SMKP Handout

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 39

Tujuan Pelatihan

• Peserta mengetahui definisi SMKP dan elemen -


elemennya
• Peserta memahami pentingnya penerapan SMKP
dalam mengelola resiko keselamatan
pertambangan dan keselamatan operasional
• Peserta memahami bagaimana SMKP harus
diterapkan di tempat kerja

1
DASAR HUKUM PELAKSANAAN SMKP
• Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
26 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Kaidah
Pertambangan yang Baik dan Pengawasan
Pertambangan Mineral & batubara
• Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
1827 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Teknis
Pertambangan
• Keputusan Dirjen Minerba No. 185 tahun 2019 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keselamatan
Pertambangan dan Pelaksanaan, Penilaian, dan
Pelaporan SMKP Minerba

Warming up

• Mengerjakan 10 soal dengan memberi tanda


silang pada huruf a, b, c atau d.
• Waktu untuk mengerjakan 5 menit.

2
PENGERTIAN – SMKP MINERBA
Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan Mineral dan
Batubara, yang selanjutnya disebut SMKP Minerba,
adalah
bagian dari sistem manajemen perusahaan secara
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
keselamatan pertambangan yang terdiri atas keselamatan
dan kesehatan kerja pertambangan, dan keselamatan
operasi pertambangan.

K3 Pertambangan & KO Pertambangan

3
DASAR PERTIMBANGAN SMKP MINERBA

• Memenuhi ketentuan dalam Peraturan Perundang-


undangan
• Menjamin:
– pekerja tambang yang selamat dan sehat serta
– operasional tambang yang aman, efisien, dan produktif
• Pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan perlu
menerapkan Sistem Manajemen (SMKP MINERBA).

TUJUAN PENERAPAN
a. Meningkatkan efektifitas Keselamatan Pertambangan
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
b. Mencegah kecelakaan tambang, penyakit akibat kerja,
dan kejadian berbahaya;
c. Menciptakan kegiatan operasional tambang yang aman,
efisien, dan produktif; dan
d. Menciptakan tempat keja yang aman, sehat, nyaman,
dan efisien untuk meningkatkan produktivitas.

4
KEWAJIBAN PENERAPAN

• Perusahaan Pertambangan; yaitu pemegang IUP,


IUPK, IUP Operasi Produksi khusus untuk
pengolahan dan/atau pemurnian, IPR, KK, dan
PKP2B.

• Perusahaan Jasa Pertambangan; yaitu pemegang:


IUJP dan SKT.

KTT & PJO

a. Dalam menerapkan SMKP Minerba, Perusahaan


Pertambangan wajib memiliki KTT.

b. Dalam menerapkan SMKP Minerba, Perusahaan Jasa


Pertambangan wajib memiliki PJO.

5
SIKLUS SMKP MINERBA*
7. TINJAUAN 2. PERENCANAAN
MANAJEMEN 1. KEBIJAKAN
1. Penelaahan Awal
1. Penyusunan Kebijakan
Tinjauan Manajemen 2. Manajemen Risiko
2. Isi Kebijakan
3. Identifikasi dan Pemenuhan
3. Penetapan Kebijakan
Peraturan Perundangan dan
4. Komunikasi Kebijakan Persyaratan Lainnya yang Relevan
6. DOKUMENTASI 5. Tinjauan Kebijakan 4. Tujuan, Sasaran, dan Program
1. Manual SMKP 5. Rencana Kerja dan Anggran
Keselamatan Pertambangan Dalam
2. Pengendalian Dokumen RKTTL dan RKAB
3.Pengendalian Rekaman
4. Jenis Dokumen dan
7 ELEMEN – 45 SUB ELEMEN
Rekaman * PerMen ESDM No. 26 Th 2018 & KepMen ESDM
No.1827 Th 2018
3. ORGANISASI & PERSONIL:
1. Struktur Organisasi, Tanggung Jawab &
4. IMPLEMENTASI: Wewenang
5. EVALUASI & TINDAK 1. Pengelolaan Operasional 2. Kepala Teknik Tambang, Kepala Tambang
Bawah Tanah, Kepala Kapal Keruk,
LANJUT: 2. Pengelolaan Lingkungan Kerja
3. Pengelolaan Kesehatan Kerja 3. Penunjukan PJO
1. Pemantauan dan Pengukuran 4. Bagian K3 dan KO
Kinerja 4. Pengelolaan Keselamatan Operasi
Pertambangan 5. Pengawas Operasional dan Teknik
2. Inspeksi Keselamatan Pertbg
5. Bahan Peledak dan Peledakan 6. Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
3. Evaluasi Pemenuhan/
Kepatuhan Peraturan 6. Sistem Perancangan (Design) dan 7. Komite Keselamatan Pertambangan (KP)
Perundangan Rekayasa 8. Tim Tanggap Darurat
4. Penyelidikan Kecelakaan, 7. Sistem Pembelian 9. Seleksi dan Penempatan Personil
Kejadian Berbahaya, dan 8. Pengelolaan Perusahaan Jasa Pertbgn
Penyakit Akibat Kerja 10. Diklat dan Kompetensi
9. Pengelolaan Keadaan Darurat 11. Komunikasi Keselamatan Pertambangan
5. Evaluasi Administasi KP
10. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan 12. Administrasi Keselamatan Pertambangan
6. Audit Internal SMKP
11. Keselamatan di Luar Pekerjaan 13. Partisipasi, Konsultasi, Motivasi, dan
7. Tindak Lanjut Ketidaksesuaian
Kesadaran

