0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
12 tayangan35 halaman

Laporan Tutor Kasus 2

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 35

LAPORAAN TUTORIAL KDK 2

KASUS 2

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

1. ADITYA SAFITRA RAMADHANI (019.01.3619)

2. AINUN JARYAH (019.01.3620)

3.ANITA BAHAR (019.01.3621 )

3.CHINTA VIRAHAN A. (019.01.3622)

4. DENISYA SUCIYATI (019.01.3624)

5. DEVISILYA UMBU NGEDO (019.01.3625)

6. DIAN APRILYAH (019.01.3626)

7. DWI ANDRYANTO (019.01.3627)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

TAHUN AKADEMIK 2019/2020


KASUS 2

Seorang perempuan Ny. M usia 62 tahun pendidikan SMP seorang janda dibawa ke IGD
RS Maju Mundul pada tanggal 21 Desember 2019 pukul 01.30 dengan keluhan sesak,
bengkak pada kaki dan tangan, lemas sejak 1 hari yang lalu disertai mual muntah.
Keluarga mengatakan bahwa klien sebelumnya sudah dibawa ke Puskesmas namun tidak
ada perubahan dank lien bertambah sesak dan bengkak. Klien sudah menderita kencing
manis sejak 5 tahun yang lalu disertai dengan hipertensi. Klien mengatakan bahwa
awalnya dia hanya tahu kalau dirinya menderita kencing manis namun tidak tahu ternyata
juga menderita penyakit gagal ginjal, klien mengatakan bahwa dirinya jarang
memeriksaan kesehatannya di RS, karena takut kalau tambah banyak pikiran dan cemas
kalau tahu tentang penyakitnya.Klien mendapatkan diit uremia rendah garam dan nasi
lunak selama di RS, namun porsi tidak habis karena merasa mual dan nafsu makan tidak
ada. Klien mengatakan sering ke kamar mandi untuk BAK ketika di rumah. Hasil
pemeriksaan TTV di dapatkan TD 200/10 mmHg, Nadi 70x/menit, RR 29x/menit, suhu
37oC. Pola aktivitas dan latihan klien semua dibantu oleh orang lain, klien mendapatkan
terpai okigen. Klien mengatakan takut kalau diminta untuk melakukan cuci darah, karena
akan mengganggu aktivitasnya. Hasil pengkajian fisik diperoleh pernafasan bentuk dada
simetris, pernapsan ireguler, terdapat alat bantu nasal kanul 2 lpm, Tingkat kesadaran
compos mentis GCS 15, terapasang kateter urin dengan produksi urin 1600 ml/24 jam,
terdapat edema pada ektremitas atas dan bawah derajat 2, turgor> 2 detik dan CRT> 2
detik. Hasil pemeriksaan penunjang HGB 8,3 gr/dl, RBC 2,46.106 /uL, HCT 21 %, WBC
8,99.103/uL., BUN 90 mg/dl, creatinine 5,99 gr/dl, Na 137 mmol/l, K 4,9 mmol/l, Cl 101
mmol/l, GDS 172 mg/dl. Klien mendapatkan terapi infus NaCl, Amlodipin, Candesartan,
Furosemid, Omeprazole, ASpilet, CPG, ISDN.

KATA SULIT KASUS 2


 Kencing manis

 Gagal ginjal

 Diit uremia rendah garam


 Terapi oksigen cuci darah

 Nasal kanul 2lpm

 Kateter urine

 Creatinine

 GDS

 Aspilet

 CPG

 Amlodipin

 Furosemide

 Omeprazole

PERTANYAAN DARI KATA SULIT 2

1. Kencing manis

1. Apa penyebab dari kencing manis?

Faktor penyebab Diabetes Militus


Penyakit diabetes bisa disebabkan oleh beberapa faktor
pemicu,diantaranya:Pola makan, Obesitas (kegemukan), Faktor genetis, Bahan-bahan
kimia dan obat-obatan, Penyakit dan infeksi pada pancreas, Pola hidup, Teh manis,
Gorengan, Suka ngemil, Kurang tidur., Sering stress, Kecanduan rokok,
Menggunakan pil kontrasepsi, Keranjingan soda Corwin, Elizabeth. 2001.
2. Bagaimana cara penanganan dari kencing manis?

Cara pengobatan kencing manis atau diabetes.


o Insulin: pengidap diabetes tipe I memerlukan terapi insulin. Tersedia
berbagai jenisinsulin dengan asal dan kemurnian yang berbeda-
beda.insulin juga berbeda-beda dalam aspek saat awitan kerja, waktu
puncak kerja, dan lama kerja. .pengidap diabetes tipe II,
walaupundianggap tidak bergantung insulin, juga dapat memperoleh
manfaat dari terapi insulin. Pada pengidap diabetes tipe II, mungkin
terjadi defisiensi pelepasan insulin atau insulin yangdihasilkan kurang
efektif karena mengalami sedikit perubahan.

o Pendidikan dan kepatuhan terhadap diet: adalah komponen penting


lain pada pengobatan diabetes tipe I dan II. Rencana diet diabetes
dihitung secara individual bergantung pada kebutuhan pertumbuhan,
rencana penurunan berat (biasanya untuk pasiendiabetes tipe II), dan
tingkat aktivitas. Distribusi kalori biasanya 50-60% dari
karbohidratkompleks, 20% dari protein, dan 30% dari lemak. Diet juga
mencakup serat, vitamin, danmineral. Sebagian penderita diabetes tipe
II mengalami pemulihan kadar glukosa darahmendekati normal hanya
dengan intervensi diet karena adanya peran faktor kegemukan

o Program Olahraga: terutama untuk pengidap diabetes tipe II, adalah


intervensi terapetik ketiga untuk diabetes mellitus. Olahraga, digabung
dengan pembatasan diet, akan mendorong penurunan berat dan dapat
meningkatkan kepekaan insulin. Untuk kedua tipe diabetes,olahraga
terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga
kadar glukosadarah turun. Olahraga juga dapat meningkatkan
kepekaan sel terhadap insulin. Corwin, Elizabeth. 2001. Buku Saku
Patofisiologi.Jakarta: EGC.

