Kti Khairun Nisa
Kti Khairun Nisa
Kti Khairun Nisa
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya menyatakan Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan bukan
merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk
Khairun Nissa
P07220120024
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJIKAN
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Keperawatan Samarinda
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Utama Defisit
Perawatan Diri Di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada
Mahakam Samarinda Kalimantan Timur
Telah Diuji
Pada Tanggal 16 Juni 2023
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji :
Mengetahui:
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Data diri
Agama : Islam
B. Riwayat Pendidikan
Kalimantan Timur
vi
KATA PENGANTAR
Defisit Perawatan Diri Di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma
bimbingan, dan arahan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
4. Ns. Gajali Rahman, S.Kep,. M.Kep selaku penguji utama Karya Tulis
Ilmiah.
5. Ns. Badar, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah
hingga selesai.
vii
6. Ns. Abd. Kadir,S.Kep,.M.Kep selaku Dosen Pembimbing Pendamping
7. Untuk seluruh keluarga saya, terkhusus kedua orang tua, dan kakak-
kakak saya. Bapak M.isaini, Ibu Henni, kakak saya Sinta, Dani,
Rahman, Reny, Janah, dan calon suami saya Prajurit Dua Andika Aldi
Saputra yang selalu memberikan doa, motivasi yang tiada henti dan
8. Untuk Teman saya yang sangat mendukung Stefani dewi dan Floranty
saya kak Mirham, yang tidak bisa sebutkan satu persatu yang selalu
Ilmiah ini.
semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu bagi
pembacanya.
Khairun Nissa
viii
ABSTRAK
Latar Belakang : Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
perawatan diri yang memadai, membutuhkan banyak sistem yang dapat membantu klien
memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat
mengatasi masalah kurangnya perawatan diri, yaitu bertindak untuk orang lain, bertindak sebagai
panduan untuk orang lain, membantu dalam meningkatkan perkembangan lingkungan,
mengajarkan orang lain (Orem, 1991;Prihadi & Erlando, 2019).
Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan masalah utama defisit perawatan diri
meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.
Metode : Metode karya tulis ilmiah ini dengan menggunakan metode desain deskriptif dengan
pendekatan studi kasus untuk mengkaji masalah perawatan kesehatan jiwa dengan masalah utama
defisit perawatan diri di ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam
Samarinda. Kemudian hasil keduanya dibandingkan untuk menemukan persamaan dan perbedaan
kedua pasien setelah dilakukan asuhan keperawatan.
Hasil dan Pembahasan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari perawatan
maka didapatkan pasien mampu membina hubungan saling percaya dengan menunjukan ekspresi
dan respon yang baik. Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri, dan mampu
melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pasien.
Kesimpulan dan Saran : Didapatkan hasil peningkatan kemampuan klien dengan diganosis
defisit perawatan diri dibanding sebelum dilakukan intervensi keperawatan. Kerjasama antar tim
kesehatan dan lingkungan menjadi fakrot penting dalam kesembuhan pasien, komunikasi
terapeutik yang baik dapat mendorong klien lebih kooperatif.
Kata Kunci: Defisit Perawatan Diri, Asuhan Keperawatan Jiwa, Perawat Jiwa, Rumah Sakit
Jiwa.
ix
ABSTRACT
Background: Self-care deficit is a person's inability to carry out adequate self-care, requiring
many systems that can help clients meet their needs. In this case, Orem identifies five methods that
can overcome the problem of lack of self-care, namely acting for others, acting as a guide for
others, helping to improve environmental development, teaching others (Orem, 1991; Prihadi &
Erlando, 2019).
Objective: To find out nursing care with the main problem of self-care deficit including nursing
assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation.
Method: The method of this scientific writing uses a descriptive design method with a case
study approach to examine the problem of mental health care with the main problem being self-
care deficits in the pay room of the Atma Husada Mahakam Samarinda Regional Mental Hospital.
Then the results of the two were compared to find similarities and differences between the two
patients after nursing care was carried out.
Results and Discussion: After carrying out nursing actions for 6 days of treatment, it was
found that the patient was able to build a trusting relationship by showing good expressions and
responses. Patients can carry out self-care independently, and are able to carry out activities that
have been trained according to the abilities of the patient.
Conclusions and Suggestions: The results of increasing the ability of clients with a
diagnosis of self-care deficit were obtained compared to before nursing intervention was carried
out. Cooperation between the health team and the environment is an important factor in patient
recovery, good therapeutic communication can encourage clients to be more cooperative.
