Resume Mooc PPPK 2023 Adaptif Dan Kolaboratif

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 4

MOOC PPPK

Massive Open Online Course


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA
(PPPK)
JURNAL
OLEH

Nama : SISWANTO, S.Pd


NIP : 198409842022211003
Tempat, tanggal lahir : Malang, 24 September 1984
Golongan : IX
Jabatan : Ahli Pertama – Guru Penjasorkes
Instansi : Pemerintah Kabupaten Malang
Unit Kerja : SD Negeri 2 Kepuharjo
MATERI KEBIJAKAN

1. Sambutan Kepala LAN RI


Menyiapakan sumber daya Aparatur yang kompeten,profesional sebagai aktor yang stategis. Seperti arahan Bapak Presiden
fokus pada pembangunan sumber daya manusia khususnya ASN.

Sambutan Kepala LAN (Deskripsi: Sambutan Kepala Lembaga Administrasi Negara Dr. Adi Suryanto, M.Si)

2. Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN

Penjelasan Kebijakan Bangkom ASN (Deskripsi: Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN oleh Dr. Muhammad Taufiq,
DEA., Deputi Kebijakan Pengembangan Kompetensi ASN LAN RI)

3. Manajemen Penyelenggaraan PPPK

Penjelasan Manajemen Penyelenggaraan PPPK (Deskripsi: Manajemen Penyelenggaraan PPPK oleh Erna
Irawati, S.Sos, M.Pol., Adm. Kepala Pusat Pembinaan Program dan Kebijakan Pengembangan Kompetensi
ASN LAN RI)
RESUME MOOC

PPPK 2023

AGENDA II

F. Adaptif

F.1 Mengapa Adaptif

Terdapat alasan mengapa nilai-nilai adaptif perlu diaktualisasikan

dalam pelaksanaan tugas- tugas jabatan di sektor publik, seperti di antaranya perubahan
lingkungan strategis, kompetisi yang terjadi antar instansi pemerintahan, perubahan iklim,
perkembangan teknologi dan lain sebagainya.

F.2 Memahami Adaptif

Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi dan individu di
dalamnya memiliki kebutuhan
beradaptasi selayaknya makhluk hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Kemampuan beradaptasi juga memerlukan adanya inovasi dan kreativitas yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi. Di dalamnya dibedakan mengenai
bagaimana individu dalam organisasi dapat berpikir kritis versus berpikir kreatif. Pada level
organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan keberlangsungan organisasi dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan
beberapa hal, seperti di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung
jawab, unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN merupakan
kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN sebagai individu yang
menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.

F.3 Panduan Perilaku Adaptif

Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan – baik individu
maupun organisasi – dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan
individu dan organisasi adaptif tersebut adalah situasi VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity). Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi uncertainty dengan
understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.
Organisasi adaptif yaitu organisasi yang memiliki kemampuan untuk merespon perubahan
lingkungan dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi
indikator sebagai berikut: (a) Pengembangan sumber daya manusiaadaptif; (b) Penguatan
organisasi adaptif dan (c) Pembaharuan
institusional adaptif. Terkait membangun organisasi pemerintah yang adaptif, Neo & Chan telah
berbagi pengalaman bagaimana Pemerintah Singapura menghadapi perubahan yang terjadi
di
berbagai sektornya, mereka menyebutnya dengan istilah dynamic governance. Menurut Neo &
Chen, terdapat tiga kemampuan kognitif proses pembelajaran fundamental untuk pemerintahan
dinamis yaitu berpikir ke depan (think ahead), berpikir lagi (think

again) dan berpikir lintas (think across).


Selanjutnya, Liisa Välikangas (2010) memperkenalkan istilah yang berbeda untuk pemerintah
yang adaptif yakni dengan sebutan pemerintah yang tangguh (resilient organization).
Pembangunan organisasi yang tangguh menyangkut lima dimensi yang membuat organisasi kuat
dan imajinatif: kecerdasan organisasi, sumber daya, desain, adaptasi, dan budaya (atau sisu, kata
Finlandia yang menunjukkan keuletan.
G. Kolaboratif

G.1 Konsep Kolaborasi


WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatukan upaya- upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan- tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan-urusan yang relevan.

G.2 Praktik Dan Aspek Normatif Kolaborasi Pemerintah

Berdasarkan ketentuan Pasal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan diatur bahwa “Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan
Kewenangan
lintas Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antarBadan
dan/atau Pejabat Pemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan
peraturan perundang-undangan”

Anda mungkin juga menyukai