Pencegahan Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah karena pemicunya belum


diketahui. Sedangkan, diabetes tipe 2 dan diabetes gestasional dapat dicegah,
yaitu dengan pola hidup sehat. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk
mencegah diabetes, di antaranya adalah:
 Mengatur frekuensi dan menu makanan menjadi lebih sehat

 Menjaga berat badan ideal

 Rutin berolahraga

 Rutin menjalani pengecekan gula darah, setidaknya sekali dalam


setahunMayo Clinic (2014). Diseases & Conditions. Diabetes.

3. Apa tanda dan gejala kencing manis?

Gejala awal diabetes adalah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin
makanan yangmanis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Dan
setelah jangka panjangtanpa perawatan memadai, dapat memicu berbagai komplikasi
kronis, seperti:
1. Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan
2. Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginja

3. Gangguan pada jardiovaskula, disertai lesi membrane basalis yang dapat


diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop electron

4. Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi autonom,


footulcer ,amputasi,charcit joint dan disfungsi seksual.

5. Dan gejala lain seperti dehidrasi, ketoasidosis, ketonuria, dan hiperosmolar


nonketotik yangdapat berakibat pada stupor dan koma. Kata diabetes mellitus
itu sendiri mengacu padasimtoma yang disebut glikosuria, atau kencing
manis, yang terjadi jika tidak segeramendapatkan perawatan. Irianto, Kus.
2004.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung

Tanda dan gejala kencing manis yaitu: Sering merasa haus, Sering
buang air kecil, terutama di malam hari, Sering merasa sangat lapar, Turunnya
berat badan tanpa sebab yang jelas, Berkurangnya massa otot, Terdapat keton
dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan otot dan lemak akibat
tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai sumber energy, Lemas,
Pandangan kabur, Luka yang sulit sembuh, Sering mengalami infeksi,
misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran kemih. Kharroubi, A. Darwish
H. (2015).
Gejala Diabetes tipe 1 dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa
minggu, bahkan beberapa hari saja. Sedangkan pada diabetes tipe 2, banyak
penderitanya yang tidak menyadari bahwa mereka telah menderita diabetes
selama bertahun-tahun, karena gejalanya cenderung tidak spesifik. Beberapa ciri-
ciri diabetes tipe 1 dan tipe 2 meliputi:
i. Sering merasa haus.

ii. Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

iii. Sering merasa sangat lapar.

iv. Turunnya berat badan tanpa sebab yang jelas.

v. Berkurangnya massa otot.

vi. Terdapat keton dalam urine. Keton adalah produk sisa dari pemecahan
otot dan lemak akibat tubuh tidak dapat menggunakan gula sebagai
sumber energi.

vii. Lemas.

viii. Pandangan kabur.


ix. Luka yang sulit sembuh.

x. Sering mengalami infeksi, misalnya pada gusi, kulit, vagina, atau saluran
kemih.

Beberapa gejala lain juga bisa menjadi ciri-ciri bahwa seseorang mengalami diabetes,
antara lain:
i. Mulut kering.

ii. Rasa terbakar, kaku, dan nyeri pada kaki.

iii. Gatal-gatal.

iv. Disfungsi ereksi atau impotensi.

v. Mudah tersinggung.

vi. Mengalami hipoglikemia reaktif, yaitu hipoglikemia yang terjadi beberapa


jam setelah makan akibat produksi insulin yang berlebihan.

vii. Munculnya bercak-bercak hitam di sekitar leher, ketiak, dan


selangkangan, (akantosis nigrikans) sebagai tanda terjadinya resistensi
insulin. Mayo Clinic (2014). Diseases & Conditions. Diabetes.

2. Gagal ginjal

a. Apa penyebab gagal ginjal?

Penyebab gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang dideritai
oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan organ ginjal
adapun beberapa penyakit yang sering kali yang menyebabkan gagal ginjal yaitu
- Penyakit tekanan darah tinggi (hipertensi)

- Penyakit diabetes meletus (DM)

- Adanya sumbatan pada saluran kemi h (batu,tumor,penyempitan/striktur

- Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik

- Menderita penyakit kanker (cancer)

- Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal
itu sendiri (polycystic kidney disease)
- Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau
dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai
glomerulonephritis.

- Kehilangan cairan serta penyakit paru. Katzung, B.G, Master, S.B. and
Trevor, A.J 2014.

Penyebab Gagal Ginjal


a. Penyebab gagal ginjal akut sangat beragam

b. Gangguan aliran darah ke ginjal (prerenal)

c. Kerusakan pada ginjal itu sendiri

d. Sumbatan pada aliran urine (postrenal).

Moyer, N. Healthline (2019). How to Prevent Kidney Failure


b. Apa itu gagal ginjal?

Gagal ginjal adalah suatu kondisi diamana dimana ginjal tidak dapat
menjalakan fungsinya secara normal. Penyakit gagal ginjal juga merupakan penyakit
dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak mampu
berkerja sama sekali dalam dalam hal penyaringan itu sendiri. Smeltzer, Suzanne C
dan Brenda G Bare. ( 2007).
Gagal ginjal akut atau acute kidney injury kondisi ketika ginjal berhenti
berfungsi secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan aliran darah ke
ginjal, gangguan pada ginjal, atau masalah sumbatan pada saluran urine.
Moyer, N. Healthline (2019). How to Prevent Kidney Failure
c. Apa akibat fatal dari ginjal?

Faktor Risiko Gagal Ginjal Akut


Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang
gagal ginjal, yaitu:
o Berusia 65 tahun ke atas

o Sedang menjalani kemoterapi atau perawatan intensif lain

o Pernah menderita gagal ginjal sebelumnya

o Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit ginjal

o Menderita kanker atau sedang menjalani pengobatan kanker


o Menderita penyakit ginjal atau pernah mengalami gagal ginjal
sebelumnya

o Menderita diabetes, hipertensi, gagal jantung, penyakit liver, penyakit


arteri perifer atau obesitas. Moyer, N. Healthline (2019). How to
Prevent Kidney Failure

d. Apa tanda dan gejala dari gagal ginjal?

