0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan44 halaman

Standar Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi (Ppi) : Dr. Dini Handayani, Mars, Fisqua, Fipc

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 44

STANDAR

PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN
INFEKSI
( PPI )
dr. Dini Handayani, MARS, FISQua, FIPC
Curriculum Vitae
RIWAYAT PENDIDIKAN

• Medical Doctor ; FKUI


• S2 Magister Administrasi RS ; FKM UI
• Fellow ISQua
• Member of ACHE ( American College
of Healthcare Society)
• Fellow Palliative Care Medicine

OTHER ACTIVITIES
International Surveyor for Joint
Commission International ( JCI )

Kompartemen IMRS PERSI Pusat

Anggota Komite Nasional Keselamatan


Pasien, Kemenkes RI

Anggota Tim Binwas LIPA Kemenkes RI

Dosen Tamu dan Penguji Tesis S2 MARS


FKM UI
2
STANDAR
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ( PPI )

❑ Terdiri dari 13 standar


❑ Total 62 elemen penilaian (EP)
❑ Program PPI dapat berbeda dari satu rumah sakit ke rumah sakit
yang lain, tergantung pada kegiatan dan pelayanan klinis rumah
sakit, populasi pasien yang dilayani, lokasi geografis, jumlah
pasien, jumlah staf.

3
FOKUS STANDAR PPI

PPI. 1 PPI. 5 PPI. 10


Penyelenggaraan PPI Kebersihan Lingkungan Penularan Infeksi
• PJ kegiatan PPI
• IPCN & IPCLN
PPI. 6
Manajemen Linen PPI. 11
Kebersihan Tangan
PPI. 2
Program PPI PPI. 7
Limbah Infeksius PPI. 12
Peningkatan Mutu &
Program Edukasi
PPI.3 PPI. 8
Pengkajian Risiko Pelayanan Makanan
PPI. 13
PPI. 9 Edukasi, Pendidikan &
PPI. 4 ICRA Renovasi & Pelatihan
Peralatan Medis & BMHP Konstruksi

4
PENYELENGGARAAN PPI DI RUMAH SAKIT

STANDAR PPI 1
Rumah sakit menetapkan Komite/Tim PPI untuk melakukan pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan PPI di rumah sakit serta menyediakan sumber
daya untuk mendukung program pencegahan dan pengendalian infeksi

STANDAR PPI 1.1


Rumah sakit menetapkan perawat PPI/IPCN (perawat pencegah dan pengendali infeksi) yaitu
perawat yang bekerja penuh waktu dan IPCLN (perawat penghubung pencegah dan pengendali
infeksi) berdasarkan jumlah dan kualifikasinya sesuai dengan ukuran rumah sakit,
kompleksitas kegiatan, tingkat risiko, cakupan program dan peraturan perundang undangan.

5
PENYELENGGARAAN PPI DI RUMAH SAKIT

Elemen Penilaian PPI 1

a) Direktur rumah sakit menetapkan regulasi PPI meliputi poin a) – m) pada gambaran
umum.
b) Direktur rumah sakit telah menetapkan Komite / Tim PPI untuk untuk mengelola dan
mengawasi kegiatan PPI di rumah sakit.
c) Rumah sakit telah menerapkan mekanisme koordinasi yang melibatkan pimpinan rumah
sakit dan komite/tim PPI untuk melaksanakan program PPI sesuai dalam maksud dan
tujuan.
d) Direktur rumah sakit memberikan dukungan sumber daya terhadap penyelenggaraan
kegiatan PPI meliputi namun tidak terbatas pada maksud dan tujuan.

6
FOKUS STANDAR
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI ( PPI )

a) Penyelenggaraan PPI di Rumah Sakit


g) Limbah Infeksius
b) Program PPI
h) Pelayanan Makanan
c) Pengkajian Risiko
i) Risiko infeksi pada konstruksi & renovasi
d) Peralatan medis dan / atau Bahan Medis
j) Penularan infeksi
Habis Pakai ( BMHP )
k) Kebersihan tangan
e) Kebersihan Lingkungan
l) Peningkatan mutu dan program edukasi
f) Manajemen Linen
m) Edukasi, Pendidikan dan Pelatihan

7
PENYELENGGARAAN PPI DI RUMAH SAKIT

8
PENYELENGGARAAN PPI DI RUMAH SAKIT

Elemen Penilaian PPI 1.1

a) Rumah sakit menetapkan perawat PPI / IPCN purna waktu dan


IPCLN berdasarkan jumlah dan kualifikasi sesuai ukuran rumah
sakit, kompleksitas kegiatan, tingkat risiko, cakupan program dan
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b) Ada bukti perawat PPI/IPCN melaksanakan supervisi pada semua
kegiatan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit

9
PROGRAM PPI

STANDAR PPI 2
Rumah sakit menyusun dan menerapkan program PPI yang terpadu dan menyeluruh untuk
mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan berdasarkan pengkajian risiko secara
proaktif setiap tahun

Program PPI mencakup kewaspadaan standar & kewaspadaan transmisi


• Kewaspadaan Standar ( 11 poin ) : kebersihan tangan, Alat Pelindung diri , dekontaminasi
peralatan perawatan pasien, pengendalian lingkungan, pengelolaan limbah,
penatalaksanaan linen, perlindungan kesehatan petugas, penempatan pasien, kebersihan
pernafasan/etika batuk dan bersin, praktik menyuntik yang aman, praktik lumbal pungsi
yang aman
• Kewaspadaan Transmisi : kontak, droplet dan udara ( airborne )

Program PPI memuat kewaspadaan standar dan kewaspadaan transmisi serta prioritas hasil
pengkajian risiko pengendalian infeksi (ICRA) sebagai fokus didalam rencana pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang mengacu kepada standar PPI 3

10
PROGRAM PPI

Elemen Penilaian PPI 2


a) Rumah sakit menetapkan kebijakan
Program PPI yang terdiri dari
kewaspadaan standar dan kewaspadaan
transmisi sesuai maksud dan tujuan
diatas.
b) Rumah sakit melakukan evaluasi
pelaksanaan program PPI.

11
PROGRAM PPI

Program PPI : Gabungan


PPI.2 dan hasil asesmen
risiko pada PPI. 3

12
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT / ICRA )

STANDAR PPI 3
Rumah sakit melakukan pengkajian proaktif setiap tahunnya sebagai dasar penyusunan
program PPI terpadu untuk mencegah penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan.

ICRA meliputi namun tidak terbatas pada :


a) Infeksi-infeksi yang penting secara epidemiologis (data surveilans) a) – f)
b) Proses kegiatan di area-area yang berisiko tinggi terjadinya infeksi
c) Pelayanan yang menggunakan peralatan yang berisiko infeksi,
d) Prosedur / tindakan-tindakan berisiko tinggi

13
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT / ICRA )

Lanjutan
e) Pelayanan distribusi linen bersih dan kotor
f) Pelayanan sterilisasi alat;
g) Kebersihan permukaan dan lingkungan
h) Pengelolaan linen / laundri;
i) Pengelolaan sampah;
j) Penyediaan makanan; dan
k) Pengelolaan kamar jenazah

14
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT / ICRA )

Data surveilans ini meliputi :

a) Saluran pernapasan—seperti prosedur dan tindakan terkait intubasi,


bantuan ventilasi mekanis, trakeostomi, dan lain-lain;
b) Saluran kemih—seperti kateter, pembilasan urine, dan lain lain;
c) Alat invasif intravaskular, saluran vena verifer, saluran vena sentral, dll;
d) Lokasi operasi, perawatan, pembalutan luka, prosedur aseptik, dll;
e) Penyakit dan organisme yang penting dari sudut epidemiologik seperti Multi
Drug Resistant Organism dan infeksi yang virulen; dan
f) Timbulnya penyakit infeksi baru atau timbul kembali penyakit infeksi di
masyarakat (Emerging and or Re-Emerging Disease)

15
PENGKAJIAN RISIKO INFEKSI (INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT / ICRA )

Elemen Penilaian PPI 3


a) Rumah sakit secara proaktif telah melaksanakan pengkajian risiko pengendalian infeksi
(ICRA) setiap tahunnya terhadap tingkat dan kecenderungan infeksi layanan kesehatan
sesuai poin a) – k) pada maksud dan tujuan dan selanjutnya menggunakan data tersebut
untuk membuat dan menentukan prioritas / fokus pada Program PPI.
b) Rumah sakit telah melaksanakan surveilans data secara periodik dan dianalisis setiap
triwulan meliputi poin a) – f) pada maksud dan tujuan.

16
PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI ( BMHP )

STANDAR PPI 4
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait peralatan medis dan/atau bahan medis habis
pakai (BMHP) dengan memastikan kebersihan, disinfeksi, sterilisasi, dan penyimpanan yang
memenuhi syarat.

