Rev.1. Lapsem Semisolid Elixir Ambroxol j3

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM TEKNOLOGI

FARMASI SEDIAAN SEMI SOLID DAN CAIR

“ELIXIR AMBROXOL”

KELAS :J

KELOMPOK :3

TANGGAL :

NAMA KELOMPOK :

JEANE SUSAN KOAGOW (2023212209)

MARIA YOBE (2023212210)

MASDITYA KRESNA ANDINATA (2023212211)

MATILDE TIWERY DALO (2023212212)

MELY (2023212213)

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PANCASILA JAKARTA

2024
I.JUDUL PRAKTIKUM
“Elixir Ambroxol”

II. TUJUAN
Mengetahui cara pembuatan sediaan eliksir dengan melihat pengaruh penambahan
pelarut campur terhadap kelarutan suatu zat.

III. TEORI DASAR


Eliksir adalah larutan hidroalkohol yang jernih dan manis dimaksudkan untuk
penggunaan vital, dan biasanya diberi rasa untuk menambah kelezatan. Eliksir bukan
obat yang digunakan sebagai pembawa tetapi eliksir obat untuk efek terapi dari
senyawa obat yang dikandungnya.
Eliksir biasanya kurang manis dan kurang kental karena mengandung kadar
gula yang lebih rendah dan akibatnya kurang efektif dibanding sirup dalam menutupi
rasa senyawa obat. Karena sifat hidroalkohol eliksir lebih mampu mempertahankan
komponen-komponen larutan yang larut dalam air dan yang larut dalam alkohol
daripada sirup.
Perbandingan alkohol yang ada pada eliksir sangat berbeda karena
masingmasing komponen eliksir mempunyai sifat kelarutan dalam alkohol dan air yang
berbeda. Tiap eliksir memerlukan campuran tertentu dari alkohol dan air untuk
mempertahankan semua komponen dalam larutan.
Menurut Ansel (1989: 344), pembagian eliksir yaitu:
a. Eliksir bukan obat
Eliksir bukan obat dapat digunakan untuk ahli farmasi dalam pembuatan
resep yang dibuat segar, yang meliputi: penambahan zat-zat obat untuk
pembawa yang memberi rasa enak dan pengencer eliksir obat yang ada.
Pada tahun-tahun yang lalu, waktu ahli farmasi diminta lebih sering
meracik resep daripada sekarang, ada tiga eliksir bukan obat yang biasa
digunakan yaitu: eliksir aromatik, eliksir benzaldehid campuran, dan eliksir iso-
alkohol.

b. Eliksir obat

Eliksir obat digunakan untuk keuntungan pengobatan dari zat obat yang
ada. Umunya, eliksir-eliksir resmi yang ada diperdagangan mengandung zat
obat tunggal. Keutungan utama dari hanya satu obat tunggal yang terkandung,
bahwa dosis yang diperlukan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan
meminum eliksir lebih banyak atau kurang, padahal bila dua atau lebih zat obat
ada dalam sediaan yang sama, tidak mungkin meningkatkan atau menurunkan
kadar suatu zat obat yang diminum tanpa secara otomatis dan kebersamaan
mengatur dosis obat lain yang ada perubahan yang mungkin tidak diinginkan.

Keuntungan dan kerugian eliksir


a. Keuntungan
1. Mudah ditelan dibanding tablet dan kapsul.
2. Rasanya enak
3. Dosis yang diperlukan dapat dilakukan perubahan sesuai keingina
dokter atau kebutuhan pasien apabila eliksir hanya mengandung satu
zat tunggal.
b. Kekurangan
1. Alkohol kurang baik untuk kesehatan anak karena mengandung
bahan yang mudah menguap, maka harus disimpan dalam botol
tertutup dan jauh dari sumber api.
2. Dibandingkan dengan sirup, eliksir biasanya kurang manis dan
kental karena mengandung gula lebih sedikit, maka kurang efektif
untuk menutupi rasa obat yang kurang menyenangkan.
IV.DATA PREFORMULASI
ZAT AKTIF
1. AMBROXOL (Martindale, Ed 36 Hal 1550)

