Revisi Antidiabetes
Revisi Antidiabetes
Revisi Antidiabetes
KELOMPOK I
GOLONGAN II
TRANSFER 2023
Gambar 2. Mencit
II.9.2 Morfologi Hewan Coba
Morfologi mencit adalah memiliki bulu pendek halus berwarna putih
serta ekor berwarna kemerahan dengan ukuran lebih panjang dari pada
badan dan kepala. Ciri-ciri lain mencit secara umum adalah tekstur
rambut lembut dan halus, bentuk hidung kerucut terpotong, bentuk badan
silindris agak membesar ke belakang warna rambut putih, mata merah,
ekor merah muda (Nugroho, 2018).
Mencit memiliki beberapa data biologis, di antaranya lama hidup 1-2
tahun, lama produksi ekonomi sembilan bulan, lama bunting mencit 19-
21 hari, kawin sesudah beranak 1-24 jam, umur disapih 21 hari, umur
dewasa 35 hari, umur dikawinkan 8 minggu, siklus kelamin poliestrus,
perkawinan pada masa esterus, berat dewasa untuk Jantan 20-40 gram
dan 18-35 gram untuk betina (Nugroho, 2018).
II.10 Uraian Bahan
1. NACMC (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : NATRII CARBOXYL METILSELULOSA
Nama lain : Natrium karboksil metilselulosa
Pemerian : Serbuk atau butiran putih kering tidak
berbau
Kelarutan : Mudah terdispersi dalam air membentuk
koloid, tidak larut dalam etanol 95% p
dan dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai kontrol negatif
2. Metformin (Dirjen Pom, 1979)
Nama resmi : METFORMIN HYDRICHLORIDA
Nama lain : Metformin
Pemerian : Serbuk larut dalam air, praktis tidak
berbau atau higroskopik
Kelarutan : Mudah larut, larut dalam eter dan dalam
kloroform, sukar larut dalam etanol
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai obat antidiabetes
3. Glibenklamid (Dirjen POM, 1979)
Nama resmi : GLIBENKLAMIDUM
Nama lain : Glibenklamid
Pemerian : Hablur tidak berwarna, agak
transparan, tidak berbau rasa agak
pahit, higroskopis
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah
larut dalam etanol, sukar larut dalam
kloroform, tidak larut dalam eter
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak
tembus cahaya
Kegunaan : Sebagai antidiabetik
Persen
Glukosa darah penurunan
Perlakuan Hewa Kadar kadar
n awal 5 15 30 X glukosa
coba darah
1 59 143 139 124 135,4 -129%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Nacmc 2 95 95 76 63 78,4 -17,47%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
3 108 112 129mg 108 116,4 -7,8%
mg/dL mg/dL /dL mg/dL mg/dL
1 133 143 121 154 139,3 -4,7%
Glibenklamid mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
2 139 147 125 78 116,6 16,11%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
3 133 140 117 68 139,3 18,57%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Metformin 1 173 289 201 182 224 -29%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
2 127 76 76 78 76,6 39,6%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
3 167 90 129 133 117,3 29,7%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Glibenklamid 1 119 205 137 - 114 4,2%
+ mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
Metformin 2 112 102 70 55 75,6 32,5%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
3 154 166 128 159 148 3,89%
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
IV.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan efektivitas antidiabetes
oral terhadap penurunan gula darah mencit yang diinduksikan dengan
glukosa 9%. Penggunaan glukosa sebagai penginduksi karena glukosa
merupakan gula sederhana sehingga tidak akan sampai merusak sel
pankreas dibandingkan dengan aloksan yang memiliki kadar gula lebih
tinggi sehingga dapat merusak pankreas mencit. Adapun metode yang
digunakan adalah tes toleransi glukosa oral sehingga pada percobaan ini
larutan uji diberikan terlebih dahulu pada mencit yang kemudian
diinduksikan dengan glukosa. Tujuan dan metode TTGO adalah untuk
melihat mekanisme kerja dari larutan uji dalam memberikan efek
penurunan kadar glukosa darah.
