3614 7223 1 PB
3614 7223 1 PB
3614 7223 1 PB
Abstrak. Beras putih merupakan beras yang umum dikonsumsi oleh penduduk Indonesia
namun sekarang ini semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat maka
semakin banyak pula masyarakat yang memiliki minat mengkonsumsi beras merah, hal ini
dikarenakan beras putih dianggap lebih beresiko menyebabkan penyakit akan tetapi keputusan
untuk beralih dari beras putih ke beras merah tidak terjadi begitu saja, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen membeli beras merah di kota Medan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik konsumen (usia, jenis kelamin,
status pernikahan, pendidikan dan pekerjaan) beras merah di kota Medan dan untuk
mengetahui bagaimana pengaruh faktor internal (gaya hidup dan sikap) terhadap keputusan
pembelian konsumen di kota Medan. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 100
orang. Metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik deskriptif dan analisis regresi
linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik konsumen berdasarkan usia
mayoritas konsumen berusia 31-40 tahun, berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden
berjenis kelamin perempuan, berdasarkan status pernikahan mayoritas konsumen berstatus
sudah menikah, berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas konsumen berpendidikan Sarjana
dan berdasarkan pekerjaan mayoritas konsumen bekerja sebagai ibu rumah tangga dan secara
serempak faktor internal (gaya hidup dan sikap) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan konsumen membeli beras merah di kota Medan.
Abstract. White rice is rice that is commonly consumed by the Indonesian population but
now the growing awareness of the community about healthy lifestyles, the more people who
have an interest in consuming red rice, this is because white rice is considered more at risk of
causing disease but the decision to switch from rice white to red rice does not just happen,
there are several factors that influence consumers' decision to buy red rice in Medan. The
purpose of this study was to determine how the characteristics of consumers (age, sex, marital
status, education and employment) of red rice in the city of Medan and to find out how the
influence of internal factors (lifestyle and attitudes) on consumer purchasing decisions in the
city of Medan. The number of respondents in this study were 100 people. The analytical
method used is descriptive statistical analysis and multiple linear regression analysis. The
results showed that the characteristics of consumers based on the age of the majority of
consumers aged 31-40 years, based on the sex of the majority of respondents were female,
SNK © 2019
Published by UMSU based on the marital status of the majority of consumers who were married, based on the
Press. This is an open educational level of the majority of consumers with a Bachelor's education and based on the
access article under the
CC BY-NC-ND
work of the majority of consumers working as housewives stairs and simultaneously internal
license factors (lifestyle and attitudes) have a positive and significant effect on consumers' decisions to
.(http://creativecommo buy red rice in Medan.
ns.org/licenses/by-nc-
nd/4.0/). Keywords: Internal Factors, Lifestyle and Consumers Decision
PENDAHULUAN
Sebagian besar masyarakat Indonesia menjadikan beras sebagai bahan makanan pokok
yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari hari. Penduduk Indonesia cenderung lebih
memilih beras dibandingkan bahan makanan lain seperti ubi, jagung dan gandum. Berdasarkan
informasi yang diperolah dari kementrian pertanian kebiasaan mengkonsumsi beras membuat
sebuah tren bahwa tingkat konsumsi selalu mengkikuti pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia
setiap tahun.
Terdapat beberapa jenis beras jika dilihat berdasarkan warna diantaranya adalah beras
putih dan beras merah. Beras putih merupakan beras yang umum dikonsumsi oleh penduduk
Indonesia namun sekarang ini semakin tumbuhnya kesadaran masyarakat akan gaya hidup sehat
maka semakin banyak pula masyarakat yang memiliki minat mengkonsumsi beras merah hal ini
dikarenakan beras putih dianggap lebih beresiko menyebabkan penyakit DM tipe 2.
Menurut hasil penelitian (Nuryani, 2013) bahwa dengan mengganti konsumsi beras putih
menjadi beras merah sebagai makanan pokok kemungkinan akan memberikan efek perlindungan
terhadap diabetes mellitus (DM). Hal ini disebabkan karena Beras merah memiliki lapisan
membran terluar dengan endosperm berpati, dan tetap mempertahankan kandungan serat,
protein, asam lemak esensial dan berbagai vitamin, zat besi, magnesium, dan polifenol sehingga
hal ini kemungkinan beras merah memiliki efek protektif terhadap kejadian DM tipe 2.
Menurut Indrasari dan Adnyana (2007) penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan
rasa responden di provinsi Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan
Nusa Tenggara Barat responden di desa umumnya lebih menyukai rasa nasi beras merah
dibanding responden kota. Secara keseluruhan responden di desa dan di kota di propinsi Jateng,
Jatim, Bali, dan NTB menyatakan beras merah yang diperkenalkan lebih baik dibanding beras
yang biasa dikonsumsi kecuali di Jabar dan Sulawesi Selatan. (Suardi, 2005) menyatakan bahwa
Beras merah sudah lama diketahui bermanfaat bagi kesehatan, selain sebagai pangan pokok.
Namun padi beras merah yang umumnya adalah padi gogo kurang populer sebagai makanan
pokok masyarakat, beras merah juga terbatas di pasaran dan harganya relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan beras putih.
Kebiasaan penduduk Indonesia dalam mengkonsumsi beras putih mengakibatkan beralih
dari beras putih ke beras merah tidak terjadi begitu saja. Diantara faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan memilih adalah faktor internal yang artinya faktor yang berasal dari
dalam diri konsumen. (Setiadi, 2015) menyatakan bahwa diantara faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen adalah faktor pribadi (Usia dan Tahap Siklus Hidup, Pekerjaan, Keadaan
Ekonomi, Gaya Hidup dan kepribadian dan faktor psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran
dan Keyakinan/Sikap). Dalam kehidupannya, seorang konsumen memiliki kebutuhan yang
diperuntukkan bagi kepentingan pribadinya. Konsumen membutuhkan bahan pangan yang sesuai
dengan keadaan dan karakteristik pribadinya. Karakteristik pribadi konsumen dapat dilihat dari
gaya hidup, pendapatan, umur dan karakter lain yang dimilikinya sehingga faktor kepribadian juga
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan konsumen.
(Setiadi, 2015) menyatakan bahwa pengambilan keputusan sebagai proses pemecahan
masalah. Konsumen menggunakan aturan keputusan sederhana yang disebut heuristik untuk
mencari, mengevaluasi dan mengintegrasikan kepercayaan untuk setiap tujuan. Keseluruhan
keputusan menghasilkan suatu seri keinginan berprilaku atau rencana keputusan.
Saat ini trend hidup sehat merupakan trend yang sedang berkembang, salah satu upaya
yang mendukung trend hidup sehat adalah dengan mengkonsumsi beras merah yang memiliki
manfaat yang baik untuk kesehatan tubuh. Pemilihan makanan atau yang dikonsumsi
menunjukkan gaya hidup seseorang. Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi
sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu dan bersosialisasi dengan orang lain
(Sugihartati, 2010). Gaya hidup merupakan frame of reference yang dipakai seseorang dalam
bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk pola perilaku tertentu.
Informasi yang diperoleh oleh konsumen terkait dengan beras merah dapat
mempengaruhi sikap mereka. Sangadji dan (Sopiah, 2013) menyatakan bahwa sikap adalah suatu
mental sehubungan dengan kesiapan konsumen untuk menanggapi apa yang mereka sukai dan
yang tidak disukai. Sikap positif yang dimiliki konsumen terhadap sesuatu barang ataupun jasa
akan mendorong konsumen untuk memilih barang atau jasa tersebut begitu juga sebaliknya sikap
negatif yang dimiliki konsumen terhadap suatu barang atau jasa akan mendorong konsumen
untuk tidak memilih barang atau jasa tersebut.
Penelitian ini melihat dari sudut pandang konsumen beras merah. Dari konsumen
diharapkan didapat suatu cara dengan memperhatikan dari sisi preferensi konsumen dalam
mengkonsumsi beras merah yang dapat berdampak positif terhadap penjualan beras merah.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Deskripsi Karakteristik
Konsumen dan Pengaruh Faktor Internal terhadap Keputusan Pembelian Beras Merah di Kota
Medan”. Adapun yan menjadi tujuan penelitian ini adalah : (1)untuk megetahui bagaimana
karakteristik konsumen (usia, jenis kelamin, status pernikahan, pendidikan dan pekerjaan) beras
merah di kota Medan dan (2)untuk mengetahui bagaimana pengaruh faktor internal (gaya hidup
dan sikap) terhadap keputusan pembelian konsumen beras merah di kota Medan.
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di supermarket kota medan yaitu Maju bersama cabang Yos
Sudarso, Marendal dan Denai. Penelitian dilakukan mulai dari bulan Januari 2019 hingga bulan
Juni 2019.
Keterangan
n = ukuran sampel
pq = ukuran penyebaran sampel, karena populasi tidak diketahui maka p dan q
masing masing diasumsikan 0,5
p = kesalahan proporsi standar = 0,051 = (0,1/1,96)
Hasil perhitungan
n = 0,5 x 0,5 = 96,12 dibulatkan menjadi 100
0,0512
Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Dimana
data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sampel/responden dengan
menyebarkan kuesioner, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh melalui buku-
buku, jurnal, internet dan literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (%)
(Orang)
1 Laki-Laki 98 98
2 Perempuan 2 2
Jumlah 100 100
Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang sudah menikah sebanyak 70 orang atau
70% dan responden yang belum menikah sebanyak 30 orang atau 30%. Berdasarkan status
pernikahan konsumen beras merah didominasi oleh yang sudah menikah, hal ini disebabkan
karena yang biasa berbelanja kebutuhan rumah tangga adalah yang sudah menikah.
