Full
Full
Full
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD HAMDAN
NIM : 20218705346
SKRIPSI
Oleh:
AHMAD HAMDAN
NIM : 20218705346
i
Motto
i
Abstrak
ii
KATA PENGANTAR
1. DR. Ma’ruf M.Pd. , selaku rektor Yayasan Pendidikan Bakti Wanita Islam
2. Bahrul ulum M.PI selaku Kepala Prodi pendidikan agama islam beserta staf-
stafnya.
3. Drs. H. Kaswandi M.Pdselaku pembimbing serta menjadi bapak didik bagi
Penulis, dengan sabar membimbing Penulis dan meluangkan segenap waktu,
tenaga, pikiran di tengah-tengah kesibukan yang ada, demi untuk membantu,
memberi arahan, masukan, dan bimbingan yang begitu banyak pada penulisan
skripsi Penulis, sekaligus telah memberikan acc sehingga Penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
iii
4. Teman – teman PAI yang telah mau memberikan segenap ilmunya yang insya
Allah bermanfaat.
5. Kedua orang tua Penulis, H. muhammad chamim dan HJ mushollimah ayah dan
ibu, yang mengajarkan arti sebuah nafas kehidupan dan atas perjuangan serta
doanya yang tiada terkira. Terkhusus untuk ayah penulis yang semoga diberikan
kesehtan sehingga bisa menjalani kehidupan seperti sebeumnya. Ami>n...
Tidaki adai yangi dapati Penulisi berikani atasi artii keberadaani mereka,i kecualii
sepenggali harapani semogai pihak-pihaki yangi telahi Penulisi kemukakani dii atasi selalui
mendapati rahmati dani anugerahi darii Allahi Swt.i Demikiani skripsii yangi Penulisi
susuni inii sekalipuni masihi belumi sempurnai namuni harapani Penulisi semogai akani
tetapi bermanfaati dani menjadii sumbangani yangi berhargai bagii khazanahi kajiani ilmui
falak.
iv
DAFTAR ISI
v
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 51
A. Metode penelitian .................................................................. 51
B. Rencana penelitian ................................................................. 51
C. Subjek penelitian ................................................................... 53
D. Teknik pengumpulan data ...................................................... 54
E. Instrumen penelitian .............................................................. 55
F. Teknik analisis data ................................................................ 56
D. Analisis ................................................................................ 78
BAB V PENUTUP...................................................................................... 85
A. Kesimpulan............................................................................... 85
B. Saran......................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 87
vi
Daftar tabel
vii
Tabel 2.1 komparasi kaidah rasm uthmani ...................................................... 36
Tabel 2.2 membuang alif ................................................................................. 38
Tabel 2.3 membuang waw ............................................................................... 38
Tabel 2.4 membuang ya’ .................................................................................. 39
Tabel 2.5 membuang salah satu huruf lam ...................................................... 39
Tabel 2.6 kaidah menambah huruf (az-ziyadah)............................................... 40
Tabel 2.7 kaidah penulisan hamzah (al-hams) ................................................. 41
Tabel 2.8 kaidah penggantian huruf (al-badl)................................................... 41
Tabel 2.9 kaidah menyambung dan memisah .................................................. 42
Tabel 2.10 kaidah kalimat yang dibaca dengan lebih dari satu bacaan ........... 43
Tabel 4.1 tabel sarana prasarana ...................................................................... 61
Tabel 4.2 jadwal harian .................................................................................... 64
Tabel 4.3 jadwal mingguan .............................................................................. 65
Tabel 4.4 tes kamampuan menggunakan mushaf standar rasm
uthmani dan mushaf standar indonesia ............................................................ 73
Tabel 4.5 tingkatan pendidikan ........................................................................ 78
Tabel 4.6 kemampuan santri ............................................................................ 82
viii
BAB I
PENDAHULUAN
kepada umatnya. Al-Qur’ an. Al-Qur’an jika diibaratkan lautan maka, al-
qur’an merupakan lautan yang sangat luas. Sebab, para sejarawan dan
pandang. Baik dari sudut bahasa serta sastranya, wujud dan huruf yang
memperbincangkannya.1
qara’a yang mempunyai arti membaca. Konsep pemakaian kata ini dapat
1
Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur’ān (Kajian Antropologi Budaya)”, Jurnal Rihlah II, No. 1, (Mei
2015), 69.
2
Q.S. al-qiyamah: 17-18.
1
Pada surat al-qiyamah ayat 17 dan 18 tersebut allah menjelaskan
Dari sudut pandang yang lain surat alqiyamah ayat 17 dan 18 ini
oleh malaikat jibril. Dan bacaan itu akan tetap tinggal dalam ingatan nabi
muhammad.3
mengatakan bahwasannya masyarakat arab pada saat itu yang cakap dalam
3
Quran kemenaq, https://quran.kemenag.go.id/surah/75 (09 Jnauari 2023)
2
membaca dan menulis hanya belasan orang saja. Namun, Pada masa itu
masyarakat arab memiliki hafalan yang kuat dan bisa diandalkan. 4 Pada saat
itu masyarakat arab disebut dengan masyarakat yang ummi yakni masyarakat
Hal ini juga tercantum dalam al-qur’an surah al-jumuah ayat 2 yang
berbunyi5 :
bahwasannya allah lah yang mengutus seorang rasul dari golongan mereka
sendiri yakni golongan yang masih buta huruf, belum mengetahui cara
membaca dan menulis yakni, nabi muhammad SAW dengan beberapa tugas
yakni :
4
M. Quraish Shihab, dkk., Sejarah & ‘Ulum al-Qur’an, Jilid 5 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013), 20.
5
Q.S al jumuah : 2.
3
3. Membersihkan umat nya dari akidah yang menyesatkan, kemusrikan,
bahwasannya, nabi muhammad dan bangsa arab yang buta huruf, dalam hal
wahyunya, nabi selalu memanggil Zaid bin Ṡabit untuk menuliskan wahyu-
wahyu tersebut.7 selain Zaid bin Ṡabit para sahabat juga menuliskan wahyu
yang turun atas dasar kemauan nya sendiri. Wahyu-wahyu yang turun tersebut
itu belum dilakukan. Karena wahyu pada saat itu masih turun dan juga belum
6
Quran kemeaq, https://quran.kemenag.go.id/surah/62 (09 Januari 2023)
7
M. Mustofa al-‘Azami, Sejarah Teks Al-Qur’ān dari Wahyu sampai Kompilasi, Jilid.1 Penerjemah
Sohirin Solihin, dkk. (Jakarta: Gema Insani, 2005), 73.
8
Nasruddin, “Sejarah Penulisan Al-Qur’ān (Kajian Antropologi Budaya)”, Jurnal Rihlah II, No. 1, (Mei
2015), 56.
4
terdapat kebutuhan yang mendesak. Sehingga wahyu-wahyu yang telah ditulis
para penghafal al-qur’an yang meninggal dunia. Ada beberapa pendapat yang
menjadi korban maka Khalifa Umar bin Khattab tergerak hatinya untuk
Khalifa Abu Bakar menolak usulan Khalifa Umar untuk pembukuan al-
qur’an. Namun, Khalifa Umar tiada henti untuk meyakinkan usulan nya
kepada Khalifa Abu Bakar. Hingga pada akhirnya Khalifa Abu Bakar setuju
dan membentuk sebuah tim pembukuan yang dipimpin oleh zaid bin Ṡabit.11
kekhalifahan Usman bin Affan. Pada masa ini Islam sudah menyebar luas ke
Pada tiap wilayah sudah popular bacaan sahabat yang mengajarkan mereka
membaca al-qur’an. seperti bacaan penduduk Syam yang meniru bacaan dari
9
Enang Sudrajat, “Pentashihah Muṣḥaf Al-Qur’ān di Indonesia”, Jurnal Suhuf 6, No. 1, (2013), 60.
10
Manna al-Qaṭṭān, Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an, jilid. 1, terj. Aunur Rafiq el-Mazni, (Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar, 2005), 158.
11
M. Quraish Shihab, dkk., Sejarah & ‘Ulum al-Qur’an, Jilid 5 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013), 28.
