0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
41 tayangan9 halaman

2589-Article Text-5866-1-10-20220720

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 9

E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

PERENCANAAN DESAIN KEMASAN KERIPIK UNTUK MENINGKATKAN


KUALITAS PRODUK PADA USAHA MIKRO KECIL
DI DESA MULYASEJATI

Aina Nindiani 1, Farida Risqi Nur Safitri 2


Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas
Buana Perjuangan Karawang
aina.nindiani@ubpkarawang.ac.id1, farida.risqi@ubpkarawang.ac.id2

Abstrak
Usaha mikro kecil keripik pisang di Desa Mulyasejati memproduksi keripik berdasarkan
pesanan menggunakan plastik polos dengan jangkauan pemasaran yang terbatas pada
daerah sekitar. Keinginan untuk dapat menjangkau area pemasaran yang lebih luas
membutuhkan kemasan produk yang mendukung sehingga dapat dikenal oleh konsumen
dengan lebih baik. Pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi
mengenai perencanaan desain kemasan keripik untuk meningkatkan kualitas produk dalam
mendukung pemasaran. Langkah-langkah dalam edukasi perencanaan desain kemasan
keripik pisang yang dilakukan adalah pemilihan bahan kemasan, model kemasan, merek
produk, label kemasan dan perhitungan modal kemasan. Desain kemasan yang baik dapat
membantu menjaga kualitas keripik pisang serta dapat meningkatkan kualitas produk dengan
meningkatkan nilai jual produk tersebut ketika dipasarkan. Dengan demikian diharapkan
peningkatan kemasan produk dapat mendukung pemasaran yang lebih baik.

Kata kunci—desain kemasan, kualitas produk, nilai jual produk, pengabdian masyarakat

Abstract
Micro and small enterprises of banana chips in Mulyasejati Village produce chips based on
orders using plain plastic with a limited surrounding marketing area. The desire to reach a
wider marketing area requires product packaging support to be better known by consumers.
This community devotion activity aimed to educate the planning of banana chip packaging
design to improve product quality in supporting marketing. The steps in education planning
for banana chip packaging design are selecting packaging materials, packaging models,
product brands, packaging labels, and calculation of packaging capital. Good packaging
design will help maintain the quality of banana chips and improve product quality by
increasing the selling value of the product when it is marketed. Thus, it is expected that
increasing product packaging will support better marketing.

Keywords—packaging design, product quality, product selling value, community devotion

PENDAHULUAN
Usaha mikro kecil merupakan sektor yang banyak tersebar di pelosok negeri.
Keterbatasan pengetahuan dan permodalan pada sektor ini menjadikan usaha ini sering
mengalami kendala dalam mengembangkan usahanya. Desa Mulyasejati merupakan sebuah

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1430
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

desa yang terletak di Kecamatan Ciampel Kabupaten Karawang yang cukup banyak
masyarakatnya berada pada sektor usaha mikro kecil, diantaranya bergerak pada usaha
pembuatan keripik pisang.

Pelaku usaha pembuatan keripik pisang di Desa Mulyasejati banyak memproduksi


berdasarkan pesanan (make to order). Jangkauan area pemasaran terbatas pada daerah
sekitarnya. Produk keripik pisang yang telah dibuat kemudian dikemas menggunakan plastik
polos dan diserahkan kepada konsumennya. Pelaku usaha keripik pisang ini ingin dapat
merambah ke pasar yang lebih luas tetapi belum mengetahui bagaimana cara melakukannya.

Agar dapat menjangkau area pemasaran yang lebih luas maka perlu dipersiapkan
perencanaan desain kemasan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas produk sekaligus
branding produk sebelum melakukan aktivitas pemasaran. Sebagaimana dikatakan oleh
Biegańska & Wiszumirska (2018) bahwa kemasan yang lebih kreatif di pasar dapat menarik
konsumen dan menstimulasi penjualan.

ANALISIS SITUASI

Permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil keripik pisang di desa
Mulyasejati adalah belum mampu merambah pasar yang lebih luas. Setelah dilakukan
analisis terhadap permasalahan yang dihadapi, salah satu hal yang perlu dibenahi adalah
kemasan produk sebagai penunjang pemasaran. Saat ini produk dipasarkan tanpa merek dan
menggunakan plastik polos. Tantangan yang dihadapi apabila usaha ini akan merambah
pasar yang lebih luas adalah bagaimana supaya produknya mudah dikenal oleh konsumen
serta kemasannya menarik untuk dibeli, terlebih bila dipasarkan secara online maka yang
dilihat pertama kali secara visual oleh calon pembeli adalah kemasan produknya.
Pelaku usaha mikro kecil membutuhkan pengetahuan mengenai perencanaan desain
kemasan yang lebih baik dari yang ada saat ini. Kemasan seperti apa yang dapat digunakan
untuk memasarkan keripik pisang yang dapat menyasar pada konsumen yang dituju.
Pengetahuan mengenai langkah-langkah dalam perencanaan desain kemasan beserta cara
menghitung modal kemasan perlu diketahui sehingga pelaku usaha mikro kecil keripik pisang
Desa Mulyasejati dapat mengerti bagaimana caranya mempersiapkan kemasan yang lebih
baik. Prototype kemasan dipersiapkan supaya pelaku usaha mikro kecil mendapatkan
gambaran nyata kemasan contoh.
Oleh karena itu tujuan dari pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk
memberikan edukasi kepada pelaku usaha mikro kecil keripik pisang mengenai langkah-

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1431
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

langkah dalam perencanaan desain kemasan sebagai satu hal yang perlu dilakukan untuk
dapat meningkatkan kualitas produk agar lebih dikenal sehingga dapat mendukung
pemasaran yang lebih baik.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Definisi kemasan adalah alat untuk memastikan pengiriman yang aman kepada
konsumen dalam kondisi baik dan pada biaya optimum. Kemasan dapat juga didefinisikan
sebagai sistem yang terkoordinir untuk menyiapkan barang untuk dikirim, didistribusi,
disimpan, retailing dan penggunaan akhir. Selain itu kemasan dapat juga didefinisikan
sebagai fungsi techno-commercial yang bertujuan mengoptimasi biaya pengiriman dan
memaksimalkan penjualan (Coles et al., 2003).

Beberapa peneliti telah meneliti mengenai kemasan produk. Yifan et al. (2020)
meneliti mengenai kemasan keripik pada konsumen muda di Swedia dari perspektif kepuasan
pelanggan dan keputusan membeli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa warna, gambar, dan
bentuk kemasan adalah faktor utama yang mempengaruhi pembelian oleh pelanggan. Hasil
penemuan penelitian juga mengungkapkan bahwa pelanggan muda masih memandang
penting keberlanjutan lingkungan yang harus dipandang penting oleh perusahaan terhadap
desain kemasannya. Wyrwa dan Barska (2017) meneliti tentang peranan kemasan dalam
proses pembelian makanan. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui tingkah laku
konsumen kemasan produk makanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fitur paling
penting untuk kemasan adalah kenyamanan penggunaan dan keawetan (durability)

Untuk membuat kemasan yang menarik maka desain kemasan menjadi faktor penentu
berhasil tidaknya produk di pasar. Jika kemasan yang digunakan menarik, maka
kemungkinan besar pelanggan akan membelinya. Namun demikian jika desain kemasan
tidak sesuai target pasar maka akan mungkin tidak akan dilirik oleh konsumen. Hal yang
peru diperhatikan pada kemasan untuk menarik konsumen adalah: 1) menentukan target
konsumen, apakah kelas bawah, menengah atau atas, serta tempat pemasaran yang dituju; 2)
kemasan harus menarik, sesuai dengan pasar yang dituju serta dapat memberi informasi yang
jelas, tidak harus mengikuti yang sudah ada sebelumnya, bisa berbeda dengan pesaing, misal
menggunakan standing pouch, atau kemasan yang dapat digunakan lagi; 4) akan lebih baik
jika memiliki legalitas sendiri, seperti P-IRT, halal dan merek (Sutisna et al., 2017).

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1432
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan pada tanggal tiga belas Januari
dua ribu dua puluh dua, yang bertempat di aula kantor Desa Mulyasejati, Kecamatan
Ciampel, Kabupaten Karwang. Peserta pengabdian kepada masyarakat yang merupakan
pelaku usaha mikro kecil di bidang makanan terutama keripik pisang diundang melalui aparat
desa sebagai perwakilan dari setiap dusun untuk membatasi jumlah peserta karena masih
dalam suasana pandemi.

