KTSP-SMP Al Falah 2019
KTSP-SMP Al Falah 2019
KTSP-SMP Al Falah 2019
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi Tujuan Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi
dan potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk kemungkinan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan yang ada di daerah.
Pelaksanaan K-13 berfokus pada mewujudkan kompetensi yang selaras
dengan tujuan pendidikan nasional. Amanat Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan wajib menyusun dokumen
KTSP sebagai acuan untuk mewujudkan target kompetensi siswa yang menjadi
targetnya.
Dokumen KTSP diharapkan dapat berfungsi sebagai acuan yang
mengarahkan seluruh pemangku kewenangan melaksanakan kurikulum 2013.
Dengan berfusinya KTSP sebagai acuan maka semua pihak dapat fokus pada
pencapaian tujuan, menerapkan aturan main dalam menerapkan prosedur
program, serta proses kegiatan dapat memenuhi kebutuhan siswa
mengembangkan kompetensi dirinya dalam perubahan kehidupan pada abad 21.
Di samping itu, diharapkan pula seluruh pergerakan para pemangku kewenangan
lebih fokus dalam mewujudkan visi, misi, dan tujuan baik pendidikan dan
pembelajaran terutama dalam mengelola program peminatan; menata struktur
kurikulum, memetakan beban belajar siswa, dan menyusuan pedoman
pelaksanaan kegiatan intra dan ekstrakurikuler, pedoman akademik, dan instrumen
evaluasi penyelenggaraan kurikulum.
Dalam mendukung keterpenuhan dokumen dan implementasi kurikulum
pada tingkat satuan pendidikan dipandang perlu membentuk tim TIM
PENGEMBANG KURIKULUM dan TIM PENJAMINAN MUTU yang mengelola
sistem evaluasi proses dan pencapaian program pelaksanaan kurikulum. Kedua
TIM merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena keduanya
menjadi komponen sistem penjaminan terwujudnya proses pelaksanaan kurikulum
yang efektif untuk terwujudnya keunggulan mutu lulusan.
KTSP 2019 Page 1
B. Acuan Pengembangan KTSP
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan,
ditetapkan, dan dilaksanakan oleh satuan pendidikan. Pernyataan ini
menegaskan tentang besarnya kewenangan satuan pendidikan untuk
menentukan keunggulan mutu lulusan masing-masing dalam kerangka
sistem pendidikan nasonal. Acuan pengembangan KTSP meliuti Acuan
operasional, prinsip pengembangan kurikulum, prosedur operasional,
mekanisme pengembangan dan mekanismen penyusunan KTSP.
1. Acuan Konseptual
a. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia Iman, takwa, dan akhlak
mulia
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
h. Perkembangan Ipteks
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
Untuk itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara
kepentingan daerah dan nasional.
3. Prosedur Operasional
Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya
meliputi:
1. Analisis Kontek, mencakup:
a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
Kurikulum;
b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan
lingkungan; dan
c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan, mencakup:
a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
4. Mekanisme
a. Pengembangan
b. Pelaksanaan
c. Daya Dukung
C. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. PP No. 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas PP No. 19 Tahun 2005
Tentang Standar Nasional Pendidikan;
3. PP No. 19 tahun 2017 tentang Guru;
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala sekolah/madrasah.
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan.
H. Strategi Implementasi
Pelaksanaan kurikulum 2013 berproses untuk menjawab tantang lokal
maupun global. Karena itu, proses perubahan memerlukan motif yang kuat,
keyakinan tinggi, serta usaha bersama dalam meningkatkan berbagai aspek di
bawah ini.
1) Meningkatkan komitmen pendidik untuk beradaptasi dengan perubahan lokal,
nasional, dan global.
2) Meningkatkan kompetensi pendidik dalam merencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran saintifik, dan melaksanakan penilaian autentik
melalui proses belajar berkelanjatan.
3) Meningkatkan kompetensi pendidik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi sebagai sumber dan media pembelajaran.
4) Meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan siswa dalam memberdayakan
lingkungan sebagai konteks pembelajaran.
5) Meningkatkan daya kolaborasi multi level dalam menggerakan kerja sama yang
harmonis dan produktif.
6) Penyediaan alat peraga dan sumber belajar untuk mendukung peningkatan
keterampilan berpikir siswa.
7) Meningkatkan motivasi dan daya belajar siswa dengan meningkatkan daya
kolaborasi dan kompetisi.
8) Meningakatkan penguasaan fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif melalui
pembelajaran kolaboratif dan kontekstual.
9) Meningkatkan partisipasi dan daya dukung orangtua siswa.
10) Mengembangkan budaya belajar dalam mewujudkan sekolah sebagai organisasi
pembelajar.
11) Mengembangkan kepemimpinan pembelajaran dengan menitikberatkan pada
pentingnya supervise pembelajaran.
12) Menerapkan manajemen perubahan yang terencana dan terealisasikan .
13) Mengembangkan efektivitas kepemimpinan pembelajaran yang efektif.
B. Visi Sekolah
D. Tujuan Sekolah
Tujuan Satuan Pendidikan:
a. Sekolah mampu memenuhi standar kompetensi lulusan yang cerdas,
kompetitif, cinta tanah air, beriman dan bertaqwa :
− Sekolah memiliki standar KKM ≥ 7,50
− Sekolah dapat meningkatkan prestasi belajar.
− Sekolah melaksanakan kebersihan dan peningkatan disiplin siswa dan
guru.
− Sekolah mampu meningkatkan kegiatan kepramukaan.
− Sekolah mampu meluluskan siswanya 100 %.
− Sekolah dapat meningkatkan budi pekerti luhur, keimanan dan ketakwaan
terhadap Tuhan YME melalui kegiatan Pengembangan Diri Iman dan
Taqwa.
b. Sekolah mampu memenuhi Kurikulum di sekolah :
− Sekolah mampu memiliki dokumen Kurikulum lengkap
− Sekolah mampu memiliki silabus semua mata pelajaran
− Sekolah mampu memiliki dokumen sistem penilaian semua mata pelajaran
− Sekolah mampu memiliki RPP semua mata pelajaran
− Sekolah mampu memenuhi buku referensi bagi guru
Tujuan Khusus
1) Mewujudkan mutu lulusan tingkat satuan pendidikan yang meliputi dimensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana terurai pada tabel di
berikut:
Target Kompetensi Satuan Sumber
No. Standar Nasional
Pendidikan Daya Utama
A. SIKAP
Memiliki perilaku yang Setiap siswa berkompeten
mencerminkan sikap: dalam: Pendidik dan Tenaga
1) beriman dan 1) Menghayati nilai-nilai Kependidikan yang
bertakwa kepada
toleransi dalam agamis, berkarakter,
Tuhan YME,
2) berkarakter, jujur, kehidupan berbangsa sehat, pembelajar, dan
dan peduli, dan bernegara. berperan menjadi
3) bertanggungjawab, 2) Mengamalkan agama teladaan.
