
psikologi modem adalah manusia serta aktivitas-aktivitas mentalnya dalam
interaksi dengan lingkungannya. Interaksi manusia dengan lingkungannya
mencakup wilayah yang sangat luas dan beragam. Sesuai dengan keragaman
wilayah interaksi manusia dengan lingkungannya itu, maka muncullah
cabang-cabang psikologi.
Secara umum, psikologi dapat dibedakan menjadi dua cabang, yaitu
psikologi teoi'etis dan psikologi terapan. Psikologi teoretis dapat pula
dibedakan atas dua bagian, yaitu psikologi umum dan psikologi khusus.
Psikologi umum adalah psikologi teoretis yang mempelajari aktivitas-aktivitas
mental manusia yang bersifat umum dalam rangka mencari dalil-dalil umum
dan teori-teori psikologi. Sedangkan psikologi khusus adalah psikologi
teoretis yang menyelidiki segi-segi khusus aktivitas mental manusia.
Psikologi khusus ini terdiri dari:
a. Psikologi perkembangan, mengkaji perkembangan tingkah laku dan
aktivitas mental manusia sepanjang rentang kehidupannya, mulai dari
masa konsepsi hingga meninggal dunia.
b. Psikologi sosial, mengkaji aktivitas mental manusia dalam kaitannya
dengan situasi sosial.
c. Psikologi kepribadian, mengkaji struktur kepribadian manusia sebagai
satu kesatuan utuh.
d. Psikologi abnormal, mengkaji aktivitas mental individu yang tergolong
abnormal.
e. Psikologi diferensial, menguraikan tentang perbedaaanperbedaan
antarindividu.

3
2.2 Pengertian Hakikat Perkembangan dan Pertumbuhan
2.2.1 Hakikat Perkembangan
Istilah "perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah
konsep yang cukup kompleks. Di dalamnya terkandung Ibanyak dimensi.
Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar perkembangan, perlu
dipahami beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, di antaranya:
pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Secara sederhana, Seifert & Hoffnung (1994) mendefinisikan
perkembangan sebagai “long-term changes in a persons growth, feelings,
patterns of thinking, social relationships, and motor skills.’’ Sementara itu,
Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai:
a. perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati,
b. pertumbuhan,
c. perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian
jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional,
d. kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku
yang tidak dipelajari.
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas
menunjuk pada keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki
individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciriciri yang baru.
Di dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang diawali dari
saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.”
Menurut F.J. Monks, dkk., (2001), pengertian perkembangan menunjuk
pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat
diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap
dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai
“proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada
tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pemasakan, dan
belajar.”
Santrock (1996), menjelaskan pengertian perkembangan sebagai berikut:
Development is the pattern of change that begins at conception and continues
through the life span. Most development involves growth, although it includes

4
decay (as in death and dying). The pattern of movement is complex because it
is product of several processes - biological, cognitive, and socioemotional.”
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru
yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih
tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur- angsur tetapi pasti,
melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya, yang kian hari kian
bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir dengan kematian.
Suatu kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di atas
adalah bahwa pengembangan tidak terbatas pada pemahaman dalam
pertumbuhan konstan, tetapi juga di dalamnya melibatkan serangkaian
perubahan yang terjadi terus menerus dan sangat penting untuk fungsi fisik
dan mental milik individu sampai jatuh tempo pertumbuhan, kedewasaan dan
belajar.
2.2.2 Hakikat Pertumbuhan
Dalam konsep perkembangan juga terkandung pertumbuhan. Pertumbuhan
(growth) sendiri sebenarnya merupakan sebuah istilah yang lazim digunakan
dalam biologi, sehingga pengertiannya lebih bersifat biologis. C.P. Chaplin
(2002), mengartikan pertumbuhan sebagai: satu pertambahan atau kenaikan
dalam ukuran dari bagianbagian tubuh atau dari organisme sebagai suatu
keseluruhan.
Menurut A.E. Sinolungan, (1997), pertumbuhan menunjuk pada
perubahan kuantitatif, yaitu yang dapat dihitung atau diukur, seperti panjang
atau berat tubuh. Sedangkan Ahmad Thonthowi (1993), mengartikan
pertumbuhan sebagai perubahan jasad yang meningkat dalam ukuran (size)
sebagai akibat dari adanya perbanyakan (multiplication) sel-sel.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dipahami istilah itu Pertumbuhan
dalam konteks perkembangan mengacu pada perubahan yang bersifat
kuantitatif, yaitu pertambahan ukuran dan fisik, seperti pertumbuhan tubuh,
kaki, kepala, jantung, paru-paru dll. Artinya, tidak akurat Misalnya, ketika kita
mengatakan pertumbuhan memori, pertumbuhan Pemikiran, pertumbuhan
kecerdasan dll adalah penyebabnya Semua ini adalah perubahan dalam fungsi
mental. Jadi Juga salah membicarakan peningkatan kemampuan
berjalan. menulis pertumbuhan, pertumbuhan sensorik dan sebagainya, karena
mereka semua adalah perkembangan fungsional secara fisik.