Keywords: Self Care Deficit, Psychiatric Nursing Care, Psychiatric Nurse, Atma Husada
Mahakam Samarinda Regional Mental Hospital.
x
DAFTAR ISI
xi
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ...................................... 15
2.2.1 Pengkajian .......................................................................... 15
2.2.2 Pohon Masalah ................................................................... 23
2.2.3 Diagnosa Keperawatan ...................................................... 23
2.2.4 Intervensi Keperawatan...................................................... 24
2.2.5 Implementasi Keperawatan ................................................ 25
2.2.6 Evaluasi Keperawatan ........................................................ 25
2.2.7 Dokumetasi Keperawatan .................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 27
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 27
3.2 Subjek Penelitian....................................................................... 27
3.2.1 Kriteria Inklusi ................................................................... 27
3.2.2 Kriteria Eksklusi................................................................. 27
3.3 Batasan istilah (Definisi Persional) .......................................... 28
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 28
3.4.1 Lokasi ................................................................................. 28
3.4.2 Waktu ................................................................................. 28
3.5 Prosedur Penelitian ................................................................... 29
3.6 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data .......................... 30
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 30
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 31
3.7 Keabsahan Data ........................................................................ 31
3.7.1 Data Primer ........................................................................ 31
3.7.2 Data Sekunder .................................................................... 31
3.8 Analisis Data .............................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................ 34
4.1 HASIL ........................................................................................ 34
4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus ......................................... 34
4.1.2 Gambaran Subyek Studi Kasus ........................................ 35
4.1.3 Data Asuhan Keperawatan ............................................... 36
xii
4.2 PEMBAHASAN .............................................................................. 75
4.2.1 Pembahasan Ny. S .............................................................. 71
4.2.2 Pembahasan Ny. T ............................................................. 72
BAB V PENUTUP ........................................................................... 75
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 75
5.2 Saran ......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR BAGAN
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 : Surat izin praktik askep & Studi kasus ............................... 120
PENDAHULUAN
(WHO 2021).
Kemenkes RI 2019).
1
2
angka gangguan jiwa tertinggi adalah provinsi Bali (11,1%) dan terendah
sebesar 6,2 persen per seribu. Sementara itu, Balai Penelitian dan
yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami
harga diri rendah) sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat
dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun
BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka
dan berhias secara mandiri, serta minat melakukan perawatan diri kurang.
Tanda yang muncul pada pasien defisit perawatan diri sangat khas dengan
menjauhkan diri dari prinsip bersih atau personal hygiene, dimana semua
tanda tersebut cenderung berupa tindakan dan rasa penolakan atau malas
pada tahun 2009 sebanyak sekitar 500 orang di provinsi Sulawesi Selatan
Rumah Sakit Khusus daerah (RSKD). Defisit Perawatan Diri sebanyak 614
(4,06%).
JiwaDaerah Atma Husada Mahakam pada tahun 2020 untuk pasien dengan
perawatan diri.
defisit perawatan diri di ruang punai di Rumah Sakit Jiwa Daerah atma
dengan masalah utama defisit perawatan diri di ruang punai Rumah Sakit
Samarinda, 2023.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
teratur, kurang menyisir, pakaian kotor, bau badan, bau mulut dan
secara teratur, rambut tidak terawat, pakaian kotor, badan bau mulut, bau
6
7
yaitu :
atau kurangnya keinginan untuk buang air besar atau buang air
2.1.3 Etiologi
perawatan diri.
diri.
b. Faktor presipitasi
diri.
9
sebagai berikut :
Adaptif Maladaptif
Keterangan :
diri.
dirinya.
terdiri dari :
1) Malas mandi
10
dan minum
b) Data objektif
panjang
atau celana
BAK
2.1.6 Penatalaksanaan
a. Tindakan mandiri
: berhias
tidak benar)
kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.
buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) tidak pada
BAB/BAK.
2.2.1 Pengkajian
a. Identitas
b. Alasan masuk
c. Faktor predisposisi
dimasa lalu.
merawat diri.
d. Pemeriksaan fisik
e. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep Diri
a) Citra tubuh
b) Identitas diri
c) Peran diri
d) Ideal diri
(Bunaini, 2020).
