Makalah Kelompok 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH

NEGARA DAN KONSTITUSI

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 2

1.SENJA GILANG MAGFIRAH (105401118523)


2.AINUN MAULIDYA SYAHRIR (105401118923)
3.DHINI PUSPITA SARI (105401116923)
4.AKIDAFITRA (105401121119)

MATA KULIAH : KONSEP DASAR PKN


DOSEN PEMBIMBING : TRY GUSTAF SAID, S.Pd., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul “ NEGARA DAN
KONSTITUSI”.

Dengan materi kuliah ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari Negara dan konstitusi di Indonesia. Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya bisa memahami pengertian negara dan konstitusi,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara................................................................................................ 5
2.2 Unsur Unsur Negara............................................................................................ 9
2.3 Pengertian Konstitusi...................................................................................................................22
2.4 Hubungan Negara Dan Konstitusi........................................................................23

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1. Kesimpulan............................................................................................................30
3.2. Saran......................................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................31

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah kini telah
mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945 itu pada
hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap kehidupan berbangsa
dan bernegara. Atau dengan kata lain sebagai upaya memulai “kontrak sosial” baru antara
warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-citakan bersama yang dituangkan
dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi). Perubahan konstitusi ini menginginkan pula
adanya perubahan sistem dan kondisi negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang
demokratis dengan relasi lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan
konstititusi menjadi suatu agenda yang tidak bisa diabaikan. Hal ini menjadi suatu keharusan
dan amat menentukan bagi jalannya demokratisasi suatu bangsa. Realitas yang berkembang
kemudian memang telah menunjukkan adanya komitmen bersama dalam setiap elemen
masyarakat untuk mengamandemen UUD 1945. Bagaimana cara mewujudkan komitmen itu
dan siapa yang berwenang melakukannya serta dalam situasi seperti apa perubahan itu
terjadi, menjadikan suatu bagian yang menarik dan terpenting dari proses perubahan
konstitusi itu. Karena dari sini akan dapat terlihat apakah hasil dicapai telah
merepresentasikan kehendak warga masyarakat, dan apakah telah menentukan bagi
pembentukan wajah Indonesia kedepan. Wajah Indonesia yang demokratis dan pluralistis,
sesuai dengan nilai keadilan sosial, kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan. Dengan melihat
kembali dari hasil-hasil perubahan itu, kita akan dapat dinilai apakah rumusan-rumusan
perubahan yang dihasilkan memang dapat dikatakan lebih baik dan sempurna. Dalam artian,
sampai sejauh mana rumusan perubahan itu telah mencerminkan kehendak bersama.
Perubahan yang menjadi kerangka dasar dan sangat berarti bagi perubahan-perubahan
selanjutnya. Sebab dapat dikatakan konstitusi menjadi monumen sukses atas keberhasilan
sebuah perubahan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apakah pengertian negara itu?
1.2.2 Apa Unsur-unsur negara ?
1.2.3 Apakah pengertian konstitusi itu?
1.2.4 Apa hubungan negara dan konstitusi?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari negara.
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi
1.3.3 Untuk mengetahui pengertian konstitusi
1.3.4 Untuk mengetahui hubungan negara dan konstitusi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Negara


Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan masyarakat.
Pada prinsipnya setiap warga masyarakat menjadi anggota dari suatu negara dan harus
tunduk pada kekuasaan negara. Melalui kehidupan bernegara dengan pemerintah yang ada di
dalamnya, masarakat ingin mewujudkan tujuan-tujuan tertentu seperti teerwujudnya
kertentaraman, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat.
Agar pemerintah suatu negara memiliki kekuasaan untuk mengatur kehidupan masayakat
tidak bertindak seenaknya, maka ada sistem aturan tersebut menggambarakan suatu hierarki
atau pertindakan dalam aturan yang paliing tinggi tingkatanya sampai pada aturan yang paling
rendah.
Negara dan konstitusi adalah dwitunggal. Jika diibaratkan bangunan, negara sebagai
pilar-pilar atau tembok tidak bisa berdiri kokoh tanpa pondasi yang kuat, yaitu konstitusi
Indonesia. Hampir setiap negara mempunyai konstitusi, terlepas dari apakah konstitusi
tersebut telah dilaksanakan dengan optimal atau belum. Yang jelas, konstitusi adalah
perangkat negara yang perannya tak bisa dipandang sebelah mata.
2.1.1 Pengertian Bangsa dan Negara
Suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama, dan
mempunyai kesamaan bahasa, agama, budaya, dan sejarah. Dalam pengertian lainnya,
bangsa adalah sekelompok manusia yang dipersatukan karena memiliki persamaan
sejarah dan cita-cita yang mana mereka terikat di dalam satu tanah air. Sedangkan,
pengertian bangsa dalam arti sosiologis/antropologis adalah perkumpulan orang yang
saling membutuhkan dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama dalam suatu
wilayah Sedangkan, dalam arti politis Pengertian Bangsa adalah suatu masyarakat
dalam suatu daerah yang sama dan tunduk pada kedaulatan negara sebagai satu
kekuasaan tertinggi ke luar dan ke dalam.
Dalam Insiklopedia Indonesia, dasar Negara berarti pedoman dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan Negara yang mencakup berbagai
kehidupan. Dasar Negara yang di gunakan di Indonesia adalah Pancasila, nilai-nilai

5
luhur yang terkandung. Pancasila telah ada dalam kalbu bangsa jauh sebelum
Indonesia merdeka.
Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat ini. Pengertian tentang Negara telah banyak di
definisikan oleh para ahli filsuf Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan, sampai
abad modern. Beberapa pendapat tersebut antara lain:
a. Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitas
keluarga dan kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang
sempurna dan berkecukupan.
b. Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang
tertata dengan baik dari beberapa keluarga serta kepentingan bersama
mereka oleh kekuasaan berdaulat.
c. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad
Zubaidi, 2007), negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
d. Robert M. Mac Iver (Soehino,1998;Agustino,2007), negara adalah
asosiasa yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu wilayah
berdasarkan sistem hukum diselenggarakan oleh pemerintah diberi
kekuasaan memeksa.
e. Miriam Budiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari
warganya untuk ketaatan melalui kekuasaan yang sah. Plato bahwa
negara organic bukanlah rakyat semata yang menjadi badan politik,
juga bukan orang yang 2.
2.1.2 Teori Terjadinya Negara
a. Teori Teokrasi
Menurut teori ini, negara berdasarkan kehendak Tuhan. Paham ini muncul
bahwa keyakinan keagamaan bahwa Tuanlah maha pencipta di langit dan bumi,
pemegang kekuasaan tertinggi, tiada kekuasaan di dunia ini yang tidak berasal
dari tuhan, termasuk negara. Penganut teori ini Thomas Aquinas, Agustinus, FJ.
Sthal, maupun Hegel.

