Makalah Penyakit Akibat Kerja KEL 1-1
Makalah Penyakit Akibat Kerja KEL 1-1
Makalah Penyakit Akibat Kerja KEL 1-1
Disusun Oleh :
Kelompok 1
SELVIA RANI PUTRI (2226010117)
INDAH LESTARI (2226010121)
ELSA GUSTIANA (2226010122)
DIO PRASETYO (2226010149)
Dosen Pengampuh :
Ns. Fatima Nuraini S.,S.Kep.,M.Kep
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami limpahan rahmat sehingga kami
mampu menyelesaikan makalah tentang “Penyakit Akibat Kerja Penyakit Menular dan
Penyakit Tidak Menular serta Cara Pencegahannya” ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah patologi dengan baik.
Dalam penyusunannya, kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak,
oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Ibu Ns.
Fatima Nuraini S.,S.Kep.,M.Kep yang telah memberikan dukungan dan bimbingannya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna,
karena itulah kritik dan saran yang membangun dari dosen dan teman-teman sangat
kami harapkan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
B. Saran.....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) di rumah sakit dapat menyerang perawat. Perawat
mempunyai resiko untuk terpapar bahan biologi berbahaya (biohazard), dan kontak
dengan alat medis sekali pakai (disposable aquipment) seperti tak sengaja tertusuk atau
tersentuh jarum suntik bekas maupun selang infus bekas, terpapar virus langsung dari
pasien, kontak dengan benda-benda yang terpapar virus, tak sengaja tersentuh cairan
dari pasien yang terinveksi virus, dan masih banyak yang lainnya.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi perawat di dalam terkena penyakit akibat
kerja di rumah sakit, salah satunya adalah masih adanya petugas kesehatan yang tidak
memakai alat pelindung diri berupa sarung tangan saat melakukan tindakan di Instalasi
Gawat Darurat, pencahayaan yang kurang di ruang pasien yang dapat menyebabkan
penglihatan perawat kurang dalam melakukan tindak yang dapat mengakibatkan
terjadinya kesalahan tindakan bahkan dapat menimbulkan penyakit atau cedera pada
perawat ataupun pada pasien, masih ada perawat yang tidak memakai desinfektan ketika
sebelum dan setelah menangani pasien, dan masih banyak faktor-faktor lainnya.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
b) Dermatitis kontak iritan:peradangan kulit akibat paparan langsung terhadap
bahan kimia atau zat tertentu yang bersifat mengiritasi kulit (iritan).
2. Gangguan pernapasan
Paparan berulang atau jangka panjang selama bekerja terhadap zat-zat, termasuk
debu, asap, atau gas beracun di udara dapat menyebabkan gangguan
pernapasan. Berikut ini beberapa contoh penyakit akibat kerja yang terkait dengan
gangguan pernapasan.
a) Asma: reaksi alergi yang memicu peradangan dalam saluran pernapasan yang
terjadi akibat paparan zat-zat tertentu di lingkungan kerja.
b) Pneumoconiosis: peradangan paru yang disebabkan oleh penumpukan partikel
debu, seperti asbes, silika, dan batu bara.
c) Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK): kelompok penyakit pernapasan
yang terdiri dari bronkitis kronis dan emfisema akibat paparan debu dan zat
kimia.
3. Gangguan muskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal adalah jenis penyakit akibat kerja yang menimbulkan
masalah pada sistem otot, tulang, sendi, ligamen, dan jaringan penopang tubuh lainnya.
Kondisi ini umumnya terjadi akibat posisi duduk yang buruk, gerakan berulang, atau
beban fisik yang berlebihan selama melakukan pekerjaan. Beberapa contoh gangguan
muskuloskeletal yang terkait dengan pekerjaan adalah sebagai berikut.
a) Carpal tunnel syndrome: gangguan akibat tekanan berlebihan pada saraf
pergelangan tangan yang kerap dialami pekerja kantor, kasir, atau tukang
bangunan.
b) Tendinitis: peradangan pada tendon, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan
jaringan otot dengan tulang, yang disebabkan oleh gerakan berulang saat kerja.
c) Bursitis: Peradangan pada bursa, yakni kantong berisi cairan yang berfungsi
sebagai penyangga antara tulang, tendon, dan otot.