Tanda dan gejala pada gagal ginjal yaitu : bengkak pada mata dan kaki, nyeri
pinggang hebat, kencing sakit, demam, kencing sedikit, kencing merah/darah, sering
kencing. Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. ( 2007).
Gejala gagal ginjal akut bisa muncul dalam hitungan hari atau bahkan jam
setelah gangguan pada ginjal terjadi. Gejalanya berupa:
 Jumlah dan frekuensi urine berkurang

 Pembengkakan pada tungkai akibat penumpukan cairan

 Tubuh mudah lelah

 Sesak napas

 Gangguan irama jantung

 Nyeri atau sensasi tertekan di dada

 Napas berbau tidak sedap

 Muncul ruam atau rasa gatal di kulit

 Nafsu makan menurun

 Mual dan muntah

 Demam

 Sakit di perut dan punggung

 Nyeri atau pembengkakan pada sendi

 Tremor di tangan

 Kejang

 Koma.
Moyer, N. Healthline (2019). How to Prevent Kidney Failure
3. Diit uremia rendah garam

a. Apa itu diit uremia rendah garam ?

Diit uremia rendah garam yaitu diet yang dianjurkan pada penderita hipertensi
yang bertujaun untuk membantu menghilangkan retensi garam atau air dalam jaringan
tubun dan menurunkan tekanan darah pada pasien tekanan darah ( Almatsier 2010).
4. Terapi oksigen cuci darah

1. Mengapa terapi oksigen perlu di lakukan ?

2. Apa itu terapi oksigen?

Terapi oksigen (O2) merupakan suatu intervensi medis berupa upaya pengobatan
dengan pemberian oksigen (O2) untuk mencegah atau memerbaiki hipoksia jaringan
dan mempertahankan oksigenasi jaringan agar tetap adekuat dengan cara
meningkatkan masukan oksigen (O2) ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya
angkut oksigen (O2) ke dalam sirkulasi dan meningkatkan pelepasan atau ekstraksi
oksigen (O2) ke jaringan. Widiyanto B, Yasmin LS. Terapi Oksigen terhadap
Perubahan Saturasi Oksigen melalui Pemeriksaan Oksimetri pada Pasien Infark
Miokard Akut (IM-A). Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa Tengah. 2014
3. Adakah efek samping terapi oksigen ?

Efek samping terapi oksigen. Terapi oksigen memiliki risiko dan efek
samping yang Anda perlu pertimbangkan matang-matang, sebelum menjalaninya.
Berikut adalah efek samping risiko terapi oksigen yang mungkin bisa dirasakan:
o Kegelisahan

o Merasa cemas

o Peningkatan tekanan darah

o Gula darah rendah

o Cairan berlebih dalam paru-paru

o Perubahan pada penglihatan

o Paru-paru kolaps

Selain itu, organ tubuh seperti mata, gigi, paru-paru hingga telinga berpotensi
merasakan sakit atau cereda akibat perawatan ini. Sebelum melakukan terapi oksigen,
bicarakan dengan dokter terkait mengenai rencana terapi oksigen yang akan Anda
jalani. Biasanya dokter akan mengetahui jumlah spesifik terapi yang harus Anda
jalani, serta pengobatan lain yang mampu mendukung efektivitas dari terapi oksigen
hiperbarik. Healthline. https://www.healthline.com/health/oxygen-
therapy#safetyconsiderations Diakses 13 Maret 2020
Efek Samping Pemberian Terapi Oksigen (O2) Seperti halnya terapi dengan
obat, pemberian terapi oksigen (O2) juga dapat menimbulkan efek samping, terutama
terhadap sistem pernapasan, susunan saraf pusat dan mata, terutama pada bayi
prematur. Efek samping pemberian terapi oksigen (O2) terhadap sistem pernapasan,
di antaranya dapat menyebabkan terjadinya depresi napas, keracunan oksigen (O2)
dan nyeri substernal. Depresi napas dapat terjadi pada pasien yang menderita penyakit
paru obstruktif kronis (PPOK) dengan hipoksia dan hiperkarbia kronis. Pada
penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), kendali pusat napas bukan oleh
karena kondisi hiperkarbia seperti pada keadaan normal, tetapi oleh kondisi hipoksia
sehingga pabila kada oksigen (O2) dalam darah meningkat maka akan dapat
menimbulkan depresi napas. Pada penderita penyakit paru obstruktif kronis (PPOK),
terapi oksigen (O2) dianjurkan dilakukan dengan sistem aliran rendah dan diberikan
secara intermiten. Keracunan oksigen (O2) terjadi apabila pemberian oksigen (O2)
dengan konsentrasi tinggi (di atas 60%) dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan
menimbulkan perubahan pada paru dalam bentuk kongesti paru, penebalan membran
alveoli, edema, konsolidasi dan atelektasis. Pada keadaan hipoksia berat, pemberian
terapi oksigen dengan fraksi oksigen (O2) (FiO2) yang mencapai 100% dalam waktu
6-12 jam untuk penyelamatan hidup seperti misalnya pada saat resusitasi masih
dianjurkan namun apabila keadaan kritis sudah teratasi maka fraksi oksigen (O2)
(FiO2) harus segera di turunkan. Nyeri substernal dapat terjadi akibat iritasi pada
trakea yang menimbulkan trakeitis. Hal ini terjadi pada pemberian oksigen (O2)
konsentrasi tinggi dan keluhan tersebut biasanya akan diperpa-rah ketika oksigen
(O2) yang diberikan kering atau tanpa humidifikasi. Widiyanto B, Yasmin LS. Terapi
Oksigen terhadap Perubahan Saturasi Oksigen melalui Pemeriksaan Oksimetri pada
Pasien Infark Miokard Akut (IM-A). Prosiding Konferensi Nasional II PPNI Jawa
Tengah. 2014
5. Nasal kanul 2lpm

1. Apa itu nasal kanul ?

Nasal kanul dan nasal kateter merupakan alat terapi oksigen (O2) dengan
sistem arus rendah yang digunakan secara luas. Nasal kanul terdiri dari sepasang tube
dengan panjang + dua cm yang dipasangkan pada lubang hidung pasien dan tube
dihubungkan secara langsung menuju oxygen flow meter. Alat ini dapat menjadi
alternatif bila tidak terdapat sungkup muka, terutama bagi pasien yang membutuhkan
konsentrasi oksigen (O2) rendah oleh karena tergolong sebagai alat yang sederhana,
murah dan mudah dalam pemakaiannya. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical
Physiology. Edisi XI. Philadel-phia. W. B. Saunders Company. 2006.
2. Apa tujuan pemasangan nasal kanul?
Nasal kanul berfungsi sebagai alat bantu pada proses pernapsan . . Saunders
Company. 2006.
6. Kateter urine

A. Apa yg dimaksud kateter urine?

Pengertian Kateter urin adalah selang yang dimasukkan ke dalam kandung


kemih untuk mengalirkan urine. Kateter ini biasanya dimasukkan melalui uretra ke
dalam kandung kemih, namun metode lain yang disebut pendekatan suprapubik,
dapat digunakan (Marrelli, 2007). Pemasangan kateter merupakan tindakan
keperawataan dengan cara memasukkan kateter ke dalam kandung kemih melalui
uretra yang bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006).
B. Apa tujuan pemasangan kateter ?