Rumus Struktur :

Rumus Molekul : C13H18Br2N2O


Pemerian : serbuk kristal putih atau sedikit kekuningan
Kelarutan : sedikit larut dalam air, larut dalam metanol
Stabilitas : disimpan terlindung dari matahari
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Khasiat : Ekspektoran Mukolitik
Dosis : 3-4 dd 8-16mg (OOP hal.671)

BAHAN TAMBAHAN
1. ETANOL (Sumber: FI ed VI hal:537 , FI ed III hal: 65 , HOPE ed 6 hal: 17)
Rumus Struktur :

Rumus molekul : C2H6O


Bobot Molekul : 46,07 gram/mol
Pemerian : Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna; bau khas dan
menyebabkan rasa terbakar pada lidah. Mudah menguap walaupun
pada suhu rendah dan mendidih pada suhu 78º, mudah terbakar
Kelarutan : Bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organik.
Konsentrasi : 5-15%
Stabilitas : Larutan etanol dapat disterilkan dengan autoklaf atau dengan
penyaringan dan harus disimpan dalam wadah kedap udara, ditempat
sejuk.
Inkompatibilitas :Dalam kondisi asam larutan etanol dapat bereaksi keras dengan bahan
pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat berwarna gelap karena
reaksi dengan jumlah residu aldehida. Garam atau akasia organik dapat
diendapkan dari larutan atau dispersi berair. Larutan etanol juga tidak
sesuai dengan wadah alumunium dan dapat berinteraksi dengan
beberapa obat.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api.


Kegunaan : Solvent atau kosolvent

2. Propilen Glikol ( F. I Ed VI hal 1446-1447; HOPE 6th ed hal 592)

Rumus Struktur :
Rumus Molekul : C3H8O2
Bobot Molekul : 76,09 gram/mol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau;
menyerap air pada udara lembab.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan aseton, dan dengan kloroform;
larut dalam eter dan dalam beberapa minyak esensial; tidak dapat
bercampur dengan minyak lemak
Bobot jenis : Antara 1,035 dan 1,037 gram/mL (F.I ED IV HAL 1447)
Konsentrasi : 10-25%
Kegunaan : Pelarut dan pembawa
Stabilitas : Pada suhu dingin, propilen glikol stabil dalam kondisi tertutu rapat
wadah, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka,cenderung

teroksidasi,menimbulkan produk seperti propionaldehyde, asam


laktat, piruvat asam, dan asam asetat Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
rapat.

3. Syrup Symplex ( F.I edisi III hal 567, HOPE hal 282)
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna
Konsentrasi : 20% - 60%
Stabilitas : Glukosa cair harus disimpan dalam wadah yang tertutup ditempat yang
sejuk dan kering
Inkompatible : tidak kompatible dengan zat yang pengoksidasi kuat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Pemanis

4. Natrium Benzoat ( F.I edisi V hal 905)

Rumus Struktur :

Rumus Molekul : C6H5COONa


Bobot Molekul : 144,11 gram/mol
Pemerian di udara : granul atau serbuk hablur, putih ,tidak berbau, atau praktis tidak berbau,
stabil
Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol 90%.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup
baik Kegunaan : Pengawet pH
: 5,5 – 7,5

5. FD & C Red ( HOPE edisi 6 hal 189, Martindal Hal 1471)


Pemerian : Cairan berwarna merah
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Konsentrasi : < 1 % (HOPE VI Hal 421)
Kegunaan : Pewarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk dan kering

6. Essens Strawberry ( HOPE edisi 6 hal 421 )


Pemerian : Kristal padat, putih, berasa karamel, dalam larutan rasa seperti
strawberry.
Kelarutan : Larut dalam 80bagian gliserin,28 bagian propilen glikol, 21 bagian
etanol 96%.

