Pr0per Sampel Air Dan Plant0n

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMBILAN SAMPEL AIR DAN PLANKTON

OLEH :
RISKI ADITIA
2204111616

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat dan rahmatnya, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan hasil
praktikum Produktivitas Perairan yang berjudul “Pengambilan Sampel Air dan
Plankton” dengan baik dan tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas praktikum Produktivitas
Perairan dan juga sebagai salah satu syarat untuk mengikuti praktikum Limnologi
selanjutnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah Limnologi dan asisten dosen yang telah memberikan pengarahan selama
melaksanakan praktikum ini.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini penulis menyadari bahwa
penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat mendukung dari semua pihak untuk kesempurnaan
laporan berikutnya. Semoga laporan bisa bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 01 Oktober 2023

Riski Aditia
DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. iv
DAFTAR TABEL................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... vi

I. PENDAHULUAN
I.1. Latar belakang............................................................................ 1
I.2. Rumusan Masalah...................................................................... 2
I.3. Tujuan dan Manfaat.................................................................... 2

II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODELOGI PRAKTIKUM


III.1....................................................................................................Waktu dan
Tempat........................................................................................ 3
III.2....................................................................................................Alat
4
III.3....................................................................................................Bahan
4..................................................................................................
III.4....................................................................................................Metode
Praktikum................................................................................... 4
III.5....................................................................................................Prosedur
Praktikum................................................................................... 4

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Hasil............................................................................................ 6
3.2. Pembahasan................................................................................ 6
3.2.1. Navicula Sp...................................................................... 6
3.2.2. Synedra Sp........................................................................ 7
3.2.3. Pinnularia Sp.................................................................... 8
3.2.4. Cosmarium Sp.................................................................. 9
3.2.5. Microspora Sp.................................................................. 10
3.2.6. Mikroskop Olympus......................................................... 11

V. KESIMPULAN DAN SARAN


4.1. Kesimpulan................................................................................. 12
4.2. Saran........................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Jembatan Kupu-Kupu UNRI................................................................ 3
2. Laboratorium Produktivitas Perairan................................................... 3
3. Navicula Sp.......................................................................................... 6
4. Synedra Sp........................................................................................... 7
5. Pinnularia Sp....................................................................................... 8
6. Cosmarium Sp...................................................................................... 9
7. Microspora Sp..................................................................................... 10
8. Mikroskop Olympus............................................................................ 11
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Alat....................................................................................................... 4
2. Bahan................................................................................................... 4
3. Hasil..................................................................................................... 6
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Tempat praktikm.................................................................................. 15
2. Alat dan bahan..................................................................................... 16
3. Rumus dan Perhitungan
4. Dokumentasi........................................................................................ 17
5. Foto plankton....................................................................................... 18
I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi
kelangsungan hidup ikan. Ikan membutuhkan air dalam kondisi yang baik
agar tetap sehat dan berkembang secara optimal untuk meningkatkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Ikan nila merupakan salah satu
ikan air tawar yang memiliki toleransi lingkungan yang tinggi sehingga
sangat diapresiasi oleh para petani ikan Indonesia. Kajian parameter fisika
dan kimia air kolam ikan nila dilakukan karena belum dilakukan
pengecekan kualitas air kolam ikan nila. Pengujian dilakukan berdasarkan
waktu pengambilan sampel air yaitu pagi dan sore hari. Pengujian kualitas
air kolam diharapkan dapat membantu para petani ikan memperoleh
informasi mengenai kesesuaian fisik dan kimia kolam ikan nila sehingga
dapat meningkatkan produksi ikan.
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu.
Syarat yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan
penggunaan air tersebut. Perubahan kualitas air sungai adalah kondisi kualitas air
yang dapat diukur dan diuji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode
tertentu berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku, ststus kualitas air
adalah tingkat kondisi kualitas air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi
baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan dengan
Mikroskop terdiri atas kaki mikroskop yang dibuat berat dan kokoh agar
mikroskop dapat berdiri stabil. Mikroskop memiliki tiga sistem lensa, yaitu lensa
obyektif, lensa okuler dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak
pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa obyektif merupakan bagian utama
pada mikroskop yang letaknya dekat dengan obyek yang akan diamati, tepatnya
melekat pada bagian yang disebut revolver. Revolver ini dapat diputar dan
berguna sebagai alat pemindah lensa. Sedangkan lensa okuler terletak dekat
dengan mata pada saat dilakukannya pengamatan menggunakan mikroskop. Lensa
okuler pada mikroskop bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda
(binokuler). Pada mikroskop modern terdapat alat penerang di bagian dasar
mikroskop berfungsi untuk menerangi preparat. Pada mikroskop tanpa alat
penerangan mempunyai cermin datar dan cekung yang terdapat di bawah
kondensor. Cermin berfungsi untuk mengarahkan cahaya yang berasal dari
sumber cahaya luar ke dalam kondensor (Ibrahim, 2017). baku mutu air yang
ditetapkan (Daud, 2016).

