Prosiding Semnalisa Ii 2022-257-265
Prosiding Semnalisa Ii 2022-257-265
Prosiding Semnalisa Ii 2022-257-265
I Made Sudiana
Pusat Riset Preservasi Bahasa dan Sastra, Badan Riset dan Inovasi Nasional
made_sudiana@yahoo.com
Abstrak: Studi ini bertujuan untuk membandingkan pola kalimat dasar bahasa Indonesia dan
bahasa Bali. Masalah dalam studi ini adalah (1) bagaimana pola kalimat dasar bahasa Indonesia;
(2) bagaimana pola kalimat dasar bahasa Bali; (3) adakah persamaan atau perbedaan antara pola
kalimat dasar bahasa Indonesia dan pola kalimat dasar bahasa Bali. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif. Data diambil berdasarkan pengamatan
peneliti dengan metode simak dengan teknik catat. Data bahasa yang dikumpulkan berupa kalimat
dasar bahasa Indonesia dan bahasa Bali yang bersumber dari buku-buku terpilih. Teori yang
digunakan adalah teori tipologi linguistik dan tata bahasa struktural. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pola kalimat dasar bahasa Indonesia terdiri atas enam tipe, yaitu (1) S-P, (2)
S-P-O, (3) S-P-Pel, (4) S-P-Ket, (5) S-P-O-Pel, dan (6) S-P-O-Ket. Pola kalimat dasar bahasa Bali
yang berhasil ditemukan juga sama dengan pola dasar kalimat bahasa Indonesia. Berdasarkan
jenis predikatnya, kalimat dasar bahasa Indonesia dan bahasa Bali sama-sama bisa berpredikat
frasa verbal, adjektival, nominal (termasuk pronominal), numeral, dan preposisional.
Kata Kunci: studi komparatif, sintaksis, pola kalimat dasar, bahasa Indonesia, bahasa Bali
Pendahuluan
Berdasarkan tipologi linguistik, bahasa Indonesia dan bahasa Bali tergolong ke
dalam satu kelompok bahasa. Soeparno (2013) menyebutkan secara geneologis, bahasa
Indonesia (yang berasal dari bahasa Melayu) dan bahasa Bali masuk dalam kelompok-
kelompok bahasa Austris, yaitu kelompok bahasa Austronesia Barat (Hisperonesia).
Secara tipologi struktural, bahasa Indonesia dan bahasa Bali termasuk juga dalam tipologi
struktural klausal, yakni bahasa bertipe V-O (verba-objek).
Artawa dan Jufrizal (2018:103) menguraikan struktur dasar kalimat dalam bahasa
Indonesia. Disebutkan bahwa secara tipologis, bahasa Indonesia mempunyai dua tipe
struktur kalimat bila dilihat dari pengisi fungsi predikatnya. Kedua struktur itu adalah
kalimat verbal dan kalimat nonverbal. Hal senada juga disampaikan oleh Kridalaksana
(2005:128) dalam pembicaraan kelas klausa dan kalimat, yaitu klausa verbal dan klausa
nonverbal. Predikat klausa/kalimat verbal diisi oleh frasa verbal. Sedangkan predikat
klausa/ kalimat nonverbal diisi selain frasa verbal, yakni frasa nominal, adjektival,
preposisional, pronominal, numeral.
247
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
Sulaga (1996:339) menguraikan ciri kalimat dasar bahasa Bali. Kalimat dasar
bahasa Bali mempunyai beberapa ciri, yaitu (1) ciri tunggal (2) ciri pernyataan; (3) ciri
sempurna; (4) ciri aktif; dan (5) ciri afirmatif.
Berdasarkan pendapat Artawa dan Sulaga di atas, studi komparatif terhadap
bahasa Indonesia dan bahasa Bali menarik untuk dibahas. Ada anggapan yang
mengatakan bahwa struktur kalimat bahasa Indonesia berbeda dengan struktur kalimat
bahasa Bali. Anggapan ini sering diucapkan oleh pengguna kedua bahasa tersebut. Hal
ini menarik untuk ditelusuri dengan studi komparatif.
Sejauh penengetahuan peneliti, hal ini belum pernah dilakukan. Untuk itu studi
ini akan mencoba mengkomparasikan struktur kalimat dasar bahasa Indonesia dengan
kalimat dasar bahasa Bali.
Masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana pola kalimat dasar bahasa
Indonesia; (2) bagaimana pola kalimat dasar bahasa Bali; (3) adakah persamaan atau
perbedaan antara pola kalimat dasar bahasa Indonesia dan pola kalimat dasar bahasa Bali.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui pola kalimat dasar bahasa
Indonesia; (2) mengetahui pola kalimat dasar bahasa Bali; (3) membandingkan antara
pola kalimat dasar bahasa Indonesia dan pola kalimat dasar bahasa Bali.
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi masyarakat terutama dalam
penggunaan kalimat dasar bahasa Indonesia dan bahasa Bali.