Kemasan makanan yang baik adalah kemasan yang dapat melindungi kualitas produk
dengan baik, menarik dan sesuai dengan keinginan konsumen (yang dapat diketahui melalui
survei), sehingga dapat meningkatkan nilai jual dari produk. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mempersiapkan desain kemasan produk adalah:

1. Bahan kemasan yang digunakan


2. Model kemasan
3. Merek produk
4. Label kemasan
5. Perhitungan modal kemasan

Dalam merencanakan desain kemasan perlu dipertimbangkan sasaran konsumen yang akan
dituju. Pada edukasi ini diberikan contoh kemasan keripik untuk sasaran konsumen generasi
muda milenial yang tujuannya dipasarkan secara online. Karena pelaku usaha mikro kecil
umumnya memiliki kemampuan yang terbatas maka desain yang dicontohkan adalah desain
yang cukup mudah dapat dilakukan karena semua bahan tersedia di internet dan bisa dipesan
dengan mudah. Langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan desain kemasan
keripik adalah sebagai berikut:

1. Bahan kemasan yang dapat dipilih sebagai alternatif untuk pasar generasi muda
milenial adalah PET (Polyethilene Terephtalat) merupakan bahan kemasan yang
aman untuk makanan. Harganya terjangkau serta dapat diperoleh di internet dengan
berbagai warna pilihan yang menarik, sesuai dengan kecenderungan generasi muda
yang menyukai kemasan warna-warni. Kemasan ini dipilih karena keripik
mengandung minyak, sehingga untuk menjaga kualitas supaya kerenyahannya tetap
terjaga maka dibutuhkan kemasan yang mampu melindungi dengan cukup baik.
Kemasan kertas kurang disarankan karena pori-porinya kurang mampu melindungi
produk. Bila pelaku usaha memiliki cukup modal dapat menggunakan bahan yang
lebih bagus lagi seperti nylon atau alumunium foil yang bisa dicetak. Menurut ILSI

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1433
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

(2000), Polyethylene terephthalate (PET) merupakan plastik yang banyak


diaplikasikan pada kemasan. Plastik ini merupakan polimer rantai panjang sederhana
yang karakteristiknya cocok untuk aplikasi kemasan. Tiga aplikasi utama PET adalah
sebagai kontainer seperti botol dan toples, lembaran semi-rigid untuk thermoforming
seperti tray, serta film tipis untuk untuk tas atau pembungkus makanan.

2. Model kemasan yang dicontohkan untuk keripik pisang menggunakan standing pouch
dengan bagian produk yang dapat dilihat sebagian atau seluruhnya dan dilengkapi
dengan zip lock. Model ini digunakan sebagai contoh untuk mengedukasi peserta
bahwa pemilihan desain yang unik tidak perlu takut dilakukan karena dapat menjadi
penciri produk kita untuk dikenal konsumen. Zip lock praktis digunakan bila
makanan yang dikemas tidak langsung habis dikonsumsi maka dapat direkatkan
kembali sehingga dapat melindungi kualitas produk agar tetap renyah. Kemasan
standing pouch dengan ziplock tersedia dengan berbagai ukuran, sehingga bisa dipilih
sesuai kebutuhan.

3. Merek “KERIPUL” (Keripik Pisang Mulyasejati) adalah salah satu contoh yang
dibangun untuk memunculkan keripik pisang dari desa Mulyasejati. Dengan cara
seperti ini pelaku usaha dalam peserta kegiatan ini diharapkan dapat terbuka
wawasannya untuk dapat menjadi kreatif ketika akan membuat merek produknya
untuk dipasarkan. Merek produk penting agar dapat melekat dibenak konsumen
sehingga mudah dikenal oleh masyarakat yang lebih luas. Produk seperti apa yang
akan dibangun melalui citra kemasan tersebut juga dapat dijadikan bahan
pertimbangan. Seperti pada prototype yang dipersiapkan contohnya adalah
memposisikan produk keripik pisang agar dikenal renyah dan nikmat.

Gambar 1 Contoh prototype merek produk

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1434
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

4. Label kemasan harus dipersiapkan dengan desain yang menarik dan informasi yang
cukup sehingga dapat serasi dengan kemasan yang dipakai untuk menjadi daya tarik
konsumen dalam membeli produk. Pada prototype yang dipersiapkan, label dibuat
menggunakan stiker sehingga mudah direkatkan pada kemasan. Cukup praktis untuk
pelaku usaha mikro kecil. Pada label kemasan sebaiknya menampilkan brand/merek
produk, gambar untuk menarik konsumen generasi muda milenial, waktu kadaluarsa,
pilihan rasa, informasi nama usaha dan nomor kontak, dapat ditambahkan citra
produk yang akan dibangun. Informasi pada label kemasan usaha akan lebih baik lagi
bila dicantumkan nomor ijin usaha dan logo halal (bila sudah ada atau sudah
mendapatkannya), karena dapat menjadi kekuatan produk dalam pemasaran.
Informasi mengenai komposisi produk juga dapat ditambahkan untuk meyakinkan
konsumen mengenai bahan-bahan yang digunakan.
5. Perhitungan desain kemasan perlu dilakukan untuk mengetahui modal yang harus
dikeluarkan, sehingga dapat diperhitungkan dalam menentukan harga jual. Contoh
bagaimana cara menghitung modal yang digunakan untuk kemasan dapat dilihat pada
Tabel 1. Contoh perhitungan modal kemasan yang ditampilkan adalah untuk kemasan
yang menggunakan bahan kemasan standing pouch zip lock dari bahan PET.

Tabel 1 Perhitungan modal kemasan


Harga
per
Jenis Spesifikasi Satuan Harga
satuan
(Rp)
Standing Pouch 14 cm x 22 cm (matte – warna) Pcs 980/pcs 980
zip lock PET 16 cm x 24 cm (matte – warna) Pcs 1.150/pcs 1.150
16 cm x 24 cm (bening) Pcs 780/pcs 780
18 cm x 26 cm (bening) Pcs 915/pcs 915
Label stiker A3 8 cm x 8 cm 15 pcs 9000/lembar 600
Cromo print-cut 10 cm x 10 cm 12 pcs 9000/lembar 750
12 cm x 12 cm 6 pcs 9000/lembar 1.500

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1435
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

Sumber: supplier standing pouch zip lock dan percetakan stiker

Biaya kemasan PET yang ditampilkan adalah harga pembelian per buah. Bila
pembelian dalam jumlah yang banyak akan mendapatkan harga lebih murah. Pada
label stiker, satu lembar stiker dicetak ukuran A3. Apabila diprint-cut kisaran biaya
tersebut dapat menghasilkan jumlah label stiker yang berbeda tergantung ukuran
masing-masing stikernya. Bila hanya diprint saja biaya dapat lebih murah. Label
yang diprint-cut dapat langsung diambil per buah untuk ditempel, sedangkan apabila
hanya diprint maka harus digunting sendiri terlebih dahulu sebelum dapat
ditempelkan. Lebih praktis bila diprint-cut karena pemotongan lebih presisi dan bisa
lebih efisien waktu juga dalam implementasinya. Sebagai contoh, dalam satu lembar
ukuran A3 dapat menghasilkan label sebanyak lima belas buah untuk ukuran 8 cm x 8
cm, dua belas buah untuk ukuran 10 cm x 10 cm, dan enam buah untuk ukuran 12 cm
x 12 cm. Dengan demikian modal yang dikeluarkan misalkan untuk ukuran kemasan
standing pouch 16 cm x 24 cm (matte-warna) dengan ukuran stiker 10 cm x 10 cm
adalah Rp 1.150 ditambah Rp 750 atau sama dengan Rp 1.900. Contoh lain untuk
kemasan standing pouch bening ukuran 18 cm x 26 cm dengan ukuran kemasan 12
cm x 1 cm, maka modal kemasan yang dibutuhkan adalah Rp 915 ditambah Rp 1.500
atau sama dengan Rp 2.415. Bila pelaku usaha menginginkan biaya yang lebih murah
dapat membeli dalam jumlah yang lebih banyak, atau dapat juga mengganti kemasan
plastik yang tidak standing pouch yang lebih murah harganya.

Desain kemasan merupakan strategi untuk dapat meningkatkan penjualan produk.


