BAB 4 Dan 5 Adsorpsi

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan ini dilakukan untuk menentukan model adsorpsi yang sesuai untuk

adsorpsi zat warna berupa metilen biru oleh karbon aktif. Dimulai dari pembuatan

larutan standar yaitu Metilen Biru 10 ppm dimasukkan ke dalam buret agar pada saat

penentuan volume dapat lebih mudah kemudian dimasukkan labu ukur 50 mL

sebanyak 5 mL, 10 mL, 15 mL, 20 mL, dan 25 mL untuk membuat larutan

konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Ditambahkan akuades hingga

tanda batas. Dihomogenkan agar larutan tercampur sempurna. Dilakukan pengukuran

nilai absorbansi larutan standar dengan menggunakan spektrofotometri Uv-vis, cara

penggunaannya yaitu dengan mengkalibrasi spektro dengan menggunakan akuades

yang merupakan pelarut dalam percobaan ini pada kuvet blanko, kemudian

dimasukkan sampel dan dianalisis dengan panjang gelombang 625 nm.

Pada pembuatan larutan contoh Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL

sebanyak 2 mL, 4 mL, 6 mL, 8 mL, dan 10 mL untuk membuat larutan konsentrasi

2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. Ditambahkan akuades hingga tanda batas.

Dihomogenkan agar larutan tercampur. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer 100 mL

yang berbeda, lalu diberi label agar memudahkan dalam membedakan larutan yang

dibuat. Larutan contoh dimasukkan magnetic stirrer. Ditambahkan karbon aktif

sebanyak 1 g untuk masing-masing tabung. Ditutup menggunak an aluminium foil.

Ditempatkan di atas multistirer agar proses pengadukan dapat lebih mudah karena

dilakukan dalam waktu lama. Dinyalakan multistirer bersamaan dengan stopwatch

untuk melihat waktu adsorpsi selama 30 menit. Disaring menggunakan penyaring

vakum yang bertujuan agar proses penyaringan lebih cepat karena pada penyaring
vakum terdapat selang pengisap untuk mempercepat hasil adsorpsi terpisah dari

ampas karbon aktif. Dimasukkan kedalam gelas kimia 50 mL yang telah bersih dan

kering. Dilakukan pengukuran nilai absorbansi larutan contoh dengan menggunakan

spektrofotometri Uv-vis, cara penggunaannya yaitu dengan mengkalibrasi spektro

dengan menggunakan akuades yang merupakan pelarut dalam percobaan ini pada

kuvet blanko, kemudian dimasukkan sampel dan dianalisis dengan panjang

gelombang 625 nm.

Tabel 1. Nilai absorbansi larutan standar pada panjang gelombang 625 nm


Konsentrasi (ppm) Absorbansi

1 0,133

2 0,252

3 0,359

4 0,490

5 0,590

Dapat dilihat dari data tabel diatas mulai dari konsentrasi 1 ppm

absorbansinya sebesar 0,133; konsentrasi 2 ppm absorbansinya sebesar 0,252;

konsentrasi 3 ppm absorbansinya sebesar 0,359; konsentrasi 4 ppm absorbansinya

sebesar 0,490 dan konsentrasi 5 ppm absorbansinya sebesar 0,590. Diperoleh

kesimpulan bahwa hasil absorbansi terus mengalami peningkatan nilai absorbans dari

konsentrasi rendah ketinggi hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi memengaruhi

nilai absorbansi.
Konsentrasi Vs Absorbansi
0.700
0.600
f(x) = 0.1152 x + 0.0192000000000001
0.500 R² = 0.998732679705115
Absorbansi

0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5
Konsentrasi (ppm)

Grafik 1. Kurva kalibrasi deret standar

Berdasarkan kurva perbandingan konsentrasi dan absorbansi diatas dapat

dilihat bahwa grafik mengalami kenaikan yang konstan dengan membentuk garis

linear diperoleh nilai y = 0,1152x − 0,0192 dan R2 = 0,9987.

Tabel 2. Nilai absorbansi setelah adsorpsi


Adsorben (g) Konsentrasi awal (ppm) Absorbansi

1 2 0,085

1 4 0,168

1 6 0,172

1 8 0,186

1 10 0,270

Data diatas menunjukkan hasil pengukuran absorbansi metilen biru setelah

diadsorpsi, diperoleh hasil pada konsentrasi 2 ppm absorbansinya sebesar 0,085;

konsentrasi 4 ppm absorbansinya sebesar 0,168; konsentrasi 6 ppm absorbansinya


sebesar 0,172; konsentrasi 8 ppm absorbansinya sebesar 0,186 dan konsentrasi pada

10 ppm absorbansinya sebesar 0,270. Dapat disimpulkan dari hasil diperoleh bahwa

peningkatan konsentrasi dapat meningkatkan nilai absobansi, dimana hasil ini

menunjukkan kesesuaian dengan teori.

Tabel 3. Konsentrasi setelah adsorpsi


Konsentrasi awal (ppm) Konsentrasi akhir (ppm)

2 1,3212

4 2,3542

6 3,2829

8 4,4201

10 5,2882

Tabel di atas merupakan tabel konsentrasi setelah adsorpsi. Berdasarkan hasil

perhitungan konsentrasi setelah adsorpsi didapatkan data pada konsentrasi awal

2 ppm memiliki konsentrasi akhir sebesar 1,3212, konsentrasi awal 4 ppm memiliki

konsentrasi akhir sebesar 2,3542, konsentrasi awal 6 ppm memiliki konsentrasi akhir

sebesar 3,2829, konsentrasi awal 8 ppm memiliki konsentrasi akhir sebesar 4,4201

dan konsentrasi awal 10 ppm memiliki konsentrasi akhir sebesar 5,2882.

Tabel 4. Efektifitas adsorpsi

c Ce (ppm) qe Ce/q e Log Ce Log q e

2 1,3212 0,0679 19,4580 0,1209 -1,1681

4 2,3542 0,1646 14,3026 0,3718 -0,7835

6 3,2829 0,2717 12,0828 0,5163 -0,5659


8 4,4201 0,3579 12,3501 0,6454 -0,4462

10 5,2882 0,4712 11,2228 0,7233 -0,3268

Dari data diatas maka dapat ditentukan nilai dari efektivitas adsorpsi dari

berbagai konsentrasi yaitu 0,0679; 0,1646; 0,2717; 0,3579 dan 0,4712 ppm. Dari

nilai efektivitas adsorpsi juga dihasilkan nilai log q e yang merupakan nilai logaritma

dari efektivitas adsorpsi. Nilainya berturut-turut adalah -1,1681; -0,7835; -0,5659;

-0,4462 dan -0,3268. Berdasarkan nilai tersebut diperoleh kurva sebagai berikut:

Ce Vs Ce/qe
25

20

15 f(x) = − 1.83809776724639 x + 20.0102280495177


R² = 0.770156399890896
Ce/qe

10

0
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6
Ce

Grafik 2. Kurva isotermal adsorpsi Langmuir

Pada grafik diatas menunjukkan kurva isotermal adsorpsi Langmuir, dimana

nilai slopenya adalah -1,8381 dan nilai interceptnya 20,01. Dari kedua nilai ini dapat

didapatkan nilai kapasitas adsorpsi dan tetapan Langmuir. Dimana nilai kapasitas

adsorpsinya -0,5440 mg/g sedangkan nilai tetapan Langmuir yaitu

-0,0919 L/mg.
Log Ce VS Log qe
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
-0.2
Log qe -0.4 f(x) = 1.38208305016166 x − 1.31533577367387
R² = 0.993962721292373
-0.6
-0.8
-1
-1.2
-1.4
Log Ce

Grafik 3. Kurva isotermal adsorpsi Freundlich

Grafik diatas menunjukkan kurva isotermal adsorpsi Freundlich. Dari kurva

tersebut diperoleh y = 1,3821x – 1,3153 dan R² = 0,994. Kapasitas adsorpsinya dan

tetapan Freundich yaitu dan 0, 7235 L/mg. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa model adsorpsi metilen biru yang paling tepat berdasarkan percobaan ini

adalah adsorpsi metode Freundlich karena memiliki nilai kapasitas adsorpsinya lebih

besar dibandingkan dengan metode adsorpsi Langmuir.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari percobaan ini adalah:

1. model adsorpsi yang paling sesuai untuk adsorpsi metilen biru oleh karbon

aktif yaitu isoterm Freundlich karena memiliki nilai kapasitas adsorbsi yang

lebih besar.

2. kapasitas adsorpsi Langmuir sebesar- 0,0919 mg/g dan kapasitas adsorpsi

Freundlich sebesar mg/g.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Laboratorium

Sebaiknya sebelum praktikum dimulai bahan dan alat yang akan digunakan

dalam praktikum telebih dahulu di cek kelayakan pakainya agar proses praktikum

dapat berjalan dengan lancar.

5.2.2 Saran untuk Percobaan

Sebaiknya dalam percobaan ini harus lebih memerhatikan ketelitian dan

pemahaman terhadap prosedur kerja sebaik mungkin agar dapat menunjang

keberhasilan praktikum dan menghasilkan hasil yang lebih baik.


Lampiran 2. Perhitungan

A. Perhitungan Pembuatan Larutan Standar

Pengenceran dari konsentrasi 10 ppm dengan volume 50 mL.

a. Untuk konsentrasi 1 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

10ppm.V1 = 1 ppm. 50 mL

1 ppm . 50 mL
V1 = = 5 mL
10 ppm

b. Untuk konsentrasi 2 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

10ppm.V2 = 2 ppm. 50 mL

2 ppm . 50 mL
V2 = = 10 mL
10 ppm

c. Untuk konsentrasi 3 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

10ppm.V3 = 3 ppm. 50 mL

3 ppm . 50 mL
V3 = = 15 mL
10 ppm

d. Untuk konsentrasi 4 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

10ppm.V4 = 4 ppm. 50 mL

4 ppm . 50 mL
V4 = = 20 mL
10 ppm

e. Untuk konsentrasi 5 ppm


M1 .V1 = M2 . V2

10ppm.V5 = 5 ppm. 50 mL

5 ppm . 50 mL
V5 = = 25 mL
10 ppm

B. Perhitungan Pembuatan Larutan Contoh

Pengenceran dari konsentrasi 100 ppm dengan volume 100 mL.

a. Untuk konsentrasi 2 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

100ppm.V1 = 2 ppm. 100 mL

2 ppm . 100 mL
V1 = = 2 mL
100 ppm

b. Untuk konsentrasi 4 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

100ppm.V2 = 4 ppm. 100 mL

4 ppm . 100 mL
V2 = = 4 mL
100 ppm

c. Untuk konsentrasi 6 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

100ppm.V3 = 6 ppm. 100 mL

6 ppm . 100 mL
V3 = = 6 mL
100 ppm

d. Untuk konsentrasi 8 ppm

M1 .V1 = M2 . V2

100ppm.V4 = 8 ppm. 100 mL

8 ppm . 100 mL
V4 = = 8 mL
100 ppm

e. Untuk konsentrasi 10 ppm

M1 .V1 = M2 . V2
100ppm.V5 = 10 ppm. 100 mL

10 ppm . 100 mL
V5 = = 10 mL
100 ppm

C. Perhitungan Konsentrasi Larutan Setelah Adsorpsi

Dari kurva kalibrasi larutan standar diperoleh persamaan garis:

y = 0,1152x − 0,0192

y + 0,0192
x=
0, 1152

dimana x = Konsentrasi larutan setelah adsorpsi

y = Absorban larutan setelah adsorpsi

Berdasarkan persamaan garis tersebut diperoleh konsentrasi masing-masing

larutan setelah absorpsi yaitu:

a. Untuk konsentrasi 2 ppm

0,133 + 0,0192
x1 = = 1,3212 ppm
0,1152

b. Untuk konsentrasi 4 ppm

0,252 + 0, 0192
x1 = = 2, 3542 ppm
0,1152

c. Untuk konsentrasi 6 ppm

0,3 59 + 0,0 192


x1 = = 3,2829 ppm
0,1152

d. Untuk konsentrasi 8 ppm

0,4 90 + 0,01 92
x1 = = 4,4201 ppm
0,1152

e. Untuk konsentrasi 10 ppm

0,590 + 0,01 92
x1 = = 5,2882 ppm
0,1152
D. Perhitungan Efektifitas Adsorpsi

( Co - Ce ) x V larutan (L)
qe =
Massa larutan

Keterangan: Co = Konsentrasi awal

Ce = Konsentrasi akhir

1. Konsentrasi awal 2 ppm

( 2 - 1, 3212 ) x 0,1 L
qe = =0,0 679 mg/g
1 gram

2. Konsentrasi awal 4 ppm

( 4 - 2, 3542 ) x 0,1 L
qe = = 0, 1646 mg/g
1 gram

3. Konsentrasi awal 6 ppm

( 6 - 3,2829 ) x 0,1 L
qe = = 0, 2717 mg/g
1 gram

4. Konsentrasi awal 8 ppm

( 8 – 4,4201 ) x 0,1 L
qe = = 0,3579 mg/g
1 gram

5. Konsentrasi awal 10 ppm

( 10 - 5, 2882 ) x 0,1 L
qe = = 0,4 712 mg/g
1 gram

E. Isotermal Adsorpsi

1. Isotermal adsorpsi Langmuir

Persamaan kurva yang dihasilkan y = -1,8381x + 20,01

Slope = -1,8381

Intercept = 20,01
1 1
Kapasitas adsorpsi ( Q ) = = = - 0,5440 mg/g
slope - 1,8381

1 1
Tetapan Langmuir ( b ) = =
Q x intercept - 0,5440 x 20,01

= 0,0919 L/mg

2. Isotermal Adsorpsi Freundlich

Dari kurva tersebut diperoleh y = 1,3821x – 1,3153

slope = 1,3821

Intercept = -1,3153

Kapasitas adsorpsi (K) = Invers Log Intercept

= Invers Log -1,3153

= mg/g

1 1
Tetapan Freundlich ( b ) = = = 0,7235 mg/L
slope 1, 3821

Anda mungkin juga menyukai