SMKP PRIMA NIRBHAYA

MSE1.01
KAJI ULANG MSE1.02
MSE4.01 PERENCANAAN MSE1.03
MANAJEMEN MSE1.04

KOMITMEN & KEBIJAKAN


KESELAMATAN
PERTAMBANGAN
MSE2.01
MSE2.02
MSE2.03
MSE3.01 PEMERIKSAAN IMPLEMENTASI MSE2.04
MSE3.02 MSE2.05
MSE3.03 TINDAKAN & OPERASI MSE2.06
MSE3.04 MSE2.07
PERBAIKAN (ORG & PERSONIL DAN DOKUMENTASI)
MSE2.08
MSE2.09
MSE 2.10

6
Sinkronisasi PN OHSAS 18001- SMKP

Keterangan pada
Doc. History

Daftar distribusi di
semua dokumen

Penyisipan persyaratan
Penambahan SMKP di setiap
elemen baru dokumen PN dengan
highlight warna kuning

3 Elemen Baru
• MSE1.04 RKA-KP
– Rapat kaji ulang tahunan menghasilkan RKA yg didokumentasikan ke dlm
RKAB dan disetujui oleh Dirjen a/n Menteri.
– Penetapan RKAB mempertimbangkan aspek seperti skala prioritas,
kebutuhan perbaikan dan peningkatan KP dan peraturan perundangan.
– Status RKAB dikaji ulang setiap kuartal.

• MSE2.09 Keselamatan di Luar Pekerjaan


– Mempromosikan kpd karyawan utk berperilaku aman setiap saat termasuk
saat di luar areal kerja.
– Mendorong pelaksanaan keselamatan oleh keluarga karyawan.

• MSE2.10 Keselamatan Operasi


– Menetapkan, menerapkan, mendokumentasikan dan mengevaluasi prosedur
pengelolaan KO pertambangan.
– Pengelolaan KO pertambangan dilakukan oleh tenaga teknik yang memiliki
kompetensi.

7
Elemen 1 - KEBIJAKAN

Kebijakan KPLK - KPC

Link (Click)

Tugas Supervisor:
 Mensosialisasikan kepada semua pekerja dan
orang yang diberi izin di area kerjanya
 Mematuhi & menjalankan kebijakan KPLK

8
Elemen 2 - PERENCANAAN

2. PERENCANAAN

2.1. Penelaahan awal (membuat gap analysis)


2.2. Manajemen Resiko
o Register resiko K3
o Register resiko KO
2.3. Identifikasi & Kepatuhan Legal
2.4. Tujuan, Sasaran dan Program
2.5. RKAB

9
2.1 Penelaahan Awal (Gap Analysis)
• Tujuan Penelaahan Awal: Untuk mengetahui posisi,
kondisi, dan tingkat pelaksanaan Keselamatan
Pertambangan di perusahaan terhadap penerapan
peraturan perundang-undangan Keselamatan
Pertambangan.
• Hasil Penelaahan Awal:
– Dasar
– Reaktif
– Terencana
– Proaktif
– Resilient

2.2 Manajemen Risiko


Manajemen Risiko adalah suatu pendekatan
terstruktur dalam mengelola risiko-risiko yang
berkaitan dengan keselamatan pertambangan.

Proses manajemen risiko meliputi 5 kegiatan :


1. Komunikasi dan konsultasi,
2. Penetapan konteks risiko, (Faktor Internal & eksternal)
3. Identifikasi bahaya
4. Penilaian & pengendalian risiko,
5. Pemantauan dan peninjauan

10
2.2.3. Identifikasi Bahaya
Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko adalah
proses mengidentifikasi setiap bahaya yang ada
dalam proses-proses kegiatan perusahaan dan
dilakukan penilaian apakah setiap bahaya yang ada
akan akan menimbulkan risiko dalam interaksinya
dan menentukan pengendalian yang memadai
sampai batas yang dapat diterima.

