0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
29 tayangan63 halaman

Pengelolaan Lingkungan Pertambangan - POM POU

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 63

INSPEKSI KEGIATAN PERTAMBANGAN

PT Sumber Baja Prima &


PT Sumber
DIKLATSuryadaya Prima
POM DAN POU

PROVINSI JAWA BARAT

08-09 MEI 2018


PENGELOLAAN ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MINERBA

OLEH :
MUHAMMAD HARDI, ST, MT
INSPEKTUR TAMBANG

Jakarta
2023
DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN

• Terjadi perubahan bentang alam


• Erosi dan sedimentasi
• Terjadinya air asam tambang
• Penurunan kualitas udara
• Ground vibration dan air blast
• Penurunan kualitas air permukaan dan airtanah
• Perubahan fungsi lahan/tata guna lahan
• Penurunan produktivitas lahan
• Perubahan pada aspek sosial, ekonomi, &budaya
• Menghasilkan limbah B3
PERMASALAHAN
1. DASAR HUKUM
1. UU No 3 Tahun 2020 Tentang Perubahan Undang-Undang No 4 Tahun 2009 Tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara
2. Undang-Undang No 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air
4. Peraturan Pemerintah No 55 Tahu 2010 Tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan
Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
5. Peraturan Pemerintah No 78 Tahun 2010 Tentang Reklamasi dan Pascatambang
8. Peraturan Lingkungan Hidup No 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau
Kegiatan Yang Wajib Memiliki AMDAL
9. PERMEN LH No 113 Tahun 2003 Tentang Baku Mutu Air Limbah Pertambangan dan
Pengolahan/Pencucian batubara
10. PERMEN LH No 202 Tahun 2004 Tentang Baku Mutu Air Limbah Pertambangan dan
Pengolahan Emas/Tembaga
11. PERMEN LH No 04 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Pertambangan Bijih Timah
12. PERMEN LH No 09 Tahun 2006 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau
Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel
13. Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 Tetang Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang
Baik dan Pengawasan Pertambangan Minerba
14. Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik
Pertambangan Yang Baik
• PP No. 27 Tahun 2012 → Izin Lingkungan
• PP. No. 41 Th. 1999 → Pengendalian
Pencemaran Udara PP No. 22 Th. 2021
• PP no 101 tahun 2014 → Penyelenggaraan Perlindungan
Pengelolaan Limbah B3 dan Pengelolaan Lingkungan
• PP. No. 82 Th. 2001 → Pengelolaan ▪ Lamp. 6: Bakumutu air nasional
Kualitas ▪ Lamp. 7: Bakumutu udara ambien
Air dan Pengendalian Pencemaran Air ▪ Lamp. 8: Bakumutu air laut
▪ Lamp. 9: Daftar LB3 dari sumber tidak
spesifik
▪ Lamp. 14: Limbah Non B3 terdaftar

7
KONSEP PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN (LHP)

PERMEN ESDM NO 26/2018


wajib melaksanakan pengelolaan LHP, Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi

LAMPIRAN V KEPMEN ESDM NO 1827/2018


SISTEMPENGELOLAANPERLINDUNGANLINGKUNGANHIDUP PERTAMBANGAN
PENGELOLAANLINGKUNGAN HIDUP PENANGGULANGAN,
eksplorasi, konstruksi, penambangan,
pengangkutan,pengolahan/pemurnian PEMULIHAN TERHADAP
PEMANTAUAN LINGKUNGAN PENCEMARAN/
HIDUP PERUSAKAN

PENGHARGAANPENGELOLAANPERLINDUNGANLINGKUNGANHIDUPPERTAMBANGAN

LAMPIRAN VI KEPMEN ESDM NO 1827/2018


REKLAMASI RENCANAREKLAMASI JAMINAN REKLAMASI
&
PASCATAMBA RENCANAPASCATAMBANG JAMINAN PASCATAMBANG
NG
PASCAOPERASI RENCANAPASCAOPERASI

5
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Definisi
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca
tambang