5
Dengan demikian, istilah “pertumbuhan" lebih cenderung menunjuk pada
kemajuan fisik atau pertumbuhan tubuh yang melaju sampai pada suatu titik
optimum dan kemudian menurun menuju pada keruntuhannya. Sedangkan
istilah “perkembangan” lebih menunjuk pada kemajuan mental atau
perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat. Perkembangan
rohani tidak terhambat walaupun keadaan jasmani sudah sampai pada puncak
pertumbuhannya.
Meskipun terdapat perbedaan penekanan dari kedua istilah tersebut, tetapi
dalam literatur psikologi perkembangan istilah “pertumbuhan” digunakan
dalam pengertian yang sama dengan perkembangan. Bahkan menurut
Witherington (1986), “pertumbuhan dalam pengertiannya yang luas meliputi
perkembangan.”

2.3 Manfaat Psikologi Perkembangan Bagi Peserta Didik


Psikologi perkembangan peserta didik adalah sebuah disiplin ilmu yang
secara khusus mempelajari tentang perkembangan tingkah peserta didik dalam
interaksinya dengan lingkungan. Oleh sebab itu, banyak manfaat yang akan
diperoleh guru atau calon guru dalam mempelajari perkembangan peserta
didik ini, di antaranya:
a) Dengan pengetahuan tentang perkembangan peserta didik, seorang
guru akan dapat memberikan harapan yang realistis terhadap anak dan
remaja. Ini adalah penting, karena jika terlalu banyak yang diharapkan
pada anak usia tertentu, anak mungkin akan mengembangkan perasaan
tidak mampu jika ia tidak mencapai standar yang ditetapkan orangtua
atau guru. Sebaliknya, jika terlalu sedikit yang diharapkan dari mereka,
mereka akan kehilangan rangsangan untuk lebih mengembangkan
kemampuannya. Di samping itu, ia juga akan merasa tidak senang
terhadap orang yang menilai rendah kemampuan mereka. Dari
psikologi perkembangan kita akan mengetahui pada usia berapa anak
mulai berbicara dan kapan anak sekolah mulai mampu berpikir
abstrak. Meskipun psikologi perkembangan hanya memberikan
gambaran umum tentang perkembangan anak, Tetapi bagaimanapun
pengetahuan ini akan sangat membantu kita mengetahui apa yang
diharapkan dari kekhasan masing-masing anak secara pribadi.

6
b) Pengetahuan tentang perkembangan dapat membantu kita dalam
memberikan respons yang tepat terhadap perilaku tertentu seorang
anak. Psikologi perkembangan dapat membantu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang berkaitan dengan arti dan sumber pola berpikir,
perasaan, dan tingkah laku anak.
c) Pengetahuan tentang perkembangan peserta didik dapat membantu
guru mengenali kapan perkembangan normal yang sesungguhnya
dimulai. Dengan pengetahuan tentang perkembangan normal ini, guru
bisa menyusun pedoman dalam bentuk skala tinggi-berat, skala usia-
berat, skala usia-mental, dan skala perkembangan sosial atau
emosional. Karena pola perkembangan untuk semua anak normal
hampir sama, ada kemungkinan untuk mengevaluasi setiap anak
menurut norma usia anak tersebut. Jika perkembangan itu khas, berarti
anak itu menyesuaikan diri secara normal terhadap harapan
masyarakat. Sebaliknya, jika terdapat penyimpangan dari pola yang
normal, hal ini dapat dianggap sebagai tanda bahaya adanya
penyesuaian kepribadian, emosional atau sosial yang buruk. Kemudian
dapat diambil langkah-langkah tertentu untuk menemukan penyebab
penyimpangan ini dan menyembuhkannya.
d) Dengan mengetahui pola normal perkembangan, memungkinkan para
guru untuk sebelumnya mempersiapkan anak menghadapi perubahan
yang akan terjadi pada tubuh, perhatian dan perilakunya. kepandaian
berjalan dapat dikuasai. Tidak adanya kesempatan dan dorongan akan
menghambat perkembangan yang normal.
e) Studi perkembangan dapat membantu kita memahami diri sendiri.
Melalui psikologi perkembangan kita akan mendapatkan wawasan dan
pemahaman perjalanan hidup kita sendiri (sebagai bayi, anak, remaja,
atau dewasa), seperti bagaimana hidup kita kelak ketika kita
bertumbuh sepanjang tahun-tahun dewasa (sebagai orang dewasa
tengah baya, sebagai orang dewasa tua). Singkatnya, mempelajari
psikologi perkembangan akan memberikan banyak informasi tentang
siapa kita, bagaimana kita dapat seperti ini, dan ke mana masa depan
akan membawa kita.