2.2.3.2. Penilaian risiko


• Penilaian risiko adalah proses evaluasi risiko-risiko
dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang
sudah ada dan menentukan apakah risikonya bisa
diterima atau tidak.
• Metodologi penilaian risiko yang digunakan harus:
a. memperhatikan ruang lingkup, sifat dan waktu untuk
memastikan metodenya proaktif; dan
b. menyediakan cara untuk melakukan identifikasi bahaya,
penilaian risiko, penentuan klasifikasi dan prioritas
risiko, penentuan pengendalian yang sesuai, dan
pendokumentasiannya.

11
2.2.4. Pengendalian Risiko
• Apabila hasil penilaian risiko dan evaluasi terhadap
pengendalian risiko yang sudah ada belum memadai,
maka perusahaan harus menetapkan langkah-langkah
pengendalian lanjutan terhadap risiko dengan mengikuti
hirarki pengendalian risiko.

Pengendalian Risiko
• Hirarki pengendalian risiko:
1. Rekayasa, antara lain eliminasi, substitusi, dan isolasi;
2. Administrasi, antara lain rambu peringatan, pemilihan
pekerja, rotasi kerja, pembatasan jam kerja, pemilihan
Perusahaan Jasa Pertambangan;
3. Praktek kerja, antara lain Job Safety Analysis (JSA), Standard
Operating Procedure (SOP), dan training; dan
4. Alat pelindung diri.

12
Manajemen Risiko

• Register Risiko K3
• Register Risiko KO

2.3. Identifikasi Kepatuhan Legal


Peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya yang relevan harus:
• diidentifikasi, diinventarisasi, dan dipatuhi oleh
perusahaan.
• disosialisasikan kepada seluruh pekerja tambang
dan pihak-pihak lain yang terkait.

13
2.4. Tujuan, Sasaran & Program
• Perusahaan harus membuat, menetapkan, menerapkan, dan
memelihara, serta mendokumentasikan tujuan, sasaran, dan
program Keselamatan Pertambangan pada setiap fungsi dan
tingkat yang relevan di dalam perusahaan.
• Tujuan, sasaran, dan program harus selaras dengan kebijakan,
dan dapat diukur.
• Dalam menetapkan tujuan dan sasaran Keselamatan
Pertambangan, perusahaan harus berkonsultasi dengan:
 Wakil pekerja tambang;
 Pengelola keselamatan pertambangan;
 Komite K3; dan
 Pihak-pihak lain yang terkait

Resume - Perencanaan
Tugas Supervisor:

 Memberikan masukan kepada atasan/ manajemen dalam


pengembangan dan pemeliharaan manajemen resiko
 Berperan aktif dalam proses pelaksanaan penilain resiko di
area kerjanya
 Memastikan semua pekerjaan yang menjadi tanggung
jawabnya telah dilakukan penilaian resiko dan memiliki
pengendalian yang mencukupi sesuai aturan hukum,
kebijakan perusahaan, serta TSP perusahaan.
 Memastikan bahwa semua pekerjaan telah dikendalikan
sesuai penilaian resiko yang sudah direncanakan

14
Elemen 3 - ORGANISASI & PERSONIL

3. ORGANISASI & PERSONIL


3.1. Struktur Organisasi, Tugas, Tanggung jawab, Wewenang
3.2. Penunjukan KTT
3.3. Penunjukan PJO
3.4. Pembentukan Bagian K3 & Bagian KO
3.5. Penunjukan Pengawas Operasional dan Pengawas Teknik
3.6. Penunjukan Tenaga Teknis Khusus Pertambangan
3.7. Pembentukan Komite KP
3.8. Penunjukan Team Tanggap Darurat
3.9. Seleksi & Penempatan Personil
3.10. Pendidikan, Pelatihan dan Kompetensi
3.11. Komunikasi Keselamatan Pertambangan
3.12. Administrasi Keselamatan Pertambangan
3.13. Partisipasi, Konsultasi. Motivasi dan Kesadaran

15
3.1. Struktur Organisasi, Tugas,
Tanggung Jawab, Wewenang
• Perusahaan harus memiliki struktur organisasi yang
menggambarkan posisi Kepala Teknik Tambang (KTT),
PJO, Pengawas Operasional, Pengawas Teknis, dan
Pengelola Keselamatan Pertambangan sesuai
peraturan perundang-undangan.
• Setiap perusahaan harus memiliki struktur organisasi
pengelolaan Keselamatan Pertambangan yang
terintegrasi dalam struktur organisasi perusahaan.
• Struktur Organisasi Komite KP KPC

3.2. Penunjukan KTT


• Pimpinan perusahaan pertambangan wajib menunjuk KTT
dan mendapat pengesahan dari KAIT.
• KTT adalah seseorang yang memiliki posisi tertinggi dalam
struktur organisasi lapangan Pertambangan yang
memimpin dan bertanggung jawab atas terlaksananya
operasional Pertambangan sesuai dengan kaidah teknik
Pertambangan yang baik.
• Kegiatan eksplorasi dan atau operasi hanya dapat
dioperasikan setelah Perusahaan Pertambangan memiliki
KTT dan harus menghentikan kegiatan usaha apabila KTT
atau orang yang ditunjuk tidak berada di lokasi usaha
pertambangan.

