Template Skripsi D4 Gizi - Finish
Template Skripsi D4 Gizi - Finish
Template Skripsi D4 Gizi - Finish
Proposal Skripsi
Diajukan oleh:
Ifan Nurchadi
P07131220054
Mengetahui
Pembimbing Proposal Skripsi
ii
LEMBARAN PENGESAHAN
Oleh :
Ifan Nurchadi
NIM : P07131220054
iii
Ketua Jurusan Gizi Ketua Program Studi D-IV Gizi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh
iv
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Proposal Skripsi ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi, lembaga atau institusi pendidikan lainnya dan sepanjang
sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka. Bilamana dikemudian hari terdapat unsur-unsur
yang mengarah ke research misconduct maka saya bersedia untuk diproses sesuai
hukum yang berlaku.
Ifan Nurchadi
v
KATA PENGANTAR
vi
5. Rekan-rekan seperjuangan baik yang bernaung dibawah jajaran almamater
civitas akademika gizi maupun tidak, yang selalu memberi dorongan dan
kerjasama selama pendidikan serta telah menyumbangsihkan pemikiran-
pemikiran untuk penyelesaikan tesis ini.
Ifan Nurchadi
vii
DAFTAR ISI
halaman
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
1. Tujuan Umum ................................................................. 7
2. Tujuan Khusus ................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
E. Keaslian Penelitian ............................................................... 8
F. Keterbatasan Penelitian ........................................................ 9
18
1. WHO Anthro
21
2. Status Gizi
24
3. Penilaian Status Gizi
25
C. Pelatihan dan Pendidikan Kesehatan
27
viii
D. Landasan Teori
30
35
B. Tempat dan Waktu Penelitian
36
C. Subjek Penelitian
37
D. Identifikasi Variabel Penelitian
39
E. Deskripsi Intervensi
39
F. Defenisi Operasional Variabel
41
G. Instrumen Penelitian
43
H. Pengumpulan Data
45
I. Pengolahan dan Analisis Data
46
J. Etika Penelitian
47
K. Jalannya Penelitian
48
L. Keterbatasan Penelitian
49
DAFTAR PUSTAKA
94
LAMPIRAN
ix
x
DAFTAR GAMBAR
halaman
11
Gambar 2. Fungsi-fungsi dalam suatu sistem informasi
12
Gambar 3. Pertumbuhan bayi yang diberikan asi eksklusif terhadap NCHS
19
Gambar 4. Tampilan menu software WHO Anthro
21
Gambar 5. Tampilan Modul Anthropometric Calculator (AC) Pada
Software WHO Anthro
22
Gambar 6. Tampilan Modul Individual Assessment (IA) Pada Software
WHO Anthro
23
Gambar 7. Tampilan Modul Nutritional Survey (NS) Pada Software WHO
Anthro
24
Gambar 8. Kerangka Teoritis Kualitas Informasi
32
Gambar 9. Kerangka Konsep Penelitian
33
xi
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 2. Katagori dan ambang batas status gizi balita berdasarkan indeks
antropometri
27
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5. Checklist Pengukuran Kualitas Informasi dan Data Status Gizi Balita
berdasarkan Standar Pertumbuhan WHO
Lampiran 7. Surat Permohonan Ijin Penelitian pada Dinas Kesehatan Kota Banda
Aceh dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar
Lampiran 8. Surat Ijin Pelaksanaan Penelitian dari Dinas Kesehatan Kota Banda
Aceh dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia sekolah adalah aset penting bagi negara, dan
pemerintah harus secara terencana meningkatkan kualitas sumber daya
manusia sejak dini, baik berdasarkan aspek perkembangan intelektual
maupun kesehatan. Diperlukan nutrisi yang mencukupi supaya
perkembangan dan pertumbuhan anak usia sekolah berjalan dengan baik,
dan hasil belajarnya dapat mencapai tingkat yang memuaskan, baik dari
segi jumlah maupun mutu prestasi (Mawarni dalam Hidayat, 2018).