Tujuan tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan memasukan


selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.Kateter
memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu
mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi
alat untuk mengkaji haluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya
tidak stabil (Potter dan Perry, 2006).Kateterisasi urin membantu pasien dalam proses
eliminasinya. Pemasangan kateter menggantikan kebiasaan normal dari pasien untuk
berkemih. Penggunaan kateter intermiten dalam waktu yang lama dapat menyebabkan
pasien mengalami ketergantungan dalam berkemih (Craven dan Zweig, 2010).
C. Apa efek samping dari keteter urin?

Akibat atau efek yang Didapat Dari Pemasangan Kateter urine yaitu Iritasi
ataupun trauma pada uretra .Penggunaan kateter yang ukurannya tidak tepat dapat
mengiritasi uretra, sehingga kemungkinan terjadinya trauma pun meningkat. Selain
itu, kurangnya penggunaan lubrikasi dapat melukai jaringan sekitar uretra pada saat
penyisipan. Trauma pada jaringan uretra pun dapat terjadi apabila penyisipan letak
kateter belum tepat pada saat balon retensi pada kateter dikembangkan. Fiksasi
kateter yang kurang tepat dapat menambah gerakan yang menyebabkan regangan atau
tarikan pada uretra atau yang membuat kateter terlepas tanpa sengaja. Manipulasi
kateter paling sering menjadi penyebab kerusakan mukosa kandung kemih pada
pasien yang mendapat kateterisasi (Brunner & Suddarth, 2006).
Urin yang banyak mengandung urea yang memproduksi bakteri seperti Proteus
mirabilis, yang meningkatkan pH urin memicu terbentuknya krusta pada kateter.
Lumen kateter tersumbat oleh kristal yang berasal dari campuran ph urin yang tinggi,
bakteri dan ion kalsium maupun ion magnesium (Mandigan et all, 2006).
Pembentukan krusta yang berasal dari garam urin dapat menjadi sumber
pembentukan batu.Asupan cairan yang bebas dan peningkatan halauran urin harus
dipastikan untuk mengirigasi kateter dan mengencerkan zat-zat dalam urin yang dapat
membentuk krusta.Pemakaian katetersilicon secara signifikan jarang menimbulkan
pembentukan krusta (Brunner & Suddarth, 2006). Terjadi blocking( Tersumbat, tidak
mengalir dengan lancar ) . Kerusakan pada kateter yang disebabkan oleh krusta yang
menutupi area lumen kateter (Mandigan et al, 2006).
7. Creatinine

 Apa itu creatinine?

Kreatinin adalah molekul limbah kimia hasil metabolisme otot serta konsumsi
daging yang terbentuk dari kreatin, molekul penting untuk produksi energi otot. Zat
yang mengalir melalui pembuluh darah ini disaring oleh ginjal untuk kemudian
dibuang bersama urine. Mayo Clinic (2017). Tests & Procedures. Creatinine test
 Efek sampingn creatinine?

8. GDS

 Berapa normal gds?

Menurut Rudi (2013) hasil pemeriksaan kadar gula darah dikatakan normal bila :
1. Gula darah sewaktu : < 110 mg/dL

2. Gula darah puasa : 70 – 110 mg/dL

3. Waktu tidur :110 – 150 mg/dL

4. 1 jam setelah makan :< 160 mg/dL

5. 2 jam setelah makan :< 140 mg/dL

6. Pada wanita hamil :<140 mg/dL

Berikut kisaran kadar gula darah normal pada tubuh:


1. Makan: sekitar 70-130 mg/dl

2. Dua jam setelah makan: kurang dari 140 mg/dl

3. Setelah tidak makan (puasa) selama setidaknya delapan jam:


kurang dari 100 mg/dl

4. Menjelang tidur: 100 – 140 mg/dl. Mayo Clinic (2015).


Hyperglycemia in diabetes.

9. Aspilet

 Apa itu aspilet?


Aspilets adalah obat untuk menurunkan demam, meringankan sakit kepala, sakit
gigi dan nyeri otot yang termasuk golongan antiinflamasi nonsteroid atau NSAID. Selain
itu aspilets juga digunakan untuk mengobati serta mencegah nyeri dada pada serangan
jantung. Obat ini bekerja sebagai antinyeri, antidemam, antiradang dan pengencer darah.
Aspilet dapat dikonsumsi oleh dewasa dan anak-anak. Efek samping obat yang paling
umum terjadi mual, muntah, dan iritasi lambung.
10. CPG

a. Apa kegunaan cpg?

obat yang membantu menjaga darah mengalir lancar di dalam tubuh. . Ellison,
et al. (2018).
b. Apa itu CPG?

Clopidogrel adalah obat antiplatelet golongan thienopyridine, obat yang


membantu menjaga darah mengalir lancar di dalam tubuh.Mekanisme kerja
Clopidogrel adalah menghambat secara selektif terjadinya ikatan antara Adenosine
Difosfat dengan platelet reseptor P2Y12, kemudian mengaktivasi glikoprotein GPIIb /
IIIa kompleks sehingga mengurangi agregasi trombosit. Ellison, et al. (2018).
c. Adakah efek samping dari CPG?

