100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
74 tayangan15 halaman

MAKALAH PERAWATAN KOLOSTOMI 2 (AutoRecovered)

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 15

MAKALAH

PERAWATAN KOLOSTOMI PADA ANAK

Dosen Pengampu: Ns. Ratih Dwi Lestari P.U S.kep.,M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 17

1. Agustina Wulandari (S22015)


2. Maissy Aulia Anggraini (S22037)
3. Nabila Aulia Putri (S22038)
4. Vannisa Erdin Divania P (S22059)

PRODI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanyadengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perawatan Kolostomi” ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Tidak
lupa kami menyampaikan rasa terimakasih kepada Ibu Rufaida Nur Fitriani
S.kep.,Ns.,M.Kep. Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah yang
telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan. Sehingga
kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi tersusunnya
makalah lain yang lebih baik lagi. Akhir kata, kami berharap agar makalah ini
bisamemberikan banyak manfaat bagi para pembaca.

Surakarta,15 Februari 2024

2
DAFTAR ISI

MAKALAH ........................................................................................................... 1
Disusun Oleh : ......................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.2 Latar Belakang ......................................................................................... 4
2.2 Tujuan ....................................................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
2.1 Pengertian ................................................................................................. 5
2.2 Definisi Perawatan Kolostomi.................................................................. 5
2.3 Tujuan Perawatan Kolostomi ................................................................... 5
2.4 Etiologi ..................................................................................................... 6
2.5 Manifestasi Klinis..................................................................................... 6
2.6 Patofisiologi.............................................................................................. 7
2.7 Jenis-jenis Kolostomi ............................................................................... 7
1. Kolostomi Berdasarkan Lokasi ................................................................ 7
2. Kolostomi Berdasarkan Lama Penggunaan.............................................. 8
2.8 Asuhan Keperawatan Kolostomi .............................................................. 8
2.8.1 PENGKAJIAN .................................................................................. 8
2.8.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN .................................................... 10
2.8.3 INTERVENSI KEPERAWATAN .................................................. 10
2.8.4 EVALUASI ..................................................................................... 13
BAB III ................................................................................................................. 14
PENUTUP ............................................................................................................ 14
Kesimpulan ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.2 Latar Belakang


Kolostomi merupakan sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli bedah
pada dinding abdomen untuk mengeluarkan feses (Bouwhuizen, 1999 dalam
Murwani, 2009). Lubang kolostomi yang muncul di permukaan abdomen yang
berupa mukosa kemerahan disebut dengan stoma. Kolostomi dapat dibuat secara
permanen ataupun temporer (sementara) yang disesuaikandengan kebutuhan pasien
(Murwani, 2009).
Kolostomi biasanya disebabkan oleh kanker kolorektal, pecahnya
divertikulitis, perforasi usus, trauma usus atau penyakit/kerusakan sumsum tulang
belakang sehingga tidak adanya kontrol dalam buang air besar. Dari beberapa
penyebab kolostomi, penyebab tersering menurut Indonesian Ostomy
Association/INOA (2010) adalah kanker kolorektal. Kanker kolorektal merupakan
penyakit keganasan yang menyerang usus besar (Manggarsari, 2013). Jenis kanker
ini paling sering ditemui, terutama pada wanita atau pria yang berusia 50 tahun atau
lebih (Irianto, 2012).

2.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui perawatan pada colostomy yang benar
2. Mengetahui pengaruh edukasi terstruktur terhadap pengetahuan, sikap dan
tindakan pasien dalam perawatan kolostomi

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
• Sebuah lubang buatan yang dibuat oleh dokter ahli bedah pada dinding
abdomen untuk mengeluarkan feces (M. Bouwhuizen, 1991)
• Pembuatan lubang sementara atau permanan dari usus besar melalui
dinding perut untuk mengeluarkan feces (Randy, 1987)
• Lubang yang dibuat melalui dinding abdomen ke kolon iliaka untuk
mengeluarkan feces.
Kolostomi di lakukan ketika usus besar, rectum & anus tidak mampu
berfungsi secara normal atau membutuhkan istirahat dari fungsi normalnya.
Kolostomi dibuat dengan membuka dinding abdomen (stoma) untuk
pengeluaran feses dari usus besar (colon). Kolostomi biasanya dibuat setelah
kolon yang mengalami obstruksi direseksi. Kolostomi dapat temporer atau
permanen. Bagian akhir proksimal pada kolon yang sehat dikeluarkan dari
kulit dinding abdomen, kemudian ditempatkan kantong kolostomi untuk
menampung feses.