Berdasarkan Riskesdas tahun 2018 disebutkan bahwa seluruh
kelompok jenis kelamin dan usia di Indonesia masih memiliki
permasalahan gizi kurang. Prevalensi pada anak usia sekolah yang
mengalami pendek dan kurus berturut-turut merupakan 23.6% dan 9,2%.
Hal tersebut membuktikan masih banyaknya anak sekolah di Indonesia
yang belum menerapkan gizi seimbang, misalnya dalam kebiasaan sarapan
pagi (Prasetyo et al., 2020).
Sarapan adalah sumber energi yang diperlukan bagi anak-anak
sebelum mereka berangkat ke sekolah dan melakukan aktivitas belajar di
sekolah. Menurut Saidin (1991) sarapan membantu mengisi kembali
lambung setelah periode 8-10 jam tanpa makanan, sehingga
mengakibatkan peningkatan kadar gula dalam darah. Hal ini memengaruhi
kemampuan otak, terutama dalam hal konsentrasi selama proses belajar
pada pagi (NI Sofianita, FA Arini, 2015).
Pemenuhan asupan zat gizi pada anak sekolah bisa dilakukan
dengan sarapan teratur setiap harinya. Sarapan memiliki tujuan untuk
mencukupi asupan zat gizi mikro dan makro di pagi hari, sehingga
mencukupi sebagian (15-30%) kebutuhan gizi seimbang, memiliki fungsi
mengantisipasi kadar gula darah di bawah normal, serta mengantisipasi
dehidrasi (Marsaoly et al., 2017).
5
6
6
7
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana
Efektivitas Edukasi Gizi Seimbang melalui Media Replika Makanan
terhadap Kebiasaan Makan Pagi pada Anak MIN 13 Aceh Besar”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektivitas edukasi gizi seimbang melalui media replika
makanan terhadap kebiasaan makan pagi pada anak MIN 13 Aceh Besar.
7
8
2. Tujuan Khsusus
a. Untuk mengetahui edukasi gizi seimbang terhadap kebiasaan makan pagi
pada anak MIN 13 Aceh Besar.
b. Untuk mengetahui media replika makanan terhadap kebiasaan makan
pagi pada anak MIN 13 Aceh Besar.
c. Untuk mengetahui efektivitas edukasi gizi seimbang melalui media
replika makanan terhadap kebiasaan makan pagi pada anak MIN 13 Aceh
Besar..
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menjadi dasar bagi peneliti selanjutnya guna memperkaya khazanah ilmu
pengetahuan dibidang masyarakat .
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini memberi masukan bagi pengembangan teori-teori ilmu gizi,
khususnya tentang efektivitas edukasi gizi seimbang melalui media replika
makanan terhadap kebiasaan makan pagi pada anak MIN 13 Aceh Besar.
3. Bagi Institusi
Menjadi tambahan informasi dan menerapkan menjadi peluang usaha yang
akan dilakukan dikemudian hari bagi pihak pengelola Gizi, tentang
efektivitas edukasi gizi seimbang melalui media replika makanan terhadap
kebiasaan makan pagi pada anak.
A. Keaslian Penelitian
Pernyataan tentang keaslian penelitian meliputi identifikasi
perbedaan-perbedaan penelitian dengan penelitian-penelitian terdahulu.
Perbedaan dengan penelitian terdahulu dapat meliputi kerangka teori,
penerapan teori dalam situasi spesifik atau populasi khusus, atau generalisasi
teori pada populasi yang lebih luas, rancangan penelitian, instrumen penelitian,
dan teknik analisis atau pemodelan data. Sebagai contoh berikut merupakan
bentuk keaslian penelitian sebuah skripsi:
8
9
B. Keterbatasan Penelitian
Banyak faktor identifikasi masalah yang mempengaruhi kebiasaan makan
pagi pada anak usia sekolah dasar. Namun karena keterbatasan sampel, desain
penelitian, dan biaya, maka peneliti hanya meneliti efektivitas edukasi gizi
seimbang melalui media replika makanan terhadap kebiasaan makan pagi pada
anak.