7
Psikologi perkembangan siswa memungkinkan guru untuk
memberikan bantuan dan pelatihan yang tepat sesuai dengan pola dan
tingkat perkembangan anak. Selain itu, pengetahuan mahasiswa tentang
psikologi perkembangan dapat meningkatkan kesadaran diri mereka
sampai pada titik yang dapat mereka lakukan. Jalankan tugas
pengembangan dengan benar.
2.4 Fase-fase Perkembangan
Fase perkembangan maksudnya adalah penahapan atau periodesasi rentang
kehidupan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri atau pola-pola tingkah laku
tertentu. Meskipun masing-masing anak mempunyai masa perkembangan
yang berlainan satu sama lain, apabila dipandang secara umum, ternyata
terdapat tanda-tanda atau ciri-ciri perkembangan yang hampir sama antara
anak yang satu dengan lainnya. Atas dasar kesamaan-kesamaan dalam suatu
periode inilah maka para ahli mengadakan fase-fase perkembangan anak.
Dengan adanya pembagian fase-fase ini tidak berarti bahwa antara fase yang
satu terpisah secara deskrit dengan fase yang lain, akan tetapi hanya sekadar
untuk memudahkan pemahaman dan pembahasan mengenai perkembangan
anak-anak.

Berdasarkan hasil-hasil penelitian para ahli terlihat bahwa dasar yang


digunakan untuk mengadakan periodesasi perkembangan anak ternyata
berbeda-beda satu sama lain.

Secara garis besarnya terdapat empat dasar pembagian fase-fase


perkembangan ini, yaitu:

a) Fase perkembangan berdasarkan ciri-ciri biologis,


b) konsep didaktis,
c) ciri- ciri psikologis, dan
d) konsep tugas perkembangan.

Berikut akan dikemukakan pendapat beberapa ahli tentang keempat


dasar pembagian fase perkembangan tersebut. Kemudian, sebagai bahan
perbandingan akan dikemukakan fase-fase perkembangan menurut konsep
Islam.

8
2.4.1 Fase Perkembangan Berdasarkan Konsep Didaktif
Dasar yang digunakan untuk menentukan pembagian fase-fase
perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada
masa-masa tertentu.
Ciri-ciri psikologis yang digunakan Oswald Kroch, yang
dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah pengalaman
keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat
"keras kepala”. Atas dasar ini, ia membagi fase perkembangan menjadi
tiga, yaitu:
1) Fase anak awal: umur 0-3 tahun. Pada akhir fase ini teijadi trotz
pertama, yang ditandai dengan anak serbamembantah atau
menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya
kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan, sehingga ia
ingin menguji kemauannya itu.
2) Fase keserasian sekolah: umur 3-13 tahun. Pada akhir masa ini
timbul sifat trotz kedua, di mana anak mulai serba membantah
lagi, suka menentang kepada orang lain, terutama terhadap
orangtuanya. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang
biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat berpikir yang
dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang
dianggapnya benar dan sebagainya, tetapi yang dirasakan
sebagai keguncangan.
3) Fase kematangan: umur 13-21 tahun, yaitu mulai setelah
berakhirnya gejala-gejala trotz kedua. Anak mulai menyadari
kekurangan-kekurangan dan kelebihankelebihannya, yang
dihadapi dengan sikap yang sewajarnya. Ia mulai dapat
menghargai pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi
terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang
lain pun mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang
merupakan masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian
menuju kemantapan

