Nahwu Ibtida - Al-Mustatsna
Nahwu Ibtida - Al-Mustatsna
Nahwu Ibtida - Al-Mustatsna
MATERI POKOK
AL-MUSTATSNA
Disusun Oleh:
Semester 2
2023
KATA PENGANTAR
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Tb.
Abdul Hamid, Drs, M.Ag selaku dosen pengampu dalam mata kuliah
Nahwu Ibtida’i. Kami selaku penyusun juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini
sehingga dapat selesai pada waktu yang telah ditetapkan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mustatsna
KETERANGAN:
'( اداة االستثناءadad ististsna’) : artinya alat/huruf yang bisa digunakan untuk
mengecualikan.
Contoh:
نجح االوالد اال علياTelah lulus anak-anak kecuali Ali (yang tidak lulus)
C. Ketentuan-ketentuan Istitsna
نجح الطالب اال حسنا: Telah lulus siswa siswi kecuali Hasan
رجع التالميذ اال ولدين: Telah pulang anak-anak kecuali dua orang>
ما نجح الطالب اال حسنا\حسنTidak lulus siswa-siswa kecuali Hasan (حسنا, dibaca
manshub) atau kecuali Hasan (حسن, dibaca Marfu’).
ما رجع الطالميذ اال ولدين\ولدان: Telah pulang anak-anak kecuali dua orang
ما نجح اال حسنTidak ada yang lulus kecuali Hasan (dibacamarfu’ sebagai
fa’il).
KETERANGAN:
Ketentuan I’rabnya
KETERANGAN:
I’rab mustatsna dengan سوى & غيرselamanya harus majrur sebagai mudhof
ilaih. Sedangkan I’rab سوى & غيرadalah seperti I’rab isim mustatsna setelah
اال, yaitu: terkadang dibaca غير.
تاما مو جبا:
تاما منفي:
ناقص:
CATATAN:
Lafadz سوىtetap dibaca سوى, baik dalam keadaan marfu’, mansub atau
majrur, karena i’rabnya senantiasa Muqaddarah tidak bisa Zhahirah.
a. Nadhom Imrithy
باب االستثناء
Apabila mustasna di dalam kalam yang tam dan manfi maka jadikanlah
badal dari mustasna minhu atau dibaca nashob (tarkib istisnaiyah) tetapi
hukumnya lemah
Perincian tersebut apabila antara mustasna dan mustasna minhu itu sejenis
(Muttasil) sedang selainya (munqoti') hukumnya sebaliknya.
# االdi dalam kalam yang naqis maka اال Apabila mustasna dengan
hukumnya di ilgho'kan (tidak beramal menashobkan) dan amilnya sendiri
yang langsung beramal
وال أرى إال أخاك مقبال# كلم يقم إال أبوك أوال
Dan jer-kan lah Mustasna secara muthlaq boleh jatuh setelah salah satu
perabot istisna' (menjadi mudhof ilaih)
بما خال وما عدا وما حشا# والنصب أيضًا جائز لمن يشا
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Mustats na adalah isim yang berada setelah huruf Istitsna yang
keadaan hukumnya berada dengan hukum Mustatsna Minhu.
Mustatsna minhu yaitu lafazh yang disebut sebelum alat/huruf
istisna. Mustatsna itu ada tiga ketentuan yaitu; Mustatsna dengan اال
Mustatsna dengan ( غيرdan ) سوىdan mustatsna dengan (خاال ـ غدا ـ
)خال
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya dalam pembuatan
makalah ini banyak kekurangan dan hal yang mungkin luput dari
pengamatan penyusun, untuk itu kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat konstruktif dari sangat kami harapkan. Akhir kata semoga
makalah ini dapat menjadi tambahan ilmu umumnya bagi pembaca,
khususnya bagi penyusun.
DAFTAR PUSTAKA