9
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
11
11
12
Tabel 1.
Perbandingan Standar Pertumbuhan WHO dengan NCHS
LINGKUNGAN
SISTEM INFORMASI
PROSES :
INPUT Klasifikasi OUTPUT
Menata
Menghitung
12
Umpan Balik (feedback)
13
Peningkatan
Peningkatan
pengetahuan, sikap
Kualitas SDM :
dan keterampilan
Pelatihan dan
TPG tentang
bimbingan teknis
kualitas informasi
13
14
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan penyederhanaan kerangka teori.
Kerangka konsep biasanya dibuat berupa diagram yang menunjukkan
hubungan antar variabel pokok yang diteliti sebagai fokus penelitian.
Diagram dalam kerangka konsep ini harus dapat menunujukkan keterkaitan
antar variabel. Kerangka konsep yang baik dapat memberi informasi yang
jelas dan mempermudah peneliti untuk memilih desain penelitian. Kerangka
konsep lazimnya disajikan dalam bentuk bagan yang berisi suatu rangkaian
konstruk atau konsep, definisi dan proposisi yang saling berhubungan yang
menyajikan pandangan sistematis tentang suatu fenomena dengan mencirikan
hubungan antara variabel-variabel dengan tujuan untuk menjelaskan dan
memprediksi fenomena tersebut. Berikut contoh Kerangka Konsep:
Terlaksananya proses kegiatan intervensi ini adalah mempunyai
harapan tersosialisasi serta terlatihnya TPG dalam penggunaan standar
pertumbuhan WHO yang berbasis software WHO Anthro. Sedangkan
keluaran atau output yang diharapkan yaitu tercapainya peningkatan persepsi
TPG tentang kualitas data dan informasi status gizi balita yang dihasilkan dari
proses penggunaan standar pertumbuhan WHO berbasis software. Sebagai
kelompok kontrol atau pembanding, dalam penelitian ini juga dilakukan
kegiatan intervensi terhadap aspek sumber daya manusia, akan tetapi tidak
menggunakan software dengan tujuan untuk melihat perbedaan yang terjadi.
Berdasarkan hal tersebut, maka kerangka konsep dalam penelitian ini yaitu :
15
16
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis dan disain suatu penelitian dapat disesuaikan dengan
hipotesis yang akan diuji ataupun pertanyaan penelitian yang akan
dijawab. Peneliti dapat mengacu pada jenis dan disain yang dijumpai
dalam buku-buku metode penelitian kesehatan, sosial, maupun kajian
35
36
O1 X1 O2 O3
O4 X2 O5 O6
Keterangan :
O1 dan O4 = Pengukuran pretest terhadap persepsi TPG serta kualitas
informasi data status gizi balita pada kelompok berbasis software
WHO Anthro (O1) dan yang manual (O4)
X1 dan X2 = Perlakuan intervensi atau pelatihan penggunaan standar
pertumbuhan WHO berbasis software WHO Anthro (X1) dan
standar pertumbuhan WHO-2006 yang manual (X2)
36
37
37
38
38
39
2. Sampel
Secara praktisnya, menurut AL-Rahmad (2013) bahwa sampel
merupakan bagian terkecil suatu unit populasi yang mempunyai kesamaan
karakteristik dari unit populasinya dan bersifat representatif. Oleh karena itu,
apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya dapat diberlakukan untuk
populasi. Penentuan sampel yang baik memperhatikan tingkat
ketelitian/kepercayaan (CI), tipe salah 1 (α) dan tipe salah 2 (β), presisi,
proporsi dan variansi, OR dan RR. Selanjutnya bisa dilakukan dengan cara
sample size (menghitung besar sampel) dan cara pengambilan sampel.
a. Besar sampel
Suatu penelitian seharusnya dilakukan terhadap seluruh anggota populasi.
