0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
190 tayangan97 halaman

Kti Khairun Nisa

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 97

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA


DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG PUNAI RSJD
ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

Disusun dan Diajukan Oleh :


KHAIRUN NISSA
P07220120024

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
KEPERAWATAN SAMARINDA
2023
KARYA TULIS ILMIAH
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA
DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG PUNAI RSJD
ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan (Amd.Kep)


Pada Jurusan Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Disusun dan Diajukan Oleh :


KHAIRUN NISSA
P07220120024

POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR


JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D-III
KEPERAWATAN SAMARINDA
2023

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan Karya Tulis Ilmiah ini adalah hasil karya sendiri dan bukan

merupakan jiplakan atau tiruan dari Karya Tulis Ilmiah orang lain untuk

memperoleh gelar dari berbagai jenjang pendidikan di perguruan tinggi manapun

baik sebagian maupun keseluruhan. Jika terbukti bersalah, saya bersedia

menerima sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.

Samarinda, 16 Juli 2023


Yang menyatakan

Khairun Nissa
P07220120024

iii
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI UNTUK DIUJIKAN

Tanggal, 10 Maret 2023

Oleh

Pembimbing

Ns. Badar, SST., M.Kes


NIDN: 4031126904

Pembimbing Pendamping

Ns. Abd. Kadir S.Kep,. M. Kep


NIDN. 1110119601

Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Keperawatan Samarinda
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kementrian Kesehatan Kalimantan Timur

Ns.Tini, S.Kep., M,.Kep


NIP. 198107012006042004

iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Utama Defisit
Perawatan Diri Di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada
Mahakam Samarinda Kalimantan Timur

Telah Diuji
Pada Tanggal 16 Juni 2023

PANITIA PENGUJI

Ketua Penguji :

1. Ns. Gajali Rahman, S.Kep,. M.Kep (……………………….)


NIDN. 4012097801

2. Ns. Badar, SST., M.Kes (………………………..)


NIDN: 4031126904

3. Ns. Abd. Kadir S.Kep,. M. Kep (…………………………)


NIDN. 1110119601

Mengetahui:
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Program Studi D-III Keperawatan
Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur

Ns. Wiyadi, S.Kep, M. Sc Ns. Tini, S.Kep., M.Kep


NIP. 196803151991021002 NIP. 198107012006042004

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Data diri

Nama : Khairun Nissa

Tempat, Tanggal lahir: Samarinda, 05 November 2001

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Manunggal GG.1 Rt.11 No.10 Loa bakung

B. Riwayat Pendidikan

2008-2014 : SDN 002 Sungai Kunjang

2014-2017 : SMPN 16 sungai Kunjang

2017-2020 : SMK Kesehatan Samarinda

2020-sekarang : Mahasiswa D-III Keperawatan Samarinda

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Kalimantan Timur

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulisan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Utama

Defisit Perawatan Diri Di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma

Husada Mahakam Samarinda”, dapat terselesaikan sebaik-baiknya.

Penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, dan arahan dari semua pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati

yang tulus kepada :

1. Dr,M. H. Supriadi B, S.Kp., M.Kep selaku Direktur Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Kalimantan Timur.

2. Hj. Umi Kalsum, S.Pd., M,Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kalimantan Timur.

3. Ns.Tini, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kalimantan Timur.

4. Ns. Gajali Rahman, S.Kep,. M.Kep selaku penguji utama Karya Tulis

Ilmiah.

5. Ns. Badar, SST., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah

memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah saya

hingga selesai.

vii
6. Ns. Abd. Kadir,S.Kep,.M.Kep selaku Dosen Pembimbing Pendamping

yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan pada saya dalam

menyusun Karya Tulis Ilmiah.

7. Untuk seluruh keluarga saya, terkhusus kedua orang tua, dan kakak-

kakak saya. Bapak M.isaini, Ibu Henni, kakak saya Sinta, Dani,

Rahman, Reny, Janah, dan calon suami saya Prajurit Dua Andika Aldi

Saputra yang selalu memberikan doa, motivasi yang tiada henti dan

bantuan finansial untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Untuk Teman saya yang sangat mendukung Stefani dewi dan Floranty

yang selalu menemani saat saya bimbingan, Adapun juga teman-teman

saya kak Mirham, yang tidak bisa sebutkan satu persatu yang selalu

memberikan motivasi, dukungan, dan juga kritik untuk Karya Tulis

Ilmiah ini.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak dan

semoga Karya Tulis Ilmiah ini bisa bermanfaat dan menambah ilmu bagi

pembacanya.

Samarinda, 16 Juli 2023

Khairun Nissa

viii
ABSTRAK

ASUHAN KEPERWATAN JIWA DENGAN MASALAH UTAMA


DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RUANG PUNAI RSJD
ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

Khairun nissa1, Badar2, Abd Kadir3


1)
Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim
2) 3)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim

Latar Belakang : Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan seseorang untuk melakukan
perawatan diri yang memadai, membutuhkan banyak sistem yang dapat membantu klien
memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat
mengatasi masalah kurangnya perawatan diri, yaitu bertindak untuk orang lain, bertindak sebagai
panduan untuk orang lain, membantu dalam meningkatkan perkembangan lingkungan,
mengajarkan orang lain (Orem, 1991;Prihadi & Erlando, 2019).

Tujuan : Untuk mengetahui asuhan keperawatan dengan masalah utama defisit perawatan diri
meliputi pengkajian, diagnosis, intervensi, implementasi, dan evaluasi keperawatan.

Metode : Metode karya tulis ilmiah ini dengan menggunakan metode desain deskriptif dengan
pendekatan studi kasus untuk mengkaji masalah perawatan kesehatan jiwa dengan masalah utama
defisit perawatan diri di ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam
Samarinda. Kemudian hasil keduanya dibandingkan untuk menemukan persamaan dan perbedaan
kedua pasien setelah dilakukan asuhan keperawatan.

Hasil dan Pembahasan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 6 hari perawatan
maka didapatkan pasien mampu membina hubungan saling percaya dengan menunjukan ekspresi
dan respon yang baik. Pasien dapat melakukan perawatan diri secara mandiri, dan mampu
melakukan kegiatan yang sudah dilatih sesuai dengan kemampuan yang dimiliki pasien.

Kesimpulan dan Saran : Didapatkan hasil peningkatan kemampuan klien dengan diganosis
defisit perawatan diri dibanding sebelum dilakukan intervensi keperawatan. Kerjasama antar tim
kesehatan dan lingkungan menjadi fakrot penting dalam kesembuhan pasien, komunikasi
terapeutik yang baik dapat mendorong klien lebih kooperatif.

Kata Kunci: Defisit Perawatan Diri, Asuhan Keperawatan Jiwa, Perawat Jiwa, Rumah Sakit
Jiwa.

ix
ABSTRACT

MENTAL NURSING CARE WITH MAIN PROBLEMS


SELF-CARE DEFICIT IN PUNAI ROOMS RSJD
ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

Khairun nissa1), Badar2), Abd Kadir3)


1)
D-III Nursing Study Program Students East Kalimantan Ministry of
Health Polytechnic, 2) 3) Nursing Lecturer East Kalimantan
Ministry of Health Polytechnic

Background: Self-care deficit is a person's inability to carry out adequate self-care, requiring
many systems that can help clients meet their needs. In this case, Orem identifies five methods that
can overcome the problem of lack of self-care, namely acting for others, acting as a guide for
others, helping to improve environmental development, teaching others (Orem, 1991; Prihadi &
Erlando, 2019).

Objective: To find out nursing care with the main problem of self-care deficit including nursing
assessment, diagnosis, intervention, implementation, and evaluation.

Method: The method of this scientific writing uses a descriptive design method with a case
study approach to examine the problem of mental health care with the main problem being self-
care deficits in the pay room of the Atma Husada Mahakam Samarinda Regional Mental Hospital.
Then the results of the two were compared to find similarities and differences between the two
patients after nursing care was carried out.

Results and Discussion: After carrying out nursing actions for 6 days of treatment, it was
found that the patient was able to build a trusting relationship by showing good expressions and
responses. Patients can carry out self-care independently, and are able to carry out activities that
have been trained according to the abilities of the patient.

Conclusions and Suggestions: The results of increasing the ability of clients with a
diagnosis of self-care deficit were obtained compared to before nursing intervention was carried
out. Cooperation between the health team and the environment is an important factor in patient
recovery, good therapeutic communication can encourage clients to be more cooperative.

Keywords: Self Care Deficit, Psychiatric Nursing Care, Psychiatric Nurse, Atma Husada
Mahakam Samarinda Regional Mental Hospital.

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan.................................................................... i


Halaman Sampul Dalam dan Prasyarat ............................................. ii
Halaman Pernyataan.......................................................................... iii
Halaman Persetujuan......................................................................... iv
Halaman Pengesahan ........................................................................ v
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................... vi
Kata Pengantar .................................................................................. vii
Abstrak .............................................................................................. ix
Daftar Isi............................................................................................ x
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 6
1.4.1 Bagi Peneliti ..................................................................... 6
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian .................................................... 6
1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan ........................... 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 7
2.1 Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri ..................................... 7
2.1.1 Definisi ............................................................................... 7
2.1.2 Jenis-Jenis Defisit Perawatan Diri ..................................... 8
2.1.3 Etiologi ............................................................................... 8
2.1.4 Menurut Rentang Respons Kognitif................................... 10
2.1.5 Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri........................... 10
2.1.6 Penatalaksanaan ................................................................. 12
2.1.7 Kriteria Pada Pasien Defisit Perawatan Diri ...................... 13

xi
2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ...................................... 15
2.2.1 Pengkajian .......................................................................... 15
2.2.2 Pohon Masalah ................................................................... 23
2.2.3 Diagnosa Keperawatan ...................................................... 23
2.2.4 Intervensi Keperawatan...................................................... 24
2.2.5 Implementasi Keperawatan ................................................ 25
2.2.6 Evaluasi Keperawatan ........................................................ 25
2.2.7 Dokumetasi Keperawatan .................................................. 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................ 27
3.1 Desain Penelitian ....................................................................... 27
3.2 Subjek Penelitian....................................................................... 27
3.2.1 Kriteria Inklusi ................................................................... 27
3.2.2 Kriteria Eksklusi................................................................. 27
3.3 Batasan istilah (Definisi Persional) .......................................... 28
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 28
3.4.1 Lokasi ................................................................................. 28
3.4.2 Waktu ................................................................................. 28
3.5 Prosedur Penelitian ................................................................... 29
3.6 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data .......................... 30
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data ................................................. 30
3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 31
3.7 Keabsahan Data ........................................................................ 31
3.7.1 Data Primer ........................................................................ 31
3.7.2 Data Sekunder .................................................................... 31
3.8 Analisis Data .............................................................................. 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................ 34
4.1 HASIL ........................................................................................ 34
4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus ......................................... 34
4.1.2 Gambaran Subyek Studi Kasus ........................................ 35
4.1.3 Data Asuhan Keperawatan ............................................... 36

xii
4.2 PEMBAHASAN .............................................................................. 75
4.2.1 Pembahasan Ny. S .............................................................. 71
4.2.2 Pembahasan Ny. T ............................................................. 72
BAB V PENUTUP ........................................................................... 75
5.1 Kesimpulan ................................................................................ 75
5.2 Saran ......................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Defisit Perawatan Diri............................ 23

Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan Jiwa ...................................................... 36

Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan Jiwa ......................................................... 40

Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan Jiwa ........................................................ 41

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Jiwa Ny. S ........................................ 45

Tabel 4.5 Implementasi Keperawatan Jiwa Ny. T ........................................ 54

Tabel 4.6 Evaluasi Keperawatan Jiwa Ny. S ................................................ 63

Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan Jiwa Ny. T ................................................ 67

xiv
DAFTAR BAGAN

Gambar 2.1 Rentang Respon ........................................................................ 10

Gambar 2.2 Format Pengkajian Pasien Defisit Perawatan Diri……………..26

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Evaluasi Kemampuan Klien Ny.S dan Ny.T ........................ 97

Lampiran 2 : Jadwal Harian Klien Ny.S dan Ny.T .................................... 99

Lampiran 3 : Format Pengkajian Asuhan Keperawatan Jiwa .................... 101

Lampiran 4 : Lembar Verifikasi Judul KTI .............................................. 116

Lampiran 5 : Lembar Kesediaan Membimbing KTI.................................. 117

Lampiran 6 : Surat izin praktik askep & Studi kasus ............................... 120

Lampiran 7 : Nota dinas menguji KTI ...................................................... 122

Lampiran 8 : Lembar Konsul ..................................................................... 123


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan jiwa adalah kondisi seseorang dimana individu tersebut

mampu berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga

individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi

tekanan, dapat bekerja secara produktif dan individu tersebut mampu

memberikan kontribusi untuk komunitasnya (Pardede, 2020).

Menurut (World Health Organization, 2019), gangguan jiwa terus

meningkat secara signifikan di setiap negara di dunia, dengan sekitar 264

juta orang menderita depresi, 45 juta jiwa menderita gangguan bipolar, 50

juta jiwa demensia, 20 juta jiwa skizofrenia dan psikosis lainnya.

Prevelensi skizofenia telat meningkat dari 40% menjadi 26 juta jiwa

(WHO 2021).

Menurut Kementerian Kesehatan, terdapat hingga 277.000 kasus

gangguan jiwa di Indonesia selama pandemi COVID-19 hingga Juni 2020.

Jumlah kasus gangguan jiwa meningkat dibandingkan tahun 2019 yang

hanya berjumlah 197.000 orang. Jika dilihat secara global, konstribusi

sekitar 14,47%. Asia Tenggara kasus gangguan mental memberikan

konstribusi sekitar 13,5% sedangkan untuk Indonesia sendiri gangguan

mental memberikan konstribusi sebesar 13,4% (Pusat Data dan Informasi

Kemenkes RI 2019).