16
3.3. Penunjukan PJO
Pelaku usaha jasa pertambangan inti dan non inti
wajib menunjuk Penanggung Jawab Operasional
(PJO) yang bertanggung jawab langsung kepada KTT.

Pimpinan jasa perusahaan pertambangan wajib


menunjuk PJO dan mendapat pengesahan dari KTT.

3.4. Pembentukan Bagian K3


& Bagian KO Pertambangan

• Perusahaan wajib membentuk dan menetapkan


Bagian K3 dan KO Pertambangan berdasarkan
pertimbangan jumlah pekerja serta sifat atau
luasnya pekerjaan.
• Bagian K3 dan KO Pertambangan harus berada
langsung di bawah KTT.
• Bagian K3 dan KO Pertambangan di perusahaan jasa
pertambangan harus berada langsung di bawah
PJO.

17
Bagian K3 Pertambangan
Bagian K3 Pertambangan mempunyai tugas:
• mengumpulkan dan menganalisis data dan mencatat rincian
dari setiap kecelakaan atau kejadian berbahaya sebelum
terjadinya, penyebab, menganalisis, dan pencegahan
kecelakaan;
• mengumpulkan data mengenai area dan kegiatan yang
memerlukan pengawasan yang lebih ketat dengan maksud
untuk memberikan saran kepada KTT;
• memberikan penerangan dan petunjuk keselamatan;
• membentuk dan melatih anggota Tim Penyelamat Tambang;
• menyusun statistik kecelakaan; dan
• melakukan evaluasi keselamatan dan kesehatan kerja.

Bagian KO Pertambangan
Bagian KO Pertambangan mempunyai tugas :
• mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pemeriksaan dan
pemeliharaan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan;
• mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pengamanan instalasi;
• mengumpulkan dan mengevaluasi rekaman hasil pengujian dan
penyelidikan terhadap kelayakan sarana, prasarana;
• mengumpulkan rekaman hasil kajian teknis KO Pertambangan;
• mengumpulkan data kompetensi tenaga teknik;
• mengumpulkan rekaman jadwal pemeliharaan sarana, prasarana; dan
melakukan analisis data KO dan memberikan rekomendasi.

18
3.5. Penunjukan
Pengawas Operasional dan Pengawas Teknik

• KTT dalam melakukan tugas dan fungsinya dibantu


oleh pengawas operasional dan pengawas teknik.

• Pengawas operasional dan pengawas teknik harus


memiliki kompetensi yang disyaratkan dalam
peraturan perundang-undangan.

Pengawas Operasional
Pengawas operasional mempunyai tugas dan tanggung
jawab :
• bertanggung jawab kepada KTT untuk keselamatan,
kesehatan, semua pekerja tambang yang menjadi
bawahannya;
• melaksanakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian;
• bertanggung jawab kepada KTT atas keselamatan,
kesehatan, dan kesejahteraan atas semua orang yang
ditugaskan kepadanya; dan
• membuat dan menandatangani laporan-laporan
pemeriksaan, inspeksi dan pengujian.

19
Pengawas Teknik
Pengawas Teknik mempunyai tugas dan tanggung jawab:
• bertanggung jawab kepada KTT untuk keselamatan pemasangan dan pekerjaan serta
pemeliharaan yang benar semua sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
pertambangan yang menjadi tugasnya;
• mengawasi dan memeriksa semua sarana, prasarana, instalasi dan peralatan yang
menjadi tanggung jawabnya;
• menjamin bahwa selalu dilaksanakan penyelidikan, pemeriksaan, dan pengujian
sarana, prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan.
• membuat dan menandatangani laporan-laporan penyelidikan, pemeriksaan, dan
pengujian sarana prasarana, instalasi dan peralatan pertambangan.
• melaksanakan penyelidikan, pemeriksaan dan pengujiaan sarana prasarana, instalasi
dan peralatan pertambangan sebelum digunakan, setelah dipasang kembali dan atau
diperbaiki; dan
• merencanakan dan menekankan dilaksanakan jadwal pemeliharaan yang telah
direncanakan serta semua perbaikan sarana, prasarana, instalasi dan peralatan
pertambangan yang dipergunakan.