Periodesasi Perkembangan Menurut Konsep Islam Memperhatikan


ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis Rasulullah Saw. yang menjadi dasar

9
utama pemikiran Islam, periodesasi perkembangan individu secara garis
besarnya dapat dibedakan atas tiga fase, yaitu:

a) Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum


masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini
wujud manusia belum berbentuk, tetapi perlu dikemukakan
bahwa hal ini berkaitan dengan “bibit” manusia, yang akan
mempengaruhi kualitas generasi yang akan dilahirkan kelak.
b) Periode pra-natal, yaitu periode perkembangan manusia yang
dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa
kelahiran.
Periode ini dibagi atas empat fase, yaitu:
a. Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai usia
40 hari dalam kandungan;
b. Fase ‘alaqah (emrio) selama 40 hari;
c. Fase mudhghah (janin) selama 4 hari, dan
d. Fase peniupan ruh ke dalam jasad janin dalam kandungan
setelah genap berusia 4 bulan.
c) Periode kelahiran sampai meninggal dunia, yang terdiri atas
beberapa fase, yaitu:
a. Fase neo-natus, mulai dari kelahiran sampai kira-kira
minggu keempat
b. Fase al-thifl (kanak-kanak), mulai dari usia 1 bulan sampai
usia sekitar 7 tahun
c. Fase tamyiz, yaitu fase di mana anak mulai mampu
membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan
yang salah. Fase ini dimulai sekitar usia 7 sampai 12 atau
13 tahun.
d. Fase baligh, yaitu fase di mana usia anak telah mencapai
usia muda, yang ditandai dengan mimpi bagi laki-laki dan
haid bagi perempuan. Pada masa ini, anak telah memiliki
kesadaran penuh akan dirinya, sehingga ia diberi beban
taklif (tanggung jawab). Fase ini disebut juga dengan fase
‘aqil (fase tingkah laku intelektuil seseorang mencapai
kondisi puncak, sehingga mampu membedakan perilaku

10
yang benar dan salah, baik dan buruk). Fase ini dimulai usia
sekitar 15 sampai 40 tahun.
e. Fase kearifan dan kebijakan, yaitu fase di mana seseorang
telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan
emosional, moral, spiritual dan agama secara mendalam.
Fase ini disebut juga fase auliya' wa anbiya’, yaitu fase di
mana perilaku manusia dituntut seperti perilaku yang
diperankan oleh Nabi Allah. Fase ini dimulai usia 40 tahun
sampai meninggal dunia.
f. Fase kematian, yaitu fase di mana nyawa telah hilang dari
jasad manusia. Hilangnya nyawa menunjukkan pisahnya
ruh dan jasad manusia, yang merupakan akhir dari
kehidupan dunia. Fase kematian ini diawali dengan adanya
naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat
2.5 Faktor-faktor Perkembangan
Secara garis besarnya, faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas tiga
faktor, yaitu 1) faktor yang berasal dari dalam diri individu, 2) faktor yang
berasal dari luar diri individu, dan 3) faktor-faktor umum. Untuk lebih
jelasnya ketiga faktor tersebut berikut akan penulis uraikan.
1) Faktor-faktor yang Berasal Dari Dalam Diri Individu
Semenjak dari dalam kandungan, janin tumbuh menjadi besar dengan
sendirinya, dengan kodrat-kodrat yang dikandungnya sendiri. Di antara
faktor-faktor di dalam diri yang sangat berpengaruh terhadap
perkembangan individu adalah:
a) Bakat atau pembawaan.
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini
dapat diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit
kemungkinan yang terkandung dalam diri anak. Setiap individu
memiliki bermacam-macam bakat sebagai pembawaannya, seperti
bakat musik, seni, agama, akal yang tajam dan sebagainya.
b) Sifat-sifat keturunan
Sifat-sifat keturunan yang individu dipusakai dari orangtua atau
nenek moyang dapat berupa fisik dan mental. Mengenai fisik
misalnya bentuk muka (hidung), bentuk badan, suatu penyakit.