I.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pengambilan sampel air dan mengidentifikasi keseragaman dan
kelimpahan jenis dan spesies plankton pada suatu perairan serta bagaimana cara
mengidentifikasinya menggunakan mikroskop dan hemasitometer sebagai slide
glass.

1.3. Tujuan dan Manfaat Praktikum


Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis – jenis plankton dan
zooplankton di suatu perairan. Mahasiswa dapat menghitung dengan benar
kepadatan dari masing–masing jenis fitoplankton dan zooplankton.
Mahasiswa dapat menghitung lebih lanjut mengenai keseragaman jenis
dan spesies menggunakan mikroskop. Adapun manfaat dari praktikum ini
adalah mahasiswa dapat mengidentifikasi keseragaman dan kelimpahan
jenis dan spesies plankton di suatu perairan berdasarkan paramater biologi
yang di amati menggunakan mikroskop.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Air adalah kumpulan badan-badan air pada suatu wilayah tertentu,


baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut atau
sungai, maupun yang bersifat statis (diam) seperti danau. Air meliputi 3
jenis yaitu air tawar, air payau dan air asin (laut). Kualitas air adalah
kualitas air yang memenuhi standar untuk keperluan tertentu. Untuk
menentukan kualitas air digunakan parameter dan metode tertentu sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku, seperti parameter fisik
(kecerahan, kekeruhan dan kedalaman air, laju aliran listrik, bau, rasa dan
warna), parameter kimia (pH, oksigen terlarut dan air). kandungan oksigen
bebas). Air). karbon dioksida dan alkalinitas) dan biologis (plankton,
bentik, nekton dan perifiton) (Pramleonita, M., et.. al. (2018).
Kualitas suatu perairan sangat berpengaruh terhadap kemampuan
produktifitas fitoplankton, penurunan kualitas perairan akan mnyebabkan
penurunan kelimpahan fitoplankton yang pada akhirnya akan berpengaruh
terhadap kelayakan suatu perairan untuk kegiatan perikanan (Emilawati, 2013).
Kondisi kualitas air yang baik di badan air penting untuk meningkatkan
kelangsungan hidup organisme yang hidup di sana. Penentuan keadaan kualitas
air saat ini hendaknya dijadikan acuan dalam pemantauan indikator pencemaran
berdasarkan parameter fisikokimia di perairan Distrik Depapre Kabupaten
Jayapura. Pengambilan sampel kualitas air dilakukan pada bulan Oktober 2017 di
5 stasiun penelitian, kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku mutu air laut
untuk organisme laut berdasarkan KEPMEN-LH No. 51 Tahun 2004. Hasil Hasil
penelitian menunjukkan bahwa parameter yang masih memenuhi baku mutu
antara lain suhu, salinitas, sulfida dan kecerahan air, sedangkan parameter yang
melebihi baku mutu meliputi pH, total amonia, nitrat dan fosfat. Berdasarkan hasil
perhitungan indeks pencemaran terlihat bahwa perairan Distrik Depapré
mengalami pencemaran ringan sampai sedang. (Baïgo Hamuna, dkk. Al. 2018)
Plankton sebagai jasad renik yang hidupnya melayang – layang di dalam
air dapat dikelompokkan dua macam yaitu : fitoplankton yang merupakan
tumbuhan dan zooplankton yang merupakan hewan. Fitoplankton sebagai
produser primer mempunyai peran yang sangat penting bila dipandang dari
penghasil bahan organik dari anorganik via klorofil dan bantuan sinar matahari.
Berbeda dengan fitoplankton, zooplankton tidak dapat membentuk bahan organik
dari bahan anorganik tetapi mengkonsumsi fitoplankton untuk membentuk bahan
organik (Sigid, 2019).
III. METODELOGI PRAKTIKUM