2.2 Definisi Perawatan Kolostomi


Kolostomi adalah tindakan membuka dinding abdomen, dimana ujungdari
kolon dikeluarkan melalui bukaan tersebut dan membentuk stoma. Kolostomi
dilakukan bila sebagian dari kolon diangkat karena adanya proses keganasan,
kelainan kongetinal, obstruksi usus, atau diberticulitis yang mengenai usus
tersebut lokasi kolostomi pada abdomen tergantung dari bagian kolon yang
digunakan untuk membentuk tipe kolostomi yang dilakukan (Erfandi, 2018).
Stoma terlihat pada dinding abdomen terdiri dari jaringan mukosa usus yang
lembab, hangat, dan mensekresi sejumlah kecil mucus merupakan
kolokutaneostomi yang disebut juga anus preternaturalis yang dibuat untuk
sementara atau menetap (Murwani, 2009).
2.3 Tujuan Perawatan Kolostomi
Tujuan dilakukannya perawatan kolostomi, yaitu (Randy, 1987) :
• Menjaga kebersihan klien
• Mencegah terjadinya infeksi
• Mempertahankan kenyamanan klien dan lingkungannya
• Membantu pasien bebas dari masalah penyakit, obstruksi saluran
pencernaan atau saluran kemih, dan nyeri
• Untuk mengeluarkan sisa pembuangan dari tubuh (feses atau urine)6.
Untuk dekompresi, diversi, dan evakuasi.

5
2.4 Etiologi
Penyebab kanker rektum masih belum diketahui pasti, namun telah dikenali
beberapa faktor predisposisi. Faktor predisposisi lain mungkin berkaitan dengan
kebiasaan makan. Hal ini karena karsinoma rektum terjadi serkitar sepuluh kali
lebih banyak pada penduduk wilayah barat yang mengkonsumsi lebih banyak
makanan mengandung karbohidrat murni dan rendah serat, dibandingkan produk
primitif (Misalnya,di Afrika) yang mengkonsumsi makanan tinggi serat
(Lorraine M.Wilson,2006).
1. Riwayat kanker pribadi Orang sudah pernah terkena kanker kolorektal
dapat terkena kanker kolorektal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita
dengan riwayat kanker di indung telur, uterus (endometrium) atau
payudara mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi untuk terkena
kanker kolorektal.
2. Riwayat kanker kolorektal pada keluarga Jika anda mempunyai riwayat
kanker kolorektal pada keluarga, maka kemungkinan anda terkena
penyakit ini lebih besar, khususnya jika saudara anda terkena kanker
pada usia muda.
3. Faktor gaya hidup Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang
tinggi lemak dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat
resiko yang lebih besar terkena kanker kolorektal pada mereka yang
berusia lebih tua. Lebih dari 90% orang yang menderita penyakit ini di
diagnosis setelah usia 50 tahun keatas.

2.5 Manifestasi Klinis


Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan
kebiasaan defekasi. Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum. Gejala
dapat juga mencakup anemia yang tidak diketahui penyebabnya, anoreksia,
penurunan berat badan, dan keletihan (Suratun & Lusianah, 2014).
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri
dangkal abdomen dan melena (feses berwarna hitam). Gejala yang sering
dihubungkan dengan lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan
obstruksi (nyeri abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi)
serta adanya darah merah segar dalam feses. Gejala yang dihubungkan dengan
lesi rektum adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,
konstipasi, diare bergantian, tenesmus, feses berdarah, serta nyeri hebat pada
lipat paha, labia, skrotum, tungkai atau penis (Lusianah & Suratun, 2014).

6
2.6 Patofisiologi
Kanker rektum terutama (95%) adenokarisinoma (muncul dari lapisan epitel
usus). Dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup
serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya. Sel
kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar kebagian tubuh yang lain
(paling sering ke hati) (Suratun & Lusianah, 2014).

2.7 Jenis-jenis Kolostomi


1. Kolostomi Berdasarkan Lokasi
Lokasi kolostomi dapat dilakukan di kolon ascenden, transversum, atau
descenden sigmoid :
1. Kolostomi transversumKolon transversum lebih sering dipilih sebagai
lokasi kolostomi sementara, jika kolon descenden atau sigmoid masih
membutuhkan waktu untuk healing. Hal ini karena kolon transversum
tidak terikat dengan mesokolon sehingga lebih movable, sehingga lebih
mudah dilakukan operasi anastomosis kembali dalam waktu beberapa
minggu atau bulan. Kolostomi transversum juga dapat bersifat permanen,
misalnya pada kanker kolon yang harus dilakukan reseksi pada kolon
yang tidak memungkinkan dilakukan penyambungan kembali (Berti,
2019).
2. Kolostomi ascendenKolostomi ascenden jarang digunakan karena jika
lokasi defek berada di kolon transversum atau ascenden bagian atas maka
ileostomi lebih sering digunakan. Hal ini karena ileum lebih movable
dibandingkan dengan kolon ascenden sehingga teknik operasi lebih
mudah. Feses yang keluar dari kolostomi ascenden serupa dengan
ileostomi yaitu mengandung banyak enzim-enzim pencernaan sehingga
dapat mengiritasi kulit. Jadwal pengeluaran feses juga tidak dapat diatur
(Berti, 2019).
3. Kolostomi descendenKolostomi descenden atau kolostomi sigmoid
(sigmoidostomi) adalah tindakan kolostomi yang sering dilakukan pada
penyakit di anorektal, sepertigangrene volvulus, malformasi anorektal,
dan kanker anorektall. Sigmoidostomi dapat bersifat sementara atau
permanen, tetapi sebagian besar kasus bersifat permanen (Berti, 2019).
Keuntungan sigmoidostomi dibandingkan dengan kolostomi transverse,
ascending, ataupun ileostomi adalah pada sigmoidostomi kandungan
enzim-enzim pencernaan telah hilang dalam feses, sehingga iritasi
kimiawi terhadap kulit sangat minima