Efek samping yang umum termasuk sakit kepala, mual, mudah memar, gatal,
dan mulas. Reaksi alergi yang sangat serius terhadap obat ini jarang terjadi. Namun,
jika terjadi segera dapatkan bantuan medis jika mengalami gejala reaksi alergi yang
serius, termasuk : ruam, gatal / bengkak (terutama wajah / lidah / tenggorokan),
pusing parah, atau sulit bernafas. Cancer Center (2019).
11. Amlodipin

I. Apa efek samping dari amlodipin?

Amlodipin merupakan golongan obat antihipertensi dengan mekanisme kerja


menghambat kanal kalsium sehingga menyebabkan relaksasi otot polos yang
menyebabkan menurunnya tekanan darah. Berdasarkan etiologi yang ditimbulkan,
hipertensi dibagi menjadi 2 kelompok yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Hipertensi primer atau hipertensi essensial merupakan hipertensi yang
penyebabnyadiketahui secara pasti atau disebut hipertensi idiopatik Acharjya, S. K.,
Annapurna, M. & Koya, S., 2010. Liquid Chromatographic Method for Simultaneous
Estimation of Atorvastatin Calcium
12. Furosemide

1. Apa itu frosemide ?


Furosemide adalah obat golongan diuretik yang bermanfaat untuk
mengeluarkan kelebihan cairan dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini sering
digunakan untuk mengatasi edema (penumpukan cairan di dalam tubuh) atau
hipertensi (tekanan darah tinggi). Sang Youb. (2015)
13. Omeprazole

1. Apa itu omeprazole?

Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang


diproduksi di dalam lambung. Obat yang masuk ke dalam jenis penghambat pompa
proton ini mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati, penyakit asam lambung
atau gastroesophageal reflux disease (GERD), dan infeksi yang menyebabkan tukak
lambung. Acharjya, S. K., Annapurna, M. & Koya, S., 2010
PEMBAHASAN OKSIGENASI

1. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling mendasar yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidup
dan aktivitas berbagai organ dan sel tubuh. Keberadaan oksigenasi merupakan
salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme dan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal
elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali bernapas dari
atmosfer. Oksegen (O2) untuk kemudian diedarkan ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen adalah salah satu kebutuhan yang paling vital bagi tubuh. Otak masih
mampu mentoleransi kekurangan oksigen antara 3-5 menit. Apabila kekurangan
oksigen berlangsung lebih dari 5 menit, maka terjadi kerusakan sel otak secara
permanen.. Selain itu oksigen digunakan oleh sel tubuh untuk mempertahankan
kelangsungan metabolisme sel. Oksigen akan digunakan dalam metabolisme sel
membentuk ATP (Adenosin Trifosfat) yang merupakan sumber energi bagi sel
tubuh agar berfungsi secara optimal. Oksigenasi adalah memenuhi kebutuhan
oksigen dalam tubuh dengan cara melancarkan saluran masuknya oksigen atau
memberikan aliran gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen meningkat
dalam tubuh. Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21
% pada tekanan 1 atmosfir sehingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

2. Anatomi – fisiologi systempernapasan


Anatomi sistem pernapasan Struktur sistem pernapasan tersusun sedemikian rupa
untuk memudahkan pengambilan oksigen melalui proses inspirasi dan
pengeluaran karbondioksida melalui proses inspirasi. Dtrukttur sistem pernapasan
dimulai dari hidung dan berakhir pada alveoolus.
a. Hidung = Naso = Nasal Merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang yang disebut kavum nasi dan dipisahkan oleh
sekat hidung yang disebut septum nasi. Didalamnya terdapat bulu-bulu
hidung yang berfungsi udara, debu dan kotoran yang masuk ke dalam
lubang hidung.

Anatomi
 Terdiri atas bagian eksternal dan internal
 Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang
hidung dan kartilago
 Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan
menjad rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang
sempit, disebut septum
 Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung
 Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang
mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke
nasofaring oleh gerakan silia Fungsi hidung, terdiri dari
 Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari
paru-paru
 Hidung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan
serta menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
 Hidung juga bertanggung jawab terhadap olfaktori (penghirup) karena
reseptor olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini
berkurang sejalandengan pertambahan usia. Gambar 2 Struktur
Saluran Pernapasan Atas

b. Tekak = Faring
Faring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang
menghubungkan hidung dan rongga mulut ke laring Faring dibagi menjadi
tiga region : nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring)
Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius
dan digestif
c. Laring (Pangkal Tenggorokan)
Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea Laring sering disebut sebagai kotak
suara dan terdiri atas: Epiglotis Adalah daun katup kartilago yang
menutupi ostium ke arah laring selama menelan Glotis adalah ostium
antara pita suara dalam laring Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada
trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)
Kartilago krikoid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam
laring (terletak di bawah kartilago tiroid) Kartilago aritenoid : digunakan
dalam gerakan pita suara dengan kartilago tiroid Pita suara : ligamen yang
dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara (pita suara
melekat pada lumen laring) Fungsi utama laring adalah untuk
memungkinkan terjadinya vokalisasi Laring juga berfungsi melindungi
jalan nafas bawah dari obstruksi benda asing dan memudahkan batu.

d. Trakea (Batang Tenggorokan) Disebut juga batang tenggorok


Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina

e. Bronkus (Cabang Tenggorokan) Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri


Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2
bronkus) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental
dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental Bronkus
segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf.

f. Bronkiolus Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus


Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir
yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan
napas
g. Bronkiolus Terminalis Bronkiolus membentuk percabangan menjadi
bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia)

h. Bronkiolus respiratori Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus


respiratori Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional
antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.

i. Duktus alveolar dan Sakus alveolar Bronkiolus respiratori kemudian


mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar Dan kemudian
menjadi alveoli.

j. Alveoli ,Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 Terdapat sekitar 300


juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2 Terdiri
atas 3 tipe : 1) Sel-sel alveolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk
dinding alveoli 2) Sel-sel alveolar tipe II : adalah sel yang aktif secara
metabolik dan mensekresi surfaktan (suatu fosfolipid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps) 3) Sel-sel
alveolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan
bekerja sebagai mekanisme pertahanan.

k. Paru-paru Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut Terletak dalam


rongga dada atau toraks Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral
yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar Setiap paru
mempunyai apeks dan basis Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3
lobus oleh fisura interlobaris Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2
lobus. Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai
dengan segmen bronkusnya.
Pleura Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan
elastis Terbagi mejadi :

1) Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada


2) Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru Diantara
pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini
untuk mencegah kolap paru-paru.