Studi kelayakan adalah tahapan kegiatan usaha pertambangan untuk


memperoleh informasi secara rinci seluruh aspek yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan ekonomis dan teknis usaha pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak lingkungan serta perencanaan pascatambang
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Definisi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukkannya
Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir
sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal diseluruh wilayah
penambangan
Pemberdayaan masyarakat adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat
kehidupannya
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Pasal 95

Pemegang IUP dan IUPK wajib:


• Menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik
• Mengelola keuangan sesuai dengan sistem akuntansi Indonesia
• Meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral dan/atau batubara
• Melaksanakan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
dan
• Mematuhi batas toleransi daya dukung lingkungan
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK
wajib melaksanakan:
• Ketentuan keselamatan pertambangan
• Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan
reklamasi dan pascatambang
• Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
• Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam
bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan
sebelum dilepas ke media lingkungan
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

Pasal 97
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standart mutu
lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah

Pasal 98
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjaga kelestarian fungsi dan daya
dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan
per-UU
UU 32/2009
Tentang perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 98
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, buku mutu air, buku mutu air laut, atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp. 3 milyar dan paling banyak Rp. 10 milyar

Pasal 99
(1) Setiap orang yang karena kelalaian mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien, buku mutu air, buku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, dipidanakan dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit RP. 1 milyar dan paling banyak 3 (tiga)
milyar
UU 32/2009
Tentang perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau
baku mutu gangguan, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp. 3 milyar
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan
apabila saksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau
pelanggaran dilakukan lebih dari 1 hari
PP No. 55 Tahun 2010
Tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

Pasal 28
(1) Pengawasan pengelolaan LH, reklamasi dan pascatambang, paling sedikit meliputi:
a. Pengelolaan dan pemantauan LH sesuai dokumen LH atau izin LH;
b. Penataan, pemulihan, dan perbaikan lahan sesuai dengan peruntukannya;
c. Penetapan dan pencairan jaminan reklamasi;
d. Pengelolaan pascatambang;
e. Penetapan dan pencairan jaminan pascatambang
f. Pemenuhan baku mutu
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh IT dan BERKOORDINASI
dengan pejabat pengawas di bidang LH dan reklamasi
PP No. 55 Tahun 2010
Tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

Pasal 36
Inspektur Tambang berwenang :
• Memasuki tempat kegiatan usaha
• Menghentikan sementara waktu, sebagian atau seluruh kegiatan
pertambangan jika, kegiatan tersebut membahayakan atau menimbulkan
pencemaran/kerusakan lingkungan
• Mengusulkan penghentian tetap menjadi permanen kepada Kepala IT
KEPMEN ESDM NO. 1827.K/30/MEM/2018

• Lampiran V tentang Pedoman pelaksanaan pengelolaan lingkungan


hidup pertambangan mineral dan batubara

• Lampiran VI tentang Pedoman pelaksanaan reklamasi dan


pascatambang serta pascaoperasi pada usaha pertambangan mineral
dan batubara

KEMENTERIAN ESDM
Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Lampiran V Pedoman Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan Mineral &


Batubara
1. Pedoman pengelolaan lingkungan hidup pertambangan mineral dan batubara meliputi:
a. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan eksplorasi;
b. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan konstruksi;
c. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan penambangan
d. pengelolaan lingkungan hidup pada kegiatan pengangkutan
e. pengelolaan lingkungan hidup kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian
f. pemantauan lingkungan hidup
g. penanggulangan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup
h. sistem pengelolaan perlindungan lingkungan hidup pertambangan
i. penghargaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

2. Ruang lingkup pengelolaan lingkungan hidup pertambangan mineral dan


batubara sebagaimana dimaksud pada angka 1, meliputi kegiatan:
a. pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup pertambangan sesuai dengan
dokumen lingkungan hidup;
b. penanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup apabila terjadi pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup;
Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Sistem Pengelolaan Perlindungan Lingkungan Hidup Pertambangan


a. kebijakan internal pengelolaan lingkungan hidup pertambangan yang ditandatangani oleh
pimpinan tertinggi perusahaan
b. perencanaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan yang terintegrasi dengan
perencanaan tambang
c. struktur organisasi yang menangani lingkungan hidup pertambangan dan diisi oleh
tenaga teknis pertambangan yang berkompeten di bidang lingkungan pertambangan
d. pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
e. program evaluasi terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
f. dokumentasi pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
g. tinjauan manajemen terhadap pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup
pertambangan.
Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Penghargaan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pertambangan


a. Terhadap pemegang IUP dan IUPK tahap Operasi Produksi yang melakukan
pengelolaan lingkungan hidup pertambangan dengan baik akan diberikan
tanda penghargaan oleh Menteri
b. Tata cara pelaksanaan pemberi tanda penghargaan dan penilaian terhadap
pengelolaan lingkungan hidup pertambangan ditetapkan oleh Direktur
Jenderal.
Lampiran VI Pedoman pelaksanaan reklamasi dan pascatambang serta
pascaoperasi pada usaha pertambangan mineral dan batubara

a. Penyusunan Rencana Reklamasi, Rencana Pascatambang, dan rencana


Pascaoperasi;
b. Penilaian dan Persetujuan;
c. Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pascatambang;
d. Pelaksanaan Reklamasi, Pascatambang, dan Pascaoperasi;
e. Pelaporan dan Pencairan Jaminan Reklamasi dan Jaminan Pascatambang;
f. Penyerahan Lahan Reklamasi; dan
g. Penyerahan Lahan Pascatambang dan Pascaoperasi.

KEMENTERIAN ESDM
Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik

Rencana Reklamasi tahap Operasi Produksi disampaikan untuk jangka waktu 5


(lima) tahun dengan rincian tahunan.

Bentuk Jaminan Reklamasi tahap Operasi Produksi dapat berupa:


1. Rekening Bersama
2. Deposito Berjangka
3. Bank Garansi
4. Cadangan Akuntansi
Peraturan tentang BML dan Kualitas Limbah

• PERMEN LH Nomor 113/2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Pertambangan


dan pengolahan/ Pencucian Batubara
• PERMEN LH Nomor 202/2004 tentang baku Mutu Air Limbah Pertambangan
dan Pengolahan Emas/ Tembaga
• PERMEN LH Nomor 04/2006 tentang Baku Mutu Air Limbah bagi Usaha dan/
atau Kegiatan Pertambangan Biji Timah
• PERMEN LH Nomor 09/2006 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/
atau Kegiatan Pertambangan Bijih Nikel
PP No. 22 Tahun 2021 tentang Persetujuan Lingkungan

Proses Persetujuan Lingkungan


Penyusunan
Dokumen
Lingkungan Penilaian Amdal &
1 Pemeriksaan UKL-UPL

2
Permohonan
& Penerbitan
Persetujuan
Lingkungan
3
Persetujuan
Lingkungan
KEMENTERIAN
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN

Kajian potensi
Rencana Rencana
dampak
pengelolaan pemantauan
lingkungan
lingkungan lingkungan

DOKUMEN
LINGKUNGAN (AMDAL
ATAU UKL-UPL)

15
AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERMEN LH NO. 4/2021

3 (sub) dokumen dalam AMDAL: Daftar Usaha WAJIB


AMDAL
1. KA ANDAL (Kerangka Acuan)
2. ANDAL (Analisis Dampak TIDAK WAJIB
Lingkungan) AMDAL:
3. RKL dan RPL (Rencana UKL-UPL
Pengelolaan Lingkungan dan (Upaya Pengelolaan
Rencana Pemantauan Lingkungan – Upaya
Lingkungan) Pemantauan Lingkungan)
SPPLH
(Surat Pernyataan
Pengelolaan Lingkungan
Hidup) 16
2. DAMPAK LINGKUNGAN PERTAMBANGAN

KEMENTERIAN
20
Penambangan dan
pengolahan/pemurnian,
selain menghasilkan
komoditi tambang, juga
menghasilkan limbah.

KEMENTERIAN
21
Perubahan bentang alam

KEMENTERIAN
22
Limbah cair penambangan

KEMENTERIAN
23
Debu

KEMENTERIAN
24
KEMENTERIAN
25
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Pengertian: air yang bersifat asam akibat terjadinya
oksidasi mineral sulfida pada kegiatan
pertambangan (lindian, rembesan, atau aliran)

Prinsip pencegahan dan penanggulangan:


Hilangkan salah satu atau lebih unsur pembentuk
AAT, yaitu mineral sulfida, oksigen atau air
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA

Pembentukan Air Asam Tambang


Air asam tambang (AAT, AMD, ARD) adalah air yang bersifat
asam (tingkat keasaman yang tinggi dan sering ditandai
dengan nilai pH yang rendah di bawah 5) sebagai hasil dari
oksidasi mineral sulfida yang terpajan atau terdedah
(exposed) di udara dengan kehadiran air

Oxygen
Water
H20
MaterialPPyrite
AF
Bacteria
Sulfuric
Acid
Images: USGS, DeAtley Design - modified
PIRIT
Arsenopirit

Molibdenit Markasit

Kalkopirit
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA

IDENTIFIKASI AAT
–Oksidasi sulfida menghasilkan besi
sulfat berwarna kuning dan garam
alumunium berwarna putih yang
menyelimuti batuan (endapan).
–pH tanah dan air yang rendah.
38
KEMENTERIAN ESDM
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA

PENCEGAHAN AAT

Meniadakan salah satu atau lebih unsur pembentuk AAT:


• Cara kering (pemisahan, penimbunan, pelapisan →
ENKAPSULASI).
• Cara basah (wet land).
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA

PELAPISAN

• Pelapisan dengan tanah • Pelapisan dengan bahan


liat : sintetik.
-Bentonit (efektif karena - Aspal
sifat mengembang dan - Tar
melapisi / penutup). - Semen
-Stabilisasi dari erosi dan - Plastik film
penetrasi akar.
- Geotekstil
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA
Kapsulasi material yang mengandung pembangkit asam
dengan material alkalin/kapur
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA

• Enkapsulasi
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA

Wetland

PT.BA Juli 2019

47
Open limestone channel

48
KEMENTERIAN ESDM
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA

PENGENDALIAN AAT
Jika AAT sudah terbentuk...

• Penetralan dengan kapur atau bahan lain.


• Penstabilan / pengendapan logam-logam dan sulfida
terlarut.
3. KASUS LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
KATEGORI KASUS LINGKUNGAN
•Terjadi pada batas waktu tertentu
•Penurunan kualitas lingkungan
•Perubahan fungsi lingkungan
•Lingkungan tidak berfungsi lagi
•Tidak sesuai/melebihi baku mutu lingkungan

RISIKO KASUS LINGKUNGAN


•Membayar ganti rugi.
•Penghentian kegiatan sebagai sumber kasus.
•Menutup kegiatan pertambangan apabila kasus lingkungan tidak dapat
ditanggulangi.
•Mengganti penanggung jawab lapangan apabila terjadi kelalaian
•Pidana apabila ada pihak yang dirugikan akibat pelanggaran hukum
PENANGANAN KASUS LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
❖ Tanggung jawab KTT
✓ Melakukan penanggulangan segera
✓ Melaporkan proses/kronologi terjadinya kasus dan upaya
penanggulangan yang telah dilakukan kpd KAIT
✓ Melakukan pencegahan
✓ Melakukan tindakan koreksi yang diperintahkan Inspektur Tambang
❖ Kewenangan Inspektur Tambang
➢ Melakukan pemeriksaan lapangan
➢ Pembuktian terhadap kebenaran kasus yang terjadi
➢ Memberikan tindakan koreksi
➢ Menutup sementara unit kegiatan yang menjadi sumber kasus.
Penanganan Kasus diarahkan pada :
• Normalisasi fungsi lingkungan
• Mengurangi risiko perusakan dan pencemaran
• Koordinasi pendayagunaan SDM, alat, dan biaya dalam penanggulangan
• Aplikasi ilmu dan teknologi
• Optimalisasi peran masyarakat
• Antisipasi pengaruh dan dampaknya thd operasi dan lingkungan di
sekitarnya
TINDAKAN KOREKSI
➢ Terhadap sumber
➢ Penataan ulang atau perbaikan menyeluruh
sebagai upaya pencegahan
➢ Pemantauan
➢ Pemeliharaan
4. Reklamasi-Revegetasi
Regulasi:
PP 78/2010
Kepmen ESDM 1827/2018