III.1 Waktu dan Tempat

Gambar 1. Jembatan Kupu-Kupu UNRI


Gambar 2. Laboratorium Produktivitas Perairan

Praktikum Limnologi Perairan mengenai “Pengambilan Sampel Air


dan Plankton” dilaksanakan pada senin, 26 September 2023 pukul 10.00
WIB sampai dengan pukul 12.00 WIB bertempat di Jembatan Kupu-Kupu
UNRI,
III.2 Alat
Tabel 1. Alat yang digunakan
No Alat Kegunaan
1 Mikroskop Untuk melihat serta mengamati objek yang
memiliki ukuran sangat kecil
2 Ember Menimba air di waduk
3 Botol Sampel Sebagai penampung sampel
4 Pipet tetes Memindahkan larutan dari suatu wadah ke
wadah lain
5 Hemasitometer Untuk melakukan perhitungan sel secara cepat
6 Plankton Net Alat water sampling yang dirancang khusus
untuk melakukan pengambilan sampel plankton
di perairan

III.3 Bahan
Tabel 2. Bahan yang digunakan
No Bahan Kegunaan
1 Air sampel Bahan praktikum
2 Lugol Bahan pengawet plankton

III.4 Metode Praktikum


Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah pengamatan
langsung terhadap objek yang akan diamati dengan metode penyaringan
menggunakan planton net di lapangan yang tetap berpedoman kepada
buku penuntun dan didukung dengan beberapa literatur tertentu dimana
objek yang diamati adalah organisme plankton dan informasi yang
dibutuhkan dapat diperoleh dengan cara mengamati secara langsung di
laboratorium produktivitas perairan menggunakan mikroskop.

