Makalah Kelompok 3
Makalah Kelompok 3
Makalah Kelompok 3
Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan wawasan
mengenai mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan, dengan judul “ NEGARA DAN
KONSTITUSI”.
Dengan materi kuliah ini kami diharapkan mahasiswa mampu untuk memahami makna
dari Negara dan konstitusi di Indonesia. Dengan demikian, kami sadar materi ini terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Kami berharap semoga tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa, supaya bisa memahami pengertian negara dan konstitusi,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................. 1
1.3. Tujuan................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Negara................................................................................................ 5
2.2 Unsur Unsur Negara............................................................................................ 9
2.3 Pengertian Konstitusi...................................................................................................................22
2.4 Hubungan Negara Dan Konstitusi........................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................31
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
luhur yang terkandung. Pancasila telah ada dalam kalbu bangsa jauh sebelum
Indonesia merdeka.
Secara historis pengertian Negara senantiasa berkembang sesuai dengan
kondisi masyarakat pada saat ini. Pengertian tentang Negara telah banyak di
definisikan oleh para ahli filsuf Yunani Kuno, para ahli abad pertengahan, sampai
abad modern. Beberapa pendapat tersebut antara lain:
a. Pendapat Aristoteles (Schmandt, 2002), negara adalah komunitas
keluarga dan kumpulan keluarga yang sejahtera demi kehidupan yang
sempurna dan berkecukupan.
b. Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang
tertata dengan baik dari beberapa keluarga serta kepentingan bersama
mereka oleh kekuasaan berdaulat.
c. Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad
Zubaidi, 2007), negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
d. Robert M. Mac Iver (Soehino,1998;Agustino,2007), negara adalah
asosiasa yang menyelenggarakan penertiban dalam suatu wilayah
berdasarkan sistem hukum diselenggarakan oleh pemerintah diberi
kekuasaan memeksa.
e. Miriam Budiardjo (2007), negara adalah suatu daerah teritorial yang
rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dari
warganya untuk ketaatan melalui kekuasaan yang sah. Plato bahwa
negara organic bukanlah rakyat semata yang menjadi badan politik,
juga bukan orang yang 2.
2.1.2 Teori Terjadinya Negara
a. Teori Teokrasi
Menurut teori ini, negara berdasarkan kehendak Tuhan. Paham ini muncul
bahwa keyakinan keagamaan bahwa Tuanlah maha pencipta di langit dan bumi,
pemegang kekuasaan tertinggi, tiada kekuasaan di dunia ini yang tidak berasal
dari tuhan, termasuk negara. Penganut teori ini Thomas Aquinas, Agustinus, FJ.
Sthal, maupun Hegel.
6
b. Teori Organik
Teori ini pertama kali diperkenalakan oleh tinggal di wilayah geografis
saja, tapi negara harus ada ikatan yang muncul yaitu keadilan. Negara muncul
karena ada kebutuhan yang sangat banyak dan beragam.
c. Teori Perjanjian
Teori perjanjian masyarakat memandang terjadinya suatu Negara karena
adanya perjanjian masyarakt.
d. Teori Kekuasaan
Menurut teori kekuasan, siapa yang berkemampuan untuk memiliki
kekuasaan atau berhasil mencapai kekuasaan, selayaknya memegangg pucuk
pemerintahan.
e. Teori Kedaulatan
Teori kedaulatan rakyat memandang keberadaan Negara karena adanya
kekuasaan tertinggi yang mampu mengatur kehidupan bersama masyarakat
(negara).
2.1.3 Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan (unitaris)
Negara kesatuan adalah Negara yang tersusun tunggal, Negara yang hanya
berdiri satu Negara saja, tidak terdapat Negara dalam suatu Negara.Dalam
pelaksanaan pemerintah derah di nrgara kesatuan dapat di laksanakan dengan dua
alternative system, yaitu:Sistem desantralisasi, dimana daerah-daerah diberikan
keleluasaan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi)
Sistem sentralisasi: dimana segala sesuatu urusan dalam Negara tersebut langsung
diatur an di urus oleh pemerintah pusat, termasuk segala hal yang menyangkut
pemerintahan dan kekuasaan di daerah.
2. Negara Serikat (federasi)
Negara serikat adalah Negara yang merupakan gabungan dari beberapa, kemudian
menjadi negara-negara bagian dari pada suatu Negara serkat.
2.1.4. Negara Indonesia
7
Berdasarkan berbagai teori terjadinya negara, kedaulatan Negara, serta bentuk dan
tujuan Negara, maka Negara Indoneia yang di proklamasikan tanggal 17 Agustus
1945, dapat dijelaskan secara teoristis sebagai berikut:
1. Lahirnya Negara Indonesia
Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945 dalam Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia yang melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Kesatuan
RI bukanlah merupakan tujuan terakhir perjuangan bangsa Indonesia, melainkan
merupakan alat untuk melanjutkan perjuangan bangsa Indonesia mencapai cita-cita,
membentuk masyarakat adil makmur, aman sentosa berlandaskan pancasila.