4) pembelajar sejati dalam kehidupan
sepanjang hayat, dan sehari-hari
6. Mematuhi peraturan.
7. Berbuat ihlas.
B. Landasan Kurikulum
1. Filosofis
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1) Pendidikan yang dilaksanakan berakar pada budaya bangsa maupun kearifan lokal
untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang.
2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik daripada masa lalu melalui peningkatan kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism).
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan
perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan
pendidikan nasional. Perkembangan bangasa Indonesia tidak mungkin lepas dari
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Perubahan ini
dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat, dunia
kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan
kurikulum secara terus menerus.
3. Landasan Pedagogis
Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks
kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif.
Konsepsi ini menegaskan bahwa kurikulum harus didudukkan sebagai wahana
pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan psikologisnya dan
mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks lingkungan dan
jamannya.
4. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan,
dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
2. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan
alokasi waktu untuk Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Indonesia sebagaimana
tabel berikut.
Beban belajar di SMP untuk kelas VII, VIII, dan IX masing-masing 38 + 2
jam bahasa Daerah per minggu sehingga berjumlah 40 jam per minggu. Jam belajar
SMP adalah 40 menit.
Struktur Kurikulum SMP terdiri atas kelompok A sebagai berikut:
Kelompok A
1. Pendidikan Agama 3 3 2
Keterangan:
Mata pelajaran Seni Budaya dapat memuat Bahasa Daerah atau
dapat berdiri sendiri sebagai mata pelajaran.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di struktur
kurikulum di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah antara lain Pramuka
(Wajib), dan ekstrakurikuler tambahan..
Mata Pelajaran kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B
yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok
Pemanfaatan 50% dari Jumlah waktu kegiatan tatap muka untuk Penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam
sistem paket untuk SMP Indonesia adalah antara 0% -50 % dari waktu kegiatan tatap
muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.
Pengaturan minggu efektif selanjutnya diganakan sebagai dasar penentukan kalender
pendidikan.
D. Muatan Pembelajaran
E. Muatan Lokal
Kurikulum muatan adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan keragaman
potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan
lingkungan sekitar sekolah yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Muatan lokal dapat
KTSP 2019 Page 29
berupa kurikulum yang memuat materi tentang karakteristik daerah atau karakteristik
satuan pendidikan.
Prinsip pengembangan muatan lokal yang menjadi perhatian setiap satuan pendidikan
yaitu;
1) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik.
2) Keutuhan Dalam Pengembangan Semua Kompetensi.
3) Substansi kurikulum muatan lokal mencakup keseluruhan dimensi (sikap,
pengetahuan, dan keterampilan).
4) Fleksibilitas dalam Jenis, Bentuk, dan Pengaturan Waktu.
5) Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan dan pengaturan waktunya
bersifat fleksibel sesuai dengan kondisi dan karakteristik satuan pendidikan.
6) Kebermanfaatan.
7) Penetapan muatan lokal berorientasi pada upaya pengenalan, pelestarian, dan
pengembangan potensi daerah untuk kepentingan nasional dan menghadap
tantangan global.
Jenis muatan lokal berupa potensi dan keunikan lokal yang terkait dengan seni budaya;
prakarya; pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan; bahasa; dan/atau teknologi.
Jenisnya materi berupa bahasa daerah, kesenian daerah, keterampilan dan kerajinan
daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai 30irri khas lingkungan alam
sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu untuk pengembangan potensi dan kebutuhan
daerah yang bersangkutan.
Dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembelajaran muatan lokal mengacu pada
struktur silabus yang dikembangkan oleh pemerintah dengan memenuhi standar berikut:
1) kompetensi dasar yang mengacu pada kompetensi inti,
KTSP 2019 Page 30
2) silabus yang memuat pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian
otentik, dan
3) buku teks pelajaran (buku siswa dan buku guru) berbasis aktivitas dan karya.
4) Perangkat administrasi pembelajaran.
Demikian juga laporan Delors untuk pendidikan abad XXI, sebagaimana tercantum
dalam buku Pembelajaran: Harta Karun di Dalamnya, menegaskan bahwa
pendidikan abad XXI bersandar pada lima tiang pembelajaran sejagat (five pillar of
learning), yaitu learning to know, learning to do, learning to live together, dan
learning to beserta learning to transform for oneself and society.
G. Pengembangan Literasi
1. Pengertian
Pengertian Literasi Sekolah dalam konteks GLS adalah kemampuan
mengakses, memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui
berbagai aktivitas, antara lain membaca, melihat, menyimak, menulis,
dan/atau berbicara. Berdasakan itu, kami menyatakan bahwa melek
membaca dan menulis menjadi ruh gerakan literasi sekolah. Pengembangan
lebih lanjut sekolah memfasilitasi siswa meningkatkan melek budaya, tata
nilai, lingkungan, maupun peradaban secara luas.
GLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk
menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat
sepanjang hayat melalui pelibatan publik.menyeluruh untuk menjadikan
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembuda- yaan
ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam Gerakan Literasi Sekolah
agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
b. Tujuan Khusus
1) Menumbuhkembangkan budaya literasi di sekolah.
2) Meningkatkan kapasitas warga dan lingkungan sekolah agar literat.
3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang menyenangkan dan
ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan.
4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam
buku bacaan dan mewadahi berbagai strategi membaca.
5. Pentahapan Kegiatan
Kegaitan pengembangan literasi, sesuai panduan, sebagai gerakan
berkelanjutan dikelompokan dalam tiga tahap.
2) Kegiatan Pengembangan
Tahap pengembangan merupakan kelanjutan dari tahap pembliasaan.