Karakteristik responden berdasarkan Pendidikan dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:
Tabel 4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
No Usia Jumlah (%)
(Orang)
1 SMP 3 3
2 SMA 36 36
3 Diploma 14 14
4 S1 43 43
5 Pasca Sarjana 4 4
Jumlah 100 100
Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (Adjusted R Square) adalah 0,577
atau 57,7% artinya pengaruh gaya hidup dan sikap terhadap keputusan konsumen membeli beras merah di kota
Medan sebesar 57,7% sedangkan sisanya 42,3% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian
ini.
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 254,767 2 127,384 68,557 ,000b
1 Residual 180,233 97 1,858
Total 435,000 99
a. Dependent Variable: Keputusan_Konsumen
b. Predictors: (Constant), Sikap, Gaya_Hidup
Tabel 7 menunujukkan bahwa F hitung adalah 68,557 dengan tingkat signifikansi 95% (=
0,05). Oleh karena Fhitung> Ftabel (68,557>3,090) dan tingkat signifikasinya (0,000) < 0,05, maka
gaya hidup dan sikap secara serempak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan
konsumen membeli beras merah di kota Medan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
Setiadi (2015) menyatakan bahwa gaya hidup yang termasuk dalam faktor pribadi dan sikap yang
termasuk dalam faktor psikologis berpengaruh terhadap perilaku pembelian konsumen.
Kesimpulan
1. Karakteristik konsumen berdasarkan usia mayoritas konsumen berusia 31-40 tahun,
berdasarkan jenis kelamin mayoritas responden berjenis kelamin perempuan, berdasarkan
status pernikahan mayoritas konsumen berstatus sudah menikah, berdasarkan tingkat
pendidikan mayoritas konsumen berpendidikan Sarjana dan berdasarkan pekerjaan mayoritas
konsumen bekerja sebagai ibu rumah tangga.
2. Secara serempak faktor internal (gaya hidup dan sikap) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan konsumen membeli beras merah di kota Medan.
Saran
Dibutuhkan komitmen dan kerja sama antara pihak yang berkepentingan akan penjualan.
Pengenalan akan manfaat beras merah harus lebih gencar dilakukan oleh para pedagang misalnya
dengan membuat komunitas dimana di dalam komunitas tersebut masyarakat bisa saling berbagi
tentang pengalaman mereka ketika membeli dan mengkonsumsi beras merah sehingga dari saling
berbagi secara langsung antar komunitas bisa menciptkan sebuah komunitas yang tujuannya
memiliki gaya hidup sehat dengan beras merah dan juga sikap positif yang tertanam di benak
komunitas tersebut akan beras merah.
233
Medan, 5 Oktober 2019
PUSKIBII (Pusat Kewirausahaan , Inovasi dan Inkubator Bisnis )
Fakultas Ekonomi Dan Binis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
Proseding Seminar Nasional Kewirausahaan, 1(1), 2019, hal 227-234
Hasil Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
ISSN 2714-8785
DOI: https://doi.org/10.30596/snk.v1i1.3614
REFERENSI
D.R., C., & P.S, S. (2006). Business Research Methods. Mcgraw hill.
Indrasari, S. D., & Adnyana, M. O. (2007). Preferensi Konsumen terhadap Beras Merah sebagai
Sumber Pangan Fungsional. Iptek Tanaman Pangan, 2(2), 227–241.
Nuryani. (2013). Potensi Substitusi Beras Putih dan Beras Merah Seabagai Makanan Pokok Untuk
Perlindungan Diabetes Melitus. Media Gizi Masyarakat Indonesia, 3(3), 157–168.
Sangadji, M. E., & Sopiah. (2013). Perilaku Konsume Pendekatan Praktis disertai: Himpunan
Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Andi.
Setiadi, N. J. (2015). Perilaku Konsumen Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan dan
Keinginan Konsumen (Revisi). Jakarta: Prenada Media Grup.
Sopiah. (2013). The Effects of Compensation Towards Job Satisfaction and Job Performance of
Employees Syariah Banks in Malang, Indonesia. International Journal of Learning and
Development, 3(2).
Suardi, D. (2005). Beras Merah Untuk Peningkatan Mutu Pangan. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian, 24(3).
Sugihartati, R. (2010). Membaca, Gaya Hidup dan Kapitalisme. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
234
Medan, 5 Oktober 2019
PUSKIBII (Pusat Kewirausahaan , Inovasi dan Inkubator Bisnis )
Fakultas Ekonomi Dan Binis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara