0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
14 tayangan24 halaman

Laporan Pendahuluan Hardiana

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 24

LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR INTERA ABDOMEN

Disusun Oleh:
HARDIANA NINGSIH
22223039

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


INSTITUT ILMU KESEHATAN DAN TEKNOLOGI
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN 2024
LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR INTER ABDOMEN

A. Konsep Teori Tumor Intra Abdomen


1. Definisi
Tumor abdomen adalah suatu massa yang padat dengan ketebalan
yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang
mengalami transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali
pertumbuhan sel normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal
dalam bentuk dan strukturnya. Kelainan ini dapat meluas ke
retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior.
Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang
dibungkusnya tetapi tidak menginvasinya(Baig Fitrihan Rukmana1 et
al., 2022).
Tumor intra abdomen antara lain tumor hepar, tumor limpa, tumor
lambung atau usus halus, tumor kolon, tumor ginjal (hipernefroma),
tumor pankreas. Pada anak-anak dapat terjadi tumor ginjal.
Tumor/kanker adalah suatu penyakit yang bersifat tidak menular, atau
NCD (Non communicable diseases) yang menjadi penyebab kematian
terbesar manusia diseluruh dunia apabila tidak segara dilakukan
tindakan. Sampai saat ini, tumor merupakan salah satu masalah
kesehatan di dunia termasuk Indonesia ( Oswari, 2014).

2. Etiologi
Penyebab neoplasi umumnya bersifat multifaktorial. Beberapa
faktor yang dianggap sebagai penyebab neoplasi antara lain meliputi
bahan kimiawi, fisik, virus, parasit, inflamasi kronik, genetik, hormon,
gaya hidup, serta penurunan imunitas. Penyebab terjadinya tumor
karena terjadinya pembelahan sel yang abnormal.Perbedaan sifat sel
tumor tergantung dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan
fungsi autonominya dalam pertumbuhan, kemampuannya mengadakan
infiltrasi dan menyebabkan metastasis.
Menurut Smelstzer & Suzanne C, 2001 dalam (DIMU, 2019) Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya tumor antara lain:
a. Karsinogen
1) Kimiawi
Bahan kimia dapat berpengrauh langsung (karsinogen) atau
memerlukan aktivasi terlebih dahulu (kokarsinogen) untuk
menimbulkan neoplasi. Bahan kimia ini dapat merupakan
bahan alami atau bahan sintetik/semisintetik. Benzopire suatu
pencemar lingkungan yang terdapat di mana saja, berasal dari
pembakaran tak sempurna pada mesin mobil dan atau mesin
lain (jelaga dan ter) dan terkenal sebagai suatu karsinogen bagi
hewan maupun manusia. Berbagai karsinogen lain antara lain
nikel arsen, aflatoksin, vinilklorida. Salah satu jenis benzo (a)
piren, yakni, hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH), yang
banyak ditemukan di dalam makanana yang dibakar
menggunakan arang menimbulkan kerusakan DNA sehingga
menyebabkan neoplasia usus, payudara atau prostat.
2) Fisik
Radiasi gelombang radioaktif seirng menyebabkan keganasan.
Sumber radiasi lain adalah pajanan ultraviolet yang
diperkirakan bertambah besar dengan hilangnya lapisan ozon
pada muka bumi bagian selatan. Iritasi kronis pada mukosa
yang disebabkan oleh bahan korosif atau penyakit tertentu juga
bisa menyebabkan terjadinya neoplasia.
3) Virus
Dapat dibagi menjadi dua berdasarkan jenis asam
ribonukleatnya; virus DNA serta RNA. Virus DNA yang sering
dihubungkan dengan kanker antara human papiloma virus
(HPV), Epstein-Barr virus (EPV), hepatiti B virus (HBV), dan
hepatitis C virus (HCV). Virus RNA yang karsonogenik adalah
human T-cell leukemia virus I(HTLV-I).
b. Hormon Hormon dapat merupakan promoter kegananasan.
c. Faktor gaya hidup
Kelebihan nutrisi khususnya lemak dan kebiasaan makan-makanan
yang kurang berserat. Asupan kalori berlebihan, terutama yang
berasal dari lemak binatang, dan kebiasaan makan makanan kurang
serat meningkatkan risiko berbagai keganasan, seperti karsinoma
payudara dan karsinoma kolon.
d. Parasit
Parasit schistosoma hematobin yang mengakibatkan karsinoma
planoseluler.
e. Genetik, infeksi, trauma, hipersensivitas terhadap obat.