Sekolah mengagedakan berbagai kegiatan seperti pada contoh berikut:
a) mengasah kemampuan peserta didik dalam menanggapi buku
pengayaan secara lisan dan tulisan dalam diskusi
b) membangun interaksi antarpeserta didik dan antara peserta didik
dalam agenda khusus presentasi buku.
c) mengasah kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, analitis,
kreatif, dan inovatif; seperti lomba menulis risensi atau menyajikan
kritik buku.
d) mendorong peserta didik untuk selalu mencari keterkaitan antara buku
dalam kegiatan pengenalan alam sekitarnya.
e) Lomba menyajikan jurnal membaca buku.
3) Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan literasi pembelajaran adalah mengembangkan pengalaman
belajar siswa baik yang dilakukan dalam proses pembelajaran maupun
kegiatan mandiri. Kegiatan ini bertujuan:
a) mengembangkan kemampuan memahami teks dan mengaitkannya
dengan pengalaman pribadi sehingga terbentuk pribadi pembelajar
sepanjang hayat;
b) mengembangkan kemampuan berpikir kritis; dan
c) mengolah dan mengelola kemampuan komunikasi secara kreatif
(verbal, tulisan, visual, digital) melalui kegiatan menanggapi teks buku
bacaan dan buku pelajaran.
6. Struktur Program
Kegiatan-kegiatan yang dipersyaratkan dilengkapi program dalam
pengelolaannya, sekolah menyiapkan program dengan struktur.
7. Instrumen Evaluasi
Evaluasi kegiatan literasi mencakup keterlaksanaan program dan keberhasilan
program. Indikator pencapian tujuan yang terukur menjadi dasar perumusan
instrumen. Target program pada tiap satuan pendidikan mencerminkan
karakteristik keunggulan satuan pendidikan. Contoh Instrumen:
Keterlaksanaan/
No. Indikator Pencapaian
Ya Tidak
1) Evaluasi Keterlaksanan
Sekolah membaharui bacaan siswa secara
1.
berkala.
Sekolah menyedaiakan akses internet pendukung
2.
pembelajaran
3. Sekolah menyediakan e book.
4. Guru melaksanakan pembiasaan membaca
H. Kegiatan Pembelajaran
Fokus utama pengelolaan kurikulum adalah menjamin siswa belajar dan guru
mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Penjaminan utama adalah terwujudnya
proses belajar yang didukung dengan suasana belajar yang kondusif. Pengelolaan
pembelajaran merupakan serangkaian tindakan perencanaan, pelaksanaan, penilaian
dan evaluasi pembelajaran dalam menjamin terwujudnya keunggulan mutu lulusan
pada tingkat satuan pendidikan sesuai dengan target yang sekolah tetapkan.
Dalam sistem pengelolaan pembelajaran kepala sekolah berperan sebagai pemimpin
pembelajaran. Tugas pemimpin pembelajaran adalah memngerahkan sumber daya
yang tersedia dan yang mungkin dapat disedikan untuk menunjang terwujudnya
berlangsungnya proses belajar sebagaimana yang direncanakan demi terealisasi
keunggulan kompetensi mutu lulusan. Untuk mewujudkan itu, pimpinan pembelajaran
perlu memperhatikan tindakan :
Memimpin musyawarah dewan pendidik menentukan indikator pencapaian
kompetensi tingkat satuan pendidikan.
Merumuskan target atau kriteria keberhasilan pada setiap indikator mutu
keunggulan lulusan tingkat satuan pendidikan
Mengembangkan suasana sekolah sebagai lingkungan belajar yang kondusif.
Prosedur Perumusan
Prosedur penyusunan program tahunan meliputi empat langkah
a.Mengidentifikasi kompetensi dasar dan indikator tiap tahun
b.Mengindentifikasi keluasan dan kedalaman kopetensi dasar dan indikator
c.Melakukan pementaan kopetensi dasar pada tiap semester
d.Menentukan alokasi waktu yang tersedia untuk tiap kompetensi pada tiap semester
berdasarkan hari efektif berlajar.
e.Menjabarkan progam tahunan ke dalam program semester dengan memperhatikan
kalender pendidikan.
a. Silabus
Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi. Perencanaan pembelajaran
meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan
sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario pembelajaran.
Penyusunan Silabus disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
Muatan Silabus
KTSP 2019 Page 43
Silabus paling sedikit memuat:
1) Identitas mata pelajaran
2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3) Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari peserta
didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran;
4) kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata pelajaran;
5) Indikator Pencapaian Kompetensi, Indikator adalah acuan untuk mencapai
kompetensi dasar.
6) materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;
7) pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta didik untuk
mencapai kompetensi yang diharapkan;
8) penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9) alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur kurikulum untuk
satu semester atau satu tahun; dan
10) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar
atau sumber belajar lain yang relevan.
Prosedur Perumusan Silabus
Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap
tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana
pelaksanaan pembelajaran.
Silabus dapat dikembangkan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan satuan
pendidikan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Dibuktikan
dengan kelengkapan komponen dan isi silabus yang dimiliki sekolah/madrasah untuk
semua mata pelajaran
Guru wajib menjelaskan silabus pada tiap awal semeter pada peserta didik, yang
dibuktikan dengan adanya jurnal kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan tugas ini
bertujuan agar siswa memahami cukupan kompetensi yang harus mereka kuasai dan
memahami materi belajar yang akan mereka dapatkan dalam tiap semester.
b. Perencanaan Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
KTSP 2019 Page 44
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan wajib menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
1. Komponen RPP
RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau
lebih. Komponen RPP terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
7) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan
kata kerja operasional ( KKO) yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan m. penilaian hasil pembelajaran.
13) Penilaian; mencakup penilain sikap,penilaian pengetahuan dan penilaian
ketrampilan.
1. Kegiatan Pendahuluan
Ada pun urutan kegiatan pendahuluan sebagai berikut:
a. menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran;
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan penekatan pembelajaran, model pembelajaran,
metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang sesuaikan
dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya
berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan
karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
Karakteristik proses pembelajaran hendaknya diarahkan untuk mewujudkan
kompetensi berikut:
a. Dalam mewujudkan kompetensi sikap siswa, guru hendaknya memilih
perilaku; menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, hingga
mengamalkan. Seluruh aktivitas pembelajaran berorientasi pada tahapan
kompetensi yang menambah pengalaman peserta didik untuk melakuan
aktivitas yang sesuai.
b. Dalam mengembangkan kompetensi pengetahuan guru hendaknya memilih
aktivitas mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, hingga mencipta. Untuk memperkuat pendekatan saintifik,
tematik terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup guru bersama peserta didik melakukan refleksi untuk
mengevaluasi dengan melakukan beberapa langkah kegiatan berikut:
a. Mengevaluasi rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
pembelajaran yang telah berlangsung;
b. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
c. melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas, baik tugas individual
atau maupun kelompok;
d. menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.
K. PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri adalah merupakan pelayanan bantuan untuk peserta
didik baik individu maupun kelompok agar berkembang secara optimal
dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, dan karir, melalui proses
pembiasaan, pemahaman diri dan lingkungan untuk mencapai
kesempumaan perkembangan diri.
Tujuan pengembangan diri adalah membantu memandirikan peserta didik
dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
mmengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,
KTSP 2019 Page 49
bakat dan minatnya. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, praktisi, atau alumni yang memiliki
kualifikasi yang baik berdasarkan surat keputusan kepala sekolah. Pola
Pelaksanaan pengembangan diri dalam kegiatan pembiasaan:
a) Spontan: Kerja bakti, Bakti sosial, takziah, membiasakan 5 S 1P
( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun dan Peduli lingkungan ),
membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
Model Blok diselenggarakan pada tiap awal tahun pelajaran seperti kegiatan Masa
Orientasi Siswa (MOS). Seluruh siswa wajib mengikuti program ini sebagai kegiatan
orietasi atau pengenalan pramuka yang dilaksanakan secara bertahap dan
berkelanjutan setiap sebelum siswa memulai tahun pelajaran baru pada tiap tahun.
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan model blok menggunakan waktu 36 jam tatap muka sebagai
Kursus Orientasi Pendidikan Kepramukaan bagi peserta didik sesuai tingkat kelas
dan usianya. Materi kegiatan sekolah siapkan khusus dengan mengintegrasikan
rencana kegiatan tahunan kegiatan keprmukaan, materi kepramukaan, dan
kecakapan berkolaborasi dalam kelas maupun di luar kelas dalam meningkatkan
pematangan sikap dan meningkatkan keterampilan belajar siswa sebgai bagian diri
indikator pencapaian visi sekolah.
Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang ditentukan berdasarkan Surat
Keputusan Kepala Sekolah dengan mengkolaborasikan Pembina Pramuka, tim
Pembina Kesiswaan, dan Guru Mata Pelajaran yang relevan dengan rencana
aktivitas latihan kegiatan aktualisasi.
Program kegiatan disusun dalam bentuk proposal kegiatan yang dirumuskan oleh
panitia pelaksana dan disahkan oleh kepala sekolah. Biaya pelaksanaan kegiatan
berasal dari anggaran sekolah yang relevan serta sumbangan dari pihak lain yang
tidak bertentangan dengan aturan yang berlaku.
Dalam kegiatan blok siswa tidak wajib menggunakan atribut pramuka. Namun
demikian, jika sebelumnya siswa telah memiliki atribut dan seragam pramuka, maka
kediatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan atribut kepramukaan.
2. Model Aktualisasi
Model aktualisasi adalah ekstrakurikuler wajib yang dilaksanakan tiap minggu efektif.
Kegiatan ini bertujuan utama membangun karakter dan keterampilan. Materi yang
diaktualisasikan adalah materi kepramukaan yang diitegrasikan dengan materi pelajaran
yang siswa peroleh dalam kegiatan tatap muka.
Penyelenggaraan pendidikan aktualisasi adalah bentuk kegiatan peningkatan
kompetensi dasar mata pelajaran yang relevan yang diintegrasikan dengan materi,
metode, dan prinsip dasar pendidikan kepramukaan. Oleh karena itu sekolah perlu
menyusun silabus pelatihan terlebih dahulu dengan memetakan kompetensi dasar mata
pelajaran, materi pelajaran, tujuan, struktur jadwal, dan alat penilaian yang relevan.
c.Pelaksanaan Aktualisasi
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi;
Jadwal latihan satu minggu satu kali.
Setiap pelaksanaan kegiatan selama 2 jam pelajaran.
Model struktur kegiatan menggunakan model Latihan Ekstrakurikuler Pramuka.
Pembina kegiatan dilakukan oleh Guru Kelas /Guru Matapelajaran selaku
Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh
Pembantu Pembina (Instruktur Muda/Instruktur Pramuka).
Dalam pelaksanaan kegiatan siswa tidak wajib mengenakan atribut
kepramukaan.
d.Penilaian
Penilaian proses dan hasil pencapaian kompetensi adalah tanggung jawab Pembina.
Ada pun penilaian meliputi penilaian sikap dan keterampilan. Hasil penilaian
disampaikan kepada guru mata pelajaran yang relevan dengan materi yang menjadi
bahan yang diaktualisasikan siswa.
b. Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan dilaksanakan dalam rangka mendukung pembentukan
karakter sesuai dengan norma spiritual dan sikap sosial siswa, serta menumbuhkan
sikap peduli terhadap orang lain dan lingkungan. Ekstrakurikuler juga sebagai wadah
dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha
memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah konkret.
b.Perencanaan
Perencanaan sistem blok dilakukan sebelum pelaksanaan penerimaan siswa baru.
Komponen perencanaan meliputi;
1) Nama Kegiatan
2) Tujuan penyelenggaraan kegiatan
3) Indikator keberhasilan.
4) Deskripsi keberhasilan tahun sebelumnya.
5) Rumusan masalah yang dihadapi dalam mewujudkan tujuan
6) Strategi Pelaksanaan Kegiatan
7) Materi pelatihan diurai secara ringkas.
8) Susunan pembina dan uraian tugas
9) Tempat pelatihan
10) Jadwal Pelatihan
11) Tata tertib pelaksanaan kegiatan
12) Anggaran.
13) Instrumen Evaluasi Kegiatan
c.Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan menggunakan waktu 60% dari kegiatan tatap muka. Kegiatan
diarahkan untuk mengembangkan kompetensi yang diharapkan serta disesuaikan
dengan visi-misi- dan tujuan sekolah. Pelaksana kegiatan adalah tim pelaksana yang
ditentukan berdasarkan Surat Keputusan Kepala Sekolah dengan. Kegiatan dibuktikan
dengan dokumen catatan kegiatan atau jurnal, data kehadiran pembina, dan kehadiran
peserta didik.
d.Penilaian
Penilaian ekstrakurikuler dilakukan terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan sesuai
dengan indikator keberhasilan yang diharapkan dalam program kegiatan. Penilaian
kegiatan menjadi input bagi satuan pendidikan untuk perbaikan proses. Penilaian hasil
b. Fungsi Layanan BK
c. Asas Pelayanan
Asas pelayanan meliputi:
1) Kerahasiaan sesuai kode etik bimbingan dan konseling;
2) Kesukarelaan dalam mengikuti layanan yang diperlukan;
3) Keterbukaan dalam memberikan dan menerima informasi;
4) Keaktifan dalam penyelesaian masalah;
5) Kemandirian dalam pengambilan keputusan;
6) Kekinian dalam penyelesaian masalah pada kehidupan konseli;
7) Kedinamisan dalam memandang konseli.
8) Keterpaduan kerja antarpemangku kepentingan pendidikan ;
9) Keharmonisan layanan dengan visi dan misi sekolah serta nilai dan
norma kehidupan yang berlaku;
10) Keahlian dalam pelayanan yang sesuai kaidah-akademik dan profesional
11) Alih-tangan kasus untuk layanan di luar keahlian dan kewenangan;
12) Tut wuri handayani dalam memfasilitasi setiap peserta didik
d. Prinsip BK
1) Pelayanan bimbingan dan konseling untuk semua siswa dan tidak
diskriminatif.
KTSP 2019 Page 59
2) Bimbingan sebagai proses pelayanan individu karena setiap peserta didik
memiliki keunikan masing-masing.
3) Bimbingan konseling memberikan bantuan untuk membangun pandangan
positif pada diri dan lingkungannya.
4) Bimbingan konseling berlangsung dalam konteks kehidupan.
5) Bimbingan dan konseling dalam bingkai budaya Indonesia.
6) Bimbingan dan konseling bersifat fleksibel, adaptif, dan berkelanjutan.
7) Pelayanan bimbingan dan konseling ditangani tenaga profesional.
8) Pelayanan bimbingan dan konseling berlandaskan program yang berbasis
hasil analisis kebutuhan siswa sesuai dengan perkembangannya.
9) Bimbingan dan konseling dievaluasi secara berkala untuk sebagai dasar
perbaikan proses layanan dan untuk mengukur hasil yang dicapai.
e.Komponen Program BK
1.Program layanan;
Program Layanan dalam kelas maupun di luar kelas yang dirumuskan dalam
bentuk program tahunan dan program semester meliputi kegiatan:
1. Layanan dasar (guidance curriculum) merupakan layanan penyiapan
pengalaman terstruktur dan sistematis agar dapat menyesuaikan diri
dengan tugas-tugas perkembangan secara alamiah dan normal.
2. Layanan peminatan perencanaan individual agar peserta didik belajar
sesuai dengan minatnya dan mengikuti proses sistematik untuk
merencanakan masa depannya.
4. Layanan responsif, merupakan pemberi bantuan dalam menghadap
masalah dalam proses
f. Bidang layanan;
1. BK Pribadi meliputi pemahaman diri, keselarasan perkembangan, cipta
rasa, karsa; kedewasaan, aktualisasi diri, dan tanggung jawab.
2. BK Sosial untuk memahami interaksi sosial yang positif, keterampilan
berinteraksi, dan mangatasi masalah dalam hubungan sosial.
3. BK Belajar merupakan bantuan untuk mengenali potensi diri, sikap dan
keterampilan belajar, keterampilan merencanakan pendidikan, kesiapan
mental menghadapi ujian sehingga mendapat hasil belajar yang optimal.
4. BK Karir merupakan bimbingan untuk mengalami pertumbuhan,
perkembangan, eksplorsi, aspirasi dan pengambilan keputusan karir
secara rasional dan realistis.
Secara umum Guru TIK mendapatkan tugas dan tanggung dalam memfasilitasi sekolah:
1) menyusun rancangan pelaksanaan layanan dan bimbingan TIK;
2) melaksanakan layanan dan bimbingan TIK per tahun;
3) menyusun alat ukur/lembar kerja program layanan dan bimbingan TIK;
4) mengevaluasi proses dan hasil layanan dan bimbingan TIK;
5) menganalisis hasil layanan dan bimbingan TIK;
6) melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi dengan memperbaiki layanan dan
bimbingan TIK;
7) menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional;
8) membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler;
9) membimbing guru dalam penggunaan TIK;
10) membimbing tenaga kependidikan dalam penggunaan TIK;
11) melaksanakan pengembangan diri; dan
12) melaksanakan publikasi ilmiah dan/atau membuat karya inovatif.
Dalam melaksanakan tugas membimbing guru dan tenaga kependidikan, guru TIK
mengemban tugas berikut:
1) Memberikan palayanan kepada pendidik:
a. Mengembangkan sumber belajar dan media pembelajaran;
b. Mempersiapkan pembelajaran;
c. Memfasilitasi proses pembelajaran;
d. Memfasilitasi penilaian pembelajaran; dan
e. Memfasilitasi pelaporan hasil belajar.
2) Memfasilitasi tenaga kependidikan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas
sistem manajemen sekolah.
Penugasan ini menunjukkan adanya peningkatan tanggung jawab guru TIK tidak hanya
meningkatkan keterampilan siswa, namun berkembang dalam meningkatkan
keterampilan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
Perencanaan dan perancangan deskripsi tugas guru TIK dilaksanakan pada setiap awal
tahun pelajaran agar sinergis dengan kegiatan lainnya dalam pelaksanaan program
pembelajaran dan pengelolaan sekolah. Model deskripsi uraian tugas guru TIK yang
akan digunakannya sebagai dasar penyusunan program seperti contoh di bawah ini.
M. PENILAIAN
2. Prinsip Penilaian
b. Manfaat Penilaian
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran sebagai capaian pembelajaran.
c. Mekanisme penilaian
Dalam melaksanakan penilian hasil belajar oleh satuan pendidikan perlu dilakukan
beberapan langkah berikut.
1) Menyusun perencanaan penilaian tingkat Satuan Pendidikan meliputi: penilaian
akhir semester, penilaian akhir tahun, ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar
nasional.
2) Penilaian akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan
pendidikan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir
semester. Cakupan penilaian meliputi indikator-indikator yang merepresentasikan
semua KD pada semester tersebut.
3) Penilaian akhir tahun adalah kegiatan yang dilakukan oleh satuan pendidikan pada
akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik pada
akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket.