1
2

Selain itu, (Riskesdas, 2018) juga mencatat prevalensi ART rumah

tangga penderita skizofrenia atau psikosis menurut provinsi yang memiliki

angka gangguan jiwa tertinggi adalah provinsi Bali (11,1%) dan terendah

provinsi Kepulauan Riau (2,8%). Sedangkan prevelensi di Kalimantan

Timur (5,1%) menempati 27 dari 34 provinsi. Dan menurut temuan

Riskesdas 2018, prevalensi skizofrenia di provinsi Kalimantan Timur

sebesar 6,2 persen per seribu. Sementara itu, Balai Penelitian dan

Kesehatan Kaltim menemukan pada 2018 angka kejadian skizofrenia di

Samarinda mencapai 12,9 persen per kilometer.

Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan seseorang untuk

melakukan perawatan diri yang memadai, membutuhkan banyak sistem

yang dapat membantu klien memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini,

Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat mengatasi masalah

kurangnya perawatan diri, yaitu bertindak untuk orang lain, bertindak

sebagai panduan untuk orang lain, membantu dalam meningkatkan

perkembangan lingkungan, mengajarkan orang lain (Orem, 1991;Prihadi

& Erlando, 2019).

Keterbatasan perawatan diri biasanya diakibatkan karena stresor

yang cukup berat dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami

harga diri rendah) sehingga dirinya tidak mau mengurus atau merawat

dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun

BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka

kemungkinan klien bisa mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial.


3

Defisit perawatan diri pada pasien ditandai dengan menolak

melakukan perawatan diri, tidak mampu mandi atau mengenakan pakaian,

dan berhias secara mandiri, serta minat melakukan perawatan diri kurang.

Tanda yang muncul pada pasien defisit perawatan diri sangat khas dengan

menjauhkan diri dari prinsip bersih atau personal hygiene, dimana semua

tanda tersebut cenderung berupa tindakan dan rasa penolakan atau malas

melakukan personal hygiene (Puspita Sari et al, 2021).

Adapun masalah yang ditemukan adalah Defisit Perawatan Diri

pada tahun 2009 sebanyak sekitar 500 orang di provinsi Sulawesi Selatan

Rumah Sakit Khusus daerah (RSKD). Defisit Perawatan Diri sebanyak 614

(22%) di Rumah Sakit Jiwa Grhasia Yogyakarta (Hastuti, Hendarsih, &

Susana, 2018), di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau masalah

Defisit Perawatan Diri sebanyak 96 (10,95%) (RSJ Tampan, 2014), di

Rumah Sakit Jiwa menurut Provinsi Jawa Timur ditemukan masalah

keperawatan 4 bulan lalu tahun 2021 jumlah Defisit Perawatan Diri

(4,06%).

Menurut data yang diperoleh dari Rekam Medik rumah Sakit

JiwaDaerah Atma Husada Mahakam pada tahun 2020 untuk pasien dengan

Defisit Perawatan Diri 9,25% (Aldaria, 2021).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan didapatkan data

pasiend di Rumah Sakit Atma Husada Mahakam Samarinda pada bulan

Januari-November tahun 2021 di Ruang Punai dengan persentase 83,01%

yang mengalami halusinasi, 1,88% yang mengalami harga diri rendah, 0%


4

yang mengalami isolasi sosial, 0% yang mengalami waham, 11,32% yang

mengalami perilaku kekerasan dan 3,77% yang mengalami defisit

perawatan diri.

Dari latar belakang tersebut, penulis akan melakukan asuhan

keperawatan jiwa secara komprehensif pada pasien dengan masalah utama

defisit perawatan diri di ruang punai di Rumah Sakit Jiwa Daerah atma

Husada Mahakam Samarinda.

1.2 Rumusan Masalah

Sebagaimana uraian latar belakang yang diuraikan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana perawatan pada pasien

dengan masalah utama defisit perawatan diri di ruang punai Rumah Sakit

Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan karya tulis ilmiah ini untuk mengetahui

asuhan keperawatan dengan masalah utama defisit perawatan diri

di Ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam

Samarinda, 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengkaji pasien dengan masalah utama defisit perawatan diri

di ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada

Mahakam Samarinda, 2023.


5

2. Menetapkan diagnosis keperawatan pada pasien dengan

masalah utama defisit perawatan diri di ruang punai Rumah

Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, 2023.

3. Menyusun rencana keperawatan untuk pasien dengan masalah

utama defisit perawatan diri di ruang punai Rumah Sakit Jiwa

Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, 2023.

4. Apakah tindakan keperawatan pada pasien dengan masalah

utama defisit perawatan diri di ruang punai Rumah Sakit Jiwa

Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda, 2023.

5. Evaluasi pasien dengan masalah utama defisit perawatan diri

di ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada

Mahakam Samarinda, 2023.

6. Dokumentasi pada pasien dengan masalah utama defisit

perawatan diri diruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma

Husada Mahakam Samarinda, 2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Kemajuan pengetahuan dan pemahaman studi kasus bagi peneliti dan

penerapan keperawatan pada pasien dengan masalah utama defisit

perawatan diri di ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma

Husada Mahakam Samarinda, 2023.


6

1.4.2 Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan hasil studi kasus ini dapat digunakan sebagai sumber

informasi dan referensi, khususnya pada penelitian-penelitian

selanjutnya tentang defisit perawatan diri.

1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan

Hasil studi kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman,

memperluas referensi dan berkontribusi pada ilmu keperawatan

dengan menguraikan strategi untuk menerapkan perawatan pada

pasien dengan masalah utama defisit perawatan diri.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Defisit Perawatan Diri

2.1.1 Definisi

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan

diri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK

(Laila & Pardede, 2022).

Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi dimana seseorang

mengalami kelainan pada kemampuan untuk mandiri melakukan atau

menyelesaikan aktivitas sehari-hari. Keenggangan untuk mandi secara

teratur, kurang menyisir, pakaian kotor, bau badan, bau mulut dan

penampilan tidak rapi. Kurangnya perawatan diri adalah salah satu

masalah yang dihadapi oleh pasien dengan masalah kesehatan mental.

Dapat disimpulkan bahwa defisit perawatan diri adalah keadaan

seseorang yang mengalami kelainan kemampuan dalam melakukan atau

melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, seperti : tidak mau mandi

secara teratur, rambut tidak terawat, pakaian kotor, badan bau mulut, bau

mulut dan penampilan berantakan (Indriani, 2021).

6
7

2.1.2 Jenis – Jenis Defisit Perawatan Diri

Menurut Hasana (2021) jenis-jenis perawatan diri dibagi menjadi 4

yaitu :

1. Defisit perwatan diri : mandi tidak ada keinginan untuk mandi

secara teratur, pakaian kotor, bau badan, bau nafas, dan

penampilan tidak rapi.

2. Defisit perawatan diri : berdandan atau berhias kurangnya

minat dalam memilih pakaian yang sesuai, tidak menyisir

rambut, atau mencukur kumis.

3. Defisit perawatan diri : makan mengalami kesukaran dalam

mengambil, ketidakmampuan membawa makanan dari piring

ke mulut, dan makan hanya beberapa suap makanan dari piring.

4. Defisit perawatan diri : Ketidakmampuan untuk pergi ke toilet

atau kurangnya keinginan untuk buang air besar atau buang air

kecil tanpa bantuan.

2.1.3 Etiologi

a. Faktor predisposisi (Nurhalimah, 2016) :

1) Biologis, dimana defisit perawatan diri disebabkan oleh

adanya penyakit fisik dan mental yang disebabkan klien

tidak mampu melakukan keperawatan diri dan dikarenakan

adanya faktor herediter dimana terdapat anggota keluarga

yang mengalami gangguan jiwa.


8

2) Psikologis, adanya faktor perkembangan yang memegang

peranan yang tidak kalah penting, hal ini dikarenakan

keluarga terlalu melindungi dan memanjakan individu

tersebut sehingga perkembangan inisiatif menjadi terganggu.

Klien yang mengalami defisit perawatan diri dikarenakan

kemampuan realitas yang kurang yang menyebabkan klien

tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya termasuk

perawatan diri.

3) Sosial, kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan

yang mengakibatkan penurunan kemampuan dalam merawat

diri.

b. Faktor presipitasi

Yang merupakan faktor presiptasi defisit perawatan diri adalah

kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau

perseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga

menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan

diri.
9

2.1.4 Menurut Rentang Respon Kognitif

Menurut Yanti (2021) rentang respon perawatan diri klien adalah

sebagai berikut :

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri, Tidak


seimbang kadang tidak melakukan
perawatan saat
stres
Gambar 2.1 Rentang respons kognitif

Keterangan :

a. Pola perawatan diri seimbang, saat klien mendapatkan stressor

dan mampu untuk beprilaku adaptif, maka pola perawatan yang

dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan

diri.

b. Kadang perawatan kadang tidak, saat klien mendapatkan

stressor kadang–kadang klien tidak memperhatikan perawatan

dirinya.

c. Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan dia tidak

peduli dan tidak bisa melakukan perawatan saat stressor.

2.1.5 Tanda dan Gejala Defisit Perawatan Diri

Menurut Nafiyati (2018) tanda dan gejala defisit perawatan diri

terdiri dari :

a) Data subjektif Klien mengatakan :

1) Malas mandi
10

2) Tidak mau menyisir rambut

3) Tidak mau menggosok gigi

4) Tidak mau memotong kuku

5) Tidak mau berhias/berdandan

6) Tidak bisa/tidak mau menggunakan alat mandi

7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan

dan minum

8) BAB dan BAK sembarangan

9) Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK

10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar

b) Data objektif

1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku

panjang

2) Tidak menggunakan alat mandi pada saat mandi dan tidak

mandi dengan benar

3) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,

serta tidak mampu berdandan

4) Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil,

memakai, mengencangkan dan memindahkan pakaian,

tidak memakai sepatu/sandal, tidak mengancingkan baju

atau celana

5) Memakai barang-barang yang tidak perlu dalam

berpakaian, mis : memakai pakaian berlapis–lapis,


11

pengguna pakaian yang tidak sesuai. Melepas barang-

barang yang perlu dalam berpakaian, mis : telanjang

6) Makan dan minum sembarangan dan berhamburan, tidak

menggunakan alat makan, tidak mampu menyiapkan

maknan, memindahkan makanan ke alat makan, tidak

mampu memegang alat makan, membawa makanan dari

piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan secara

aman dan menghabiskan makanan

7) BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan

diri setelah BAB dan BAK, tidak mampu menjaga

kebersihan toilet dan menyiram toilet setelah BAB dan

BAK

2.1.6 Penatalaksanaan

Menurut SAK (2017) perencanaan tindakan keperawatan

untuk pasien defisit perawatan diri juga ditunjukan untuk

keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien

dalam melakukan perawatan diri tindakan keperawatan

defisit perawatan diri sebagai berikut :

a. Tindakan mandiri

1) Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat defisit

perawatan diri serta melatih pasien merawat diri:

mandi mengindentifikasi tanda dan gejala, penyebab

dan akibat defisit perawatan diri


12

a) Mengindentifikasi tanda dan gejala, penyebab dan

akibat defisit perawatan diri

b) Menjelaskan cara perawatan diri : mandi

(tanyakan alasan tidak mau mandi, berapa kali

mandi dalam sehari, manfaat mandi, peralatan

mau mandi, cara mandi yang benar)

c) Melatih pasien cara perawatan diri

d) Melatih pasien memasukkan kegiatan mandi

dalam jadwal kegiatan harian

2) Jelaskan dan melatih pasien perawatan kebersihan diri

: berhias

a) Melatih pasien memasukkan kegiatan berdandan

dalam jadwal kegiatan harian

b) Mendiskusikan tentang cara perawatan diri

berdandan (alat yang dibutuhkan, kegiatan

berdandan, cara berdandan, waktu berdandan,

manfaat berdandan, kegiatan jika tidak berdandan

c) Melatuih cara berdandan

d) Melatih pasien memasukkan kegiatan berdandan

dalam jadwal kegiatan harian

3) Latih cara melakukan perawatan diri : makan/minum

a) Mendiskusikan cara perawatan diri : makan/minum

(tanyakan alat–alat yang dibutuhkan, cara makan


13

minum, waktu makan minum, manfaat makan

minum dan kerugian jika tidak makan minum

b) Melatih cara perawatan diri : makan/minum

c) Melatih pasien memasukkan kegiatan

makan/minum dalam jadwal kegiatan harian.

4) Latih cara melakukan perawatan diri : BAK/BAK

a) Mendiskusikan cara perawatan diri BAK/BAB

(alat yang dibutuhkan, kegiatan BAB/BAK, cara

melakukan BAB/BAK yang benar, manfaat

BAB/BAK yang benar, kerugian jika BAB/BAK

tidak benar)

b) Melatih cara perawatan diri : BAB/BAK

c) Melatih pasien memasukkan kegiatan BAB/BAK

dalam jadwal kegiatan.

2.1.7 Kriteria Pada Pasien Defisit Perawatan Diri

a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi

kotor, kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor.

b. Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut

acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak

sesuai, pada pasien laki-laki tidak bercukur, pada pasien

perempuan tidak berdandan.


14

c. Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh

ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan

berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.

d. Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan

buang air besar (BAB) atau buang air kecil (BAK) tidak pada

tempatnya, dan tidak membersihkan diri dengan baik setelah

BAB/BAK.

2.2 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

Defisit Perawatan Diri pada klien dengan gangguan jiwa

ada perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk

melakukan perawatan diri tanpak dari ketidakmampuan merawat

kebersihan diri makan secara mandi, berhias diri secara mandiri

dan eliminasi BAB/BAK secara mandiri (Erlando, 2019).

a. Identitas

Terdiri dari : nama klien, umur, jenis kelamin, alamat, agama,

pekerjaan, tanggal masuk,alasan masuk, nomor rekam medis,

keluarga yang dapat dihubungi.

b. Alasan masuk

Merupakan penyebab klien atau keluarga datang, atau

dirawat dirumah sakit. Biasanya masalah yang dialami klien

yaitu senang menyendiri, tidak mau banyak berbicara dengan


15

orang lain, terlihat murung, penampilan acak–acakan, tidak

peduli dengan diri sendiri dan mulai menggangu orang lain.

c. Faktor predisposisi

1) Pada umumnya klien pernah mengalami gangguan jiwa

dimasa lalu.

2) Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu

melakukan perawatan diri.

3) Pengobatan sebelumnya kurang berhasil

4) Harga diri rendah, klien tidak mempunyai motivasi untuk

merawat diri.

5) Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan, yaitu

perasaan ditolak, dihina, dianiaya dan saksi penganiayaan.

6) Ada anggota keluarga yang pernah mengalami gangguan

jiwa, pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan yaitu

kegagalan yang dapat menimbulkan frustasi.

d. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan TTV, pemeriksaan head to toe yang merupakan

penampilan klien yang kotor dan acak–acakan.

e. Psikososial

1) Genogram

Menurut (Hastuti, 2018), genogram menggambarkan klien dan

anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa, dilihat

dari pola komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuhan.


16

2) Konsep Diri

a) Citra tubuh

Persepsi klien mengenai tubuhnya, bagian tubuh yang

disukai, reaksi klien tubuh ysng disukai maupun tidak

disukai (Nurgaini, 2018).

b) Identitas diri

Kaji status dan posisi pasien sebelum klien dirawat,

kepeuasan pasien terhadap status dan posisinya, kepuasan

klien sebagai laki–laki atau perempuan (Bunaini, 2020)

c) Peran diri

Meliputi tugas atau peran klien didalam

keluarga/pekerjaan/kelompok maupun masyarakat,

kemampuan klien didalam melaksanakan fungsi ataupun

perannya, perubahan yang terjadi disaat klien sakit

maupun dirawat, apa yang dirasakan klien akibat

perubahan yang terjadi (Ndaha, 2021).

d) Ideal diri

Berisi harapan klien akan keadaan tubuhnya yang ideal,

posisi, tugas, peran dalam keluarga, pekerjaan/sekolah,

harapan klien akan lingkungan sekitar, dan penyakitnya

(Bunaini, 2020).
17

e) Harga diri

Kaji klien tentang hubungan dengan orang lain sesuai

dengan kondisi, dampak pada klien yang berhubungan

dengan orang lain, fungsi peran yang tidak sesuai dengan

harapan, penilaian klien tentang pandangan atau

penghargaan orang lain (Safitri, 2020).

f) Hubungan sosial

Hubungan klien dengan orang lain akan sangat terganggu

karena penampilan klien yang kotor yang mengakibatkan

orang sekitar menjauh dan menghindari klien. Terdapat

hambatan dalam berhubungan dengan orang lain (Bunaini,

2020).

g) Spritual

Nilai dan keyakinan serta kegiatan ibadah klien terganggu

dikarenakan klien mengalami gangguan jiwa.

h) Status mental

1) Penampilan

Penampilan klien sangat tidak rapi, tidak mengetahui

caranya berpakaian dan penggunaan pakaian tidak

sesuai (Putri, 2018).


18

2) Cara bicara/Pembicaraan

Cara bicara klien yang lambat, gagap, sering

terhenti/bloking, apatis serta tidak mampu memulai

pembicaraan (Malle, 2021).

3) Aktivitas Motorik

Biasanya klien tampak lesu, gelisah, tremor dan

kompulsif (Putri, 2018).

4) Alam perasaan

Klien tampak sedih, putus asa, merasa tidak berdaya,

rendah diri dan merasa dihina (Malle, 2021).

5) Afek

Klien tampak datar, tumpul, emosi klien berubah –

ubah, kesepian, apatis, depresi/sedih, dan cemas

(Putri, 2018).

6) Interaksi Saat Wawancara

Respon klien saat wawancara tidak kooperatif, mudah

tersinggung, kontak kurang serta curiga yang

menunjukkan sikap ataupun peran tidak percaya

kepada pewawancara/orang lain.

7) Persepsi

Klien berhalusinasi mengenai ketakutan terhadap hal-

hal kebersihan diri baik halusinasi pendengaran,

penglihatan, dan perabaan yang membuat klien tidak


19

ingin membersihkan diri dan klien menglami

depersonalisasi.

8) Proses pikir

Bentuk pikir klien yang otistik, dereistik,

sirkumtansial, terkandang tangensial, kehilangan

asosiasi, pembicraan meloncat dari topik dan

terkadang pembicaraan berhenti tiba–tiba.

i) Kebutuhan Klien Pulang

1) Makan

Klien kurang mampu makan, cara makan klien yang

terganggu serta pasien tidak memliki kemampuan

untuk menyiapkan dan membersihkan alat makan.

2) Berpakaian

Klien tidak mau mengganti pakaian, tidak bisa

memakai pakaian yang sesuai dan berdandan.

3) Mandi

Klien jarang mandi, tidak tahu cara mandi, tidak

gosok gigi, mencuci rambut, memotong kuku, tubuh

klien tampak kusam dan badan klien mengeluarkan

aroma bau.
20

4) BAB/BAK

Klien BAB/BAK tidak pada tempatnya seperti

dintempat tidur dan klien tidak dapat membersihkan

BAB/BAK nya.

5) Istirahat

Istirahat klien terganggu dan tidak melakukan

aktivitas apapun setelah bangun tidur.

6) Penggunaan obat

Jika klien mendapat obat, biasanya klien minum obat

tidat teratur.

7) Aktivitas di Rumah

Klien tidak mampu melakukan semua aktivitas di

dalam rumah karena klien selalu merasa malas.

j) Mekanisme Koping menurut Dayanti (2018) yaitu :

1) Adaptif

Menurut (Danyanti, 2018), klien tidak mau

berbicara dengan orang lain, tidak buisa

menyelesaikan masalah yang ada, klien tidak

mampu berolahraga karena klien sama sekali, selalu

menghindari orang lain.


21

2) Maladaptive

Menurut (Dayanti, 2018), klien bereaksi sangat

lambat terkadang berlebihan, klien tidak mau

bekerja sama sekali, selalu menghindari orang lain.

3) Masalah Psikososial dan Lingkungan

Menurut (Dayanti, 2018), klien mengalami masalah

psikososial seperti berinteraksi dengan orang lain

dan lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

dukungan dari keluarga, pendidikan yang kurang,

masalah dengan sosial ekonomi dan pelayanan

kesehatan.

4) Pengetahuan

Menurut (Dayanti, 2018), klien defisit perawatan

diri terkadang menglami gangguan kognitif

sehingga tidak mampu mengambil keputusan.

k) Sumber koping

Menurut (Maryam, 2018), sumber koping merupakan

evaluasi terhadap pilihan koping dan strategi seseorang.

Individu dapat mengatasi stress dan ansietas dengan

menggunakan sumber koping yang terdapat

dilingkungannya. Sumber koping ini dijadikan modal

untuk menyelesaikan masalah.


22

2.2.2 Pohon masalah

Gangguan Pemeliharaan Kesehatan Affect

Defisit Perawatan Diri Core problem

Isolasi sosial : menarik diri

Causa

Harga Diri Rendah

(Astuti, 2019)

2.2.3 Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis

mengenai respons klien terhadap masalah kesehatan atau proses

kehidupan yang baik yang berlangsung aktual maupun potensial

diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengindentifikasi respons

klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang

berkaitan dengan kesehatan (SDKI, 2017). Berikut diagnosa yang

muncul pada pasien defisit perawatan diri :

1. Defisit Perawatan diri b.d penurunan motivasi/minat

2. Resiko perilaku kekerasan b.d alam perasaan depresi

3. Harga diri rendah b.d perubahan peran sosial

4. Isolasi sosial b.d perubahan status mental


23

2.2.4 Intervensi keperawatan

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan Defisit Perawatan Diri


Sumber: (Tim Pokja DPP PPNI, 2019)
No. Data Diagnosis Luaran Keperawatan Manajemen
Keperawatan Keperawatan
1. Subjektif : Defisit Setelah dilakukan Strategi
1. Menolak Perawatan Diri intervensi Pelaksanaan :
melakukan b.d gangguan keperawatan selama SP 1
psikologis/psiko 6 kali pertemuan 1. Identifikasi
perawatan
tik, penurunan maka perawatan diri masalah
diri motivasi/minat (L.1103) meningkat perawatan diri:
d.d menolak dengan kriteria hasil : kebersihan diri,
Objektif : melakukan 1. Kemampuan berdandan,
1. Tidak perawatan diri mandi (5) makan/minum,
mampu (D.0109) 2. Kemampuan BAB/BAK.
mandi/me mengenakan 2. Jelaskan
ngenakan pakaian (50) pentingnya
pakaian/m 3. Kemampuan kebersihan diri.
akan/ke ke toilet 3. Jelaskan cara
toilet/berh BAB/BAK (5) dan alat
ias secara 4. Vebalisasi kebersihan diri.
mandiri keinginan 4. Latih cara
2. Minat melakukan menjaga
melakuka perawatan diri kebersihan diri:
n (5) mandi dan ganti
perawatan 5. Minat pakaian, sikat
diri melakukan gigi, cuci rambut
kurang perawatan diri potong kuku.
(5) 5. Masukan pada
6. Mempertahank jadwal kegiatan
an kebersihan harian untuk
diri(5) latihan mandi,
7. Mempertahank sikat gigi (2 kali
an kebersihan per hari), cuci
mulut (5) rambut (2 kali
per minggu),
potong kuku
(satu kali per
minggu).
SP2 :
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri
(beri pujian)
2. Jelaskan cara
dan alat
berdandan
3. Latih cara
berdandan
setelah
kebersihan diri
4. Masukan pada
jadwal kegiatan
24

untuk
kebersihan diri
dan berdandan
SP 3 :
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri
dan berdandan
2. Jelaskan cara
dan alat makan
minum
3. Latih cara dan
alat makan dan
minum
SP 4 :
1. Evaluasi
kegiatan
kebersihan diri,
berdandan,
makan dan
minum
2. Jelaskan cara
BAB/BAK
3. Latih cara
BAB/BAK
4. Masukan jadwal
kegiatan untuk
latihan
kebersihan diri,
berdandan,
makan dan
minum serta
BAB/BAK

Dukungan
Perawatan Diri
(1.11348) :
Observasi
1.1 Identifikasi
kebiasaan
aktivitas
perawatan diri
sesuai usia
2.1 Monitor tingkat
kemandirian
2.2 identifikasi
kebutuhan alat
bantu
kebersihan diri,
berpakaian,
berhias, dan
makan
25

Terapeutik
2.3 Sediakan
lingkungan
yang terapeutik
(mis. Suasana
hangat, rileks,
privasi)
2.4 Siapkan
keperluan
pribadi (mis.
Parfum, sikat
gigi, dan sabun
mandi)
2.5 Dampingi
dalam
melakukan
perawatan diri
sampai mandiri
2.6 Fasilitasi untuk
menerima
keadaan
ketergantungan
2.7 Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika tidak
mampu
melakukan diri
2.8 Jadwalkan
rutinitas
perawatan diri
Edukasi :
1.10 Anjurkan
melakukan
perawatan diri
secara
konsisten
sesuai
kemampuan

2. Subjektif Isolasi sosial Setelah dilakukan Strategi Pelaksanaan


1. Merasa b.d intervensi 1. SP 1 Membina
ingin ketidakadekuata keperawatan selama hubungan saling
sendirian n sumber saya 6 kali pertemuan percaya,
2. Merasa personal d.d maka keterlibatan membantu pasien
tidak aman menarik diri sosial (L.13115) mengenal
di tempat (D. 0121) meningkat dengan penyebab isolasi
umum kriteria hasil: sosial, membantu
1. Minat interaksi pasien mengenal
Objektif (5) manfaat
3. Menarik 2. Minat terhadap berhubungan dan
diri aktivitas (5) kerugian tidak
4. Tidak 3. Perilaku berhubungan
26

berminat/me menarik diri (5) dengan orang lain,


nolak 4. Afek dan mengajarkan
berinteraksi murung/sedih pasien berkenalan.
dengan (5) 2. SP 2 Mengajarkan
orang lain 5. Perilaku pasien berinteraksi
atau bermusuhan (5) secara bertahap
lingkungan 6. Perilaku sesuai atau berkenalan
dengan harapan dengan orang
orang lain (5) pertama yaitu
7. Kontak mata (5) seorang perawat.
8. Tugas 3. SP 3 Melatih
perkembangan pasien berinteraksi
sesuai usia (5 ) secara bertahap
berkenalan dengan
perawat dan pasien
lain.
4. SP 4 Membantu
pasien dalam
meminum obat
secara teratur
selain itu
kemampuan
berkomunikasi
dengan
menggunakan 3
terapi meliputi
terapi
farmakoterapi,
terapi psikoterapi
dan terapi
modalitas.
Promosi Sosialisasi
(I.13498)
Observas
2.1 Identifikasi
kemampuan
melakukan
interaksi dengan
orang lain
2.2 Identifikasi
hambatan
melakukan
interaksi dengan
orang lain
Terapeutik
2.3 Motivasi
meningkatkan
keterlibatan
dalam suatu
hubungan
2.4 Motivasi
kesabaran dalam
mengembangka
n suatu
hubungan
27