5
Ubay bin Ka‟ab, penduduk Kufah meniru bacaan Abdullah bin Mas‟ud, serta
sebagian lain menjajaki bacaan Abu Musa al- Asy‟ari. 12 Di antara mereka ada
pada pertikaian, silih merasa sangat benar sehingga nyaris mengkufurkan satu
sama lain.13
yang tepat. Hasil dari musyawarah tersebut Khalifah Usman mengutus empat
sahabat yakni, Zaid bin Ṡabit, Abdullah bin Zubair, sa’id ibn al-ash dan
supaya orang- orang membakar mushaf selainnya. 14 Dari mushaf yang ditulis
pada masa Usman inilah kalangan muslimin di segala pelosok menyalin al-
qur’an. Metode dan model al-qur’an ini yang dikenal sebagai rasm Usmani.
hanya berupa tulisan yanag terdiri dari simbol dasar yang hanya
dalam dentuk garis, lurus tanpa titik dan baris.15 Teks awal al-qur’an dan
12
Muhammad Ali ash-Shabuni, al-Tibyan fi Ulum al-Qur‟an, terj. Moch. Chudlori Umar, Moh. Matsna
(Bandung: Alma’arif, 1996), 94.
13
Fahd bin Abdurrahman al-Rumi, Dirasat fi„Ulum al-Qur‟an, terj. Amirul Hasan, Muhammad
(Yogyakarta: Ttitian Ilahi, 1996), 117
14
Muhammad Ali ash-Shabuni, al-Tibyan fi Ulum al-Qur‟an, terj. Moch. Chudlori Umar, Moh. Matsna
(Bandung: Alma’arif, 1996), 95.
15
Manna‟ al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Surabaya: al-Hidayah, TT), 150.
6
naskah arab umumnya tidak menggunakan tanda baca dan diakritik. 16
bani umayyah yang kelima, yakni pada masa abdul malik bin marwan sekitar
aswad al-duali ini juga dijuluki sebagai bapak bahasa arab. Abu aswad al-
atas huruf, lambang kasrah dengan menggunakan titik pada depan bawah
akhir huruf.
16
Tanda baca dalam bentuk titik
17
Maftuh bastul birri, mari Memakai Al-qur’an Rasm Usmani (RU) Kajian Tulisan Al-Qur’an dan
Pedoman Menulisnya, (Kediri: Lirboyo, 2018), 114-115.
18
Amir dariri, “abu al-aswad ad-duali, politikus yang menjadi ahli nahwu pertama”
http://www.ppwalisongo.id/berita/detail/203/abu-al-aswad-ad-duali-politikus-yang-
menjadi-ahli-nahwu-pertama (09 Januari 2023)
7
nashr bin ‘ashim merupakan salah satu murid dari abu aswad
yang pertama memberikan tanda titik pada huruf-huruf tersebut. hal ini ia
Selain abu aswad-al duali dan nashr bil a’shim al-khalil bin
ahmad juga merupakan ulama yang populer dalam ilmu tata bahasa arab.
Beliau juga penemu dari ilmu arudh dan ilmu tenang wazan-wazan syair
harakat dari abu aswad al-duali yang awalnya titik menjadi satu garis.
Satu garis di atas huruf untuk fatha, satu garis di bawah huruf untuk
kasrah, dan wau kecil di atas huruf untuk dhammah. Al-khalil bin ahmad,
bahwa penulisan al-qur’an ini bersifat taufiqi yakni yang berhak untuk
19
Manna‟ al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Surabaya: al-Hidayah, TT), 151.
8
menuliskan al-qur’an adalah para sahabat yang ditunjuk dan dipercaya oleh
nabi. Pendapat yang kedua, rasm mushaf ini bersifat ijtihadi yakni sebuah
bentuk tulisan yang telah disepakati dan disetujui oleh Khalifah Usman.
Pendapat yang ketiga, rasm mushaf ini bersifat istilahi yakni diperbolehkan
salah dan dianggap menyesatkan umat. Kepala dari lajna pentashihan mushaf
yang ada divideo tersebut adalah mushaf yang diterbitkan oleh darul ma’rifah
beirut. Mushaf tersebut ditulis menggunakan riwayat warsy dari Imam Nafi’.
Dan mushaf tersebut menggunakan khat maghribi yang mana khat tersebut
tanda wakaf nya berdasarkan dari hasil musyawarah kerja ulama (musker)
indonesia I s.d IX (1974 s.d 1983) dan dijadikan sebagai pedoman dari
20
Eva Nugraha, “Konsep al-Nabi al-Ummi dan Implikasinya pada Penulisan Rasm”, Jurnal-Refleksi 13,
No.2 (April 2012) 277-278.
21
Badan Penulisan dan Pengembangan Agama, Mengenal Al-qur’an Standar Indonesia, (Jakarta:
Departemen Agama R.I, 1994/ 1995), 1.
9
ini sedikit mendapatkan perdebatan boleh atau tidaknya. Karena hal ini
al-qur’an.
qur’an dengan rasm usmani ialah kiai Maftuh dari Pondok Pesantren
Murottilir Quran Lirboyo. Hal ini jelas tertuang dalam bukunya yang berjudul
mari memakai al-qur’an rasm usmani. menurut beliau mushaf dengan standar
ini masih banyak kekurangannya. Dalam hal ini kyai maftuh menemukan
masih banyak ketidak orisinilan dalam mushaf yang digarap oleh Departemen
murottilir quran lirboyo. Pada mulanya kiai maftu merintis pendidikan Al-
sorogan pada tahun 1977 M. Kemudian sekitar tahun 1979 M, kiai Maftuh
10
Pondok Pesantren Murottilir Quran (PPMQ) adalah salah satu unit
Pondok Pesantren Lirboyo yang berada di sebelah barat dari Pondok Induk
pada metode hafalan dan membaca al-Qur’an yang baik dan benar secara tartil
lebih lanjut tentang penggunaan al-qur’an dengan rasm usmani serta upaya
qur’an dengan rasm usmani. Penulisan tersebut penulis angkat dalam skripsi
B. Identifikasi Masalah
ini:
11
4. Kiai Maftuh yang menyuarakan untuk tetap menggunakan rasm Usmani.
Lirboyo.
C. Pembatasan Masalah
Lirboyo.
D. Rumusan Masalah
Qur’an Lirboyo?
12
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
berikut:
1. Secara teoritis
2. Secara praktis
berstandar usmani.
b. Bagi pengajar
13
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memudahkan
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini secara garis besarnya terbagi menjadi lima bab, dimana
setiap bab nya memiliki sub-sub bab nya masing-masing. Pada bab pertama
yakni pendahuluan. Pada bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah,
Bab kedua, ialah ulasan tentang teori. Dalam perihal ini teori yang
digunakan merupakan rasm, sehingga pada bab ini hendaknya akan paparkan
Indonesia. Hal- hal itu antara lain definisi rasm, macam- macam rasm, kaidah
rasm usmani, faedah rasm usmani, hukum serta peran rasm usmani. Ada pula
14
Pesantren Murottilir Quran, penggunaan serta upaya penerapan mushaf
bab satu sesuai dengan teori pada bab dua dan hasil penelitian pada bab tiga.
Pembahasan pada bab empat ini meliputi analisis dari penggunaan dan upaya
Quran Lirboyo.
dari hasil yanag didapatkan serta berisikan saran terkait dengan penulisan.
15
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Rasm al-qur’an
bentuk-bentuk dari huruf yang digunakan. Pengunaan istilah Rasm untuk pola
penulisan al-qur’an ini dipelopori oleh Abu ‘Amr Al-Dani Dalam kitabnya al-
muqni’. Kemudian pada masa al-tans kara Rasm ini di khusukan untuk
sinonim seperti اَخلُّط, ألُّزُبْوُر, الَّس ْط, semua kata tersebut memiliki arti yang
ُر
sama, yakni tulisan.23 Menurut Zainal Arifin Madzkur dalam bukunya kata
Dengan demikian, secara bahasa kata Rasm memiliki arti tulisan, bekas atau
16
bekas atau peninggalan penulisan al-qur’an yang disandarkan kepada Khalifah
Usman bin Affan, karena penulisan Rasm uthmani dilakukan pada masa
diantaranya dimaknai sebagai tata cara dalam menuliskan huruf dan kalimat
al-qur’an yang disesuaikan dengan pola atau metode yang digunakan pada
masa Khalifah Usman bin Affan.25 Makna yang lain juga dikatakan oleh
yang menggunakan suatu metode tertentu yang disetujui oleh Khalifah Usman
bin Affan dimana kepenulisannya dipercayakan kepada Zaid bin Tsabit serta
kalimat yang digunakan oleh Khalifah Usman bin Affan dalam menuliskan al-
qur’an. Pada dasarnya penulisan bahasa arab itu ditulisakan sesuai dengan
penulisannya.27
25
Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum alQur’an (Mesir: Mushtafa al-Babi al-Halani,
1973), 166.
