Buku Panduan Dak PPKT Ta. 2024
Buku Panduan Dak PPKT Ta. 2024
Buku Panduan Dak PPKT Ta. 2024
PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH TERPADU
MELALUI DAK TEMATIK
PENGENTASAN PERMUKIMAN
KUMUH TERPADU (PPKT)
Seri Umum
Tim Penyusun
Panduan Kebijakan dan Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu melalui DAK Tematik Pengentasan
Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT) - Seri Umum
Pengarah: Tri Dewi Virgiyanti, ST, MEM, Krisno Yuwono S.T., M.T, Ir. J. Wahyu Kusumosusanto, MUM, Ir. K.M. Arsyad, M.Sc.,
Dr. Ir. Yudha Mediawan, M. Dev. Plg, Ir Tanozisochi Lase MSc, Aria Indra Purnama, S.T., MUM, DR. Dra. Hj. Erliani Budi Lestari, M.Si
Koordinator Penulis: Nurul Wajah Mujahid ST., MPA dan Ira Lubis ST., MIDP
Tim Penulis Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas: Laras Primasari,
Debbie Firdaus Sany L, Maudytia Rismalasari, Rangga Pramudya, Maestri Gritanarum
Kontributor:
1. Direktorat Pembangunan Daerah, Kementerian PPN/Bappenas (Via Oktaviani Kusnadi, SE, M.Ak. Ak. CA, Anastasia Branarum Ripah, S.E)
2. Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan, Kementerian PPN/Bappenas (Mohamad Ridho Hasanudin, S.Pd, Afina Azizah, S.Si)
3. Pusat Fasilitasi Infrastruktur Daerah, Kementerian PUPR (Dr. Andie Pramudita, ST., M.Si, Rethon Muliana Canopy, ST., MT.,
Reka Harjuna Pratama, S.Kom)
4. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR (Airyn Saputri Harahap, ST., M.Sc, Farid Baknur, ST,
Rovineida Hizkia Imna, ST, Adrio Fachrezzy, S.Ars, Rafidah Azzar Dea, S.Ars, M.Ars)
5. Direktorat Rumah Swadaya, Kementerian PUPR (Ir. Sutji Mintarti, M.T., Dina Nuzulia, S.T., M.Eng., Arina Fatchurrochmah, S.T.,
Akhmad Rifqi, S.Si)
6. Direktorat Air Minum, Kementerian PUPR (Dades Prinandes, S.T., M.Si, Fajar Dwinugroho, S.T., M.T)
7. Direktorat Sanitasi, Kementerian PUPR (Muhamad Rizat Abidin, ST, MT, M.Sc, Himyar Sugiri, SH, M.AP, Rahmi Jumiarti, ST)
8. Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Perumahan, Kementerian PUPR (Mitha Hasti Suryani, S.T., M.T, Dr. Ringgy Masuin, S.T., M.T,
dan Vionna, S.PWK)
9. Direktorat Konsolidasi Tanah dan Pengembangan Pertanahan, Kementerian ATR/BPN (Lia Fitrasari Rahayu, S.T., M.Si,
Wijayanti Hapsari, S.P., M.T, Kurniawati Sugiyo S.T., M.Si, Yearry Fachmi Alfikri, S.P.W)
10. Direktorat Pengaturan dan Penetapan Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN (Ceto Subagiyo, S.SiT.,M.H, Deni Marzuki, S.H)
11. Direktorat Dana Transfer Khusus, Kementerian Keuangan (Wahyu Eko Asmoro, S.S.T., M.AP, Utomo Satriarso, S.E.)
12. Direktorat Pelaksana Anggaran, Kementerian Keuangan
13. Direktorat Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah, Kementerian Dalam Negeri (Randy Saputra, S.IP, M.Si)
14. Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah II, Kementerian Dalam Negeri (Nitta Rosalin, SE., MA dan Vony Febriana Pratiwi, ST., M.Si)
15. PMU KOTAKU, Kementerian PUPR (Herman Tobo ST, M.Si, M. Reyhan Ferlandy, S.AP, MT, Ayi Sugandhi dan Agus Sudirman)
Testimoni untuk Panduan Kebijakan dan Program Penanganan Permukiman
Kumuh Terpadu melalui DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT)
Pengentasan Permukiman Kumuh membutuhkan kerja bersama antar pelaku pembangunan yaitu
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Pemerintah daerah didorong untuk mempunyai program
penanganan permukiman kumuh masing-masing. Adapun DAK Tematik PPKT ini menjadi salah satu pendanaan
melengkapi APBD, dana masyarakat, dan lainnya. Panduan ini menjadi referensi bagi pelaku pembangunan
khususnya pemerintah daerah dalam menyusun dan mengembangkan program dalam rangka mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh.
Setiap masyarakat memiliki hak terhadap rumah layak huni di dalam lingkungan yang layak, aman, dan
teratur. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, ditambah dengan meningkatnya tekanan
ekonomi dan kebutuhan akan lahan untuk perumahan mengakibatkan MBR sulit mendapatkan rumah layak huni
sehingga terpaksa tinggal di kawasan permukiman kumuh. Melalui DAK Tematik PPKT (DAK Integrasi),
penanganan kawasan kumuh dilakukan secara holistic dan terpadu dengan memperbaiki kualitas permukiman
melalui penyediaan rumah layak huni, akses air minum, dan sanitasi serta prasarana sarana utilitas pendukung
lainnya dalam skala kawasan. Program ini juga merupakan bentuk implementasi dari konsep kolaborasi
pentahelix, dimana kolaborasi dilakukan oleh berbagai aktor, pendanaan, program dan kelembagaan yang
melibatkan berbagai unsur dalam penanganan kawasan kumuh. Kami berharap panduan ini dapat menjadi
acuan dan katalis dalam mengentaskan permukiman kumuh secara terpadu demi meningkatkan kesejahteraan
rakyat Indonesia.
DAK Tematik PPKT menjadi wujud nyata bentuk kolaborasi pemerintah pusat dan daerah serta multisektor
dalam rangka penanganan kawasan kumuh. Sejalan dengan prinsip Konsolidasi Tanah Membangun Tanpa
Menggusur, Kementerian ATR/BPN turut bersinergi dalam mensukseskan program DAK Tematik PPKT dengan
memberikan secure-tenurial, mewujudkan penataan dan penyediaan tanah untuk kepentingan umum. Panduan
ini telah mencakup aspek pertanahan yang diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam proses
pengajuan DAK Tematik PPKT.
Ir. J. Wahyu Kusumosusanto, MUM
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR
Sesuai dengan Visium Kementerian PUPR 2030 yang berupaya mewujudkan 0 Ha kumuh di
Indonesia, pemerintah tengah berupaya untuk mengentaskan kekumuhan. Pengentasan tersebut
diwujudkan salah satunya melalui program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu,
yang mengintegrasikan beberapa sektor kegiatan yaitu air minum, sanitasi, serta perumahan dan
permukiman dalam suatu kawasan. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis yang dapat
memberikan informasi teknis yang jelas kepada Pemerintah Daerah, mulai dari tahap perencanaan
hingga evaluasi, agar Pemerintah Daerah dapat dengan mudah mengikuti proses pelaksanaannya.
Penjelasan yang ada dalam buku ini sangat komprehensif dan mencakup seluruh aspek penanganan
kumuh secara terintegrasi. Saya percaya bahwa dengan mempedomani prinsip dan teknik yang
disampaikan dalam buku ini, Pemerintah Daerah dapat mengatasi masalah kumuh secara lebih efektif.
Dengan adanya buku panduan ini, diharapkan Pemerintah Daerah mampu menyiapkan program
penanganan kumuhnya dengan matang untuk dapat diusulkan penanganannya melalui DAK Tematik
Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
DAK Tematik PPKT merupakan salah satu bentuk strategi penanganan kawasan kumuh secara
terpadu hingga tuntas sehingga diharapkan dapat mengentaskan kumuh di daerah. Dengan adanya
panduan ini pemerintah daerah dapat menyusun program, kegiatan, sub kegiatan, indikator, dan
satuan berdasarkan Permendagri 90/2019 dan pemutakhirannya agar terwujud keseragaman
nomenklatur yang mendukung DAK Tematik PPKT.
DAFTAR ISI PANDUAN Volume 1
Intro
Apa itu panduan Kebijakan dan Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu
melalui DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu?
6
Program Mewujudkan Kota Tanpa Kumuh
01 Konsep dari mewujudkan kota tanpa kumuh secara keseluruhan beserta
pola penanganannya
7
DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
02 Definisi, Komponen penting hingga kunci keberhasilan 30
Kelembagaan
03 Keterkaitan peran antar pemangku kepentingan 40
Best Practice
04 Pembelajaran dari Sebagian Daerah Penerima DAK Tematik Pengentasan
Permukiman Kumuh Terpadu/DAK Integrasi 45
5
Definisi Panduan Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu
melalui DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
Sebuah buku panduan kebijakan dan pedoman teknis bagi para Pemerintah Daerah dalam mengikuti
program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu, yang didalamnya berisikan informasi
mengenai proses perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang dapat dijalankan.
Tujuan Panduan
Menyamakan persepsi semua pihak tentang program penanganan permukiman kumuh,
1 terutama lewat pendanaan DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu.
6
01
Program Mewujudkan Kota
Tanpa Kumuh
Konsep dari mewujudkan kota tanpa kumuh
secara keseluruhan beserta pola penanganannya
7
8
PERMUKIMAN KUMUH SEBAGAI
KEGAGALAN SISTEM PENYEDIAAN
PERUMAHAN Permukiman kumuh adalah
bentuk kegagalan kebijakan,
pemerintahan yang buruk,
korupsi, peraturan yang
tidak tepat, pasar lahan yang
tidak berfungsi, sistem
pembiayaan yang tidak
responsif dan kekurangan
kemauan politik yang
mendasar. Setiap kegagalan
ini menambah beban pada
masyarakat yang sudah
terbebani kemiskinan dan
menghambat potensi
pembangunan manusia yang
dapat ditawarkan oleh
kehidupan kota”
(http://web.mit.edu)
9
Fakta Perumahan dan Permukiman Perkotaan yang Dihadapi
Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Layak Huni 2015-2021 Artinya masih terdapat 35,35% rumah tangga di
60.90% perkotaan yang tinggal di rumah tidak layak huni,
70%
59.54%
51.73% 53.31% 54.09% 56.51% sebagian kemungkinan berada di permukiman kumuh.
60%
64.65%
47.99% Tahun 2021
63.24%
Capaian Rumah Layak Huni
61.09%
59.70%
59.61%
59.21%
60,90%
55.95%
50%
54.82%
54.28%
50.70%
Nasional
47.41%
tertinggi.
46.09%
40% 43.87%
41.66%
30%
Tahun 2021
3,9 juta rumah tangga perkotaan hidup
bersesakan di rumah yang luasnya tidak
20%
64,65% memadai (overcrowded).
10% Perkotaan
1 dari 5 penduduk perkotaan di Indonesia
0%
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
tinggal di permukiman kumuh.
Tahun
Perkotaan Perdesaan Nasional
Sumber: Susenas BPS Diolah Bappenas (2020), World Bank Report: Time To Act (2019)
Risiko Kesehatan bagi Penghuni Kawasan Kumuh Beban Finansial bagi Penghuni
√ Penyakit Diare
Kehilangan Akibat
√ Bencana
√ Penyakit TBC
10
Akar Masalah Perumahan dan Permukiman Tidak Layak Huni:
Urbanisasi yang Tidak Terkelola dengan baik
2015 53.3% Sumber: Kementerian PPN/Bappenas-Final Report of Slum Alleviation Policy and Action Plan (SAPOLA)
2010 49.8%
(Sumber: Sumber: Kajian Strategi Kota Tanpa Kumuh di Metropolitan 2025, Bappenas (2020)
11
Bagaimana Menemukenali Permukiman Kumuh?
Memiliki kekurangan pelayanan dasar, seperti Kepadatan bangunan yang tinggi dengan
contohnya tidak ada akses layak terhadap air kualitas dan bahan bangunan yang buruk,
bersih, mempunyai sanitasi yang buruk, juga mempunyai tata letak bangunan yang tidak
kondisi jalan lingkungan yang tidak memadai. beraturan dan cenderung melanggar aturan
standar bangunan.
Kawasan kumuh akan cepat tumbuh apabila tidak dapat dikenali potensinya, sehingga perlu perhatian pada daerah
dengan tekanan pembangunan tinggi (daerah industri, daerah di tengah kota yang padat penduduk, pusat pekerjaan,
pusat pendidikan, dll.)