Konsentrasi : <1 %
Stabilitas : Stabilitas bagus pada suhu ruangan
Inkompatibilitas : Wadah dari logam stainless steel
Penyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat. Hindari paparan cahaya
langsung.

Kegunaan : Flavoring agent


7. Aquadest ( F.I edisi III hal 96)
Rumus Struktur :

Rumus Molekul : H2O


Bobot Molekul : 18,02 gram/mol
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa
Stabilitas : Lebih mudah terurai dengan adanya udara dari luar
Inkompatibilitas : Bahan yang mudah terhidrolisis, bereaksi dengan garam-garam
anhidrat menjadi bentuk hidrat, material-material organik dan kalsium
koloidal
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Pelarut dan pembawa

V. FORMULA
FORMULA I
Ambroxol 15 mg/5 ml
Etanol 15 %
Propilen Glikol 5%
Syrup Simplex 20 %
Natrium Benzoat 0,1 %
FD&C Red 0,05 %
Essens Strawberry 0,1 %
Aquadest 300 ml

FORMULA II
Ambroxol 15 mg/5 ml
Etanol 15 %
Propilen Glikol 10 %
Syrup Simplex 20 %
Natrium Benzoat 0,1 %
FD&C Red 0,05%
Essens Strawberry 0,1%
Aquadest 300 ml
VI. PERHITUNGAN
Formula I
Ambroxol = 15mg/5 ml x 300 ml = 0,9 gram
Eatnol = 15% x 300 ml = 45 ml
Propilen Glikol = 5% x 300 ml = 15 ml
Syrup Simplex = 20% x 300 ml = 60 ml
Natrium Benzoat = 0,1% x 300 ml = 0,3 ml
FD&C Red = 0,05% x 300 ml = 0,15 ml
Essesns Strawberry = 0,1% x 300 ml = 0,3 ml
Aquadest = 300 ml – (0,9+45+15+60+0,3+0,15+0,3)
= 300 ml – 121,65
= 178,35 ml

Konstanta Dielektrika Air = 78,24


Konstanta Dielektrika Alkohol = 24,30
Konstanta Dielektrika Propilen Glikol = 32
Kadar Ambroxol = 0,9 gram/300 ml x 100% = 0,3%
% Pelarut Campur = 100% - (0,3+20+0,1+0,05+0,1)%
= 100% - 20,55%
= 79,45%
Berat Pelarut Campur = 79,45% x 300 ml = 238,35
Berat Air = Berat Pelarut Campur – [(Vol. Etanol x Bj. Etanol) +
(Vol.Prpilen Glikol)]
= 238,35 ml – [(45 ml x 0,8119) + (15 ml x 1,035)]
= 238,35 ml – (36,54 + 15,53)
= 238,35 ml – 52,07
= 186,28 ml
Vol. Total Pelarut Campur = Volume Air + Volume Etanol + Volume Propilen Glikol
= 186,28 ml + 45 ml + 15 ml
= 246,28 ml
Konstanta Dielektrika Pelarut Campur = (Vol. Pelarut/Vol. Total Pelarut Campur x KD
Pelarut)
• Air = 186,28 ml / 246,28 ml x 78,54 = 59,40
• Etanol = 45 ml / 246,28 ml x 24,30 = 4,44
• Propilen Glikol = 15 ml / 246.28 x 32 = 1,95
• KD Pelarut Campur = 59,40 + 4,44 + 1,95 = 65,79

Formula II
Ambroxol = 15mg/5 ml x 300 ml = 0,9 gram
Eatnol = 15% x 300 ml = 45 ml
Propilen Glikol = 10% x 300 ml = 30 ml
Syrup Simplex = 20% x 300 ml = 60 ml
Natrium Benzoat = 0,1% x 300 ml = 0,3 ml
FD&C Red = 0,05% x 300 ml = 0,15 ml
Essesns Strawberry = 0,1% x 300 ml = 0,3 ml
Aquadest = 300 ml – (0,9+45+30+60+0,3+0,15+0,3)
= 300 ml – 139,65
= 163,35 ml