Akan tetapi, hal tersebut cenderung memerlukan dukungan dana, peralatan,
waktu dan tenaga yang sangat besar. Bila peneliti tidak memiliki sumber
daya yang cukup, atau jika suatu penelitian bersifat destruktif, atau suatu
penelitian populasinya hipotetis, maka peneliti ”terpaksa” meneliti ”hanya”
terhadap sebagian anggota populasi saja. Besar sampel harus ditentukan
dengan menggunakan rumus yang sesuai. Pemilihan Sample Size menurut
Lwanga, S.K., and Lemeshow, S., (1997) dalam bidang kesehatan yaitu
didasarkan pada penggunaan disain studinya, misal sebagai contoh sebagai
berikut :
Tabel 1.
Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan
39
40
populasi
Pilih dan sajikan rumus yang sesuai tersebut pada bagian ini. Kemudian lakukan
penghitungan besar sampel dengan menggunakan rumus tersebut. Bila penelitian
dilakukan terhadap seluruh anggota populasi, maka kata-kata ”sampel” menjadi
tidak relevan.
b. Pengambilan sampel
Jelaskan cara dan teknik dalam pengambilan sampel yang kita gunakan pada
bagian ini. Menurut Murti (2010) pengambilan sampel meliputi: teknik
pengambilan sampel probabilistik dan teknik pengambilan sampel non-
probabilistik. Teknik pengambilan sampel probabilistik meliputi: pengambilan
sampel acak sederhana (simple random sampling), pengambilan sampel sistematik
(systematic sampling), pengambilan sampel acak stratifikasi (stratified random
sampling), pengambilan sampel kelompok (cluster sampling), dan pengambilan
sampel bertingkat (multistage sampling). Pengambilan sampel non-probabilistik
meliputi: sampling aksidental atau seadanya (accidental sampling, convenience
sampling), sampling purposif (purposive sampling), sampling kuota (quota
sampling), sampling bola salju (snowball sampling). Ada kalanya sampel diambil
dengan cara menyetarakan (mencocokkan) ciri-ciri individu kelompok lainnya.
Pengambilan sampel dengan cara menyetarakan ini disebut matching. Matching
juga termasuk dalam pengambilan sampel non-probabilistik.
40
41
2
n=2 σ ¿¿
Keterangan :
μo = Rata-rata awal skor kualitas informasi pada kelompok
populasi (Iswon, 2008) yaitu 4,88
μa = Rata-rata yang diinginkan terhadap kualitas informasi
pada kelompok intervensi yaitu 10
Z1−α = Tingkat kepercayaan 95% (satu sisi) artinya (1-α) = 100-
95 = 5% atau 0,05 jadi nilai z = 1,64
Z1− β = Kekuatan uji 80% = 0,84
σ = Varians dari populasi yang diperkirakan dari keadaan studi
awal (Murti, 2010), yaitu sebesar 36,407. Rumusnya:
2
S p=
[ S12+ S22 ]
2
' n
n=
1−L
Keterangan :
n' = Sampel setelah revisi
n = Ukuran sampel sebenarnya (asli)
L = Proporsi subjek yang hilang (10%)
41
42
42
43
E. Definisi Operasional
Setelah teridentifikasi variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian, maka kita harus melakukan batasan terhadap penggunaan variabel
yang dimaksud, dan hal ini dilakukan dengan cara mendeskripsikannya
kedalam Definisi Operasional (DO). Menurut Utarini., A, dkk (2010) bahwa
definisi operasional variabel adalah penjelasan tentang bagaimana suatu
variabel akan diukur serta alat ukur apa yang digunakan untuk mengukurnya.
