Tugas Makalah Promosi Kesehatan Valentina Koibur
Tugas Makalah Promosi Kesehatan Valentina Koibur
Tugas Makalah Promosi Kesehatan Valentina Koibur
(PROMOSI KESEHATAN)
Oleh :
Logo tersebut dijadikan Logo Promosi Kesehatan oleh WHO.Logo Promkes memiliki
elemen grafis utama yaitu satu lingkaran luar, satu tempat putaran dalam lingkaran dan tiga
sayap. Satu lingkaran luar memilki arti mewakili membangun kebijakan public yang sehat serta
melambangkan perlunya kebijakan untuk“menahan sesuatu bersama- sama”. Lingkaran ini
mencakup 3sayap yang menjadi lambang upaya penyelesaian kelima bidang utama promosi
kesehatan. Putaran didalam lingkaran mencangkup 3 strategi dasar dalam promosi kesehatan
yaitu:
(1) Enable (memungkinkan)
(2) Mediate (mediasi)
(3) Advocate (advokasi).
Sedangkan ketiga sayap dalam lingkaran adalah mewakili lima bidang utama dalam
tindakan promosi kesehatan. Ketiga lingkaran sayap yang mencakup lima bidang utama dalam
bidang Promosi Kesehatan yaitu :
(1) Health Public Policy (membangun kebijakan publik yang sehat)
(2) Create Supportive Environments (menciptakan lingkungan yang mendukung)
(3) Strengthen Community Action (memperkuat aksi masyarakat)
(4) Develop Personal Skills (meningkatkan keterampilan pribadi)
(5) Re-Orient Health Service (re- orientasi pelayanan kesehatan).
Terdapat 1 sayap yang melanggar lingkaran, hal ini mewakili bahwa Menciptakan
Kebijakan Publik yang Sehat dalam masyarakat, individu maupun komunitas akan terus menerus
bersinergi dengan perubahan serta perkembangan yang terjadi. Logo ini menggambarkan bahwa
Promosi Kesehatan adalah menyeluruh dengan pendekatan yang memiliki banyak strategi.
Selain Ottawa Charter konferensi internasional yang mendukung promosi kesehatan
sebagai sektor pelayanan kesehatan adalah Deklarasi Alma-Ata pada tahun 1978 di Kazakhstan
(sekarang menjadi Republik Sosialis Soviet) yang membahas tentang Pelayanan Kesehatan
Dasar (Primary Health Care). Pada Deklarasi Alma-ata menyebutkan bahwa pemerintah, pekerja
kesehatan dan komunitas didunia berperan untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan untuk
semua orang. Deklarasi Alma-ata menekankan bahwa
(1) kerja sama secara global dan perdamaian sangatlah penting
(2) kebutuhan lokal dan masyarakat harus mendorong kegiatan promosi kesehatan
(3) ekonomi dan sosial dibutuhkan untuk membentuk kesehatan
(4) pencegahan harus menjadi bagian dari pelayanan kesehatan
(5) kebutuhan pemerataan status kesehatan dan
(6) berbagai sector dan pelaku harus dilibatkan dalam upaya peningkatan kesehatan
(Awofeso, 2004).
Visi dan Misi Promosi Kesehatan
a. Visi Promosi Kesehatan
Visi Promosi Kesehatan tidak dapat dipisahkan dari bagian Visi Indonesia Sehat tahun
2010. Visi Promosi Kesehatan adalah “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.” Dimana setiap
individu pada rumah tangga di Indonesia telah melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dalam
rangka:
Mencegah terjadinya penyakit dan masalah kesehatan.
Menanggulangi penyakit dan masalah kesehatan dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan.
Memanfaatkan pelayanan kesehatan.
Mengembangkan dan melaksanakan upaya kegiatan masyarakat.
b. Misi Promosi Kesehatan
Misi Promosi Kesehatan adalah:
1) Memberdayakan individu, keluarga dan kelompok masyarakat, baik melalui pendekatan
personal, keluarga, organisasi, dan gerakan masyarakat.
2) Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya perilaku hidup bersih
dan sehat di masyarakat mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan
serta pihak lain yang berkepentingan, dalam rangka Mendorong diberlakukannya
kebijakan dan peraturan undang-undang yang berwawasan kesehatan. Mengintegrasikan
promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan masyarakat dalam program kesehatan.
Meningkatkan kemitraan yang sinergis antara pemerintah pusat dan daerah serta antara
pemerintah dengan masyarakat termasuk lembaga swadata masyarakat (LSM).
Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada khususnya dan dalam
bidang kesehatan pada umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dilihat dari visi tersebut sehingga tujuan promosi kesehatan dapat dilihat dari beberapa hal
yaitu:
1. Tujuan promosi kesehatan menurut WHO
a. Tujuan umum
Mengubah perilaku individu atau masyarakat di bidang kesehatan
b. Tujuan khusus
1) Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai bagi masyarakat
2) Menolong individu agar mampu secara mandiri/kelompok mengadakan kegiatan untuk
mencapai tujuan hidup sehat.
3) Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana pelayanan kesehatan
yang ada.