17
e) Harga diri
f) Hubungan sosial
2020).
g) Spritual
h) Status mental
1) Penampilan
2) Cara bicara/Pembicaraan
3) Aktivitas Motorik
4) Alam perasaan
5) Afek
(Putri, 2018).
7) Persepsi
depersonalisasi.
8) Proses pikir
1) Makan
2) Berpakaian
3) Mandi
aroma bau.
20
4) BAB/BAK
BAB/BAK nya.
5) Istirahat
6) Penggunaan obat
tidat teratur.
7) Aktivitas di Rumah
1) Adaptif
2) Maladaptive
kesehatan.
4) Pengetahuan
k) Sumber koping
Causa
(Astuti, 2019)
untuk
kebersihan diri
dan berdandan
SP 3 :
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri
dan berdandan
2. Jelaskan cara
dan alat makan
minum
3. Latih cara dan
alat makan dan
minum
SP 4 :
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri,
berdandan,
makan dan
minum
2. Jelaskan cara
BAB/BAK
3. Latih cara
BAB/BAK
4. Masukan jadwal
kegiatan untuk
latihan
kebersihan diri,
berdandan,
makan dan
minum serta
BAB/BAK
Dukungan
Perawatan Diri
(1.11348) :
Observasi
1.1 Identifikasi
kebiasaan
aktivitas
perawatan diri
sesuai usia
2.1 Monitor tingkat
kemandirian
2.2 identifikasi
kebutuhan alat
bantu
kebersihan diri,
berpakaian,
berhias, dan
makan
25
Terapeutik
2.3 Sediakan
lingkungan
yang terapeutik
(mis. Suasana
hangat, rileks,
privasi)
2.4 Siapkan
keperluan
pribadi (mis.
Parfum, sikat
gigi, dan sabun
mandi)
2.5 Dampingi
dalam
melakukan
perawatan diri
sampai mandiri
2.6 Fasilitasi untuk
menerima
keadaan
ketergantungan
2.7 Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika tidak
mampu
melakukan diri
2.8 Jadwalkan
rutinitas
perawatan diri
Edukasi :
1.10 Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara
konsisten
sesuai
kemampuan
2.5 Motivasi
berpartisipasi
dalam aktivitas
baru dan
kegiatan
kelompok
2.6 Motivasi
berinteraksi di
luar lingkungan
(mis: jalan-jalan,
ke toko buku)
2.7 Diskusikan
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
2.8 Diskusikan
perencanaan
kegiatan di masa
depan
2.9 Berikan umpan
balik positif
dalam perawatan
diri
2.10 Berikan umpan
balik positif
pada setiap
peningkatan
kemampuan
Edukasi
2.11 Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
2.12 Anjurkan ikut
serta kegiatan
sosial dan
kemasyarakata
2.13 Anjurkan berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
2.14 Anjurkan
meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak
orang lain
2.15 Anjurkan
penggunaan alat
bantu (mis:
kacamata dan
alat bantu
28
dengar)
2.16 Anjurkan
membuat
perencanaan
kelompok kecil
untuk kegiatan
khusus
2.17 Latih bermain
peran untuk
meningkatkan
keterampilan
komunikasi
2.18 Latih
mengekspresikan
marah dengan
tepat
3. Subjektif : Harga diri 1. Setelah Strategi Pelaksanaan
rendah kronis dilakukan :
1. Menilai diri b.d terpapar intervensi SP 1
negatif situasi keperawatan 1. Mengindentifikasi
2. Merasa traumatis, selama 6 kali kemampuan dan
malu/ kegagalan pertemuan maka aspek positif yang
bersalah berulang d.d harga diri dimiliki klien.
3. Merasa menilai diri (L.09069) SP 2
tidak negatif meningkat 1. Menilai
mampu (D. 0086) dengan kriteria kemampuan yang
melakukan hasil: dapat digunakan
apapun 2. Penilaian diri oleh klien.