3.6. Penunjukan
Tenaga Teknik Khusus Pertambangan
Perusahaan menunjuk tenaga teknik khusus pertambangan yang memiliki
kompetensi khusus sesuai dengan persyaratan dalam ketentuan perundang-
undangan. Tenaga teknik khusus pertambangan antara lain:
• juru ledak; • petugas pertolongan pertama pada
• juru ukur; kecelakaan atau first aider;
• juru las; • petugas pemadam kebakaran;
• juru bor; • anggota tim tanggap darurat;
• juru derek; • petugas industrial hygiene;
• juru rawat atau paramedis; • loading / berthing master;
• juru langsir; • petugas bahan kimia;
• petugas proteksi radiasi; • rigger;
• ahli listrik • operator pesawat angkat angkut;
• petugas/juru ventilasi dalam hal dan
kegiatan penambahan dilakukan • Petugas gudang bahan peledak.
dengan menggunakan sistem dan
metode tambang bawah tanah;

20
3.7. Pembentukan Komite KP
• Perusahaan wajib membentuk dan menetapkan
secara resmi Komite Keselamatan Pertambangan
yang beranggotakan:
perwakilan dari anggota K3 dan KO Pertambangan,
bagian Operasional Pertambangan, dan
Wakil dari pekerja.
• Struktur, anggota, dan tugas Komite Keselamatan
Pertambangan wajib dilaporkan kepada KAIT.

Komite Keselamatan Pertambangan

21
Tugas & Tanggung Jawab Komite KP
• mengidentifikasi, menetapkan, dan mengesahkan TSP-KP;
• memastikan pelaksanaan dan perkembangan TSP-KP;
• memastikan terbitnya kebijakan, standar, dan prosedur KP;
• memastikan terselenggaranya audit KP secara berkala;
• memastikan terlaksananya tinjauan manajemen thd SMKP;
• membahas masalah-masalah dan membuat program pencegahan
kecelakaan & penyakit akibat kerja.

Komite Keselamatan Pertambangan harus mengadakan pertemuan


secara berkala atau terjadwal, sekurang-kurangnya 1 kali dalam
jangka 1 bulan.

3.9. Seleksi & Penempatan Personil

• Perusahaan harus memasukkan persyaratan K3


dalam Prosedur seleksi dan penempatan personil.
• Setiap personil harus memiliki tugas dan tanggung
jawab (job description) yang jelas dan di dalamnya
mencakup aspek Keselamatan Pertambangan.

22
3.10. Pendidikan, Pelatihan & Kompetensi
• Pendidikan dan pelatihan diberikan kepada setiap Pekerja,
pengawas operasional, dan pengawas teknik, baik untuk Pekerja
baru, Pekerja untuk tugas baru, pendidikan dan pelatihan untuk
menghadapi bahaya, pendidikan dan pelatihan penyegaran
tahunan.
• Dalam menyusun program pendidikan dan pelatihan
keselamatan kerja pertambangan perusahaan melaksanakan hal-
hal sebagai berikut:
– Pengumpulan data informasi
– Penyusunan Training Need Analysis (TNA)
– Pelaksanaan: On The Job, Off The Job,
– Monitoring: Reaction, Learning, Behavior, Result
– Tindak lanjut

Kompetensi Kerja
• Perusahaan harus memastikan bahwa para pengawas
operasional memiliki kompetensi yang diperlukan
sesuai peraturan perundangan, standar nasional,
standar internasional, dan/atau standar kompetensi
kerja keselamatan pertambangan yang
dikembangkan.
• Kompetensi bagi para pengawas operasional
o Pengawas Operasional Pertama (Frontline Supervisor);
o Pengawas Operasional Madya (Lower;
Management/Frontline Supervisor); dan
o Pengawas Operasional Utama (Middle Management) .

23
3.11. Komunikasi Keselamatan Pertambangan

• Perusahaan harus menerapkan mekanisme untuk


mengkomunikasikan hal-hal yang memiliki dampak
terhadap Keselamatan Pertambangan kepada pihak
internal dan eksternal.
• Penyampaian informasi dapat menggunakan
berbagai macam metode yang disesuaikan dengan
jenis informasi yang akan disampaikan, target atau
sasaran yang akan diberikan informasi.

3.13 Partisipasi, Konsultasi,


Motivasi & Kesadaran
• Perusahaan harus membuat, menerapkan, dan
memelihara prosedur untuk partisipasi, konsultasi,
motivasi, dan kesadaran pekerja dalam K3.
• Perusahaan harus melaksanakan program
partisipasi, konsultasi, motivasi, dan kesadaran
dengan melibatkan pekerja maupun pihak lain yang
terkait.
• Perusahaan harus dapat menggunakan berbagai
macam metode yang sesuai dengan permasalahan
KP.

24
Resume - Organisasi & Personil
Tugas Supervisor:

 Mengetahui struktur organisasi dalam pengelolaan KP di


area kerja
 Memahami tugas dan tanggung jawab dirinya serta
personilnya dalam pengelolaan KP
 Memahami & memenuhi kompetensi yang harus dipenuhi
oleh dirinya dan personilnya
 Melakukan dan memelihara komunikasi KP baik internal
maupun eksternal
 Menjalankan fungsi terkait partisipasi, konsultasi, motivasi
dan kesadaran akan KP di area tanggung jawabnya.

Elemen 4 - IMPLEMENTASI

25
4. IMPLEMENTASI
4.1. Pelaksanaan Pengelolaan Operasional
4.2. Pengelolaan Lingkungan Kerja
4.3. Pengelolaan Kesehatan Kerja
4.4. Pengelolaan KO Pertambangan
4.5. Pengelolaan Bahan Peledak
4.6. Sistim Perancangan & Rekayasa
4.7. Sistem Pembelian
4.8. Pemantauan dan Pengelolaan Perusahaan Jasa
Pertambangan
4.9. Pengelolaan Keadaan Darurat
4.10. P3K
4.11. Keselamatan di Luar Pekerjaan

4.1. Pelaksanaan Pengelolaan Operasional


• Dalam pengelolaan operasional, perusahaan
mempertimbangkan pendekatan keselamatan berbasis
perilaku Pekerja (behavior based safety).
• Perusahaan wajib menyusun, menetapkan, menerapkan,
mendokumentasikan dan mengevaluasi prosedur operasi
kerja. Prosedur Kerja tidak terbatas pada Standard Operating
Procedure, JSA, Instruksi Kerja dan Buku Manual.
• Menetapkan jenis pekerjaan yang memerlukan ijin kerja
khusus (misal: Bekerja di Atas Atap, Bekerja di ruang
terbatas).
• Menerapkan prosedur pengelolaan Alat Pelindung Diri (APD)
dan Alat Keselamatan.

26
4.2. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Kerja
• Pengelolaan dan pemantauan/pengukuran lingkungan kerja setidaknya
meliputi pengendalian debu, kebisingan, getaran, pencahayaan, kualitas
dan kuantitas udara kerja, radiasi, faktor kimia,faktor biologi dan
kebersihan lingkungan. Dievaluasi dengan membandingkan hasil
pengukuran terhadap Nilai Ambang Batas (NAB).
• Menetapkan prosedur yang terdokumentasi mengenai identifikasi,
kalibrasi, pemeliharaan, dan penyimpanan untuk alat pemeriksaan, ukur,
dan uji lingkungan kerja
• Dilakukan oleh petugas Higiene Industri secara berkala
• Prosedur mengenai identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan
alat pengukuran.
• Prosedur pengelolaan tata graha dan pemantauan (housekeeping).

4.3. Pelaksanaan Pengelolaan Kesehatan Kerja


• Prosedur pengelolaan kesehatan kerja dalam rangka menjamin kesehatan setiap
pekerja terhadap risiko kesehatan yang ditimbulkan paling sedikit oleh bahaya fisik,
kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial.
• Pendekatan empat pilar kesehatan kerja meliputi promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif .
• Pengelolaan ergonomi, sanitasi area kerja, keselamatan makanan (Food Safety),
minuman, dan gizi.
• Penyediaan Unit Pelayanan Kesehatan Kerja dan dokter hiperkes.
• Pemeriksaan kesehatan awal, pemeriksaan secara berkala, dan pemeriksaan khusus
pekerja tambang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Pemantauan kesehatan pekerja tambang termasuk tingkat kelelahan (fatigue) tenaga
kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan kerja.
• Penanganan Penyakit Akibat Kerja.
• Rekaman kesehatan pekerja tambang.

27
4.4. Pelaksanaan Pengelolaan
Keselamatan Operasi Pertambangan
• Pengelolaan KO Pertambangan dilakukan oleh tenaga
teknik yang memiliki kompetensi
• Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana,
Prasarana, Instalasi & Peralatan Pertambangan secara
berkala
• Pengamanan Instalasi
• Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan
Pertambangan
• Kompetensi Tenaga Teknik
• Evaluasi Laporan Hasil Kajian Teknis Pertambangan.

KESELAMATAN OPERASIONAL
PERTAMBANGAN

SARANA PRASARANA INSTALASI PERALATAN

Yang langsung Pendukung Instalasi Alat berat


dipakai manusia, • Jalan • Listrik • Haultruck
biasanya bisa • Angin • Excavator
• Kantor
berpindah tempat: • Bahan bakar • Dozer
• Mobil • Jembatan cair • Trailer
• Bus • Tempat • Hidraulik
pembuangan
sampah

28
4.6. Penetapan Sistem
Perancangan & Rekayasa

Perancangan & Rekayasa


• Prosedur Perancangan dan Rekayasa sarana, prasarana, instalasi,
peralatan pertambangan dan penambangan.
• Petugas yang kompeten untuk melakukan verifikasi.
• Orang yang bertanggungjawab memberikan persetujuan.

Perubahan
• Prosedur perubahan dan modifikasi perancangan dan rekayasa.
• Petugas yang memiliki kompetensi untuk melakukan identifikasi
dan tinjauan ulang.

4.7. Penetapan Sistem Pembelian

• Prosedur pembelian sekurang-kurangnya terdiri atas:


o penetapan spesifikasi pembelian sesuai dengan persyaratan
KP dan ketentuan peraturan perundangan-undangan;
o proses seleksi pembelian termasuk daftar pekerja pekerja
tambang yang memiliki kompetensi; dan
o proses verifikasi kesesuaian dengan spesifikasi pembelian.
• Penetapan spesifikasi pembelian dikonsultasikan
dengan pekerja tambang yang memiliki kompetensi.

29
4.8. Pemantauan dan Pengelolaan
Perusahaan Jasa Pertambangan

• Persyaratan, Seleksi dan Penetapan Perusahaan


Jasa Pertambangan
• Tanggung jawab, Pemantauan dan Pelaporan
Perusahaan Jasa Pertambangan
• Evaluasi Perusahaan Jasa Pertambangan

4.9. Pengelolaan Keadaan Darurat

• Prosedur Pengelolaan Keadaan Darurat telah


mempertimbangkan potensi keadaaan darurat yang
mungkin muncul sesuai dengan kategori dan jenisnya.
• Prosedur sekurang-kurangnya meliputi:
identifikasi dan penilaian potensi keadaan darurat;
pencegahan keadaan darurat;
kesiapsiagaan keadaan darurat;
respons keadaan darurat; dan
pemulihan keadaan darurat.

30
Resume - Implementasi
Tugas Supervisor:

 Memastikan semua pekerjaan telah memiliki prosedur kerja, jika belum harus
dibuat JSA.
 Mengetahui dan mematuhi/ menjalankan semua prosedur kerja di area kerjanya
dengan sebaik-baiknya serta mensosialisasikan ke semua personilnya.
 Memastikan lingkungan kerjanya sesuai dengan NAB, rapih dan bersih yang
dipersyaratkan dan selalu berkoordinasi dengan petugas HI.
 Memenuhi semua aspek kesehatan di area kerjanya (dirinya dan personilnya)
seperti: pengelolaan fatigue, pemeriksaan kesehatan, pelaksanaan promosi dan
preventif kesehatan, kebersihan sanitasi, dll.
 Memastikan sistem pemeliharaan, perawatan, dan evaluasi terhadap SPIP di area
kerjanya dan kontraktor di bawah pengawasannya dijalankan oleh personil yang
berkompeten
 Memastikan agar sistem perancangan, rekayasa, dan pembelian sesuai dengan
ketentuan KP.
 Mempromosikan gaya hidup sehat dan selamat selama di luar kerja

Elemen 5 - EVALUASI & TINDAK LANJUT

31
5. EVALUASI & TINDAK LANJUT

5.1. Pemantauan & Pengukuran Kinerja


5.2. Inspeksi K3 & KO
5.3. Pemenuhan/Kepatuhan Legal
5.4. Investigasi Kecelakaan, Kejadian Berbahaya & PAK
5.5. Evaluasi Administrasi K3 & KO
5.6. Audit Internal SMKP
5.7. Tindak Lanjut Ketidaksesuaian

5.2. Inspeksi K3 & KO

Prosedur inspeksi pelaksanaan Keselamatan


Pertambangan sekurang-kurangnya terdiri atas:
• Tujuan inspeksi  Metode/tata cara inspeksi
• Jenis inspeksi  Pelaksanaan inspeksi
• Pelaksana inspeksi  Klasifikasi bahaya
• Objek inspeksi  Laporan inspeksi
• Jadwal/frekuensi inspeksi  Tindak lanjut inspeksi
• Lembar periksa inspeksi  Evaluasi hasil tindak lanjut
• Peralatan inspeksi  Dokumentasi

32
5.4. Investigasi Kecelakaan,
Kejadian Berbahaya & PAK
Perusahaan wajib menyusun, menetapkan, menerapkan, dan
mendokumentasikan prosedur penyelidikan kecelakaan, kejadian
berbahaya, dan penyakit akibat kerja, sekurang-kurangnya terdiri
atas:
• pelaporan awal;
• pengamanan lokasi dan barang bukti di tempat kejadian;
• pembentukan tim penyelidikan;
• tahapan penyelidikan yang terdiri atas:
1.pengumpulan data dan informasi;
2.evaluasi dan analisis; dan
3.kesimpulan dan rekomendasi;
• tindak lanjut hasil penyelidikan
• pelaporan dan dokumentasi hasil penyelidikan; dan
• komunikasi hasil investigasi/penyelidikan.