Jadi definisi ini mempunyai implikasi praktis dalam proses pengumpulan
data. Definisi operasional variabel bukanlah definisi secara teoritis. Dalam
menyusun sebuah DO bisa dituangkan kedalam bentuk narasi maupun dalam
tabel berikut ini :
Skala dan
Variabel Definisi operasional Alat Ukur Cara Ukur
Hasil Ukur
Tinggi Merupakan panjang tulang rangka Microtoice Antropometri Rasio
badan yang diukur mulai telapak kaki
sampai keujung kepala. Subjek
diukur dalam posisi berdiri siap
tegak dan relaks (Frankfort
horizontal plane)
Tingkat Status subjek dalam menempuh Kuesioner Wawancara Ordinal :
Pendidikan pendidikan formal berdasarkan 1. Rendah
jenjang pendidikan akhirnya dan 2. Menengah
dibuktikan dengan Ijazah 3. Tinggi
43
44
G. Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu bagian dari penelitian
setelah kegiatan pengumpulan data. Agar analisis penelitian menghasilkan
informasi yang benar, paling tidak ada empat tahapan dalam pengolahan
data yang harus dilalui (Sutanto, PH., 2001) yaitu editing, coding,
proccessing, dan cleaning.
Supaya tidak terjadinya gap antara definisi operasional (DO)
dengan analisis data untuk menjawab hipotesis, maka pengolahan data
lebih dideskripsikan secara variabelitas, seperti bagaimana cara
malelakukan editing, memberikan kode, memberikan skor, sampai tahap
tabulating data menurut katagori-katagorinya. Oleh karena itu, dalam
pengolahan data skala penelitian wajib diperhatikan, apakah bersifat ratio,
interval, ordinal maupun nominal.
H. Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, selain memperhatikan skala
penelitian kita juga harus melihat pendekatan yang digunakan apakah
kuantitatif atau kualitatif. Sehingga diketahui parameternya (parametrik
atau non-parametrik). Beberapa hal lain yang penting terkait jenis
pemilihan analisis data yaitu jenis/desain penelitian, sampel/subjek, jenis
data/variabel, dan asumsi kenormalan data. Analisis data tidak bisa
44
45
2. Analisis Inferensial
a. Bivariat
Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh antara independen
dan variabel dependen. Dari hasil analisis akan diketahui variabel bebas
manakah yang berpengaruh bermakna secara statistik dengan variabel
dependent. Artinya pada analisis analitik ini digunakan pengujian scara
statistik. Jenis uji statistik yang digunakan sangat tergantung dari jenis
data/variabel yang dihubungkan, apakah bersifat 1) parametrik (berkaitan
dengan statistik inferensial berkaitan dengan parameter populasi dengan
memperhatikan asumsi kenormalan data, homogenitas varians, dan lain-lain.
Skala data salah satu variabelnya interval dan atau ratio). 2) non-parametrik
(statistik inferensial yang tidak membahas parameter populasi, biasanya data
yang digunakan adalah nominal dan atau ordinal. Non-parametrik menjadi
alternatif ketika asumsi data tidak terpenuhi pada statistik parametrik).
Contoh Uji Parametrik seperti Anova, Uji-T, Korelasi Pearson, Regresi
Linier. Sedangkan contoh Uji Non-Parametrik yaitu Chi-Square, Wilcoxon,
Man-Whitney, Kruskal-Walls, Korelasi Rank-Spearman, dan lain-lain.
Pada pengujian pra syarat analisis, data-data pada variabel independen
maupun dependen harus berdistribusi normal dan homogen. Pengujian
normalitas data digunakan uji Kolmogorov Smirnov atau Shapiro Wilks,
45
46
b. Multivariat
Analisis statistik multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan
kita melakukan penelitian terhadap lebih dari dua variable secara bersamaan.
Dengan menggunakan teknik analisis ini maka kita dapat menganalisis
pengaruh beberapa variable terhadap variabel – (variable) lainnya dalam
waktu yang bersamaan. Analisis multivariate dilakukan secara khusus untuk
mengetahui variabel independen mana yang paling berperan berhubungannya
dengan variabel dependen, yang bisa dilakukan secara dependensi
(independen dengan dependen) maupun interdependensi (tidak ada variabel
independen dan dependen). Syarat yang harus dipenuhi seperti 1) uji
normalitas, 2) uji linieritas, 3) uji homogenitas, 4) uji multikolinieritas, 5) uji
heterokedasitas, 6) uji autokorelasi, 7) uji missing data dan 7) uji outlier.
