Jurnal 2
Jurnal 2
Jurnal 2
A. PENDAHULUAN
Penyakit tekanan darah tinggi masa kehamilan termasuk dalam kategori
penyakit komplikasi kehamilan yang merupakan salah satu dari trias komplikasi
selain pendarahan dan infeksi, sebagai penyebab utama peningkatan angka kesakitan
dan kematian ibu, janin, dan neonatus (Angsar MD, 2010 dalam Saifudin, 2012)
Data WHO (World Health Organization) tahun 2012 jumlah kasus Penyakit
tekanan darah tinggi sejumlah 839 juta kasus dan diperkirakan akan semakin tinggi
pada tahun 2025 sekitar 29% dari total penduduk dunia. Secara global, 80% kematian
ibu hamil yang tergolong dalam penyebab kematian ibu secara langsung, yaitu
disebabkan karena terjadi perdarahan (25%), Penyakit tekanan darah tinggi pada ibu
hamil (12%), partus macet (8%), aborsi (13%) dan karena sebab lain (7%). Data dari
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) tahun 2016 di Indonesia,
Angka Kematian Ibu (AKI) tergolong cukup tinggi di negara Asia Tenggara yaitu 228
per 100.000 KH. Tiga penyebab kematian ibu di Indonesia yaitu perdarahan (30%),
eklampsia (25%), dan infeksi (12%).
Jawa Timur menduduki urutan kelima dari seluruh provinsi di Indonesia yang
memiliki jumlah kematian ibu terbanyak. Kabupaten Nganjuk termasuk 7 kabupaten
dengan AKI tinggi di Jawa Timur dan diberlakukan program Gerakan Bersama
Amankan Kehamilan (Gebrak) oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dalam
upaya penurunan AKI (Asrofin, 2017).
Tekanan darah tinggi pada ibu hamil dapat diturunkan dengan obat anti
Hipertensi yang bermanfaat untuk menurunkan kejadian perdarahan otak dan
mencegah stroke maupun komplikasi serebrovaskular (Sidani, 2011). Akan tetapi
terapi obat berisiko masuk ke dalam sirkulasi darah janin yang dimungkinkan dapat
mengakibatkan cacat janin, sehingga pemilihan obat selama kehamilan perlu
dipertimbangkan manfaat dan risiko untuk menghasilkan pengobatan yang aman dan
rasional (Schellack G, Schellack N. 2011). Pengobatan Penyakit tekanan darah tinggi
secara non-farmakologis merupakan cara lain untuk pengobatan Penyakit tekanan
darah tinggi , diantaranya adalah dengan terapi nutrisi, herbal, pijat refleksi,
aromaterapi dan terapi rendam kaki dengan air hangat.
Penelitian yang dilakukan oleh Sabattani, 2014 pada ibu hamil penderita
preeklamsi menunjukkan dengan terapi rendam kaki menggunakan air hangat dapat
penurunan tekanan darah paling banyak mencapai 9 mmHg. Salah satu terapi alamiah
Rendam kaki dengan air hangat merupakan yang bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi darah, mengurangi edema, meningkatkan relaksasi otot, menyehatkan
jantung, mengendorkan otot-otot, menghilangkan stres, meningkatkan permeabilitas
kapiler, sehingga bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan darah pada ibu hamil
preeklamsi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya penurunan tekanan
darah pada ibu hamil penderita Penyakit tekanan darah tinggi setelah diberikan terapi
rendam kaki dengan air hangat.
Dari tabel 2 diatas dapat diketahui nilai Greenhouse Geisser Sig. sebesar 0,000 < α
(0,05). Maka H0 ditolak, artinya ada perbedaan rata-rata penurunan tekanan darah ibu
hamil yang mengalami tekanan darah tinggi yang signifikan dari waktu ke waktu.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi rendam kaki dengan air
hangat mampu menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang mengalami tekanan
darah tinggi .
Menurut Umah (2012) dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh terapi rendam
kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada penderita tekanan darah tinggi
menyatakan bahwa rendam kaki dengan air hangat menghasilkan energi kalor yang
bersifat mendilatasi dan melancarkan peredaran darah serta merangsang saraf yang ada
pada kaki untuk mengaktifkan saraf parasimpatis, sehingga menyebabkan perubahan
tekanan darah.
Merendam kaki dengan air hangat mempunyai efek fisik panas/hangat yang dapat
menyebabkan zat cair, padat, dan gas mengalami pemuaian ke segala arah dan dapat
meningkatkan reaksi kimia. Pada jaringan akan terjadi metabolisme seiring dengan
peningkatan pertukaran antara zat kimia tubuh dengan cairan tubuh. Efek biologis
panas/hangat dapat menyebabkan pelebaran pembuluh darah yang mengakibatkan
peningkatan peredaran darah. Secara fisiologis respon tubuh terhadap panas yaitu
menyebabkan pelebaran pembuluh darah, menurunkan viskositas darah, menurunkan
spasme otot, meningkatkan metabolisme jaringan dan meningkatkan permeabilitas
kapiler (Perry & Potter 2006 dalam Putri 2015).
Sehingga efek panas/ hangat pada terapi rendam kaki dengan air hangat akan
menyebabkan dilatasi pembuluh darah yang dapat meningkatkan sirkulasi darah,
sehingga efektif menurunkan tekanan darah ibu hamil yang mengalami tekanan darah
tinggi bila dilakukan secara rutin.
D. KESIMPULAN
Pemberian terapi non farmakologi berupa rendam kaki dengan air hangat dalam kurun
waktu 2 minggu mampu menurunkan tekanan darah pada ibu hamil yang menderita
tekanan darah tinggi.