4. Meremehka positif (5) 2. Memilih kegiatan
n 3. Perasaan sesuai dengan
kemampua memiliki kemampuan klien.
n mengatasi kelebihan atau 3. Melatih kegiatan
masalah kemampuan yang dipilih
5. Merasa positif (5) sesuai dengan
tidak 4. Minat mencoba kemampuan klien.
memiliki hal baru (5) 4. Membantu
kelebihan 5. Konsentrasi (5) menyusun jadwal
atau kegiatan yang
6. Tidur (5)
kemampua akan dilatih sesuai
7. Kontak mata (5) jadwal.
n positif
6. Melebih- 8. Gairah aktivitas SP 3
lebihkan (5) 1. Melatih kegiatan
penilaian 9. Aktif (5) sesuai
negatif 10. Percaya diri kemampuan yang
tentang diri bicara (5) dipilih 2
sendiri 11. Kemampuan SP 4:
7. Menolak membuat 1. Melatih kegiatan
penilaian keputusan sesuai
negative 12. Perasaan tidak kemampuan yang
tentang diri mampu dipilih 3
sendiri melakukan Observasi
Objektif apapun (5) 3.1. Identifikasi
1. Enggan 13. Perasaan malu budaya, agama,
mencoba (5) ras, jenis
hal baru kelamin, dan
29
melaksanakan tindakan.
antara respons pasien dan tujuan khusu serta umum yang telah
ditentukan
32
a. Status Mental
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi
[ ] Penggunaan pakaian tidak sesuai
[ ] Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan………………………………………………..
Masalah Keperawatan…………………………………
b. Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebersihan Diri
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
2. Makan
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
3. BAB/BAK
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Jelaskan………………………………………………...
Masalah Keperawatan…………………………………..
BAB III
METODE PENELITIAN
dirawat oleh dua pasien dengan masalah keperawatan yang sama yaitu
defisit perawatan diri, di ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma
perawatan diri.
28
3.4.1 Lokasi
3.4.2 Waktu
pokok bahasan studi kasus. Prosedur studi kasus dalam penulisan ini
sebagai berikut :
4. Melakukan pengkajian pada dua pasien dengan kasus yang sama yaitu
5. Menegakkan diagnosis pada dua pasien dengan kasus yang sama yaitu
antara lain : Melatih perawatan diri, Mandi dan cara berdandan yang
sesuai, cara makan dan minum yang baik, dan cara eliminasi (BAB
perawatan diri.
10. Penyajian hasil pengelolaan data atau penulisan hasil dalam bentuk
pelaksanaan pasien.
berikut :
dan auskultasi.
32
kedua pasien dengan kasus yang sama yaitu defisit perawatan diri.
diruangan.
Dan teknik analisis data juga menggunakan cara observasi oleh peneliti
BAB IV
4.1 Hasil
nama Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) ini didirikan pada tahun
1993.
sebelumnya.
Klien 1
mandiri.
36
Klien 2
A. Pengkajian
berkomunikasi dengan
orang lain, pasien
mengatakan orang yang
berarti adalah keluargnya.
B. Diagnosis Keperawatan
setelah makan
makan 2. Pasien
2. Pasien mengataak
mengataka an’’ia
n asien tidak tau
mengataka cara
n ’’ia tidak berhias/be
tau cara rdandan
berdandan 3. Pasien
3. Pasien mengataka
mengataka n
n makan 3 berpaikan
kali sehari sudah
dengan benar
porsi lauk, DO :
ia 1. Berpakain
mengataka berlapis-
n setiap lapis
kali makan 2. Pasien
menggunak tampak
an tangan kotor
karena 3. Rambut
tidak pasien
memiliki kusam
sendok, 4. Minat
terkadang melakukan
malas cuci perawatan
tangan diri kurang
DO : 5. Kuku
1. Pasien tampak
tampak panjang
tidak mau dan tidak
mandi terawat
2. Minat
melakukan
perawatan
diri kurang
3. Badan dan
pakaian
pasien
tampak
kotor
4. Mulut dan
gigi pasien
tampak
kotor
5. Kuku
panjang
dan tidak
41
terawat
6. Kulit dan
rambut
kusam dan
kotor
cuci rambut
(2 kali per
minggu),
potong kuku
(satu kali per
minggu).
Sp2 :
6. Evaluasi
kegiatan
kebersihan
diri (beri
pujian)
7. Jelaskan cara
dan alat
berdandan
8. Latih cara
berdandan
setelah
kebersihan
diri
9. Masukan
pada jadwal
kegiatan
untuk
kebersihan
diri dan
berdandan
SP 3 :
10. Evaluasi
kegiatan
kebersihan
diri dan
berdandan
11. Jelaskan cara
dan alat
makan
minum
12. Latih cara dan
alat makan
dan minum
SP 4 :
13. Evaluasi
kegiatan
kebersihan
diri,
berdandan,
makan dan
minum
14. Jelaskan cara
43
BAB/BAK
15. Latih cara
BAB/BAK
16. Masukan
jadwal
kegiatan
untuk latihan
kebersihan
diri,
berdandan,
makan dan
minum serta
BAB/BAK
Dukungan
Perawatan
Diri (1.11348) :
Observasi
1.1 Identifikasi
kebiasaan
aktivitas
perawatan
diri sesuai
usia
1.2 Monitor
tingkat
kemandirian
1.3 identifikasi
kebutuhan
alat bantu
kebersihan
diri,
berpakaian,
berhias, dan
makan
Terapeutik :
1.4 Sediakan
lingkungan
yang
terapeutik
(mis.