Cakupan materi pada penilaian akhir tahun meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester genap saja, atau seluruh indikator yang
merepresentasikan KD pada semester ganjil dan semester genap pada tingkatan
kelas yang sama
4) Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) adalah kegiatan pengukuran capaian
kompetensi siswa terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran
tertentu dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar.
5) Ujian Sekolah (US) adalah kegiatan pengukuran dan penilaian capaian kompetensi
siswa terhadap standar kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan
dalam USBN. Ujian Sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan
dari satuan pendidikan. Pelaksanaannya diatur dalam POS Ujian Sekolah dan POS
Ujian Sekolah Berstandar Nasional.
Kebijakan tingkat satuan pendidikan terkai penilaian menetapkan sebagai berikut:
1) Menentukan KKM dengan memperhatikan standar kompetensi lulusan,
karakteristik peserta didik, karakteristik mata pelajaran, serta guru dan kondisi
satuan pendidikan melalui rapat dewan guru.
Penilaian akhir yang dimaksud adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun,
sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian
dari suatu satuan pendidikan. Cakupan penilaian akhir semester adalah seluruh indikator
yang merepresentasikan KD pada semester ganjil, sedangkan cakupan materi pada
penilaian akhir tahun meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada
semester genap. Materi ujian sekolah meliputi KD yang merepresentasikan pencapaian
SKL.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
e. Tujuan Penilaian
1. Penilaian Proses
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk
menilai pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
1. Model kkM
Model KKM terdiri atas lebih dari satu KKM dan satu KKM. Satuan
pendidikan dapat memilih salah satu dari model penetapan KKM
tersebut. Penjelasan rinci kedua model tersebut dipaparan sebagai
berikut.
a. Lebih dari Satu KKM
Satuan pendidikan dapat memilih setiap mata pelajaran memiliki KKM yang
berbeda. Misalnya, KKM IPA (64), Matematika (60), Bahasa Indonesia
(75), dan seterusnya. Di samping itu, KKM juga dapat ditentukan
berdasarkan rumpun mata pelajaran (kelom pok mata pelajaran).
Misalnya, rumpun MIPA (Matematika dan IPA) memiliki KKM 70, rumpun
bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris) memiliki KKM 75, rumpun
sosial (IPS dan PPKn) memiliki KKM 80, dan seterusnya.
74 – 87 B Baik
60 – 73 C Cukup
< 60 D Kurang
b. Pengayaan
Pengayaan merupakan program pembelajaran yang diberikan kepada
peserta didik yang telah melampaui KKM. Fokus pengayaan adalah
pendalaman dan perluasan dari kompetensi yang dipelajari. Pengayaan
biasanya diberikan segera setelah peserta didik diketahui telah mencapai
KKM berdasarkan hasil PH.
Pembelajaran pengayaan biasanya hanya diberikan sekali, tidak berulang kali
sebagaimana pembelajaran remedial. Bentuk pelaksanaan pembelajaran
pengayaan dapat dilakukan melalui:
1. Belajar kelompok, yaitu sekelompok peserta didik yang memiliki minat
tertentu diberikan tugas untuk memecahkan permasalahan, membaca di
perpustakaan terkait dengan KD yang dipelajari pada jam pelajaran sekolah atau di
luar jam pelajaran sekolah. Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta
didik berupa pemecahan masalah nyata. Selain itu,
secara kelompok peserta didik dapat diminta untuk menyelesaikan sebuah proyek
atau penelitian ilmiah.
2. Belajar mandiri, yaitu secara mandiri peserta didik belajarmengenai
sesuatu yang diminati, menjadi tutor bagi teman yang membutuhkan. Kegiatan
1. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga
mengekspresikan nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang.
Sikap dapat dibentuk sehingga pengalaman mempengaruhi perubahan perilaku
atau tindakan sesorang.
Cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui
observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian melalui jurnal.
Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale)
yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus.
2. Sikap Sosial
Penilaian sikap sosial untuk menghimpun informasi mengenai perkembangan sikap
sosial peserta didik dalam menghargai, menghayati, dan berperilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaanya.
Indikator untuk KD dari KI-2 mata pelajaran PABP dan PPKn dirumuskan dalam
perilaku spesifik sebagaimana tersurat di dalam rumusan KD mata pelajaran
tersebut. Sementara indikator sikap sosial mata pelajaran lainnya dirumuskan dalam
perilaku sosial secara umum dan dikembangkan terintegrasi dalam pembelajaran KD
dari KI-3 dan KI-4. Berikut contoh butir-butir sikap sosial :
1. Jujur, yaitu perilaku dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
antara lain: (a) tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan; (b) tidak
menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber); (c) menyerahkan kepada yang berwenang barang yang ditemukan; (d)
membuat laporan berdasarkan data atau informasi apa adanya; dan (e)
mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki.
2. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada
berbagai ketentuan dan peraturan, antara lain: (a) patuh pada tata tertib atau
aturan bersama/satuan pendidikan; dan (b) mengerjakan/mengumpulkan tugas
sesuai dengan waktu yang ditentukan.
3. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas
dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara, dan Tuhan Yang
Maha Esa, antara lain: (a) menerima risiko dari tindakan yang dilakukan; (b)
tidak menyalahkan/menuduh orang lain tanpa bukti akurat; (c) mengembalikan
barang pinjaman; (d) mengakui dan meminta maaf atas kesalahan yang
dilakukan; (e) tidak menyalahkan orang lain untuk kesalahan tindakan sendiri;
dan
Pencatatan pada jurnal tidak hanya sikap yang sangat baik atau kurang baik
saja, tetapi juga perubahan sikap dari kurang baik menjadi baik atau sangat baik.
Sikap dan perilaku peserta didik yang teramati oleh pendidik dan tercacat dalam
jurnal, akan lebih baik jika dikomunikasikan kepada peserta didik yang
bersangkutan.
Proses penilaian sikap meliputi observasi, penilaian diri dan penilaian antar
teman.
(1) Observasi
Sikap dan perilaku keseharian peserta didik direkam melalui pengamatan dengan
menggunakan format yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati, baik yang
terkait dengan mata pelajaran maupun secara umum. Pengamatan terhadap sikap
dan perilaku yang terkait dengan mata pelajaran dilakukan oleh guru selama proses
pembelajaran berlangsung
Pada dasarnya teknik penilaian diri ini tidak hanya untuk aspek sikap, tetapi juga
dapat digunakan untuk menilai kompetensi dalam aspek keterampilan dan
pengetahuan.