2.5 Motivasi
berpartisipasi
dalam aktivitas
baru dan
kegiatan
kelompok
2.6 Motivasi
berinteraksi di
luar lingkungan
(mis: jalan-jalan,
ke toko buku)
2.7 Diskusikan
kekuatan dan
keterbatasan
dalam
berkomunikasi
dengan orang
lain
2.8 Diskusikan
perencanaan
kegiatan di masa
depan
2.9 Berikan umpan
balik positif
dalam perawatan
diri
2.10 Berikan umpan
balik positif
pada setiap
peningkatan
kemampuan
Edukasi
2.11 Anjurkan
berinteraksi
dengan orang
lain secara
bertahap
2.12 Anjurkan ikut
serta kegiatan
sosial dan
kemasyarakata
2.13 Anjurkan berbagi
pengalaman
dengan orang
lain
2.14 Anjurkan
meningkatkan
kejujuran diri dan
menghormati hak
orang lain
2.15 Anjurkan
penggunaan alat
bantu (mis:
kacamata dan
alat bantu
28

dengar)
2.16 Anjurkan
membuat
perencanaan
kelompok kecil
untuk kegiatan
khusus
2.17 Latih bermain
peran untuk
meningkatkan
keterampilan
komunikasi
2.18 Latih
mengekspresikan
marah dengan
tepat
3. Subjektif : Harga diri 1. Setelah Strategi Pelaksanaan
rendah kronis dilakukan :
1. Menilai diri b.d terpapar intervensi SP 1
negatif situasi keperawatan 1. Mengindentifikasi
2. Merasa traumatis, selama 6 kali kemampuan dan
malu/ kegagalan pertemuan maka aspek positif yang
bersalah berulang d.d harga diri dimiliki klien.
3. Merasa menilai diri (L.09069) SP 2
tidak negatif meningkat 1. Menilai
mampu (D. 0086) dengan kriteria kemampuan yang
melakukan hasil: dapat digunakan
apapun 2. Penilaian diri oleh klien.
4. Meremehka positif (5) 2. Memilih kegiatan
n 3. Perasaan sesuai dengan
kemampua memiliki kemampuan klien.
n mengatasi kelebihan atau 3. Melatih kegiatan
masalah kemampuan yang dipilih
5. Merasa positif (5) sesuai dengan
tidak 4. Minat mencoba kemampuan klien.
memiliki hal baru (5) 4. Membantu
kelebihan 5. Konsentrasi (5) menyusun jadwal
atau kegiatan yang
6. Tidur (5)
kemampua akan dilatih sesuai
7. Kontak mata (5) jadwal.
n positif
6. Melebih- 8. Gairah aktivitas SP 3
lebihkan (5) 1. Melatih kegiatan
penilaian 9. Aktif (5) sesuai
negatif 10. Percaya diri kemampuan yang
tentang diri bicara (5) dipilih 2
sendiri 11. Kemampuan SP 4:
7. Menolak membuat 1. Melatih kegiatan
penilaian keputusan sesuai
negative 12. Perasaan tidak kemampuan yang
tentang diri mampu dipilih 3
sendiri melakukan Observasi
Objektif apapun (5) 3.1. Identifikasi
1. Enggan 13. Perasaan malu budaya, agama,
mencoba (5) ras, jenis
hal baru kelamin, dan
29

2. Berjalan usia terhadap


menunduk harga diri
Postur tubuh 3.2. Monitor
menuduk verbalisasi yang
merendahkan
diri sendiri
3.3. Monitor tingkat
harga diri setiap
waktu, sesuai
kebutuhan
Terapeutik
3.4. Motivasi terlibat
dalam
verbalisasi
positif untuk diri
sendiri
3.5. Motivasi
menerima
tantangan atau
hal baru
3.6. Diskusikan
pernyataan
tentang harga
diri
3.7. Diskusikan
kepercayaan
terhadap
penilaian diri
3.8. Diskusikan
pengalaman
yang
meningkatkan
harga diri
3.9. Diskusikan
persepsi negatif
diri
3.10. Diskusikan
alasan
mengkritik diri
atau rasa
bersalah
3.11. Diskusikan
penetapan
tujuan realistis
untuk mencapai
harga diri yang
lebih tinggi
3.12. Diskusikan
Bersama
keluarga untuk
menetapkan
harapan dan
Batasan yang
jelas
3.13. Berikan umpan
30

balik positif atas


peningkatan
mencapai tujuan
3.14. Fasilitasi
lingkungan dan
aktivitas yang
meningkatkan
diri
Edukasi
3.15. Jelaskan kepada
keluarga
pentingnya
dukungan dalam
perkembangan
konsep positif
diri pasien
3.16. Anjurkan
mengidentifika
si kekuatan
yang dimiliki
3.17. Anjurkan
mempertahank
an kontak mata
saat
berkomunikasi
dengan orang
lain
3.18. Anjurkan
membuka diri
terhadap kritik
negatif
3.19. Anjurkan
mengevaluasi
perilaku
3.20. Ajarkan cara
mengatasi
bullying
3.21. Latih
peningkatan
tanggung
jawab untuk
diri sendiri
3.22. Latih
pernyataan/ke
mampuan
positif diri
3.23. Latih cara
berfikir dan
berperilaku
positif
31

2.2.5 Implementasi keperawatan

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan dengan rencana

keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan keperawatan yang

sudah direncanakan, perawatan perlu memvalidasi apakah rencana

tindakan keperawatan masih dibutuhkan dan sesuai dengan kondisi

pasien saat ini (Elfariyani, 2021).

2.2.6 Evaluasi Keperawatan

Menurut (Ginting, 2021) evaluasi dalah proses berkelanjutan untuk

menilai efek dari tindakan keperawatan kepada pasien. Evaluasi

dapat dibagi dua yaitu :

1. Evaluasi proses atau formatif yang dilakukan setiap selesai

melaksanakan tindakan.

2. Evaluasi hasil sumatif yang dilakukan dengan membandingkan

antara respons pasien dan tujuan khusu serta umum yang telah

ditentukan
32

2.2.7 Dokumentasi Keperawatan

Format Pengkajian Pasien Defisit Perawatan Diri

a. Status Mental
1. Penampilan
[ ] Tidak rapi
[ ] Penggunaan pakaian tidak sesuai
[ ] Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan………………………………………………..
Masalah Keperawatan…………………………………
b. Kebutuhan Sehari-hari
1. Kebersihan Diri
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
2. Makan
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
3. BAB/BAK
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
4. Berpakaian/berhias
[ ] Bantuan minimal [ ] Bantuan total
Jelaskan………………………………………………...
Masalah Keperawatan…………………………………..

Gambar 2.2: Fokus pengkajian Defisit Perawatan Diri


27

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penulisan karya tulis ilmiah ini dengan menggunakan metode

desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus untuk mengkaji masalah

perawatan kesehatan jiwa dengan masalah utama defisit perawatan diri di

ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam

Samarinda. Pendekatan keperawatan jiwa digunakan sebagai pendekatan

yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan jiwa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi.

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penulisan karya tulis ilmiah ini adalah individu dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri dalam keperawatan jiwa yang

dirawat oleh dua pasien dengan masalah keperawatan yang sama yaitu

defisit perawatan diri, di ruang punai Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma

Husada Mahakam Samarinda.

3.2.1 Kriteria Inklusi

a. Responden dengan diagnosa defisit perawatan diri.

b. Responden bersedia dan kooperatif.

c. Responden mampu berbahasa Indonesia dengan baik.

d. Responden yang sudah teratasi masalah penyebab defisit

perawatan diri.
28

3.2.2 Kriteria Eksklusi

a. Responden mengundurkan diri saat penelitian berlangsung.

b. Responden meninggal dunia pada saat dilakukannya penelitian.

c. Responden tidak kooperatif.

d. Responden dengan gaduh gelisah.

3.2 Batasan istilah (Definisi Perasional)

Defisit perawatan diri adalah suatu keadaan dimana seseorang

mengalami gangguan kemampuan untuk melakukan atau melakukan

aktivitas perawatan diri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias,

makan, BAB/BAK, dan mandi (toilet) (Laila & Pardede, 2022).

Pada studi kasus ini perawatan pasien keduanya dilakukan + 6 hari,

dengan menggunakan asuhan keperawatan jiwa sebagai rangkaian proses

keperawatan dilakukan pengkajian, perumusan diagnosis, melakukan

intervensi, melakukan tindakan dengan strategi pelaksanaan, dan

melakukan evaluasi tindakan pada kedua pasien tersebut.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.4.1 Lokasi

Lokasi studi kasus dilakukan di Ruang Punai Rumah Sakit Jiwa

Daerah Arma Husada Mahakam Samarinda Tahun 2023.

3.4.2 Waktu

Penelitiaan studi kasus ini dilakukan dalam waktu + 6 hari pada

bulan Maret, Tahun 2023.


29

No. Hari ke - Kegiatan


1. Hari ke 1 1. Mengambil data pasien jiwa Ruang punai
RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda.
2. Melakukan observasi pasien sesuai dengan
kriteria subyek penelitian.
3. Melakukan bina hubungan saling percaya
dengn secara bertahap kepda pasien.
4. Melakukan pengkajian awal kepada
pasien.
5. Merumuskan diagnosis kepada dua pasien.
6. Merumuskan intervensi dengan strategi
pelaksanaan kepada pasein.
2. Hari ke 2 Melaksanakan strategi pelaksanaan (SP) 1
kepada pasien.
3. Hari ke 3 Melakukan evaluasi strategi pelaksanaan (SP) 1
dan melaksanakan strategi pelaksanaan (SP) 2
kepada pasien.
4. Hari ke 4 Melakukan evaluasi strategi pelaksanaan (SP) 2
dan Melaksanakan strategi pelaksanaan (SP) 3
kepada pasien.
5. Hari ke 5 Melakukan evaluasi strategi pelaksanaan (SP) 3
dan Melaksanakan strategi pelaksanaan (SP) 4
kepada pasien.
6. Hari ke 6 Melakukan evaluasi strategi pelaksanaan (SP) 1,
(SP) 2, (SP) 3, (SP) 4 kepada pasien.
30

3.5 Prosedur Penelitian

Pada studi kasus diawali dengan proposal penelitian ilmiah oleh

mahasiswa dengan menggunakan metode studi kasus, kemudian

dilakukan pengumpulan data pada saat praktek lapangan setelah

mendapat persetujuan dari semua dosen pembimbing. Informasi yang

diperoleh berupa hasil pengkajian, observasi, wawancara, dan

penyampaian layananan asuhan keperawatan kepada kasus yang menjadi

pokok bahasan studi kasus. Prosedur studi kasus dalam penulisan ini

sebagai berikut :

1. Meminta izin penelitian melalui surat izin penulis kepada pihak

Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda.

2. Mencari dua pasien dengan masalah defisit perawatan diri di ruangan

yang akan diteliti.

3. Melakukan bina hubungan saling percaya pada pasien.

4. Melakukan pengkajian pada dua pasien dengan kasus yang sama yaitu

defisit perawatan diri.

5. Menegakkan diagnosis pada dua pasien dengan kasus yang sama yaitu

defisit perawatan diri.

6. Menegakkan intervensi dengan strategi pelaksanaan pasien jiwa

antara lain : Melatih perawatan diri, Mandi dan cara berdandan yang

sesuai, cara makan dan minum yang baik, dan cara eliminasi (BAB

dan BAK) yang benar.


31

7. Melakukan implementasi strategi pelaksanaan pada dua pasien

dengan kasus defisit perawatan diri.

8. Melakukan evaluasi tindakan pada dua pasien dengan kasus defisit

perawatan diri.

9. Melakukan dokumentasi tindakan yang dilakukan selama penulisan.

10. Penyajian hasil pengelolaan data atau penulisan hasil dalam bentuk

tabel perbandingan dua pasien dengan kasus yang sama setelah

perawatan dalam pengelolaan defisit perawatan diri dengan strategi

pelaksanaan pasien.

3.6 Metode dan Instrumen Pengumpulan Data


3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperlukan dalam studi kasus ini karena

bertujuan untuk mengumpulkan data-data penting pasien yang

dikelola. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai

berikut :

1) Wawancara : Menanyakan identitas pasien, menanyakan

keluhan utama, menanyakan riwayat penyakit sekarang,

riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga,

menanyakan informasi tentang pasien kepada keluarga.

2) Observasi dan pemeriksaan fisik : Inpeksi, palpasi, perkusi,

dan auskultasi.
32

3) Dokumentasi dilakukan setiap hari setelah melakukan asuhan

keperawatan jiwa dengan pasien dan dilakukan menggunakan

format asuhan keperawatan jiwa.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument pengumpulan data yang digunakan yaitu format

pengkajian asuhan keperawatan jiwa yang terdiri dari pengkajian,

diagnosis,intervensi, implementasi, dan evaluasi. Studi kasus ini

juga menggunakan Strategi Pelaksanaan (SP) yang dilakukan pada

kedua pasien dengan kasus yang sama yaitu defisit perawatan diri.

3.7 Keabsahan Data

3.7.1 Data Primer

Sumber data diperoleh langsung dari pasien melalui wawancara.

Contoh informasi yang diterima, seperti masalah kesehatan

pasien yang sedang dialami oleh pasien.

3.7.2 Data Sekunder

Sumber data yang dikumpulkan dari catatan pasien seperti rekam

medis pasien atau menanyakan dengan perawat yang ada

diruangan.

3.8 Analisis Data

Dilakukan analisis data sejak penelitian di lapangan dengan cara

mengemukakan fakta, selanjutnya membandingkan dengan teori yang ada

dan dituangkan dalam opini pembahasan. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu wawancara dengan menanyakan kepada pasien mengenai


33

masalah yang dialami sesuai diagnosis keperawatan yang ditegakkan.

Dan teknik analisis data juga menggunakan cara observasi oleh peneliti

dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk selanjutnya

diinterpertasikan oleh peneliti.


34

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Gambaran Lokasi Studi Kasus

Penulisan KTI ini didasarkan pada pengelolaan pasien

yang dilakukan di ruang Punai RSJD Atma Husada Mahakam

Samarinda yang terletak di jalan Kakap No.23 Samarinda,

Kalimantan Timur. Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma

Husada Mahakam Samarinda atau yang dulu dikenal dengan

nama Rumah Sakit Jiwa Pusat (RSJP) ini didirikan pada tahun

1993.

Fasilitas yang tersedia di RSJD Atma Husada Mahakam

Samarinda antara lain Instalasi Gawat Darurat (IGD) , Instalasi

Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Pemulihan

Ketergantungan NAPZA, Unit Rehabilitasi, Farmasi,

Pemeriksaan Penunjang Psikiatri, Layanan KESWAMAS,

Kapasitas Ruangan Rawat Inap di RSJD Atma Husada Mahakam

Samarinda kurang lebih 285 tempat tidur.

Untuk rawat inap terdapat beberapa bangunan yang terbagi

menjadi beberapa ruangan di antaranya Ruang Kelas 1 Pria dan

Wanita, Kelas 2 Pria dan Wanita, Bangsal Kelas 3 Pria dan

Wanita, Ruang Picu, Ruang Intermediate dan Ruang Perawatan


35

Psikogeriatri. Studi Kasus ini menggunakan Ruang Punai yaitu

Ruang Kelas 3 perawatan wanita. Adapun Ruang Punai terdiri

dari 1 ruang perawat, 1 raung kepala ruangan, 1 toilet pegawai,

1 kamar mandiri, 4 kamar intermediate dan 4 toilet , 1 kamar

isolasi dan 1 toilet, 2 kamar kelas 2 dan 2 toilet , 1 kamar GMO

dan 1 toilet, dan 1 ruang makan.

4.1.2 Gambaran Subyek Studi Kasus

Dalam penelitian ini, dipilih dua orang klient sebagai subyek

penelitian sesuai dengan kriteria yang sudah ditetapkan

sebelumnya.

Klien 1

Ny. S berusia 26 tahun, beragama Islam, tidak bekerja, dan

belum menikah. Pasien datang ke IGD diantar oleh Dinas Sosial

Balikpapan dengan keluhan keluyuran, telanjang tidak

menggunakan pakaian, bicara sendiri, dan tidak mau minum

obat. Sebelumnya, pasien sudah pernah dirawat di RSJD Atma

Husada Mahakam Samarinda pada tanggal 10 oktober 2022

kemudian kembali lagi pada tanggal 24 April 2023. Sekarang

pasien berada di ruang Punai, keadaan pasien tampak stabil tetapi

masih perlu bantuan minimal untuk memenuhi ADL secara

mandiri.
36

Klien 2

Ny. T berusia 45 tahun, beragama Islam, tidak bekerja,

pendidikan terakhir SMA, pasien adalah gelandangan di

samarinda. Pasien datang ke IGD diantar oleh Tenaga

Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dengan keluhan

meresahkan warga, keluyuran, penampilan kotor, dan rambut

gimbal. Pasien berbicara tidak jelas dan cepat. Pasien baru

pertama kali diantar ke Rumah Sakit Atma Husada Mahakam

Samarinda (RSJD) pada tanggal 04 April 2023, sekarang pasien

dirawat diruang Punai, keadaan pasien tampak stabil tetapi masih

perlu bantuan minimal untuk memenuhi ADL secara mandiri.

4.1.3 Data Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Tabel 4.1 Hasil Pengkajian Klien Defisit Perawatan Diri


Data Pasien 1 Pasien 2
Anamnesis
Identitas Ny. S (26 tahun), Ny. T (45 tahun),
pasien beragama Islam, alamat beragama Islam,
Balikpapan, pendidikan alamat gelandangan
terakhir TK, suku bugis, samarinda,
tidak bekerja, masuk pendidikan terakhir
ruang perawatan tanggal SMA, suku banjar,
24 April 2023 (hari tidak bekerja, masuk
perawatan ke-20) ruang perawatan
tanggal 04 April 2023
(hari perawatan ke-
32)
Riwayat Keluhan utama Ny. S Keluhan utama Ny. T
penyakit sering mendengar suara berbicara tidak jelas
bisikan yang menghina dan cepat. Ny. T
dirinya. Ny. S diantar diantar oleh TKSK
oleh petugas Dinsos ke Samarinda ke RSJD
RSDJ Atma Husada Atma Husada
37

Mahakam Samarinda Mahakam Samarinda


dengan keluhan dengan keluhan
keluyuran , telanjang meresahkan warga
tidak menggunakan sekitar, sering
pakaian, bicara sendiri, keluyuran,
dan tidak mau minum penampilan kotor,
obat, pasien memiliki rambut gimbal, pasien
riwayat penyakit memiliki riwayat
Hemoroid C. penyakit Diabetes
Melitus.
Faktor Pasien mengatakan Pasien mengatakan
predisposisi memiliki kepribadian memiliki kepribadian
introvert tidak ingin introvert dan
berbicara kepada orang mangatakan bahwa
yang ia tidak kenal, dirinya pernah
sebelumnya pasien mengalami aniaya
pernah mengalami seksual dan tidak
gangguan jiwa rutin malu kepada siapapun
keluar masuk rumah itu.
sakit jiwa karena
pengobatan yang kurang
berhasil.
Psikososial Ny. S merupakan anak Ny. T pasien
pertama dari 2 mengatakan lupa dan
bersaudara, pasien tidak tahu keberadaan
memiliki 1 saudara laki- keluarganya dimana.
laki, orang tua pasien 1. Gambaran diri
sudah berpisah, dan pasien menyukai
pasien tinggal bersama seluruh tubuhnya
tante dan paman nya. 2. Identitas pasien
1. Gambaran diri pasien sebagai seorang
menyukai seluruh wanita
tubuhnya 3. Peran pasien
2. Identitas pasien sebagai
sebagai seorang gelandangan
wanita 4. Ideal pasien ingin
3. Peran pasien sebagai cepat pulang
seorang anak 5. Harga diri pasien
4. Ideal diri pasien ingin merasa dirinya
cepat pulang tidak cantik.
5. Harga diri pasien Hambatan dalam
sehari-hari beinteraksi berhubungan dengan
dengan teman-teman orang lain pasien
nya, dan orang sekitar mengatakan tidak
Hambatan dalam suka banyak bicara
berhubungan dengan kepada orang lain,
orang lain pasien tidak ingin
mengatakan merasa cape mendengarkan orang
dan lelah saat lain berbicara.
38

berkomunikasi dengan
orang lain, pasien
mengatakan orang yang
berarti adalah keluargnya.

Status 1. Penampilan tidak 1. Penampilan tidak


mental rapi rapi
2. Cara berpakaian 2. Cara berpakaian
tidak seperti tidak seperti
biasanya biasanya : berlapis-
3. Kebersihan diri lapis
bantuan total : kuku 3. Kebersihan diri
panjang, badan bantuan minimal
berbau dan kotor 4. BAB/BAK
4. Makan/Minum bantuan minimal
bantuan minimal : 5. Berpakaian/berhias
terkadang tidak bantuan minimal
mencuci tangan 6. Makan/Minum
setelah makan bantuan minimal
5. BAB/BAK bantuan 7. Pe mbicaraan cepat
minimal 8. Saat berinteraksi
6. Berpakaian/berhias mudah tersinggung
bantuan total : 9. Tampak lesu
rambut kotor. 10. Alam perasaan
7. Pembicaraan lambat ketakutan
8. Saat berinteraksi 11. Afek datar
pasien menunduk 12. Proses berfikir
9. Tampak lesu pengulangan
10. Alam perasaan putus pembicaraan/perse
asa varasi
11. Afek datar 13. Tingkat kosentrasi
12. Kontak mata kurang mudah beralih
13. Melihat kesatu arah 14. Kemampuan
14. Sering menyendiri penilaian
15. Pasien mengatakan mengalami
sering mendengar gangguan ringan
suara keributan tidak
jelas dan tidak ada
wujudnya
16. Kemampuan
penilaian mengalami
gangguan ringan
Kebutuhan Bantuan total untuk Bantuan minimal
persiapan berpakaian/berhias, untuk makan,
pulang BAB/BAK, makan, BAB/BAK, mandi,
penggunaan obat. dan penggunaan
Bantuan total untuk obat. Bantuan total
mandi, pasien tidur untuk
siang jam 14.00 s/d berpakaian/berhias,
39

15.00, tidur malam lama pasien tidur siang jam


jam 21.00 s/d 04.00, 14.30 s/d 15.00, tidur
pasien membutuhkan malam lama jam
perawatan lanjutan, 22.00 s/d 05.00,
pasien tidak melakukan pasien sering
kegiatan diluar ruangan. terbangun, pasien
membutuhkan
perawatan lanjutan,
pasien tidak
melakukan kegiatan
diluar ruangan.
Mekanisme Koping maladaptif Koping maladaptif
koping pasien adalah reaksi pasien adalah reaksi
lambat saat melakukan lambat saat
tindakan melakukan tindakan
Terapi 1. Olanzapin (10 mg) 2 x 1. Risperidon (2 mg) 2
medik 1 x1½
2. Trihexypenidyl (2 mg)
2. Olanzapin (5 mg) 0-
2x1
0-1
3. Asam mefenamat (500
3. Trihexypenidyl (2
mg) 3x 1
mg) 1-0-0
4. Stelosi (5 mg) 3 x 1

B. Diagnosis Keperawatan

Tabel 4.2 Diagnosis Keperawatan


No Klien 1 Klien 2

Data Fokus Diagnosis Data fokus Diagnosis


Keperawatan Keperawatan
1. DS : Defisit DS : Defisit
1. Pasien Perawatan Diri 1. Pasien Perawatan Diri
mengataka b.d gangguan mengataka b.d gangguan
n tidak psikologis/ n tidak psikologis
ingin psikotik d.d ingin dan/atau
melakukan menolak melakukan psikotik d.d
perawatn melakukan perawatan menolak
diri seperti perawatan diri diri seperti melakukan
mandi, (D.0109) mandi, perawatan diri
menggosok menggoso (D.0109)
ggi, k gigi,
menyisir menyisir
rambut, dan rambut,
malas mencuci
mencuci tangan
tangan setelah
40

setelah makan
makan 2. Pasien
2. Pasien mengataak
mengataka an’’ia
n asien tidak tau
mengataka cara
n ’’ia tidak berhias/be
tau cara rdandan
berdandan 3. Pasien
3. Pasien mengataka
mengataka n
n makan 3 berpaikan
kali sehari sudah
dengan benar
porsi lauk, DO :
ia 1. Berpakain
mengataka berlapis-
n setiap lapis
kali makan 2. Pasien
menggunak tampak
an tangan kotor
karena 3. Rambut
tidak pasien
memiliki kusam
sendok, 4. Minat
terkadang melakukan
malas cuci perawatan
tangan diri kurang
DO : 5. Kuku
1. Pasien tampak
tampak panjang
tidak mau dan tidak
mandi terawat
2. Minat
melakukan
perawatan
diri kurang
3. Badan dan
pakaian
pasien
tampak
kotor
4. Mulut dan
gigi pasien
tampak
kotor
5. Kuku
panjang
dan tidak
41

terawat
6. Kulit dan
rambut
kusam dan
kotor

C. Rencana Tindakan Keperawatan

Tabel 4.3 Rencana Keperawatan


No Diagnosis Tujuan & Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil keperawatan
1. Defisit Setelah dilakukan Strategi
Perawatan Diri intervensi keperawatan Pelaksanaan :
b.d gangguan selama 6 kali pertemuan SP 1
psikologis maka Perawatan Diri 1. Identifikasi
dan/atau (L.1103) meningkat dengan masalah
psikotik d.d kriteria hasil : perawatan
menolak 1. Kemampuan mandi diri:
melakukan cukup meningkat (4) kebersihan
perawatan diri 2. Kemampuan diri,
(D.0109) mengenakan pakaian berdandan,
cukup meningkat (4) makan/minum
3. Kemampuan ke toilet , BAB/BAK.
BAB/BAK meningkat 2. Jelaskan
(5) pentingnya
4. Vebalisasi keinginan kebersihan
melakukan perawatan diri.
diri meningkat (5) 3. Jelaskan cara
5. Minat melakukan dan alat
perawatan diri kebersihan
meningkat (5) diri.
6. Mempertahankan 4. Latih cara
kebersihan diri menjaga
meningkat (5) kebersihan
7. Mempertahankan diri: mandi
kebersihan mulut dan ganti
cukup meningkat (4) pakaian, sikat
gigi, cuci
rambut
potong kuku.
5. Masukan pada
jadwal
kegiatan
harian untuk
latihan mandi,
sikat gigi (2
kali per hari),
42

cuci rambut
(2 kali per
minggu),
potong kuku
(satu kali per
minggu).
Sp2 :
6. Evaluasi
kegiatan
kebersihan
diri (beri
pujian)
7. Jelaskan cara
dan alat
berdandan
8. Latih cara
berdandan
setelah
kebersihan
diri
9. Masukan
pada jadwal
kegiatan
untuk
kebersihan
diri dan
berdandan
SP 3 :
10. Evaluasi
kegiatan
kebersihan
diri dan
berdandan
11. Jelaskan cara
dan alat
makan
minum
12. Latih cara dan
alat makan
dan minum
SP 4 :
13. Evaluasi
kegiatan
kebersihan
diri,
berdandan,
makan dan
minum
14. Jelaskan cara
43

BAB/BAK
15. Latih cara
BAB/BAK
16. Masukan
jadwal
kegiatan
untuk latihan
kebersihan
diri,
berdandan,
makan dan
minum serta
BAB/BAK

Dukungan
Perawatan
Diri (1.11348) :
Observasi
1.1 Identifikasi
kebiasaan
aktivitas
perawatan
diri sesuai
usia
1.2 Monitor
tingkat
kemandirian
1.3 identifikasi
kebutuhan
alat bantu
kebersihan
diri,
berpakaian,
berhias, dan
makan
Terapeutik :
1.4 Sediakan
lingkungan
yang
terapeutik
(mis.
Suasana
hangat,
rileks,
privasi)
1.5 Siapkan
keperluan
pribadi (mis.
Parfum, sikat
44

gigi, dan
sabun
mandi)
1.6 Dampingi
dalam
melakukan
perawatan
diri sampai
mandiri
1.7 Fasilitasi
untuk
menerima
keadaan
ketergantung
an
1.8 Fasilitasi
kemandirian,
bantu jika
tidak mampu
melakukan
diri
1.9 Jadwalkan
rutinitas
perawatan
diri
Edukasi :
1.10 Anjurkan
melakuk
an
perawata
n diri
secara
konsisten
sesuai
kemamp
uan
2. 1. Mengambil data pasien jiwa di Ruang Punai RSJD Atma
Husada Mahakam Samarinda
2. Lakukan observasi pasien sesuai dengan kriteria
subyek penelitian
3. Lakukan bina hubungan saling percaya dengn secara
bertahap kepada pasien
4. Lakukan pengkajian awal kepada pasien
5. Rumuskan diagnosis kepada dua pasien
6. Rumuskan intervensi dengan strategi pelaksanaan
kepada pasein.
45

D. Implementasi Keperawatan

Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Jiwa Ny. S


Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
/Jam Keperawatan Tindakan
Senin, 08 Mei 1. Mengambil data 1.Melakukan
2023 pasien jiwa Ruang pengkajian
10.00-12.00 punai RSJD Atma kepada klien
Husada Mahakam Ny.S
Samarinda 2.Klien tampak
2. Melakukan observasi tenang dan
pasien sesuai dengan kooperatif
kriteria subyek 3.Klien berbicara
penelitian bahasa indonesia
3. Melakukan bina 4.Klien yang sudah
hubungan saling teratasi defisit
percaya dengn secara perawatan diri
bertahap kepada
pasien
4. Melakukan
pengkajian awal
kepada pasien.
5. Merumuskan
diagnosis kepada dua
pasien
6. Merumuskan
intervensi dengan
strategi pelaksanaan
kepada pasein.
Selasa, 09 Bina hubungan saling DS :
Mei 2023 percaya : 1. Klien menjawab
09.00 – 10.00 a. Menyapa klien dengan salam
ramah 2. Klien
b. Memperkenalkan diri dan mengatakan
tujuan namanya Ny. S
c. Menanyakan nama 3. Klien
lengkap dan panggilan mengatakan
klien masih bingung
SP 1 : tentang
1.1 Mengindentifikasi melakukan
kebersihan diri, perawatan diri
berdandan, makan, dan DO :
BAB/BAK 1. Klien terlihat
1.2 Menjelaskan tentang kotor dan tidak
pentingnya kebersihan rapi
diri 2. Klien terlihat
46

1.3 Menjelaskan alat dan sering


cara kebersihan diri menyendiri dan
1.4 Melakukan penerapan berbicara
aktivitas mandiri sendiri
1.5 Memasukan jadwal 3. Kontak mata
dalam aktivitas pasien belum ada
11.00-11.25 Bina hubungan saling DS :
percaya : 1. Klien
a. Menyapa klien dengan mengatakan
ramah nama klien
b. Memperkenalkan diri dan adalah Ny. S
tujuan 2. Klien
c. Menanyakan nama mengatakan
lengkap dan panggilan kabar baik
klien 3. Klien
SP 1 : mengatakan
1.1 Mengindentifikasi ingin memotong
kebersihan diri, kuku
berdandan, makan, dan 4. Klien
BAB/BAK mengatakan
1.2 Menjelaskan tentang masih bingung
pentingnya kebersihan tentang
diri melakukan
1.3 Menjelaskan alat dan perawatan diri
cara kebersihan diri DO :
1.4 Melakukan penerapan 1. Klien terlihat
aktivitas mandiri kotor
1.5 Memasukan jadwal 2. Pakaian pasien
dalam aktivitas pasien tampak lusuh
3. Kontak mata
sudah ada
namun masih
kurang
4. Kuku panjang,
rambut kusam
tidak disisir,
mulut berbau

13.30-14.00 Bina hubungan saling DS :


percaya : Klien mengatakan
a. Menyapa klien dengan mandi 2x sehari
ramah menggunakan
b. Memperkenalkan diri dan sabun, dan gosok
tujuan gigi agar terliha
c. Menanyakan nama besih
lengkap dan panggilan DO :
klien 1. Klien terlihat
SP 1 : sudah mulai mau
1.1 Mengidentifikasi berbicara dengan
47

tentang pentingnya peneliti


kebersihan diri 2. Kontak mata
1.2 Menjelaskan alat dan klien sudah tapi
cara kebersihan diri masih kurang
1.3 Melakukan penerapan 3. Klien terlihat
aktivitas mandiri melamun
1.4 Memasukan jadwal kadang-kadang
dalam aktivitas pasien 4. Klien bersih dan
rapi
5. Kuku pendek

Rabu, , 10 Mei DS :
2023 1. Memonitor tanda-tanda Klien mengatakan
08.00-08.15 vital sudah mandi
2. Mengevaluasi kegiatan menggunakan
yang lalu sabun. gosok gigi,
dan mencuci
rambut
DO :
1. Klien tampak
tenang
2. Klien bersih
dan wangi
TD: 95/60 mmhg
N : 80 x/m
S : 35,6 oC
Rr : 20 x/m
09.00-09.25 SP 2 : DS :
2.1 Mengidentifikasi 1. Klien
pentingnya berdandan mengatakan
2.2 Menjelaskan cara tidak ingin
berhias/berdandan berdandan/ber
2.3 Melatih cara berdandan, hias
seperti cara berpakaian, 2. Klien
menyisir mengatakan
rambut,mengikat bingung cara
rambut berhias
2.4 Memasukan jadwal DO :
dalam aktivitas klien 1. Klien tampak
belum
memahami
apa yang
dijelaskan
peneliti
2. Rambut
pasien tampak
kusam dan
acak-acakan
48

11.00-11.15 SP 2 : DS :
2.5 Mengevaluasi kegiatan 3. Klien
yang lalu mengatakan
2.6 Melatih cara belum bisa
berdandan, seperti cara berdandan
berpakaian, menyisir seperti
rambut,mengikat mengikat
rambut rambut
2.7 Memasukan jadwal 4. Klien
dalam aktivitas klien mengatakan
masih bingung
cara
berhias/berdan
dan
DO :
5. Klien tampak
belum
memahami apa
yang
dijelaskan
peneliti
6. Klien masih
tampak
bingung
7. Rambut pasien
tampak kusam
dan acak-
acakan
13.00-13.20 SP 2 : DS :
2.8 Mengevaluasi kegiatan 8 Klien
yang lalu mengatakan
2.9 Melatih cara berdandan, kegiatan
seperti cara berpakaian, setelah mandi
menyisir merapikan
rambut,mengikat tempat tidur,
rambut menyisir
2.10 Memasukan jadwal rambut,
dalam aktivitas klien memakai
pakian yang
baru diberikan
perawat
DO :
9 Klien sudah
bisa
memahami
apa yang
dijelaskan
peneliti
49

10 Klien tampak
bisa
memperagaka
n cara
berdandan/ber
hias
11 Rambut
pasien tampak
rapi

Kamis , 11 Mei 1. Memonitor DS :


2023 tanda-tanda 1. Klien mengatakan
08.00-08.20 vital tidak ingin mandi
2. Mengevaluasi 2. Klien mengatakan
kegiatan yang sudah makan dan
minum obat
lalu
3. Klien mengatakan
BAB berdarah dan
gatal disekitar area
anus
DO :
4. Klien gelisah
karena hemoroid
5. Klien tampak
kotor, badan
berbau
TD: 98/64 mmhg
N : 75 x/m
S : 36,0 oC
Rr : 19 x/m

10.30-10.45 SP 3 : DS :
3.1 Mengidentifika 6. Klien mengatakan
si cara dan alat habis makan malas
makan yang mencuci tangan
benar 7. Klien mengatakan
3.2 Menjelaskan cuci tangan tidak
cara dan menggunkaan
menggunakan sabun
alat makan dan 8. Klien mengatakan
minum makan pakai tangan
3.3 Masukan jadwal karena tidak ada
kegiatan sendok
DO :
9. Klien tampak
masih bingung
cara makan dan
minum yang benar
50

12.30-13.00 SP 3 : DS :
3.4 Menjelaskan 10. Klien mengatakan
cara dan sudah cuci tangan
menggunakan sebelum dan
alat makan dan sesudah makan
minum 11. Klien mengatakan
3.5 Melatih kegiatan makan pakai
makan dan tangan karena
minum yang tidak ada sendok
benar
3.6 Masukan jadwal DO :
kegiatan 12. Klien tampak
masih bingung
cara makan dan
benar
13. Klien tampak
makan masih
menggunakan
tangan belepotan
14. Klien harus dibantu
untuk cuci tangan
sesudah makan
Jumat , 12 Mei 2023 1. Memonitor DS :
08.15-08.25 tanda-tanda vital 1. Klien mengatakan
2. Mengevaluasi sudah mandi,
kegiatan yang mengganti pakaian,
lalu SP1, mencuci rambut
SP2.SP3 DO :
1. Klien tampak
tenang
2. Klien mampu
mengingat kembali
dan mengevalusi
kegiatan SP2
TD: 90/54 mmhg
N : 65 x/m
S : 36,0 oC
Rr : 20 x/m
09.30-09.50 SP 4 : DS :
4.1 Mengidentifikasi 3. Klien mengatakan
cara BAB/BAK ia membersihkan
yang benar diri kembali setelah
4.2 Menjelaskan BAB/BAK
tempat DO :
BAB/BAK yang 4. Klien terlihat
sesuai BAB/BAK pada
4.3 Menjelaskan cara tempat nya dan
membersihkan membersihkan nya
51

diri setelah
BAB/BAK

11.20-11.50 SP 4 : DS :
4.6 Menjelaskan 5. Klien mengatakan
cara BAB/BAK ia membersihkan
yang baik diri kembali setelah
4.7 Menjelaskan BAB/BAK
tempat DO :
BAB/BAK yang 6. Klien terlihat
sesuai BAB/BAK pada
4.8 Menjelaskan cara tempat nya dan
membersihkan membersihkan nya
diri setelah
BAB/BAK

13.00-13.10 SP 4 : DS :
4.9 Menjelaskan cara 7. Klien mengatakan
BAB/BAK yang ia membersihkan
baik diri kembali setelah
4.10 Menjelaskan BAB/BAK
tempat DO :
BAB/BAK yang 8. Klien terlihat
sesuai BAB/BAK pada
4.11 Menjelaskan tempat nya dan
cara membersihkan nya
membersihkan
diri setelah
BAB/BAK

Sabtu , 13 Mei 2023 1.1 Memonitor DS :


08.00-08.25 tanda-tanda vital 1. Klien mengatakan
1.2 Mengevaluasi ia sudah mandi,
kegiatan yang keramas
lalu SP1, SP2, menggunkan
SP3, dan SP4 sampho, sikat
gigi, dan
membersihkan
setelah
BAB/BAK
DO :
2. Klien terlihat
BAB/BAK pada
tempat nya dan
membersihkan nya
3. Klien terlihat kuku
nya pendek
4. Klien terlihat
rambut nya rapi,
52

tetapi masih
menggaruk-garuk
kepala nya
5. Klien terlihat
berbaring
6. Klien terlihat
setelah makan
masih belum bisa
mencuci tangan
yang bersih

Tabel 4.5 Implementasi Keperawatan Jiwa Klien 2


Hari/Tanggal/jam Tindakan Keperawatan Evaluasi
Keperawatan
Senin, 08 Mei 2023 1. Mengambil data 1. Melakukan
pasien jiwa Ruang pengkajian kepada
punai RSJD Atma klien Ny.T
Husada Mahakam 2. Klien tampak
Samarinda tenang dan
2. Melakukan kooperatif
observasi pasien 3. Klien berbicara
sesuai dengan bahasa indonesia
kriteria subyek 4. Klien yang sudah
penelitian teratasi defisit
3. Melakukan bina perawatan diri
hubungan saling
percaya dengan
secara bertahap
kepada pasien
4. Melakukan
pengkajian awal
kepada pasien.
5. Merumuskan
diagnosis kepada
dua pasien
6. Merumuskan
intervensi dengan
strategi pelaksanaan
kepada pasein.
Selasa, 09 Mei Bina hubungan saling DS :
2023 percaya : 1. Klien mengatakan
09.50-10.00 a. Menyapa klien dengan namanya Ny. T
ramah 2. Klien tidak ingin
b. Memperkenalkan diri berbicara terlalu
dan tujuan lama
c. Menanyakan nama DO :
lengkap dan panggilan 3. Klien terlihat
53

klien kotor dan tidak


d. Monitor tanda-tanda rapi
vital 4. Klien terlihat
sering menyendiri
5. Kontak mata
belum ada
6. Klien menjawab
salam
TD :122/87 mmhg
N :122 x/m
S :36,4 oC
RR :20 x/m
10.30-11.00 Bina hubungan saling DS :
percaya : 8. Klien
e. Menyapa klien dengan mengatakan
ramah sudah makan dan
f. Memperkenalkan diri minum obat
dan tujuan 9. Klien
g. Menanyakan nama mengatakan
lengkap dan panggilan nama ia adalah
klien Ny. T
10. Klien ingin
berjabat tangan
DO :
7. Klien terlihat
kotor dan tidak
rapi, pakaian
berlapis-
lapis,kuku tampak
panjang
8. Klien terlihat
mondar-mandir
9. Kontak mata ada
11.00-11.15 SP 1 : DS :
1.1 Mengindentifikasi 10. Klien
kebersihan diri, mengatakan
berdandan, makan, sudah makan dan
dan BAB/BAK minum obat
1.2 Menjelaskan tentang 11. Klien
pentingnya mengatakan
kebersihan diri mandi sehari 2x
1.3 Menjelaskan alat dan dan tidak
cara kebersihan diri mencuci rambut
1.4 Melakukan terkadang tidak
penerapan aktivitas menggunakan
mandiri shampo, dan
1.5 Memasukan jadwal ingin memotong
dalam aktivitas kuku
DO :
54

pasien 12. Klien sudah


mulai mau
berbicara dengan
peneliti
13. Kontak mata ada
tapi masih
kurang
14. Klien tampak
memotong kuku
15. Klien tampak
memakai pakaian
berlapis-lapis

Rabu, 10 Mei 2023 3.1 Memonitor tanda- DS :


08.10-08.25 tanda vital 1. Klien mengatakan
3.2 Mengevaluasi kegiatan sudah mandi
yang lalu menggunakan
sabun dan gosok
gigi
DO :
2. Klien tampak
tenang dan bersih
3. Klien dapat
mengingat
kembali dan
mengevaluasi
kegiatan yang lalu
(SP1)
TD: 110/85 mmhg
N : 95 x/m
S : 35,6 oC
RR : 19 x/m
10.00-10.25 SP 2 : DS :
2.1 Mengidentifikasi 4. Klien mengatakan
pentingnya ingin
berdandan berhias/berdanda
2.2 Menjelaskan 5. Klien mengatakan
pentingnya dan cara masih bingung
berhias/berdandan cara
2.3 Melatih cara berhias/berdandan
berdandan, seperti 6. Klien mengatakan
cara berpakaian, memakai pakaian
menyisir hanya satu lapis
rambut,mengikat saja
rambut
2.4 Memasukan jadwal DO :
dalam aktivitas klien 7. Klien tampak
sudah memahami
yang dijelaskan
55

peneliti
8. Klien tidak
menyisir rambut
9. Klien memakai
celana berlapis-
lapis
13.50-14.15 SP 2 : DS :
2.5 Melatih cara 10. Klien mengatakan
berdandan, seperti ingin
cara berpakaian, berhias/berdandan
menyisir rambut, 11. Klien mengatakan
mengikat rambut sudah mengerti
2.6 Memasukan jadwal cara
dalam aktivitas klien berhias/berdandan
12. Klien mengatakan
memakai pakaian
hanya satu lapis
saja
DO :
13. Klien tampak
sudah memahami
yang dijelaskan
peneliti
14. Klien menyisir
rambut
15. Klien terlihat
tidak memakai
celana berlapis-
lapis
Kamis, 11 Mei 1. Memonitor tanda- DS :
2023 tanda vital 1. Klien mengatakan
08.20-08.30 2. Mengevaluasi kegiatan sudah makan dan
yang lalu minum obat
2. Klien mengatakan
subuh tadi sudah
mandi
menggunakan
sabun
3. Klien mengatakan
tidak ingin
mencuci rambut
DO :
4. Klien tampak
mondar-mandir
5. Klien tampak
bersih dan harum
6. Rambut klien
terlihat rapi
TD: 115/64 mmhg
56

N : 75 x/m
S : 36,0 oC
Rr : 19 x/m
10.00-10.35 SP 3 : DS :
3.1 Mengidentifikasi cara 7. Klien
dan menggunakan mengatakan
alat makan dan makan
minum menggunakan
3.2 Menjelaskan cara dan tangan karena
menggunakan alat tidak ada sendok,
makan dan minum minum
yang benar menggunakan
botol dan gelas
8. Klien
mengatakan
sebelum/sesudah
makan mencuci
tangan
DO :
9. Klien tampak
masih bingung
cara makan dan
minum yang
benar
12.15-12.45 3.3 Menjelaskan cara DS :
dan menggunakan 7. Klien
alat makan dan mengatakan
minum makan
3.4 Masukan jadwal menggunakan
kegiatan tempat makan
dan tangan
karena tidak ada
sendok, minum
menggunakan
botol dan gelas
8. Klien
mengatakan
sebelum/sesudah
makan mencuci
tangan
menggunakan
sabun
DO :
9. Klien mengerti
cara makan dan
minum yang
benar
57

10. Klien terlihat


sebelum/sesudah
makan mencuci
tangan
11. Klien
makan/minum
menggunakan
gelas, dan tempat
makan
Jumat, 12 Mei 2023 1. Memonitor tanda- DS :
08.00-08.25 tanda vital 1. Klien
2. Mengevaluasi kegiatan mengatakan ” ia”
yang lalu SP1, sudah mandi,
SP2.SP3 mencuci rambut,
membersihkan
tempat tidur, dan
menyisir rambut
DO :
2. Klien terlihat
tenang
3. Klien terlihat
berbaring
4. Klien terlihat
rapi dan bersih
TD: 128/64 mmhg
N : 80 x/m
S : 36,0 oC
RR : 20 x/m

11.00-.11.30 SP 4 : DS :
4.1 Menjelaskan cara 5. Klien
BAB/BAK yang mengatakan ia
baik BAB/BAK di
4.2 Menjelaskan kamar mandi
tempat 6. Klien
BAB/BAK yang mengatakan
sesuai setelah BAK
tidak disiram
DO :
1. Klien terlihat
BAB/BAK pada
tempat nya
2. Klien tampak
bersih
3. Pakaian berlapis-
lapis

14.30-14.40 4.4 Menjelaskan cara DS :


membersihkan 7. Klien
58

diri setelah mengatakan ia


BAB/BAK membersihkan
kembali setelah
BAB/BAK
DO :
4. Klien terlihat
BAB/BAK pada
tempat nya dan
membersihkan
nya
5. Klien tampak
bersih
6. Klien sudah tidak
memakai pakian
berlapis-lapis

Sabtu, 13 Mei 2023 1.1 Memonitor tanda- DS :


08.10-08.25 tanda vital 1. Klien
1.2 Mengevaluasi mengatakan
kegiatan yang lalu pusing
SP1, SP2, SP3, dan mengganti
SP4 pakaian yang
baru setelah
mandi, setelah
BAB/BAK
dibersihkan
2. Klien
mengatakan
tidak ingin
menyisir rambut

DO :
3. Klien tampak
gelisah
4. Klien tampak
berbaring
5. Risperidon (2
mg) 2 x 1
TD: 130/94 mmhg
N : 120 x/m
S : 36,0 oC
Rr : 20 x/m

11.30-12.00 1.3 Mengevaluasi DS :


kegiatan yang lalu SP1, 6. Klien
SP2, SP3, dan SP4 mengatakan ia
sudah mandi,
keramas
menggunakan
59

shampo, sikat
gigi, makan cuci
tangan setelah
dan sesudah
makan , dan
membersihkan
setelah
BAB/BAK
DO :
7. Klien terlihat
BAB/BAK pada
tempat nya dan
membersihkan
nya
8. Klien terlihat
rambut nya rapi
dan harum,
pakaian tidak
berlapis-lapis
9. Klien terlihat
berbaring
10. Klien terlihat
lemas

E. Evaluasi Tindakan

Tabel 4.6 Evaluasi Keperawatan Jiwa Ny. S


Hari/ Diagnosa Evaluasi Keperawatan (SOAP)
Tanggal Keperawatan
Selasa, 09 Defisit S : 1. Klien mengatakan mandi
Mei 2023 Perawatan Diri menggunakan sabun, menggosok
b.d gangguan gigi, dan mencuci rambut
psikologis/psik menggunakan shampo
otik (D.0109) 2. Klien mengatakan sudah makan
dan minum obat
O : 1. Klien bersih, rapi, dan wangi
2. Klien tampak tenang
3. Olanzapin 10 mg,
Trihexypenidyl 2 mg, stelosi 5
mg
TD: 100/65 mmhg
N : 85 x/m
S : 36,5 oC
RR: 18x/m
A : Defisit Perawatan Diri teratasi
P:HentikanInetervensi
(1.1,1.2,1.3,1.4,1.5)
60

Lanjutkan Intervensi
2.1 Indentifikasi cara
berdandan/berhias
2.2 Menjelaskan cara
berhias/berdandan
2.3 Melakukan penerapan
aktivitas mandiri
2.4 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien

Rabu, 11 Defisit S : Klien mengatakan sudah menyisir


Mei 2023 Perawatan Diri rambut, mengganti pakaian yang baru
b.d gangguan setelah mandi, mandi sehari 2x subuh
psikologis/psik dan sore
otik (D.0109) O : 1. Klien tampak rapi
2. Rambut klien tampak rapi dan
harum
3. Kuku klien pendek
4. Olanzapin 10 mg,
Trihexypenidyl 2 mg, stelosi 5
mg
A : Defisit Perawatan Diri Teratasi
P : Hentikan Intervensi
(1.2,1.3,1.1.4,1.5,2.1,2.
2,2.2.3,2.4)
Lanjutkan Intervensi
3.1 Melatih cara
3.2 berdandan, seperti cara
berpakaian, menyisir
rambut,mengikat rambut
3.3 Memasukan jadwal dalam
aktivitas klien

Kamis, Defisit S : 1. Klien mengatakan sudah makan


11 Mei Perawatan Diri dan minum obat
2023 b.d gangguan 2. Klien mengatakan masih
psikologis/psik bingung cara makan yang benar
otik (D.0109) 3. Klien mengatakan tidak ingin
mandi
O : 4. Klien tampak sebelum makan
belum mencuci tangan dengan
benar
5. Olanzapin 10 mg,
Trihexypenidyl 2 mg, stelosi 5
mg
A : Defisit Perawatan diri Teratasi
Sebagian
P : Hentikan Intervensi
(1.1,1.2,1.3,2.1,2.2)
61

Lanjutkan Intervensi
3.2 Menjelaskan cara menggunakan
alat makan minum yang benar
4.1 Indentifikasi kebersihan diri,
cara menggunakan alat makan
dan minum yang benar
4.2 Jelaskan cara makan dan
minum yang benar
4.3 Melakukan penerapan aktivitas
mandiri
4.4 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
Jumat, 12 Defisit S : 1. Klien mengatakan sudah makan
Mei 2023 Perawatan Diri dan minum obat
2. Klien mengatakan masih
bingung cara makan yang benar
3. Klien mengatakan sudah mandi
dan menggosok gigi
4. Klien mengatakan sesudah
BAB/BAK di bersihkan
O : 1. Klien tampak sebelum makan
belum mencuci tangan dengan
benar
2. Badan klien harum
3. Klien tampak rapi dan bersih
4. Olanzapin 10 mg,
Trihexypenidyl 2 mg, stelosi 5
mg
TD : 100/65 mmhg
N : 80 x/m
S : 36,7 oC
Rr : 20 x/m
A : Defisit Perawatan diri teratasi
Sebagian
P : Hentikan Intervensi
(1.1,1.2,1.3,2.1,2.2,2.3)
Lanjutkan Intervensi
3.1 Menjelaskan cara dan
menggunakan alat makan
dan minum yang benar
4.1 Identifikasi cara BAB/BAK
yang benar
4.2 Jelaskan cara BAB/BAK
yang benar
4.3 Latih cara BAB/BAK yang
benar
4.4 Melakukan penerapan
aktivitas mandiri
4.5 Masukan jadwal dalam
62

aktivitas pasien

Sabtu, Defisit S : 1. Klien mengatakan sudah makan


13 Mei Perawatan Diri dan minum obat
2023 b.d gangguan 2. Klien mengatakan masih
psikologis/psik bingung cara makan yang benar
otik (D.0109) 3. Klien mengatakan sudah mandi
subuh tadi
4. Klien mengatakan sesudah
BAB/BAK di bersihkan
O :1. Klien tampak sebelum makan
belum mencuci tangan dengan
benar
2. Klien tampak rapi, wangi, dan
bersih
3. Olanzapin 10 mg,
Trihexypenidyl 2 mg, stelosi 5
mg
TD : 100/65 mmhg
N : 80 x/m
S : 36,7 oC
Rr : 20 x/m
A : Defisit perawatan Diri Teratasi
Sebagian
P : Hentikan Intervensi
(1.1,1.2,1,3,2.1,2.2,2.3,4.1,4.2,4.3)
Lanjutkan Intervensi
2.1 Menjelaskan makan/minum
yang benar
2.2 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien

Tabel 4.7 Evaluasi Keperawatan Jiwa Ny. T


Hari/Ta Diagnosis Evaluasi Keperawatan (SOAP)
nggal Keperawatan
Selasa, Defisit S : 1. Klien sudah memotong kuku,
09 Mei Perawatan Diri mandi 2x sehari, sikat gigi, dan
2023 b.d gangguan keramas pakai shampo
psikologis/ 2. Klien mengatakan sudah
psikotik makan dan minum obat
(D.0109)
O : 1. Klien bersih dan wangi
2. Kuku klien pendek
3. Pakaian klien masih berlapis-
lapis
4. Risperidone 2 mg, Olanzapin 5
mg, Trihexypenidly 2 mg
63

TD :122/87 mmhg
N :122 x/m
S :36,4 oC
RR :20 x/m
A : Defisit Perawatan Diri Teratasi
P : Hentikan Intervensi
(1.1,1.2,1.3,1.4,1.5)
Lanjutkan Intervensi
2.1 Melakukan penerapan aktivitas
mandiri
2.2 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
2.3 Identifikasi cara
berhias/berdandan
2.4 Jelaskan cara
berhias/berdandan
2.5 Latih cara berhias/berdandan
2.6 Melakukan penerapan aktivitas
mandiri
2.7 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
Rabu, 09 Defisit S : 1. Klien mengatakan biasanya
Mei 2023 Perawatan Diri berdandan setelah mandi
b.d gangguan 2. Klien mengatakan ingin
psikologis/ berhias/berdandan
psikotik 3. Klien mengatakan memakai
(D.0109) pakaian hanya satu lapis
saja
O : 1. Klien tampak sudah memahami
yang dijelaskan peneliti
2. Klien menyisir rambut
3. Klien sudah tidak memakai
celana berlapis-lapis
4. Risperidone 2 mg, Olanzapin
5 mg, Trihexypenidly 2 mg
A : Defisit Perwatan Diri Teratasi
P : Hentikan Intervensi
(2.1,2.2,2.3,2.4)
Lanjutkan Intervensi
3.1 Identifikasi cara menggunakan
alat makan dan minum yang
benar
3.2 Menjelaskan cara makan dan
minum yang benar
3.3 Latih cara makan dan minum
yang benar
3.4 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
64

Kamis, Defisit S :1. Klien mengatakan makan


11 Mei Perawatan diri menggunakan tangan karena
2023 b.d gangguan tidak ada sendok, minum
psikologis/ menggunakan botol dan gelas
psikotik 2. Klien mengatkan makn
(D.0109) menggunakan tempat makan
3. Klien mengatakan
sebelum/sesudah makan
mencuci tangan
O : 1. Klien mengerti cara makan dan
minum yang benar
2. Klien sebelum/sesudah makan
mencuci tangan
3. Klien makan/minum
menggunakan gelas, dan
tempat makan
4. Trihexypenidyl 2 mg &
olanzapin 5 mg
TD: 115/64 mmhg
N : 75 x/m
S : 36,0 oC
RR : 19 x/m
A : Defisit Perawatan diri Teratasi
P : Hentikan Intervensi
(3.1,3.2,3.3,3.4)
Lanjutkan Intervensi
4.1 Mengindentifikasi cara
BAB/BAK yang benar
4.2 Menjelaskan cara BAB/BAK
yang benar
4.3 Latih cara BAB/BAK yang
benar
4.4 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
Jumat, 12 Defisit S : 1. Klien mengatakan ”ia”
Mei 2023 perawatan Diri BAB/BAK di kamar mandi
b.d gangguan 2. Klien mengatakan ia
psikologis/ membersihkan kembali setelah
psikotik BAB/BAK
(D.0109) O : 1. Klien terlihat BAB/BAK pada
tempat nya
2. Klien tampak bersih
3. Pakaian berlapis-lapis
4. Olan zapin 5 mg
TD: 128/64 mmhg
N : 80 x/m
S : 36,0 oC
RR : 20 x/m
65

A : Defisit perawatan diri Teratasi


P : Hentikan Intervensi (4.1,4.2,4.3)
Lanjutkan Intervensi
1. Melakukan penerapan
aktivitas mandiri
2. Masukan jadwal kegiatan
aktivitas pasien
Sabtu, 13 Defisit S :1. Klien mengatakan ia sudah
Mei 2023 Perawatan Diri mandi, keramas menggunkan
b.d gangguan sampo, sikat gigi, makan cuci
psikologis/ tangan setelah dan sesudah
psikotik makan , dan membersihkan
(D.0109) setelah BAB/BAK
2. Klien mengatakan sudah
makan dan minum obat
3. Klien mengatakan pusing
O : 1. Klien tampak bersih dan rapi,
berhias/berdandan
2. Klien terlihat bisa
menggunakan alat makan dan
minum yang benar
3. Klien tampak membersihkan
diri dan lingkungan setelah
BAB/BAK
4. Risperidon (2 mg) 2 x 1
A : 1. Defisit Perawatan diri
Teratasi
2. Muncul masalah baru
P : Lanjutkan Intervensi
1.1 Masukan jadwal dalam
aktivitas pasien
1.2 Kolaborasi pemberian obat
antipsikotik dan antiansietas,
jika perlu

4.2 Pembahasan

Berdasarkan asuhan keperawatan pada klien Ny.S dan Ny.T di Rumah

Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam Samarinda selama 6 hari dari

tanggal 08 - 13 Mei 2023. Pada bagian ini penulis akan membahas tentang

hasil dari kemajuan atau perkembangan pada kedua subjek dengan Defisit

Perawatan Diri.
66

4.4.1 Pembahasan Ny. S

Pada Ny. S didapatkan tanda dan gejala dari masalah Defisit

Perawatan Diri yaitu menolak melakukan perawatan diri, merasa tidak

ingin merawat dirinya, lesu tidak bergairah, terdapat afek datar, klien

kurang mampu untuk menyiapkan dan membersihkan sesudah makan,

klien tampak kusam, dan badan klien mengeluarkan aroma berbau.