Pada praktikum ini anti diabetes oral yang diujikan adalah
glibenklamid dan metformin. Glibenklamid merupakan antidiabetes oral
golongan sulfonilurea yang bekerja dengan menstimulasi sel-sel beta
pankreas pada pulau langertans untuk meningkatkan sekresi insulin
sedangkan metformin merupakan antidiabetika oral golongan biguanid
yang bekerja dengan memperbaiki sensitifitas insulin menghambat
pembentukan glukosa dalam hati serta berkhasiat dalam menekan nafsu
makan. Pada praktikum ini digunakan juga suspensi Nacmc yang
berperan sebagai kontrol negatif karena bersifat sebagai pembawa tidak
memiliki khasiat sebagai obat dan tidak bersifat toksik.
Pada praktikum ini mencit yang digunakan berjumlah 3 ekor dan
berjenis kelamin jantan dengan berat badan yang berbeda mencit
diberikan larutan uji Nacmc, glibenklamid, metformin dan gabungan
glibenklamid dan metformin. Sebelum diinduksikan dengan glukosa 9%
untuk melihat pengaruh terhadap penurunan kadar gula darah mencit.
Pengamatan pada mencit pertama dengan kadar gula darah awal adalah
59 mg/dL. Mencit kemudian diberikan Nacmc sebanyak 0,6 mL dan
ditunggu 10 menit sebelum diinduksikan dengan glukosa 9% gula darah
mencit pada 5 menit pertama naik menjadi 143 mg/dL, kemudian pada
menit ke-15 turun menjadi 139 mg/dL dan pada menit ke-30 turun menjadi
124 mg/dL dari hasil tersebut diperoleh persentase penurunan kadar gula
darah efisiensi terhadap mencit adalah -129%. Pengamatan pada mencit
kedua dengan kadar gula darah awal adalah 95 mg/dL. Mencit kemudian
diberikan Nacmc sebanyak 0,5 mL dan ditunggu 10 menit sebelum
diinduksikan dengan glukosa 9% gula darah mencit pada 5 menit pertama
adalah 95 mg/dL kemudian menit ke 15 turun menjadi menjadi 76 mg/dL
dan pada menit ke-30 turun menjadi 63 mg/dL. Dari hasil tersebut
diperoleh persentase penurunan kadar gula darah efisiensi terhadap
mencit adalah 17,47%. Pengamatan pada mencit ketiga dengan kadar
gula darah awal adalah 108 mg/dL mencit kemudian diberikan Nacmc
sebanyak 0,6 mL dan ditunggu 10 menit sebelum diinduksikan dengan
glukosa 9% gula darah mencit pada 5 menit pertama naik menjadi 112
mg/dL kemudian pada menit ke-15 naik menjadi 129 mg/dL dan pada
menit ke-30 turun kembali menjadi 108 mg/dL dari hasil yang diperoleh
persentase penurunan kadar gula darah efisiensi terhadap mencit adalah -
7,8%. Dilihat dari presentase penurunan gula darah mencit yang diberikan
Nacmc sebagai kontrol negatif diketahui bahwa tidak terjadi penurunan
yang signifikan hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Aziz,dkk.2021). Bahwa hasil pengukuran kadar glukosa darah mencit
yang diberikan kontrol negatif tidak mengalami penurunan yang signifikan
sampai pada kisaran kadar gula darah normal mencit yaitu 50-100 mg/dL
hal ini karena Nacmc merupakan senyawa inert yang hanya bertindak
sebagai kontrol negatif sehingga tidak menimbulkan efek.