Penilaian antarteman adalah penilaian dengan cara peserta didik saling menilai
perilaku temannya. Penilaian antarteman dapat mendorong: (a) objektifitas
peserta didik, (b) empati, (c) mengapresiasi keragaman/perbedaan, dan (d)
refleksi diri.
Sebagaimana penilaian diri, hasil penilaian antarteman dapat digunakan
sebagai data konfirmasi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antarteman. Kriteria penyusunan instrumen penilaian antarteman sebagai
berikut. 1) Sesuai dengan indikator yang akan diukur. 2) Indikator dapat diukur
melalui pengamatan peserta didik. 3) Kriteria penilaian dirumuskan secara
sederhana, namun jelas dan tidak berpotensi munculnya penafsiran makna
ganda/berbeda. 4) Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta
didik. 5) Menggunakan format sederhana dan mudah digunakan oleh peserta
didik. 6) Indikator menunjukkan sikap/perilaku peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya dan dapat diukur.
Penilaian antarteman dapat dilakukan pada saat peserta didik melakukan
kegiatan di dalam dan/atau di luar kelas. Misalnya pada kegiatan kelompok
setiap peserta didik diminta mengamati/menilai dua orang temannya, dan dia
juga dinilai oleh dua orang teman lainnya dalam kelompoknya, sebagaimana
diagram pada gambar berikut.
Kegiatan saling menilai untuk menggambarkan sikap/perilaku teman.
2. Penilaian Pengetahuan
Butir soal pilihan ganda terdiri atas pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option).
Untuk tingkat SMP biasanya digunakan 5 (lima) pilihan jawaban. Dari kelima pilihan
jawaban tersebut, salah satu adalah kunci (key) yaitu jawaban yang benar atau paling
tepat, dan lainnya disebut pengecoh (distractor). Kaidah penulisan soal bentuk pilihan
ganda sebagai berikut.
a. Substansi/Materi Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk PG).
b. Tidak bersifat SARA dan PPPK (suku/agama/ras/antargolongan/
pornografi/politik/propaganda/kekerasan)
c. Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi (UKRK: urgensi, keberlanjutan,
relevansi, dan keterpakaian).
d. Pilihan jawaban homogen dan logis
e. Hanya ada satu kunci jawaban yang tepat
Konstruksi
a. Pokok soal dirumuskan dengan singkat, jelas, dan tegas.
b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban merupakan pernyataan yang diperlukan
saja.
Bahasa
a. Menggunakan bahasa sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa Asing dan/atau bahasa daerah.
b. Menggunakan bahasa yang komunikatif.
c. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
d. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/kelompok kata yang sama, kecuali
merupakan satu kesatuan pengertian
Tes tulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta didik untuk mengorganisasikan dan
menuliskan jawaban dengan kalimatnya sendiri. Penilaian untuk SMP sebaiknya lebih
banyak menilai keterampilan berpikir tingkat tinggi/high order thinking skills (HOTS) yaitu
bentuk soal yang memiliki tingkatan berpikir menganalisis, mengevaluasi, sampai ke
mencipta. Untuk melatih HOTS sebaiknya penilaian lebih banyak diberikan dalam bentuk
uraian
Kaidah penulisan soal
1) Substansi Materi
Kaidah penulisan soal uraian sebagai berikut.
a) Soal sesuai dengan indikator (menuntut tes bentuk uraian).
b) Tidak bersifat SARA dan PPPK (Suku/Agama/Ras/Antargolongan/ Pornografi/
Politik/Propaganda/Kekerasan).
c) Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sesuai.
d) Materi yang diukur sesuai dengan kompetensi.
e) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan tingkat kelas
2) Konstruksi
a) Memiliki petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal.
b) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai.
c) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi.
d) Ada pedoman penskoran atau rubrik.
3) Bahasa
Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif.
a) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku, kecuali untuk mata
pelajaran bahasa asing dan/atau bahasa daerah.
b) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau
salah pengertian.
c) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan.
d) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
3) Tes Lisan
Tes lisan merupakan pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab
secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran. Jawaban peserta
4) Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur dan/atau
meningkatkan pengetahuan. Penugasan yang digunakan untuk mengukur pengetahuan
(assessment of learning) dapat dilakukan setelah proses pembelajaran sedangkan
penugasan yang digunakan untuk meningkatkan pengetahuan (assessment for learning)
diberikan sebelum dan/atau selama proses pembelajaran. Penugasan dapat dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih
ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif lainnya.
Rambu-rambu penugasan:
a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar.
b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik, selama proses pembelajaran atau
merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.
c) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.
d) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum.
e) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik
menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok.
f) Pada tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota kelompok.
g) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.
h) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.
3. Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan dapat dilakukan dengan berbagai teknik antara lain penilaian
praktik/kinerja, proyek, portofolio, atau produk. Teknik penilaian lain dapat digunakan
sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4 mata pelajaran yang akan diukur. Instrumen
yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi
rubrik
b. Materi Yang Dinilai
1) Unjuk kerja/ Kinerja /Praktik
2) Proyek
3) Produk
4) Portofoli0
1) Penilaian Proses/kinerja/praktik
3 Pelaporan hasil:
a. Sistematika laporan (baik = 3, kurang baik = 2, 1.3
tidak baik = 1)
b. Penggunaan bahasa (sesuai kaidah= 3, kurang
sesuai kaidah = 2, tidak sesuai kaidah = 1) 1.3
c. Tampilan (menarik= 3, kurang menarik= 2, tidak
menarik= 1)
1.3
Total 27
Pengolahan skor
Agar penilaian portofolio menjadi efektif, pendidik dan peserta didik perlu menentukan
ruang lingkup penggunaan portofolio dengan dilandasi landasan pertimbangan sebagai
berikut:
1) Setiap peserta didik memiliki dokumen portofolio sendiri yang memuat hasil belajar
pada setiap mata pelajaran atau setiap kompetensi.
2) Menentukan jenis hasil kerja/karya yang perlu dikumpulkan/disimpan.
3) Pendidik memberi catatan (umpan balik) berisi komentar dan masukan untuk
ditindaklanjuti peserta didik.
4) Peserta didik harus membaca catatan pendidik dengan kesadaran sendiri dan
menindaklanjuti masukan pendidik untuk memperbaiki hasil karyanya.
5) Catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik diberi
tanggal, sehingga dapat dilihat perkembangan kemajuan belajar peserta didik.
4) Penilaian Produk
i. Pelaksanaan Penilaian
Pelaksanaan penilaian diawali dengan kegiatan pendidik melakukan analisis
kompetensi pada aspek pengetahuan dan keterampilan yang diturunkan dari Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) ke dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) kemudian dirumuskan menjadi indikator. pencapaian kompetensi (IPK) pada
setiap mata pelajaran. IPK untuk KD pada KI-3 dan KI-4 dirumuskan dalam bentuk
perilaku spesifik yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Pada mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan PPKn termasuk
perumusan indikator sikap dari KD-KD pada KI-1 dan KI-2. IPK dikembangkan
Pelaksanaan Penilaian proyek dilakukan untuk satu atau beberapa KD pada satu
mata pelajaran atau lintas mata pelajaran. Langkah pelaksanaan penilaian proyek:
a. menjelaskan rubrik penilaian kepada peserta didik sebelum pelaksanaan
penilaian;
b. memberikan tugas kepada peserta didik;
c. memberikan pemahaman yang sama kepada peserta didik tentang tugas yang
harus dikerjakan;
d. melakukan penilaian selama perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
proyek; (e) memonitor pengerjaan proyek peserta didik dan memberikan
umpan balik pada setiap tahapan pengerjaan proyek;
e. membandingkan kinerja peserta didik dengan rubrik penilaian;
f. memetakan kemampuan peserta didik terhadap pencapaian kompetensi
minimal;
g. memberikan umpan balik terhadap laporan yang disusun peserta didik; dan
h. mendokumentasikan hasil penilaian.
Berikut ini contoh perumusan indikator dari mata pelajaran Matematika kelas IX
Umum
Bentuk Ujian
No. Mata Pelajaran Keterangan
Tertulis Praktik
1 Pendidikan Agama Sholat fardu ,
jenazah, Baca tulis
Alqur'an, Wudu',
/tayamum
2 PKN -
3 Bahasa Indonesia Menulis, Berbicara
4 Bahasa Inggris Speaking
5 Matematika -
6 Ilmu Pengetahuan Alam Sesuai dengan
kurikulum yang
digunakan
7 Ilmu Pengetahuan Sosial -
8 Kerajinan Tangan dan Sesuai dengan
Kesenian (KTK)/ Seni kurikulum yang
digunakan
9 Pendidikan Jasmani, Sesuai dengan
Olahraga dan Kesehatan - kurikulum yang
digunakan
10 Muatan Lokal :
a.Bahasa Daerah Sesuai dengan
kurikulum yang
digunakan
Berdasarkan data pada tabel diperoleh data untuk bahan penentuan keputusan sebagai
berikut:
1) Dengan memperhatikan KKM pada semester 1, terdapat 3 mata pelajaran tidak
tuntas terdiri atas Bahasa Indonesia, Matematika, dan PJOK.
2) Pada semester 2, terdapat 2 mata pelajaran tidak tuntas yaitu Bahasa Indonesia
dan PJOK.
3) Untuk mengetahui banyaknya ketuntasan yaitu merata-ratakan nilai setiap aspek
pada mata pelajaran yang sama. Pada contoh kasus di atas,
a) Nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia semester 1 pada aspek
pengetahuan = 60 dan semester 2 aspek pengetahuan = 60, rerata =60
(belum tuntas). Semester 1 pada aspek keterampilan = 65 dan semester
2= 65, reratanya= 65 (tuntas). Maka mata pelajaran Bahasa Indonesia
belum tuntas.
b) Nilai mata pelajaran Matematika semester 1 pada aspek pengetahuan =
58 dan semester 2 aspek pengetahuan = 65, reratanya =62 (belum
tuntas). Semester 1 pada aspek keterampilan = 65 dan semester 2= 65,
reratanya= 65 (tuntas). Maka mata pelajaran Matematika belum tuntas.
c) Nilai mata pelajaran PJOK semester 1 pada aspek pengetahuan= 64 dan
semester 2 aspek pengetahuan= 70, reratanya =67 (tuntas). Semester 1
pada aspek keterampilan= 63 dan semester 2= 65, reratanya= 64 (belum
tuntas). Maka mata pelajaran PJOK belum tuntas.
5. Kelulusan Siswa
Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 jo PP 32/2013 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jaSMPni, olahraga, dan kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan lulus Ujian Nasional.
4) Dalam pelaksanaan Ujian Sekolah, satuan pendidikan wajib membuat Prosedur
Operasional Standar (POS) sebagai rujukan teknis dalam pelaksanaan Ujian
Sekolah. Tujuan penyusunan POS untuk mengorganisasikan pelaksanaan Ujian
Sekolah yang efektif dan profesional, mewujudkan pelayanan yang berkualitas,
memuaskan, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan.
5) Berikut dijelaskan kriteria kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional serta kriteria kelulusan dari Satuan Pendidikan.
6) Kriteria Kelulusan Ujian Sekolah dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional
7) Peserta didik dinyatakan lulus Ujian Sekolah (US) dan Ujian Sekolah Berstandar
Nasional (USBN) apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi kriteria: a.
menyelesaikan seluruh program pembelajaran; b. memperoleh nilai sikap/perilaku
minimal baik; dan c. lulus ujian sekolah dan ujian sekolah berstandar nasional.
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada
Tabel berikut ini.
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kemampuan kepada kami, sehingga kami keluarga besar SMP Islam Al
Falah Tambak dapat menyusun Kurikulum SMP Islam Al Falah Tambak Tahun Pelajaran
2019/2020. Semoga laporan ini dapat memberi landasan arahan kerja kepada semua
pihak di lingkungan SMP Islam Al Falah Tambak serta diharapkan dapat mendorong
peningkatan etos kerja terutama di SMP Islam Al Falah Tambak.
Tujuan disusunnya Kurikulum SMP Islam al Falah Tambak Tahun Pelajaran 2019/
2020 ini adalah :
1. Memberi arahan dan landasan kerja semua personil di sekolah
2. Memberi motivasi bagi pengembangan kerja yang lebih baik untuk masa yang akan
datang dalam rangka peningkatan profesionalisme.
3. Sebagai satu kebutuhan untuk meningkatkan kinerja dan mutu sekolah secara
berkelanjutan.
Kepala Sekolah
6. Contoh KKM