Contoh uji statistik yang masuk dalam analisis multivariat seperti : Regresi
Berganda, Regresi Binary Logistik, Mankova, Cluster, LogLinier, dan
sebagainya.
I. Penyajian Data
Sub-bab ini mendeskripsikan bagaimana data hasil dari
pengolahan serta analisis data yang selanjutnya untuk disajikan dalam
tulisan ilmiah (Skripsi/KTI). Oleh karena itu, penyajian data merupakan
salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah
dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang di
inginkan. Penyajiannya harus sederhana dan jelas agar mudah dibaca, serta
mudah untuk dipahami. Penyajian data dalam sebuah laporan penelitian
bisa disajikan secara tekstular (narasi), grafikal (grafik) serta tabular
(tabel).
46
47
Tabel 3.
Langkah Penyusunan dan Pelaksanaan Penelitian Menurut Waktu Berjalan Tahun
2021 – 2022
2021 - 2022
No. Progress Pelaksanaan Penelitian
Sept Okt Nop Des Jan
1. Penyusunan proposal :
- Penyelesaian bab I, II dan III X
- Penyusunan instrumen X
2. Seminar proposal dan revisi proposal X
3. Penetapan perijinan dan penjajakan lokasi X
4. Uji coba dan penyempurnaan instrumen X
6. Pelaksanaan pelatihan (Perancangan modul, pretest, X
pelaksanaan pelatihan, dan posttest)
7. Observasi hasil penerapan bulan pertama (postest ke X
2)
8. Pengolahan dan analisis data X
9. Penyusunan bahan untuk seminar hasil penelitian X
10. Seminar hasil penelitian dan ujian skripsi X
47
DAFTAR PUSTAKA
Aqil, A., Lippeveld, T., & Hozumi, D. (2009) PRISM framework: a paradigm
shift for designing, strengthening and evaluating routine health
information sistems, Health Policy and Planning. 24:217–228.
Alfred, AM. (2010) Prototipe Sistem Pencatatan dan Pelaporan Program Gizi
Berbasis Web pada Puskesmas di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo.
Tesis. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Arisman, (2002) Buku Ajar: Gizi Dalam Daur Kehidupan. Bagian Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya. Palembang.
94
101
Lampiran 1.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan.
Saya memahami keikutsertaan ini akan memberikan manfaat dan akan terjaga
kerahasiaannya.
(_________________)
106
Lampiran 2.
2. Nama : .......................................................
Lampiran 3.
Petunjuk :
Untuk pertanyaan berikut ini, berilah tanda (√) untuk jawaban yang paling sesuai menurut
pendapat dan kondisi anda.
Kelengkapan
1. Laporan status gizi balita yang
dihasilkan sudah sesuai dengan
format yang telah ditetapkan dari
dinas kesehatan
2. Kelengkapan laporan status gizi
sangat tergantung dari input data
yang dilakukan
3. Kelengkapan laporan status gizi juga
dipengaruhi oleh sistem pengolahan
data
4. Grafik yang dihasilkan sangat
penting untuk mengambarkan hasil
kegiatan PSG
5. Semua indikator status gizi (BB/U,
TB/U, BB/TB) yang ada pada form
laporan gizi terisi
Tepat Waktu
6. Ketepatan waktu dalam pengumpulan
laporan sangat membantu kelancaran
pengelolaan program gizi
7. Mutu data yang baik dalam
pencatatan pelaporan gizi adalah benar
dalam pengisiannya dan tepat waktu
108
Lampiran 5.
Lampiran 6.
112
Lampiran 7.
113
Lampiran 8.
114
115
Lampiran 9.
116
117
Lampiran 10.
118