Konstanta Dielektrika Air = 78,24


Konstanta Dielektrika Alkohol = 24,30
Konstanta Dielektrika Propilen Glikol = 32
Kadar Ambroxol = 0,9 gram/300 ml x 100% = 0,3%
% Pelarut Campur = 100% - (0,3+20+0,1+0,05+0,1)%
= 100% - 20,55%
= 79,45%
Berat Pelarut Campur = 79,45% x 300 ml = 238,35
Berat Air = Berat Pelarut Campur – [(Vol. Etanol x Bj. Etanol) +
(Vol.Prpilen Glikol)]
= 238,35 ml – [(45 ml x 0,8119) + (30 ml x 1,035)]
= 238,35 ml – (36,54 + 31,05)
= 238,35 ml – 67,59
= 170,76 ml
Vol. Total Pelarut Campur = Volume Air + Volume Etanol + Volume Propilen Glikol
= 170,76 ml + 45 ml + 30 ml
= 245,76 ml
Konstanta Dielektrika Pelarut Campur = (Vol. Pelarut/Vol. Total Pelarut Campur x KD
Pelarut)
• Air = 270,76 ml / 245,76 ml x 78,54 = 54,57
• Etanol = 45 ml / 245,76 ml x 24,30 = 4,45
• Propilen Glikol = 30 ml / 245,76 x 32 = 3,91
• KD Pelarut Campur = 54,57 + 4,45 + 3,91 = 62,93

VII. PENIMBANGAN
FORMULA I FORMULA II
BAHAN FORMULA I FORMULA II
PRAKTIKUM PRAKTIKUM
Ambroxol 0,9 gram 0,9 gram
Etanol 45 ml 45 ml
Propilen Glikol 15 ml 30 ml
Sir Simplex 60 ml 60 ml
Natrium Benzoat 0,3 ml 0,3 ml
FD&C Red 0,15 ml 0,15 ml
Essence
0,3 ml 0,3 ml
Strawberry
Aquadest 178,35 ml 163,35 ml

VIII. CARA KERJA


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang Semua bahan
3. Dikalibrasi botol 60 ml
4. Ambroxol digerus dan dilarutkan dalam etanol diaduk ad larut dan homogen (M1)
5. Na Benzoat dilarutkan dalam air kemudian dimasukkan dalam (M1)
dicampur ad homogen
6. Ditambahkan propilen glikol dicampur ad homogen
7. Ditambahkan sirup simplex ad homogen (cara membuat syrup simplex adalah dengan
cara melarutkan 65 g sukrosa dlm 100 mL air panas, lalu ditambahkan ke dalam eliksir
yang telah dibuat )
8. Ditambahkan FD&C Red dan Essence strawberry ke dalam campuran
9. Ditambahkan aquadest , aduk ad homogen
10. Dilakukan uji evaluasi yaitu uji organoleptic, uji bobot jenis , uji pH larutan dan uji
kejernihan
IX. EVALUASI DAN TABULASI DATA
1. Uji Organolpetik (Drug Stability Vol 107 Hal 269)
Cara: Diamati warna, bau dan bentuk sediaan
Syarat: stabil, bau tidak tengik & tidak ada perubahan warna

UJI FORMULA I FORMULA II


ORGANOLEPTIK
BENTUK
WARNA
BAU

Kesimpulan :

2. Uji Berat Jenis (FI V hal 1030)


Cara Kerja
1. Piknometer dibersihkan dan dikeringkan
2. Piknometer kosong ditimbang
3. Piknometer diisi dengan aquadest, lalu didinginkan pada suhu 25 C, kemudian
ditimbang

4. Dihitung bobot jenis sampel dengan cara Rumus

Bj = (𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑒𝑙𝑖𝑘𝑠𝑖𝑟)−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔

(𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟+𝑎𝑖𝑟 )−𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔

● Syarat : 1,21 - 1,23 (Depkes RI)