2. Tujuan operasional
a. Agar orang memiliki pengertian yang lebih baik tentang eksistensi dan perubahan
system dalam pelayanan kesehatan serta cara memanfaatkannya secara efisien dan
efektif.
b. Agar klien atau masyarakat memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada kesehatan
(dirinya), keselamatan lingkungan dan masyarakatnya
c. Agar orang melakukan langkah positif dalam mencegaha terjadinya sakit, mencegah
berkembangnya sakit menjadi lebih parah dan mencegah keadaan ketergantungan melalui
rehabilitas cacat karena penyakit.
d. Agar orang mempelajari apa yang dapat dia lakukan sendiri dan bagaimana caranya,
tanpa selalu meminta pertolongan kepada system pelayanan kesehatan yang normal.
Sedangkan menurut Green, 1991 dalam Maulana (2009), tujuan promosi kesehatan ada 3 yaitu:
1. Tujuan program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi beruapa pernayataan tentang tujuan yang akan
dicapai pada periode tertentu yang berhubungan dengan kesehatan. Tujuan ini juga bisa disebut
tujuan jangka panjang.
2. Tujuan pendidikan
Pembelajaran atau pendidikan yang harus dicapai agar tercapainya perilaku yang
diinginkan. Tujuan ini juga bisa disebut tujuan menengah
3. Tujuan perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
disebut tujuan jangka pendek yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, dan tindakan.
Prinsip-prinsip promosi kesehatan menurut WHO pada Ottawa Charter for Health
Promotion (1986) mengatakan bahwa ada tujuh prinsip pada promosi kesehatan adalah:
Sedangkan menurut Maulana, 2009 prinsip-prinsip promosi kesehatan anatara lain sebagai
berikut:
1. Manajemen puncak harus mendukung secara nyata serta antusias program intervensi dan
turut terlibat dalam program tersebut.
2. Pihak pekerja pada semua tingkat ini pengorganisasian harus terlibat dalam perencanan
dan ilmplementasi intervensi.
3. Focus intervensi harus berdasarkan pada factor risiko yang dapat didefinisikan serta
dimodifikasi dan merupakan prioritas bagi pekerja.
4. Intervensi harus disusun sesuai dengan karateristik dan kebutuhan pekerja.
5. Sumber daya setempat harus dimanfaatkan dalam mengorganisasikan dan
mengimplementasikan intervensi.
6. Evaluasi harus dilakukan.
7. Organisasi harus menggunakan inisiatif kebijakan berbasis populasi maupun
intervensipromosi kesehatan yang intensif dengan berorientasi pada perorangan dan
kelompok
8. Intervensi harus bersifat continue serta didasarkan pada prinsip pemberdayaan dan atau
model yang berorientasi pada masyarakat dengan menggunakan lebih dari satu metode
a) Sasaran primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga)
sebagai komponen dari masyarakat. Masyarakat diharapkan mengubah perilaku hidup mereka
yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi
disadari bahwa mengubah perilaku bukanlah sesuatu yang mudah. Perubahan perilaku pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh sistem
nilai dan norma sosial serta norma hukum yang dapat diciptakan atau dikembangkan oleh para
pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal. Keteladanan dari para
pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun formal dalam mempraktikkan PHBS.
Suasana lingkungan sosial yang kondusif (social pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat
dan pendapat umum (public opinion). Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi
terciptanya PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang
b) Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya
pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan,
pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka
diharapkan dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan
keluarga (rumah tangga) dengan cara: berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS.
Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang kondusif bagi
PHBS. Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya
c) Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang-
undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat
memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya
meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
masyarakat.
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada umumnya (Maulana, 2009)
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif dan
efisien, diperlukan cara dan pendekatan yang strategis. Cara ini sering disebut strategi´, yakni
teknik atau cara bagaimana mencapai atau mewujudkan visi dan misi promosi kesehatan tersebut
secara berhasil guna dan berdaya guna.
Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO
Berdasarkan rumusan WHO (1994) Strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3
hal, yaitu :
1. Advokasi (Advocacy)
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan,
advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai
sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para penjabat tersebut mau mendukung program
kesehatan yang kita inginkan. Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat
berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang- undang, peraturan
pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya. Kegiatan advokasi ini ada
bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Secara formal misalnya,
penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin
dimintakandukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi secara informal misalnya
sowan kepada para pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal
meminta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau
fasilitaslain. Dari uraian dapat disimpulkan bahwa sasaran advokasi adalah para pejabat baik
eksekutif maupun legislatif, di berbagai tingkat dan sektor, yang terkait dengan masalah
kesehatan (sasaran tertier).
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai penyuluh
kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan
kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dengan promosi
kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai penyuluh
kesehatan dapat menjadi bagian dari pembangunan kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. (1997). Ddeklarasai Jakarta Tentang Promosi Kesehatan pada
Abad 21. Jakarta:PPKM Depkes RI.
2. Green, L & Kreuter, M.W, (2005). Health Promotion Planning, An Educational and
Environmental Approach, Second Edition, Mayfield Publishing Company.
3. Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran.
4. Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta
5. World Health Organization. (2000). Health Promotion. http://www.who.int/health-promotion.