248
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif.
Penelitian ini bermaksud membandingkan antara kalimat dasar bahasa Indonesia dan
kalimat dasar bahasa Bali. Pembandingan ini dilakukan dengan cara: pertama, melihat
pola kalimat dasar bahasa Indonesia dari perspektif fungsi; kedua, melihat pola kalimat
dasar bahasa Bali juga dari perspektif fungsi; dan ketiga membandingkan kedua pola
kalimat dasar tersebut.
Teori yang digunakan adalah teori tipologi linguistik dan tata bahasa sturuktural.
Teori yang digunakan adalah teori tipologi linguistik dan teori tata bahasa sturuktural
yang diangkat dari buku linguistik dan bahan pustaka yang relevan berkaitan dengan
tipologi linguistik sesuai dengan permasalahan penelitian ini. Tata bahasa yang
digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini adalah tata bahasa preskriptif.
Dalam penelitian kontrastif ini ada beberapa buku yang ditinjau dan dijadikan
acuan.
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2017) oleh Moeliono dkk. Dalam bagian
pembicaraan kalimat, buku ini membicarakan kategori, fungsi, dan peran. Buku ini juga
memuat kalimat dasar bahasa Indonesia yang meliputi pola kalimat dasar dan konstituen
kalimat dasar.
Dalam pembahasan kategori, fungsi, dan peran dijelaskan bahwa suatu bentuk
kata yang tergolong dalam katagori tertentu dapat mempunyai fungsi sintaksis dan peran
semantik yang berbeda dalam kalimat. Hubungan antara bentuk, kategori, fungsi, dan
peran dijelaskan dengan tabel berikut.
bar
Bentuk ibu saya akan membeli baju untuk kami minggu depan
u
Klausa ibu saya akan membeli baju baru untuk kami minggu lalu
249
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
Kalimat Ibu saya akan membeli baju baru untuk kami minggu lalu.
Fungsi
Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan
Tipe
Mereka bekerja.
Saya mahasiswa.
- - -
Anak itu cerdas.
Anak-anak ke sekolah.
250
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
Tata Bahasa Baku Bahasa Bali (1996) oleh Sulaga dkk. dalam pembahasan
kalimat, membicarakan kalimat berdasarkan pola urutan subjek predikat. Berdasar pola
urutan subjek predikat, kalimat dalam bahasa Bali dibedakan menjadi (1) kalimat normal:
kalimat yang berstruktur subjek predikat; (2) kalimat inversi: kalimat yang berkonstruksi
predikat mendahului subjek. Kalimat normal termasuk dalam pola kalimat dasar dalam
bahasa Bali. Sedangkan kalimat inversi merupakan kalimat turunan sehingga bukan
merupakan pola kalimat dasar dalam bahasa Bali.
Parera (1991) membicarakan tipe-tipe kalimat. Parera dalam buku ini
menyebutkan bahwa Bloomfield sebagai tokoh peletak patokan dasar kalimat,
membedakan kalimat dengan dua tipe kalimat yang utama, yaitu kalimat lengkap dan
kalimat minor. Parera juga membicarakan tentang pola dasar kalimat inti. Dalam analisis
pola dasar kalimat inti, Parera secara garis besar membedakan kelas kata atas empat kelas,
yakni nomina, adjektiva, verba, dan partikel.
Dalam bukunya, Parera menyusun satu pola dasar kalimat inti dalam bahasa
Indonesia secara sederhana, sebagai berikut.
(1) Frasa nominal + frasa nominal: Bapa bidan; Babi binatang; Bibi babu; Beta buruh.
(2) Frasa nominal + frasa adjektival: Bandung sunyi; Bajunya sempit; Bartol sakti.
(3) Frasa nominal + frasa verbal: Kakak berbaring; Petani mengeluh.
(4) Frasa nominal + frasa verbal + frasa nonimal: Petani mencangkul kebun; Kami
belajar linguistik; Kakak mengendong adik.
(5) Frasa nominal + frasa verbal + frasa nonimal + frasa nonimal: Ibu membelikan adik
boneka; Paman memberikan bibi rumah.
251
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
257
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
Kalimat (8)--(12) di atas dapat diuraikan berdasarkan atas kategori dan fungsi. Dalam
kesempatan ini peran semantik tidak diuraikan. Analisis kategori menguraikan kalimat
berdasarkan kelas kata yang mengisi konstituen di dalam kalimat. Analisis fungsi
menguraikan kalimat berdasarkan subjek, predikat, objek, pelengkap, dan/atau
keterangan.
(8) Ida Ayu Kartika dados guru.
‘Ida Ayu Kartika menjadi guru.’