11
Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, sifat pemarah,
pendiam, dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa
sifatsifat keturunan ikut menentukan perkembangan seseorang.
c) Dorongan dan instink
Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia
melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan
instink atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang
menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara
melaksanakan dorongan batin. Dengan perkataan lain, instink
adalah suatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang
menyampaikan pada tujuan tanpa didahului dengan latihan.
Kemampuan instink ini pun merupakan pembawaan sejak lahir,
yang dalam psikologi kemampuan instink ini termasuk kapabilitas,
yaitu kemampuan berbuat sesuatu dengan tanpa melalui belajar.
2) Faktor-faktor yang Berasal Dari Luar Diri Individu
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa perkembangan itu didorong dari
dalam, dan dorongan itu dapat melaju atau terhambat oleh faktor-
faktor yang berada di luar dirinya. Di antara faktor-faktor luar yang
mempengaruhi perkembangan individu adalah:
a) Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan individu. Hal ini terutama pada tahun-tahun
pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang
sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu.
Oleh sebab itu dalam rangka perkembangan dan pertumbuhan anak
menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan makanan, tidak saja
dari segi kuantitas (jumlah) makanan yang dimakan, melainkan
juga dari segi kualitas (mutu) makanan itu sendiri. Makanan yang
banyak hanya akan mengenyangkan perut, tetapi gizi yang cukup
akan dapat menjamin pertumbuhan yang sempurna.
Akan tetapi, apabila ditinjau dari perspektif agama (Islam),
makanan yang mengandung gizi saja belum cukup bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus
disempurnakan dengan tingkat kehalalan dan kebersihan dari

12
makanan itu sendiri, sebagaimana firman Allah: "Dan makanlah
makanan yang halal lagi baik dari apa yang telah direzekikan
kepadamu ... (QS. Al-Maidah: 88).”
b) Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga
mempengaruhi perkembangan seseorang. Misalnya latar belakang
budaya desa, keadaan jiwanya masih mumi, masih yakin akan
kebesaran dan kekuasaan Tuhan, akan terlihat lebih tenang, karena
jiwanya masih berada dalam lingkungan kultur, kebudayaan
bangsa sendiri yang mengandung petunjuk-petunjuk dan falsafah
yang diramu dari pandangan hidup keagamaan.
c) Ekonomi
Latar belakang ekonomi juga berpengaruh terhadap perkembangan
anak. Orangtua yang ekonominya lemah, yang tidak sanggup
memenuhi kebutuhan pokok anak-anaknya dengan baik, sering
kurang memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak-
anaknya. Mereka menderita kekurangan-kekurangan secara
ekonomis, sehingga menghambat pertumbuhan jasmani dan
perkembangan jiwa anak-anaknya.

13
BAB III

PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa psikologi dapat
dibedakan menjadi dua cabang, yaitu psikologi teoi'etis dan psikologi terapan.
Psikologi teoretis dapat pula dibedakan atas dua bagian, yaitu psikologi
umum dan psikologi khusus. Psikologi umum adalah psikologi teoretis yang
mempelajari aktivitas-aktivitas mental manusia yang bersifat umum dalam
rangka mencari dalil-dalil umum dan teori-teori psikologi.
Adapun Istilah "perkembangan” (development) dalam psikologi
merupakan sebuah konsep yang cukup kompleks. Di dalamnya terkandung
Ibanyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat memahami konsep dasar
perkembangan, perlu dipahami beberapa konsep lain yang terkandung di
dalamnya, di antaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.

1.2 Saran
Setelah diuraikan makalah diatas dengan pembahasan materi psikologi
perkembangan diharapkan dapat menambah wawasan pembaca dan dapat
memahami pembahasan di atas, sehingga kedepannya bisa menjadi sumber daya
manusia yang mampu mengaplikasikan materi ini dalam kehidupan sehari-hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

A.E., Sinolungan, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Gunung.


Agung, 1997

Chaplin, JP. Kamus Lengkap Psikologi.2002. Jakarta: Rajawali Pers. Cox, Tom,
1978. Stres. London: Mac Milan Press, ltd. Gulo, W

Elvi Yuliani Rochmah, 2005, Psikologi Perkembangan, (Jogjakarta )

F.J.Monks, Psikologi Perkembangan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta,


1984, hal. 2

Sagala, Syaiful. 2000. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta.


Siagian

Santrock, J.W., (1998), Adolescence, Boston: McGraw-Hill. , (2004), Educational


Psychology, New York: McGraw-Hill Company, Inc.

Seifert, K.L. & Hoffnung, R.J., Child and Adolescent Development, Boston:
Houghton Mifflin Company, 1994.

Thontowi, Ahmad. (1993). Psikologi Pendidikan. Bandung: Angkasa. Walgito,


Bimo.

15

Anda mungkin juga menyukai