6
b. Teori Organik
Teori ini pertama kali diperkenalakan oleh tinggal di wilayah geografis
saja, tapi negara harus ada ikatan yang muncul yaitu keadilan. Negara muncul
karena ada kebutuhan yang sangat banyak dan beragam.
c. Teori Perjanjian
Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara karena
adanya perjanjian masyarakt.
d. Teori Kekuasaan
Menurut teori kekuasan, siapa yang berkemampuan untuk memiliki
kekuasaan atau berhasil mencapai kekuasaan, selayaknya memegangg pucuk
pemerintahan.
e. Teori Kedaulatan
Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan Negara karena adanya
kekuasaan tertinggi yang mampu mengatur kehidupan bersama masyarakat
(negara).
2.1.3 Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan (unitaris)
Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara yang hanya
berdiri satu Negara saja, tidak terdapat Negara dalam suatu Negara.Dalam
pelaksanaan pemerintah derah di nrgara kesatuan dapat di laksanakan dengan dua
alternative system, yaitu:Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan
keleluasaan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi)
Sistem sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung
diatur an di urus oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut
pemerintahan dan kekuasaan di daerah.
2. Negara Serikat (federasi)
Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari beberapa, kemudian
menjadi negara-negara bagian dari pada suatu Negara serkat.
2.1.4. Negara Indonesia

7
Berdasarkan berbagai teori terjadinya negara, kedaulatan Negara, serta bentuk dan
tujuan Negara, maka Negara Indoneia yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus
1945, dapat dijelaskan secara teoristis sebagai berikut:
1. Lahirnya Negara Indonesia
Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan
RI bukanlah merupakan tujuan terakhir perjuangan bangsa Indonesia, melainkan
merupakan alat untuk melanjutkan perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-cita,
membentuk masyarakat adil makmur, aman sentosa berlandaskan pancasila.
Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir
semua negara memiliki kesamaan, namun ditinjau dari segi tumbuh dan
terbentunya negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki
spesifikasi serta ciri khas masing-masing. Demikian pula negara-negara lain di
dunia tumbuh dan berkembang dengan ciri khas dan sejarahnya masing-masing.
Demikian pula bangsa dan Negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
dilatar belakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan
Belanda serta Jepang. Oleh karena itu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang
dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam
penderitaan di bawah penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut
kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-
unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang
budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh
karena itu terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses yang
cukup panjang. Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah Indonesia, seperti masa
kejayaan kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya.
Kemudian datanglah bangsa asing ke Indonesia maka bangsa Indonesia saat itu
bertekad untuk membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa, sebagai
unsur pokok negara melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Isi sumpah itu
merupakan suatu tekad untuk mewujudkan unsur-unsur negara yaitu satu nusa
(wilayah) negara, satu bangsa (rakyat), dan satu bahasa, sebagai bahasa pengikat

8
dan komunikasi antar warga negara, dan dengan sendirinya setelah kemerdekaan
kemudian dibentuklah suatu pemerintahan negara.
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung
di dalam Pembukaan UUD 1945. Kita dapat mempelajari serta menelaah dokumen
kenegaraan Indonesia, diantaranya adalah Pembukaan UUD 1945 terutama pada
alenea satu sampai tiga yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Alinea I,
menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya negara dan bengsa Indonesia,
yaitu tentang kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa di dunia yang sadar dan
bangkit melawan penjajah, dan penjajahan itu tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan peri keadilan oleh karena itu harus dihapuskan. Alinea ke II menjelaskan
tentang perjalanan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan, alinea III menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia Indonesia
sebagai bangsa yang religious yang kemudian pernyataan kemerdekaan.

2.2 Unsur-unsur Negara


Menurut Oppenheim-Lauterpacht, unsur-unsur negara adalah:
1. Unsur pembentuk negara (konstitutif): wilayah/daerah, rakyat, pemerintah yang
berdaulat
2. Unsur deklaratif: pengakuan oleh negara lain

2.2.1 Wilayah/Daerah
1) Daratan
Wilayah daratan ada di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di dalam
tanah di bawah permukaan bumi. Artinya, semua kekayaan alam yang terkandung
di dalam bumi dalam batas-batas negara adalah hak sepenuhnya negara pemilik
wilayah.
Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa:
• Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, lembah
• Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri, parit
• Batas menurut ilmu alam: berupa garis lintang dan garis bujur peta bumi

9
2) Lautan
Lautan yang merupakan wilayah suatu negara disebut laut teritorial negara itu,
sedangkan laut di luarnya disebut laut terbuka (laut bebas, mare liberum).
Ada dua konsepsi pokok tentang laut, yaitu:
1) Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut tidak ada pemiliknya, sehingga
dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara;
2) Res Communis, yang menyatakan bahwa laut adalah milik bersama masyarakat
dunia dan karenanya tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara.
Tidak ada ketentuan dalam hukum internasional yang menyeragamkan lebar laut
teritorial setiap negara. Kebanyakan negara secara sepihak menentukan sendiri
wilayah lautnya. Pada umumnya dianut tiga (3) mil laut (± 5,5 km) seperti Kanada
dan Australia. Tetapi ada pula yang menentukan batas 12 mil laut (Chili dan
Indonesia), bahkan 200 mil laut (El Salvador). Batas laut Indonesia sejauh 12 mil
laut diumumkan kepada masyarakat internasional melalui Deklarasi Juanda pada
tanggal 13 Desember 1957.
Pada tanggal 10 Desember 1982 di Montego Bay (Jamaica), ditandatangani
traktat multilateral yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan lautan,
misalnya: permukaan dan dasar laut, aspek ekonomi, perdagangan, hukum, militer
dan lingkungan hidup. Traktat tersebut ditandatangani 119 delegasi peserta yang
terdiri dari 117 negara dan dua organisasi kebangsaan.
Tentang batas lautan ditetapkan sebagai berikut:
1. Batas laut territorial
Setiap negara berdaulat atas lautan teritorial yang jaraknya sampai 12 mil
laut, diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai.
2. Batas zona bersebelahan
Di luar batas laut teritorial sejauh 12 mil laut atau 24 mil dari pantai. Di
dalam wilayah ini negara pantai dapat mengambil tindakan dan menghukum
pihak-pihak yang melanggar undang-undang bea cukai, fiskal, imigrasi, dan
ketertiban negara.
3. Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
ZEE adalah wilayah laut suatu negara pantai yang batasnya 200 mil laut
diukur dari pantai. Di dalam wilayah ini, negara pantai yang bersangkutan
berhak menggali kekayaan laut dan menangkap nelayan asing yang kedapatan
menangkap ikan di wilayah ini serta melakukan kegiatan ekonomi lainnya.
Negara lain bebas berlayar atau terbang di atas wilayah itu serta bebas pula
memasang kabel dan pipa di bawah laut.
4. Batas landas benua
Landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih dari
200 mil laut. Dalam wilayah ini negara pantai boleh melakukan eksplorasi dan

10
eksploitasi dengan kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat
internasional.
3) Udara
Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan lautan negara itu.
Kekuasaan atas wilayah udara suatu negara itu pertama kali diatur dalam Perjanjian
Paris pada tahun 1919 (dimuat dalam Lembaran Negara Hindia
Belanda No.536/1928 dan No.339/1933). Perjanjian Havana pada tahun 1928 yang
dihadiri 27 negara menegaskan bahwa setiap negara berkuasa penuh atas udara di
wilayahnya. Hanya seizin dan atau menurut perjanjian tertentu, pesawat terbang
suatu negara boleh melakukan penerbangan di atas negara lain. Demikian pula
Persetujuan Chicago 1944 menentukan bahwa penerbangan internasional melintasi
negara tanpa mendarat atau mendarat untuk tujuan transit dapat dilakukan hanya
seizin negara yang bersangkutan. Sedangkan Persetujuan Internasional 1967
mengatur tentang angkasa yang tidak bisa dimiliki oleh negara di bawahnya dengan
alasan segi kemanfaatan untuk semua negara dan tujuan perdamaian.
4) Wilayah Ekstrateritorial
Suatu wilayah atau daerah karena ketetapan hukum internasional, maka dianggap
sebagai wilayah atau bagian wilayah dari suatu Negara. Hal – hal yang termasuk
dalam ketetapan hukum internasional tersebut yakni, kapal – kapal yang berlayar di
laut terbuka di bawah bendera Negara tertentu dan tempat atau daerah kerja
perwakilan diplomatik.
2.2.2 Rakyat
Rakyat (Inggris: people; Belanda: volk) adalah kumpulan manusia yang hidup
bersama dalam suatu masyarakat penghuni suatu negara, meskipun mereka ini
mungkin berasal dari keturunan dan memiliki kepercayaan yang berbeda. Selain
rakyat, penghuni negara juga disebut bangsa. Para ahli menggunakan istilah rakyat
dalam pengertian sosiologis dan bangsa dalam pengertian politis. Rakyat adalah
sekelompok manusia yang memiliki suatu kebudayaan yang sama, misalnya memiliki
kesamaan bahasa dan adat istiadat.
Sedangkan bangsa – menurut Ernest Renan – adalah sekelompok manusia yang
dipersatukan oleh kesamaan sejarah dan cita-cita. Hasrat bersatu yang didorong oleh
kesamaan sejarah dan cita-cita meningkatkan rakyat menjadi bangsa. Dengan
perkataan lain, bangsa adalah rakyat yang berkesadaran membentuk negara. Suatu
bangsa tidak selalu terbentuk dari rakyat seketurunan, sebahasa, seagama atau adat
istiadat tertentu kendati kesamaan itu besar pengaruhnya dalam proses pembentukan
bangsa. Sekadar contoh, bangsa Amerika Serikat sangat heterogen, banyak ras, bahasa
dan agama; bangsa Swiss menggunakan tiga bahasa yang sama kuatnya; bangsa
Indonesia memiliki ratusan suku, agama, bahasa dan adat istiadat yang berbeda.

11
Secara geopolitis, selain harus memiliki sejarah dan cita-cita yang sama, suatu bangsa
juga harus terikat oleh tanah air yang sama.
Beberapa pandangan tentang pengertian bangsa:
• Otto Bauer berpendapat bahwa bangsa adalah suatu kesatuan yagn terjadi karena
persatuan yang telah dijalani rakyat.
 Kranenburg dalam bukunya “Allgemeine Staatslehre” mengaitkan konsepsi bangsa
dengan budi pekerti rakyat.
 Jacobsen dan Lipman dalam buku “Political Science” menyatakan bahwa bangsa
adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity).
 Ernest Renan dalam pidatonya di Universitas Sorbone (Paris) pada tanggal 11 Maret
1882 menyatakan bahwa bangsa adalah satu jiwa atau satu azas kerohanian yang
ditimbulkan oleh adanya kemuliaan bersama di masa lampau. Bangsa tumbuh karena
adanya solidaritas kesatuan.
 G.S. Dipondo mengatakan bahwa rakyat hanyalah sebagian kecil dari bangsa, yaitu
mereka yang tidak duduk dalam pucuk pimpinan. Sedangkan pengertian bangsa
mencakup baik pimpinan maupun rakyat itu sendiri.
 Padmo Wahyono menggunakan istilah bangsa sebagai unsur negara: bangsa dari
suatu negara jika dilihat secara perorangan berarti warga negara.
Beberapa istilah yang erat pengertiannya dengan rakyat:
1. Rumpun (ras), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena berciri jasmaniah yang sama, misalnya: warna kulit, warna rambut,
bentuk badan, wajah, etc.
2. Bangsa (volks), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena kesamaan kebudayaan, misalnya: bahasa, adat/ kebiasaan, agama
dan sebagainya.
3. Nation (natie), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena memiliki kesatuan politik yang sama.
Rakyat merupakan unsur terpenting dalam negara karena manusialah yang
berkepentingan agar organisasi negara dapat berjalan dengan baik. Rakyat suatu
negara dibedakan antara: a) penduduk dan bukan penduduk; b) warga negara dan
bukan warga negara.
Penduduk ialah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili tetap di dalam
wilayah negara. Sedangkan bukan penduduk ialah mereka yang ada di dalam wilayah
negara, tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di negara itu. Warga negara ialah
mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara. Sedangkan
bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara asing (WNA).
George Jellinek mengemukakan empat status bangsa, yaitu:
1. Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk

12
menuntut tindakan positif negara mengenai perlindungan atas jiwa raga, hak milik,
kemerdekaan, dan sebagainya;
2. Status negatif, yaitu status yang menjamin warga negara bahwa negara tidak ikut
campur terhadap hak-hak azasi (hak-hak privat) warga negaranya.
3. Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada setiap warga negara untuk
ikut serta dalam pemerintahan, misalnya melalui hak pilih (aktif: memilih, pasif:
dipilih).
4. Status pasif, yaitu status yang memberikan kewajiban kepada setiap warga
negara untuk taat dan tunduk kepada negara.
2.2.3 Pemerintah yang berdaulat
Istilah Pemerintah merupakan terjemahan dari kata
asing Government (Inggris),Gouvernement (Prancis) yang berasal dari kata Yunani
κουβερµαν yang berarti mengemudikan kapal (nahkoda). Dalam arti luas, pemerintah
adalah gabungan dari semua badan kenegaraan (eksekutif, legislatif, yudikatif) yang
berkuasa memerintah di wilayah suatu negara. Dalam arti sempit, Pemerintah
mencakup lembaga eksekutif saja.
Menurut Utrecht, istilah Pemerintah meliputi pengertian yang tidak sama sebagai
berikut:
1. Pemerintah sebagai gabungan semua badan kenegaraan atau seluruh alat
perlengkapan negara adalam arti luas yang meliputi badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif.
2. Pemerintah sebagai badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di
wilayah suatu negara (dhi. Kepala Negara).
3. Pemerintah sebagai badan eksekutif (Presiden bersama menteri-menteri:
kabinet).
Istilah kedaulatan merupakan terjemahan
dari sovereignty (Inggris), souveranete (Prancis),sovranus (Italia) yang semuanya
diturunkan dari kata supremus (Latin) yang berarti tertinggi. Kedaulatan berarti
kekuasan yang tertinggi, tidak di bawah kekuasaan lain.
Pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang memegang kekuasaan tertinggi
di dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan pemerintah negara lain.
Maka, dikatakan bahwa pemerintah yang berdaulat itu berkuasa ke dalam dan ke luar:
1. Kekuasaan ke dalam, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan
ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu;
2. Kekuasaan ke luar, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan diakui
oleh negara-negara lain.
Jean Bodin (1530-1596), seorang ahli ilmu negara asal Prancis, berpendapat bahwa
negara tanpa kekuasaan bukanlah negara. Dialah yang pertama kali menggunakan kata
kedaulatan dalam kaitannya dengan negara (aspek internal: kedaulatan ke dalam).

13
Kedaulatan ke dalam adalah kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur
fungsinya. Kedaulatan ke luar adalah kekuasaan tertinggi untuk mengatur
pemerintahan serta memelihara keutuhan wilayah dan kesatuan bangsa (yang
selayaknya dihormati oleh bangsa dan negara lain pula), hak atau wewenang mengatur
diri sendiri tanpa pengaruh dan campur tangan asing.
Grotius (Hugo de Groot) yang dianggap sebagai bapak hukum internasional
memandang kedaulatan dari aspek eksternalnya, kedaulatan ke luar, yaitu kekuasaan
mempertahankan kemerdekaan negara terhadap serangan dari negara lain.
Sifat-sifat kedaulatan menurut Jean Bodin:
1. Permanen/ abadi, yang berarti kedaulatan tetap ada selama negara masih
berdiri.
2. Asli, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak berasal adari kekuasaan lain yang
lebih tinggi.
3. Tidak terbagi, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya yang
tertinggi di dalam negara.
4. Tidak terbatas, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun,
karena pembatasan berarti menghilangkan ciri kedaulatan sebagai kekuasaan yang
tertinggi.
2.2.4 Pengakuan oleh negara lain
Pengakuan oleh negara lain didasarkan pada hukum internasional. Pengakuan itu
bersifat deklaratif/evidenter, bukan konstitutif. Proklamasi kemerdekaan Amerika
Serikat dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1776, namun Inggris (yang pernah berkuasa
di wilayah AS) baru mengakui kemerdekaan negara itu pada tahun 1783.
Adanya pengakuan dari negara lain menjadi tanda bahwa suatu negara baru yang
telah memenuhi persyaratan konstitutif diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan
antarnegara. Dipandang dari sudut hukum internasional, faktor pengakuan sangat
penting, yaitu untuk:
• Tidak mengasingkan suatu kumpulan manusia dari hubungan-hubungan
internasional;
• Menjamin kelanjutan hubungan-hubungan intenasional dengan jalan mencegah
kekosongan hukum yang merugikan, baik bagi kepentingan-kepentingan individu
maupun hubungan antarnegara.
Menurut Oppenheimer, pengakuan oleh negara lain terhadap berdirinya suatu negara
semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk menjadi an international person.
Dalam kedudukan itu, keberadaan negara sebagai kenyataan fisik (pengakuan de facto)
secara formal dapat ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judicial fact
(pengakuan de jure).
Pengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan bahwa suatu negara telah
berdiri dan menjalankan kekuasaan sebagaimana negara berdaulat lainnya. Sedangkan

14
pengakuan de jure adalah pengakuan secara hukum bahwa suatu negara telah berdiri
dan diakui kedaulatannya berdasarkan hukum internasional.
Perbedaan antara pengakuan de facto dan pengakuan de jure antara lain adalah:
1. Hanya negara atau pemerintah yang diakui secara de jure yang dapat
mengajukan klaim atas harta benda yang berada dalam wilayah negara yang
mengakui.
2. Wakil-wakil dari negara yang diakui secara de facto secara hukum tidak berhak
atas kekebalan-kekebalan dan hak-hak istimewah diplomatik secara penuh.
3. Pengakuan de facto – karena sifatnya sementara – pada prinsipnya dapat ditarik
kembali.
4. Apabila suatu negara berdaulat yang diakui secara de jure memberikan
kemerdekaan kepada suatu wilayah jajahan, maka negara yang baru merdeka itu
harus diakui secara de jure pula.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Unsur-
unsur negara terpenuhi pada tanggal 18 Agustus 1945. Pengakuan pertama diberikan
oleh Mesir, yaitu pada tanggal 10 Juni 1947. Berturut-turut kemerdekaan Indonesia itu
kemudian diakui oleh Lebanon, Arab Saudi, Afghanistan, Syria dan Burma.
Pengakuan de facto diberikan Belanda kepada Republik Indonesia atas wilayah Jawa,
Madura dan Sumatra dalam Perundingan Linggarjati tahun 1947. Sedangkan
pengakuan de jure diberikan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 dalam
Konferensi Meja Bundar (KMB).
Pengakuan terhadap negara baru dalam kenyataannya lebih merupakan masalah
politik daripada masalah hukum. Artinya, pertimbangan politik akan lebih
berpengaruh dalam pemberian pengakuan oleh negara lain. Pengakuan itu merupakan
tindakan bebas dari negara lain yang mengakui eksistensi suatu wilayah tertentu yang
terorganisasi secara politik, tidak terikat kepada negara lain, berkemampuan menaati
kewajiban-kewajiban hukum internasional dalam statusnya sebagai anggota
masyarakat internasional.
Menurut Starke, tindakan pemberian pengakuan dapat dilakukan secara tegas
(expressed), yaitu pengakuan yang dinyatakan secara resmi berupa nota diplomatik,
pesan pribadi kepala negara atau menteri luar negeri, pernyataan parlemen, atau
melalui traktat. Pengakuan juga dapat dilakukan secara tidak tegas (implied), yaitu
pengakuan yang ditampakkan oleh hubungan tertentu antara negara yang mengakui
dengan negara atau pemerintahan baru.
Ada dua teori pengakuan yang saling bertentangan:
1. Teori Konstitutif, yaitu teori yang menyatakan bahwa hanya tindakan
pengakuanlah yang menciptakan status kenegaraan atau yang melengkapi
pemerintah baru dengan otoritasnya di lingkungan internasional
2. Teori Deklaratoir atau Evidenter, yaitu teori yang menyatakan bahwa status

15
kenegaraan atau otoritas pemerintah baru telah ada sebelum adanya pengakuan dan
status itu tidak bergantung pada pengakuan yang diberikan. Tindakan pengakuan
hanyalah pengumuman secara resmi terhadap fakta yang telah ada.

2.3 Batas-batas Negara


2.3.1 Pengertian batas Negara
Wilayah negara adalah daerah atau lingkungan yang menunjukkan batas-batas
suatu negara, dimana dalam wilayah tersebut negara yang bersangkutan dapat
melaksanakan kekuasaannya, sehingga menjadi tempat berlindung bagi rakyat
sekaligus sebagai tempat bagi tempat untuk mengorganisir dan penyelenggarakan
pemerintahannya. Sebagaimana diatur dalam pasal 1Konvensi Montovideo 1933, salah
satu unsur yang harus dipenuhi oleh suatu negara adalah wilayah yang tetap (a
permanent territory). Wilayah disini dimaksudkan sebagai tempat atau ruang bagi
warga negara atau penduduk untuk dapat hidup dan menjalankan aktivitasnya.
Wilayah yang meliputi segala sesuatu yang tampak dipermukaan bumi, misalnya
rawa, sungai, gunung, dan lembah. Batas daratan suatu negara ditentukan melalui
perjanjian antarnegara yang wilayahnya berbatasan.Macam-macam perbatasan negara
bisa berupa: perbatasan alam, perbatasan ilmu pasti, dan perbatasan ilmu pasti.
1. Wilayah daratan, wilayah daratan tidak sepenuhnya dapat dimilliki sendiri oleh
suatu negara. Perbatasan wilayah suatu negara umumnya disepakati melalui suatu
perjanjian antarnegara (perjanjian internasional). Perjanjian tersebut dapat
berbentuk bilateral apabila hanya menyangkut kepentingan dua negara, dan dapat
pla berbentuk multilateraljika perbatasan dengan negara lain melibatkan itu
melibatkan lebih dari dua negara. Sebagai batasnya biasanya ditentukan ciri-ciri
alamiah seperti gunung dan sungai. Kadang-kadang batas “buatan” harus dibangun,
misalnya dalam bentuk tembok pembatas. Batas wilayah suatu negara dengan
negara lain di darat dapat berwujud :
 Batas alamiah, yaitu batas suatu negara lain yang terjadi secara alamiah,
misalnya dalam bentuk pegunungan, sungai, dan hutan.
 Batas buatan, yaitu batas suatu negara dengan negara lain yang sengaja
dibuat oleh manusia dalam bentuk pagar tembok, kawat berduri, dan pos
penjagaan
 Batas secara geografis, yaitu batas wilayah suatu negara dengan negara lain
yang dapat ditentukan berdasarkan letak geografis yang melalui garis
lintang dan garis bujur.
2. Wilayah lautan, sebagaimana wilayah daratan, wilayah laut pun memiliki batas
batasnya. Pada mulanya ada dua konsep dasar mengenai wilayah lautan yaitu
sebagai berikut:
 Res nullius, yaitu konsepsi yang menyatakan bahwa laut dapat diambil dan
dimiliki oleh setiap negara.

16
 Res communis,yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut adalah milik
masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki setiap negara.
Saat ini, wilayah laut yang masuk dalam wilayah negara tertentu disebut perairan
wilayah atau laut teritorial. Diluar wilayah laut merupakan laut bebas atau perairan
internasional (mare liberum). Pada tanggal 10 Desember 1982, PBB (UNCLOS)
menyelenggarakan komferemsi Hukum Laut Internasional III di jamaika, hasil
konferensi ini ditandatangani oleh 119 peserta. Konferensi ini menetapkan bahwa
wilayah laut terdiri atas hal-hal sebagai berikut.
 Laut teritorial, yaitu wilayah yang menjadi hak kedaulatan suatu negara
dilaut.
 Zona bersebelahan, yaitu wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut
teritorial suatu Negara
 Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang
lebarnya 200 mil ke laut bebas. Di zona ini, negara pantai berhak menggali
dan mengolah segala kekayaan alam untuk kegiaan ekonomi eksklusif
negara tersebut.
 Landas kontinen, yaitu daratan dibawah permukaaan laut diluar laut
teritorial dengan kedalam 200 m atau lebih.
 Landas benua, yaitu wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih dari
200 mil laut.
Indonesia merupakan negara maritim yaitu sepertiga bagian dari negara Indonesia
adalah laut. Indonesia memiliki garis pantai sekitar 81.900 km. Dan Indonesia
meiliki batas darat (kontinen) jika ditotal maka jumlah batas lautnya memiliki 10
hubungan dengan negara lain dan jumlah batas daratnya 3 dengan negara lain.
Secara geografis , Indonesia terletak antara 2 benua yakni Asia dan Australia dan
diapit pula oleh 2 samudra yaitu Samudra Hindia dan Pasifik)
2.3.2 Batas Wilayah Indonesia Secara Geografis
Ada berbagai batas-batas wilayah di Indonesia dengan negara tetangga. Batas ini
mencakup batas darat dan laut, berikut ini semua batas-batas wilayah negara Indonesia
dari berbagai arah mata angin :
1. Batas wilayah Negara Indonesia bagian utara

Batas Wilayah Indonesia bagian Utara

17
Di pulau Kalimantan berbatasan langsung dengan Malaysia (Malaysia bagian
timur) dan berarti Malaysia ini berbatasan dengan batas wilayah darat Indonesia.
Kalau batas lautnya mencakup lima negara yaitu : Malaysia, Singapura, Thailand,
Vietnam dan Filipina.
2. Batas wilayah Negara Indonesia bagian timur
Di bagian timur Indonesia, ada pulau Papua. Di wilayah timur ini, Papua
berbatasan langsung dengan daratan Papua Nugini dan perairan Samudra Pasifik.
Biar Indonesia dan Papua Nugini tidak bingung mana batas negaranya, maka kedua
negara ini menyepakati hubungan bilateral tentang batas-batas wilayah darat
maupun laut.

Batas wilayah Indonesia bagian timur di papua


Dari kesepakatan tersebut, maka disepakati kalau batas wilayah Indonesia di
sebelah Timur yakni Provinsi Papua yang berbatasan dengan wilayah Papua Nugini
sebelah barat : Provinsi Barat (Fly), Provinsi Sepik Barat (Sandaun).
3. Batas wilayah Negara Indonesia bagian selatan

Batas wilayah Indonesia di bagian selatank


Untuk batas darat Indonesia, Indonesia berbatasan langsung dengan Timor Leste.
Untuk batas lautnya, ada Perairan Australia dan Samudera Hinda.
Sebelum tahun 1999, Timor Leste sempat menjadi wilayah Indonesia yang
disebut Provinsi Timor Timur. Namun akhirnya pada tahun 1999 ia memisahkan
diri dari Indonesia untuk menjadi negara sendiri.

18
4. Batas wilayah Negara Indonesia bagian barat

Batas wilayah Indonesia bagian barat


Indonesia berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan Perairan Negara
India. Secara geografis daratan Indonesia terpisah jauh dengan daratan India, tapi
keduanya memiliki batas wilayah pulau dimana ada titik tertentu di sekitar
Samudera Hindia dan Laut Andaman. Pulau tersebut ialah Pulau Ronde (di Aceh)
dan Pulau Nicobar (di India).

2.4 Tujuan dan Fungsi Negara


2.4.1 Fungsi Negara
Setiap negara mempunyai fungsi yang berhubungan erat dengan tujuan
dibentuknya negara tersebut. Fungsi negara dapat diartikan sebagai kegiatan negara
untuk mencapai cita-cita dan harapan sesuai tujuan negara agar menjadi kenyataan.
Fungsi negara menurut para ahli
a. John Lokce, membagi fungsi negara menjadi 3, yaitu;
1) fungsi legislative, yaitu membuat undang-undang
2) fungsi eksekutif, yaitu melaksanakan undang-undang
3) fungsi federative, yaitu mengurusi urusan luar negeri, perang dan damai
b. Moh. Kusnardi, SH.
1) melaksanakan ketertiban
2) menghendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya
c. Montesquieu, menyatakan bahwa fungsi negara mencakup tiga tugas pokok :
1) fungsi legislative, yaitu membuat undang-undang
2) fungsi eksekutif, yaitumelaksanakan undang-undang
3) fungsi yudikatif, yaitu mengawasi agar semua peraturan ditaati (fungsi mengadili)
c. Van Vallenhoven, menyatakan fungsi negara meliputi seperti berikut:
1) regeling, yaitu membuat peraturan
2) bestur, yaitu menyelenggarakan pemerintahan
3) rechstaat, fungsi mengadili
4) politic, fungsi ketertiban dan kemanan
2.4.2 Fungsi Negara Secara Umum
Fungsi negara pada umumnya mencakup 4 hal, yaitu
1. Fungsi keamanan dan ketertiban

19
Stabilitas negara yang kondusif menjamin terlaksananya program-program
pembangunan dengan lancer. Oleh karena itu, negara harus menjaga keamanan dan
ketertiban di negaranya. Selain itu, keamanan dan ketertiban dapan mencegah
bentrokan-bentrokan dan pertikaian yang terjadi antar manusia di dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Negara merupakan stabilisator bagi masyarakat. Negara
harus menciptakan hukum untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban. Namun
demikian, penertiban yang dilakukan oleh negara tetap harus berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
2. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran
Suatu negara dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, negara berfungsi untuk berusaha sebaik-
baiknyamenciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Usaha tersebut, antara
lain dengan pembangunan disegala bidang dan menciptakan system ekonomi demi
tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran. Namun, bukan berarti pembangunan
menjadi tanggung jawabnegara sepenuhnya, tetapi juga diperlukan dukungan
rakyat.
3. Fungsi pertahanan
Fungsi pertahan negara sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Pertahanan negara akan menentukan bertahan atau tidaknya sebuah bangsa
dan negara. Fungsi ketahanan negara berkaitan dengan pertahanan dari serangan
negara lain. Oleh karena itu, diperlukan pengadaan alat pertahanan negara serta
personil keamanan yang terlatih dan tangguh.
4. Fungsi keadilan
Fungsi negara yang terakhir adalah keadilan. Keadilan bagi setiap warga negara
harus ditegakkan tanpa menbeda-bedakan. Oleh karena itu, dibentuklah badan-
badan peradilan negara yang harus menjamin keadilan setiap warga negara. Usaha
yang dapat dilakukan, antara lain memberikan keputusan yang adil dalam hokum.
Jika keadilan tidak ditegakkan akan muncul gejolak dalam masyarakat yang justru
akan mengganggu keamanan negara. Sebaiknya, jika keadilan ditegakkan akan
muncul kehidupan masyarakat yang dinamis dan harmonis.
2.4.3 Tujuan Negara

20
1. Pengertian tujuan Negara
Setiap warga negara yang berdiri pasti mempunyai tujuan tertentu. Dimana
tujuan negara yang satu dengan yang lain adalah berbeda-beda. Hal ini disebabkan
oleh penguasa negar yang sedang memerintah. Sebab negara berdiri bertujuan
untuk mencapai kebahagiaan bersama semua orang yang masuk dalam organisasi
negara tersebut.
2. Tujuan negara menurut para ahli
 Roger H. Soltau, tujuan negara adalah mengembangkan agar rakyat
berkembang serta mengembangkan daya ciptanya sebebas mungkin
 J. Baren, mengklasifikasi tujuan negara dalam dua hal:
1. Tujuan sebenarnya adalah memelihara keamanan, ketertiban dan
penyelenggaraan kepentingan umum.
2. Tujuan tidak sebenarnya yaitu pertahanan diri yang berkuasa untuk tetap
berada dalam kedudukannya
 Aristoteles, negara bertujuan menyelenggarakan hidup yang baik dari warga
negaranya.
 Charles E. Miriam, tujuan negara adalah mencapai keamanan, ketertiban, dan
kesejahteraan umum.
 Plato, tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial.
2.4.4 Tujuan Negara Secara Umum
Adapun tujuan negara bermacam-macam antara lain:
1. Untuk memperluas kekuasaan
Ajaran negara kekuasaan menyatakan bahwa kekuasaan berarti kebenaran, dan
dengan bertambahnya kemajuan dilapangan lain. Negara kekuasaan menghendaki
agar negaranya menjadi besar dan jaya. Untuk mencapai tujuan maka rakyat
dijadikan alat perluasan, kepentingan orang perseorangan ada di bawah kepentingan
bangsa dan negara.
2. Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum

21
Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum segala kekuasaan
dari alat- alat pemerintahan berdasarkan atas hukum, semua orang harus
tunduk kepada hukum, sebab hukumlah yang berkuasa dalam negara tersebut.
3. Untuk mencapai kesejahteraan umum
Negara bertujuan ungin mewujudkan kesejahteraan umum. Negara
dipandang sebagai alat yang dibentuk manusia untuk mencapai tujuan
bersama, yakni suatu tatanan masyarakat yang didalamnya ada kebahagiaan,
kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat negara itu.
2.4.5 Pengertian Tujuan dan Fungsi Negara Secara Universal
Antara tujuan dan fungsi negara merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Namun demikian keduanya memiliki arti yang
berbeda yaitu:
No. Tujuan Fungsi
1. Berisi sasaran-sasaran yang Mencerminkan suasana gerak,
hendak dicapai yang telah aktivitas nyata dalam
ditetapkan mencapai sasaran
2. Menunjukkan dunia cita Merupakan pelaksanaan dan
yakni suasana ideal yang penafsiran dari tujuan yang
harus dijelmakan / hendak dicapai
diwujudkan
3. Bersifat abstrak – ideal Besifat riil dan konkrit
Apabila dihubungkan dengan negara, maka
 Tujuan menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu
negara, sedangkan
 Fungsi adalah pelaksanaan cita-cita itu dalam kenyataan.

2.3 Pengertian Konstitusi


Kata "konstitusi" berarti pembentukan, yang berasal dari bahasa Prancis yaitu
"constituer".
-Belanda menggunakan istilah "Grondwet" yang berarti suatu Undang-Undang yang
menjadi dasar (grond) dari segala hukum bentuk organisasi yang pada umumnya berbentuk
naskah, yang serinh disebut dengan Konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Dahulu,
konstitusi digunakan sebagai penunjuk hukum penting yang dikeluarkan oleh kaisar atau
raja yang digunakan secara luas dalam hukum kanon, untuk menandakan keputusan
22
subtitusi tertentu.
Dalam sebuah makalah yang diterbitkan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia
dengan judul “Konstitusi dan Konstitusionalisme”, Guru Besar Ilmu Perundang-undangan
dari Universitas Andalas yakni Profesor Yuliandri mengungkapkan bahwa konstitusi dan
konstitusionalisme merupakan dua bentuk kata yang memiliki hubungan keterkaitan dan
bisa saling meneguhkan eksistensi.
Konstitusionalisme sendiri adalah sebuah paham yang sangat perlu untuk dijaga melalui
pembentukan konstitusi. Hal itu sama halnya bahwa konstitusi merupakan sarana agar
paham konstitusionalisme dapat diimplementasi dalam sebuah negara. Profesor Yuliandri
menjelaskan dalam buku tersebut bahwa kata konstitusi merupakan kata yang berasal dari
bahasa Perancis, yakni constituer, yang memiliki makna membentuk. Kata constituer
sendiri memiliki maksud sebagai pembentukan suatu negara. Oleh karena itu, konstitusi
memiliki kedudukan sebagai sebuah wujud hukum tertinggi. Konstitusi sendiri dapat
terbentuk dari hasil pemikiran para pendiri negara.
Dalam sistem negara Indonesia, para pendiri negara membentuk UUD 1945 sebagai
konstitusi negara Indonesia. UUD 1945 adalah hasil dari sebuah kesepakatan oleh para
pendiri negara Republik Indonesia yang berangkat dari berbagai macam latar belakang
daerah dan beragam disiplin ilmu. UUD 1945 dapat dikatakan lahir melalui sebuah
mekanisme yang demokratis dengan kompromi dari semua pihak.

Masih mengutip pendapat dari Profesor Yuliandri, konstitusi memuat ketentuan pokok
tentang lembaga dan kekuasaan yang hendak menjalankan aspek formil atau biasa disebut
kewenangan negara. Tidak hanya itu, konstitusi juga mengandung ketentuan pokok
mengenai kekuasaan dan lembaga terkait adanya jaminan terhadap aspek materiil atau hak
asasi manusia.

Konstitusi memiliki tujuan yang berkaitan :


1.Berbagai lembaga kenegaraan,dengan tugas dan wewenangnya masing-masing
2.Hubungan antar lembaga negara
3.Hubungan antara pemerintah dan rakyat
4.Adanya jaminan HAM
5.Hal lain yang sifatnya mendasar mengikuti perkembangan zaman

2.4 Hubungan Negara dan Konstitusi

Mengikuti bagian sebelumnya, Sejarah dan Perkembangan Konstitusi, dan Sri


Sumantri, tidak ada negara di dunia ini yang tidak memiliki konstitusi atau landasan
23
hukum. Negara dan konstitusi tidak dapat dipisahkan, misalnya menurut Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diketahui bahwa perebutan
konstitusi negara mencapai puncaknya pada tanggal 18 Agustus 1945. Bangsa
Indonesia memperjuangkan kemerdekaan.

Dalam pemahaman van Apeldoorn, konstitusi senantiasa berubah dari waktu ke


waktu, dan hal ini disebabkan munculnya ajaran “akal” dari hukum kodrat, yang
menjadi dasar manusia hidup pada mulanya dalam keadaan alamiah (status
naturalistik), di mana ia Ketika ada pemerintahan dan tidak ada hukum positif,
timbullah kesepakatan bersama, yaitu kesepakatan antara satu orang dengan orang
lain, yang kemudian membentuk pemerintahan atau badan negara. Syarat atau isi
perjanjian adalah adanya hukum dasar antara pemerintah dengan pemerintahan
manusia setelah berdirinya negara.

Mengenai bentuk negara, alangkah baiknya dalam konstitusi modern tahun 1787
sebagaimana diuraikan oleh Dahlan Theeb, Jazem Hameed, dan Nimat al-Huda,
disebutkan sembilan jenis negara! Sambil menunjukkan bentuk konstitusi, tiga ada di
bawah

1. Keadaan spontan (keadaan spandenius). Konstitusinya disebut konstitusi


revolusioner. Keadaan spontan adalah keadaan yang muncul dari revolusi.
Ini adalah konstitusi revolusioner. Misalnya, konstitusi ini adalah
Konstitusi Amerika Serikat dan Konstitusi Perancis.
2. Negosiasi Negara (Negara Parlementaire). Konstitusi mereka disebut
konstitusi parlementer. Negara negosiasi adalah negara yang berdasarkan
kebenaran relatif Warheid). Bukan berdasarkan kebenaran mutlak sebagai
demokrasi timur, yaitu Rusia. Yang lainnya karena Islam memiliki
Alquran, Kekristenan memiliki Alkitab. Tapi Revolusi Perancis tidak
adalah waarheid mutlak, jadi tetap harus cari kerabat waarheid melalui
forum Diskusi dan negosiasi sebagai filosofi politik miliknya Negosiasi
berarti memberikan kepada Geven di nemen dan menerima, mengambil
dan memberi. Tapi sifatnya kemudian sebagai pedagang sapi (juru masak).
Kedua belah pihak ingin mencari tahu sebanyak mungkin dan berhenti
mencari kebenaran. Parlemen adalah tempat di mana tidak ada diskusi dan
24
negosiasi. Agar DPR merenung dalam konstitusi negara adalah fitur dari
mode negosiasi. Faktor: itulah sebabnya konstitusi disebut parlementer
Konstitusi.
3. Negara Turunan (Negara Algelian). Konstitusinya dikenal sebagai
"Konstitusi Nasional Baru". Negara turunan adalah negara yang
konstitusinya mengadopsi pengalaman negara yang sudah ada (warga
negara baru). Derived state Ini hanyalah maket, tanpa ada ide orisinil
(original idea). Bentuk dunia juga meniru orang Barat. Keadaan seperti itu
disebut “non-nasional”, yang berarti didasarkan pada nasionalisme yang
lahir dari kolonialisme atau penjajahan nasionalisme sebagai akibat dari
proses eksploitasi. Konstitusi Burma, Thailand dan Vietnam Utara,
Vietnam Selatan, India, Pakistan dan terakhir, Indonesia.

Umumnya suatu negara selalu memiliki pedoman yang disebut konstitusi atau
konstitusi. Menurut Jimly Asshiddiq, negara tersebut tidak memiliki teks konstitusi
dibandingkan dengan Inggris Raya, tetapi memilikinya. Aturan yang menjadi
konstitusi menurut pengalaman praktik ketatanegaraan dapat menyebutkan adanya
konstitusi dalam konstitusi Inggris(Andi Uceng. Ali, 2019). Asshiddiqie
membenarkan pendapatnya dengan mengutip pendapat Phillips Hood dan Jackson
yang mengatakan: 18 “badan hukum, adat istiadat dan konvensi yang menentukan
susunan dan kekuatan lembaga pemerintahannya dan mengatur hubungan berbagai
organisasi pemerintahan di antara mereka sendiri dan dengan individu” .

Dari pernyataan Hood dan Jackson, Asshiddiqie menyimpulkan bahwa konstitusi ini
juga memuat pentingnya aturan dan regulasi tertulis. Aturan tidak tertulis tertulis
dalam bentuk kebiasaan dll. mengungkapkan dan menetapkan aturan untuk hubungan
antara lembaga pemerintah dan warga negara.

Sebagai konstitusi tertulis, Undang-Undang Dasar adalah dokumen formal dalam


bentuk berurutan:

1) Hasil perjuangan politik masa lalu suatu bangsa;


2) Pembangunan politik bangsa yang tertinggi;

25
3) visi nyata tokoh nasional masa kini dan masa depan;
4) Keinginan yang dipandu oleh perkembangan kehidupan politik bangsa.
Dari keempat materi tersebut, Undang-Undang Dasar setidaknya
mengandung dua hal yang menjamin perkembangannya. Pertama, cara
merumuskan aturan yang bersifat umum dan hanya mengatur dasar-
dasarnya, sehingga memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan
perkembangan. Kedua, ada aturan untuk perubahan formal ketika upaya
penyesuaian tidak dapat diturunkan dari aturan dasar yang sudah ada
sebelumnya.

1. Terlepas dari masalah-masalah tersebut, konstitusi memiliki arti penting


bagi negara. Menurut penulis, negara tanpa konstitusi ibarat orang yang
berjalan di hutan gelap dan tidak tahu jalan, karena tidak memiliki kompas
untuk menentukan arah perjalanannya. Seperti konstitusi, itu adalah
standar yang digunakan negara untuk menentukan kehidupan rakyatnya.
Tn. Mahfud MD menyoroti dua hal penting yang harus diperhatikan dalam
penyusunan dan isi konstitusi, yaitu Pertama, isi konstitusi secara umum
harus mendasar dan abstrak; tidak ada masalah yang konkret, teknis, dan
kuantitatif, sehingga permintaan perubahan tidak sering dilakukan dengan
tergesa-gesa. Pertanyaan teknis dan kuantitatif tertentu cenderung lebih
mudah ditanyakan saat menangani masalah sosial baru.
2. Kedua, konstitusi harus memiliki prosedur dan amandemen yang tidak
mudah dilaksanakan kecuali untuk alasan yang sangat penting. Misalnya,
dalam pengambilan keputusan tentang isi UUD, perlu untuk
mempertahankan jumlah minimum pendukung dan kuorum minimum
untuk usulan perubahan isi UUD. Ada juga konstitusi yang harus diubah
melalui referendum.

Dua persoalan penting yang disebutkan Mahfud menunjukkan bahwa tidak


mudah untuk mengubah undang-undang, karena seperti yang dikatakan
Djokosutonon, hukum negara (grondwet) memiliki dua makna penting, yaitu: Di
satu sisi, menurut isinya (naar de touht) . . . . . , karena konstitusi memuat struktur
26
dasar (grand slage) (pengayaan) dan fungsi negara (administrasi).
Bentuk kedua (naar of maker), karena konstitusi tidak lain adalah lembaga. Itu
bisa berupa raja, raja dan rakyat, institusi atau kediktatoran. Padmo Wajono setuju
dengan Mahfud MD, dan sebagai orang yang mewakili lebih dari hukum, lebih
dari negara, wajar jika menginginkan cara lain yang khusus untuk membuat
konstitusi. Langkah kedua ini penting untuk memastikan bahwa fondasi kota
tidak mudah diubah oleh perubahan.

Padmo Vahjo terbagi menjadi dua sekte yang memiliki dua konstitusi di dunia.
Keduanya: 1) bahwa dalam beberapa teks (konstitusi ketat); 2) Apa yang tidak
ada dalam teks (konstitusi fleksibel) atau dalam bahasa sehari-hari disebut "apa
yang tertulis" dan "apa yang tidak tertulis", tetapi apa yang mengalir.

1. Alur yang mensyaratkan konstitusi dalam teks tertentu. Aliran ini


dipengaruhi oleh keunggulan atau keagungan konsolidasi yang
mensyaratkan konstitusi dirangkum dalam satu naskah untuk
menjamin terselenggaranya negara.
2. Kecenderungan untuk mengingkari dan mempertimbangkan
keberadaan teks-teks tertentu menyebabkan sulitnya mengubah
konstitusi negara yang sesuai dengan perkembangan sosial.
Keberadaan teks-teks tertentu dengan demikian menghambat
perkembangan organisasi negara, karena masyarakat berkembang
sedemikian rupa sehingga konstitusi dalam teks-teks tertentu hampir
tidak mengikuti perkembangan masyarakat. Aliran kedua ini
mengatakan bahwa membuat konstitusi juga tentang membuat
pengaturan yang biasa dengan cara yang biasa, tidak harus rumit, tetapi
memenuhi kemungkinan cara-cara konstitusional. Kebiasaan mudah
disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.

Pertumbuhan dan perkembangan UUD tidak hanya terletak pada materi,


tetapi juga pada proses dan prosedur formal, serta prosedur informal. Jika
tentang tujuan, maka tentang fungsi konstitusi sebagai berikut :

a. Fungsi menentukan dan membatasi kekuatan organ


b. Fungsi mengatur hubungan kekuasaan antar badan
27
c. Fungsi mengatur hubungan kekuasaan antar badan
d. Fungsi penyediaan atau sumber legitimasi bagi kegiatan kekuasaan
atau penyelenggaraan negara;
e. Tugas menyalurkan atau mengalihkan kewenangan dari sumber
kekuasaan semula (yang dalam sistem demokrasi adalah rakyat)
kepada organ pemerintahan;
f. Fungsi simbolik sebagai pemersatu (lambang persatuan);
g. Fungsi simbolik merupakan acuan identitas dan kehormatan
bangsa (national identity);
h. Fungsi simbolik sebagai titik fokus upacara (pertengahan upacara);
i. berperan sebagai alat pengatur masyarakat (kontrol sosial), baik
dalam arti sempit hanya dalam lingkup politik maupun dalam arti
luas yang mencakup bidang sosial dan ekonomi
j. Fungsinya sebagai alat perencanaan dan reformasi sosial (social
engineering) dalam arti sempit dan luas.

Fungsi yang terpenting adalah penyelenggaraan pemerintahan negara,


pengaturan hubungan antar organ negara dan pengaturan hubungan organ
negara dengan warga negara.28 Fungsi lainnya juga penting, namun
menurut Sinaga tidak melaksanakan yang ketiga. fungsi , fungsi ini tidak
bekerja dengan baik. Dalam hal ini, fungsi penentu dan pembatas negara
pasangan harus dimaknai secara positiv, yaitu. Kekuasaan
didemonstrasikan agar lembaga negara lebih mudah nadukkannya.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hubungan antara


konstitusi dan negara sangat erat. Suatu negara, dalam hal ini pemerintah,
tidak dapat menjalankan kekuasaannya tanpa konstitusi, dan sebaliknya
tidak ada konstitusi tanpa negara. Namun, merupakan kehendak rakyat
untuk membuat konstitusi, yang harus dibuat oleh pemerintah, kata
Thomas Paine mengutip Sinaga.

28
“Ketika kita berbicara tentang konstitusi dan pemerintahan, jelas yang kita
maksud adalah isolasi dan pemisahan. Atau mengapa istilah-istilah ini digunakan
secara terpisah dan terpisah? Pemerintahan tanpa konstitusi adalah kekuasaan
tanpa keadilan.”

Oleh karena itu, konstitusi harus selalu disiapkan untuk kepentingan seluruh
bangsa, dan jika hal ini diabaikan, bangsa tidak akan menerima konstitusi.
Padahal, persetujuan rakyat merupakan syarat penting konstitusi. Dengan
dibentuknya undang-undang dasar juga terdapat suatu kerangka di mana negara
menetapkan bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan dan tujuan negara.

Misalnya, Konstitusi AS menyatakan bahwa pemerintahan yang baik harus


menciptakan perdamaian yang stabil. Demikian pula, Konstitusi India bermaksud
menjadikan negara itu sebagai negara yang demokratis dan aman, negara yang
damai bagi semua warganya dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan politik;
Menjamin kebebasan berpikir dan berekspresi, menghormati kebebasan
berkeyakinan dan berkeyakinan serta pelaksanaan ajarannya. Konstitusi Swiss
menyatakan bahwa tujuan pembangunan negara adalah untuk mendirikan negara
merdeka, menjaga perdamaian dan menjamin kebebasan dan hak warga negara.
Hal ini juga berlaku untuk pengenalan UUD 1945.

Hubungan antara konstitusi dengan negara sangat erat. Negara dalam hal ini pemerintah tidak
dapat melaksanakan kekuasaan tanpa konstitusi. Demikian sebaliknya, konstitusi tidak akan lahir
tanpa adanya negara. Akan tetapi, kelahiran sebuah konstitusi adalah kehendak dari rakyat, sebab
rakyatlah yang memiliki kedaulatan atas Negara. Dalam pandangan K.C. Wheare, Konstitusi
digambarkan sebagai system ketatanegaraan dari suatu Negara dan kumpulan dari berbagai
peraturan yang membentuk serta mengatur pemerintahan. Tulisan ini mengkaji dan menganalisis
secara yuridis berbagai peraturan perundang-undangan berdasarkan teori untuk menjawab
permasalahan hubungan Konstitusi dan Negara dalam Paham Konstitusionalisme

29
BAB III

Kesimpulan dan Saran

1.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang
menopang berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun
sawa. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan
mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan
sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
1.2 Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.

30
DAFTAR PUSTAKA

http://amin-si.blogspot.com

http://www.ilmusiana.com/2015/04/fungsi-negara-paling-lengkap.html?m=1

http://herrypkn.blogspot.com/2012/07/pengertian-fungsi-dan-tujuan-negara_31.html?m=1

https://dieks2010.wordpress.com/2010/08/27/pengertian-fungsi-dan-tujuan-negara-kesatuan-
republik-indonesia/

https://rinastkip.wordpress.com/2012/12/24/makalah-pkn-negara-dan-konstitusi/

http://materikuliahku123.blogspot.co.id/2016/02/makalah-negara-pengertian-negara- tujuan.html

31

Anda mungkin juga menyukai