Tingkat 1 – Kritikal Tingkat 2 – Semi Kritikal Tingkat 3 –Non Kritikal

Benda yang dimasukan ke jaringan Benda yang menyentuh selaput Benda yang menyentuh kulit intak
yang normal steril atau ke system lendir / kulit yang tidak intak & tetapi tidak menyentuh selaput
vascular & membutuhkan membutuhkan disinfeksi tingkat lendir dan membutuhkan disinfeksi
sterilisasi tinggi tingkat rendah

17
PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI ( BMHP )

Elemen Penilaian PPI 4


a) RS telah menerapkan pengolahan sterilisasi mengikuti peraturan perUU.
b) Staf yang memproses peralatan medis dan/atau BMHP telah diberikan pelatihan dalam
pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi serta mendapat pengawasan.
c) Metode pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi dilakukan secara seragam di semua area di RS.
d) Penyimpanan peralatan medis dan/atau BMHP bersih dan steril disimpan dengan baik di area
penyimpanan yang ditetapkan, bersih dan kering dan terlindungi dari debu, kelembaban, serta
perubahan suhu yang ekstrem.
e) Bila sterilisasi dilaksanakan di luar rumah sakit harus dilakukan oleh lembaga yang memiliki
sertifikasi mutu dan ada kerjasama yang menjamin kepatuhan proses sterilisasi sesuai
dengan peraturan UU.

18
PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI ( BMHP )

STANDAR PPI 4.1


Rumah sakit mengidentifikasi dan menetapkan proses untuk mengelola peralatan medis dan/atau
bahan medis habis pakai (BMHP) yang sudah kadaluwarsa dan penggunaan ulang (reuse) alat
sekali-pakai apabila diizinkan.
Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang penggunaan kembali alat medis sekali pakai sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan standar profesional meliputi:
a) Alat dan material yang dapat dipakai kembali;
b) Jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
Sesuai c) Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat tidak dapat
rekomendasi dipakai;
manufaktur
d) Proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan mengikuti
protokol yang jelas;
e) Pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk hemodialisis;
f) Pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse di rekam medis; dan
g) Evaluasi untuk menurunkan risiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-reuse.

19
PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI ( BMHP )

❖ Ada 2 (dua) risiko jika menggunakan lagi (reuse) alat sekali pakai. Terdapat risiko tinggi
terkena infeksi dan juga terdapat risiko kinerja alat tidak cukup atau tidak dapat terjamin
sterilitas serta fungsinya.

❖ Dilakukan pengawasan terhadap proses untuk memberikan atau mencabut persetujuan


penggunaan kembali alat medis sekali pakai yang diproses ulang.

❖ Daftar alat sekali pakai yang disetujui untuk digunakan kembali diperiksa secara rutin untuk
memastikan bahwa daftar tersebut akurat dan terkini.

20
PERALATAN MEDIS DAN/ATAU BAHAN MEDIS HABIS PAKAI ( BMHP )

Elemen Penilaian PPI 4.1


a) Rumah sakit menetapkan peralatan medis dan/atau BMHP yang dapat digunakan ulang
meliputi a) – g) dalam maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit menggunakan proses terstandardisasi untuk menentukan kapan peralatan
medis dan/atau BMHP yang digunakan ulang sudah tidak aman atau tidak layak
digunakan ulang.
c) Ada bukti pemantauan, evaluasi, dan tindak lanjut pelaksanaan penggunaan kembali
(reuse) peralatan medis dan/atau BMHP meliputi a) – g) dalam maksud dan tujuan.

21
KEBERSIHAN LINGKUNGAN

STANDAR PPI 5
Rumah sakit mengidentifikasi dan menerapkan standar PPI yang diakui untuk pembersihan dan
disinfeksi permukaan dan lingkungan.

❖ Rumah sakit menetapkan frekuensi pembersihan, peralatan dan cairan pembersih yang
digunakan, staf yang bertanggung jawab untuk pembersihan, dan kapan suatu area
membutuhkan pembersihan lebih sering.
❖ Pembersihan terminal dilakukan setelah pemulangan pasien;
❖ Pembersihan dan disinfeksi lingkungan dipantau misalnya keluhan dan pujian dari pasien
dan keluarga, menggunakan penanda fluoresens untuk memeriksa patogen residual.