III.5 Prosedur Praktikum


III.5.1 Pengambilan Plankton
Mengambil Air sampel untuk mengidentifikasi Plankton dengan cara
mengambil air menggunakan ember 5liter sebanyak 10 kali, karena untuk
mengambil Plankton membutuhkan air sampel sebanyak 50-100liter. Pada saat
Air di ambil, Planktonnet di goyang-goyangkan agar mikroorganisme
planktonnya tidak menempel pada jaring Plankton net.Lalu kembali ke
Laboratorium Produktifitas Perairan, disana para praktikan mencari organisme
plankton menggunakan Mikroskop menggunakan air sampel plankton yang telah
di ambil dan akan diamati, dengan menggunakan pipet tetes berukuran 1 mL, lalu
dimasukkan ke dalam objek glass (SCR). Pengamatan plankton dilakukan pada
hemasitometer kemudian diamati dengan menggunakan mikroskop dengan
pembesaran 40x. Selanjutnya jenis-jenis plankton yang ditemukan dicatat nama
spesies dan jumlahnya.
III.5.2 Suhu
Dengan cara Memasukkan Thermometer kedalam air waduk lalu bagian
pangkal di ikat (bukan di ujung raksa) setelahnya Thermometer di tunggu dalam
beberapa saat sampai menujukkan angka yang sesuai (sampai pengukur angka
yang berwarna merah pada Thermometer berhenti) lalu di catat nilainya.
III.5.3 Kecerahan Air
Dengan cara Pinggan Secchi di masukkan ke dalam air waduk sampai
pinggan secchi nya tidak terlihat lalu di ukur, kemuidaan pinggan secchi di tarik
sampai terlihat lalu di ukur. Selanjutnya dimasukkan kedalam rumus kecerahan
air.
III.5.4 Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen = DO)
Dengan cara mengambil air menggunakan Botol BOD tanpa bubling
kemudian botol di tutup saat botol BOD masih di dalam air supaya tidak terkena
udara bebas, sedangkan untuk mengukur kadar air dengan cara Mengambil air
menggunakan botol BOD tanpa bubling, kemudian masukkan 2 ml Larutan
MnSO₄ dan 2 ml NaOH+KI dengan menggunakan buret sampai berwarna coklat,
selanjutnya menambahkan larutan H₂SO₄ sebanyak 4 ml menggunakan pipet
tetes lalu di aduk dengan bentuk angka 8 sampai berubah menjadi berwarna
kuning tua. Lalu pindahkan larutan tadi ke dalam elenmeyer 50 ml lalu masukkan
amylum 2-3 kali tetes lalu di aduk perlahan sampai berubah menjadi warna biru
atau berwarna gelap. Kemudian masukkan larutan Na-thiosulfat (Nₐ ₂S ₂O ₃)
sampai berubah menjadi bening, larutan Na-thiosulfat yang terpakai di catat dan
di masukkan kedalam rumus.
III.5.5 Karbondioksida (CO₂) Bebas
Dengan cara mengambil air sampel tanpa bubling seperti pada
prosedur Oksigen Terlarut, lalu teteskan 2-3 larutan indikator pnolpthealin,
usahakan untuk berubah menjadi warna pink karna jika hal tersebut
terjadi maka titrasi ada CO2 yang terkandung, selanjutnya titrasi dengan
larutan Nₐ₂CO₃ 0,0454 N (NaOH 0,0227 N) sampai berubah menjadi
warna pink. Lalu catat larutan Nₐ₂CO₃ yang di gunakan dan masukkan
kedalam rumus Karbondioksida Bebas.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil
Dalam praktikum “Pengambilan Sampel Air dan Plankton”
kelompok kami mendapatkan hasil yaitu :
Tabel 3. Hasil Parameter Fisika Air
Parameter Fisika Hasil
Kecerahan air 51,5 cm
Suhu 30°C

Tabel 4. Hasil Parameter Kimia Air


Parameter Fisika Hasil
Oksigen terlarut (DO) 8,24 mg/ɭ
Karbondioksida (CO²) Bebas 3,99 mg/ɭ
Adapun hasil dari praktikum pengamatan parameter biologi dengan
menggunakan mikroskop dengan pembesaran 40 x dalah sebagai berikut:
Tabel 5. Identifikasi Plankton
No Plankton
1 Navicula Sp.
2 Synedra Sp.
3 Pinnularia Sp.
4 Cosmarium Sp.
5 Microspora Sp.

IV.2 Pembahasan
3.2.1 Navicula Sp.

Gambar 3. Navicula Sp.


Klasifikasi Navicula Sp. sebagai berikut :
Devisi : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo/Bangsa : Pennales
Famili/Suku : Raphidineae
Genus/Jenis : Naviculu
Spesies : Navicula Sp.
Penemu Bory de Saint-Vincent, 1822
Navicula Sp. merupakan alga uniseluler (microalgae) dan salah
satu fitoplankton diatom yang termasuk dalam kelas Bacillariopheceae,
ordo Naviculales yang berwarna cokelat kekuningan, berbentuk lonjong,
memanjang seperti perahu atau bentuk ketupat dan memiliki dinding sel
yang terdiri dari silika, bahan seperti kaca. Ukuran sel-sel bervariasi
dalam bentuk, terutama pada bagian katup, tapi bentuk yang paling utama
adalah navicular (berbentuk perabu) atau berbentuk cerutu dan bulat.
Memiliki dua kloroplas, satu di setiap sisi dari sel jika dilihat pada bagian
katup. Panjang sel 6-42 um dan lebar 4-12 um. Navicula Sp. ditemukan
dalam semua jenis air dari air laut sampai air tawar serta diperairan mulai
dari oligotrophic ke eutrofik.
.
3.2.2 Synedra Sp.

