Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan
Makalah Kemiskinan
-AFIFA KHUMAIRAH
-ZAHRA RAMANDA
KELAS:X7
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena berkat kebaikan-Nya
kami mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Tidak lupa, tim penyusun atau kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak amril selaki guru
sosiologi yang sudah membantu kami dalam proses penggarapannya.
Makalah yang berjudul “kemiskinan” disusun oleh kami selaku kelompok untuk memenuhi tugas
mata pelajaran sosiologi.
Semoga hal-hal yang sudah kami dapatkan bisa diwujudkan dan berdampak banyak bagi lingkungan
rumah dan sekolah.
Kami pun mengetahui jika makalah yang sudah digarap masih jauh dari kata sempurna. Masih banyak
kekurangan sehingga kami sangat berharap saran dan kritiknya kepada kami agar di kemudian hari
kami bisa membuat satu makalah yang lebih berkualitas.
Terakhir, semoga makalah berikut bisa mempunyai dampak dan manfaat bagi semua orang di sekitar
kita.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................2
C. TUJUAN MASALAH..............................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. KEMISKINAN.........................................................................................................3
B. PENYEBAB TERJADINYA KEMISKINAN.........................................................4
BAB 3 PENUTUP...............................................................................................................6
A. KESIMPULAN.........................................................................................................6
B. SARAN.....................................................................................................................6
DAFTAR PUSAKA...............................................................................................................7
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan
warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki jumlah penduduk yang tinggi seperti
Indonesia. Masalah ketenagakerjaan, pengangguran, dan kemiskinan Indonesia sudah menjadi
masalah pokok bangsa ini dan membutuhkan penanganan segera supaya tidak semakin membelit dan
menghalangi langkah Indonesia untuk menjadi mengara yang lebih maju. Indonesia sebenarnya
sempat menjadi tempat favorit bagi para pengusaha dari luar negeri untuk membangun usaha mereka
disini. Ya, dengan alasan murahnya biaya tenaga kerja merupakan salah satu faktor mengapa
Indonesia diincar oleh para pengusaha asing. Namun, ternyata hal tersebut tidak diimbangi dengan
dukungan positif dari pemerintah tentang pengaturan Undang-Undang investasi dan ketenagakerjaan
sehingga malah memunculkan banyak masalah baru sehingga mengakibatkan dampak terparah berupa
relokasi tempat usaha ke negara lain. Banyak yang harus dibenahi untuk menyelesaikan masalah
ketenagakerjaan. Diantaranya adalah dengan membekali berbagai macam ketrampilan bagi para
tenaga kerja usia produktif supaya lebih mampu bersaing di dunia kerja tidak hanya dalam bursa
tenaga kerja lokal namun juga bursa tenaga kerja dunia.
Dampak terbesar dari terjadinya relokasi tempat usaha adalah meningkatnya angka pengangguran di
Indonesia. Jumlah pengangguran di Indonesia telah mencapai titik dimana memerlukan penanganan
dari pemerintah dengan sangat serius. Ternyata langkah pemerintah untuk membuka banyak lapangan
kerja baru tidak banyak membantu mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. Langkah yang
dianggap paling tepat adalah dengan membekali ketrampilan kepada para tenaga kerja produktif yang
masih belum medapatkan pekerjaan dengan harapan mereka bisa membuka lapangan kerja baru, tidak
hanya untuk diri mereka sendiri namun juga untuk masyarakat di sekitar mereka. Oleh karena itu,
dukungan penuh dari pemerintah terhadap para wiraswasta sangat diharapkan supaya angka
pengangguran bisa jauh berkurang.
Masalah yang tidak kalah pentingnya adalah masalah kemiskinan. Kemiskinan dianggap sebagai akar
dari segala permasalahan sosial kependudukan yang memiliki efek luar biasa bagi Indonesia. Harus
diakui bahwa hingga saat ini jumlah penduduk miskin di Indonesia masih sangat tinggi. Upaya
pemerintah untuk menurunkan jumlah penduduk miskin adalah dengan memberikan fasilitas
rusunawa yang pada kenyataannya banyak salah sasaran, memberikan BLT (bantuan langsung tunai)
yang ternyata tidak banyak membantu masyarakat, hingga pemberian aneka subsidi untuk masyarakat
miskin. Berbagai langkah tersebut pada kenyataannya tidak bisa membuat jumlah penduduk miskin di
Indonesia menjadi berkurang. Karena solusi idealnya adalah dengan memberikan mereka pekerjaan
tetap dengan gaji yang memadai. sehingga mereka bisa hidup lebih layak. Ini bukan perkara yang
mudah bagi pemerintah.
Meski kemiskinan merupakan sebuah fenomena yang setua peradaban manusia tetapi pemahaman kita
terhadapnya dan upaya-upaya untuk mengentaskannya belum menunjukan hasil yang
iv
menggembirakan. Para pengamat ekonomi pada awalnya melihat masalah kemiskinan sebagai
"sesuatu yang hanya selalu dikaitkan dengan faktor-faktor ekonomi saja.