22
KEBERSIHAN LINGKUNGAN

Elemen Penilaian PPI. 5


a) Rumah sakit menerapkan prosedur pembersihan dan disinfeksi permukaan dan
lingkungan sesuai standar PPI.
b) Rumah sakit melaksanakan pembersihan dan disinfeksi tambahan di area berisiko
tinggi berdasarkan hasil pengkajian risiko.
c) Rumah sakit telah melakukan pemantauan proses pembersihan dan disinfeksi
lingkungan.

23
MANAJEMEN LINEN

Standar PPI 6
Rumah sakit menerapkan pengelolaan linen/laundry sesuai prinsip PPI dan peraturan perUU

Elemen Penilaian PPI 6


a) Ada unit kerja pengelola linen/laundry yang menyelenggarakan penatalaksanaan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
b) Prinsip-prinsip PPI diterapkan pada pengelolaan linen/laundry, termasuk pemilahan,
transportasi, pencucian, pengeringan, penyimpanan, dan distribusi
c) Ada bukti supervisi oleh IPCN terhadap pengelolaan linen/laundry sesuai dengan
prinsip PPI termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah sakit.

24
LIMBAH INFEKSIUS

STANDAR PPI 7
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi melalui pengelolaan limbah
infeksius sesuai peraturan perUU

STANDAR PPI 7.1


Rumah sakit menetapkan pengelolaan kamar mayat dan kamar
bedah mayat sesuai dengan peraturan perUU

STANDAR PPI 7.2


Rumah sakit menetapkan pengelolaan limbah benda tajam &
jarum secara aman.

25
LIMBAH INFEKSIUS

Rumah sakit menyelenggaraan pengelolaan limbah dengan benar


untuk meminimalkan risiko infeksi melalui kegiatan sebagai
berikut:

a) Pengelolaan limbah cairan tubuh infeksius;


b) Penanganan dan pembuangan darah serta
komponen darah;
c) Pemulasaran jenazah dan bedah mayat;
d) Pengelolaan limbah cair;
e) Pelaporan pajanan limbah infeksius.

26
LIMBAH INFEKSIUS

Elemen Penilaian PPI 7


a) Rumah sakit telah menerapkan pengelolaan limbah rumah sakit untuk meminimalkan risiko infeksi yg
meliputi a) – e) pada maksud & tujuan.
b) Penanganan dan pembuangan darah serta komponen darah termasuk limbah cair sesuai dengan
regulasi, dipantau dan dievaluasi, serta di tindak lanjutnya.
c) Pelaporan pajanan limbah infeksius sesuai dengan regulasi dan dilaksanakan pemantauan, evaluasi,
serta tindak lanjutnya.
d) Bila pengelolaan limbah dilaksanakan oleh pihak luar RS harus berdasar atas kerjasama dengan pihak
yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan perUU

Elemen Penilaian PPI 7.1


a) Pemulasaraan jenazah dan bedah mayat sesuai dengan regulasi.

b) Ada bukti kegiatan kamar mayat dan kamar bedah mayat sudah dikelola sesuai dengan peraturan
perUU.

c) Ada bukti pemantauan dan evaluasi, serta tindak lanjut kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai dengan
peraturan perUU.
27
LIMBAH INFEKSIUS

Elemen Penilaian PPI 7.2


a) Benda tajam dan jarum sudah dikumpulkan, disimpan di dalam wadah yang tidak tembus,
tidak bocor, berwarna kuning, diberi label infeksius, dan dipergunakan hanya sekali pakai
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
b) Bila pengelolaan benda tajam dan jarum dilaksanakan oleh pihak luar RS harus berdasar atas
kerjasama dengan pihak yang memiliki izin dan sertifikasi mutu sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
c) Ada bukti data dokumen limbah benda tajam dan jarum.
d) Ada bukti pelaksanaan supervisi dan pemantauan oleh IPCN terhadap pengelolaan benda
tajam dan jarum sesuai dengan prinsip PPI, termasuk bila dilaksanakan oleh pihak luar rumah
sakit.
e) Ada bukti pelaksanaan pemantauan kepatuhan prinsip-prinsip PPI sesuai regulasi.

28
PENYEDIAAN MAKANAN

Standar PPI 8
Rumah sakit mengurangi risiko infeksi terkait penyelenggaraan pelayanan makanan.

Rumah Sakit menetapkan regulasi yang meliputi :


a) Pelayanan makanan di rumah sakit mulai dari pengelolaan bahan makanan, sanitasi
dapur, makanan, alat masak, serta alat makan untuk mengurangi risiko infeksi dan
kontaminasi silang;
b) Standar bangunan, fasilitas dapur, dan pantry sesuai dengan peraturan perundangan
termasuk bila makanan diambil dari sumber lain di luar RS.

