PPKN
PPKN
PPKN
Jawa Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia, ibu kotanya berada di kota Bandung.
Wilayah Jawa Barat berbatasan dengan Laut jawa pada bagian utara. Jawa Barat memiliki
kawasan pantai utara yang termasuk ke dalam dataran rendah. Dataran tertinggi yang
berada di Jawa Barat adalah Gunung Ciremai yang berada di kota Cirebon. Masyrakat jawa
Barat menggunakan Bahasa Sunda sebagai alat komunikasi.
Sebelum menjadi provinsi Jawa Barat yang kita kenal sekarang, daerah ini mulanya bagian
dari Kerajaan Tarumanegara pada abad ke-5. Setelah jatuhnya Kerajaan Tarumanegara,
daerah ini dikuasai oleh Kerajaan Sunda yang beribukota di Pakuan Pajajaran dan kini
dikenal sebagai Kota Bogor.
Rumah adat jawa Barat memiliki beragam jenis tergantung dari masing-masing wilayahnya.
Tentu setiap rumah adat memiliki keistimewaan tersendiri dari nilai leluhur. Berikut 7
rumah adat yang ada di Jawa Barat
Dilansir dari buku Arsitektur tradisional daerah Jawa Barat dari departemen
pendidikan dan kebudayaan RI Jakarta, rumah adat yang paling populer adalah
rumah adat Kasepuhan Cirebon.
Keunikan rumah adat ini terdapat pada ruangannya yang dibagi menjadi empat
Jinema (pendopo) yang diperuntukkan bagi Punggawa penjaga keselamatan Sultan.
Rumah adat satu ini memilliki bentuk atap Tagog Anjing atau jago anjing (sikap anjing
sedang duduk)
Keunikan rumah ini terdapat pada bidang atap yang melewati suhunan yang
dinamakan ‘Rambut’
Kenikan rumah adat ini terdapat pada bentuk atap julang ngapak yang melebar di
kedua sisi bidang atapnya. Bentuk atapnya menyerupai sayap dari burung julang.
TARI TRADISIONAL
Tari Jaipong merupakan salah satu tari tradisional yang paling populer di Jawa Barat. Tari
Jaipong diciptakan oleh Gugun Gumilar sekitar tahun 1960-an.
MAKANAN TRADISIONAL
1. Seblak
2. Batagor
3. Lotek
4. Ubi Cilembu
5. Tahu Sumedang
6. Karedok
7. Nasi tutung oncom
Alat Musik Tradisional
1. Angklung
2. Kecapi
3. Karindang
4. Calung
5. Jengglong
6. Celempung
7. Rebab
8. Suling bambu
Kecapi
Karinding
Calung
Celempung
Seblak
Kalimantan Barat adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di Pulau Kalimantan, dan
beribukotakan Pontianak.
Daerah Kalimantan Barat termasuk salah satu daerah yang dapat dijuluki propinsi "Seribu
Sungai". Julukan ini selaras dengan kondisi geografis yang mempunyai ratusan sungai besar
dan kecil yang diantaranya dapat dan sering dilayari. Beberapa sungai besar sampai saat ini
masih merupakan urat nadi dan jalur utama untuk angkutan daerah pedalaman, walaupun
prasarana jalan darat telah dapat menjangkau sebagian besar kecamatan.
Walaupun sebagian kecil wilayah Kalbar merupakan perairan laut, akan tetapi Kalbar
memiliki puluhan pulau besar dan kecil (sebagian tidak berpenghuni.
Banyaknya jenis kebudayaan tarian di Kalimantan Barat
Tarian Monong.
Tari Zapin pada masyarakat Melayu kalimantan Barat, Merupakan suatu tari pergaulan dalam
masyarakat, sebagai media ungkap kebahagiaan dalam pergaulan. jika ia menggunakan
properti Tembung, maka disebut Zapin tembung, jika menggunakan kipas maka di sebut
Zapin Kipas.
Tari Jonggan merupkan tari pergaulan masyarakat Dayak Kanayatn di daerah Kubu Raya,
Mempawah, Landak yang masih dapat ditemukan dan dinikmati secara visual, tarian ini
meceritakan suka cita dan kebahagiaan dalam pergaulan muda mudi Dayak. Dalam tarian ini
para tamu yang datang pada umumnya diajak untuk menari bersama.
Tradisi Robo-robo
Robo-robo berasal dari kata Robo atau Rabu.
Tradisi Robo-Robo
Diadakan pada Rabu terakhir bulan Sapar (Hijriah) yang menyimbolkan keberkahan.
Menurut cerita, ritus ini merupakan peringatan atau napak tilas kedatangan Pangeran Mas
Surya Negara dari Kerajaan Matan (Martapura) ke Kerajaan Mempawah (Pontianak).
Ritual tersebut dimulai ketika Raja, Ratu Mempawah, putra-putrinya serta punggawa dan
pengawal berangkat dari Desa Benteng, Mempawah, menggunakan perahu bidar, yakni
perahu kerajaan dari Istana Amantubillah. Kapal tersebut akan berlayar menuju muara Sungai
Mempawah yang terletak di Desa Kuala Mempawah dengan jarak tempuh sekitar satu jam
perjalanan. Di muara sungai akan dilakukan semacam upacara "penyambutan" ke laut seperti
ketika Opu Daeng Menambon tiba di muara sungai tersebut untuk pertama kalinya.
Robo-robo itu sendiri dimaksudkan sebagai suatu peringatan serangkaian kejadian penting
bermula Haulan pada hari Senin malam Selasa terakhir bulan Syafar guna mengenang hari
wafatnya Opu Daeng Manambun.
Bagi warga keturunan Bugis di Kalbar, robo-robo biasanya diperingati dengan makan
bersama keluarga di halaman rumah. Tidak hanya di rumah, makan bersama juga dilakukan
siswa di berbagai sekolah baik tingkat SD hingga SMU pada Rabu pagi.
Wayang gantung, sebuah kesenian yang hampir punah dari daerah Singkawang, Kalimantan
Barat. . Namanya hampir tidak pernah kedengaran lagi. Salah seorang kakek Chin Nen Sin di
Desa Lirang, Singkawang Selatan masih menyimpan boneka wayang gantung asli dari Cina.
Kakek itu menyimpan rapih boneka wayang gantung yang telah berusia 200 tahunan.
Boneka-boneka wayang itu dismpan rapih dalam peti dan baru dikeluarkan saat pertunjukkan
berlangsung.
Boneka wayang gantung merupakan sisa-sisa tradisi warisan leluhur etnis Tionghoa di
Singkawang. Konon, koleksi boneka ini hanya tinggal satu-satunya di Indonesia.
Pertunjukkan wayang gantung dimainkan oleh 112 orang. Semua pemainnya adalah kakek-
kakek. Hmm, generasi muda belum banyak yang tahu tentang pertunjukkan wayang ini.
Jadilah, kakek-kakek yang paling menguasainya.
Pertunjukkan wayang gantung diiringi dengan kecapi dan lagu Mandarin. Selain itu,
ceritanya juga dituturkan dalam bahasa Cina.