Gambar 4. Synedra Sp.


Klasifikasi Synedra Sp. sebagai berikut :
Divisi : Bacillariophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo/Bangsa : Pennales
Famili/Suku : Diatomaceae
Genus/Jenis : Synedra
Spesies : Synedra Sp.
Penemu dari Synedra Sp. adalah Sizing/Desizing
Synedra Sp. adalah salah satu spesies diatom (Bacillariophyta)
dengan sekitar 100 spesies yang hidup di air tawar dan air laut terjadi. Para
wakil dari alga uniseluler memanjang, berbentuk jarum dan bergerak. Sel
ini dikelilingi oleh karakteristik diatom dari dua cangkang silika
perpustakaan yang ada. Dalam pandangan sisi mereka sempit persegi
panjang. Sel-sel secara individual, tetapi juga dapat disatukan oleh jelly
untuk berbentuk bintang kelompok. Sel-sel tidak melengkung atau
bengkok. Inti terletak di pusat. Biasanya ada dua plastida memanjang oleh
fucoxanthin berwarna cokelat keemasan dan terletak di sisi. Kedua kerang
tidak memiliki raphe . Ukurannya adalah 10 sampai 500 mikron.
Kebanyakan hidup di air tawar dan air laut. Reproduksi aseksual terjadi
melalui divisi khas dari diatom. Setelah hasil fusi sel dalam pembentukan
beberapa saat auxospore untuk pembesaran sel (Sahriany, 2015).

3.2.3 Pinnularia Sp.

Gambar 5. Pinnularia Sp.


Klasifikasi Pinnularia Sp. sebagai berikut :
Divisi : Eukaryota
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo/Bangsa : Ochrophytina
Famili/Suku : Gyrista
Genus/Jenis : Pinnulariaceae
Spesies : Pinnularia Sp.
Penemua dari Pinnularia Sp. adalah Ehrenberg
Pinnularia Sp. adalah organisme uniseluler elips memanjang.
Dinding sel mereka terutama terdiri dari zat pektik pada kerangka silika
yang kaku. Dindingnya terdiri dari dua bagian yang disebut thecae (atau
kurang formalnya, katup). Bagian ini tumpang tindih seperti cawan petri
dan penutupnya. Pinggiran kedua teka ditutupi oleh pita penghubung yang
disebut cingulum dan semuanya disebut sebagai frustule tampilan
permukaan disebut tampilan katup dan tampilanpita disebut tampilan
korset . Katup luar yang lebih besar disebut Epitheca dan katup dalam
yang lebih kecil disebut hypotheca. Sel ditutupi oleh lapisan mucilaginous,
panjang berkisar dari 8-160 μm dan lebar 3-20 μm. Pinnularia Sp. adalah
ganggang air tawar yang dominan, biasanya ditemukan di kolam dan tanah
lembab. Mereka juga dapat ditemukan di mata air, muara , sedimen , dan
lautan.

3.2.4 Cosmarium Sp.

Gambar 6. Cosmarium Sp.


