Pengelolaan Lingkungan Pertambangan - POM POU
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan - POM POU
Pengelolaan Lingkungan Pertambangan - POM POU
OLEH :
MUHAMMAD HARDI, ST, MT
INSPEKTUR TAMBANG
Jakarta
2023
DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN
7
KONSEP PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP PERTAMBANGAN (LHP)
PENGHARGAANPENGELOLAANPERLINDUNGANLINGKUNGANHIDUPPERTAMBANGAN
5
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Definisi
Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka
penelitian, pengelolaan, dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi
penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca
tambang
Definisi
Reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan sepanjang tahapan usaha
pertambangan untuk menata, memulihkan, dan memperbaiki kualitas lingkungan
dan ekosistem agar dapat berfungsi kembali sesuai peruntukkannya
Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir
sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi lokal diseluruh wilayah
penambangan
Pemberdayaan masyarakat adalah usaha untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat, baik secara individual maupun kolektif, agar menjadi lebih baik tingkat
kehidupannya
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 95
Pasal 96
Dalam penerapan kaidah teknik pertambangan yang baik, pemegang IUP dan IUPK
wajib melaksanakan:
• Ketentuan keselamatan pertambangan
• Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan
reklamasi dan pascatambang
• Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
• Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam
bentuk padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan
sebelum dilepas ke media lingkungan
UU No 3/2020 Tentang Perubahan UU 4/2009
Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 97
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjamin penerapan standart mutu
lingkungan sesuai dengan karakteristik suatu daerah
Pasal 98
Pemegang IUP dan IUPK wajib menjaga kelestarian fungsi dan daya
dukung sumber daya air yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan
per-UU
UU 32/2009
Tentang perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 98
(1) Setiap orang yang dengan sengaja melakukan perbuatan yang mengakibatkan
dilampauinya baku mutu udara ambien, buku mutu air, buku mutu air laut, atau
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup, dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling sedikit
Rp. 3 milyar dan paling banyak Rp. 10 milyar
Pasal 99
(1) Setiap orang yang karena kelalaian mengakibatkan dilampauinya baku mutu udara
ambien, buku mutu air, buku mutu air laut, atau kriteria baku kerusakan lingkungan
hidup, dipidanakan dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit RP. 1 milyar dan paling banyak 3 (tiga)
milyar
UU 32/2009
Tentang perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Pasal 100
(1) Setiap orang yang melanggar baku mutu air limbah, baku mutu emisi, atau
baku mutu gangguan, dipidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan denda
paling banyak Rp. 3 milyar
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dikenakan
apabila saksi administratif yang telah dijatuhkan tidak dipatuhi atau
pelanggaran dilakukan lebih dari 1 hari
PP No. 55 Tahun 2010
Tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 28
(1) Pengawasan pengelolaan LH, reklamasi dan pascatambang, paling sedikit meliputi:
a. Pengelolaan dan pemantauan LH sesuai dokumen LH atau izin LH;
b. Penataan, pemulihan, dan perbaikan lahan sesuai dengan peruntukannya;
c. Penetapan dan pencairan jaminan reklamasi;
d. Pengelolaan pascatambang;
e. Penetapan dan pencairan jaminan pascatambang
f. Pemenuhan baku mutu
(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh IT dan BERKOORDINASI
dengan pejabat pengawas di bidang LH dan reklamasi
PP No. 55 Tahun 2010
Tentang Pembinaan dan Penyelenggaraan Pengelolaan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara
Pasal 36
Inspektur Tambang berwenang :
• Memasuki tempat kegiatan usaha
• Menghentikan sementara waktu, sebagian atau seluruh kegiatan
pertambangan jika, kegiatan tersebut membahayakan atau menimbulkan
pencemaran/kerusakan lingkungan
• Mengusulkan penghentian tetap menjadi permanen kepada Kepala IT
KEPMEN ESDM NO. 1827.K/30/MEM/2018
KEMENTERIAN ESDM
Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
KEMENTERIAN ESDM
Kepmen ESDM Nomor 1827 K/30/MEM/2018
tentang Pedoman Pelaksanaan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik
2
Permohonan
& Penerbitan
Persetujuan
Lingkungan
3
Persetujuan
Lingkungan
KEMENTERIAN
PENYUSUNAN DOKUMEN LINGKUNGAN
Kajian potensi
Rencana Rencana
dampak
pengelolaan pemantauan
lingkungan
lingkungan lingkungan
DOKUMEN
LINGKUNGAN (AMDAL
ATAU UKL-UPL)
15
AMDAL
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
PERMEN LH NO. 4/2021
KEMENTERIAN
20
Penambangan dan
pengolahan/pemurnian,
selain menghasilkan
komoditi tambang, juga
menghasilkan limbah.
KEMENTERIAN
21
Perubahan bentang alam
KEMENTERIAN
22
Limbah cair penambangan
KEMENTERIAN
23
Debu
KEMENTERIAN
24
KEMENTERIAN
25
AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Pengertian: air yang bersifat asam akibat terjadinya
oksidasi mineral sulfida pada kegiatan
pertambangan (lindian, rembesan, atau aliran)
Oxygen
Water
H20
MaterialPPyrite
AF
Bacteria
Sulfuric
Acid
Images: USGS, DeAtley Design - modified
PIRIT
Arsenopirit
Molibdenit Markasit
Kalkopirit
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA
IDENTIFIKASI AAT
–Oksidasi sulfida menghasilkan besi
sulfat berwarna kuning dan garam
alumunium berwarna putih yang
menyelimuti batuan (endapan).
–pH tanah dan air yang rendah.
38
KEMENTERIAN ESDM
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA
PENCEGAHAN AAT
PELAPISAN
• Enkapsulasi
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA
Wetland
47
Open limestone channel
48
KEMENTERIAN ESDM
• KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
• REPUBLIK INDONESIA
PENGENDALIAN AAT
Jika AAT sudah terbentuk...
Pengelolaan:
Backfilling/in-pit dump, out-pit dump,
cover cropping, revegetasi
Pemantauan:
Periodik minimal triwulanan
Dokumen Terkait:
Rencana Reklamasi, RKAB, Laporan
Pelaksanaan Reklamasi
KEMENTERIAN ESDM
Program Reklamasi
PROGRAM REKLAMASI
1. Perencanaan lokasi yang akan direklamasi
2. Pengukuran luas yang akan direklamasi
3. Pengaturan permukaan lahan Program
4. Pengendalian erosi
5. Penebaran tanah pucuk 1. Termasuk dalam RKAB
6. Pemilihan jenis tanaman 2. Pembukaan lahan
7. Rencana Penyediaan bibit sesuai dengan RKAB
8. Perhitungan jumlah tanaman yang diperlukan 3. Disosialisasikan kepada
9. Rencana Pemupukan pengawas lapangan
10. Rencana penyiangan dan pendangiran dan kontraktor
11. Rencana Penyulaman
12. Pencegahan dan penanggulangan AAT
13. Pekerjaan sipil sesuai peruntukan lahan pasca
tambang
14. Pemantauan keberhasilan
15. Rencana jarak tanam
76
KEMENTERIAN ESDM
Reklamasi-Revegetasi
77
KEMENTERIAN ESDM
Program Pengelolaan Lingkungan Sarana Penunjang
1. Dibuat Drainase
2. Pemisahan jenis Dibuat:
sampah
1.Drainase
3. Dibuat IPAL
4. Melakukan penanaman 2.Jalur Hijau
di sekeliling 3.Penyiraman
perkantoran
Incinerator
50
REKLAMASI DI SUNGAI
Dalam hal kegiatan Reklamasi tahap
Operasi Produksi berada di sungai maka
rencana Reklamasi tahap Operasi
Produksi disesuaikan dengan ketentuan
peraturan
perundang-undangan dan sedikitnya
meliputi:
a)pengelolaan kualitas air sungai;
b)pencegahan dan penanggulangan
terhadap erosi dan/atau pendangkalan
sungai; dan
c)kestabilan sempadan sungai.
REKLAMASI LAUT
Dalam hal kegiatan Reklamasi tahap Operasi
Produksi berada di laut maka rencana
Reklamasi tahap Operasi Produksi pada
wilayah tersebut wajib disampaikan dengan
memuat kegiatan yang meliputi:
a)pengelolaan kualitas air laut;
b)pencegahan dan penanggulangan terhadap
abrasi dan/atau pendangkalan pantai; dan
c)perlindungan keanekaragaman hayati.
5. PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG
56
1. Membuat tanda peringatan yang tidak mudah dirusak
2. Pemagaran dengan bahan yang tidak mudah rusak dan
penanggulan
3. Melakukan Patroli Rutin
PENUTUP
Dengan :
- penerapan tatacara pertambangan yang baik dan
benar, pengelolaan lingkungan dilakukan segera
pada sumber penyebab timbulnya dampak,
- diharapkan perubahan lingkungan yang mungkin
terjadi dapat diminimalkan dan
- Melaksanakan reklamasi areal bekas kegiatan
tambang sesuai peruntukannya dapat terpenuhi.
KEMENTERIAN ESDM