5.6. Audit Internal SMKP


• Perusahaan wajib menyusun, menetapkan,
menerapkan, dan mendokumentasikan prosedur
pelaksanaan audit internal untuk meninjau secara
berkala dan mengevaluasi penerapan SMKP
Minerba. Tujuan dari audit internal adalah:
o menentukan efektifitas implementasi SMKP Minerba;
dan
o memberikan informasi tentang hasil audit internal
kepada pimpinan Perusahaan.

33
5.7. Tindak Lanjut Ketidaksesuaian
• Perusahaan wajib menyusun, menetapkan, menerapkan, dan
mendokumentasikan prosedur untuk menindaklanjuti ketidaksesuaian.
• Ketidaksesuaian tersebut meliputi penyimpangan terhadap standar kerja,
praktek kerja, prosedur kerja, persyaratan dalam ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan persyaratan-persyaratan SMKP Minerba yang
dapat menyebabkan cidera atau penyakit, kerusakan sarana, prasarana,
instalasi, dan peralatan pertambangan, dan/atau kerusakan lingkungan kerja.
• Prosedur tindak lanjut ketidaksesuaian sekurang-kurangnya terdiri atas:
a. identifikasi dan perbaikan ketidaksesuaian;
b. analisis penyebab ketidaksesuaian;
c. evaluasi kebutuhan tindakan untuk mencegah ketidaksesuaian;
d. catatan dan komunikasi hasil tindakan perbaikan dan pencegahan; dan
e. evaluasi efektivitas tindakan perbaikan dan pencegahan.

Resume - Evaluasi & Tindaklanjut


Tugas Supervisor:

 Memastikan prosedur, jadwal, dan checklist pemantauan, inspeksi,


pengukuran, dan evaluasi tersedia dan dijalankan.
 Bekerjasama secara aktif dengan petugas terkait dalam proses
pemantauan, inspeksi, pengukuran dan evaluasi program KP.
 Menindaklanjuti semua temuan ketidaksesuaian dengan sebaik –
baiknya agar issue yang sama tidak muncul kembali.
 Bekerjasama secara aktif dalam proses pelaporan dan investigasi
kecelakaan yang terjadi di area kerjanya. Memberikan keterangan
yang jujur serta menindaklanjuti rekomendasinya sesuai rencana.
 Bekerjasama secara aktif dengan petugas terkait dalam proses audit

34
Elemen 6 - DOKUMENTASI

6. DOKUMENTASI

6.1 Manual SMKP


6.2 Pengendalian Dokumen
6.3 Pengendalian Rekaman
6.4 Penetapan Dokumen & Rekaman

35
6.4 Penetapan Jenis Dokumen & Rekaman
1. Kebijakan
2. Perencanaan
3. Organisasi dan Personel
4. Implementasi
5. Evaluasi dan Tindak Lanjut
6. Dokumentasi
7. Tinjauan Manajemen

Resume - Dokumentasi
Tugas Supervisor:

 Memastikan bahwa semua dokumen tersimpan dan


terpelihara (versi terbaru): SOP, formulir kerja, dll.
 Memastikan bahwa semua rekaman tersimpan dan
terpelihara (versi terbaru): JSA, jadwal kerja, hasil
pengukuran, laporan – laporan kerja, bukti – bukti
kerja, dsb.

36
Elemen 7 - TINJAUAN MANAJEMEN

7. TINJAUAN MANAJEMEN

7.1 Masukan Tinjauan Manajemen


7.2 Keluaran Tinjauan Manajemen

37
7.1. Masukan Tinjauan Manajemen
• Masukan tinjauan manajemen sekurang-kurangnya meliputi :
a. kebijakan Keselamatan Pertambangan;
b. hasil audit penerapan SMKP Minerba;
c. daftar risiko;
d. hasil evaluasi kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan dan persyaratan lainnya yang terkait;
e. tindak lanjut terhadap tinjauan manajemen sebelumnya; dan
f. hasil dari partisipasi dan konsultasi;
g. komunikasi yang berhubungan dengan pihak eksternal terkait, termasuk
keluhan-keluhan;
h. tingkat pencapaian kinerja KP termasuk tujuan, sasaran dan program;
i. status penyelidikan kecelakaan, kejadian berbahaya, dan penyakit
akibat kerja, tindakan perbaikan dan pencegahan;
j. perubahan yang terjadi, termasuk peraturan perundang-undangan dan
struktur organisasi KP; dan
k. rekomendasi peningkatan KP.

Post Test
• Mengerjakan kembali 10 soal dengan memberi
tanda silang pada huruf a, b, c atau d.
• Waktu untuk mengerjakan maksimal 5 menit.

38
Terima kasih

39

Anda mungkin juga menyukai