3. Proses Oksigenasi
Bernafas/pernapasan merupkan proses pertukaran udara diantara individu dan
lingkungannya dimana O2 yang dihirup (inspirasi) dan CO2 yang dibuang
(ekspirasi). Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas yaitu paru-paru
dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernapasan,
diafragma, isi abdomen, dinding abdomen, dan pusat pernapasan di otak. Pada
keadaan istirahat frekuensi pernapasan antara 12-15 kali per menit. Proses
bernafas terdiri dari 3 bagian, yaitu :
4. Ventilasi Yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari alveolus ke paru-
paru atau sebaliknya. Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung
pada perbedaan tekanan antara udara atmosfir dengan alveoli. Pada inspirasi,
dada ,mengembang, diafragma turun dan volume paru bertambah. Sedangkan
ekspirasi merupakan gerakan pasif.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi :
a. Tekanan udara atmosfir
b. Jalan nafas yang bersih
c. Pengembangan paru yang adekuat
5. Difusi Yaitu pertukaran gas-gas (oksigen dan karbondioksida) antara alveolus
dan kapiler paru-paru. Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang
bertekanan/konsentrasi lebih besar ke darah dengan tekanan/konsentrasi yang
lebih rendah. Karena dinding alveoli sangat tipis dan dikelilingi oleh jaringan
pembuluh darah kapiler yang sangat rapat, membran ini kadang disebut
membran respirasi. Perbedaan tekanan pada gas-gas yang terdapat pada
masing-masing sisi membran respirasi sangat mempengaruhi proses difusi.
Secara normal gradien tekanan oksigen antara alveoli dan darah yang
memasuki kapiler pulmonal sekitar 40 mmHg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi :
a. Luas permukaan paru
b. Tebal membran respirasi
c. Jumlah darah
d. Keadaan/jumlah kapiler dara
e. Afinitas
f. Waktu adanya udara di alveoli
6. Transpor Yaitu pengangkutan oksigen melalui darah ke sel-sel jaringan tubuh
dan sebaliknya karbondioksida dari jaringan tubuh ke kapiler. Oksigen perlu
ditransportasikan dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida harus
ditransportasikan dari jaringan kembali ke paru-paru. Secara normal 97 %
oksigen akan berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah dan
dibawa ke jaringan sebagai oksihemoglobin. Sisanya 3 % ditransportasikan ke
dalam cairan plasma dan sel-sel.
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transportasi :
a. Curah jantung (cardiac Output / CO)
b. Jumlah sel darah merah
c. Hematokrit darah
d. Latihan (exercise)
e. Keadaan pembuluh darah Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh
ditentukan oleh system respirasi, kardiovaskuler, dan keadaan hematologi.

 Sistem Respirasi Sistem pernapasan terdiri atas organ pertukaran gas


yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding
dada, otot-otot pernapasan, diafragma, isi abdomen, dinding abdomen
dan pusat pernapasan di otak. Bernafas adalah pergerakan udara dari
atmosfer ke sel tubuh dan pengeluaran CO2 dari sel tubuh sampai ke
luar tubuh. Ada tiga langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi,
perfusi paru dan difusi.
 Sistem kardiovaskuler Kemampuan oksigenasi pada jaringan sangat
dipengaruhi oleh fungsi jantung untuk memompa darah sebagai
transport oksigen. Darah masuk ke atrium kiri dari vena pulmonaris.
Aliran darah keluar dari ventrikel kiri menuju aorta melalui katup
aorta. Kemudian dari aorta darah disalurkan ke seluruh sirkulasi
sistemik melalui arteri, arteriol, dan kapiler serta menyatu kembali
membentuk vena yang kemudian dialirkan ke jantung melalui atrium
kanan. Darah dari atrium kanan masuk dalam ventrikel kanan melalui
katup pulmonalis untuk kemudian dialirkan ke paru-paru kanan dan
kiri untuk berdifusi. Darah mengalir di dalam vena pulmonalis kembali
ke atrium kiri dan bersikulasi secara sistemik berdampak pada
kemampuan transport gas oksigen dan karbon dioksida.
 Hematologi Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke
jaringan dan karbon dioksia dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97%
oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan
hemoglobin (Hb) dan 3 % oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah
merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari
keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu
molekul oksigenasi membentuk oksihemoglobin (HbO2). Afinitas atau
ikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, ph, konsentrasi 2,3
difosfogliserat dalam darah merah. Dengan demikian besarnya Hb dan
jumlah eritrosit akan memengaruhi transport gas.
7. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigen.

A. Faktor Fisiologi
a. Menurunnya kapasitas pengingatan O2 seperti pada anemia.
b. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi
saluran napas bagian atas.
c. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan
transport O2 terganggu.
d. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil,
luka, dan lain-lain.
e. Kondisi yang memengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada
kehamilan, obesitas, muskulus skeleton yang abnormal, penyalit
kronik seperti TBC paru.

B. Faktor Perkembangan
a. Bayi prematur yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan.
b. Bayi dan toddler adanya risiko infeksi saluran pernapasan akut.
c. Anak usia sekolah dan remaja, risiko infeksi saluran pernapasan dan
merokok.
d. Dewasa muda dan pertengahan : diet yang tidak sehat, kurang
aktivitas, stress yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru.
e. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan
kemungkinan arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru
menurun.

C. Faktor Perilaku
a. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi
paru, gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen
berkurang, diet yang tinggi lemak menimbulkan arterioklerosis.
b. Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen.
c. Merokok : nikotin menyebabkan vasokontriksi pembuluh darah perifer
dan koroner.
d. Substansi abuse (alcohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake
nutrisi/Fe menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alcohol,
menyebabkan depresi pusat pernapasan.
e. Kecemasan : menyebabkan metabolism meningkat

D. Faktor Lingkungan
a. Tempat kerja
b. Suhu lingkungan
c. Ketinggian tempat dan permukaan laut. Perubahan-perubahan fungsi
jantung yang memengaruhi kebutuhan oksigenasi :
1. Gangguan kondiksi seperti distritmia (takikardia/bradikardia).
2. Perubahan cardiac output, menurunnya cardiac output seoerti pada
pasien dekom menimbulkan hipoksia jaringan.
3. Kerusakan fungsi katup seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi
darah yang mengakibatkan ventrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infark mengakibatkan kekurangan pasokan
darah dari arteri koroner ke miokardium.