Hari Susanto [2006] mengatakan umumnya instrumen yang digunakan untuk menentukan apakah
seseorang atau sekelompok orang dalam masyarakat tersebut miskin atau tidak bisa dipantau dengan
memakai ukuran peningkatan pendapatan atau tingkat konsumsi seseorang atau sekelompok orang.
Padahal hakikat kemiskinan dapat dilihat dari berbagai faktor. Apakah itu sosial-budaya, ekonomi,
politik, maupun hukum.
Menurut Koerniatmanto Soetoprawiryo menyebut dalam Bahasa Latin ada istilah esse [to be] atau
[martabat manusia] dan habere [to have] atau [harta atau kepemilikan]. Oleh sebagian besar orang
persoalan kemiskinan lebih dipahami dalam konteks habere. Orang miskin adalah orang yang tidak
menguasai dan memiliki sesuatu. Urusan kemiskinan urusan bersifat ekonomis semata.
B.RUMUSAN MASALAH
C.TUJUAN PENELITIAN
v
BAB 2
PEMBAHASAN
A.KEMISKINAN
Kemiskinan merupakan situasi di mana individu atau suatu rumah tangga mengalami kesulitan dalam
memenuhi kebutuhan dasar. Kondisi ini tidak serta merta akibat dari malas bekerja, terdapat faktor sosial
ekonomi yang melatarbelakangi situasi ini.
Pada 2021, Badan Pusat Statistik menyatakan bahwa penduduk miskin di Indonesia mencapai 27,55 juta
orang. Angka ini terus meningkat setiap waktunya. Pada 2020 saja, terdapat kenaikan jumlah penduduk
miskin sebanyak 1,13 juta hanya dari bulan Maret hingga September.
Mengutip dari Kemdikbud, kemiskinan juga merupakan masalah global. Kemiskinan adalah hambatan
sosial yang lebih luas. Ketika kemiskinan mulai meningkat, kemiskinan menjadi masalah sosial karena
kemiskinan akan mendorong individu atau kelompok untuk melakukan kejahatan. Kemiskinan juga
menjadi masalah sosial ketika stratifikasi sosial menciptakan tingkatan dan batasan dalam masyarakat.
Akibatnya, terjadi penyimpangan dan batasan dalam interaksi dan komunikasi antara orang-orang di
tingkat atas dan bawah.
Menurut Soerjono Soekanto, ahli sosiologi hukum, kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang
tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan taraf kehidupan kelompok dan juga tidak mampu
memanfaatkan tenaga mental, maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
Sementara Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), mengartikan kemiskinan sebagai
situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari oleh seseorang dengan kekuatan yang
dimilikinya.
Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang
tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya akibat kemampuan yang dimiliki ataupun terdesak keadaan.
a) penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari
perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin
6
e) penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk
perang, pemerintah, dan ekonomi;
f) penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari
struktur sosial
1. Menciptakan kesadaran
Cara mengatasi kemiskinan bisa dilakukan dengan menciptakan kesadaran, di mana media sosial telah
menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, sehingga bisa menggunakannya sebagai suara
kebaikan sosial. Berbagi tautan di Facebook, Twitter, dan platform lain akan memungkinkan orang untuk
belajar lebih banyak tentang kemiskinan global dan akan meningkatkan kesadaran umum akan masalah
ini.
Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan dengan mengambil tindakan sendiri, tentu dengan
beberapa cara sederhana yang dapat kita bantu sebagai individu, seperti mendanai pendidikan anak
miskin atau dengan mensponsori keluarga miskin dan memengaruhi orang lain untuk melakukannya.
Anda juga bisa mengumpulkan uang dan menyumbangkannya ke organisasi nirlaba juga dapat
membantu.
3. Melakukan Donasi
Dengan menyumbangkan atau melakukan donasi, bisa membantu dalam melakukan banyak hal. Tidak
selalu harus berbentuk uang, Anda juga bisa menyumbangkan buku kepada anak miskin atau membeli
bahan makanan untuk keluarga miskin selama seminggu untuk membantu memerangi kelaparan.
Menyumbangkan pakaian bekas, furnitur, dan perlengkapan mandi juga dapat membantu meningkatkan
kesejahteraan masyarakat miskin.
Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan dengan menghilangkan ketimpangan gender, di mana dua
pertiga dari penduduk dunia yang buta huruf adalah perempuan, rasio anak laki-laki dan perempuan harus
dibuat setara dalam pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Anak perempuan yang masih bersekolah,
lebih kecil kemungkinannya untuk menikah sebelum usia 18 tahun, sehingga menurunkan tingkat
perkawinan anak sebesar 64 persen di seluruh dunia.
Menurut Organisasi Perburuhan Internasional, 197 juta orang tanpa pekerjaan di seluruh dunia, sehingga
cara mengatasi kemiskinan bisa dilakukan dengan menciptakan pekerjaan di seluruh dunia. Akan lebih
banyak pilihan pekerjaan di suatu negara berarti lebih banyak cara untuk menghentikan kemiskinan. Oleh
7
karena itu, dengan meningkatkan lapangan kerja, orang yang tidak melek huruf dapat diajari beberapa
keterampilan agar mereka dapat dipekerjakan.