FORMULA PIKNOMETER PIKNOMETER+ PIKNOMETER+ BJ


KOSONG AIR ELIXIR
I

II

Kesimpulan :
3. UJI PH (FI Ed.IV hal 1039)
Alat
PH Meter
PRINSIP
Harga pH adalah harga yang diberikan oleh alat potensiometrik (pH meter) yang sesuai,
yang telah dibakukan sebagaimana mestinya, yang mampu mengukur harga pH sampai
0,02 unit pH menggunakan electrode indikator yang peka, elektroda kaca, dan elektrode
pembanding yang sesuai.
CARA
1. pH meter dikalibrasi menggunakan larutan dapar pH 4 dan pH 7
2. Elektroda pH meter dicelupkan ke dalam sediaan elixir
3. Jarum pH meter dibiarkan bergerak sampai menunjukan posisi tetap
4. Dicatat pH yang tertera pada pH meter
5. Dilakukan pengulangan pembacaan pH sebanyak tiga kali.
SYARAT
pH larutan jenuh lebih kurang 5.

FORMULA PH
1
2

Kesimpulan :

4. Uji Stabilitas (FI edisi V, hal 39 dan 1553)


Cara :
a. Dilakukan dengan menggunakan tabung reaksi alas datar tidak berwarna transparan
terbuat dari kaca netral
b. Dimasukkan kedalam tabung reaksi menggunakan larutan zat uji dari sirup yang
sesuai secukupnya yang dibuat agar seperti tonum sebagai volume larutan dalam
tabung reaksi
c. Dibandingkan kedua tabung setelah 5 menit pembuatan sirup dengan latar belakang
hitam
d. Pengamatan dilakukan dengan dibawah cahaya terdispersi tegak lurus kearah bawah
tabung.
e. Sediaan disimpan didalam botol putih pada suhu kamar selama 3 hari

Syarat : kejernihan sama dengan air atau pelarut yang diamati

Hari Formula I Formula II


1
2
3

Kesimpulan :

5. Kejernihan (Lachman hal 972)


• Cara :
1. Dilakukan pemeriksaan secara visual
2. Diberikan cahaya terfokus melalui larutan
3. Lakukan pengamatan
• Syarat
Tidak adanya partikel-partikel yang tidak larut yang mengacaukan cahaya tersebut.
Hari Ke Formula I Formula II
1
2
3
4
5

Kesimpulan:

6. Volume terpindahkan (Depkes RI, 1995)


● Cara:
❖ Dituang ke botol dari tiap botol secara perlahan ke dalam gelas ukur
❖ Ditunggu 30 menit untuk menghindari menghindari adanya gelombang udara
❖ Dilakukan pengukuran di setiap wadah
❖ Volume setiap wadah rata-rata tidak lebih rendah dari 100%
❖ Tidak satu pun volume wadah kurang dari 95% dari volume etiket
Syarat
Untuk sediaan wadah dosis ganda
Volume rata –rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah < 100 % dan tidak ada satu wadah
pun volumenya < 95% dari volume yang tertera pada etiket
Untuk sediaan wadah dosis tunggal
Volume rata –rata cairan yang diperoleh dari 10 wadah < 100 % dan volume dari masing-
masing wadah dari 10 wadah terletak dalam rentang 95%- 110 % dari volume yang tertera
pada etiket.
Formula Volume Hasil Pengamatan
I
II

Kesimpulan :
X.RANCANGAN KEMASAN
• Kemasan Primer

• Kemasan Sekunder
• Etiket

• Brosur
IX. DAFTAR PUSTAKA
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Weller, P. J. (2003). Handbook of pharmaceutical
excipients. London :Pharmaceutical Press
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.Farmakope Indonesia Edisi V. 2020.
Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.Farmakope Indonesia Edisi III. 1979.
Jakarta
Ambari, Y. (2020). Uji Stabilitas Fisik Formulasi Elixir Paracetamol Dengan
Kombinasi Co-Solvent Propilen
Glikol Dan Etanol. Journal of Pharmaceutical Care Anwar Medika (J-PhAM),
1(1), 1-6.

Anda mungkin juga menyukai