5. Masalah kebutuhan oksigenasi

1. Hiperventilasi Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2


dalam paru-paru agar pernapasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi
dapat disebabkan karena :
a. Kecemasan
b. Infeksi/sepsis
c. Keracunan obat-obatan
d. Ketidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolic. Tanda-
tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada
(chest pain), menurunkan konsentrasi, disorientasi , tinnitus.
2. Hipoventilasi Hivoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat
untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2
dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disorientasi, kardiakdistritmia, ketidakseimbangan
elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
3. Hipoksia Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2
yang diinspirasi atau meningkatkan penggunaan O2 pada tingkat seluler.
Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunnya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung.
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti pada keracunan sianida.
d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pneumonia.
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok.
f. Kerusakan/gangguan ventilasi.
Tanda-tanda hipoksia antara lain : kelelahan, kecemasan, menurunnya
kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam,
sianosis, sesak napas, dan clubbing. Gangguan Oksigenasi Permasalahan
dalam hal pemenuhan kebutuhan oksigen tidak terlepas dari adanya
gangguan yang terjadi pada sistem respirasi baik pada anatomi maupun
fisiologi dari organ-organ respirasi.Gangguan pada sistem respirasi dapat
disebabkan diantaranya oleh karena peradangan, obstruksi, trauma, kanker,
degeneratif, dan lain- lain.
Gangguan tersebutakan menyebabkan kebutuhan oksigen dalam tubuh tidak
terpenuhi secara adekuat. Secara garis besar, gangguan respirasi
dikelompokkan menjadi tiga. Yaitu: a) Gangguan irama/frekuensi pernapasa
1. Gangguan irama pernafasan antara lain :
 Pernafasan 'cheyne-stokes' yaitu siklus pernafasan yang amplitudonya
mula-mula dangkal, makin naik kemudian makin menurun dan
berhenti. Lalu pernafasan dimulai lagi dengan siklus baru. Jenis
pernafasan ini biasanya terjadi pada klien gagal jantung kongesti,
peningkatan tekanan intrakranial, overdosis obat. Namun secara
fisiologis, jenis pernafasan ini terutama terdapat pada orang di
ketinggian 12.000-15.000 kaki diatas permukaan laut dan pada bayi
saat tidur.
 Pernafasan 'biot' yaitu pernafasan yang mirip dengan pernafasan
cheyne- stokes, tetapi amplitudonya rata dan disertai apnea, keadaan
pernafasan ini kadang ditemukan pada penyakit radang selaput otak.
 Pernafasan 'kussmaul' yaitu pernafasan yang jumlah dan kedalaman
meningkat sering melebihi 20 kali/menit. Jenis pernafasan ini dapat
ditemukan pada klien dengan asidosis metabolik dan gagal ginjal.
2. Gangguan frekuensi pernafasan
 Takipnea/ hipernea, yaitu frekuensi pernafasan yang jumlah
nya meningkat diatas frekuensi pernafasan normal.
 Bradipnea, yaitu kebalikan dari takipnea dimana frekuensi
pernafasan yang jumlahnya menurun dibawah frekuensi
pernafasan normal.
b) Insufisiensi pernafasan Penyebab insufisiensi pernafasan
dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1. Kondisi yang menyebabkan hipoventilasi alveolus
2. Kelainan yang menurunkan kapasitas difusi paru.
3. Kondisi yang menyebabkan terganggunya pengangkutan
oksigen dari paru-paru ke jaringan.
c) Hipoksia. Hipoksia adalah kekurangan oksigen dijaringan,
istilah ini lebih tepat daripada anoksia. Sebab jarang terjadi
tidak ada oksigen sama sekali dalam jaringan. Hipoksia dapat
dibagi kedalam kelompok yaitu :
1. Hipoksemia
2. Hipoksia hipokinetik (stagnant anoksia/anoksia bendunga)
3. Overventilasi hipoksia
4. Hipoksia histotoksik
DAFTAR PUSTAKA

1. Andarmoyo, S. (2012). Kebutuhan Dasar Manusia (Oksigenasi). Yogyakarta:


Graha Ilmu.
2. Tarwoto dan Wartonah. 2011. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan .Jakarta. Salemba Medika.
3. Irman, S. (2009). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Pernafasan. (S. Aklia, Ed.) (2nd ed.). Jakarta
4. Sherwood, L. (2012). Fisiologi manusia. (6th ed.). Jakarta: EGC
5. Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta.
Pathway oksigenasi

Obstruksi dispneu yang di sebabkan berbagai etiologi

Fungsi pernafasan terganggu

Ventilasi pernafasan Obstruksi jalan nasfas/ perub volum sekuncup,

Pengeluaran mukul yang preload dan after load

banyah serta kontraksitas.

Hipoventilasi/
hiperventilasi

Bersihan jalan nafas terganggunya difusi

Takipneu/bradipneu Tidak efektif pertukaran O2 dan CO2

Di alveolus

 Pola nafas tidak


efektif Gangguan pertukaran
 Pertukaran gas
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 2

II. PENGKAJIAN

B. Identitas Pasien

Nama : Ny. M usia

Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : perempuan

Pendidikan : SMP

Status : janda

Tanggal Masuk : 21 Desember 2019

Tanggal pengkajian : 21 Desember 2019

Jam masuk rumah sakit:pukul 01.30

B. Status Kesehatan

a. Status Kesehatan Saat Ini

1). Keluhan Utama

keluhan sesak, bengkak pada kaki dan tangan

2). Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini

Ny. M usia 62 tahundengan keluhan sesak, bengkak pada kaki dan tangan, lemas sejak 1 hari
yang lalu disertai mual muntah. Keluarga mengatakan bahwa klien sebelumnya sudah dibawa
ke Puskesmas namun tidak ada perubahan dan klien bertambah sesak dan bengkak sehingga
dibawa ke IGD RS Maju Mundul pada tanggal 21 Desember 2019 pukul 01.30.
b. Satus Kesehatan Masa Lalu