3. Manisfestasi Klinik
Menurut (Sjamsuhidajat, 2010) Tanda dan Gejala yang di temukan
pada pasien :
a. Hiperplasia.
b. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras.
c. umor epitel biasanya mengandung sedikit jaringan ikat, dan
apabila tumor berasal dari masenkim yang banyak mengandung
jaringan ikat elastis kenyal atau lunak.
d. Kadang tampak Hipervaskulari di sekitar tumor.
e. Bisa terjadi pengerutan dan mengalami retraksi.
f. Edema sekitar tumor disebabkan infiltrasi ke pembuluh limfa.
g. Konstipasi.
h. Nyeri.
i. Anoreksia, mual, lesu.
j. Penurunan berat badan.
k. Pendarahan
4. Komplikasi
Komplikasi akibat tumor dapat disebabkan oleh tumor itu sendiri atau
tindakan pengobatan, antara lain:
a. Diare
b. Mual
c. Nyeri
d. Lemas
e. Sembelit
f. Sesak Napas
g. Gangguan Pada Otak Atau Sistem Saraf
h. Kanker Yang Menyebar (Metastasis)
i. Kanker Kambuh Kembali.

5. Penatalaksanaan
Menurut (LeMone, 2015) enatalaksanaan pada tumor dinding
abdomen yaitu :
a) Pembedahan Pembedahan adalah modalitas penanganan utama,
biasanya gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk
baik pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung
tanpa biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani
laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah
pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi
yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus,
dan kebocoran anastomoisis.
b) Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel
dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada
DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada
radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam
spektrum elektromagnetik.
c) Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan
untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan
dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel
dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang
tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
d) Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan
keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic
response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin,
factor stimulasi koloni, interferon, interleukin