26
Manna‟ al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Surabaya: al-Hidayah, TT), 150146.
27
Muhammad Abd al-Adhim al-Zarqoni, Manahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an (Beirut: Dar al-Kitab al-
Arabi, 1995), 300.
17
B. Macam-macam Rasm
yakni, Rasm qiyasi atau Rasm imla’i dan rasam istilahi atau bisa disebut
Rasm uthmani. Sedangkan menurut Ali Ismail Handawi dan Abu Dawud
macam-macam rasm terbagi menjadi tiga bagian yang disebutkan dalam at-
tabyin li hija’i at tanzil yakni, Rasm qiyasi, Rasm a’rudi dan Rasm uthmani.
1. Rasm qiyasi
perkembangan atau bisa disebut Rasm yang asli.28 Maksud dari kata asli
dalam Rasm qiyasi ini adalah penulisan dalam Rasm qiyasi ini masih
waktu (waqf) berhenti dan (ibtida) memulainya. Misalnya ن, ص, قjika
mempertimbangkan aspek waqf dan ibtida nya. Seperti pada kalimat, مالك
28
Jalaluddin as-Suyuti, hami’ul Hawami fi Sharh Jamal-Jawa mi, (Kuwait:darul buhuts al-ilmiyah,1992),
305-306.
29
Mazmur Sya’roni, Pedoman Umum Penulisan dan Pentashihan Muṣḥaf AlQur’ān dengan Rasm
Uthmani, (Jakarta: Departemen agama RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Agama Puslitbang
Lektur Agama, 1998/1999), 9.
18
يوم الّد ينdengan memperhatikan ibtida dan wasl maka hamzah wasl pada
2. Rasm a’rudi
sesuai dengan syair arab atau wazan, hal ini bertujuan untuk mengetahui
nama-nama dari syair tersebut.31 Seperti pada potongan syair Imri’ Al-
Qais yang seharusnya berbunyi َو َلْي ٍل َك َم ْوِج َاْلَبْح ِر َأْرَخ ى ُس ُد ْو َلُهkarena harus
menyesuaikan dengan wazan bahr ta’wil yang berbunyi َفُعْو ُل َم َف ْاِعُلْن َفُعْو ُل
3. Rasm uthmani
ini huga bisa disebut dengan Rasm istilahi menurut Ali Ad-Dabba. Rasm
uthmani ini merupakan tata cara penulisan al-qur’an yang yang standar
penulisan nya pada masa Khalifah Usman bin Affan. Bentuk penulisan
dari Rasm uthmani ini merupakan kelanjutan dari khat kufi. Khat kufi
30
Chumairok Zahrotur Roudloh, “Rasm dalam manuskrip muṣḥaf Al-Qur’ān KH. Mas Hasan Masyruh”,
(Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya,surabaya, 2019), 25.
31
Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014), 156.
19
khas dari bentuk khat kufi ini kaku dan tegak condong ke kanan. Untuk
lebih lanjut dari Rasm uthmani ini akan dijalaskan pada sub bab
selanjutnya.
arti kata secara bahasa dan istilah. Disini terdapat tiga kata yang perlu
dijelaskan. Yakni kata ilmu, Rasm , dan uthmani. Yang pertama yakni kata
suatu disiplin bidang tertentu yang disusun secara sistem dan didasarkan
mempunyai arti tulisan. Dan dalam kamus lisan al-‘arab Rasm memiliki
arti bekas, peninggalan, tulisan, sisa, dan ada pula yang mengartikan sisa
32
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, KBBI V App
33
Abd al-Faṭ Isma‘īl Thalabiy, Rasm Alquran, (Mesir: Maktabah alNahdhah, 1960), 9.
20
sesuatu yang ditinggalkan oleh orang terdahulu dan ditemukan oleh orang
setelahnya.34
Usman bin Affan. Dimana Khalifah Usman yang mengustus empat orang
sahabat yakni Abdullah bin Zubair, Sa’id Ibn Al-Ash dan Abdurrahman
Ibn Hisyam yang dipimpin oleh zaid bin Tsabit untuk memperbanyak dan
menyalin mushaf.
khusus. Metode khusus ini terdiri dari enam kaidah dengan pengawasan
34
Nyanyak keumala zia, “Penggunaan Mushaf Standar ‘Uthmāni Pada Taman Pendidikan Al-qur’an
Kota Banda Aceh”(skripsi--universitas islam negeri ar-raniry banda aceh, banda aceh,2019), 18.
35
Abd al Hayy Husain Al Farmāwī, Rasm al Mushhaf wa Naqthuhu, Cet 1, (Makkah al Mukarramah: Al
Maktabah al Makkiyyah dan Dār Nūr al Maktabāt, 2004. ),166- 167.
21
Khalifah Usman yang menciptakannya, tetapi karena beliaulah yang
Khalifah Abu Bakar. Dan setelah ditulis ulang oleh empat orang tadi
menjadi pedoman orang- orang Islam di kota tersebut dalam membaca al-
Qur`an.36
lembaran kertas, kemudian disatukan jadi suatu buku besar serta disusun
digunakan oleh segala umat Islam di dunia tidak akan luput dari proses
Qur’an ( jam’ u Al- Qur’ an). Pengumpulan Al-Qur’an ini bisa dicoba
asṣudūr), serta penulisannya huruf demi huruf, ayat demi ayat serta surah
36
Abd Qadir Umar Usman Al-Hamidy, “Penulisan al-Quran dengan Rasm Uthmani di antara Tawqif
dan Ijtihad”, Journal of Ma’alim al-Quran wa al-Sunnah, Vol 14, No. 2, (2018).
22
demi surah, baik dalam lembaran- lembaran yang masih terpisah- pisah
kita pegang dan baca merupakan hasil perjuangan dari nabi muhammad
Maka dari itu penulis akan memulai sejarah ini mulai dari periode nabi
affan.
huruf dan belum pandai membaca dan menulis atau bisa disebut
Muhammad pun dikatakan sebagai nabi yang ummi Hal ini terdapat
di dalam firman allah pada surat al-a’raf ayat 157 yang berbunyi :
ٱَّلِذ ي َّتِب وَن ٱلَّر وَل ٱلَّن ٱۡل ُأِّم ٱَّلِذي ِجَي ُد وَنۥ ۡك ُتو ا ِعنَد ۡم يِف ٱلَّتۡو ٰى ِة
َر ُه َم ًب ُه َّيِب َّي ُس َن َي ُع
37
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), 81.
38
Zainal Abidin S, Seluk Beluk Al-Qur’ān, (Jakarta: Rineka CIpta, 1992), 27.
23
ۡت ِه ۚۡم َّل ِذ ۡل ۡغ َٰل َّل ۡن ِإ ِه ۡل َٰٓبِئ
َعَلۡي ُم ٱ َخ َث َوَيَض ُع َع ُه ۡم ۡص َرُه ۡم َوٱ َأ َل ٱ يِت َك اَن َعَلۡي َفٱ يَن
yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang
ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan
bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala
bahwasannya salah satu sifat nabi ialah ummi (buta huruf). Sifat ini
tidaklah mungkin bisa membaca kitab taurat dan injil yang dimiliki
oleh umat yahudi dan nasrani. Hal ini membuktikan bahwa risalah
yang dibawakan oleh Nabi Muhammad itu berasal darai tuhan yang
maha esa. Tidak mungkin orang yang mempunyai sifat ummi bisa
24
Sifat ummi yang dimiliki oleh Nabi Muhammad dan
yang sangat banyak. Oleh karena itu pada saat nabi muhammad
mendiktekan ayat demi ayat. Tidak hanya itu nabi juga akan
39
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), 82
40
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014),84.
