Fajar Mulyana - 10040019221 - Tugaskapsel
Fajar Mulyana - 10040019221 - Tugaskapsel
Fajar Mulyana - 10040019221 - Tugaskapsel
Dosen Pengampu : Dr. Deddy Effendy, S.H., M.H dan Jejen Hendar, S.H., M.H
DISUSUN OLEH :
FAJAR MULYANA
10040019221
2022
KONSEP PERKAWINAN DALAM ISLAM
A. PENDAHULUAN
Pernikahan merupakan sebuah perintah agama yang diatur oleh syariat Islam dan
merupakan satu-satunya jalan penyaluran seks yang disahkan oleh agama Islam.
Dari sudut pandang ini, maka pada saat orang melakukan pernikahan pada saat
yang bersamaan dia bukan saja memiliki keinginan untuk melakukan perintah
sebenarnya juga harus dipenuhi. Sebagai agama yang rahmatan lil ‘alamin,Islam
seeorang yaitu hanya dengan cara pernikahan, pernikahan merupakan satu hal
yang sangat menarik jika kita lebih mencermati kandungan makna tentang
namun lebih dari itu pernikahan juga menjanjikan perdamaian hidup bagi manusia
dimana setiap manusia dapat membangun surga dunia di dalamnya. Inilah hikmah
peristiwa yang patut disambut dengan rasa syukur dan gembira. Islam telah
memberikan konsep yang jelas tentang tatacara ataupun proses sebuah pernikahan
B. PEMBAHASAN
a. Pengertian Nikah
Secara etimologis perkawinan dalam bahasa Arab berarti nikah atau zawaj.
Kedua kata ini tang terpakai dalam kehidupan sehari-hari orang Arab dan
banyaj terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadis Nabi. Nikah mempunyai arti Al-
Wath’i, Al-Dhommu, Al-Tadakhul, Al-jam’u atau ibarat ‘an al-wath aqd yang
nikah mengandung dua pengertian yaitu dalam arti yang sebenarnya (haqiqat)
dan arti kiasan (majaaz). Dalam pengertian yang sebenarnya kata nikah itu
berarti berkumpul sedangkan dalam arti kiasan berarti aqad atau mengadakan
perjanjian kawin.
Menurut hukum Islam yang dimaksud dengan perkawinan ialah akad yang
yang bahagia dan kekal, untuk itu suami isteri perlu saling membantu dan
(boleh). Pada dasarnya arti “nikah” adalah akad yang menghalalkan pergaulan
Mengenai dasar hukum tentang nikah, telah diatur dalam AlQur’an surat an-
Selain diatur di dalam Al-Qur’an, terdapat juga beberapa hadis Rasul yang
menyangkut dengan hukum nikah, yaitu seperti yang diriwayatkan oleh
Jama’ah ahli hadis dan Imam Muslim yaitu “...dan aku mengawini wanita-
ummatku”. Hadis lainnya seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan
Imam Muslim dari Ibn Abbas “Hai para pemuda, barang siapa yang telah
itu dapat mengurangi pandangan (yang liar) dan lebih menjaga kehormatan”
Berkeluarga yang baik menurut Islam sangat menunjang untu menuju kepada
Rukun dan syarat menentukan suatu perbuatan hukum, terutama yang menyangkut
Adapun yang manjadi rukun dalam suatu pernikahan atau perkawinan menurut
Jumhur Ulama ada lima rukun dan masing-masing rukun itu memiliki syarat-syarat
tertentu. Berikut adalah uraian dari rukun nikah dengan syarat-syarat dari rukun
tersebut
a) Beragama Islam
b) Laki-laki
c) Jelas orangnya
a) Beragama Islam
b) Perempuan
c) Jelas orangnya
a) Laki-laki
b) Dewasa
d) Islam
e) Dewasa
kata tersebut
f) Orang yang terkait dengan ijab dan qabul tidak sedang ihram haji atau
umrah
g) Majlis ijab dan qabul itu harus dihadiri minimum empat orang yaitu calon
mempelai atau wakilnya, wali dari mempelai wanita dan dua orang saksi.
3. Tujuan Nikah
syahwatnya semata, sebagaimana tujuan kebanyakan manusia pada hari ini. Namun
“Wahai sekalian para pemuda! Siapa di antara kalian yang telah mampu untuk
Kedua, Memperbanyak keturunan umat ini, karena Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
“Menikahlah kalian dengan wanita yang penyayang lagi subur, karena (pada hari
kiamat nanti) aku membanggakan banyaknya jumlah kalian di hadapan umat-umat
yang lain.”
pandangannya dan pandangan istrinya dari yang haram. Karena Allah Subhanahu wa
Ta'ala memerintahkan:
mereka, yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang mereka perbuat.’ Dan katakanlah kepada wanita-wanita yang
4. Khitbah
mengetahui wanita yang hendak dipinangnya telah terlebih dahulu dipinang oleh
lelaki lain dan pinangan itu diterima, maka haram baginya meminang wanita tersebut.
Diantara yang perlu diperhatikan oleh wali ketika wali si wanita didatangi oleh lelaki
yang hendak meminang si wanita atau ia hendak menikahkan wanita yang dibawah
a. Memilihkan suami yang shalih dan bertakwa. Bila yang datang kepadanya lelaki
yang demikian dan si wanita yang di bawah perwaliannya juga menyetujui maka
“Apabila datang kepada kalian (para wali) seseorang yang kalian ridhai agama dan
orang tersebut dengan wanita kalian. Bila kalian tidak melakukannya niscaya akan
biasanya ia malu
5. Hukum Nikah
Adapun hukum menikah, dalam pernikahan berlaku hukum taklifi yang lima
yaitu:
Haram bagi orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nafkah lahir dan
haram.
Makruh bagi orang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu member belanja
calon istrinya.
Mubah bagi orang tidak terdesak oleh alas an-alasan yang mewajibkan segera
sampai kapan pun dan dalam keadaan apa pun laki-laki dan perempuan itu
yaitu:
Wanita yang sedang dalam iddah, baik iddah cerai maupun iddah
ditinggal mati.
Wanita yang ditalak tiga, haram kawin lagi dengan bekas suaminya,
ihram haji.
Wanita musyrik, yang dimaksud wanita musyrik adalah yang
Akad nikah merupakan upacara sakral, karena mengikat kedua belah pihak, yaitu istri
dan calon suami. Dan pernikahan akan batal, apabila (Cik Hasan Bisri, 1999:160-
161b)
a. Suami melakukan pernikahan, sedang ia tidak berhak melakukan akad nikah karena
sudah mempunyai empat orang istri, sekalipun salah satu dari keempat istrinya itu
c. Seseorang menikahi bekas istrinya yang pernah dijatuhi tiga kali talak olehnya,
kecuali bila bekas istri tersebut pernah menikah dengan pria lain yang kemudian
bercerai lagi ba’da dukhul dari pria tersebut dan telah habis masa ‘iddahnya.
Dalam larangan itu tampak segi-segi larangan itu. Sifat larangan itu berupa perlainan
agama, larangan nikah karena hubungan darah, karena hubungan sesusuan, karena
1986:51)
C. PENUTUP
pada istri atau suami dapat mendorong kita untuk membimbingnya pada kebaikan
yang menghadirkan kecintaan Allah pada keluarga kita. Adakah cinta yang lebih
patut kita harapkan dari cintanya Sang Maha Pencinta?. Nabi Muhammad saw juga
menganjurkan kita dalam banyak hadits agar menikah dan melahirkan anak. Beliau
menganjurkan kita mengenai hal itu dan melarang kita hidup membujang, karena
D. DAFTAR PUSTAKA
1999.).
A. W. Munawwir, Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia
Abdurrahman al-Jaziri, al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Arba’ah, Beirut: Dar al-Fikr, 1986
Ahmad atabik dan khoridatul mudhiiah, " Pernikahan dah hikmahnya perspektif
hukum Islam", jurnal pemikiran hukum dan hukum islam Vol. 5 No 2, 2014