Meskipun ditinjau berdasarkan unsur-unsur yang membentuk negara, hampir
semua negara memiliki kesamaan, namun ditinjau dari segi tumbuh dan
terbentunya negara serta susunan negara, setiap negara di dunia ini memiliki
spesifikasi serta ciri khas masing-masing. Demikian pula negara-negara lain di
dunia tumbuh dan berkembang dengan ciri khas dan sejarahnya masing-masing.
Demikian pula bangsa dan Negara Indonesia tumbuh dan berkembang dengan
dilatar belakangi oleh kekuasaan dan penindasan bangsa asing seperti penjajahan
Belanda serta Jepang. Oleh karena itu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang
dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitu bersama-sama dalam
penderitaan di bawah penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut
kemerdekaan. Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-
unsur etnis yang membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang
budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya. Oleh
karena itu terbentuknya bangsa dan negara Indonesia melalui suatu proses yang
cukup panjang. Sejak masa sebelum bangsa asing menjajah Indonesia, seperti masa
kejayaan kerajaan Kutai, Sriwijaya, Majapahit dan kerajaan-kerajaan lainnya.
Kemudian datanglah bangsa asing ke Indonesia maka bangsa Indonesia saat itu
bertekad untuk membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa, sebagai
unsur pokok negara melalui Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Isi sumpah itu
merupakan suatu tekad untuk mewujudkan unsur-unsur negara yaitu satu nusa
(wilayah) negara, satu bangsa (rakyat), dan satu bahasa, sebagai bahasa pengikat
8
dan komunikasi antar warga negara, dan dengan sendirinya setelah kemerdekaan
kemudian dibentuklah suatu pemerintahan negara.
Prinsip-prinsip negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung
di dalam Pembukaan UUD 1945. Kita dapat mempelajari serta menelaah dokumen
kenegaraan Indonesia, diantaranya adalah Pembukaan UUD 1945 terutama pada
alenea satu sampai tiga yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Alinea I,
menjelaskan tentang latar belakang terbentuknya negara dan bengsa Indonesia,
yaitu tentang kemerdekaan adalah hak kodrat segala bangsa di dunia yang sadar dan
bangkit melawan penjajah, dan penjajahan itu tidak sesuai dengan peri kemanusiaan
dan peri keadilan oleh karena itu harus dihapuskan. Alinea ke II menjelaskan
tentang perjalanan perjuangan bangsa Indonesia dalam memperjuangkan
kemerdekaan, alinea III menjelaskan tentang kedudukan kodrat manusia Indonesia
sebagai bangsa yang religious yang kemudian pernyataan kemerdekaan.
2.2.1 Wilayah/Daerah
1) Daratan
Wilayah daratan ada di permukaan bumi dalam batas-batas tertentu dan di dalam
tanah di bawah permukaan bumi. Artinya, semua kekayaan alam yang terkandung
di dalam bumi dalam batas-batas negara adalah hak sepenuhnya negara pemilik
wilayah.
Batas-batas wilayah daratan suatu negara dapat berupa:
• Batas alam, misalnya: sungai, danau, pegunungan, lembah
• Batas buatan, misalnya: pagar tembok, pagar kawat berduri, parit
• Batas menurut ilmu alam: berupa garis lintang dan garis bujur peta bumi
9
2) Lautan
Lautan yang merupakan wilayah suatu negara disebut laut teritorial negara itu,
sedangkan laut di luarnya disebut laut terbuka (laut bebas, mare liberum).
Ada dua konsepsi pokok tentang laut, yaitu:
1) Res Nullius, yang menyatakan bahwa laut tidak ada pemiliknya, sehingga
dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara;
2) Res Communis, yang menyatakan bahwa laut adalah milik bersama masyarakat
dunia dan karenanya tidak dapat diambil/dimiliki oleh setiap negara.
Tidak ada ketentuan dalam hukum internasional yang menyeragamkan lebar laut
teritorial setiap negara. Kebanyakan negara secara sepihak menentukan sendiri
wilayah lautnya. Pada umumnya dianut tiga (3) mil laut (± 5,5 km) seperti Kanada
dan Australia. Tetapi ada pula yang menentukan batas 12 mil laut (Chili dan
Indonesia), bahkan 200 mil laut (El Salvador). Batas laut Indonesia sejauh 12 mil
laut diumumkan kepada masyarakat internasional melalui Deklarasi Juanda pada
tanggal 13 Desember 1957.
Pada tanggal 10 Desember 1982 di Montego Bay (Jamaica), ditandatangani
traktat multilateral yang mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan lautan,
misalnya: permukaan dan dasar laut, aspek ekonomi, perdagangan, hukum, militer
dan lingkungan hidup. Traktat tersebut ditandatangani 119 delegasi peserta yang
terdiri dari 117 negara dan dua organisasi kebangsaan.
Tentang batas lautan ditetapkan sebagai berikut:
1. Batas laut territorial
Setiap negara berdaulat atas lautan teritorial yang jaraknya sampai 12 mil
laut, diukur dari garis lurus yang ditarik dari pantai.