Pengelolaan:
Backfilling/in-pit dump, out-pit dump,
cover cropping, revegetasi
Pemantauan:
Periodik minimal triwulanan

Dokumen Terkait:
Rencana Reklamasi, RKAB, Laporan
Pelaksanaan Reklamasi

KEMENTERIAN ESDM
Program Reklamasi
PROGRAM REKLAMASI
1. Perencanaan lokasi yang akan direklamasi
2. Pengukuran luas yang akan direklamasi
3. Pengaturan permukaan lahan Program
4. Pengendalian erosi
5. Penebaran tanah pucuk 1. Termasuk dalam RKAB
6. Pemilihan jenis tanaman 2. Pembukaan lahan
7. Rencana Penyediaan bibit sesuai dengan RKAB
8. Perhitungan jumlah tanaman yang diperlukan 3. Disosialisasikan kepada
9. Rencana Pemupukan pengawas lapangan
10. Rencana penyiangan dan pendangiran dan kontraktor
11. Rencana Penyulaman
12. Pencegahan dan penanggulangan AAT
13. Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca
tambang
14. Pemantauan keberhasilan
15. Rencana jarak tanam
76
KEMENTERIAN ESDM
Reklamasi-Revegetasi

77
KEMENTERIAN ESDM
Program Pengelolaan Lingkungan Sarana Penunjang

Text Text Text

Kantor Jalan Klinik

1. Dibuat Drainase
2. Pemisahan jenis Dibuat:
sampah
1.Drainase
3. Dibuat IPAL
4. Melakukan penanaman 2.Jalur Hijau
di sekeliling 3.Penyiraman
perkantoran
Incinerator

1.Dilakukan pengelolaan sampah secara terpadu.


2.Pengelolaan terhadap tanah yang tercemar oleh minyak
3.Dilakukan perawatan pada fasilitas pengelolaan yang terdapat di sarana penunjang
79
KEMENTERIAN ESDM
REKLAMASI BENTUK LAIN
Program Reklamasi tahap Operasi
Produksi dapat dilaksanakan dalam
bentuk revegetasi dan/atau peruntukan
lainnya yang terdiri atas:
a)area permukiman;
b)pariwisata;
c)sumber air; atau d) area
pembudidayaan.

50
REKLAMASI DI SUNGAI
Dalam hal kegiatan Reklamasi tahap
Operasi Produksi berada di sungai maka
rencana Reklamasi tahap Operasi
Produksi disesuaikan dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan dan sedikitnya
meliputi:
a)pengelolaan kualitas air sungai;
b)pencegahan dan penanggulangan
terhadap erosi dan/atau pendangkalan
sungai; dan
c)kestabilan sempadan sungai.
REKLAMASI LAUT
Dalam hal kegiatan Reklamasi tahap Operasi
Produksi berada di laut maka rencana
Reklamasi tahap Operasi Produksi pada
wilayah tersebut wajib disampaikan dengan
memuat kegiatan yang meliputi:
a)pengelolaan kualitas air laut;
b)pencegahan dan penanggulangan terhadap
abrasi dan/atau pendangkalan pantai; dan
c)perlindungan keanekaragaman hayati.
5. PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

JUMLAH, LUAS, LOKASI VOID SESUAI DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP

HARUS BERMANFAAT DAN DIKONSULTASIKAN


PENGELOLA
AN LUBANG PENGAMANAN SESUAI KETENTUAN
BEKAS
TAMBANG MONITORINGDAN PEMELIHARAAN

MEKANISME SERAH TERIMA SESUAI KETENTUAN


PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG

56
1. Membuat tanda peringatan yang tidak mudah dirusak
2. Pemagaran dengan bahan yang tidak mudah rusak dan
penanggulan
3. Melakukan Patroli Rutin
PENUTUP
Dengan :
- penerapan tatacara pertambangan yang baik dan
benar, pengelolaan lingkungan dilakukan segera
pada sumber penyebab timbulnya dampak,
- diharapkan perubahan lingkungan yang mungkin
terjadi dapat diminimalkan dan
- Melaksanakan reklamasi areal bekas kegiatan
tambang sesuai peruntukannya dapat terpenuhi.
KEMENTERIAN ESDM

Anda mungkin juga menyukai