25
tempat ayat itu dimana, sesudah ayat itu apa dan pada surah mana
pilihan ini ialah Abū Bakar As-Shiddiq, ‘Umar bin Khattab, ‘Uṡman
Bin ‘Affan, ‘Alī bin Abi Thālib, Zaid bin Ṡabit, Ubay bin Ka’ab,
dikala itu masih sangat simpel. Para shabat menulis Al- Qur’ an pada
pelepah kurma, batu halus bercorak putih, kulit hewan, daun, tulang
unta, serta lain- lain.43 Salah seseorang sahabat Nabi yang sangat
masa Nabi SAW, Abū Bakar serta‘ Uṡman Bin‘ Affan yakni Zaid Bin
Tsabit.
satu mushaf pada masa Nabi SAW antara lain karena Umat Islam
26
lebih diutamakan daripada tulisan, perlengkapan tulis menulis sangat
terbatas serta yang lebih berarti lagi Rasūlullah SAW masih hidup
angsur sepanjang kurang lebih 23 tahun serta masih bisa jadi terdapat
ayat- ayat yang hendak dinasakh oleh Allah SWT, serta susunan ayat
mereka yang murtad, menolak untuk membayar zakat, dan ada juga
korbannya.45
44
Manna’ Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2013), h.187
45
Muhammad Quraish Shihab, Sejarah & ‘Ulum Al-Qur’ān, Jilid 5 (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013), 28.
27
Berawal dari banyak nya penghafal al-qur’an yang gugur
bahwa usulannya ini hanya meneruskan apa yang telah dirintis oleh
46
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), 86
28
dibawah bimbingan dari Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan
bersandar pada hafalan yang terdapat dalam hati para qurra’ serta
lembaran itu disimpan Abū Bakar. Sehabis dia meninggal pada tahun
timbul sejak dikala Abū Bakar mengumpulkan Al- Qur’ an. Bagi‘ Alī
47
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’ān, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), 159.
48
Muhammad Ichsan, “Sejarah penulisan dan pemeliharaan Al-Qur’ān pada masa Nabi Muhammad
SAW dan sahabat,” substantia jurnal ilmu-ilmu ushuluddin, vol 14, no 1, (2012), 5.
29
dengan mushaf yakni Abū Bakar sebab dia merupakan orang yang
Syām meniru qirāa’ ah dari Ubayy bin Ka’ ab, Kūffah meniru qirā’ at‘
dari Abdullāh ibn Mas’ūd serta daerah lain mengikuti qira’ ah dari
Abū Musa Al- Asy’ārī. Satu sama lain berbeda sesuai dengan ragam
pembacaan Al- Qur’ an yang benar. Apalagi Hūdzaifah bin al- Yaman
memberi tahu kepada‘ Uṡman bin‘ Affān kalau pada disaat perang
49
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’ān, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), 162.
50
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), 88.
30
mereka sama-sama mengkafirkan. Hal ini amat memprihatinkan,
team yang terdiri dari empat orang teman yang terbaik serta
terpercaya buat melakukan tugas suci ini. Diketuai oleh Zaid binṠabit
dengan anggota Abdullah bin Zubair, Sa’ id bin al- Ash serta‘
Abdurrahmān bin al- Hariṡ bin Hisyām. Ketiga anggota ini berasal
pendapat antara Zaid dengan ketiga orang Quraisy itu, maka tulislah
dengan logat Quraisy, sebab Al- Qur’ an turun dalam dialek bahasa
mereka. 53
51
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’ān, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), 163.
52
Musthafa Murad, Kisah Hidup Utsman Ibn ‘Affan, terj. Ahmad Ginanjar & Lulu M. Sunman, cet. 4,
(Jakarta: Zaman, 2013), 65.
53
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’ān, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), 163.
31
Jika mushaf yang ditulis di masa Abū Bakar telah disusun
ayat demi ayat sesuai dengan urutannya yang tauqifī namun belum
dikemudian hari. 55
54
Yunahar Ilyas, Kuliah Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014), 90.
55
Ibid.91
56
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’ān, (Jakarta: Pustaka AlKautsar, 2005), 134.
32
Sejarah mencatat kalau hasil kodifikasi Al- Qur’ an pada
masa ‘ Uṡman Bin‘ Affan jadi kodifikasi terakhir umat Islam dalam
Rasm uthmani”. 58
Pada Awal kajian Rasm ialah salah satu cabang dari ulumūl
lumayan rumit hingga dijadikan sebgai disiplin ilmu tertentu ialah ilmu
mangulas tata metode penyusunan Al- Qur’an yang dilakukan pada masa
57
Zaenal Arifin Madzkur, “Legalisasi Rasm Uthmani dalam Penulisan al-Qur‟an”, Journal of Qur’anic
and Hadits Studies 1, No. 2, ( 2012), 220
58
manna‟ al-Qattan, Mabahith fi Ulum al-Qur’an (Surabaya: al-Hidayah, TT),. 146.
59
Usman, Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Tetas, 2009), 113-114.
33
Ilmu Rasm Uthmani tidak terlepas pembahasannya dari kaedah-
cenderung rumit60 sehingga banyak rumusan kaidah dari para ahli yang
berbeda antara satu dengan yang lain dan berpotensi membingungkan dan
sesungguhnya telah diawali tepatnya pada masa Abil Abbas Ahmad Bin
dengan karyanya al- jami’ lima yuhtaju ilaihi minar-Rasm il-mushaf yang
dan digunakan oleh penggiat ilmu Rasm uthmani adalah kaidah yang
60
M. al-A‘zami, Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu Sampai Kompilasi, terj. Suharimi Solihin, et.al,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2005), 99-100.
34
fi ulumil-quran. As-suyuti membakukan kaidah Rasm uthmani menjadi 6
pokok saja. Untuk lebih jelas nya dapat dilihat dalam tabel berikut:
Menambah
Pembahasan
huruf (ma
tentang al- Menambah huruf (az-
2 waqa’a
maqtu’ dan ziyadah)
minaz
al mausul.
ziyadah)
35
Memutus dan
qat’ wal-wasl)
Penulisan
Pembahasna Menyamabung dan
hamzah
5 tentang hazf memisah tulisan (al-fasl
(ahkamul-
dan ziyadah wal wasl)
hamazat)
Pembahasan
7 tentang alif
wasl
8 Pembahasan
tentang
huruf-huruf
yang
diperselisihk
an dalam
penduduk
36
hijaz, irak,
dan syam.
banyak dan ada beberapa yang tidak terkaidahkan maka berikut akan
diuraikan kaidah Rasm uthmani secara umum dan singkat. Dengan cara
Rasm uthmani dari As Suyuti karena kaidah yang disusunan oleh As-
huruf ini, terdapat empat huruf yang biasa dibuang, yakni huruf alif,
1) Alif dapat dibuang jika berada setelah ya’ nida’ dan berada
61
Hisyami Yazid, Ilmu Rasm Pedoman Mentashih Mushaf, (Banda Aceh: ArRijal Publisher, 2012), 139.
62
Anshori, Ulumul Qur’an: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2014), 159.
37
mudhakkar salim yang berulang paling sedikit dua kali serta
dibuang adalah
1 ياأيها الناس يايها الناس
alif setelah ya’
nida’
dalam dhamir
Alif dalam
jama’
3 اخلاسرون اخلسرون
mudhakkar
salim dibuang
dibuang sebab
63
Ibid
64
ibid
38
berbentuk mufrad
dibuang.