6. Patofisiologi
Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di
ubah oleh mutasi genetik dari DNA seluler. Kerusakan DNA yang
menimbulkan peningkatan aktivtas, onkogen, perubahan gen yang
mengatur apoptosis, dan inaktivasi gen supresor tumor sehingga sel
terpacu untuk terus berpoliferasi, kehilangan kendali terhadap
poliferasi sel, kehilangan kemampuan menghentikan siklus sel, dan
kemampuan apoptosis.
Sel-sel yang tadinya normal kemudian tidak berfungsi dan terus
berkembang dan membelah diri (bereplikasi) membentuk jutaan sel
baru, sehingga menimbulkan benjolan yang membentuk jaringan baru
(tumor/neoplasma). Sel-sel neoplasma mendapat energi terutama dari
anaerob karena kemampuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun
mempunyai enzim yang lengkap untuk oksidasi. Sel-sel yang
abnormal kemudian menjadi parasit dalam tubuh, yang terjadi adalah
fagosit nutrisi oleh sel abnormal tersebut. Hal ini menyebabkan sel
normal mengalami kekurangan nutrsi. Asupan nutrisi ke organ
berkurang dan menyebabkan proses metabolisme dalam tubuh
meningkat dan asupan nutrisi menurun. Yang terjadi adalah lemah,
lesu dan keletihan. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan
menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya
dan menyebabkan pembengkakan yang menekan syaraf nyeri pada
jaringan dan menyebabkan nyeri. Tumor yang semakin membesar
menyebabkan penekanan pada organ sekitar abdomen (Sjamsuhidajat
& Jong,W.D , 2015).
Fungsi fisiologis dapat mengalami gangguan akibat obstruksi atau
penekanan. Tumor yang semakin membesar dapat menghentikan
motilitas usus sehingga mengakibatkan obstruksi usus. Tumor ini
kemudian dapat menekan uretra dan menyebabkan obstruksi uretra
yang menyebabkan retensi urin. Gejala lain yang dapat ditemukan
antara lain : hematuria, dysuria, polakisuria, oliguria, dan anuria.
Ketika tumor tumbuh di permukaan tubuh, tumor dapat mengikis
melalu permukaan, memecah pertahanan alami kulit yang utuh dan
membrane mukosa serta memberikan bagian untuk pintu masuk
mikroorganisme. Sel neoplastik mengalihkan nutrisi untuk digunakan
sendiri sehingga menyebabkan perubahan yang mengurangi napsu
makan pasien. Pada tahap awal penyakit ini, perubahan metabolisme
glukosa menyebabkan peningkatan kadar glukosa serum, yang
menghasilkan umpan balik negative dan mengakibatkan anoreksia
(kehilangan nafsu makan). Selain itu, tumor menyekresikan zat yang
menurunkan nafsu makan dengan mengubah rasa dan bau sehingga
menimbulkan rasa penuh lebih dini. Pada banyak kasus penurunan
berat badan yang cepat dan tidak dijelaskan merupakan manfestasi
pertama.
Ketika massa jaringan fibrosis menginvasi jaringan lain, sel yang
abnormal juga menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses
ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk
membentuk metastase (penyebaran tumor)pada bagian tubuh yang
lain. Metastasis yang ditularkan melalui darah atau limfe
memungkinkan tumor baru untuk terbentuk dalam organ yang jauh.
Kemampuan tumor untuk bermetastasis dengan cara intravasasi sel
maligna melalui dinding di dalam darah atau limfe dan masuk kedalam
sirkulasi darah. Slah satunya adalah bermetastase ke sumsum tulang
belakan yang menyebabkan gangguan hematopoiesis (Lemone &
Burke,K, 2015).
Patway

Karsionogen,Hormon, gaya hidup,


parasite,genetic,infeksi,trauma,hipers
ensitif terhadap obat-obatan

Pembelahan sel
Yang abnormal

Tumor premier

Infiltrasi kejaringan sekitar

Perut membesar

Pre op Post op

Keluhan pencernaan Kurangnya informasi


Mengenai prosedur
operasi Nyeri pada Luka post
Nyeri epigastrik
Kurangnya informasi Luka lokasi operasi
Mengenai prosedur
Defisiensi Post op
Mual
Nyeri operasi
Pengetahua
Adanya port
Nyeri akut denter
Ansietas