Klien sudah menderita kencing manis sejak 5 tahun yang lalu disertai dengan hipertensi

Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan


Klien mengatakan bahwa awalnya dia hanya tahu kalau dirinya menderita kencing manis
namun tidak tahu ternyata juga menderita penyakit gagal ginjal, klien mengatakan bahwa
dirinya jarang memeriksaan kesehatannya di RS, karena takut kalau tambah banyak pikiran
dan cemas kalau tahu tentang penyakitnya.
b. Pola Nutrisi-Metabolik

 Sebelum sakit :-

 Saat sakit : Klien mendapatkan diit uremia rendah garam dan nasi lunak
selama
di RS, namun porsi tidak habis karena merasa mual dan nafsu makan
tidak ada

c. Pola Eliminasi

1) BAB

 sebelum sakit : -

 Saat sakit :-

2) BAK

 Sebelum sakit :-

 Saat sakit : Klien mengatakan sering ke kamar mandi untuk BAK ketika di rumah
c. Pola aktivitas dan latihan

KemampuanPerawatanDir 0 1 2 3 4
i

Makan 

Minum 

Kekamarmandi 

0: mandiri, 1: Alatbantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain danalat, 4: tergantung total

d. Pola kognitif dan Persepsi : Klien mengatakan takut kalau diminta untuk melakukan cuci
darah, karena akan mengganggu aktivitasnya.
e. Pola Persepsi-Konsep diri : -
f. Pola Tidur dan Istirahat :

 Sebelumsakit :-

 Saat sakit :-

g. Pola Peran-Hubungan : -
h. Pola Seksual-Reproduksi : -

 Sebelumsakit :-

 Saat sakit :-

i. Pola Toleransi Stress-Koping : -


j. Pola Nilai-Kepercayaan : -

4. Pengkajian Fisik
 Keadaan umum :
Tingkat kesadaran : composmetis
GCS : 15
 Tanda-tanda Vital :
Hasil pemeriksaan TTV di dapatkan TD 200/10 mmHg, Nadi 70x/menit, RR 29x/menit, suhu
37oC
turgor> 2 detik dan CRT> 2 detik
 Keadaan fisik
e. Kepala dan leher :
Hidung :terdapat alat bantu nasal kanul 2 lpm
f. Dada : simetris
Pernapasan : ireguler
g. Reproduksi :
terapasang kateter urin dengan produksi urin 1600 ml/24 jam
h. Ekstremitas :
Terdapat edema pada ektremitas atas dan bawah derajat 2
 Pemeriksaan Penunjang
2. Data laboratorium yang berhubungan
HGB 8,3 gr/dl, RBC 2,46.106 /uL, HCT 21 %, WBC 8,99.103/uL., BUN 90 mg/dl,
creatinine 5,99 gr/dl, Na 137 mmol/l, K 4,9 mmol/l, Cl 101 mmol/l, GDS 172 mg/dl.
 Diagnosa medis dan theraphy
Klien mendapatkan terapi infus NaCl, Amlodipin, Candesartan, Furosemid, Omeprazole,
ASpilet, CPG, ISDN.
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Oksigenasi ke jaringan Pola nafas tidak
-klien mengeluh sesak kurang efektif

DO :
-TTV : Kompensasi tubuh untuk
TD 200/10 mmHg, Nadi 70x/menit, RR meningkatkan suplai O2
29x/menit, suhu 37oC dengan meningkatkan
-klien mendapatkan terapi okigen upaya bernapas
- pernapsan ireguler
-terdapat alat bantu nasal kanul 2 lpm
- terdapat suara nafas tamabahan Peningkatan Respirasi
- klien cemas
- klien mengalami mual muntah
Hiperventilasi

Sesak napas

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan pasien merasa sesak,RR
29x/menit, pernapsan ireguler dan terdapat alat bantu nasal kanul 2 lpm
INTERVENSI
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN RENCANA TINDAKAN
KRITERIA HASIL

1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas (I.01011)


efektif b.d tindakan keperawatan Observasi
hiperventilasi 3x24jam diharapkan pola  Monitor pola napas
ditandai dengan napas membaik dengan (frekuensi,kedalaman,usaha
pasien merasa kriteria hasil : napas)
sesak,RR 29x/menit,  dipsnea menurun  Monitor bunyi napas
pernapsan ireguler  penggunaan otot bantu tambahan
dan terdapat alat napas menurun  Monitor sputum
bantu nasal kanul 2  frekuensi napas Terapeutik
lpm membaik  Pertahankan kepatenan jalan
 kedalaman napas napas
membaik  Posisikan semi fowler atau
fowler
 Lakukan fisioterapi dada
 Berikan oksigen
Edukasi
 Anjurkan asupan
cairan2000ml/hari
 Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,m
ukolitik bila perlu
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
TANGGAL/ DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
JAM KEPERAWATAN
21 Desember Pola nafas tidak  memonitor pola S : pasien Ainun
2019 pukul jaryah
efektif b.d napas mengatakan
02.30
hiperventilasi (frekuensi,kedalama sesaknya sudah
ditandai dengan n,usaha napas) berkurang
pasien merasa  memonitor bunyi
sesak,RR 29x/menit, napas tambahan O:
pernapsan ireguler  memonitor sputum Frekuensi napas
dan terdapat
alat  mempertahankan sedikit membaik
bantu nasal kanul 2 kepatenan jalan RR : 22xpermenit
lpm napas
 memposisikan semi A : masalah teratasi

fowler atau fowler sebagian

 melakukan
fisioterapi dada P : lanjutkan
intervensi :
 memberikan oksigen
Observasi
 menganjurkan
 Monitor pola
asupan
napas
cairan2000ml/hari
(frekuensi,kedala
 mengajarkan teknik
man,usaha napas)
batuk efekif
 Monitor bunyi
 berkolaborasi
napas tambahan
pemberian
 Monitor sputum
bronkodilator,ekspek
Terapeutik
toran,mukolitik bila
perlu  Pertahankan
kepatenan jalan
napas
 Posisikan semi
fowler atau
fowler
 Lakukan
fisioterapi dada
 Berikan oksigen
Edukasi
 Anjurkan asupan
cairan2000ml/hai
 Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
bronkodilator,eks
pektoran,mukoliti
k bila perlu

Anda mungkin juga menyukai