2. Batas zona bersebelahan
Di luar batas laut teritorial sejauh 12 mil laut atau 24 mil dari pantai. Di
dalam wilayah ini negara pantai dapat mengambil tindakan dan menghukum
pihak-pihak yang melanggar undang-undang bea cukai, fiskal, imigrasi, dan
ketertiban negara.
3. Batas Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE)
ZEE adalah wilayah laut suatu negara pantai yang batasnya 200 mil laut
diukur dari pantai. Di dalam wilayah ini, negara pantai yang bersangkutan
berhak menggali kekayaan laut dan menangkap nelayan asing yang kedapatan
menangkap ikan di wilayah ini serta melakukan kegiatan ekonomi lainnya.
Negara lain bebas berlayar atau terbang di atas wilayah itu serta bebas pula
memasang kabel dan pipa di bawah laut.
4. Batas landas benua
Landas benua adalah wilayah lautan suatu negara yang batasnya lebih dari
200 mil laut. Dalam wilayah ini negara pantai boleh melakukan eksplorasi dan
10
eksploitasi dengan kewajiban membagi keuntungan dengan masyarakat
internasional.
3) Udara
Wilayah udara suatu negara ada di atas wilayah daratan dan lautan negara itu.
Kekuasaan atas wilayah udara suatu negara itu pertama kali diatur dalam Perjanjian
Paris pada tahun 1919 (dimuat dalam Lembaran Negara Hindia
Belanda No.536/1928 dan No.339/1933). Perjanjian Havana pada tahun 1928 yang
dihadiri 27 negara menegaskan bahwa setiap negara berkuasa penuh atas udara di
wilayahnya. Hanya seizin dan atau menurut perjanjian tertentu, pesawat terbang
suatu negara boleh melakukan penerbangan di atas negara lain. Demikian pula
Persetujuan Chicago 1944 menentukan bahwa penerbangan internasional melintasi
negara tanpa mendarat atau mendarat untuk tujuan transit dapat dilakukan hanya
seizin negara yang bersangkutan. Sedangkan Persetujuan Internasional 1967
mengatur tentang angkasa yang tidak bisa dimiliki oleh negara di bawahnya dengan
alasan segi kemanfaatan untuk semua negara dan tujuan perdamaian.
4) Wilayah Ekstrateritorial
Suatu wilayah atau daerah karena ketetapan hukum internasional, maka dianggap
sebagai wilayah atau bagian wilayah dari suatu Negara. Hal – hal yang termasuk
dalam ketetapan hukum internasional tersebut yakni, kapal – kapal yang berlayar di
laut terbuka di bawah bendera Negara tertentu dan tempat atau daerah kerja
perwakilan diplomatik.
2.2.2 Rakyat
Rakyat (Inggris: people; Belanda: volk) adalah kumpulan manusia yang hidup
bersama dalam suatu masyarakat penghuni suatu negara, meskipun mereka ini
mungkin berasal dari keturunan dan memiliki kepercayaan yang berbeda. Selain
rakyat, penghuni negara juga disebut bangsa. Para ahli menggunakan istilah rakyat
dalam pengertian sosiologis dan bangsa dalam pengertian politis. Rakyat adalah
sekelompok manusia yang memiliki suatu kebudayaan yang sama, misalnya memiliki
kesamaan bahasa dan adat istiadat.
Sedangkan bangsa – menurut Ernest Renan – adalah sekelompok manusia yang
dipersatukan oleh kesamaan sejarah dan cita-cita. Hasrat bersatu yang didorong oleh
kesamaan sejarah dan cita-cita meningkatkan rakyat menjadi bangsa. Dengan
perkataan lain, bangsa adalah rakyat yang berkesadaran membentuk negara. Suatu
bangsa tidak selalu terbentuk dari rakyat seketurunan, sebahasa, seagama atau adat
istiadat tertentu kendati kesamaan itu besar pengaruhnya dalam proses pembentukan
bangsa. Sekadar contoh, bangsa Amerika Serikat sangat heterogen, banyak ras, bahasa
dan agama; bangsa Swiss menggunakan tiga bahasa yang sama kuatnya; bangsa
Indonesia memiliki ratusan suku, agama, bahasa dan adat istiadat yang berbeda.
11
Secara geopolitis, selain harus memiliki sejarah dan cita-cita yang sama, suatu bangsa
juga harus terikat oleh tanah air yang sama.
Beberapa pandangan tentang pengertian bangsa:
• Otto Bauer berpendapat bahwa bangsa adalah suatu kesatuan yagn terjadi karena
persatuan yang telah dijalani rakyat.
Kranenburg dalam bukunya “Allgemeine Staatslehre” mengaitkan konsepsi bangsa
dengan budi pekerti rakyat.
Jacobsen dan Lipman dalam buku “Political Science” menyatakan bahwa bangsa
adalah suatu kesatuan budaya (cultural unity).
Ernest Renan dalam pidatonya di Universitas Sorbone (Paris) pada tanggal 11 Maret
1882 menyatakan bahwa bangsa adalah satu jiwa atau satu azas kerohanian yang
ditimbulkan oleh adanya kemuliaan bersama di masa lampau. Bangsa tumbuh karena
adanya solidaritas kesatuan.
G.S. Dipondo mengatakan bahwa rakyat hanyalah sebagian kecil dari bangsa, yaitu
mereka yang tidak duduk dalam pucuk pimpinan. Sedangkan pengertian bangsa
mencakup baik pimpinan maupun rakyat itu sendiri.
Padmo Wahyono menggunakan istilah bangsa sebagai unsur negara: bangsa dari
suatu negara jika dilihat secara perorangan berarti warga negara.
Beberapa istilah yang erat pengertiannya dengan rakyat:
1. Rumpun (ras), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena berciri jasmaniah yang sama, misalnya: warna kulit, warna rambut,
bentuk badan, wajah, etc.
2. Bangsa (volks), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena kesamaan kebudayaan, misalnya: bahasa, adat/ kebiasaan, agama
dan sebagainya.
3. Nation (natie), diartikan sebagai sekumpulan manusia yang merupakan suatu
kesatuan karena memiliki kesatuan politik yang sama.
Rakyat merupakan unsur terpenting dalam negara karena manusialah yang
berkepentingan agar organisasi negara dapat berjalan dengan baik. Rakyat suatu
negara dibedakan antara: a) penduduk dan bukan penduduk; b) warga negara dan
bukan warga negara.
Penduduk ialah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili tetap di dalam
wilayah negara. Sedangkan bukan penduduk ialah mereka yang ada di dalam wilayah
negara, tetapi tidak bermaksud bertempat tinggal di negara itu. Warga negara ialah
mereka yang berdasarkan hukum merupakan anggota dari suatu negara. Sedangkan
bukan warga negara disebut orang asing atau warga negara asing (WNA).
George Jellinek mengemukakan empat status bangsa, yaitu:
1. Status positif, yaitu status yang memberikan hak kepada warga negara untuk
12
menuntut tindakan positif negara mengenai perlindungan atas jiwa raga, hak milik,
kemerdekaan, dan sebagainya;
2. Status negatif, yaitu status yang menjamin warga negara bahwa negara tidak ikut
campur terhadap hak-hak azasi (hak-hak privat) warga negaranya.
3. Status aktif, yaitu status yang memberikan hak kepada setiap warga negara untuk
ikut serta dalam pemerintahan, misalnya melalui hak pilih (aktif: memilih, pasif:
dipilih).
4. Status pasif, yaitu status yang memberikan kewajiban kepada setiap warga
negara untuk taat dan tunduk kepada negara.
2.2.3 Pemerintah yang berdaulat
Istilah Pemerintah merupakan terjemahan dari kata
asing Government (Inggris),Gouvernement (Prancis) yang berasal dari kata Yunani
κουβερµαν yang berarti mengemudikan kapal (nahkoda). Dalam arti luas, pemerintah
adalah gabungan dari semua badan kenegaraan (eksekutif, legislatif, yudikatif) yang
berkuasa memerintah di wilayah suatu negara. Dalam arti sempit, Pemerintah
mencakup lembaga eksekutif saja.
Menurut Utrecht, istilah Pemerintah meliputi pengertian yang tidak sama sebagai
berikut:
1. Pemerintah sebagai gabungan semua badan kenegaraan atau seluruh alat
perlengkapan negara adalam arti luas yang meliputi badan legislatif, eksekutif dan
yudikatif.
2. Pemerintah sebagai badan kenegaraan tertinggi yang berkuasa memerintah di
wilayah suatu negara (dhi. Kepala Negara).
3. Pemerintah sebagai badan eksekutif (Presiden bersama menteri-menteri:
kabinet).
Istilah kedaulatan merupakan terjemahan
dari sovereignty (Inggris), souveranete (Prancis),sovranus (Italia) yang semuanya
diturunkan dari kata supremus (Latin) yang berarti tertinggi. Kedaulatan berarti
kekuasan yang tertinggi, tidak di bawah kekuasaan lain.
Pemerintah yang berdaulat berarti pemerintah yang memegang kekuasaan tertinggi
di dalam negaranya dan tidak berada di bawah kekuasaan pemerintah negara lain.
Maka, dikatakan bahwa pemerintah yang berdaulat itu berkuasa ke dalam dan ke luar:
1. Kekuasaan ke dalam, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan
ditaati oleh seluruh rakyat dalam negara itu;
2. Kekuasaan ke luar, berarti bahwa kekuasaan pemerintah itu dihormati dan diakui
oleh negara-negara lain.
Jean Bodin (1530-1596), seorang ahli ilmu negara asal Prancis, berpendapat bahwa
negara tanpa kekuasaan bukanlah negara. Dialah yang pertama kali menggunakan kata
kedaulatan dalam kaitannya dengan negara (aspek internal: kedaulatan ke dalam).
13
Kedaulatan ke dalam adalah kekuasaan tertinggi di dalam negara untuk mengatur
fungsinya. Kedaulatan ke luar adalah kekuasaan tertinggi untuk mengatur
pemerintahan serta memelihara keutuhan wilayah dan kesatuan bangsa (yang
selayaknya dihormati oleh bangsa dan negara lain pula), hak atau wewenang mengatur
diri sendiri tanpa pengaruh dan campur tangan asing.