Klasifikasi Cosmarium Sp. sebagai berikut :
Divisi : Viridiplantae
Class : Zygnematophyceae
Ordo/Bangsa : Desmidiales
Famili/Suku : Desmidiaceae
Genus/Jenis : Cosmarium
Spesies : Cosmarium Sp.
Dalam genus besar ini sel-selnya sangat bervariasi. Semuanya
menyempit di tengah yang mengarah ke penampilannya yang bercuping
dua, kedua bagian disebut semisel. Sel datang dalam berbagai bentuk yang
berbeda. Dinding sel bisa halus atau dihiasi dengan duri, butiran
scrobiculations (lubang), atau pori-pori. Sel umumnya pipih. Sel biasanya
memiliki satu atau dua kloroplas mengisi sel; setiap kloroplas
mengandung pirenoid , biasanya satu atau dua Cosmarium dan genera
desmid lainnya cenderung lebih menyukai oligotrofik , habitat air yang
agak asam, tetapi beberapa spesies ada di habitat yang lebih eutrofik
dan/atau basa. Beberapa spesies, yang berukuran kecil dan sebagian besar
polos, membentuk komunitas yang dikenal sebagai "Cosmarietum" ini
mungkin terkait lebih lanjut dengan komunitas spesies Closterium yang
membentuk asosiasi Cosmarietum-Closterietum.

3.2.5 Microspora Sp.

Gambar 7. Microspora Sp.


Klasifikasi Microspora Sp. sebagai berikut :
Divisi : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo/Bangsa : Sphaeropleales
Famili/Suku : Mikrosporaceae
Genus/Jenis : Microspora
Spesies : Microspora Sp.
Penemu dari Microspora Sp. adalah Thuret, 1850
Microspora banyak ditemukan di kolam air tawar, filamen koloni tidak
bercabang. Dinding selnya berebentuk seperti huruf H sehingga protoplasama
berada dalam sambungan “huruf H”. Dinding sel ini dari selulose, tapi lapisan
terluar di filamen tersusun dari pektin. Pada pembelahan sel terjadi pembentukan
lapisan selulose tipis menyelubungi protoplasma anak yang disusul dengan
penambahan tangan-tangan huruf-huruf H yang juga dari selulose. Sel berinti
tunggal seringkali di dalam sel terlalu banyak tepung untuk cadangan makanan
sehingga sulit untuk menentukan bentuk kloroplasnya. Pada sel muda, bentuk
kloroplas merupakan penjuluran-penjuluran yang tidak teratur seperti anyaman.
Kloroplas tidak memiliki pirenoid (Prasetyo, 2017).
3.2.6 Mikroskop Olympus

Gambar 8. Mikroskop Olympus


Mikroskop Olympus sudah cukup dikenal sebagai brand yang
berfokus pada urusan lensa optical.
Mikroskop Olympus dengan spesifikasi sebagai berikut :
Kepala : Teropong 30° miring dan dapat diputar 360°
Lensa mata : FOV 10 x 20 mm
Penutup hidung : Terbalik, empat kali lipat
Tujuan : Rencanakan Minyak Achromat 4x, 10x, 40x, 100x
Kondensor : 1,25 TA
Panggung : Tahap mekanis tanpa rak
Fokus : Sistem fokus kasar/halus koaksial
Penerangan : Variabel Penerangan LED dengan dudukan kabel
Harga : Rp. 25.450.000
V. KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan
Mengetahui cara penggunaan alat dan alat pengambilan sampel air
permukaan untuk mengukur parameternya, mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pengambilan sampel air permukaan, serta mampu
membandingkan kualitas air Sungai Karang Mumus dengan baku mutu air
dan pengendalian pencemaran. Dari hasil percobaan terhadap kondisi
fisika dan kimia air diperoleh hasil sebagai berikut:
Luminositasnya 51,5 cm, suhu 30 °C, oksigen terlarut (DO) 8,24
mg/ɭ, dan karbon dioksida bebas 3,99 mg/ɭ. Plankton adalah organisme
hanyut yang hidup di permukaan air. Keseragaman dan kuantitas plankton
menentukan apakah air tersebut baik atau buruk, dan apakah air tersebut
kaya akan unsur hara atau tidak. Kehebatannya tentu saja juga dapat
menentukan apakah suatu perairan layak dijadikan tempat budidaya
perikanan. Selama periode ini, kami memperoleh jenis plankton berikut:
Navicula Sp., Synedra Sp., Pinnularia Sp., Cosmarium Sp. dan Mikrospora
Sp.
V.2 Saran
Agar praktikum ini dapat berjalan dengan lancar maka alat yang
digunakan hendaknya dilengkapi dan diperbanyak untuk memudahkan
jalannya praktikum dan tidak membuang waktu untuk menunggu
pergantian pemakaian alat dari kelompok satu ke kelompok lainnya, dan
pada saat praktikum berlangsung dilakukan dengan teliti dan serius agar
sampel yang didapatkan bisa semaksimal mungkin.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, 2015. Aplikasi pencitraan timelapsed pada mikroskop optik digital