Suasana
hangat,
rileks,
privasi)
1.5 Siapkan
keperluan
pribadi (mis.
Parfum, sikat
44
gigi, dan
sabun
mandi)
1.6 Dampingi
dalam
melakukan
perawatan
diri sampai
mandiri
1.7 Fasilitasi
untuk
menerima
keadaan
ketergantung
an
1.8 Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika
tidak mampu
melakukan
diri
1.9 Jadwalkan
rutinitas
perawatan
diri
Edukasi :
1.10 Anjurkan
melakuk
an
perawata
n diri
secara
konsisten
sesuai
kemamp
uan
2. 1. Mengambil data pasien jiwa di Ruang Punai RSJD Atma
Husada Mahakam Samarinda
2. Lakukan observasi pasien sesuai dengan kriteria
subyek penelitian
3. Lakukan bina hubungan saling percaya dengn secara
bertahap kepada pasien
4. Lakukan pengkajian awal kepada pasien
5. Rumuskan diagnosis kepada dua pasien
6. Rumuskan intervensi dengan strategi pelaksanaan
kepada pasein.
45
D. Implementasi Keperawatan
Rabu, , 10 Mei DS :
2023 1. Memonitor tanda-tanda Klien mengatakan
08.00-08.15 vital sudah mandi
2. Mengevaluasi kegiatan menggunakan
yang lalu sabun. gosok gigi,
dan mencuci
rambut
DO :
1. Klien tampak
tenang
2. Klien bersih
dan wangi
TD: 95/60 mmhg
N : 80 x/m
S : 35,6 oC
Rr : 20 x/m
09.00-09.25 SP 2 : DS :
2.1 Mengidentifikasi 1. Klien
pentingnya berdandan mengatakan
2.2 Menjelaskan cara tidak ingin
berhias/berdandan berdandan/ber
2.3 Melatih cara berdandan, hias
seperti cara berpakaian, 2. Klien
menyisir mengatakan
rambut,mengikat bingung cara
rambut berhias
2.4 Memasukan jadwal DO :
dalam aktivitas klien 1. Klien tampak
belum
memahami
apa yang
dijelaskan
peneliti
2. Rambut
pasien tampak
kusam dan
acak-acakan
48
11.00-11.15 SP 2 : DS :
2.5 Mengevaluasi kegiatan 3. Klien
yang lalu mengatakan
2.6 Melatih cara belum bisa
berdandan, seperti cara berdandan
berpakaian, menyisir seperti
rambut,mengikat mengikat
rambut rambut
2.7 Memasukan jadwal 4. Klien
dalam aktivitas klien mengatakan
masih bingung
cara
berhias/berdan
dan
DO :
5. Klien tampak
belum
memahami apa
yang
dijelaskan
peneliti
6. Klien masih
tampak
bingung
7. Rambut pasien
tampak kusam
dan acak-
acakan
13.00-13.20 SP 2 : DS :
2.8 Mengevaluasi kegiatan 8 Klien
yang lalu mengatakan
2.9 Melatih cara berdandan, kegiatan
seperti cara berpakaian, setelah mandi
menyisir merapikan
rambut,mengikat tempat tidur,
rambut menyisir
2.10 Memasukan jadwal rambut,
dalam aktivitas klien memakai
pakian yang
baru diberikan
perawat
DO :
9 Klien sudah
bisa
memahami
apa yang
dijelaskan
peneliti
49
10 Klien tampak
bisa
memperagaka
n cara
berdandan/ber
hias
11 Rambut
pasien tampak
rapi
10.30-10.45 SP 3 : DS :
3.1 Mengidentifika 6. Klien mengatakan
si cara dan alat habis makan malas
makan yang mencuci tangan
benar 7. Klien mengatakan
3.2 Menjelaskan cuci tangan tidak
cara dan menggunkaan
menggunakan sabun
alat makan dan 8. Klien mengatakan
minum makan pakai tangan
3.3 Masukan jadwal karena tidak ada
kegiatan sendok
DO :
9. Klien tampak
masih bingung
cara makan dan
minum yang benar
50
12.30-13.00 SP 3 : DS :
3.4 Menjelaskan 10. Klien mengatakan
cara dan sudah cuci tangan
menggunakan sebelum dan
alat makan dan sesudah makan
minum 11. Klien mengatakan
3.5 Melatih kegiatan makan pakai
makan dan tangan karena
minum yang tidak ada sendok
benar
3.6 Masukan jadwal DO :
kegiatan 12. Klien tampak