Cara mengatasi kemiskinan juga bisa dilakukan, dengan meningkatkan akses sanitasi yang layak serta air
bersih. Akses terhadap air bersih dan sanitasi secara langsung, juga bisa mempengaruhi kesehatan dan
pendidikan. Saat ini, 800 juta orang hidup tanpa akses air bersih dan 2,5 miliar hidup tanpa sanitasi yang
memadai. Kamar mandi yang kotor membuat anak perempuan tidak dapat bersekolah, sehingga
menghentikan mereka untuk menerima pendidikan. Kurangnya air bersih menyebarkan penyakit seperti
diare dan kolera, yang merenggut nyawa lebih dari satu juta anak setiap tahun.
Cara mengatasi kemiskinan adalah dengan pendidikan, yang tentu membantu meningkatkan penghasilan
individu untuk setiap anggota keluarga. UNESCO juga menunjukkan bahwa keterampilan membaca dasar
dapat mengangkat 171 juta orang keluar dari kemiskinan ekstrem, yang pada akhirnya mengurangi total
kemiskinan dunia sebesar 12 persen. UNESCO juga menyebutkan saat ini ada sekitar satu miliar orang
dewasa buta huruf di dunia.
8. Strategi Individu
Orang yang memiliki keterampilan, pendidikan akan cenderung lebih kompetitif di pasar tenaga kerja,
dan akibatnya akan memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami kemiskinan. Individu yang
memiliki lebih banyak pendidikan, keterampilan, dan pelatihan biasanya lebih kompetitif dalam hal
mendapatkan pekerjaan dengan gaji lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi peluang individu untuk
mengalami kemiskinan. Selain itu, mampu mempersiapkan diri secara finansial ketika terjadi guncangan
ekonomi, salah satunya menyisihkan sejumlah pendapatan setiap bulan untuk menghasilkan beberapa
tingkat keamanan ekonomi jika diperlukan.
9. Strategi Kebijakan
Cara mengatasi kemiskinan adalah mengkaji apa yang dapat dilakukan pada tingkat kebijakan untuk
mengurangi jumlah rumah tangga yang miskin. Setidaknya ada empat strategi luas yang dapat digunakan
untuk mengurangi kemiskinan di tingkat nasional, negara bagian, dan lokal, yaitu kebutuhan untuk
menciptakan pekerjaan dengan gaji yang memadai, meningkatkan aksesibilitas barang sosial dan publik
utama. Selain itu kebijakan yang mendorong pembangunan aset, terutama yang sederhana, sangat
penting, serta menyediakan jaring pengaman sosial yang kuat dan efektif sangat penting dalam mengatasi
kemiskinan di tingkat nasional, negara bagian, atau lokal.
8
BAB 3
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kemiskinan di indonesia, sampai saat sekarang masih banyak dan masih belum bisa ditangani secara
keseluruhan. Tapi semoga dengan adanya penangulangan kemiskinan yang diadakan pemerintah,
kemiskinan akan lebih berkurang dan warga masyarakat akan lebih sejahtera dan makmur. Berdasar
uraian di atas dapat dikemukakan, bahwa dalam mengatasi masalah kemiskinan diperlukan kajian yang
menyeluruh sehingga dapat dijadikan acuan dalam merancang program pembangunan kesejahteraan
sosial yang lebih menekankan pada konseppemberdayaan dan pengentasan, bukan pertolongan. Pada
konsep pemberdayaan, pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk menggerakkan masyarakat
yang lemah atau tidak berdaya untuk berusaha agar mampu baik secara fisik, mental dan pikiran untuk
mencapai kesejahteraan sosial hidupnya. Dalam konteks ini, mereka dipandang sebagai aktor yang
mempunyai peran penting untuk mengatasi masalahnya.
B.SARAN
kebijakan pemerintah hendaknya diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi yang disertai
pemerataan, penguatan sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada penciptaan lapangan kerja,
mengatur pembangunan suatu kelembagaan perlindungan sosial bagi warga negara, dan kebijakan yang
memungkinkan adanya akses untuk menyuarakan aspirasi dan pendapat dari kalangan miskin.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://andist.wordpress.com/2008/03/21/pengertian-kemiskinan/
http://www.crayonpedia.org/mw/BSE:Pelaku-
Pelaku_Ekonomi_Dalam_Sistem_Perekonomian_Indonesia_8.2_%28BAB_15%29
http://www.bps.go.id/brs_file/kemiskinan-01jul11.pdf
http://www.scribd.com/doc/40227855/MAKALAH-Masalah-Kemiskinan-Di-
Indonesia
http://carapedia.com/masalah_ketenagakerjaan_pengangguran_kemiskinan_indonesia
_info3017.html
http://www.bappenas.go.id
http://semangatku.com/239/sosial-budaya/berbicara-tentang-masyarakat-miskin-di-
indonesia/
:http://us.suarapembaca.detik.com/read/2010/02/22/081829/1303963/471/indonesia-
dan-problem-kemiskinan
http://carapedia.com/masalah_ketenagakerjaan_pengangguran_kemiskinan_indonesia
_info3017.html
10