Resume Modul 6

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

RESUME MODUL 6

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


(MKDK4002)

Di Kerjakan oleh :

NAMA : INEKE PUTRI DARUSSALAM


NIM : 856638854
KELAS : 2B/ PGSD 119
UPBJJ : KOTA JAMBI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS TERBUKA JAMBI
2023
KEGIATAN BELAJAR 1
APLIKASI TEORI PERKEMBANGAN DALAM PENDIDIKAN

A. APLIKASI TEORI KOGNITIF DALAM PROSES BELAJAr


Dalam proses pembelajaran, peserta didik kerap mengalami kesulitan untuk
memahami suatu konsep. Secara umum, kognitif berarti proses intelektual yang berhubungan
dengan kemampuan peserta didik untuk mengembangkan kemampuan rasional . Dalam ranah
pendidikan, guru diharuskan memiliki kemampuan intelektual, seperti penguasaan materi
pelajaran, pengetahuan cara mengajar, cara menilai peserta didik dan sebagainya.

1. Teori perkembangan kognitif piaget


Piaget memandang bahwa anak memainkan peran aktif dalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas kehidupan di sekeliling mereka.
Piaget berpendapat bahwa anak-anak melakukan adaptasi dengan cara
menginterpretasikan objek yang mereka amati di sekelilingnya contohnya ketika anak sedang
mengamati ciri-ciri dan fungsi mainan. Benda-benda yang di rumah, dan objek di luar rumah.
Piaget membagi perkembangan kognitif anak dalam 4 tahap, yaitu :
a) Sensori motor (0-2 tahun )
b) Pra operasional ( 2-7 tahun)
c) Konkret ( 7-11 tahun )
d) Formal ( 11 - dewasa )

2. Implikasi teori kognitif piaget pada proses pembelajaran.


Diajak telah memberikan kontribusi besar pada pemahaman tentang perkembangan
kognitif anak-anak dan pembelajaran. Implikasi teori piaget dalam pembelajaran adalah saat
kita sebagai pendidik memperkenalkan informasi yang melibatkan peserta didik dalam
menggunakan konsep-konsep, memberikan waktu pada peserta didik menemukan ide-ide
dengan pola berpikir formal ( Trianto,2011)

B. MELIBATKAN PESERTA DIDIK UNTUK LEBIH AKTIF


Proses pembelajaran membutuhkan konstruksi pengetahuan yang aktif. Peserta didik
harus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Seperti yang diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan
yang harus dimiliki peserta didik dan menyongsong persaingan global.
1. Mengetahui kemampuan setiap peserta didik
Sebelum mengajar dan memberikan materi, guru harus mengetahui bahwa
setiap muridnya memiliki kemampuan kognitif yang berbeda-beda
2. Menstimulasi peserta didik dengan ide-ide kreatif.
Proses pembelajaran dengan cara mempromosikan pembangunan ide, konsep,
dan skema mental. Konstruksi ide atau gagasan harus berubah dari pengalaman
konkret kegagasan yang lebih abstrak
3. Mengetahui kebutuhan peserta didik.
Pembentukan konsep sangat penting untuk semua peserta didik terlepas dari
subjek atau usia. Usia tidak harus menghalangi peserta didik untuk terus
meningkatkan perkembangan kognitifnya.

4. Kategorisasi materi
Guru harus mampu membuat strategi mengajar. Ini dapat dimulai dengan
mengategorikan mana materi yang benar-benar baru sampai hal tersulit bagi peserta
didik.
5. Peran kurikulum.
Sekolah dan perguruan tinggi harus secara eksplisit memberikan pengalaman
yang sesuai dengan mendorong perkembangan kognitif dan keinginan alami peserta
didik untuk belajar daripada melihat peran kurikulum yang diajarkan sebagai hanya
organisasi pengetahuan dan keterampilan apa yang harus dipelajari.
6. Memberikan asesmen yang tepat sasaran.
Banyak pendidik yang belum memberikan asesmen yang tepat untuk peserta
didiknya. Tujuan dari asesmen ini adalah membantu guru menentukan apakah peserta
didik siap untuk menerima materi yang baru.
7. Meningkatkan retensi peserta didik.
Selain assessment pemberian latihan secara berulang-ulang juga akan
membantu meningkatkan perkembangan kognitif peserta didik.

C. TEORI PERKEMBANGAN SOSIOKULTURAL VYGOTSKY


Seperti yang diketahui bahwa teori kognitif merupakan perilaku seorang individu
yang diatur oleh otaknya. Pada dasarnya, vigotsky mendukung pernyataan piaget bahwa teori
perkembangan kognitif yang dibagi ke dalam beberapa tahap. Vigotsky mengategorikan teori
perkembangan kognitifnya menjadi zone of proximal development atau zona perkembangan
proksimal.
Zone of proksimal development atau zona perkembangan proksimal merupakan
sebuah konsep dari vygotsky yang membagi kemampuan anak ke dalam perkembangan
aktual dan potensial.