4. Gangguan pendengaran
Para ahli berpendapat bahwa paparan suara lebih dari 85 desibel (dB) yang terus-
menerus dan berulang dapat menyebabkan gangguan pendengaran.
4
Kebisingan tinggi di tempat kerja dapat merusak sel-sel rambut pada telinga bagian
dalam yang bertanggung jawab untuk mendeteksi suara. Adapun, berikut ini beberapa
contoh penyakit akibat kerja yang berkaitan dengan gangguan pendengaran.
a) Tuli akibat kebisingan: gangguan pendengaran akibat paparan kebisingan yang
intens dan berkepanjangan, seperti di pabrik atau industri manufaktur.
b) Tuli akibat getaran: gangguan pendengaran akibat paparan getaran berulang,
misalnya akibat penggunaan alat berat yang menimbulkan getaran.
5. Kanker
Kanker sebagai penyakit akibat kerja disebabkan oleh paparan zat-zat berbahaya
di lingkungan kerja yang berisiko tinggi.
Berikut adalah sejumlah contoh kanker yang terkait dengan pekerjaan atau lingkungan
kerja.
a) Leukemia: kanker darah yang dapat dipicu oleh paparan radiasi atau zat kimia,
seperti benzena dan formaldehida di industri kimia.
b) Mesothelioma: kanker pada mesothelium, yaitu selaput yang melapisi berbagai
organ dalam tubuh, akibat paparan asbes di industri konstruksi.
c) Kanker paru: kanker yang terbentuk pada paru-paru akibat paparan debu, asap,
dan bahan kimia beracun, seperti asbes, arsenik, atau nikel di tempat kerja.
6. Infeksi menular
Lingkungan kerja tertentu, seperti fasilitas pelayanan kesehatan dan laboratorium,
bisa menjadi tempat penyebaran infeksi virus, bakteri, dan patogen lainnya. Beberapa
contoh infeksi menular yang umumnya terjadi di lingkungan kerja adalah sebagai
berikut.
a) Tuberkulosis: penyakit menular yang menyerang paru-paru dan organ tubuh
lainnya akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit
ini menular melalui percikan batuk.
b) Influenza: penyakit pernapasan akut akibat infeksi virus influenza dan
ditularkan melalui percikan air liur atau droplet.
c) Hepatitis: infeksi hati yang dapat disebabkan oleh virus hepatitis dan ditularkan
melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh.
5
7. Gangguan mental
Gangguan mental sebagai penyakit akibat kerja adalah masalah kesehatan mental yang
timbul atau diperburuk oleh faktor-faktor seperti stres dan tekanan di tempat kerja.
Jenis gangguan mental yang paling sering ditemui yakni gangguan stres pascatrauma
(PTSD). PTSD dapat memengaruhi pekerja di lingkungan kerja dengan tekanan tinggi,
termasuk satuan pengamanan, polisi, atau tentara.
a. Penyakit Menular
Penyakit menular adalah penyakit yang sangat berbahaya karena angka
kematianyang cukup tinggi dan dapat menimbulkan kecacatan. Menurut Kementerian
Kesehatan, penyakit Difteri merupakan penyakit menular mematikan yang menyerang
saluran pernafasan bagian atas (tonsil, faring, dan hidung) dan kadang-kadang selaput
lender dan kulit. Penyakit ini disebabkan bakter yaitu Corynebacterium diphteriae.
Semua golongan umur bisa tertular, dan Sangat perlu diwaspadai bahwa
kecenderungan jumlah kasus penyakit ini meningkat sejak 2007. Ada tiga kelompok
utama penyakit menular :
1. Penyakit yang sangat berbahaya karena angka kematian cukup tinggi.
2. Penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan kematian dan cacat,walaupun
akibatnya lebih ringan dariyang pertama
3. Penyakit menular yang jarang menimbulkan kematian dan cacat tetapi dapat
mewabah yang menimbulkan kerugian materi.