29
PENYEDIAAN MAKANAN

Elemen Penilaian PPI 8


a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelayanan makanan di rumah sakit yang meliputi
a) – b) pada maksud dan tujuan.
b) Ada bukti pelaksanaan penyimpanan bahan makanan, pengolahan, pembagian/pemorsian,
dan distribusi makanan sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c) Ada bukti pelaksanaan penyimpanan makanan dan produk nutrisi dengan memperhatikan
kesehatan lingkungan meliputi sanitasi, suhu, pencahayaan, kelembapan, ventilasi, dan
keamanan untuk mengurangi risiko infeksi.

30
RISIKO INFEKSI PADA KONSTRUKSI DAN RENOVASI

STANDAR PPI 9
Rumah sakit menurunkan risiko infeksi pada fasilitas yang terkait dengan pengendalian mekanis
dan teknis (mechanical dan enginering controls) serta pada saat melakukan pembongkaran,
konstruksi, dan renovasi Gedung.

Elemen Penilaian PPI 9


a) Rumah sakit menerapkan pengendalian mekanis dan teknis (mechanical and engineering
control) minimal untuk fasilitas yang tercantum pada a) – e) pada maksud dan tujuan.
b) Rumah sakit menerapkan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control risk
assessment/ICRA) yang minimal meliputi poin a) – f) yang ada pada maksud dan tujuan.
c) Rumah sakit telah melaksanakan penilaian risiko pengendalian infeksi (infection control
Risk assessment/ICRA) pada semua renovasi, kontruksi dan demolisi sesuai dengan
regulasi.

31
RISIKO INFEKSI PADA KONSTRUKSI DAN RENOVASI

Rumah sakit agar mempunyai proses pengendalian mekanis dan teknis (mechanical dan
engineerings controls) fasilitas yang antara lain meliputi :
a) sistem ventilasi bertekanan positif;
b) biological safety cabinet;
c) laminary airflow hood;
d) termostat di lemari pendingin;
e) pemanas air untuk sterilisasi piring dan alat dapur.

32
RISIKO INFEKSI PADA KONSTRUKSI DAN RENOVASI

Untuk menurunkan risiko infeksi maka rumah sakit perlu mempunyai regulasi tentang penilaian
risiko pengendalian infeksi (Infection Control Risk Assessment / ICRA) untuk pembongkaran,
konstruksi, serta renovasi gedung di area mana saja di rumah sakit yang meliputi :
a) identifikasi tipe/jenis konstruksi kegiatan proyek dengan kriteria;
b) identifikasi kelompok risiko pasien;
c) matriks pengendalian infeksi antara kelompok risiko pasien dan tipe konstruksi
kegiatan;
d) proyek untuk menetapkan kelas/tingkat infeksi;
e) tindak pengendalian infeksi berdasar atas tingkat/kelas infeksi; dan
f) monitoring pelaksanaan.

33
PENULARAN INFEKSI

STANDAR PPI 10
Rumah sakit menyediakan APD untuk kewaspadaan (barrier precautions) dan prosedur isolasi
untuk penyakit menular melindungi pasien dengan imunitas rendah (immunocompromised) dan
mentransfer pasien dengan air borne diseases di dalam dan keluar rumah sakit serta
penempatannya dalam waktu singkat jika rumah sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan
negatif (ventilasi alamiah dan mekanik).

STANDAR PPI 10.1


Rumah sakit mengembangkan dan menerapkan sebuah proses untuk menangani lonjakan
mendadak (outbreak) penyakit infeksi air borne.

34
PENULARAN INFEKSI

Elemen Penilaian 10
a) Rumah sakit menyediakan dan menempatkan ruangan untuk pasien dengan imunitas
rendah (immunocompromised) sesuai dengan peraturan perundang undangan.
b) Rumah sakit melaksanakan proses transfer pasien airborne diseases di dalam rumah sakit
dan keluar rumah sakit sesuai dengan peraturan perundang- undangan termasuk di ruang
gawat darurat dan ruang lainnya
c) Rumah sakit telah menempatkan pasien infeksi “air borne” dalam waktu singkat jika rumah
sakit tidak mempunyai kamar dengan tekanan negative sesuai dengan peraturan
perundang-undangan termasuk di ruang gawat darurat dan ruang lainnya.
d) Ada bukti pemantauan ruang tekanan negatif dan penempatan pasien secara rutin.