D. IMPLIKASI TEORI KOGNITIF VGOTSKY PADA PROSES PEMBELAJARAN.


Vygotsky menekankan pengembangan intelektual daripada menyusun pembelajaran
untuk mencocokkan tahap perkembangan kognitif.
Berikut ini adalah kegiatan yang dapat diimplikasikan dalam proses pembelajaran.
1. Guru dapat menggunakan bahasa lintas kurikulum dan fase pendidikan untuk
mengembangkan fungsi mental yang lebih tinggi.
2. Peserta didik harus didorong untuk berbicara dengan keras ketika terlibat dalam
latihan pemecahan masalah.
3. Guru dapat menentukan keterampilan dan memutuskan jenis dukungan apa yang
diperlukan, kapan memberikan dukungan, dan berapa banyak dukungan yang
diperlukan untuk seorang individu.
4. Mengemas pembelajaran sesuai perkembangan siswa Guru hendaknya terampil
menguraikan tugas dan menyesuaikan metode presentasi.
5. Guru merancang tugas kolaboratif untuk mendorong pembelajaran kooperatif.

E. PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN YANG SESUAI


DENGAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK.
Kurikulum adalah 1 acuan yang diajarkan di sekolah, perguruan tinggi, dan
universitas yang diselenggarakan untuk kelompok umur tertentu dan berdasarkan mata
pelajaran yang akan diajarkan. Nasution ( 1987) menjabarkan proses pengembangan
kurikulum dalam 4 tahap yang dimulai dari perumusan tujuan kurikulum, pemilihan bahan
ajar, proses belajar mengajar, dan alat penilaian . Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, ada
beberapa metode yang dapat diterapkan dan digunakan dalam proses pembelajaran
diantaranya :
1) Bermain
2) Praktik
3) Mendengar dan menyaksikan.
4) Pemecahan masalah
5) Diskusi
6) Kolaborasi
7) Penelitian dan penyelidikan
8) Pelaporan

Dalam menggunakan berbagai metode mengajar, sangat penting bagi guru untuk
menggunakan teknik bertanya langsung kepada peserta didik. Tujuannya adalah anak dapat
berkembang kemampuan berpikir tingkat tingginya.
1) Bertanya dengan rinci
2) Pertanyaan tidak mengarahkan
3) Membangun hubungan yang interaktif

F. Assessment dan perkembangan peserta didik


Semua kegiatan pembelajaran dapat digunakan oleh guru untuk menilai seberapa baik
peserta didik melakukan pencapaian pembelajaran yang diharapkan ketika merancang dan
membuat program kegiatan
Terdapat tiga fase utama penilaian
1. Penilaian awal
2. Evaluasi formatif
3. Evaluasi sumatif
KEGIATAN BELAJAR 2
APLIKASI TEORI PSIKOLOGI DALAM KEGIATAN BELAJAR.

A. PENENTUAN JURUSAN SESUAI DENGAN TEORI PERKEMBANGAN


KOGNITIF.

Dalam konteks pendidikan menengah ke atas atau SMA, peran guru sangat krusial
karena masa SMA adalah penentuan kemampuan kognitif peserta didik untuk mewujudkan
minat dan bakat yang sebenarnya di jenjang perguruan tinggi. Penentuan jurusan yang akan
diambil adalah sepenuhnya keputusan peserta didik atas saran orang tua dan gurunya.
Sebagai guru hal yang dapat dilakukan adalah memberikan pembelajaran dengan kualitas
yang baik sesuai dengan jurusan yang dipilih, menggunakan bahan ajar yang interaktif dan
menarik sehingga peserta didik yakin dengan pilihan yang sudah diambilnya, serta terus
memotivasi peserta didik bahwa pilihan jurusan yang dipilih adalah hal tepat untuk
mengembangkan minat bakat sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik.

B. PENENTUAN JURUSAN DENGAN MELAKUKAN ASESMENT

Selain kemampuan kognitif peserta didik, sistem penilaian atau asesmen juga sedikit
berpengaruh dalam penentuan jurusan di SMA. Pada tahap awal guru dapat memberikan tes
yang dapat mengarahkan penentuan jurusan sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
Tes dapat dilakukan atas kerjasama wali kelas dengan guru BK, terdapat tiga tes yang dapat
dilakukan yaitu : tes inisiatif, tes formatif dan tes sumatif.

Anda mungkin juga menyukai