FN FV FN Katagori
S P Pel Fungsi
Kalimat (8) merupakan kalimat berpola S-P-Pel, kehadiran Pel adalah wajib
dalam kalimat (8). Kalimat (8) sepola dengan tipe ke-3 dalam pola kalimat dasar dalam
bahasa Indonesia, dengan contoh kalimat Beliau menjadi kepala koperasi. Dengan uraian
beliau (S), menjadi (P), dan kepala koperasi (Pel).
(9) Ipun meliang adinné baju.
‘Dia membelikan adiknya baju
.
FN FV FN FN Katagori
S P O Pel Fungsi
Kalimat (9) merupakan kalimat berpola S-P-O-Pel, kehadiran O dan Pel adalah
wajib dalam kalimat ini. Predikat meliang ‘membelikan’ membutuhkan tiga konstituen,
yaitu S, O, dan Pel. Kalimat (9) sepola dengan tipe ke-5 dalam pola kalimat dasar dalam
bahasa Indonesia, dengan contoh kalimat Dia mengirimi ibunya uang. Dengan uraian dia
(S), mengirimi (P), ibunya (O), dan uang (Pel).
(10) Luh Jepun nulungin méménné.
‘Luh Jepun membant ibunya.’
u
FN FV FN Katagori
S P O Fungsi
Kalimat (10) merupakan kalimat berpola S-P-O, kehadiran O adalah wajib dalam
kalimat ini. Predikat nulungin ‘membantu’ merupakan verba transitif yang
membutuhkan O. Verba nulungin membutuhkan dua konstituen, yaitu S dan O. Kalimat
258
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
(10) sepola dengan tipe ke-2 dalam pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia, dengan
contoh kalimat Rani mendapat hadiah. Dengan uraian Rani (S), mendapat (P), dan
hadiah (O).
Kalimat (12) merupakan kalimat berpola S-P-O-Ket, kehadiran O dan Ket adalah
wajib dalam kalimat (12). Predikat menékang ‘menaikkan’ merupakan verba transitif
yang tidak membutuhkan O dan Ket. Verba menékang membutuhkan tiga konstituen,
yaitu S, O, dan Ket. Kalimat (12) sepola dengan tipe ke-6 dalam pola kalimat dasar dalam
bahasa Indonesia, dengan contoh kalimat Pak Raden memasukkan uang ke bank. Dengan
uraian Pak Raden (S), memasukkan (P), uang (O) dan ke bank (Ket).
Simpulan
Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal
sebagai berikut. Pola kalimat dasar bahasa Indonesia terdiri atas enam tipe, yaitu (1) S-P,
(2) S-P-O, (3) S-P-Pel, (4) S-P-Ket, (5) S-P-O-Pel, dan (6) S-P-O-Ket. Pola kalimat dasar
bahasa Bali yang berhasil ditemukan juga sama dengan pola dasar kalimat bahasa
259
SEMINAR NASIONAL LINGUISTIK DAN SASTRA (SEMNALISA) DENPASAR,
Indonesia, yaitu (1) S-P, (2) S-P-O, (3) S-P-Pel, (4) S-P-Ket, (5) S-P-O-Pel, dan (6) S-P-
O-Ket.
Berdasarkan jenis predikatnya, kalimat dasar bahasa Indonesia dan bahasa Bali
sama-sama bisa berpredikat frasa verbal, adjektival, nominal (termasuk pronominal),
numeral, dan preposisional dengan pola S-P.
Rujukan
Artawa, Ketut dan Jufrizal. (2018). Tipologi Linguistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Denpasar: Pustaka Larasan.
Bawa, I Wayan dkk. (1983). Sintaksis Bahasa Bali. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Santha, IGG Djelantik. (2013). Benang-Benang Samben. Tabanan: Pustaka Ekpsresi.
Keniten, IBW Widiasa. (2012). Mekel Paris. Tabanan: Pustaka Ekpsresi.
Kersten. (1984). Bahasa Bali: Tata Bahasa dan Kamus Bahasa Lumrah. Ende: Nusa Indah.
Khairah, Miftahul dan Sakura Ridwan. (2015). Sintaksis: Memahami Satuan Kalimat Perspektif
Fungsi. Jakarta: Bumi Aksara.
Kridalaksana, Harimurti. (2005). Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Moeliono, Anton M. dkk. (2017). Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan
Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Nala Antara, I Gde dkk. (2016). Kamus Bali—Indonesia Beraksara Latin dan Bali. Edisi II.
Denpasar: Badan Pembina Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali Provinsi Bali.
Parera, Jos Daniel. (1988). Sintaksis. Edisi Kedua. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Partami, Ni Luh dkk. (2016). Kamus Bali—Indonesia Edisi Ke-3. Denpasar: Balai Bahasa
Provinsi Bali.
Rida, I Ketut. (2014). Lawar Goak. Denpasar: Buku Arti (Arti Foundation).
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana
Kebudayaan Secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sulaga, I Nyoman dkk. (1996). Tata Bahasa Baku Bahasa Bali. Denpasar: Pemerintah Propinsi
Daerah Tingkat I Bali
260