Ketidak seimbangan Peningkatan


Nutrisi kurang dari Resiko
kebutuhan tubuh infeskdi
Oleh
Kerusakan jaringan kuman
Akibat tindakan
Invasif (pembedahan)
Resiko
Kerusakan intergitas jaringan Infeksi
7. Pemeriksaan Penunjang
Prosedur diagnostik yang biasa dilakukan dalam mengevaluasi
malignansi meliputi :
a. Marker tumor
Substansi yang ditemukan dalam darah atau cairan tubuh lain yang
tumor atau oleh tubuh dalam berespon terhadap tumor.
b. Pencitraan resonansi magnetic (MRI)
Penggunaan medan magnet dan sinyal frekuensi radio untuk
menghasilkan gambaran berbagai struktur tubuh.
c. CT-Scan
Menggunakan pancaran sinar sempit sinar-X yang untuk memindai
susunan lapisan jaringan untuk memberikan pandangan potongan
melintang.
d. Flouroskopi
Menggunakan sinar-X yang memperlihatkan perbedaan ketebalan
antar jaringan dapat mencakup penggunaan bahan kontras.
e. Ultrasound
Echo dari gelombang bunyi berfrekuensi tinggi direkam pada layer
penerima, digunakan untuk mengkaji jaringan yang dalam di dalam
tubuh.
f. Endoskopi
Memvisualkan langsung rongga tubuh atau saluran dengan
memasukkan suatu ke dalam rongga tubuhatau ostium tubuh,
memungkin dillakukannya biopsy jaringan, aspirasi dan eksisi tumor
yang kecil.
8. Penatalaksanaan
Menurut (LeMone, 2015) enatalaksanaan pada tumor dinding
abdomen yaitu :
a. Pembedahan
Pembedahan adalah modalitas penanganan utama, biasanya
gasterektoni subtotal atau total, dan digunakan untuk baik
pengobatan maupun paliasi. Pasien dengan tumor lambung tanpa
biopsy dan tidak ada bukti matastatis jauh harus menjalani
laparotomi eksplorasi atau seliatomi untuk menentukan apakah
pasien harus menjalani prosedur kuratif atau paliatif. Komplikasi
yang berkaitan dengan tindakan adalah injeksi, perdarahan, ileus,
dan kebocoran anastomoisis.
b. Radioterapi
Penggunaaan partikel energy tinggi untuk menghancurkan sel-sel
dalam pengobatan tumor dapat menyebabkan perubahan pada
DNA dan RNA sel tumor. Bentuk energy yang digunakan pada
radioterapi adalah ionisasi radiasi yaitu energy tertinggi dalam
spektrum elektromagnetik.
c. Kemoterapi
Kemoterapi sekarang telah digunakan sebagai terapi tambahan
untuk reseksi tumor, untuk tumor lambung tingkat tinggi lanjutan
dan pada kombinasi dengan terapi radiasi dengan melawan sel
dalam proses pembelahan, tumor dengan fraksi pembelahan yang
tinggi ditangani lebih efektif dengan kemoterapi.
d. Bioterapi
Terapi biologis atau bioterapi sebagai modalitas pengobatan
keempat untuk kanker dengan menstimulasi system imun(biologic
response modifiers/BRM) berupa antibody monoclonal, vaksin,
factor stimulasi koloni, interferon, interleukin
10.Konsep Teori

a. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan suatu dari komponen dari
proses keperawatan yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh perawat
dalam menggali permasalahan dari klien meliputi usaha
pengumpulan data tentang status kesehatan seorang klien secara
sistematis, menyeluruh, akurat, singkat, dan berkesinambungan
(Muttaqin, 2010)
1) Anamnesis
Identitas klien meliputi nama, umur, pendidikan, alamat,
pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah
sakit, no registrasi, diagnosa medis.
2) Riwayat kesehatan: perasaan lelah, nyeri abdomen (PQRST),
pola eliminasi terdahulu dan saat ini, deskripsi tentang warna,
bau, dan konsistensi feses, mencakup adanya darah dan mukus.
3) Riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kronis atau
polip kolon, riwayat keluarga dari penyakit kolon dan terapi
obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi mencakup masukan
lemak dan atau serat serta jumlah konsumsi alkohol. Penting
dikaji riwayat penurunan berat badan.
4) Auskultasi terhadap bising usus dan palpasi untuk nyeri tekan,
distensi dan masa padat. Specimen feses diinspeksi terhadap
karakter dan adanya darah.
5) Aktivitas dan istirahat Gejala: Kelemahan, kelelahan, malaise,
cepat lelah. Insomnia, tidak tidur semalaman karena diare.
Merasa gelisah dan ansietas. Pembatasan aktivitas/kerja
sehubungan dengan efek proses penyakit.
6) Sirkulasi Tanda: Takikardia (respon terhadap demam,
dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri). Kemerahan, area
ekimosis (kekurangan vitamin
7) Tekanan darah hipotensi, termasuk postural. Kulit/membran
mukosa: turgorburuk, kering, lidah pecah–pecah
(dehidrasi/malnutrisi).
8) Integritas ego Gejala: Ansietas, ketakutan misalnya: perasaan
tak berdaya/tak ada harapan. Faktor stress akut/kronis
misalnya: hubungan dengan keluarga dan pekerjaan,
pengobatan yangmahal. Tanda: Menolak, perhatian
menyempit, depresi.
9) Eliminasi Gejala: Tekstur feses bervariasi dari bentuk lunak
sampai bau atau berair. Episode diare berdarah tak dapat
diperkirakan, hilang timbul, sering tak dapat dikontrol
(sebanyak 20-30 kali defekasi / hari); perasaan dorongan /
kram (tenesmus); defekasi darah/pus/mukosa dengan atau
tanpa keluar feses. Pendarahan per rektal. Riwayat batuginjal
(dehidrasi). Tanda: Menurunya bising usus, tak adanya
peristaltik atau adanya peristaltic yang dapat dilihat di
hemoroid, fisura anal (25%), fistula perianal.
10) Makanan dan cairan Gejala: Penurunan lemak, tonus otot dan
turgor kulit buruk. Membran mukosa bibir pucat; luka,
inflamasi rongga mulut. Tanda: Anoreksia, mual dan muntah.
Penurunan berat badan, tidak toleran terhadap diit/sensitive;
buah segar/sayur, produk susu, makanan berlemak.
11) Hygiene Tanda: Ketidakmampuan mempertahankan perawatan
diri. Stomatitis menunjukan kekurangan vitamin. Bau badan.
12) Nyeri dan kenyamanan Gejala; Nyeri/nyeri tekan pada
kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi), titik
nyeri berpindah, nyeri tekan (atritis). Tanda: Nyeri tekan
abdomen/distensi
13) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum Keadaan umum meliputi kesan pasien
pada keadaan sakit seperti ekspresi wajah dan posisi
pasien, serta kesadaran pasien seperti komposmentis,
apatis, somnolen, sopor, koma dan delirium. Pada pasien
ini biasanyaa dalam keadaan lemah.
b) Pemeriksaan tanda vital Pemeriksaan ini meliputi tekanan
darah, nadi (frekuensi, irama, kualitas), pernafasan