35
PENULARAN INFEKSI

Elemen Penilaian 10.1

a) Rumah sakit menerapkan proses pengelolaan pasien bila terjadi ledakan pasien (outbreak)
penyakit infeksi air borne.
b) Rumah sakit menyediakan ruang isolasi dengan tekanan negatif bila terjadi ledakan pasien
(outbreak) sesuai dengan peraturan perundangan.
c) Ada bukti dilakukan edukasi kepada staf tentang pengelolaan pasien infeksius jika terjadi
ledakan pasien (outbreak) penyakit infeksi air borne.

36
KEBERSIHAN TANGAN

STANDAR PPI 11
Kebersihan tangan menggunakan sabun dan disinfektan adalah
sarana efektif untuk mencegah dan mengendalikan infeksi.

STANDAR PPI 11.1


Sarung tangan, masker, pelindung mata, serta alat pelindung diri
lainnya tersedia dan digunakan secara tepat apabila disyaratkan.

37
KEBERSIHAN TANGAN

Elemen Penilaian PPI 11


a) Rumah sakit telah menerapkan hand hygiene yang mencakup kapan, di mana, dan bagaimana
melakukan cuci tangan mempergunakan sabun (hand wash) dan atau dengan disinfektan
(hand rubs) serta ketersediaan fasilitas hand hygiene.
b) Sabun, disinfektan, serta tissu/handuk sekali pakai tersedia di tempat cuci tangan dan
tempat melakukan disinfeksi tangan.
c) Ada bukti pelaksanaan pelatihan hand hygiene kepada semua pegawai termasuk tenaga
kontrak.

38
KEBERSIHAN TANGAN

Elemen Penilaian PPI 11.1


a) Rumah sakit menerapkan penggunaan alat pelindung diri, tempat yang harus menyediakan
alat pelindung diri, dan pelatihan cara memakainya
b) Alat pelindung diri sudah digunakan secara tepat dan benar
c) Ketersediaan alat pelindung diri sudah cukup sesuai dengan regulasi
d) Ada bukti pelatihan penggunaan alat pelindung diri kepada semua pegawai termasuk tenaga
kontrak

39
PENINGKATAN MUTU & PROGRAM EDUKASI

STANDAR PPI 12
Kegiatan PPI diintegrasikan dengan program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien)
dengan menggunakan indikator yang secara epidemiologik penting bagi rumah sakit.

Semua departemen/unit layanan diharuskan ikut serta menentukan prioritas


yang diukur di tingkat rumah sakit dan tingkat departemen/unit layanan
program PPI.

40
PENINGKATAN MUTU & PROGRAM EDUKASI

Elemen Penilaian PPI 12


a) Ada regulasi sistem manajemen data terintegrasi antara data surveilans dan data indikator
mutu di Komite/ Tim Penyelenggara Mutu.
b) Ada bukti pertemuan berkala antara Komite/ Tim Penyelenggara Mutu dan Komite/Tim PPI
untuk berkoordinasi dan didokumentasikan.
c) Ada bukti penyampaian hasil analisis data dan rekomendasi Komite/ Tim PPI kepada Komite/
Tim Penyelenggara Mutu setiap tiga bulan.

41
EDUKASI, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Standar PPI 13
Rumah sakit melakukan edukasi tentang PPI kepada staf klinis dan nonklinis, pasien, keluarga
pasien, serta petugas lainnya yg terlibat dalam pelayanan pasien.

Program pelatihan PPI meliputi pelatihan untuk :


a) Orientasi pegawai baru baik staf klinis maupun nonklinis di tingkat rumah sakit maupun
di unit pelayanan;
b) Staf klinis (profesional pemberi asuhan) secara berkala;
c) Staf nonklinis;
d) Pasien dan keluarga; dan
e) Pengunjung

42
EDUKASI, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Elemen Penilaian PPI 13


a) Rumah sakit menetapkan program pelatihan dan edukasi tentang PPI
yang meliputi a) – e) yg ada pada maksud dan tujuan.
b) Ada bukti pelaksanaan pelatihan untuk semua staf klinik dan non klinik
sebagai bagian dari orientasi pegawai baru tentang regulasi dan praktik
program PPI.
c) Ada bukti pelaksanaan edukasi untuk pasien, keluarga & pengunjung.

43
dr. Dini Handayani, MARS, FISQua, FIPC

Anda mungkin juga menyukai