Dan masih banyak lainya tradisi serta kebudayaan yang ada di kalimantan Barat
Kebudayaan Kalimantan Barat
Naik Dango atau Gawai Dayak merupakan Upacara adat masyarakat kalimantan Barat
( Dayak Kanayatn), yang dilakukan dari daerah Kabupaten Landak, Kabupaten Pontianak,
hingga Kabupaten Sanggau. Gawai Dayak bukanlah peristiwa budaya yang murni tradisional,
baik dilihat dari tempat pelaksanaan maupun isinya. Gawai Dayak merupakan perkembangan
lebih lanjut dari acara pergelaran kesenian Dayak. Upacara adat Naik Dango yang merupakan
sebuah upacara untuk menghaturkan rasa syukur terhadap Nek Jubata atau Sang Pencipta atas
berkah yang diberikannya berupa hasil panen (padi) yang berlimpah. Upacara ini rutin
dilaksanakan setiap tahun setelah masa panen . Upacara adat syukuran setelah panen ini
dilaksanakan oleh masyarakat Dayak dengan nama berbeda-beda. Orang Dayak Hulu
menyebutnya dengan Gawai, di Kabupaten Sambas dan Bengkayang disebut Maka‘ Dio,
sedangkan orang Dayak Kayaan, di Kampung Mendalam, Kabupaten Putus Sibau
menyebutnya dengan Dange.
Upacara adat Naik Dango ditandai dengan menyimpan seikat padi yang baru selesai di panen
di dalam dango (lumbung padi) oleh setiap kepala keluarga masyarakat Dayak yang bertani/
berladang. Padi yang disimpan di dalam Dango nantinya akan dijadikan bibit padi untuk
ditanam bersama-sama dan sisanya menjadi cadangan pangan untuk masa-masa paceklik.
Selanjutnya, menimang padi dan diikuti dengan pemberkatan padi oleh ketua adat.
1. Berjuluk Batutuk
2. Acara Matik
3. Nyangahathn
4. Kunjungan Rumah Tetangga atau Kerabat
1. Berjuluk Batutuk
Berjuluk Batutuk merupakan kegiatan pertama dari upacara naik dango, berjuluk batutuk
merupakan suatu kegiatan menumbuk padi dalam lesung untuk mendapatkan beras, tepung
beras (sunguh) atau beras ketan (poe’) untuk persiapan ritual makan bersama atau sesaji.
2. Acara Matik
Matik merupakan kegiatan kedua upacara naik dango, kegiatan ini dilaksanakan setelah
setelah kegiatan Berjuluk Batutuk. Matik merupakan kegiatan mengucapkan doa untuk
menyampaikan maksud dan niatan kepada Nek Jubata agar memberi restu pada pelaksanaan
upacara Naik Dango. Pada kegiatan ini disajikan juga perangkat adat berupa Tumpi Sunguh
(cucur putih), Solekng Poe” (ruas bambu berisikan ketan masak), hingga Sirih Masak (daun
sirih, pinang siap kunyah dan gulungan rokok daun nipah).
3. Nyangahathn
Nyangahathan merupakan acara inti dari upacara naik dango. Nyangahathn merupakan suatu
kegiatan melantunkan doa dan mantra-mantra oleh Panyangahatn (imam adat) untuk
memanggil semangat padi, sebagai ucapkan syukur kepada Tuhan atas anugerah yang
diberikannya berupa panen padi sampai memohon ampun kepada Nek Jubata atas dosa, dan
kesalahan. Serta meminta agar diberikan kesejahteraan pada tahun yang akan datang.
Acara ini biasanya dilakukan setelah acara Nyangahathn. Kegiatan kunjungan ini merupakan
ritual penutup dari upacara naik dango. Setelah melakukan acara Nyangahathan para peserta
upacara akan saling mengunjungi rumah kerabat dan tetangga. Pada acara kunjungan ini
disajikan kudapan atau penganan berupa poe atau salikat (lemang atau pulut yang terbuat dari
beras ketan yang ditanak di dalam batang bambu), tumpi cucur (campuran tepung terigu dan
tepung beras yang diaduk dengan gula merah dan digoreng), Bontonkng (berbahan baku
beras sunguh/beras lading-Bontonkng Sumuh dan yang berbahan dasar beras pulut ladang
alias Bontonkng Poe’).
Kue Tumpi Kue Lemang
Panganan-panganan naik dango
Naik Dango sendiri bermula dari mitos asal mula padi mashyur diantara orang Dayak
Kalimantan Barat lewat kisah Ne Baruankng Kulup. Cerita tersebut diawali dengan asal mula
padi milik Jubata di Gunung Bawang yang dicuri oleh burung pipit. Padi tersebut kemudian
jatuh ke tangan Ne Jaek yang sedang mengayau alias memenggal. Akibat hanya membawa
setangkai padi dan bukan kepala, maka Ne Jaek pun menuai ejekan.
Namun, untuk memperoleh padi terjadi tragedi pengusiran di lingkungan keluarga manusia
dan jubata yang menunjukkan kebaikan hati Jubata bagi manusia. Fungsi padi dan kemurahan
jubata inilah yang menjadi dasar upacara Naik Dango. Dalam bentuknya yang tradisional,
pelaksanaan upacara pascapanen ini dibatasi di wilayah kampung atau ketimanggungan.
Pada hakekatnya, upacara Naik Dango memiliki tiga aspek. Aspek tersebut antara lain :
Dalam upacara ini banyak nilai-nilai positif yang dapat dipetik dalam membangun kehidupan
spritual dan sosial. Upacara ini bisa menumbuhkan semangat kebersamaan, motivasi untuk
mencintai dan menghargai budaya sendiri serta meningkatkan pendapatan dan perekonomian
masyarakat yang dihasilkan lewat bisnis jasa dan usaha wisata,” tutur Cornelis.
Masyarakat Dayak, keberhasilan dan kegagalan dalam berladang sangat tergantung pada
usaha manusia dan pertolongan Jubata atau Tuhan Yang Maha Kuasa. “Karakteristik warisan
budaya leluhur itu, apabila mampu diolah dan dikemas dengan baik, antara lain berupa
pembangunan jiwa dan raga manusia yang seutuhnya, serta bermanfaat sebagai sarana untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” papar Cornelis lagi.
Acara ini diadakan setiap tahunnya di halaman Rumah Betang (Rumah Adat Suku Dayak) yang
sekaligus menampilkan berbagai macam seni budaya serta aneka macam hasil kerajinan khas suku
dayak yang tidak kalah Eksotisnya, seperti :
Tas Manik
By arwan • Keb
Selain fenomena alamnya, keunikan lain Danau Sentarum ini terletak pada kekayaan flora
dan faunanya yang tidak dimiliki oleh daerah lain. Tumbuhannya saja ada 510 spesies dan
33 spesies diantaranya endemik Taman Nasional Danau Sentarum (TNDS), termasuk 10
spesies diataranya merupakan spesies baru. Hewan mamalia di TNDS ada 141 spesies,
sekitar 29 spesies diantaranya adalh spesies endemik dan 64 persen hewan mamalia itu
endemik borneo. Kawasan Taman Nasional Danau Sentarum tercatat sebagai salah satu
habitat ikan air tawar terlengkap didunia. TNDS juga menjadi habitat berbagai jenis
ikan air tawar. Dari segi ukuran, misalnya, ada jenis ikan terkecil, yang
dikenal dengan nama ikan Linut (sundasalanx cf. microps) berukuran 1-2
sentimeter dengan tubuhnya yang transparan seperti kaca, hingga ikan
berukuran panjang dua meter seperti ikan Tapah dari genus Wallago.
Adapun ikan yang bernilai ekonomis yang biasa menjadi konsumsi
masyarakat misalnya, ikan toman, gabus, lais, belida dan jelawat. Selain
itu terdapat juga ikan silok atau arwana (sceleropages formosus). Pada
kawasan ini tercatat paling tidak 120 jenis ikan, serta terdapat beberapa
jenis spesies yang hanya dimiliki oleh Danau Sentarum dengan kata lain
tidak ditemukan di belahan dunia lain. Sungguh kekayaan alam yang dapat
dibanggakan masyarakat Kapuas Hulu.
Spesies Ikan di Danau Sentarum, Silok atau Arwana (kiri) dan Ulang-Uli (kanan). Sumber Foto Dream Indonesi
Bentang Alam Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Sumber Foto betungkerihun.dephut.go.id
Taman Nasional Betung Kerihun dengan letak tepat di jantung Borneo merupakan kawasan
hutan hujan tropis dengan kondisi alam yang relatif masih alami merupakan salah satu
destinasi wisata eksotis yang masih tersembunyi dari dunia. Wisata yang terdapat di taman
ini tidak seperti taman nasional lain yang bersifat mass-toursim tapi lebih kepada
petualangan (adventure) dan pendidikan (education). Kawasan taman nasional Betung
Kerihun terdiri atas 4 pintu masuk utama yang semuanya melalui sungai dengan
karakteristik atraksi wisata yang berbeda-beda untus setiap DAS (Daerah Aliran Sungai).
Paket-paket wisata yang disediakan pun juga telah dikelompokkan menurut karakteristik
tiap-tiap pintu masuk. Anda tertarik ingin menjajal lokasi wisata yang satu ini? Tidak semua
orang dapat berkunjung ketempat ini. Bahkan masyarakat Kapuas Hulu sekalipun belum
tentu pernah berkunjung ke lokasi ini. Butuh keberanian dan anda yang benar-benar berjiwa
petualang yang dapat menikmati indahnya hutan dengan kekayaan flora dan fauna di
kawasan ini. TNBK benar-benar daerah yang terjaga kelestarian alamnya.
Flora dan Fauna Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK). Sumber Foto betungkerihun.dephut.go.id
3. Sungai Kapuas
Siapa yang tau sungai terpanjang di Indonesia? Betul, jawabanya sungai kapuas.
Masyarakat kalbar pasti mengetahui sungai ini. Banyak sekali karya seni baik berupa musik,
sastra dan senirupa dihasilkan karena terinspirasi oleh sungai yang mengaliri 8 kabupaten
dan kota di Provinsi Kalimantan Barat ini. 8 Kabupaten dan kota itu diantaranya Kapuas
Hulu, Sintang, Sekadau, Sanggau, Landak, Kubu Raya, hingga membelah kota Pontianak,
ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Keunikan budaya masyarakat didaerah aliran sungai
Kapuas menjadi keunikan tersendiri yang dimiliki oleh Kapuas Hulu. Dimana masyarakat
yang menggantungkan hidupnya pada sungai kapuas memiliki keunikan budaya yang jarang
ditemui didaerah lain. Sebagai kabupaten paling hulu, sungai kapuas dahulu adalah sebagai
jalur transportasi utama sebelum adanya jalur darat. Sampai kinipun jalur sungai tersebut
masih digunakan untuk membawa barang-barang dari kota Pontianak ke daerah-daerah
tertentu yang dialiri sungai Kapuas seperti, Jongkong, Suhaid, Semitau, Selimbau dll. Bagi
anda yang hobi memancing ikan, sungai kapuas menyediakan banyak sekali spot
pemancingan di wilayah aliran sungai Kapuas ini.
Sungai Kapuas di Kalimantan Barat. Sumber Foto sungai kapuas
4. Madu
Kualitas madu Kapuas Hulu sudah mendunia. Bahkan menurut bupati Kapuas Hulu saat ini
A.M Nasir, SH dalam suatu kesempatan mengatakan kualitas madu Kapuas Hulu
menduduki nomor urut dua setelah India. Hal itu dikarenakan beberapa faktor salah satunya
adalah lebah. Lebah penghasil madu di Kapuas Hulu adalah berjenis Apis dorsata. Lebah
jenis ini merupakan lebah madu asli Asia yang paling produktif menghasilkan madu, ia
membuat sarang dengan hanya satu sisiran yang menggantung di dahan dan ranting
pohon, langit-langit terbuka dan tepi jurang berbatuan. Sisiran dapat mencapai 1x2 meter
dengan hasil dapat mencapai 20 Kg per sarang. Ada beberapa sebutan bagi lebih ini di
Indonesia, masyarakat Kalbar terutama Kabupaten Kapuas Hulu sendiri menyebutnya
dengan nama manye/muanyi, tawon gong (Jawa), tawon odeng (Sunda), labah gadang,
labah gantuang, labah kabau, labah jawi (Sumatra), harinuan (Tapanuli), sedangkan dalam
bahasa inggris disebut giant honey bee. Rasa yang sangat enak dan manis yang dimiliki
madu ini menurut masyarakat sekitar karena pakan lebah Apis dorsata ini berasal dari
berbagai macam jenis bunga kayu hutan, seperti bunga Akar Libang, Emasung, Taun, Kayu
Samak dan Marbemban. Bunga-bunga tersebutlah yang mempengaruhi rasa, aroma dan
warna dari tiap-tiap madu yang dihasilkan.
Produk Madu Kapuas Hulu dari APDS (kiri) dan Sarang Lebah Madu Hutan (kanan). Sumber Foto Galery Kapuas
Hulu
Kini untuk pengawasan mutu dari madu Kapuas Hulu telah terbentuk APDS atau Asosiasi
Periau Danau Sentarum. Organisasi ini adalah organisasi rakyat dari sekitar atas 89 petani
madu hutan yang berasal dari 5 periau, yaitu Periau Suda, Meresak dan Danau Luar dari
Kampung Nanga Leboyan, Periau Semangit dari Kampung Semangit, dan Periau Semalah
dari Kampung Semalah. APDS melakukan pengumpulan madu secara lestari di areal seluas
7378,4 hektar dalam kawasan Taman Nasional Danau Sentarum yang memiliki luas
keseluruhan 132.000 hektar. menggunakan mekanisme pengawasan mutu kelompok
(internal control system = ICS), APDS memastikan bahwa madu hutan yang dikumpulkan
memenuhi persyaratan sertifikasi BIOCert, SNI 01-6729-2002 dan mutu produk madu.
Pemberian sertifikat organik bagi produk madu hutan merupakan yang pertama di Indonesia
dan yang kedua bagi sertifikat organik yang dimiliki kelompok tani. Produksi madu hutan ini
dapat mencapai 4-10 ton per tahun.
5. Perbatasan
Daerah Kabupaten Kapuas Hulu sebelah utara berbatasan langsung dengan negara
Malaysia. Sebagai daerah perbatasan otomatis menjadikan Kapuas Hulu sebagai daerah
yang dapat diakses langsungoleh negara tetangga Malaysia. Saat ini Kapuas Hulu telah
memilki Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) yaitu dikecamatan Badau-Lubok Antu yang
diresmikan pada 20 Oktober 2012. Tujuan dari peresmian PPLB ini adalah :
Membuka secara resmi perlintasan barang dan orang oleh masyarakat yang dapat
digunakan secara legal.
Meningkatkan kerjasama bilateral antara Indonesia dan Malaysia khususnya
kerjasama Kelompok Kerja/Jawatankuasa Kerja Pembangunan Sosio Ekonomi
Perbatasan Indonesia - Malaysia.
Memfasilitasi pelaksanaan kesepakatan yang telah diambil dalam pertemuan-
pertemuan yang sudah dan akan dilaksanakan tingkat daerah/negeri maupun tingkat
pusat.
Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Nanga Badau. Sumber Foto Blog Kec Badau Kab Kapuas Hulu
Demikianlah 5 Keunikan Kapuas Hulu Versi Sukanews. Sudah sepantasnya kita sebagai
putra/i Kapuas Hulu terus menjaga kekayaan daerah yang kita miliki. Agar kelak anak dan
cucu kita dapat bangga karena manjadi bagian dalam kayanya negeri yang kita cintai ini.