65
Hisyami Yazid, Ilmu Rasm Pedoman Mentashih Mushaf, (Banda Aceh: ArRijal Publisher, 2012), 139
39
huruf yakni, alif, waw, dan ya’. Seperti pada kaidah yanag
n
Rasm imla’i Rasm uthmani Keterangan
o
Penambahan alif
1 مولقورهبم مولقوارهبم
stelah waw jama’
Penambahan alif
2 واولواألرحام واولوااألرحام
setelah jama’
Penambahan alif
3 لن ندعو لن ندعوا
setelah waw fi’il
masa kerajaan abasiyah huruf hamzah ini ada bunyi nya namun, tidak
40
(muharrikah). Hamzah yang mutahrrikah ini juga dibagi menjadi
Penulisan hamzah di
2 ًالّرْءَيا الُّرْؤ َيا
atas waw
Adakalanya huruf alif diganti dengan waw, huruf waw diganti dengan
alif, alif layyinah diganti dengan ya’, alif diganti dengan ya’, nun
taukid khafifah diganti dengan nun atau dengan alif, dan ha’ diganti
41
Penambahan alif
2 واحلياة واحليوة
diganti waw
yang dimaksud dalam kaidah ini adalah penulisan dua kosa kata yang
n
Rasm imla’i Rasm uthmani Keterangan
o
Menyambung kata
1 َاْن اَل َااَّل
an dan laa
Kata hi na dan ma
2 ِح َنْي َم ا ِح ْيَنَم ا
ditulis sambung
Kata an dan ma
3 َوَاْن َم ا َوَاَّم ا
ditulis sambung
Tabel 2.9 Kaidah menyambung dan memisah tulisan (al-fasl wal wasl)
a. Kaidah kalimat yang dibaca dengan lebih dari satu bacaan ( ma fihi
42
Kaidah yang terakhir ini mempunyai maksud apabila
Mengikuti qiraah
dibaca wawasha
Tabel 2.10 Kaidah kalimat yang dibaca dengan lebih dari satu bacaan
berikut:66
66
Jalaluddin Abdurahman as-Suyuthi, al-Itqan fi Ulum al-Qur‟an (Mesir: Mushtafa al-Babi al-Halani,
1973),162.
43
b. Sebagai tempat penulisan bebrapa qiraat untuk memungkinkan lafadz
maksud tersembunyi dari ayat-ayat tertentu misalnya: َو الَّسَم اَء َبَنْيَنَها ِبّأْيْيٍد
alam semesta.
suatu lafadz, seperti penambahan huruf waw pada ayat (سأوريكم دار
44
Salah satu ayat keterangan al-qur’an yang beliau jelaskan yaitu
َو ٱلَّٰس ِبُقوَن ٱَأۡلَّو ُلوَن ِم َن ٱۡل ُم َٰه ِج ِر يَن َو ٱَأۡلنَص اِر َو ٱَّلِذ يَن ٱَّتَبُعوُهم ِبِإۡح َٰس ٖن َّر ِض َي
ٱُهَّلل َع ۡن ُهۡم َو َر ُضوْا َع ۡن ُه َو َأَع َّد َلُهۡم َج َّٰن ٖت َتۡج ي َتۡح َتَها ٱَأۡلۡن َٰه ُر َٰخ ِلِد يَن ِفيَهٓا َأَب ٗد ۚا
ِر
beriman yang diridhai Allah. Yang awal ialah AlSābiqūn al- Awwalūn
ialah orang- orang yang mendahului orang- orang lain dalam memeluk
Bait al- Maqdis ke Makkah, ataupun hingga terjalin perang badar pada
tahun ke II H.68
68
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 696
45
Bagi Syaikh Alī Ashabūni diriwayatkan dari Al-Sya‘bi
segala sahabat, ialah orang- orang yang dahulu dalam hijrah serta
serta yang dipilih oleh Al- Rāzi.69 Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir
diriwayatkan dari Abū Mūsa al- Asy‘ ari, Sa’ id bin al- Musayyib,
yang lebih rendah merupakan orang- orang yang memeluk Islam lewat
para teman Rasulullah saat sebelum dia berhijrah, serta peringkat terakhir
69
syaikh Muhammad Alī Al-Ṣābūni, Shafwatut Tafāsir , (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), 567
70
Ibnu Katsir, Tafsir Ibnu Katsir, terj M. Abdul Ghofar, (Bogor: Pustaka Imam Asy-Syafi’, 2004), 195
71
M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), 196
46
Quraish Shihab melanjutkan penjelasannya kalau ayat ini
kurang ingat, tetapi seluruh perihal itu tidak kurangi kejujuran mereka.
Oleh karena itu bila terdapat informasi mereka yang berbeda denga data
yang lebih kokoh, maka data yang berbeda tersebut bisa ditinggalkan
dengan tidak kurangi rasa hormat kepada mereka serta bukan dengan
yang sudah dicoba oleh para sahabat Rasulullah diantara kebaikan yang
sudah dicoba oleh para sahabat adalah salah satunya penyusunan Alquran
pada masa Khalifah‘ Uthmān. Begitu pula ridha Allah kepada orang-
72
Ibid 197
47
orang sesudah sahabat yang mengikuti para sahabat termasuk umat islam
satunya ialah:
عن حبري ابن سعيد عن خالد بن، أخربنا بقية بن الوليد،حدثنا علي بن حجر
عن, عن عبد الرمحن بن عمرو السلمي, عن عبد الرمحن بن معدان،معدان
"وعظنا رسول اهلل صلى اهلل علي ه وسلم يوما بعد:العرباض بن سارية قال
صالة الغداة موعظة بليغة ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب فقال رجل
أوصيكم بتقوى:إن هذه موعظة مودع فبماذا تعهد الينا يا رسول اهلل ؟ قال
, والسمع والطاعة وان عبد حبشي فانه من يعش منكم يرى اختالفا كث ريا,اهلل
فاهنا ضاللة فمن أدرك ذلك منكم فعليه بسنيت وسنة,واياكم وحمدثات األمور
اخللفاء الراشدين
هذا حديث حسن صجيح."املهدين عضوا عليها بالنواجذ.
Artinya:“ ‘Ali Ibn Hujr telah bercerita tentang kami,
Baqiyah bin al-Walīd dari Bahīr bin Sa‘ad bin Ma‘dan telah
bercerita kepada kami dari ‘Abdurrahman bin ‘Amr al-Sulamī dari
‘Irbā d bin Sā riyah dia berkata: Rasulullah saw telah memberikan
nasihat kami pada suatu pada suatu hari setelah shalat subuh yang
merupakan suatu nasihat yang sangat meresap, dengan nasihatnya
tersebut berlinang air mata dan menggetarkan hati. Lalu seorang
laki-laki berkata sesungguhnya ini adalah nasihat perpisahan, maka
apa yang engkau pesankan kepada kami wahai Rasulullah?
Kemudian Rasulullah bersabda: saya wasiatkan kepada kamu
48
takwa kepada Allah, dengar dan taati sekalipun dia adalah seorang
budak Habsyi. Sesungguhnya siapa yang hidup diantara kamu
nanti, dia akan melihat perselisihan yang banyak. Jauhilah oleh
kamu membuat-buat urusan (agama) sesungguhnya itu adalah
sesat. Siapa yang mendapatkan waktu itu di antara kamu maka
peganglah sunnahku dan sunnah khulafaur rasyidin yang mendapat
petunjuk. Gigitlah sunnah itu kuat-kuat dengan gigi (berpegang
teguhlah dengan sunnahku dan sunnah khulafaurrasyidin
sesudahku.” Hadis ini merupakan hadis hasan sahih. 73
Hadis tersebut menarangkan mengenai pesan Rasulullah guna
sahabat setelahnya. Dia pula berpesan kepada para sahabat serta siapapun
yang hendak hidup setelah itu guna tidak melakukan hal- hal yang dibuat-
49
Manna‘ Khalīl al- Qaṭṭan dalam buku studi Ilmu- Ilmu Quran
mengenai status hukum al- Rasm al-‘ Uthmani li al-Mushaf, antara lain
tauqīfi yang harus dipakai dalam penulisan mushaf. Tetapi terdapat pula
ulama yang berpendapat kalau Rasm ‘ uthmani bukan ialah tauqīfi dari
Khalifah‘ Uthmān serta diterima oleh umat dengan baik, sehingga sebagai
Mushaf harus dengan Rasm ‘ uthmani serta boleh dengan Rasm imla’i
BAB III
METODE PENELITIAN
74
Manna‘ Khalīl al-Qaṭṭān, Studi Ilmu-Ilmu Quran, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa, 2015), hlm.213-
216
50
A. Metode penelitian
kualitatif ini ialah penelitian yang dimaksudkan untuk mengkaji tentang suatu
gambaran kompleks, meneliti kata-kata baik yang berupa verbal baik yang
tertulis atiaupun tidak tertulis, pandangan dari responden yang diperinci, dan
dengan standar rasm uthamani pada Pondok Pesantren Murottilir Quran serta
B. Rencana penelitian
muyusun sebuah rencana tulisan yang lengkap. Isi dari rencana penelitian in
cirinya, serta prospek yang akan menjadi bidang penelitian dan kajian. Dalam
51
berguna untuk memudahkan peneliti dalam mengkaji sebuah penelitian. maka
dari itu rencana penelitian yang disusun oleh peneliti tersusun menjadi lima
bab yakni :
Bab kedua, ialah ulasan tentang teori. Dalam perihal ini teori yang
digunakan merupakan rasm, sehingga pada bab ini hendaknya akan paparkan
Indonesia. Hal- hal itu antara lain definisi rasm, macam- macam rasm, kaidah
rasm usmani, faedah rasm usmani, hukum serta peran rasm usmani. Ada pula
bab satu sesuai dengan teori pada bab dua dan hasil penelitian pada bab tiga.
Pembahasan pada bab empat ini meliputi analisis dari penggunaan dan upaya
52
penerapan pada penggunaan mushaf Usmani di Pondok Pesantren Murottilir
Quran Lirboyo.
dari hasil yanag didapatkan serta berisikan saran terkait dengan penulisan.
C. Subjek penelitian
atau datanya dalam sebuah penelitian. Dimana responden dalam penelitian ini
dari Pondok Pesantren Murottilil Qur’an lirboyo. untuk para santri nantinya
standar uthmani. Hal ini hanya akan dilakukan oleh santri yang baru saja
53
Teknik pengumpulan data ini diperlukan guna memperoleh data
1. Wawancara
2. Dokumentasi
rasm uthmani.
3. Observasi
54
inginkan. Dalam teknik observasi ini penulis malakukan tes membaca al-
E. Intrumen penelitian
pengumpulan data. Maka dari itu, sesuai dengan teknik pengumpulan data di
1. Teknik wawancara
2. Teknik dokumentasi
yang tertulis seperti buku, jurnal ataupun skripsi yang terdahulu untuk
76
Nur Aedi, Bahan Belajar Mandiri Metode Penelitian Pendidikan 7; Instrumen Penelitian dan
Pengumpulan Data, (Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Indonesia, 2010), hlm 3-7.
55
secara umum dan penggunaan nya di Pondok Pesantren Murotilit Quran
3. Teknik observasi
metode analisis ini ialah dengan membuat gambaran tentang situasi atau
uthmani, faedah rasm uthmani sejarah, rasm uthmani yang diambil dari buku-
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
57
A. Profil Pondok Pesantren Murottilir Quran Lirboyo.
tata cara hafalan serta membaca al- Qur’ an yang baik serta benar secara
Pondok pesantren murottilir quran ini dirintis oleh Al- Ustadz KH.
Maftuh Basthul Birri. unit Lirboyo yang satu ini, tidak dapat dilepaskan
dua tahun semenjak kyai maftuh menikah dengan Ibu Nyai Hj.
Khotimatul Khoiriyah . dimana kala itu mulai ada beberapa santri yang
berdirilah suatu majelis spesial yang jadi wadah untuk santri huffazh.
58
Pembangunan asrama MQT untuk para calon Pakar Qur’ an
diawali pada periode keempat ( tahun 2001). Saat sebelum periode itu,
Pondok Induk serta unit- unit yang lain. Denga terus bertambahnya santri
penindakan santri tahfizh, oleh sebab itu KH. Maftuh Basthul Birri.
Bangunan terdiri dari 3 lantai. Lantai awal (lantai dasar) ialah ndalem
asrama santri.
berada sekitar 3 KM dari lirboyo ke arah selatan. Setelah asrama ini jadi
kyai maftuh beserta para santri putra yang mondok pindah dan bertempat
tinggal disana. pada awal saat pindah hanya ada 11 santri putra ikut
dan ada santri putri juga yang ikut mondok. Berawal dari sinilah
berkembang.
2. Visi misi
a. Visi
59
“ terdepan dalam pengembangan ilmu al-qur’an rasm
b. Misi
qurany”
3. Sarana prasarana
berada di pondok pesantren murottilir quran dari ruang kelas dan ruang
3 mushollah 1 baik
4 kantin 1 baik
60
8 Kantor pendidikan 1 baik
10 perpustakaan 1 baik
4. Struktur organisasi
STRUKTUR PERSONALIA
PON.PES. MUROTTILIL QUR`ANIL KARIM
Kodran-Sidomulyo-Semen-Kediri
61
Bendahara III : Iqbal Syukron
DEWAN PLENO
Sekretaris :
1. Ust. M. Aufal Azkiya’
2. Ust. M. Ni’am Milladun
Hakim
Anggota :
1. Ust. A. Muhaimin 13. Ust. Alivano Bintang A.
2. Ust. Ali Zainal Abidin 14. Ust. Azril Hakim
3. Ust. M. Ni’am Milladun H. 15. Ust. Hasbi Alfiqar
4. Ust. Bustanul Arifin 16. Ust. Hanif Inayatullah
5. Ust. Abdullah 17. Ust. Fajaruddin M.
6. Ust. M. Najib 18. Ust. Azkal Azkiya
7. Ust. Dadan Wildan M. 19. Ust. Faizul Khoir
8. Ust. M. Fadli Akbar 20. Ust. Yusuf Ali A.
9. Ust. Harits Almuhasibi 21. Ust. Ali Abdul Hamid
10. Ust. Nur Rohman Mahmudi 22. Ust. Ali Muntaqo
11. Ust. M. Fikril Fuadi 23. Ust. Dzian Aly Nur Cholis
12. Ust. Fuaduddin K. P. G.
5. Jadwal kegiatan
jam Kegiatan
63
03.30 Qiyamul lail
11.00 Istirahat
22.00 Istirahat
a. jadwal harian
64
Tabel 4.2 tabel jadwal harian
b. jadwal mingguan
waktu Kegiatan
65
Kamis - sore Pembacaan qoshidah burdah
c. jadwal bulanan
2) seminar
oleh al-qur’an dengan model bombay. Al-qur’an dengan model bombay yang
Selain dari india ada beberapa cetakan lain yakni dari turki dan mesir. Al-
qur’an model bombay yang digemari oleh masyarakat Indonesia ini memiliki
Disaat yang sama, kurang lebih pada tahun 1984/ 1985( 1505 H.),
Mujamma‘ Malik Fahd Li Thiba‘ ah Mushaf al- Syarif. Tidak kurang 10. 000.
000 juta mushaf disebarluaskan ke segala dunia. Mushaf dengan pilihan qira’
66
ah Hafsh dari Imam‘ Ashim serta rasm‘ utsmani ini ditulis oleh khatthat‘
berisi serta tebal, sehingga berikan kesan penuh pada halaman mushaf. Perihal
ini berbeda dengan mushaf Madinah yang lebih slim serta nampak lebih
istikamah serta tidak berpindah. Apa sebabnya? Apabila diteliti lebih lanjut, 2
pemakaian harakat, serta ciri baca. Mushaf Bombay lebih gampang digunakan
secara merata serta ciri bacanya semacam waqaf lebih kerap ditemukan,
sehingga berikan ruang menyudahi lebih sering. Ketiga perihal ini tidak akan
yang mendalam menurut ning hafsah putri dari pengasuh pondok pesantren
67
lirboyo yakni untuk menghargai dan memberi penghargaan kepada para
sahabat yang telah melewati sejara yang amat panjang. Dimana dimulai
dengan ada selisih terkait dengan bacaan al-qur’an, hingga ingin saling
membunuh satu sama lain. Oleh karena itu muncullah ide untuk menyatukan
muhaimin selaku ketua tahfidz dan ustadz ali muntaqo selaku dewan asatidz
yakni:
78
Muhaimin, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
68
Kewajiban penggunaan al-qur’an dengan standar rasm uthmani di
mendapatkan lisensi dari muassis yakni kyai maftuh bastul birri yakni al-
qur’an dengan cetakan timur tengah. Dan apabila kedapatan ada santri yang
membawa masuk al-qur’an dengan standar selain rasm uthmani maka, akan
rasm uthmani yang berasal dari timur tengah, dan santri yang kedapatan
dibakar.”79
rasm uthmani adalah al-qur’an yang pembukuan nya dilakukan pada masa
khalifah usman bin affan. “mushaf rasm uthmani yang digunakan di pondok
ini berkiblat dari rasm uthmani yang berada di timur tengah, yang mana
mushaf ini di buat karena adanya perbedaan bacaan pada beberpa golongan
yang pada akhirnya oleh khalifah usman dikumpulkan dan disatukan dengan
membuat mushaf yang baru, kemudian mushaf inilah yang disebut dengan
79
Ibid.