masih bingung
cara makan dan
benar
13. Klien tampak
makan masih
menggunakan
tangan belepotan
14. Klien harus dibantu
untuk cuci tangan
sesudah makan
Jumat , 12 Mei 2023 1. Memonitor DS :
08.15-08.25 tanda-tanda vital 1. Klien mengatakan
2. Mengevaluasi sudah mandi,
kegiatan yang mengganti pakaian,
lalu SP1, mencuci rambut
SP2.SP3 DO :
1. Klien tampak
tenang
2. Klien mampu
mengingat kembali
dan mengevalusi
kegiatan SP2
TD: 90/54 mmhg
N : 65 x/m
S : 36,0 oC
Rr : 20 x/m
09.30-09.50 SP 4 : DS :
4.1 Mengidentifikasi 3. Klien mengatakan
cara BAB/BAK ia membersihkan
yang benar diri kembali setelah
4.2 Menjelaskan BAB/BAK
tempat DO :
BAB/BAK yang 4. Klien terlihat
sesuai BAB/BAK pada
4.3 Menjelaskan cara tempat nya dan
membersihkan membersihkan nya
51
diri setelah
BAB/BAK
11.20-11.50 SP 4 : DS :
4.6 Menjelaskan 5. Klien mengatakan
cara BAB/BAK ia membersihkan
yang baik diri kembali setelah
4.7 Menjelaskan BAB/BAK
tempat DO :
BAB/BAK yang 6. Klien terlihat
sesuai BAB/BAK pada
4.8 Menjelaskan cara tempat nya dan
membersihkan membersihkan nya
diri setelah
BAB/BAK
13.00-13.10 SP 4 : DS :
4.9 Menjelaskan cara 7. Klien mengatakan
BAB/BAK yang ia membersihkan
baik diri kembali setelah
4.10 Menjelaskan BAB/BAK
tempat DO :
BAB/BAK yang 8. Klien terlihat
sesuai BAB/BAK pada
4.11 Menjelaskan tempat nya dan
cara membersihkan nya
membersihkan
diri setelah
BAB/BAK
tetapi masih
menggaruk-garuk
kepala nya
5. Klien terlihat
berbaring
6. Klien terlihat
setelah makan
masih belum bisa
mencuci tangan
yang bersih
peneliti
8. Klien tidak
menyisir rambut
9. Klien memakai
celana berlapis-
lapis
13.50-14.15 SP 2 : DS :
2.5 Melatih cara 10. Klien mengatakan
berdandan, seperti ingin
cara berpakaian, berhias/berdandan
menyisir rambut, 11. Klien mengatakan
mengikat rambut sudah mengerti
2.6 Memasukan jadwal cara
dalam aktivitas klien berhias/berdandan
12. Klien mengatakan
memakai pakaian
hanya satu lapis
saja
DO :
13. Klien tampak
sudah memahami
yang dijelaskan
peneliti
14. Klien menyisir
rambut
15. Klien terlihat
tidak memakai
celana berlapis-
lapis
Kamis, 11 Mei 1. Memonitor tanda- DS :
2023 tanda vital 1. Klien mengatakan
08.20-08.30 2. Mengevaluasi kegiatan sudah makan dan
yang lalu minum obat
2. Klien mengatakan
subuh tadi sudah
mandi
menggunakan
sabun
3. Klien mengatakan
tidak ingin
mencuci rambut
DO :
4. Klien tampak
mondar-mandir
5. Klien tampak
bersih dan harum
6. Rambut klien
terlihat rapi
TD: 115/64 mmhg
56
N : 75 x/m
S : 36,0 oC
Rr : 19 x/m
10.00-10.35 SP 3 : DS :
3.1 Mengidentifikasi cara 7. Klien
dan menggunakan mengatakan
alat makan dan makan
minum menggunakan
3.2 Menjelaskan cara dan tangan karena
menggunakan alat tidak ada sendok,
makan dan minum minum
yang benar menggunakan
botol dan gelas
8. Klien
mengatakan
sebelum/sesudah
makan mencuci
tangan
DO :
9. Klien tampak
masih bingung
cara makan dan
minum yang
benar
12.15-12.45 3.3 Menjelaskan cara DS :
dan menggunakan 7. Klien
alat makan dan mengatakan
minum makan
3.4 Masukan jadwal menggunakan
kegiatan tempat makan
dan tangan
karena tidak ada
sendok, minum
menggunakan
botol dan gelas
8. Klien
mengatakan
sebelum/sesudah
makan mencuci
tangan
menggunakan
sabun
DO :
9. Klien mengerti
cara makan dan
minum yang
benar
57
11.00-.11.30 SP 4 : DS :
4.1 Menjelaskan cara 5. Klien
BAB/BAK yang mengatakan ia
baik BAB/BAK di
4.2 Menjelaskan kamar mandi
tempat 6. Klien
BAB/BAK yang mengatakan
sesuai setelah BAK
tidak disiram
DO :
1. Klien terlihat
BAB/BAK pada
tempat nya
2. Klien tampak
bersih
3. Pakaian berlapis-
lapis
DO :
3. Klien tampak
gelisah
4. Klien tampak
berbaring
5. Risperidon (2
mg) 2 x 1
TD: 130/94 mmhg
N : 120 x/m
S : 36,0 oC
Rr : 20 x/m
shampo, sikat
gigi, makan cuci
tangan setelah
dan sesudah
makan , dan
membersihkan
setelah
BAB/BAK
DO :
7. Klien terlihat
BAB/BAK pada
tempat nya dan
membersihkan
nya
8. Klien terlihat
rambut nya rapi
dan harum,
pakaian tidak
berlapis-lapis
9. Klien terlihat
berbaring
10. Klien terlihat
lemas
E. Evaluasi Tindakan
Lanjutkan Intervensi
2.1 Indentifikasi cara
berdandan/berhias
2.2 Menjelaskan cara
berhias/berdandan
2.3 Melakukan penerapan
aktivitas mandiri
2.4 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
Lanjutkan Intervensi
3.2 Menjelaskan cara menggunakan
alat makan minum yang benar
4.1 Indentifikasi kebersihan diri,
cara menggunakan alat makan
dan minum yang benar
4.2 Jelaskan cara makan dan
minum yang benar
4.3 Melakukan penerapan aktivitas
mandiri
4.4 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
Jumat, 12 Defisit S : 1. Klien mengatakan sudah makan
Mei 2023 Perawatan Diri dan minum obat
2. Klien mengatakan masih
bingung cara makan yang benar
3. Klien mengatakan sudah mandi
dan menggosok gigi
4. Klien mengatakan sesudah
BAB/BAK di bersihkan
O : 1. Klien tampak sebelum makan
belum mencuci tangan dengan
benar
2. Badan klien harum
3. Klien tampak rapi dan bersih
4. Olanzapin 10 mg,
Trihexypenidyl 2 mg, stelosi 5
mg
TD : 100/65 mmhg
N : 80 x/m
S : 36,7 oC
Rr : 20 x/m
A : Defisit Perawatan diri teratasi
Sebagian
P : Hentikan Intervensi
(1.1,1.2,1.3,2.1,2.2,2.3)
Lanjutkan Intervensi
3.1 Menjelaskan cara dan
menggunakan alat makan
dan minum yang benar
4.1 Identifikasi cara BAB/BAK
yang benar
4.2 Jelaskan cara BAB/BAK
yang benar
4.3 Latih cara BAB/BAK yang
benar
4.4 Melakukan penerapan
aktivitas mandiri
4.5 Masukan jadwal dalam
62
aktivitas pasien
TD :122/87 mmhg
N :122 x/m
S :36,4 oC
RR :20 x/m
A : Defisit Perawatan Diri Teratasi
P : Hentikan Intervensi
(1.1,1.2,1.3,1.4,1.5)
Lanjutkan Intervensi
2.1 Melakukan penerapan aktivitas
mandiri
2.2 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
2.3 Identifikasi cara
berhias/berdandan
2.4 Jelaskan cara
berhias/berdandan
2.5 Latih cara berhias/berdandan
2.6 Melakukan penerapan aktivitas
mandiri
2.7 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
Rabu, 09 Defisit S : 1. Klien mengatakan biasanya
Mei 2023 Perawatan Diri berdandan setelah mandi
b.d gangguan 2. Klien mengatakan ingin
psikologis/ berhias/berdandan
psikotik 3. Klien mengatakan memakai
(D.0109) pakaian hanya satu lapis
saja
O : 1. Klien tampak sudah memahami
yang dijelaskan peneliti
2. Klien menyisir rambut
3. Klien sudah tidak memakai
celana berlapis-lapis
4. Risperidone 2 mg, Olanzapin
5 mg, Trihexypenidly 2 mg
A : Defisit Perwatan Diri Teratasi
P : Hentikan Intervensi
(2.1,2.2,2.3,2.4)
Lanjutkan Intervensi
3.1 Identifikasi cara menggunakan
alat makan dan minum yang
benar
3.2 Menjelaskan cara makan dan
minum yang benar