untukpengamatan informasi fisis sel. Mieloma. Laporan Skripsi Fakultas
Matematika dan IPA Universitas Gadjah Mada.

Daud, 2016. Produktivitas Primer Fitoplankton dan Kaitannya Dengan Unsur


Hara dan Cahaya di Perairan Muara Jaya Teluk Jakarta. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.

Emilawati, 2013. Kelimpahan Zooplankton Di Perairan Laut Bangka. Jurnal


Karya Ilmiah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Kampus Binawidya.Pekanbaru.

Ibrahim, 2017. Instrumentasi Metrologi I (bagian 2). Bahan Ajar Semester IV


Ardisasmita, M.S., (2013). Pengolahan Citra Digital dan Analisis
Kuantitatif dalam Karakterisasi Citra Mikroskopik. Jurnal Mikroskopi
dan Mikroanalisis Vol. 3. No. 1 Tahun 2003.
Sahriany, 2015. visualisasi pembentukan/pelukisan bayangan pada alat-alat optik
(cermin.lensa, lup, mikroskop, teleskop. Laporan Skripsi Fakultas
Matematika dan IPA Universitas Gadjah Mada.

Sigid, 2019. Karakteristik Biologi Dan Plankton Bagi Ekosistem Laut. Karya
Peranan Ilmiah. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.

Wardhana, 2016. Produktivitas Primer Planton di Sungai Ciampea, Desa Ciampea


Udik, Bogor Pada Musim Kemarau 2010. Skripal IPB. Bogor.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Tempat Praktikum

Jembatan Kupu-Kupu UNRI

Laboratorium Produktivitas Perairan


Lampiran 2. Alat dan bahan yang digunakan

Mikroskop Pipet Tetes Botol dan Air Sampel

Plankton Net Ember Hemasitometer

Lugol Water Sampler


Lampiran 3. Rumus dan Perhitungan

Kecerahan Air = Jarak Hilang (cm) + Jarak Tampak (cm)


2
= 78 + 33
2

2 = 51,5 cm

Diketahui : Oksigen Terlarut = a×N×8000


V −c
a :Volume titran Na-Thiosulfat b×( )
V
(ml) : (0,5+0,7) = 1,2 ml
=4,15 ×0,025×8000
N :Normalitas larutan thiosulfate 50 ml×
(0,025 N) 100−2 , 8
( )
100
b : Ml sampel yang digunakan = 830
4,99
V : Volume Botol BOD
= 16,03 mg/ɭ
c : Ml reagen yang digunakan
(MnSO4, NaOH+KI, H2SO4, Pekat)
Diketahui : 44
CO₂ Bebas = A×N× ×1000
2
A : Volume titran Nₐ₂CO₃ yang v

terpakai (ml) 44
= 0,2×0,0227× ×1000
2
N : Normalitas larutan (0,0454 N) 25
= 3,99 mg/ɭ
V : Volume
Lampiran 4. sampel

Lampiran 4. Dokumentasi
Pengambilan air sampel menggunakan Pengukuran Kecerahan
Plankton Net

Pengukuran Suhu Pengambilan Air Sampel

Pengamatan air sampel menggunakan


Mikroskop
Lampiran 4. Dokumentasi

Plankton Navicula Sp. Synedra Sp.

Pinnularia Sp. Cosmarium Sp. Microspora Sp.

Anda mungkin juga menyukai