Pemberian obat glibenklamid dengan penginduksi glukosa 9%. Hal
pertama yang dilakukan yaitu mengukur kadar gula darah
mencit
didapatkan hasil pada mencet ke-1 yaitu 133 mg/dL, mencit ke-2 139
kg/dL dan mencit ke-3 133 mg/dL. Kadar gula darah yang didapatkan
pada ketiga mencit setelah dipuasakan 8 jam kadar glukosa darah mencit
normal berkisar antara 62,8 mg/dl sampai 170 mg/dL. Hasil yang
didapatkan setelah induksi glukosa pada mencit 1 pada menit ke-5
didapatkan 145 kg/dL dan pada menit ke-15 didapatkan 121 mg/dL, pada
menit ke-30 yaitu 154 mg/dL. Pada mencit kedua yaitu pada menit ke-5
147 mg/dL, dan pada menit ke-15 yaitu 125 mg/dL dan pada menit ke-30
yaitu 70 mg/dL. Pada mencit ke-3 sebesar 140 m/dL pada menit ke-5 dan
pada menit ke-15 117 mg/dL pada menit ke-30 68 kg/dL. Pada menit ke-5
terjadi peningkatan kadar glukosa darah hal ini telah sesuai karena
penggunaan glukosa 9% untuk meningkatkan kadar glukosa darah mencit.
Pada menit ke-15 dan 30 terjadi penurunan kadar glukosa darah hal ini
juga telah sesuai karena dengan diberikannya glibenklamid maka akan
memberikan efek penurunan kadar glukosa darah.
Pemberian obat metformin dengan penginduksi glukosa 9%.
Didapatkan hasil pada mencit 1 di menit ke-5 yaitu 283 mg/dL dimenit ke-
15 yaitu 201 mg/dL dan di menit ke-30 ya itu 180 mg/dL sehingga
didapatkan persentase gula darah sebanyak 224 mg/dL. Di mana dalam
jurnal (Noena, 2020) mengatakan kadar glukosa darah normal mencit
berada pada rentang 62,8- 175 mg/dL yang menandakan pada mencit 1
tidak sesuai dengan kadar glukosa normal mencit dikarenakan mencit
satu berbobot 43 gram di mana rata-rata mencIt yang digunakan pada
penelitian 20-30 gram sehingga menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan kadar gula darah pada mencit sangat tinggi namun terjadi
penurunan kadar gula darah pada setiap pengukuran yang menandakan
metformin atau perlakuan bereaksi pada mencit 1. Pada mencit kedua
didapatkan kadar gula darah pada menit ke-5 yaitu 76 mg/dL pada menit
ke-15 yaitu 76 mg/dL dan pada menit ke-30 yakni 78 kg/dL. Yang
menandakan kadar glukosa darah pada mencit 2 sesuai dengan kadar
gula darah hewan coba mencit. Pada penurunan kadar gula darah
pada
setiap pengecekan terjadi yang kadar awal gula darah mencit 2 yakni 127
mg/dL sehingga dapat disimpulkan bahwa mencit 2 mengalami penurunan
pada penggunaan metformin sebanyak 39,6% yang sesuai dengan jurnal
(Djiwarno, 2019) sebesar 28,33%. Pada mencit ketiga didapatkan kadar
gula darah pada menit ke-5 yakni 90 mg/dL pada menit ke-15 yakni 129
kg/dL dan pada menit ke-30 yakni 133 mg/dL yang menandakan kadar
glukosa pada mencit ke-3 sesuai dengan kadar gula darah hewan coba
mencit akan tetapi terjadi peningkatan gula darah dan tidak terjadi
penurunan gula darah. Yang menjadi penyebab tidak terjadinya
penurunan gula darah karena ketidak sesuaian dosis pemberian dengan
mencit karena mencit juga memiliki sistem kekebalan tubuh yang berbeda
sehingga pada mencit tidak berpengaruh perlakuan yang diberikan yang
mengakibatkan tidak terjadi penurunan dan meningkatnya kadar gula.
Pemberian obat gabungan metformin dan glibenklamid dengan
penginduksi glukosa 9%. Metformin bekerja menurunkan produksi glukosa
di hati tidak merangsang sekresi insulin sedangkan pada glibenklamid
yaitu merangsang sekresi insulin di kelenjar pankreas (Rahman, 2018).
Hasil pengamatan pada mencit 1 kadar glukosa awalnya adalah 119
mg/dL mengalami peningkatan pada 5 menit setelah pemberian
penginduksi yaitu 205 mg/dL, menit 15 turun menjadi 137 kg/dL dan pada
menit ke-30 tidak dilakukan pengamatan karena adanya faktor kesalahan.