80
Ali muntaqo, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
69
sejarah al-quran itu sampai bisa kita baca sekarang ini. ”Dengan
menggunakan rasm uthmani ini kita bisa menggali terkait dengan sejarah dan
proses turun nya al-qur’an, mulai dari diberi titik untuk menandai cara
pendapat ulama yang menganggap bahwa rasm uthmani bersifat tauqifi, dan
juga al-quran dengan standar rasm uthmani merupakan al-qur’an yang terjaga
pesantren murottilir quran dapat dilihat pada tes yang dilakukan oleh penulis
70
standar rasm
Indonesia
o uthmani
Tidak Terdapat
1 M. Wildan Ula Kurang Tartil
Kesalahan
Tidak Terdapat
3 Ilham Insani Ula Panjang Pedek
Kesalahan
Kesulitan
Baik
71
Kesalahan pas
Ghunnah
dengung
Tidak Terdapat
14 Rizky Fadillah Ula Qolqolah
Kesalahan
Tidak Ada
17 Totok Teguh Ula Kurang Lancar
Kesalahan
72
Kesalahan Kesalahan
Kurang Lancar
Zainal Abidin Kurang Tartil Dan
20 I’dadiyyah Dan Kurang
Bima Bacaan Masih Kurang
Tajwid
Lancar Dan
23 Bahrul Huda Tsani Masih Kurang Lancar
Sesuai Tajwid
mushaf standar Indonesia yang dilakukan oleh penulis ini, dilakukan kepada
25 orang santri, yang terdiri dari 19 santri kelas ula atau marhalah I, 1 santri
i’dadiyah, 4 santri kelas tsani atau marhalah II, dan 1 santri kelas tsalits atau
marhalah III. Surat yang diujikan pada tes kemampuan membaca mushaf rasm
73
uthmani dan mushaf standar Indonesia ini adalah surat yang sama yakni yasin.
Dari tabel diatas terlihat bahwasannya hampir semua santri mampu membaca
surat yasin tanpa ada kesalahan baik dengan menggunakan mushaf rasm
imla’i. dan apabila sudah terbiasa menggunakan satu model al-qur’an maka
berbeda. Oleh karena itu peneliti akan menelaah lebih lanjut bagaimana upaya
kurikulum yang sesuai dengan visi dan misi dari pondok pesantren murottilir
qur’an. “upaya dari pondok pesantren murottilir qur’an dalam berjuang untuk
74
mewajibkan penggunaan rasm uthmani ini dengan cara membuat kurikulum
yang sesuai dan melarang membawa al-qur’an yang bukan rasm uthmani.”83
menggunakan al-quran dengan standar rasm uthmani bisa dilihat pada jadwal
quran ini setiap harinya dimulai dari qiyamul lail hingga malam santri
marhalah II, marhalah III, dan marhalah kubro, tingkatan ini “kurikulum yang
sudah bisa namun belum terbiasa menggunakan al qur’an rasm uthmani maka
akan dimasuk kedalam program khusus atau program persiapan yang biasa
atau dikenal dengan jet tempur. “untuk anak baru yang mulai mondok di
83
Muhaimin, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
84
Ali muntaqo, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
85
Ali muntaqo, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
75
Upaya- upaya penerapan rasm uthmani ini juga perlu dilakukan tes
atau ujian untuk melihat bagaimana peningkatan para santri, selain itu upaya
penerapan ini juga disertai dengan pustaka atau buku-buku yang disediakan di
maka setiap akan naik tingkatan akan di uji baik hafalan atau tulisan. Selain
uthmani.”86
marhala kubro, namun seringkali santri yang lulus pada tahapan marhala
kubro hanya beberapa santri maka, terkadang diambil dari tingkat dibawahnya
dengan izin dari pada dewan tahfidh. Dewan tahfidh sendiri merupakan badan
quran.87
86
Muhaimin, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
87
Muhaimin, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
76
No. Tingkatan keterangan
ghoib
pengurus pendidikan)
uthmani.
77
- Hafalan nil ghoib al- qur’an
uthmani.
dihafalkan
uthmani.
D. Analisis
88
Ali Muhson, Teknik Analisis Kuantitatif, (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2006), 1
78
sudah mendeskripsikan data yang diperoleh sepanjang penelitian dalam wujud
narasi agar dapat memecahkan kasus yang ada dalam tulisan ini.
merupakan reduksi data. Reduksi data ialah wujud analisis yang bertujuan
yang berfokus atau menitik beratkan pada hafalan al-quran. Hal ini sudah bisa
kita lihat dari visi misi yang dimiliki oleh pondok pesantren murottilir quran.
Namun, pondok murottilir quran ini memiliki keunikan yang tersendiri yakni
89
Ivanovich Agusta, Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif, (Bogor: Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi. Litbang Pertanian, 2003), 10
79
dengan mewajibkan santrinya yang mondok disana untuk menggunakan al-
kyai maftuh basthul birri merupakan salah satu ulama yang menyuarakan
tetap berpegang teguh pada penggunaan mushaf rasm uthmani karena kyai
penulisan al-quran ini bersifat tauqifi, dimana penulisan alquran hanya berhak
dilakukan oleh para sahabat yang ditunjuk dan dipercaya oleh nabi, serta kita
sebagai umat muslim baiknya ikut melestarikan yang telah dibuat pada zaman
dengan rasm uthmani yang orisinil. Kata orisinil disini merujuk kepada al-
qur’an dengan rasm uthmani yang dicetak di timur tengah. Kalau ustadz
qur’an dengan standar rasm uthmani terutama yang orisinil. Menurut beliau
banyak sekali al-quran di Indonesia yang tidak orisinil karena sering berubah-
80
ubah aturan tulisan setiap cetakannya. Mushaf dengan standar rasm uthmani
yang dapat dipercaya ke orisinilan nya adalah mushaf al-qur’an cetakan dari
pondok pesantren juga disertai dengan larangan untuk tidak membawa mushaf
selain standar rasm uthmani. Apabila para santri kedapatan membawa mushaf
ini dilakukan guna mencegah terjadinya perbedaan bacaan seperti pada masa
quran. Dalam hal ini penulis melakukan tes kemampuan para santri dalam
lirboyo:
81
6 M. Athoillah Ula Lancar
kemampuan para santri pada hasil tes membaca al-quran yang telah dilakukan
19
berikut : ×1 00 %=76 %
25
82
Nilai tingkat kemampuan para santri pondok pesantren murottilir
quran dalam menggunakan mushaf standara rasm uthmani, ini sangat baik
sekali, hal ini tentu didukung oleh upaya-upaya dari pengasuh para guru dan
keinginan belajar dari para santri serta kurikulum pengajaran yang digunakan
yang menitik beratkan pendidikan nya kepada hafalan al-qur’an. Oleh karena
itu selain kurikulum yang baik tentunya diperlukan materi yang baik untuk
diajarkan dalam pondok pesantren. Bahan ajar yang digunakan dalam pondok
pesantren ini sebagian besar ditulis sendiri oleh kyai maftuh sendiri seperti
buku mari memakai al qur’an rasm uthmani, buku al-qur’an hidangan segar,
buku persiapan, buku standar tajwid terjemah fathul manan, kitab faidhul
barokah.
tidak semua nya dilakukan atau dipelajari dalam satu tingkatan. Namun, juga
tabel 4.5 sebelumnya diatas, bisa dilihat pada tingkatan jet tempur materi yang
hanya materi dasar-dasar tentang tajwid saja, dan pada tingkatan selanjutnya
83
memiliki materi yang sama dan sudah memasuki materi tentang rasm
uthmani.