Tiga sifat utama aspek penularan penyakit dari orang ke orang :
1. Waktu Generasi (Generation Time)
Masa antara masuknya penyakit pada pejamu tertentu sampai masa kemampuan
maksimal pejamu tersebut untuk dapat menularkan penyakit. Hal ini sangat
penting dalam mempelajari proses penularan. Perbedaan masa tunas denga waktu
generasi yaitu Masa tunas ditentukan oleh masuknya unsur penyebab sampai
timbulnya gejala penyakit sehingga tidak dapat ditentukan pada penyakit dengan
gejala yang terselubung, waktu generasi ialah waktu masuknya unsur penyebab
6
penyakit hingga timbulnya kemampuan penyakit tersebut untuk menularkan
kepada pejamu lain walau tanpa gejala klinik atau terselubung.
2. Kekebalan Kelompok (Herd Immunity)
Adalah tingkat kemampuan atau daya tahan suatu kelompok penduduk tertentu
terhadap serangan atau penyebaran unsur penyebab penyakit menular tertentu
berdasarkan tingkat kekebalan sejumlah tertentu anggota kelompok tersebut. Herd
Immunity merupakan faktor utama dalamproses kejadian wabah dimasyarakat
sertakelangsungan penyakit pada suatukelompok penduduk tertentu.
3. Angka Serangan(Attack Rate)
Adalah sejumlah kasus yang berkembang atau muncul dalam satusatuan waktu
tertentu di kalangan anggota kelompok yang mengalami kontak serta memiliki
risiko atau kerentanan terhadap penyakit tersebut. Formula angka serangan ini
adalah banyaknya kasus baru (tidak termasuk kasus pertama) dibagi dengan
banyaknya orang yang pekadalam satu jangka waktu tertentu. Angka serangan ini
bertujuan untuk menganalisis tingkat penularan dan tingkat keterancamam dalam
keluarga, dimana tata cara dan konsep keluarga, sistem hubungan keluarga dengan
masyarakat serta hubungan individu dalam kehidupan sehari-hari pada kelompok
populasi tertentu merupakan unit epidemiologi tempat penularan penyakit
berlangsung.
b. Penyakit Tidak Menular
Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi
perhatian nasional maupun global pada saat ini. Data WHO tahun 2008 menunjukan
bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi, 36 juta atau hampir dua pertiganya
disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Empat terbanyak dari penyakit tidak menular
yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan kronis, dan diabetes
mellitus.
Penyakit tidak menular muncul dari kombinasi faktor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Fakor risiko yang tidak dapat
dimodifikasi oleh individu adalah usia, jenis kelamin, dan genetika. Sedangkan faktor
risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor yang dapat diubah melalui keadaran
7
individu itu sendiri dan intervensi sosial.. Faktor- faktor yang dapat dimodifikasi
tersebut adalah :
1. Merokok
Efek berbahaya dari merokokterhadap kematian yang disebabkan oleh kanker,
penyakit kardiovaskuler, dan penyakit pernapasan kronis telah lama diketahui. Selain
itu, paparan asap rokok pada perokok pasif seperti ibu hamil, anak-anak, dan orang
dewasa yang tidak hamil di rumah maupun di tempat-tempat umum menyebabkan hasil
kelahiran yang merugikan, penyakit pernapasan pada masa kanak-kanak, dan penyakit
lainnya seperti yang diderita oleh perokok aktif.
2. Konsumsi Alkohol Alkohol
Merupakan zat psikoaktif dengan memproduksi substansi yang membuat
ketergantungan pengkonsumsinya.Dampak alkohol ditentukan oleh volume alkohol
yang dikonsumsi, pola minum, dan kualitas alkohol yang dikonsumsi. Pada tahun 2012,
sekitar 3.3 juta kematian, atau sekitar 5.9% dari seluruh kematian global disebabkan
oleh konsumsi alkohol. Konsumsi alcohol merupakan faktor risiko utama untuk beban
penyakit di negara berkembang berkaitan dengan berbagai penyakit dan cedera,
termasuk kecelakaan lalu lintas, kekerasan, dan bunuh diri.
3. Pola Makan yang Buruk
Sekitar 16 juta (1%) DALYs (ukuran potensial kehilangan kehidupan karena
kematian dini dan tahun-tahun produktif yang hilang karena cacat) dan 1.7 juta (2.8%)
dari kematian di seluruh dunia disebabkan oleh kurangnya konsumsi buah dan sayur.
Konsumsi cukup buah dan sayur mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, kanker
perut, dan kanker kolorektal. Konsumsi makanan tinggi kalori seperti makanan olahan
yang tinggi lemak dan gula cenderung menyebabkan obesitas dibandingkan makanan
rendah kalori seperti buah dan sayuran. Jumlah garam yang dikonsumsi merupakan
faktor penentu penting dari tingkat tekanan darah dan risiko kardiovaskuler secara
keseluruhan. Diperkirakan bahwa mengurangi asupan garam dari konsumsi rata-rata 9-
12 gram per hari menjadi 5 gram per hari memiliki dampak besar pada tekanan darah
dan penyakit kardiovaskuler.
8
4. Kurangnya Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik yang tidak memadai merupakan satu dari sepuluh faktor risiko
utama kematian global. Orang yang kurang aktif secara fisik memiliki 20%-30%
peningkatan faktor risiko penyebab kematian dibandingkan dengan mereka yan
setidaknya melakukan aktivitas fisik selama 150 menit per minggu, atau setara
seperti yang direkomendasikan WHO. Aktivitas fisik yang teratur mengurangi risiko
penyakit jantung iskemik, diabetes, kanker payudara, dan kanker kolon.
Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya PAK adalah sebagai berikut :
1. Golongan fisik
a. Kebisingan dapat mengakibatkan gangguan pada pendengaran sampai dengan
Non-induced hearing loss
b. Radiasi (sinar radio aktif) dapat mengakibatkan kelainan darah dan kulit
c. Suhu udara yang tinggi dapat mengakibatkan heat stroke, heat cramps, atau
hyperpyrexia. Sedangkan suhu udara yang rendah dapat mengakibatkan
frostbite, trenchfoot atau hypothermia.
d. Tekanan udara yang tinggi dapat mengakibatkan caison disease
e. Pencahayaan yang tidak cukup dapat mengakibatkan kelahan mata.
Pencahayaan yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya kecelakaan.
2. Golongan kimia
a. Debu dapat mengakibatkan pneumokoniosis
b. Uap dapat mengakibatkan metal fumefever, dermatitis dan keracunan
c. Gas dapat mengakibatkan keracunan CO dan H2S
d. Larutan dapat mengakibatkan dermatitis
e. Insektisida dapat mengakibatkan keracunan
3. Golongan infeksi
b. Anthrax
c. Brucell
d. HIV/AIDS
9
4. Golongan fisiologis
Dapat disebabkan oleh kesalahan kontruksi, mesin, sikap badan yang kurang
baik, salah cara melakukan suatu pekerjaan yang dapat mengakibatkan kelelahan
fisik bahkan lambat laun dapat menyebabkan perubahan fisik pada tubuh pekerja.
5. Golongan mental
Dapat disebabkan oleh hubungan kerja yang tidak baik atau keadaan pekerjaan
yang monoton yang menyebabkan kebosanan.
Terdapat beberapa penyebab PAK yang umum terjadi di tempat kerja, berikut
beberapa jenis yang digolongkan berdasarkan penyebab dari penyakit yang ada di
tempat kerja.
a. Golongan fisik: bising, radiasi, suhu ekstrim, tekanan udara, vibrasi, penerangan.
b. Golongan kimiawi: semua bahan kimia dalam bentuk debu, uap, gas, larutan, kabut.
c. Golongan biologik: bakteri, virus, jamur, dll.
d. Golongan fisiologik/ergonomik: desain tempat kerja, beban kerja.
e. Golongan psikososial: stres psikis, monotomi kerja, tuntutan pekerjan.
Berikut ini adalah penerapan konsep lima tingkatan pencegahan penyakit (five
level of prevention disease) pada penyakit akibat kerja, yakni:
a. Peningkatan kesehatan (health promotion). Misalnya: penyuluhan kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) pendidikan kesehatan, meningkatkan gizi yang baik,
pengembangan kepribadian, perusahaan yang sehat dan memadai, rekreasi,
lingkungan kerja yang memadai, penyuluhan perkawinan dan pendidikan seksual,
konsultasi tentang keturunan dan pemeriksaan kesehatan periodik.
b. Perlindungan khusus (specific protection). Misalnya : imunisasi, hygiene
perorangan, sanitasi lingkungan, serta proteksi terhadap bahaya dan kecelakaan
kerja dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, kacamata
kerja, masker, penutup telinga (ear muff dan ear plug) baju tahan panas, sarung
tangan, dan sebagainya.
c. Diagnosis (deteksi) dini dan pengobatan segera serta pembatasan titik-titik lemah
untuk mencegah terjadinya komplikasi.
10
d. Membatasi kemungkinan cacat (disability limitation). Misalnya: memeriksa dan
mengobati tenaga kerja secara komprehensif, mengobati tenaga kerja secara
sempurna dan pendidikan kesehatan.
e. Pemulihan kesehatan (rehabilitation). Misalnya: rehabilitasi dan mempekerjakan
kemali para pekerja yang menderita cacat. Sedapat mungkin perusahaan mencoba
menempatkan keryawan-karyawan cacat di jabatan yang sesuai.
Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mencegah PAK adalah
sebagai berikut:
1. Menyingkirkan atau mengurangi risiko pada sumbernya, misalnya menggantikan
bahan kimia yang berbahaya dengan bahan yang tidak berbahaya.
2. Mengurangi risiko dengan pengaturan mesin atau menggunakan APD.
3. Menetapkan prosedur kerja secara aman untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
4. Menyediakan, memakai dan merawat APD.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Akibat Kerja merupakan manifestasi dari kesehatan keja, atau kondisi
kesehatan dari tenaga kerja atau pekerja. Hal ini merupakan problem bagi para pekerja
diberbagai sektor. Sebagian orang mennyadari bahwa penyakit yang diderita besar
kemungkinan karena pekerjaannya, tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa
pekerjaan yang ditekuninya sehari-hari dan lingkungan pekerjaannya lah yang
menyebabkan hal tersebut.Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara
pekerja dengan pekerjaandan lingkungan kerjanya, baik fisik maupun psikis. Penyakit
akibat kerja ini artefisial oleh karena timbulnya disebabkan oleh adanya pekerjaan.
Berat ringannya penyakit dan cacat tergantung dari jenis dan tingkat pekerjaanya.
Program Kesehatan kerja belum terlaksana secara maksimal dikarenakan masih
banyak sub program yang belum berjalan secara optimal yaitu, Pemeriksaan kesehatan
sebelum bekerja, berkala, khusus, pelaksanaan pendidikan/pelatihan tentang K3RS,
pemantauan lingkungan kerja yang berkaitan dengan kesehatan kerja, dan kegiatan
surveilans. Program Keselamatan kerja secara umum belum terlaksana dengan baik
dikarenakan masih banyak program yang belum berjalan secara optimal dan hanya
terdapat program yang berjalan dengan cukup baik yakni Pembinaan dan pengawasan
terhadap sanitasi, ketersediaan perlengkapan keselamatan kerja, dan
pembinaan/pengawasan kesehatan.
B. Saran
Kepada pembaca, jika menggunakan makalah ini sebagai acuan dalam pembuatan
makalah atau karya tulis yang berkaitan dengan judul makalah ini, diharapkan
kekurangan yang ada pada makalah ini dapat diperbaharui dengan lebih baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES RI. (2022). Penyakit akibat kerja (PAK). Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan. Jakarta.
Purwoko, A. S. (2023). Mengenal Penyakit Akibat Kerja dan Cara
Penanggulangannya. Diambil kembali dari hellosehat :
https://hellosehat.com/sehat/gejala-umum/penyakit-akibat-kerja/.
Darmawan, Armaidi. (2016). Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak
Menular. Jambi Medical Journal Vol, 4. No, 2.
Salawati, Liza. (2015). PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN PENCEGAHAN. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala Vol, 1. No. 2.
13