(frekuensi, irama, kedalaman, pola pernafasan) dan suhu
tubuh. Pada pasienn ini biasanya terjadi peningkatan pada
tanda-tanda vitalnya.
c) Berat badan dan Tinggi badan Pada pasien ini biasanya
mengalami penurunan kadangsampai 10% dari BB normal,
sedangkann tinggi badannya tetap.
d) Pemeriksaan kepala Pemeriksaan ini menilai bentuk dan
ukuran kepala, distribusi rambut dan kulit kepala, ubun-
ubun (fontanel), wajah simetris atau tidak, atau
ada/tidaknya lesi pembengkakan dan nyeri tekan.
e) Mata Pemeriksaan ini melihat visus, alis bulu mata,
konjungtiva anemis/tidak, sklera ikterik/tidak, pupil, lensa
dan adanya udem palpebra/tidak. Biasanya ditemukan
konjungtiva anemis, sclera ikhterik/kekuningan, pupil
isokor, reflek pupil terganggu.
f) Telinga Pemeriksaan ini yaitu pada liang telinga, membran
timpani, mastoid, ketajaman pendengaran. Biasanyaa tidak
ada kelainan atau msalah pada telinga pasien.
g) Hidung Pemeriksaan ini melihat ada atau tidaknya polip,
sumbatan, pernafasan cuping hidung dan nyeri tekan.
Biasanya tidak ditemukan kelainan pada hidung pasien
h) Mulut Pemeriksaan ini melihat ada tidaknya kesukaran
membuka mulut (trismus), mukosa bibir, gusi, lidah,
salivasi, ada tidaknya peradangan dan karies pada gigi.
Biasanya tidak ada kelainan pada mulut pasien ini.
i) Leher Pemeriksaan ini untuk melihat kaku kuduk, ada
tidaknya massa di leher (ukuran, bentuk, posisi, konsistensi
dan ada tidaknya nyeri telan) Selain itu juga pemeriksaan
kelenjargetah bening yang dapat dinilai dari bentuknyaa
serta tanda-tanda radang yang dapat dinilai di daerah
servikal anterior, inguinal, oksipital dan retroaurikuler.
Biasanya tidak ada kelainan pada leher pasien ini.
j) Kulit Pemeriksaan ini meliputi warna (pigmentasi,
sianosis, ikterus, pucat, eritema dan lain-lain), turgor,
kelembaban kulit dan ada/tidaknya edema. Biasanya pada
pasien ini turgor kulit kurang baik, mukosa kering.
k) Paru Pemeriksaan ini melihat bentuk dadanya, keadaan
paru yang meliputi simetris/tidak, pergerakan nafas,
ada/tidaknya fremitus suara, krepitasi serta pada saat
perkusi bagaimana (hipersonor atau timpani), apabila
udara di paru atau pleura bertambah bunyinya redup dan
apabila terjadi konsolidasi jarngan paru maka bunyika
pekak. Selain itu dilakukan auskultasi untuk mendengar
suara nafas apakah normal atau ada suara tambahan seperti
ronchii (basah dan kering) dan wezzing. Biasanya pada
pasien ini menderita batuk, peningkatan produksi sputum,
sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, serta perubahan
kecepatan dan kedalaman pernafasan.
l) Jantung Pemeriksaan adalah denyut apeks atau iktus kordis
dan aktivitas ventrikel, getaran bisingg (thriil), dan bunyi
jantung. Biasanya tidak ada masalah dengan jantung
pasien.
m) Abdomen Pemeriksaan ini tentang ukuran atau bentuk
perut apakah membuncit atau tidak, dinding perut, bising
usus normal atau tidak, adanya/tidaknya ketegangan
dinding perut dan nyeri tekan. Selain itu dilakukan palpasi
untuk mmelihat ada tidaknya pembesaran pada organ hati,
limpa, ginjal, kandung kencing, kemudian pemeriksaan.
pada daerah anus, rektum serta genetalianya. Biasanya
pasien mengeluh nyeri pada bagian perut.
n) Ekstremitas Pemeriksaan ini untuk melihat rentang gerak,
keseimbangan dan gaya berjalan, genggaman tangan, otot
kaki, dan ada tidaknya udem di ekstremitas. Biasanya
terjadii kelemahan otot, tonus otot menurun, akral hangat.

b. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencederaan fisik
(tindakan invasif)
2) Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan
tindakan pembedahan
3) Resiko infeksi b/d adanya luka operasi efek prosedur infasif
b. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Keperawatan

Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencederaan fisik Tingkat nyeri (L.08066) Manajemen nyeri (I.08238)
(tindakan invasif) menunjukkan kriteria hasil: Observasi
a. keluhan nyeri menurun -identifikasi lokasi, karakteristik,
b. meringis menurun intensitas nyeri
c. gelisah menurun d. - identifikasi skala nyeri
kesulitan tidur menurun -identifikasi faktor yang
e. frekuensi nadi dan tekanan memperberat dan memperingan
darah membaik nyeri
-ajarkan teknik non-farmakologis
Kontrol nyeri (L.08063) latihan nafas dalam untuk
a. melaporkan nyeri terkontrol mengurangi rasa nyeri
b.kemampuan mengenali -kolaborasi pemberian analgetik
penyebab nyeri - identifikasi respon nyeri non
c.kemampuan menggunakan verbal
teknik non-farmakologis - identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
terapeutik
-berikan teknik nonfarmakologi
untuk mengurangi rasa nyeri
(hypnosis,akupuntur,terapi music)
-pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri.

Edukasi
-jeaskan penyebab, strategi
meredakan nyeri
-anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
-anjurkan menggunakan analgetik
secara cepat
-ajarkanteknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kerusakan intregitas kulit/jaringan berhubungan dengan Integritas Kulit / Jaringan Perawatan Luka (I.14564)
tindakan pembedahan (L.14125) Observasi
a.Elastisitas cukup meningkat -monitori karakteristik luka
b.Hidrasi cukup meningkat (missal.drainase,warna,bau,ukuran)
c.Perfusi jaringan cukup
meningkat Terapeutik
d.Kerusakan jaringan cukup - lepaskan balutan dan plester
menurun secara perlahan
e.Kerusakan lapisan kulit -bersihkan dengan cairan NaCl
cukup menurun atau sesuai kebutuhan
f.Nyeri cukup menurun -pertahankan teknik steril saat
g.Perdarahan cukup menurun melakukan perawatan luka
h.Kemerahan cukup menurun
i.Hematoma cukup menurun Edukasi
j.Pigmentasi abnormal cukup - jelaskan tanda gejala infeksi
menurun -anjurkan mengonsumsi makanan
k.Jaringan parut cukup yang tinggi protein
menurun -anjurkan perawatan luka secara
l.Nekrosis cukup menurun mandiri
Resiko infeksi b/d adanya luka operasi efek prosedur Tingkat infeksi L(14137) Dukungan perawatan diri:
infasif menunjukan kriteria hasil: mandi I(11352)
a.kemerahan menurun Observasi
b. nyeri menurun -identifikasi jenis bantuan yang
c. bengkak menurun diperlukan yaitu mengganti balutan
luka operasi b.monitor integritas
integritas kulit dan jaringan kulit
L.(14125) -monitor kebersihan tubuh sekitar
a. jaringan membaik b. lapisan area perut
kulit membaik
c. nyeri menurun Terapeutik
d. perdarahan berkurang -sediakan lingkungan yang aman
dan nyaman

Edukasi
-anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan
d. Implementasi

Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang


dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah atau
status kesehatan yang dihadapinya kestatus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan. Ukuran
intervensi keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan
lingkungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
tindakan untuk keluarga pasien atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan
pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana
keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif
(intelektual), kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan
keterampilan dalam melakukan tindakan. Implementasi adalah
realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat pada
kebutuahn pasien, faktor-faktor lain yang mempunyai kebutuhan
keperawatan, strategi implementasi keperawatan dan kegiatan
komunikasi (Rohmah, N & Walid, S. 2014).

e. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap kelima dari prsoes keperawatan.


Tahap ini sangat penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi
atau kesejahteraan klien (Perry & Potter, 2013). Hal yang perlu diingat
bahwa evaluasi merupakan proses kontinu yang terjadi saat perawat
melakukan kontak dengan klien. Selama proses evaluasi perawat
membuat keputusan-keputusan klinis dan secara terus-menerus
mengarah kembali ke asuhan keperawatan. Tujuan asuhan
keperawatan adalah membantu klien menyelesaikan masalah
kesehatan actual, mencegah terjadinya masalah risiko, dan
mempertahankan status kesehatan sejahtera. Proses evaluasi
menentukan keefektifan asuhan keperawatan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Baig Fitrihan Rukmana1, Lalu Muhammad Sadam Husen, & Halmin Ulya Nurul
Aini. (2022). Pengaruh Pemberian Kompres Hangat terhadap Penurunan
Suhu Tubuh pada Anak yang Terkena Typhoid Fever. Nursing Information
Journal, 1(2), 81–89. https://doi.org/10.54832/nij.v1i2.192
LeMone priscilla,Burke Karen M., B. G (2015). Buku ajar Keperawatan Medikal
Bedah. ( A. Linda,Ed) ( 5th ed.). Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif. (2010). Pengkajian Keperawatan: Aplikasi pada Praktik Klinik.
Jakarta: Salemba Medika.
Oswari, E. (2009). Bedah dan Perawatannya . Jakarta : Pt. Gramedia
Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., Hall, A.M. (2013). Fundamentals of
nursing. 8th ed.St. Louis, Missouri: Elsevier Mosby
Rohmah, Nikmatur dan Saiful Walid 2014. Proses Keperawatan Teori dan
Aplikasi, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta.
Sjamsuhidajat. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah Sjamsuhidajat-deJong Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzzane C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai