Kasus I23

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 9

Kasus I

Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban:
1. Pada kasus ini, Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal dengan baik pada percobaan
kedua tanpa memperhatikan urutan soal menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep rata-rata (mean). Ini dapat dijelaskan dalam psikologi pembelajaran, terutama
pemahaman konseptual dan transfer pembelajaran.
• Pemahaman Konseptual: Dalam percobaan pertama, guru membantu siswa memahami
konsep rata-rata dengan menawarkan urutan pengerjaan soal. Pada awal percobaan,
siswa mungkin perlu melihat urutan ini untuk memahami cara mencari rata-rata dengan
benar, tetapi pada percobaan kedua, siswa dapat menyelesaikan soal tanpa bantuan
urutan ini. Ini menunjukkan bahwa mereka telah memperluas pemahaman konseptual
mereka tentang apa itu rata-rata dan metode untuk menghitungnya
Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban:
1. Pada kasus ini, Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal dengan baik pada percobaan
kedua tanpa memperhatikan urutan soal menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep rata-rata (mean). Ini dapat dijelaskan dalam psikologi pembelajaran, terutama
pemahaman konseptual dan transfer pembelajaran.
• Pemahaman Konseptual: Dalam percobaan pertama, guru membantu siswa memahami
konsep rata-rata dengan menawarkan urutan pengerjaan soal. Pada awal percobaan,
siswa mungkin perlu melihat urutan ini untuk memahami cara mencari rata-rata dengan
benar, tetapi pada percobaan kedua, siswa dapat menyelesaikan soal tanpa bantuan
urutan ini. Ini menunjukkan bahwa mereka telah memperluas pemahaman konseptual
mereka tentang apa itu rata-rata dan metode untuk menghitungnya
Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban:
1. Pada kasus ini, Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal dengan baik pada percobaan
kedua tanpa memperhatikan urutan soal menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep rata-rata (mean). Ini dapat dijelaskan dalam psikologi pembelajaran, terutama
pemahaman konseptual dan transfer pembelajaran.
• Pemahaman Konseptual: Dalam percobaan pertama, guru membantu siswa memahami
konsep rata-rata dengan menawarkan urutan pengerjaan soal. Pada awal percobaan,
siswa mungkin perlu melihat urutan ini untuk memahami cara mencari rata-rata dengan
benar, tetapi pada percobaan kedua, siswa dapat menyelesaikan soal tanpa bantuan
urutan ini. Ini menunjukkan bahwa mereka telah memperluas pemahaman konseptual
mereka tentang apa itu rata-rata dan metode untuk menghitungnya
Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban:
1. Pada kasus ini, Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal dengan baik pada percobaan
kedua tanpa memperhatikan urutan soal menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep rata-rata (mean). Ini dapat dijelaskan dalam psikologi pembelajaran, terutama
pemahaman konseptual dan transfer pembelajaran.
• Pemahaman Konseptual: Dalam percobaan pertama, guru membantu siswa memahami
konsep rata-rata dengan menawarkan urutan pengerjaan soal. Pada awal percobaan,
siswa mungkin perlu melihat urutan ini untuk memahami cara mencari rata-rata dengan
benar, tetapi pada percobaan kedua, siswa dapat menyelesaikan soal tanpa bantuan
urutan ini. Ini menunjukkan bahwa mereka telah memperluas pemahaman konseptual
mereka tentang apa itu rata-rata dan metode untuk menghitungnya
Fani fernando
Kasus I
Bayangkan jika Anda adalah seorang guru matematika di kelas VII. Saat ini Anda
hendak
menyampaikan materi mengenai matematika sosial yakni mencari nilai rata-rata (mean). Untuk
memudahkan peserta didik dalam memahami pembelajaran, Anda mencoba untuk membuat
urutan atau langkah-langkah yang perlu diikuti oleh peserta didik agar dapat mencari nilai rata-
rata pada sebuah soal. Anda meminta kepada peserta didik untuk mengerjakan soal yang Anda
berikan. Hasilnya, peserta didik mampu mengerjakan dengan benar, sesuai dengan langkah
yang telah Anda siapkan. Beberapa saat kemudian, Anda meminta kepada peserta didik untuk
mengulangi soal yang sama tanpa melihat urutan pengerjaan soal, dan peserta didik mampu
mengerjakannya dengan benar.
1. Menurut Anda, apa yang membuat peserta didik mampu mengerjakan soal dengan
baik pada percobaan kedua (tanpa melihat urutan/langkah pengerjaan soal)?
2. Sebagai seorang calon guru, dalam kegiatan belajar yang seperti apa metode di atas
dapat diterapkan? Elaborasi jawaban Anda dengan menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban:
1. Pada kasus ini, Kemampuan siswa untuk menyelesaikan soal dengan baik pada percobaan
kedua tanpa memperhatikan urutan soal menunjukkan pemahaman yang lebih mendalam
tentang konsep rata-rata (mean). Ini dapat dijelaskan dalam psikologi pembelajaran, terutama
pemahaman konseptual dan transfer pembelajaran.
• Pemahaman Konseptual: Dalam percobaan pertama, guru membantu siswa memahami
konsep rata-rata dengan menawarkan urutan pengerjaan soal. Pada awal percobaan,
siswa mungkin perlu melihat urutan ini untuk memahami cara mencari rata-rata dengan
benar, tetapi pada percobaan kedua, siswa dapat menyelesaikan soal tanpa bantuan
urutan ini. Ini menunjukkan bahwa mereka telah memperluas pemahaman konseptual
mereka tentang apa itu rata-rata dan metode untuk menghitungnya
• Transfer Pembelajaran: Ide tentang bagaimana siswa dapat menggunakan pengetahuan
dan keterampilan yang mereka pelajari dalam situasi yang berbeda atau sebanding.
Dalam situasi ini, siswa dapat mengubah konsep rata-rata dari satu situasi dengan
langkah-langkah ke situasi lain tanpa langkah-langkah. Ini menunjukkan bahwa siswa
tidak hanya menghafal langkah-langkah, tetapi juga memahami prinsip-prinsip dasar
yang mendasari perhitungan rata-rata.
Dalam kasus ini, model pembelajaran yang digunakan yaitu melalui pendekatan
konstruktivisme yang mana untuk membantu siswa memperluas pemahaman mereka tentang
konsep matematika, guru memberikan arahan awal. Tujuan sebenarnya adalah memungkinkan
siswa memahami konsep secara mendalam daripada hanya menghafal langkah-langkah.Ini
sejalan dengan teori konstruktivisme, yang menekankan pada peran aktif siswa dalam
pembangunan pengetahuan mereka.. Ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme, yang
menekankan pada peran aktif siswa dalam membangun pengetahuan mereka sendiri melalui
refleksi, pemecahan masalah, dan pemahaman konsep
2. Sebagai calon seorang guru, kegiatan belajar dengan menggunakan metode pendekatan
Konstruktivisme dapat diterapkan dalam bentuk diskusi kelompok, pembelajaran berbasis
masalah ,kegiatan pratikum atau pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa aktif,
dan memungkinkan mereka untuk membangun pemahaman yang mendalam tentang konsep. Hal
ini
melibatkan eksplorasi, refleksi, dan kolaborasi. Metode konstruktivisme juga memahami bahwa
setiap
siswa memiliki pengalaman dan pemahaman yang unik, dan pendidikan sebaiknya
memungkinkan
siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri sesuai dengan latar belakang dan
pengalaman
masing-masing siswa

Kasus II
Rina adalah seorang guru di kelas 1 SD. Sebagian besar peserta didiknya belum bisa
berhitung dengan lancar. Rina sedang memikirkan cara yang sesuai untuk membantu setiap
peserta didik menyelesaikan tantang belajarnya.
1. Menurut Anda, apa yang dapat Rina lakukan untuk membantu peserta didiknya sesuai
dengan tahapan perkembangan usia?
2. Mengapa Anda menyarankan hal tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan Jawaban:
1. Rina dapat menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan
usia anak-anak untuk membantu siswa di kelas 1 SD yang sebagian besar belum bisa berhitung
dengan
lancar. Rina dapat melakukan beberapa saran berikut:
• Memulai dari Dasar: Rina sebaiknya memulai dengan konsep matematika dasar yang sesuai
dengan perkembangan anak-anak usia dini, seperti pengenalan angka, penghitungan, dan
pemahaman konsep jumlah dan ukuran
• Penggunaan Materi/contoh Konkret: Rina dapat mengajarkan konsep matematika dengan
menggunakan materi konkret seperti blok bangunan, koin, atau mainan matematika lainnya.
Materi ini membantu anak-anak memahami konsep secara visual dan fisik.
• Pembelajaran Aktif: Anak-anak usia dini belajar melalui pengalaman langsung dan aktivitas
fisik. Rina dapat mengatur berbagai permainan dan aktivitas matematika yang memerlukan
gerakan fisik. Misalnya, dia dapat bermain dengan mainan dan berjalan untuk menghitung
langkah atau menyusun barisan.
• Media Visualisasi: Anak-anak dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang konsep
matematika dengan menggunakan gambar, kartun, atau ilustrasi yang menarik. Untuk
membantu anak-anak memahami konsep dengan cara yang lebih nyata, Rina dapat
menggambarkan cerita sederhana yang melibatkan matematika.
• Relevansi dengan Kehidupan Sehari-hari: Rina dapat menunjukkan kepada anak-anak
bagaimana konsep matematika digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menghitung jumlah
kelereng atau permen yang mereka miliki atau membagi makanan menjadi bagian-bagian yang
sama adalah beberapa contohnya.
• Kesabaran dan Umpan Balik: Rina harus bersabar dan memberikan umpan balik positif kepada
semua siswa. Sangat penting untuk membangun rasa percaya diri anak-anak dan menghargai
upaya mereka dalam belajar matematika.
2. Metode di atas didasarkan pada teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif anak-anak.
Teori
ini menyatakan bahwa anak-anak mengalami tahapan perkembangan kognitif tertentu pada usia
dini
mereka. Mereka lebih suka belajar melalui pengalaman langsung dan memanipulasi benda fisik.
Selain
itu, karena mereka masih membangun pemahaman konsep abstrak, materi yang konkret dan
relevan
dengan kehidupan sehari-hari sangat penting.
Selain itu, penting bagi Rina untuk mendekati setiap siswa sebagai individu yang berbeda
dan
menghormati kecepatan perkembangan masing-masing peserta didik

Kasus III
Made adalah seorang guru yang mengajar di salah satu sekolah negeri wilayah Bali. Ia
mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Ia hendak mengajarkan materi teks deskripsi pada
peserta didiknya. Pada buku cetak yang menjadi panduannya saat mengajar, terdapat beberapa
contoh teks deskripsi menceritakan tentang bangunan-bangunan pencakar langit yang ada di
Ibu Kota. Dengan memperhatikan latar belakang setiap peserta didiknya, Made pun mencoba
untuk memberikan contoh berbeda. Ia memberikan contoh teks deskripsi tentang pantai dan
makanan khas di Bali.
1. Menurut Anda, apakah pertimbangan dan keputusan Made sudah sesuai? Mengapa
demikian?
2. Prinsip apa yang Made gunakan dalam kasus tersebut? Elaborasi jawaban Anda dengan
menyertakan teori yang berkaitan.
Jawaban:
1. Menurut kelompok kami , Keputusan Made untuk memberikan contoh teks deskripsi tentang
pantai Bali dan makanan khasnya dapat dianggap tepat. Alasannya adalah berdasarkan pada
gagasan berikut:
• Konteks Lokal: Made memilih konteks lokal yang relevan dengan peserta didiknya. Memilih
konten yang dekat dengan pengalaman dan lingkungan peserta didik dapat membantu mereka
lebih terlibat dalam pembelajaran karena mereka dapat mengaitkan materi dengan pengalaman
mereka sendiri.
• Relevansi: Made memilih dua subjek yang terkait dengan kehidupan sehari-hari siswa di Bali:
pantai dan makanan khas. Hal ini meningkatkan minat siswa dalam belajar dan membantu
mereka memahami hubungan antara teks deskripsi dan lingkungan mereka.
• Keanekaragaman: Made menciptakan variasi dalam pembelajaran dengan memberi contoh
yang berbeda dari buku panduan yang lebih umum. Ini dapat membantu siswa memahami
bahwa teks deskripsi dapat diterapkan pada banyak topik dan konteks.
o

Anda mungkin juga menyukai