3.3 Latih cara makan dan minum
yang benar
3.4 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
64
4.2 Pembahasan
Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda selama 6 hari dari
tanggal 08 - 13 Mei 2023. Pada bagian ini penulis akan membahas tentang
hasil dari kemajuan atau perkembangan pada kedua subjek dengan Defisit
Perawatan Diri.
66
ingin merawat dirinya, lesu tidak bergairah, terdapat afek datar, klien
perawatan diri.
ingin merawat diri nya, lesu tidak bergairah, terdapat afek datar,
BAB V
5.1 Kesimpulan
diri, merasa tidak ingin merawat diri nya, lesu tidak bergairah,
diri, merasa tidak ingin merawat diri nya, lesu tidak bergairah,
terdapat afek datar, rambut kusut, pakaian tidak rapi, dan memakai
pakaian berlapis-lapis.
5.2 Saran
perawatan diri.
4. Bagi Mahasiswa
27
Laila, V. A. S., & Pardede, J. A. (2022). Penerapan Terapi Generalis Pada
Penderita Skizofrenia Dengan Defisit Perawatan Diri Di Ruang Pusuk Buhit
Rsj Prof. dr. Muhammad Ildrem: Studi Kasus.
Malle, A. M. (2021). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygine Pada
Klien Dengan Defisit Perawatan Diri Di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang
Tengah Kabupaten Kupang. Poltekkes Kemenkes Kupang.
Nafiyati, I., Susilaningsih, I., & Syamsudin, S. (2018). Tindakan Keperawatan
Melatih Cara Makan Pada Tn. Y Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
Makan. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti , 4 (2), 14-19.
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan,162-170.
Ndaha, S. (2021). Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny J Dengan
Masalah Defisit Perawatan Diri Di Kota Dumai-Riau. Osf Preprints.(1)1.
Nurhaini, D. (2018). "Pengaruh Konsep Diri Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku
Konsumtif Terhadap Gadget." Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi(6).1
Orem, D.E. (1991). Nursing: Conpets of practice (4th ed). Missouri: mosby Year
Book.
Pardede, J. A., Ariyo, A., & Purba, J. M. (2020). Self Efficacy Related To Family
Stress In Schizophrenia Patients. Jurnal Keperawatan, 12(4), 831- 838.
Putri, D. A. K., Sudiarto, S., & Purnomo, R. (2018). Pengaruh Penerapan Teknik
Komunikasi Terapiutik Dalam Memandirikanklien Defisit Perawatan Diri:
Mandi Dan Berhias. Journal Of Nursing And Health, 3(2), 78-85.
Puspita Sari, S., Hasanah, U., Inayati, A., & Keperawatan Dharma Wacana
Metro, A. (2021). Penerapan Personal Hygiene Terhadap Kemandirian
Pasien Defisit Perawatan Diri. Jurnal Cendikia Muda, 1(3), 372–382.
Riskesdas. (2018). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta:
Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Safitri, A. (2020). Studi Literatur: Asuhan Keperawatan Keluarga Penderita
Skizofrenia Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis.
Diss. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia .
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. WHO. (2019).Mental Disoders.
Yanti, RD, & Putri, VS (2021). Pengaruh Penerapan Standar Komunikasi Defisit
Perawatan Diri terhadap Kemandirian Merawat Diri pada Pasien
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Delta Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi , 10 (1), 31-38.