Berdasarkan praktikum (Farhan, dkk. 2019) faktor kesalahan yang
mungkin dapat mempengaruhi waktu pengecekan glukosa darah adalah
waktu pengecekan kadar glukosa darah pada tiap kelompok yang tidak
seragam, penimbangan hewan tidak akurat, keadaan fisiologis yang dapat
mempengaruhi kerja obat serta perhitungan dosis yang tidak tepat.
Adapun faktor kesalahan yang terjadi saat praktikum berlangsung yaitu
darah hewan coba yang hanya sedikit keluar dan alat glukometer yang
terkadang secara tiba-tiba mati sehingga mempengaruhi pembacaan strip
yang error sehingga dilakukan pengecekan ulang dengan alat-yang
terbatas dan tidak cukup dengan adanya pengecekan ulang hasil rata-rata
kadar glukosa mencit 1 yaitu 114 mg/dL dengan persentase penurunan
glukosa darah yaitu 4,2% dengan demikian terjadi penurunan kadar
glukosa dengan adanya pemberian kombinasi obat glibenklamid dan
metformin. Adapun hasil pada mencit kedua yaitu kadar glukosa awal
setelah puasa adalah 112 mg/dL pada 5 menit pertama 102 mg/dLl dan
pada menit ke-15 70 mg/dL, pada menit ke-30 55 mg/dL .Rata-rata kadar
glukosa mencit kedua yaitu 75,6 mg/dL dengan persentase penurunan
32,5%. Dengan demikian terjadi penurunan kadar glukosa darah dengan
pemberian obat. Pada mencet ketiga yaitu kadar glukosa awalnya 154
mg/dL pada menit ke-5 166 mg/dL, pada menit ke-15 128 mg/dL dan pada
menit ke-30 150 mg/dL rata-rata kadar glukosa mencit 148 mg/dL dengan
persen penurunan kadar glukosa 3,89% dengan demikian terjadi
penurunan dan kenaikan kadar glukosa pada hewan uji. Hal ini dapat
disebabkan karena waktu pengukuran yang tidak tepat. Kombinasi
Metformin dan glibenklamid dapat dikatakan aman karena Metformin
memiliki efek samping paling minimal terhadap hiperglikemia sehingga
tidak terjadi penambahan efek hipoglikemia berdasarkan hasil percobaan
diketahui bahwa dengan kombinasi obat glibenklamid dan metformin
memberikan efek penurunan glukosa darah tetapi dengan penurunan
yang kecil hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Udayani, 2016) yang
menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan efektivitas pada pengukuran
gula darah penggunaan obat diabetik oral tunggal glibenklamid dengan
kombinasi glibenklamid dan metformin.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang kami lakukan di capai tujuan yang di mana kami
mengetahui bagaimana mekanisme obat glibenklamid bekerja dan
mekanisme kerja obat glibenklamid serta obat metformin. Dari praktikum
yang di lakukan yang di mana kami menggunakan kontrol negatif Na CMC
dan kontrol positif (Glibenklamid dan Metformin) yang di mana dapat di
simpulkan hasil dari kontrol negatif tidak mengeluarkan efek seperti kontrol
positif yang di mana menunjukkan hasil sudah sesuai dengan yang di
inginkan. Sedangkan kontrol positif menunjukkan efek obat bekerja pada
hewan coba.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Diharapkan bapak atau ibu dapat memperhatikan kami saat
praktikum sedang berlangsung sehingganya praktikum dapat berlangsung
dengan baik dan mengurangi kesalahan-kesalahan Ketika praktikum.
V.2.2 Saran Untuk Asisten Dosen
Diharapkan agar kiranya dapat terjadi kerjasama yang lebih baik lagi
antar asisten dan praktikan saat berada didalam laboratorium maupun
diluar laboratorium, sebab kerja sama yang baik akan lebih
mempermudah proses penyaluran pengetahuan dari asisten kepada
praktikan.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
DIharapkan agar kiranya dapat meningkatkan kelengkapan alat-alat
yang ada dalam laboratorium. Agar para praktikan dapat lebih mudah,
cepat dan lancar dalam melakukan suatu percobaan atau
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA