Review Jurnal

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MERIVIEW JURNAL

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SAPONIN PADA EKSTRAK DAUN MAHKOTA

DEWA DENGAN EKSTRAKSI MASERASI

Anik Eko Novitasari, Dinda Zahrina Putri ,

Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik

A. PENDHULUAN
Senyawa metabolit sekunder diproduksi oleh tumbuhan salah satunya untuk
mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan seperti suhu, iklim,
maupun gangguan hama dan penyakit tanaman (Lenny dalam Sovia, 2006). Senyawa metabolit
sekunder ini dikelompokkan menjadi beberapa golongan berdasarkan stuktur kimianya yaitu
alkaloid, flavonoid, steroid, tanin, saponin, antrakuinon dan terpenoid.
Salah satu tanaman yang dapat dijadikan sebagai tanaman obat dan mempunyai
banyak khasiat adalah mahkota dewa. Mahkota dewa merupakan tanaman yang hidup di
daerah tropis. Daun dan buah tumbuhan mahkota dewa merupakan tanaman obat. (Dalimartha
dalam Albinur, 2011).
Hasil penelitian Lisdawati (2002) menunjukkan bahwa daging buah dan cangkang
biji mahkota dewa mengandung beberapa senyawa antara lain: alkaloid, flavonoid, senyawa
polifenol, dan tanin. Golongan senyawa dalam tanaman yang berkaitan dengan aktivitas anti
kanker dan antioksidan antara lain adalah golongan alkaloid, terpenoid, polifenol,flavonoid dan
juga senyawa resin (Mills et al., dan Wiryowidagdo dalam TrI Dewanti,2005). Senyawa aktif
mahkota dewa yang berkhasiat sebagai anti bakteri adalah saponin, alkaloid, dan tanin (Sumastuti
dkk dalam Dewanti, 2005).
Saponin merupakan senyawa glikosida kompleks dengan berat molekultingi yang
dihasilkan terutama oleh tanaman, hewan laut tingkat rendah dan beberapa bakteri. Istilah
saponin diturunkan dari bahasa Latin “sapo” yang berarti sabun, diambil dari kata Saponaria
vaccaria, suatu tanaman yang mengandung saponin digunakan sebagai sabun untuk mencuci.
Saponin juga berfungsi sebagai zat anti oksidan, anti-inflamasi, anti-bakteri, dan anti-jamur
sehingga bisa digunakan untuk proses penyembuhan luka.

B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggun.kan rancangan deskriptif dengan teknik analisa kualitatif untuk
isolasi dan identifikasi saponin dari ekstrak daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan
ekstraksi maserasi.
1. Alat
 Pipet tetes
 Cawan porselen
 Gelas ukur
 Erlenmeyer
 Gelas beker
 Batang pengaduk
 Pipet ukur
 Sendok tanduk
 Tabung reaksi
 Timbangan elektrik
 Oven
2. Bahan
 Mahkota dewa segar
 Asam klorida 2N
 Kloroform 10 ml
 Aquades
 Methanol
 Pereaksi Liebermann burchard (5 ml asam asetat anhidrat ditambah 5 ml asam
sulfat pekat)
C. PROSEDUR
1. Pembuatan ekstrak methanol daun mahkota dewa
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol.
a) Sebanyak 10 g simplisia dari buah mahkota dewa segar dimasukkan kedalam
erlenmeyer kemudian direndam dengan metanol sebanyak 60 ml.
b) Erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan didiamkan selama 3 hari dengan
sesekali dikocok.
c) Hasil ekstrak disaring untuk memperoleh filtrat I dan simplisia yang telah diekstrak.
Simplisia yang sudah diekstrak kemudian diekstrak kembali dengan metanol
sebanyak 40 ml dan didiamkan selama 2 hari dengan sesekali dikocok.
d) Hasil ekstrak (filtrat II) dicampurkan dengan filtrat I, sehingga diperoleh ekstrak cair.
2. Skrining fitokimia
a) Pemeriksaan saponin
 Masing-masing sampel mahkota dewa segar dan kering sebanyak 2 ml
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah berisikan aquades 10 ml, dikocok
 Ditambahkan satu tetes larutan asam klorida 2N.
 Tabung reaksi tersebut didiamkan dan diperhatikan ada atau tidak adanya busa
stabil.
 Sampel mengandung saponin jika terbentuk busa stabil dengan ketinggian 1-3
cm selama 30 detik.
b) Pemeriksaan saponin steroid
 Masing-masing sampel mahkota dewa segar dan kering sebanyak 2 ml
dimasukkan kedalam tabung reaksi yang telah berisikan kloroform 10 ml
dipanaskan selama 5 menit dengan penangas air sambil dikocok
 Ditambahkan beberapa tetes pereaksi Lieberman Burchard.
 Jika terbentuk cincin coklat atau violet maka menunjukkan adanya saponin
triterpen, sedangkan warna hijau atau biru menunjukkan adanya saponin
steroid.
D. HASIL
Tabel 1.1 Hasil uji saponin dari ekstrak daun mahkota dewa

Tabel 1.2 Hasil uji saponin dari ekstrak daun mahkota dewa

E. PEMBAHASAN
Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) merupakan tanaman obat yang sudah dikenal dan
saat ini semakin diminati masyarakat. Tanaman yang berasal dari Papua berkhasiat untuk
mengobati luka, diabetes, lever, flu, alergi, sesak nafas, desentri, penyakit kulit, jantung, ginjal,
kanker, darah tinggi, asam urat, penambah stamina, ketergantungan narkoba, dan pemicu
kontraksi rahim. (Rohyami, 2008).
Menurut Arjadi (2010), mahkota dewa kaya akan kandungan kimia. Adapun kandungan
buah mahkota dewa terdiri dari alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin. Dalam penelitian ini,
menggunakan sampel daun mahkota dewa (Phaleria macrocarpa) dengan ciri morfologi daun
tunggal, letaknya berhadapan, bertangkai pendek, bentuknya lanset atau jorong, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, pertulangan menyirip, permukaan licin, warnya hijau tua.
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak
saponin akan lebih banyak dihasilkan jika diekstraksi menggunakan metanol karena saponin
bersifat polar sehingga akan lebih mudah larut daripada pelarut lain. Sebanyak 10 g simplisia
dari buah mahkota dewa segar dimasukkan ke dalam erlenmeyer kemudian direndam dengan
metanol sebanyak 60 ml. Erlenmeyer ditutup dengan alumunium foil dan didiamkan selama 3
hari dengan sesekali dikocok. Selanjutnya, hasil ekstrak disaring untuk memperoleh filtrat I dan
simplisia yang telah diekstrak. Simplisia yang sudah diekstrak kemudian diekstrak kembali
dengan metanol sebanyak 40 ml dan didiamkan selama 2 hari dengan sesekali dikocok. Hasil
ekstrak (filtrat II) dicampurkan dengan filtrat I, sehingga diperoleh ekstrak cair. Proses ini sangat
menguntungkan karena dengan perendaman sampel tanaman akan mengakibatkan pemecahan
dinding sel dan membran sel akibat perbedaan tekanan antara di dalam sel dan diluar sel
sehingga metabolit sekunder yang ada dalam sitoplasma akan terlarut dalam pelarut organik
dan ekstraksi senyawa akan sempurna karena dapat diatur lama perendaman yang dilakukan.
Hasil ekstraksi kemudian dilakukan uji identifikasi berupa uji busa dan uji warna. Pada uji
busa, ekstraksi daun mahkota dewa dilakukan penambahan HCl 2N. Dasar reaksi uji busa adalah
sifat senyawa saponin yang mudah larut dalam air dan menimbulkan busa ketika dikocok. Fungsi
air adalah sebagai pelarut, sedangkan HCl 2N berfungsisebagai pereaksi (Suharto et al., 2012).
Uji positif untuk saponin adalah dengan terbentuknya busa stabil selama 10 detik. Gugus hidrofil
dan hidrofob bertindak sebagai permukaan aktif dalam pembentukan busa. Busa yang dihasilkan
diuji kestabilanya dengan penambahan HCl. Saponin dapat larut dalam air karena adanya gugus
hidrofil (OH) yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air. Dalam penelitian ini
memberikan hasil positif karena terbentuknya busa atau buih yang stabilpada ekstrak daun
mahkota dewa. Hal ini menunjukkan ekstrak daun mahkota dewa mengandung senyawa
saponin.
Uji warna dengan metode Lieberman Burchard yang merupakan uji karakteristik untuk
sterol tidak jenuh (steroid) dan triterpenoid. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang
senyawa saponin yang menyatakan bahwa sampel setelah ditambahkan perekasi Lieberman
Burchard akan menghasilkan warna coklat-ungu yang menunjukkan adanya saponin triterpen
dan hijau-biru untuk saponin steroid. Dalam uji warna yang dilakukan menghasilkan cincin hijau
setelah ekstrak daun mahkota dewa ditambahkan 10 ml kloroform dan dipanaskan selama 5
menit dengan sesekali dikocok, ditambahkan pereaksi Lieberman Burchard menunjukkan
adanya saponin steroid. Hasil positif pada uji warna Lieberman Burchard ditandai dengan
terbentuknya cincin hijau berasal dari reaksi antara sterol tidak jenuh (steroid) dengan asam
(CH3COOH dan H2SO4).

F. KESIMPULAN
Daun mahkota dewa mengandung saponin steroid. Hal ini dibuktikan dengan adanya
busa stabil pada uji busa dan menghasilkan cincin warna hijau pada uji warna. Daun mahkota
dewa memiliki potensi untuk dimanfaatkan sebagai sumber saponin steroid yang dapat
dikembangkan menjadi obat komersial alami.
G. DAFTAR PUSTAKA

Albinur,P.S. 2011. Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa).

Rohyami, Yuli. 2008. Penentuan Kandungan Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daging Buah
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa), Direktorat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
(DPPM) Univervitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta. http://www.uii.ac.id

Sovia, Lenny. 2006. Senyawa Flavonoida, Fenil Propanoida dan Alkaloida.Universitas Sumatra
Utara.

Sudewa, I., Amatus Yudi Ismanto, and Sefti Rompas. 2014.Pengaruh Buah Mahkota Dewa
(Phaleria Macrocarpa) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi di
Desa Werdhi Agung Kecamatan Dumoga Tengah Kabupaten Bolaang Mongondow. Jurnal
Keperawatan 2.2.

Anda mungkin juga menyukai