Kelas jet tempur yang sebelumya beberapa kali disebutkan itu juga
lain. Kita menggunakan metode yang dibuat sendiri oleh kyai maftuh yakni
qur’an, sama halnya dengan buku qiroati, tilawati dan lain sebaginya. Metode
jet tempur ini berawal dari H. Sirojuddin yang merupakan alumni dan
salh satunya menggunakan metode qiroati. Karena masih merasa kurang puas
buku turutan A,BA, TA yang pada saat itu masih berupa tulisan tangan. buku
turutan A,BA, TA lalu diperbaiki susunan nya oleh kyai maftuh dan di
tambahkan beberapa hal. Setelah sudah dianggap pas dan layak untuk di
ajarkan pada anak-anak yang ingin mengaji al-qur’an maka selanjunya buku
90
Ali muntaqo, wawancara, kediri, 31 Januari 2023
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penggunaan mushaf rasm uthmani dan upaya penerapan mushaf uthmani pada
sebagai berikut :
85
1. Penggunaan mushaf rasm uthmani di pondok pesantren murottilir quran
merupakan sebuah kewajiban, hal ini sejalan dengan visi dan misi yang
rasm uthmani yang orisinil, kata orisinil disini ialah mushaf yang
B. Saran
dengan tatacara belajar mengajar yang lebih aktiv dan yang sedang
berkembang saat ini, serta menambah sarana prasarana yang ada guna
86
Daftar pustaka
A‘zami, Mustofa al. Sejarah Teks Al-Qur'an dari Wahyu Sampai Kompilasi, terj.
Suharimi Solihin, et.al, Jakarta: Gema Insani Press, 2005
Abidin, Zainal S. Seluk Beluk Al-Qur’ān, Jakarta: Rineka CIpta, 1992
Aedi, Nur. Bahan Belajar Mandiri Metode Penelitian Pendidikan 7; Instrumen
Penelitian dan Pengumpulan Data, Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan
Indonesia, 2010
Agusta, Ivanovich. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif, (Bogor: Pusat
Penelitian Sosial Ekonomi. Litbang Pertanian, 2003)
Al Farmā wī. Abd al Hayy Husain. Rasm al Mushhaf wa Naqthuhu, Cet 1, Makkah al
Mukarramah: Al Maktabah al Makkiyyah dan Dā r Nū r al Maktabā t, 2004.
al-Hamad, Ghanim Qadduri. Rasm al-Mushaf, Dirasah Lughawiyah Tarikhiyah
Baghdad: al-Lajnah al-Wataniyah li Ihtifal bi Matla’ al-Qur’an al-Khamis
Ashar al-Hijri,1982
87
Al-Hamidy. Abd Qadir Umar Usman. “Penulisan al-Quran dengan Rasm Uthmani di
antara Tawqif dan Ijtihad”, Journal of Ma’alim al-Quran wa al-Sunnah,
Vol 14, No. 2, 2018
Al-Qaththan, Manna. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’ān, Jakarta: Pustaka AlKautsar,
2005
al-Rumi, Fahd bin Abdurrahman . Dirasat fi„Ulum al-Qur‟an, terj. Amirul Hasan,
Muhammad Yogyakarta: Ttitian Ilahi, 1996
Al-Ṣ ā bū ni, syaikh Muhammad Alī. Shafwatut Tafāsir , Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,
2011
al-Zarqoni, Muhammad Abd al-Adhim. Manahil al-Irfan fi Ulum al-Qur’an . Beirut:
Dar al-Kitab al-Arabi, 1995
Anshori. Ulumul Qur’an: Kaidah-Kaidah Memahami Firman Tuhan, Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2014
ash-Shabuni, Muhammad Ali. al-Tibyan fi Ulum al-Qur‟an, terj. Moch. Chudlori
Umar, Moh. Matsna Bandung: Alma’arif, 1996
as-Ṣ alih, Ṣ ubhi. Mabāhiṡ fī ‘Ulūm Al-Qur’ān , Beirut: Dā r al-‘Ilmī li al-Malayin,
1977
as-Suyuthi, Jalaluddin Abdurahman. al-Itqan fi Ulum alQur’an (Mesir: Mushtafa al-
Babi al-Halani, 1973)
as-Suyuti, Jalaluddin. hami’ul Hawami fi Sharh Jamal-Jawa mi, (Kuwait:darul
buhuts al-ilmiyah,1992)
Birri, Maftuh bastul. mari Memakai Al-qur’an Rasm Usmani (RU) Kajian Tulisan Al-
Qur’an dan Pedoman Menulisnya, Kediri: Lirboyo, 2018
Dariri, Amir. “abu al-aswad ad-duali, politikus yang menjadi ahli nahwu pertama”
http://www.ppwalisongo.id/berita/detail/203/abu-al-aswad-ad-duali-
politikus-yang-menjadi-ahli-nahwu-pertama 09 Januari 2023
Fais, Nor lutfi. “Manakah model mushaf Anda”, https://pesantren.id/manakah-model-
mushaf-anda-6181/ 28 Januari 2023
Ichsan, Muhammad. “Sejarah penulisan dan pemeliharaan Al-Qur’ā n pada masa Nabi
Muhammad SAW dan sahabat,” substantia jurnal ilmu-ilmu ushuluddin,
vol 14, no 1, 2012
Ilyas, Yunahar. Kuliah Ulumul Qur’an, Yogyakarta: ITQAN Publishing, 2014
Katsir, Ibnu. Tafsir Ibnu Katsir, terj M. Abdul Ghofar, (Bogor: Pustaka Imam Asy-
Syafi’, 2004)
Madzkur, Zaenal Arifin. “Legalisasi Rasm Uthmani dalam Penulisan al-Qur‟an”,
Journal of Qur’anic and Hadits Studies 1, No. 2, 2012
Manna’ Khalil al-Qattan. Mabahith fi Ulum al-Qur’an Surabaya: al-Hidayah,
88
-----, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an, terj. Mudzakir, (Bogor: Pustaka Litera Antar Nusa,
2013)
Marzuki, Kamaluddin. ‘Ulum Al-Qur’ān, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994)
Mazkur, Zainal Arifin. “Mengenal Rasm Uthmani”, Jurnal Suhuf 5, No. 1, 2021
Muhson, Ali. Teknik Analisis Kuantitatif, Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2006
Murad, Musthafa. Kisah Hidup Utsman Ibn ‘Affan, terj. Ahmad Ginanjar & Lulu M.
Sunman, cet. 4, (Jakarta: Zaman, 2013)
Nasruddin. “Sejarah Penulisan Al-Qur’ā n (Kajian Antropologi Budaya)”, Jurnal
Rihlah II, No. 1, Mei 2015
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian, Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah
(Jakarta, Prenadamedia Group, 2014)
Nugraha, Eva. “Konsep al-Nabi al-Ummi dan Implikasinya pada Penulisan Rasm”,
Jurnal-Refleksi 13, No.2 (April 2012)
Roudloh, Chumairok Zahrotur. “Rasm dalam manuskrip muṣḥ af Al-Qur’ā n KH. Mas
Hasan Masyruh”, Skripsi--UIN Sunan Ampel Surabaya,surabaya, 2019
Shihab, M Quraish. Sejarah & ‘Ulum Al-Qur’ā n, Jilid 5 Jakarta: Pustaka Firdaus,
2013
-----, dkk., Sejarah & ‘Ulum al-Qur’an, Jilid 5 Jakarta: Pustaka Firdaus, 2013
-----, Tafsir Al-Misbah. Jakarta: Lentera Hati, 2002
Sudrajat, Enang. “Pentashihah Muṣḥ af Al-Qur’ā n di Indonesia”, Jurnal Suhuf 6, No.
1, 2013
Sya’roni, Drs. H. Mazmur. Pedoman Umum dan Pentashihan Mushaf Al-Qur'an
dengan Rasm Uthmani, cet 1, Jakarta: puslitbang lektur keagamaan,1998
----- . Pedoman Umum Penulisan dan Pentashihan Muṣḥaf AlQur’ān dengan Rasm
Uthmani, Jakarta: Departemen agama RI, Badan Penelitian dan
Pengembangan Agama Puslitbang Lektur Agama, 1998/1999
Thalabiy, Abd al-Faṭ Isma‘īl. Rasm Alquran, Mesir: Maktabah alNahdhah, 1960
Usman. Ilmu Tafsir, (Yogyakarta: Tetas, 2009)
Yazid, Hisyami. Ilmu Rasm Pedoman Mentashih Mushaf, Banda Aceh: ArRijal
Publisher, 2012
Zia, Nyanyak keumala. “Penggunaan Mushaf Standar ‘Uthmā ni Pada Taman
Pendidikan Al-qur’an Kota Banda Aceh”skripsi--universitas islam negeri
ar-raniry banda aceh, banda aceh,2019
89
BIODATA PENULIS
90