Grotius (Hugo de Groot) yang dianggap sebagai bapak hukum internasional
memandang kedaulatan dari aspek eksternalnya, kedaulatan ke luar, yaitu kekuasaan
mempertahankan kemerdekaan negara terhadap serangan dari negara lain.
Sifat-sifat kedaulatan menurut Jean Bodin:
1. Permanen/ abadi, yang berarti kedaulatan tetap ada selama negara masih
berdiri.
2. Asli, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak berasal adari kekuasaan lain yang
lebih tinggi.
3. Tidak terbagi, yang berarti bahwa kedaulatan itu merupakan satu-satunya yang
tertinggi di dalam negara.
4. Tidak terbatas, yang berarti bahwa kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun,
karena pembatasan berarti menghilangkan ciri kedaulatan sebagai kekuasaan yang
tertinggi.
2.2.4 Pengakuan oleh negara lain
Pengakuan oleh negara lain didasarkan pada hukum internasional. Pengakuan itu
bersifat deklaratif/evidenter, bukan konstitutif. Proklamasi kemerdekaan Amerika
Serikat dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 1776, namun Inggris (yang pernah berkuasa
di wilayah AS) baru mengakui kemerdekaan negara itu pada tahun 1783.
Adanya pengakuan dari negara lain menjadi tanda bahwa suatu negara baru yang
telah memenuhi persyaratan konstitutif diterima sebagai anggota baru dalam pergaulan
antarnegara. Dipandang dari sudut hukum internasional, faktor pengakuan sangat
penting, yaitu untuk:
• Tidak mengasingkan suatu kumpulan manusia dari hubungan-hubungan
internasional;
• Menjamin kelanjutan hubungan-hubungan intenasional dengan jalan mencegah
kekosongan hukum yang merugikan, baik bagi kepentingan-kepentingan individu
maupun hubungan antarnegara.
Menurut Oppenheimer, pengakuan oleh negara lain terhadap berdirinya suatu negara
semata-mata merupakan syarat konstitutif untuk menjadi an international person.
Dalam kedudukan itu, keberadaan negara sebagai kenyataan fisik (pengakuan de facto)
secara formal dapat ditingkatkan kedudukannya menjadi suatu judicial fact
(pengakuan de jure).
Pengakuan de facto adalah pengakuan menurut kenyataan bahwa suatu negara telah
berdiri dan menjalankan kekuasaan sebagaimana negara berdaulat lainnya. Sedangkan
14
pengakuan de jure adalah pengakuan secara hukum bahwa suatu negara telah berdiri
dan diakui kedaulatannya berdasarkan hukum internasional.
Perbedaan antara pengakuan de facto dan pengakuan de jure antara lain adalah:
1. Hanya negara atau pemerintah yang diakui secara de jure yang dapat
mengajukan klaim atas harta benda yang berada dalam wilayah negara yang
mengakui.
2. Wakil-wakil dari negara yang diakui secara de facto secara hukum tidak berhak
atas kekebalan-kekebalan dan hak-hak istimewah diplomatik secara penuh.
3. Pengakuan de facto – karena sifatnya sementara – pada prinsipnya dapat ditarik
kembali.
4. Apabila suatu negara berdaulat yang diakui secara de jure memberikan
kemerdekaan kepada suatu wilayah jajahan, maka negara yang baru merdeka itu
harus diakui secara de jure pula.
Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Unsur-
unsur negara terpenuhi pada tanggal 18 Agustus 1945. Pengakuan pertama diberikan
oleh Mesir, yaitu pada tanggal 10 Juni 1947. Berturut-turut kemerdekaan Indonesia itu
kemudian diakui oleh Lebanon, Arab Saudi, Afghanistan, Syria dan Burma.
Pengakuan de facto diberikan Belanda kepada Republik Indonesia atas wilayah Jawa,
Madura dan Sumatra dalam Perundingan Linggarjati tahun 1947. Sedangkan
pengakuan de jure diberikan Belanda pada tanggal 27 Desember 1949 dalam
Konferensi Meja Bundar (KMB).
Pengakuan terhadap negara baru dalam kenyataannya lebih merupakan masalah
politik daripada masalah hukum. Artinya, pertimbangan politik akan lebih
berpengaruh dalam pemberian pengakuan oleh negara lain. Pengakuan itu merupakan
tindakan bebas dari negara lain yang mengakui eksistensi suatu wilayah tertentu yang
terorganisasi secara politik, tidak terikat kepada negara lain, berkemampuan menaati
kewajiban-kewajiban hukum internasional dalam statusnya sebagai anggota
masyarakat internasional.
Menurut Starke, tindakan pemberian pengakuan dapat dilakukan secara tegas
(expressed), yaitu pengakuan yang dinyatakan secara resmi berupa nota diplomatik,
pesan pribadi kepala negara atau menteri luar negeri, pernyataan parlemen, atau
melalui traktat. Pengakuan juga dapat dilakukan secara tidak tegas (implied), yaitu
pengakuan yang ditampakkan oleh hubungan tertentu antara negara yang mengakui
dengan negara atau pemerintahan baru.
Ada dua teori pengakuan yang saling bertentangan:
1. Teori Konstitutif, yaitu teori yang menyatakan bahwa hanya tindakan
pengakuanlah yang menciptakan status kenegaraan atau yang melengkapi
pemerintah baru dengan otoritasnya di lingkungan internasional
2. Teori Deklaratoir atau Evidenter, yaitu teori yang menyatakan bahwa status
15
kenegaraan atau otoritas pemerintah baru telah ada sebelum adanya pengakuan dan
status itu tidak bergantung pada pengakuan yang diberikan. Tindakan pengakuan
hanyalah pengumuman secara resmi terhadap fakta yang telah ada.
16
Res communis,yaitu konsepsi yang beranggapan bahwa laut adalah milik
masyarakat dunia, sehingga tidak dapat diambil atau dimiliki setiap negara.
Saat ini, wilayah laut yang masuk dalam wilayah negara tertentu disebut perairan
wilayah atau laut teritorial. Diluar wilayah laut merupakan laut bebas atau perairan
internasional (mare liberum). Pada tanggal 10 Desember 1982, PBB (UNCLOS)
menyelenggarakan komferemsi Hukum Laut Internasional III di jamaika, hasil
konferensi ini ditandatangani oleh 119 peserta. Konferensi ini menetapkan bahwa
wilayah laut terdiri atas hal-hal sebagai berikut.
Laut teritorial, yaitu wilayah yang menjadi hak kedaulatan suatu negara
dilaut.
Zona bersebelahan, yaitu wilayah laut yang lebarnya 12 mil dari laut
teritorial suatu Negara
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu negara yang
lebarnya 200 mil ke laut bebas. Di zona ini, negara pantai berhak menggali
dan mengolah segala kekayaan alam untuk kegiaan ekonomi eksklusif
negara tersebut.
Landas kontinen, yaitu daratan dibawah permukaaan laut diluar laut
teritorial dengan kedalam 200 m atau lebih.
Landas benua, yaitu wilayah laut suatu negara yang lebarnya lebih dari
200 mil laut.
Indonesia merupakan negara maritim yaitu sepertiga bagian dari negara Indonesia
adalah laut. Indonesia memiliki garis pantai sekitar 81.900 km. Dan Indonesia
meiliki batas darat (kontinen) jika ditotal maka jumlah batas lautnya memiliki 10
hubungan dengan negara lain dan jumlah batas daratnya 3 dengan negara lain.
Secara geografis , Indonesia terletak antara 2 benua yakni Asia dan Australia dan
diapit pula oleh 2 samudra yaitu Samudra Hindia dan Pasifik)
2.3.2 Batas Wilayah Indonesia Secara Geografis
Ada berbagai batas-batas wilayah di Indonesia dengan negara tetangga. Batas ini
mencakup batas darat dan laut, berikut ini semua batas-batas wilayah negara Indonesia
dari berbagai arah mata angin :
1. Batas wilayah Negara Indonesia bagian utara
17
Di pulau Kalimantan berbatasan langsung dengan Malaysia (Malaysia bagian
timur) dan berarti Malaysia ini berbatasan dengan batas wilayah darat Indonesia.
Kalau batas lautnya mencakup lima negara yaitu : Malaysia, Singapura, Thailand,
Vietnam dan Filipina.
2. Batas wilayah Negara Indonesia bagian timur
Di bagian timur Indonesia, ada pulau Papua. Di wilayah timur ini, Papua
berbatasan langsung dengan daratan Papua Nugini dan perairan Samudra Pasifik.
Biar Indonesia dan Papua Nugini tidak bingung mana batas negaranya, maka kedua
negara ini menyepakati hubungan bilateral tentang batas-batas wilayah darat
maupun laut.
18
4. Batas wilayah Negara Indonesia bagian barat
19
Stabilitas negara yang kondusif menjamin terlaksananya program-program
pembangunan dengan lancer. Oleh karena itu, negara harus menjaga keamanan dan
ketertiban di negaranya. Selain itu, keamanan dan ketertiban dapan mencegah
bentrokan-bentrokan dan pertikaian yang terjadi antar manusia di dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Negara merupakan stabilisator bagi masyarakat. Negara
harus menciptakan hukum untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban. Namun
demikian, penertiban yang dilakukan oleh negara tetap harus berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
2. Fungsi kesejahteraan dan kemakmuran
Suatu negara dibentuk dengan tujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Oleh karena itu, negara berfungsi untuk berusaha sebaik-
baiknyamenciptakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Usaha tersebut, antara
lain dengan pembangunan disegala bidang dan menciptakan system ekonomi demi
tercapainya kesejahteraan dan kemakmuran. Namun, bukan berarti pembangunan
menjadi tanggung jawabnegara sepenuhnya, tetapi juga diperlukan dukungan
rakyat.
3. Fungsi pertahanan
Fungsi pertahan negara sangat penting bagi kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Pertahanan negara akan menentukan bertahan atau tidaknya sebuah bangsa
dan negara. Fungsi ketahanan negara berkaitan dengan pertahanan dari serangan
negara lain. Oleh karena itu, diperlukan pengadaan alat pertahanan negara serta
personil keamanan yang terlatih dan tangguh.
4. Fungsi keadilan
Fungsi negara yang terakhir adalah keadilan. Keadilan bagi setiap warga negara
harus ditegakkan tanpa menbeda-bedakan. Oleh karena itu, dibentuklah badan-
badan peradilan negara yang harus menjamin keadilan setiap warga negara. Usaha
yang dapat dilakukan, antara lain memberikan keputusan yang adil dalam hokum.
Jika keadilan tidak ditegakkan akan muncul gejolak dalam masyarakat yang justru
akan mengganggu keamanan negara. Sebaiknya, jika keadilan ditegakkan akan
muncul kehidupan masyarakat yang dinamis dan harmonis.
2.4.3 Tujuan Negara
20
1. Pengertian tujuan Negara
Setiap warga negara yang berdiri pasti mempunyai tujuan tertentu. Dimana
tujuan negara yang satu dengan yang lain adalah berbeda-beda. Hal ini disebabkan
oleh penguasa negar yang sedang memerintah. Sebab negara berdiri bertujuan
untuk mencapai kebahagiaan bersama semua orang yang masuk dalam organisasi
negara tersebut.
2. Tujuan negara menurut para ahli
Roger H. Soltau, tujuan negara adalah mengembangkan agar rakyat
berkembang serta mengembangkan daya ciptanya sebebas mungkin
J. Baren, mengklasifikasi tujuan negara dalam dua hal:
1. Tujuan sebenarnya adalah memelihara keamanan, ketertiban dan
penyelenggaraan kepentingan umum.
2. Tujuan tidak sebenarnya yaitu pertahanan diri yang berkuasa untuk tetap
berada dalam kedudukannya
Aristoteles, negara bertujuan menyelenggarakan hidup yang baik dari warga
negaranya.
Charles E. Miriam, tujuan negara adalah mencapai keamanan, ketertiban, dan
kesejahteraan umum.
Plato, tujuan negara adalah memajukan kesusilaan manusia, baik sebagai individu
maupun sebagai makhluk sosial.
2.4.4 Tujuan Negara Secara Umum
Adapun tujuan negara bermacam-macam antara lain:
1. Untuk memperluas kekuasaan
Ajaran negara kekuasaan menyatakan bahwa kekuasaan berarti kebenaran, dan
dengan bertambahnya kemajuan dilapangan lain. Negara kekuasaan menghendaki
agar negaranya menjadi besar dan jaya. Untuk mencapai tujuan maka rakyat
dijadikan alat perluasan, kepentingan orang perseorangan ada di bawah kepentingan
bangsa dan negara.
2. Untuk menyelenggarakan ketertiban hukum
21
Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum segala kekuasaan
dari alat- alat pemerintahan berdasarkan atas hukum, semua orang harus
tunduk kepada hukum, sebab hukumlah yang berkuasa dalam negara tersebut.
3. Untuk mencapai kesejahteraan umum
Negara bertujuan ungin mewujudkan kesejahteraan umum. Negara
dipandang sebagai alat yang dibentuk manusia untuk mencapai tujuan
bersama, yakni suatu tatanan masyarakat yang didalamnya ada kebahagiaan,
kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat negara itu.
2.4.5 Pengertian Tujuan dan Fungsi Negara Secara Universal
Antara tujuan dan fungsi negara merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Namun demikian keduanya memiliki arti yang
berbeda yaitu:
No. Tujuan Fungsi
1. Berisi sasaran-sasaran yang Mencerminkan suasana gerak,
hendak dicapai yang telah aktivitas nyata dalam
ditetapkan mencapai sasaran
2. Menunjukkan dunia cita Merupakan pelaksanaan dan
yakni suasana ideal yang penafsiran dari tujuan yang
harus dijelmakan / hendak dicapai
diwujudkan
3. Bersifat abstrak – ideal Besifat riil dan konkrit
Apabila dihubungkan dengan negara, maka
Tujuan menunjukkan apa yang secara ideal hendak dicapai oleh suatu
negara, sedangkan
Fungsi adalah pelaksanaan cita-cita itu dalam kenyataan.
Masih mengutip pendapat dari Profesor Yuliandri, konstitusi memuat ketentuan pokok
tentang lembaga dan kekuasaan yang hendak menjalankan aspek formil atau biasa disebut
kewenangan negara. Tidak hanya itu, konstitusi juga mengandung ketentuan pokok
mengenai kekuasaan dan lembaga terkait adanya jaminan terhadap aspek materiil atau hak
asasi manusia.
Mengenai bentuk negara, alangkah baiknya dalam konstitusi modern tahun 1787
sebagaimana diuraikan oleh Dahlan Theeb, Jazem Hameed, dan Nimat al-Huda,
disebutkan sembilan jenis negara! Sambil menunjukkan bentuk konstitusi, tiga ada di
bawah
Umumnya suatu negara selalu memiliki pedoman yang disebut konstitusi atau
konstitusi. Menurut Jimly Asshiddiq, negara tersebut tidak memiliki teks konstitusi
dibandingkan dengan Inggris Raya, tetapi memilikinya. Aturan yang menjadi
konstitusi menurut pengalaman praktik ketatanegaraan dapat menyebutkan adanya
konstitusi dalam konstitusi Inggris(Andi Uceng. Ali, 2019). Asshiddiqie
membenarkan pendapatnya dengan mengutip pendapat Phillips Hood dan Jackson
yang mengatakan: 18 “badan hukum, adat istiadat dan konvensi yang menentukan
susunan dan kekuatan lembaga pemerintahannya dan mengatur hubungan berbagai
organisasi pemerintahan di antara mereka sendiri dan dengan individu” .
Dari pernyataan Hood dan Jackson, Asshiddiqie menyimpulkan bahwa konstitusi ini
juga memuat pentingnya aturan dan regulasi tertulis. Aturan tidak tertulis tertulis
dalam bentuk kebiasaan dll. mengungkapkan dan menetapkan aturan untuk hubungan
antara lembaga pemerintah dan warga negara.
25
3) visi nyata tokoh nasional masa kini dan masa depan;
4) Keinginan yang dipandu oleh perkembangan kehidupan politik bangsa.
Dari keempat materi tersebut, Undang-Undang Dasar setidaknya
mengandung dua hal yang menjamin perkembangannya. Pertama, cara
merumuskan aturan yang bersifat umum dan hanya mengatur dasar-
dasarnya, sehingga memungkinkan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan
perkembangan. Kedua, ada aturan untuk perubahan formal ketika upaya
penyesuaian tidak dapat diturunkan dari aturan dasar yang sudah ada
sebelumnya.
Padmo Vahjo terbagi menjadi dua sekte yang memiliki dua konstitusi di dunia.
Keduanya: 1) bahwa dalam beberapa teks (konstitusi ketat); 2) Apa yang tidak
ada dalam teks (konstitusi fleksibel) atau dalam bahasa sehari-hari disebut "apa
yang tertulis" dan "apa yang tidak tertulis", tetapi apa yang mengalir.
28
“Ketika kita berbicara tentang konstitusi dan pemerintahan, jelas yang kita
maksud adalah isolasi dan pemisahan. Atau mengapa istilah-istilah ini digunakan
secara terpisah dan terpisah? Pemerintahan tanpa konstitusi adalah kekuasaan
tanpa keadilan.”
Oleh karena itu, konstitusi harus selalu disiapkan untuk kepentingan seluruh
bangsa, dan jika hal ini diabaikan, bangsa tidak akan menerima konstitusi.
Padahal, persetujuan rakyat merupakan syarat penting konstitusi. Dengan
dibentuknya undang-undang dasar juga terdapat suatu kerangka di mana negara
menetapkan bentuk pemerintahan, sistem pemerintahan dan tujuan negara.
Hubungan antara konstitusi dengan negara sangat erat. Negara dalam hal ini pemerintah tidak
dapat melaksanakan kekuasaan tanpa konstitusi. Demikian sebaliknya, konstitusi tidak akan lahir
tanpa adanya negara. Akan tetapi, kelahiran sebuah konstitusi adalah kehendak dari rakyat, sebab
rakyatlah yang memiliki kedaulatan atas Negara. Dalam pandangan K.C. Wheare, Konstitusi
digambarkan sebagai system ketatanegaraan dari suatu Negara dan kumpulan dari berbagai
peraturan yang membentuk serta mengatur pemerintahan. Tulisan ini mengkaji dan menganalisis
secara yuridis berbagai peraturan perundang-undangan berdasarkan teori untuk menjawab
permasalahan hubungan Konstitusi dan Negara dalam Paham Konstitusionalisme
29
BAB III
1.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan
mengakui adanaya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang ada di wilayahnya.
2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang tertulis
maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok (fundamental) yang
menopang berdirinya suatu negara.
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena
melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau kalimatun
sawa. Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan suatu kekuasaan dan
mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi tertutup, sehingga pancasila bukan
sebagai konstitusi melainkan UUD 1945 yang menjadi konstitusi di Indonesia.
1.2 Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku yang
berkaitan dengan Negara atau Konstitusi agar lebih memahami kedua hal tersebut.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://amin-si.blogspot.com
http://www.ilmusiana.com/2015/04/fungsi-negara-paling-lengkap.html?m=1
http://herrypkn.blogspot.com/2012/07/pengertian-fungsi-dan-tujuan-negara_31.html?m=1
https://dieks2010.wordpress.com/2010/08/27/pengertian-fungsi-dan-tujuan-negara-kesatuan-
republik-indonesia/
https://rinastkip.wordpress.com/2012/12/24/makalah-pkn-negara-dan-konstitusi/
http://materikuliahku123.blogspot.co.id/2016/02/makalah-negara-pengertian-negara- tujuan.html
31