Apabila dipasarkan untuk tujuan generasi muda milenial maka desain kemasan harus
menarik. Generasi muda umumnya menyukai jajan, sehingga makanan keripik ini cukup
memiliki peluang jika dapat dipasarkan dengan cara mengemas secara menarik menyasar
pada konsumen yang dituju. Tindak lanjut dari desain kemasan ini kemudian adalah aktivitas
pemasaran yang disarankan secara online sehingga area pemasaran tidak hanya terbatas pada
sekitar Desa Mulyasejati saja. Gambar 2 menunjukkan contoh aplikasi label pada kemasan
standing pouch dengan zip lock. Label dapat dikombinasikan dengan berbagai warna
kemasan dengan beragam ukuran sesuai kebutuhan.

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1436
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

Dengan merencanakan desain kemasan yang lebih baik maka nilai produk akan
meningkat sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal. Margin keuntunganpun
dapat menjadi lebih tinggi. Desain kemasan yang baik dapat membantu meningkatkan
kualitas produk keripik pisang, dan bila didukung dengan pemasaran yang tepat maka dapat
membantu untuk meningkatkan omzet dan meraih keuntungan yang lebih baik.

Gambar 2 Aplikasi label pada kemasan standing pouch dengan zip lock

Keterbatasan pada pengabdian kepada masyarakat ini hanya sebatas pada edukasi
kepada masyarakat, yang bertujuan untuk membuka wawasan pelaku usaha mikro kecil
keripik pisang di Desa Mulyasejati agar mampu meningkatkan kualitas kemasan produknya
sehingga dapat meningkatkan nilai jual dan diharapkan dapat lebih mudah dikenal dalam
menjangkau pasar yang lebih luas.

KESIMPULAN DAN SARAN


Edukasi perencanaan desain kemasan keripik pisang dilakukan terhadap pelaku usaha
mikro dan kecil di Desa Mulyasejati, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang. Dalam
pengabdian kepada masyarakat ini diberikan pengetahuan mengenai langkah-langkah yang
harus dilakukan untuk merencanakan desain kemasan dimulai dari pemilihan bahan kemasan,
model kemasan, merek produk, label kemasan dan perhitungan modal kemasan. Kegiatan ini
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pelaku usaha mikro dan kecil keripik pisang di

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1437
E-ISSN : 2798-2580 Universitas Buana Perjuangan Karawang

Desa Mulyasejati untuk memberanikan diri melakukan branding terhadap produknya,


memperbaiki kemasan produk serta memperluas jangkauan pemasaran. Peningkatan
kemasan produk dapat meningkatkan nilai jual produk yang dipasarkan. Saran yang dapat
diberikan adalah pendampingan dalam pemasaran secara digital sebagai tindak lanjut,
sehingga pelaku usaha mikro dan kecil dapat mempromosikan produknya dengan lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA
Biegańska, M. & Wiszumirska, K.P., 2018, Introduction to packaging design and
evaluation. M. Tichoniuk, Product Design and Management, 185-216.
Coles, R., McDowell, D., dan Kirwan, M. J. (Eds.), 2003, Food packaging technology (Vol.
5), CRC press.
International Life Sciences Institute, 2000, Report on packaging MMaterials 1: polyethylene
terephathalate (PET) for food packaging applications.
Maffei, N.P., dan Schifferstein, H.N., 2017, Perspectives on food packaging
design, International Journal of Food Design, 2(2), 139-152.
Sucipta, I. N., Suriasih, K., dan Kencana, P. K. D., 2017, Pengemasan Pangan Kajian
Pengemasan Yang Aman, Nyaman, Efektif dan Efisien, Bali: Udayana University
Press.
Wyrwa, J., dan Barska, A., 2017, Packaging as a source of information about food
products, Procedia Engineering, 182, 770-779.
Yifan, L., Xi, Y., dan Hanbing, Z., 2020, A study of the chips packaging amongyoung
consumers in Sweden: From the perspective of customer satisfaction and customer’s
purchase decisions, Master Thesis Linnaeus University Sweden.

Konferensi Nasional Penelitian dan Pengabdian (KNPP) Ke-2, 24 Maret 2022 Page 1438

Anda mungkin juga menyukai