7
2. Kolostomi Berdasarkan Lama Penggunaan
Jenis kolostomi berdasarkan lubang (Harahap, 2006) :
1. Kolostomi permanen
Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan apabila pasien
sudah tidak dapat melakukan defekasi secara normal karena
adanyakeganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon
sigmoid/rectum sehingga tidak memungkinkan feses keluar melalui
anus. Kolostomi permanen biasanya berupa colostomy single barrel
(dengan satu ujung lubang).
2. Kolostomi temporer/sementara Pembuatan kolostomi temporer
biasanya untuk tujuan dekompresi kolon atau untuk mengalirkan feses
sementara dan kemudian kolonakan dikembalikan seperti semula dan
abdomen ditutup kembali. Kolostomi temporer ini mempunyai dua ujung
lubang yang dikeluarkan melalui abdomen yang disebut colostomy
double barrel.
2.8 Asuhan Keperawatan Kolostomi
2.8.1 PENGKAJIAN
a. Pengkajian yang dapat dilakukan menurut Wijaya dan Putri (2013).
Biasanya indetitas klien terdiri Nama, umur, jenis kelamin, status.
agama, perkerjaan, pendidikan, alamat, penanggung jawaban juga
terdiri dari nama, umur penanggung jawab, hub keluarga, dan
perkerjaan. Pada ca colon lebih sering terjadi pada usia 40 tahun, pada
wanita sering ditemukan ca colon dan pada laki-laki lebih sering terjadi
kanker rekti.
b. Riwayat kesehatan.
1. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien mengeluh nyeri dibagian abdomen karena. sudah
melakukan tindakan laparatomi juga kolostomi, jadi klien
merasakan tidak nyaman dengan kondisinya yang sekarang, lagi
pula kalau klien ada tindakan kolostomi maka klien akan sangat
merasakan. tidak nyaman karena bisa jadi akibat anusnya di tutup
maka klien BAB dan flatus di bagian abdomen. Klien juga tidak
bisa bergerak banyak dan susah untuk tidur, tubuh klien biasanya
terasa lemas dan letih, dan nafsu makan akan menurun.
2. Riwayat kesehatan dahulu.
Biasanya pernah menderita polip kolon, radang kronik kolon dan
kolotis ulseratif yang tidak teratasi, ada infeksi dan obstruksi pada
usus besar, dan diet dan konsumsi diet tidak baik, tinggi protein,
tinggi lemak, tinggi serat.
3. Riwayat kesehatan keluarga

8
Biasanya keluarga klien adanya riwayat kanker,diindetifikasi
kanker yang menyerang tubuh atau ca colon adalah turunan yang
sifatnya dominan.
c. Pemeriksaan fisik
• Mata Kunjungtiva anemis.
• Mulut Mukosa mulut kering dan pucat, lidah pecahpecah dan
berbau
• Leher: Distensi vena jugularis (JVP).
• Abdomen: Distensi abdomen, adanya terabe massa, penurunan
bissing usus dan kembung.
• Kulit Tugor kulit jelek, kering (dehidrasi dan malnutrisi).
d. Pengkajian fungsional
a) Aktivitas dan Istirahat
Biasanya kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, merasa
gelisah dan ansietas, tidak tiduran semalaman karena akibat
reaksi nyeri sudah pembedahan.
b) Pernafasan
Biasanya klien nafas pendek, dispnea (respon terhadap nyeri
yang dirasakan) yang ditandai dengan takipnea dan frekuensi
menurun.
c) Sirkulasi
Biasanya takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses
imflamasi dan nyeri), ada perubahan pada tandatanda vital
misalnya tekanan darah meningkat, nadi takikardi, pernafasan
cepat, suhu meningkat.
d) Intergritas ego
Biasanya ansietas ketakutan, emosi kesal, missal perasaan tak
berdaya /tak ada harapan.
e) Eliminasi
Biasanya fasesnya terlihat cair atau lunak karena dipasang
kolostomi di bagian area abdomen.
f) Makan/cairan
Biasanya mual dan muntah juga sering dirasakan oleh klien
setelah dilakukan operasi, maka dari itu akan menimbulkan
penurunan berat badan pada klien tapi itu hanya pada awal-awal
post operasi tetapi lama kelamaan sudah terbiasa
g) Muskulosketal
Biasnya klien mengalami penurunan kekuatan otot akibat sudah
insisi pembedahan itu hanya untuk sementara saja.
h) Seksualitas
Biasanya tidak bisa melakukan hubungan seksual/ fekuensi
menurun.

9
i) Hubungan social
Biasanya ketidak efektifan ber interaksi dan besosialitas dengan
masyarakat karena sakit.

2.8.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN


Risiko/Psikososial
1. Defisit Nutrisi (D.0019)
2. Ansietas (D.0080)
3. Gangguan Citra Tubuh (D.0083)

2.8.3 INTERVENSI KEPERAWATAN


Diagnosa Perencanaan
Keperawat
an
Kriteria Hasil Intervensi
Tujuan
Defisit Setelah a. Porsi makanan
Nutrisi dilakukan yang di habiskan
(D.0019) tindakan meningkat.
keperawat b. Kekuatan otot
an selama pengunyah
3x24 jam meningkat.
status c. Verbalisasi
nutrisi keinginan untuk
membaik. meningkatkan
nutrisi
meningkat.
d. Pengetahuan
tentang pilihan
makana yang
sehat meningkat.
e. Pengetahuan
tentang pilihan
minuman yang
sehat meningkat.
f. Pengetahuan
tentang standar
asupan nutrisi
yang tepat
meningkat.
g. Sikap terhadap
makanan/minum
am sesuai

10
dengan tujuan
kesehatan
meningkat.
h. Berat badan
membaik.
i. Indeks masa
tubuh membaik.
j. Frekuensi
makanan
membaik.
k. Nafsu makan
membaik.

Ansietas Setelah • Verbalitas 1. Identifikasi


(D.0080) dilakukan
khawatir akibat penurunan
tindakan
keperawat kondisi yang tingkat
an selama
dihadapi menurun energi,
…x 24
jam,maka • Perilaku gelisah ketidakmam
diharapkan menurun
pu an
tingkat • Perilakutegang
ansietas menurun berkonsentr
menurun.
asi atau
(L.09093)
gejala lain
yang
menggangg
u
kemampuan
kognitif.
2. Kaji
tingkat
ansietas
(ringan,
sedang,
berat,panik)
3. Berikan
informasi

11
tertulis
tentang
persiapan
dan
prosedur
teknik
relaksasi
4. Jelaskan
tujuan,
manfaat,
batasa, dan
jenis
relaksasi
yang
tersedia.
Gangguan Setelah • Verbalisa si 1. Identifikasi
Citra Tubuh dilakukan
perasaan negative dampak
(D.0083) tindakan
keperawat tentang perubahan situasi
an selama
tubuh menurun terhadap
…x 24
jam,maka • Focus pada perandan
diharapkan penampilan
hubungan.
citra tubuh masalalu menurun
meningkat. • Focus pada bagian 2. Diskusi
(L.09067) tubuh menurun
perubahan
peran
y
angdialami
3. Diskusi
alasankritik
sendirii
Latih

12
keterampi;a
nsosial

2.8.4 EVALUASI
No Hari/Tgl/Jam Evaluasi Ttd
Dx

1. Jumat S : (Subjektif = Respon pasien) -


16/02/24
O : (Objektif = Penilaian
10.00
Perawat Mengenai Kondisi
Pasien)
A : (Assesment = Penilaian
terhadap kondisi klien)
P : (Planning = Perencanaan
tindak lanjut mengenai masalah
keperawatan)

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Kolostomi merupakan suatu membuatan lubang di dinding perut dengan tujuan


untuk mengeluarkan faces dapat bersifat sementara ataupun permanen. Perawatan
Kolostomi adalah Membersihkan stoma kolostomi, kulit sekitar stoma dan
mengganti kantong kolostomi secara berkala sesuai kebutuhan Tujuan perawatan
kolostomi adalah Meningkatkan kebersihan klien, mencegah terjadinya infeksi,
mencegah initusi kulit sekitar stoma, mempertahankan kenyamanan kulit dan
lingkungan sekitar stoma.

14
DAFTAR PUSTAKA

Potter, & Perry. (2011). Implementasi keperawatan. PPNI, T. P. S. D. (2017).


Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik (1
ed.). Jakarta: DPP PPNI.

15

Anda mungkin juga menyukai