Dalam asuhan keperawatan penulis menerapkan konsep 3S

(SDKI, SLKI, SIKI), dan pelaksanaan menggunakan buku MPKP

(Manajemen Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa) selama 6

hari terhadap Ny. S dengan masalah keperawatan Defisit Perawatan

Diri. Setelah dilakukan implementasi keperawatan selama 6 hari

adanya beberapa implementasi yang kurang berhasil, seperti klien

tidak ingin melakukan cara menggunakan alat makan/minum yang

benar, namun pasien mampu melakukan kegiatan kebersihan diri

(mandi menggunakan sabun, gosok gigi, mencuci rambut),

berhias/berdandan (menyisir rambut), dan BAB/BAK yang benar (di

toilet, membersihkan sesudah BAB/BAK).

Berdasarkan hasil data ini sesuai teori (Nurhalimah, 2016)

salah satu faktor predisposisi yang menyebabkan adalah faktor sosial,

yaitu kurangnya dukungan sosial dan situasi lingkungan yang

mengakibatkan penurunan kemampuan dalam merawat diri. Pasien

mengatakan tidak mengetahui atau tidak paham cara melakukan


67

perawatan diri dengan penerapan startegi pelaksanaan defisit

perawatan diri.

Penulis beasumsi setelah melakukan asuhan keperawatan pada

pasien Ny. S dengan defisit perawatan diri selama 6 hari adanya

ketidak berhasilan disebabkan oleh karakteristik pasien yang tidak

peduli terhadap diri dan lingkungannya, termasuk perawatan diri.

Kurangnya ketingkatmampuan terhadap asuhan keperawatan juga

disebabkan oleh dukungan sosial dan situasi lingkungannya,

pendidikan juga berpengaruh terhadap kemampuan pasien dalam

menerima informasi yang telah diberikan dan sebaliknya.

4.4.2 Pembahasan Ny. T

Pada Ny. T didapatkan tanda dan gejala dari masalah Defisit

Perawatan Diri yaitu menolak melakukan perawatan diri, merasa tidak

ingin merawat diri nya, lesu tidak bergairah, terdapat afek datar,

rambut kusut, pakaian tidak rapi, dan memakai pakaian berlapis-lapis.

Dalam asuhan keperawatan penulis menerapkan konsep 3S

(SDKI, SLKI, SIKI), dan pelaksanaan menggunakan buku MPKP

(Manajemen Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa) selama 6

hari terhadap Ny. T dengan masalah keperawatan Defisit Perawatan

Diri. Setelah dilakukan implementasi asuhan keperawatan selama 6

hari pada Ny. T yaitu pasien mampu melakukan kegiatan kebersihan

diri seperti mandi 2x sehari, menggosok gigi, berhias/berdandan

(menyisir rambut,pakaian tidak berlapis-lapis), makan dan minum


68

yang benar (mencuci tangan sebelum dan sesudah makan), dan

BAB/BAK yang benar (di toilet, membersihkan sesudah BAB/BAK).

Berdasarkan hasil data diatas bahwa keberhasilan dalam

penyampaian materi mengenai perawatan diri adalah pola perawatan

diri yang masih seimbang , saat pasien mendapatkan stressor dan

mampu untuk berprilaku adaptif, maka pasien masih mampu

melakukan perawatan diri (Yanti, 20221).

Hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti didapatkan hasil

yang sama dengan penelitian yang telah dilakukan oleh AA Deno

Saputra (2022) dari Poltekkes Kemenkes Bengkulu bahwa Asuhan

Keperawatan yang telah dilakukan berhasil.

Penulis berasumsi bahwa keberhasilan pada pasien Ny. T

disebabkan oleh keinginan untuk sembuh dan selalu berpenampilan

rapi. Sehingga selalu mengikuti apa yang telah diajarkan dalam

kegiatan perawatan diri. Ny. T mampu memahami tindakan

keperawatan yang diberikan dan mengikuti dengan baik dikarenakan

faktor pendidikan, dimana pendidikan menjadi pengaruh kemampuan

seseorang untuk menerima informasi dan sebaliknya.


69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Pada bab ini, penulis akan menjabarkan kesimpulan sebagai

berikut, studi kasus ini dilakukan di Ruang Punai RSJD Atma

Husada Mahakam Samarinda dengan studi kasus menggunakan

asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi

dan dokumentasi. Karakteristik pasien pada studi kasus ini pasien 1

Ny. S dan pasien 2 Ny. T memiliki karakteristik yang sama yaitu

berjenis kelamin perempuan, tidak bekerja, beragama Islam, dan

diagnosis keperawatan yaitu defisit perawatan diri.

Kedua pasien ini memiliki karakteristik yang berbeda yaitu

Ny. S merupakan anak pertama dari dua bersaudara, belum menikah.

Sedangkan Ny. T merupakan gelandangan disamarinda tidak tahu

dimana keberadaan keluarganya.

Gambaran asuhan keperawatan dari hasil pengkajin

didapatkan data subjektif Ny. S yaitu menolak melakukan perawatan

diri, merasa tidak ingin merawat diri nya, lesu tidak bergairah,

terdapat afek datar, klien kurang mampu untuk menyiapkan dan

membersihkan sesudah makan, klien tampak kusam, dan badan klien

mengeluarkan aroma berbau. Sementara itu pada Ny. T didapatkan

data subjektif pasien mengatakan tidak ingin melakukan perawatan


70

diri, merasa tidak ingin merawat diri nya, lesu tidak bergairah,

terdapat afek datar, rambut kusut, pakaian tidak rapi, dan memakai

pakaian berlapis-lapis.

Diagnosis utama dari kedua pasien tersebut sama-sama

defisit perawatan diri. Intervensi yang kemudian diimplementasikan

kepada Ny. S dan Ny. T yaitu tindakan memonitor tanda-tanda vital,

mengindentifikasi kebersihan diri, cara berhias/berdandan, cara

menggunakan alat makan dan minum yang benar, cara BAB/BAK

yang benar, menjadwalkan kegiatan sehari-hari, dan kolaborasi

pemeberian obat antipsikotik dan antiansietas. Evaluasi bahwa Ny. S

dan Ny. T mampu membina hubungan saling percaya serta mampu

menjadi lebih baik setiap harinya. Adapun evaluasi pasien Ny. S

masih kurang mampu menerapkan kegiatan cara menggunakan alat

makan/minum yang benar. Tetapi mampu menerapkan kebersihan

diri, cara berhias/berdandan, dan cara BAB/BAK yang benar.

5.2 Saran

1. Bagi Rumah Sakit Jiwa Atma Husada Mahakam Samarinda

Dapat digunakan sebagai gambaran dalam pemberian asuhan

keperawatan khususnya pasien dengan Defisit Perawatan Diri.

2. Bagi Perawat Jiwa

Karya Tulis Ilmiah ini sebaiknya dapat digunakan oleh perawat

sebagai wawasan tambahan dan acuan intervensi yang dapat

diberikan pada pasien yang mengalami defisit perawatan diri.


71

Perawat sebaiknya dapat memberikan insprirasi lebih banyak lagi

dalam memberikan intervensi keperawatan pada kasus defisit

perawatan diri.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan bacaan dan referensi perpustakaan untuk

menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang keperawatan jiwa

bagi mahasiswa di Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur.

4. Bagi Mahasiswa

Untuk dapat menambah wawasan dan pengalaman dalam

melakukan asuhan keperawatan terutama keperawatan jiwa

dengan mengaplikasikan ilmu dan teori yang diperoleh di bangku

perkuliahan khususnya pada pasien dengan Defisit Perawatan Diri


DAFTAR PUSTAKA

Astuti, L. I. (2019). Gambaran defisit perawatan diri pada pasien dengan


skizofrenia di wisma sadewa rsj grhasia Daerah Istimewa Yogyakarta.
Akademi Keperawatan “YKY,” 23-33.
http://respiratory.akperykyjogja.ac.id/id/eprint//88
Deno Saputra AA. (2022). Gambaran Asuhan Keperawatan Pemenuhan
Kebutuhan Personal Hygiene Pada Pasien Dengan Gangguan Defisit
Perawatan Diri Di rsjk soeprapto. Provinsi bengkulu.
Danyanti. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Penerapan Tak Stimulasi
Persepsi : Defisit Perawatan Diri Untuk Mengatasi Defisit Perawatan Diri
Pada Pasien Skizofrenia. Poltekkes Denpasar.
Elfariyani, AR (2021). Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Masalah Defisit
Perawatan Diri Pada Diagnosa Medis Stroke Di Ruang Edelweis RSUD
Ibnu Sina Gresik (Disertasi Doktor, Universitas Airlangga).
Erlando,R (2019). Terapi Kognitif Perilaku Dan Defisit Perawatan Diri: Studi
Literatur. Arteri: Jurnal Ilmu Kesehatan, 1 (1), 94-100.
Ginting, N. B., Pratiwi, M., & Mardhiyah, S. A. (2021). Peran Self-Compassion
Terhadap Shame Pada Remaja Yang Orang Tuanya Bercerai. Sriwijaya
University.
Hastuti, R. Y., & Rohmat, B. (2018). Pengaruh Pelaksanaan Jadwal Harian
Perawatan Diri Terhadap Tingkat Kemandirian Merawat Diri Pada Pasien
Skizofrenia Di Rsjd Dr. Rm Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah. Gaster,
16(2), 177-190.
Hasanah, U., & Inayati, A. (2021). Penerapan Personal Hygiene Terhadap
Kemandirian Pasien Defisit Perawatan Di Ruang Cendrawasih Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Lampung. Jurnal Cendikia Muda , 1 (3), 372-381.
Indrayani, Y. Wahyuni, Tri. (2019). Situasi Kesehatan Jiwa Indonesia. Jakarta :
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI, hal 1-3.
Keliat, B. A., & Akemat. (2007). Model Praktik Keperawatan Jiwa Profesional
Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

27
Laila, V. A. S., & Pardede, J. A. (2022). Penerapan Terapi Generalis Pada
Penderita Skizofrenia Dengan Defisit Perawatan Diri Di Ruang Pusuk Buhit
Rsj Prof. dr. Muhammad Ildrem: Studi Kasus.
Malle, A. M. (2021). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Personal Hygine Pada
Klien Dengan Defisit Perawatan Diri Di Desa Noelbaki Kecamatan Kupang
Tengah Kabupaten Kupang. Poltekkes Kemenkes Kupang.
Nafiyati, I., Susilaningsih, I., & Syamsudin, S. (2018). Tindakan Keperawatan
Melatih Cara Makan Pada Tn. Y Dengan Masalah Defisit Perawatan Diri
Makan. Jurnal Keperawatan Karya Bhakti , 4 (2), 14-19.
Nurhalimah. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan,162-170.
Ndaha, S. (2021). Manajemen Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny J Dengan
Masalah Defisit Perawatan Diri Di Kota Dumai-Riau. Osf Preprints.(1)1.
Nurhaini, D. (2018). "Pengaruh Konsep Diri Dan Kontrol Diri Dengan Perilaku
Konsumtif Terhadap Gadget." Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi(6).1
Orem, D.E. (1991). Nursing: Conpets of practice (4th ed). Missouri: mosby Year
Book.
Pardede, J. A., Ariyo, A., & Purba, J. M. (2020). Self Efficacy Related To Family
Stress In Schizophrenia Patients. Jurnal Keperawatan, 12(4), 831- 838.
Putri, D. A. K., Sudiarto, S., & Purnomo, R. (2018). Pengaruh Penerapan Teknik
Komunikasi Terapiutik Dalam Memandirikanklien Defisit Perawatan Diri:
Mandi Dan Berhias. Journal Of Nursing And Health, 3(2), 78-85.
Puspita Sari, S., Hasanah, U., Inayati, A., & Keperawatan Dharma Wacana
Metro, A. (2021). Penerapan Personal Hygiene Terhadap Kemandirian
Pasien Defisit Perawatan Diri. Jurnal Cendikia Muda, 1(3), 372–382.
Riskesdas. (2018). Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta:
Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia.
Safitri, A. (2020). Studi Literatur: Asuhan Keperawatan Keluarga Penderita
Skizofrenia Dengan Gangguan Konsep Diri: Harga Diri Rendah Kronis.
Diss. Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia .
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia. WHO. (2019).Mental Disoders.
Yanti, RD, & Putri, VS (2021). Pengaruh Penerapan Standar Komunikasi Defisit
Perawatan Diri terhadap Kemandirian Merawat Diri pada Pasien
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Delta Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Jambi. Jurnal Akademika Baiturrahim Jambi , 10 (1), 31-38.

Anda mungkin juga menyukai