Referensi lainnya terkait definisi dan karakteristik kumuh dapat mengacu pada: UN Habitat (Global), Permen PUPR
No. 14/2018 dan BPS (Nasional)
12
Urgensi penanganan permukiman kumuh berbasis program di daerah ?
13
Prinsip dan Kriteria Minimum Hunian Yang Diharapkan Oleh Masyarakat
Sumber: SDGS Goal 11 “A Guide to Assist National and Local Governments to Monitor and Report on SDG Goal 11+ Indicators”
dan UN Habitat “A Practical Guide to Designing, Planning, and Executing Citywide Slum Upgrading Programmes” (2014)
14
Membutuhkan Perubahan Paradigma Penuntasan Permukiman Kumuh
Twin Track Approach sebagai upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh eksisting dengan
upaya untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permukiman kumuh di masa depan.
Meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat yang saat ini tinggal di Menciptakan akses terhadap rumah yang layak terjangkau sebagai
permukiman kumuh upaya mencegah terbentuknya permukiman kumuh di masa depan
Definisi: Upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal Definisi: Upaya yang dilakukan untuk menghindari tumbuh dan
di permukiman kumuh eksisting berkembangnya permukiman kumuh baru
Aspek Kunci: Memastikan adanya pemenuhan terhadap minimum 4 Aspek Kunci: Pemanfaatan berbagai potensi penyediaan lahan
aspek kunci (penanganan rumah, infrasturktur, lokasi, dan keamanan perkotaan, Pengembangan industrialisasi perumahan, Peningkatan
bermukim). kualitas pengawasan dan pengelolaan aset terbangun, dan
Peningkatan sistem pembiayaan perumahan yang terjangkau, dan
Sistem pendukung yang diperlukan: Kemitraan, Pengembangan
perhatian terhadap penanganan tumpang tindih regulasi.
Tabungan Komunitas dan Sistem Kredit Pembiayaan Perumahan,
Penguatan Kapasitas dan Pelibatan Komunitas, dan Pengembangan
Regulasi yang Fleksibel dan ramah bagi MBR
Memenuhi kebutuhaan saat ini untuk meningkatkan kondisi hidup penghuni permukiman kumuh
eksisting sendiri merupakan tugas yang besar. Namun bagaimanapun, upaya tersebut tetap tidak
akan memadai tanpa adanya upaya yang sama besar untuk mencegah tumbuhnya permukiman
kumuh baru di masa depan (Payne, 2005)
15
Komponen Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu
Sosial Ekonomi
Lahan Komponen Menghubungkan
Menjamin keamanan penataan
Penting permukiman kumuh
bermukim.
Tidak dapat dengan peningkatan
berdiri sendiri kapasitas ekonomi
dan kehidupan
social penghuninya.
Keterangan:
* Dapat didanai dari DAK
Fokus penanganan permukiman kumuh ke depan adalah penanganan yang bisa memenuhi
sebanyak mungkin seluruh aspek tersebut.
16
Konsep Tuntas Kumuh yang Terpadu
Dalam menangani permukiman kumuh eksisting secara tuntas sekaligus juga mencegah
terbentuknya permukiman kumuh baru, diperlukan pemahaman dalam hal
“Kota Tanpa Permukiman Kumuh” secara terpadu untuk mencapai 100-0-100.
Before After
Standar ketahanan bangunan tidak layak (atap, lantai, Ketahanan bangunan menjadi layak (atap, lantai, dinding)
dinding) dalam satu hamparan lokasi (100%)
Akses air minum tidak layak/tidak memiliki akses/biayanya Akses air minum menjadi layak/ menjadi memiliki akses
tinggi dalam satu hamparan lokasi (100%)
Akses sanitasi/tempat pembuangan air limbah tidak layak/ Akses sanitasi/tempat pembuangan air limbah menjadi layak/
tidak memiliki akses menjadi memiliki akses dalam satu hamparan lokasi (100%)
Belum ada sistem tempat pembuangan sampah rumah Sudah ada sistem/ business plan tempat pembuangan sampah
tangga rumah tangga dalam satu hamparan (100%)
Belum terlayani akses drainase lingkungan/kualitasnya Sudah terlayani akses drainase lingkungan/kualitasnya menjadi
buruk/ adanya genangan lebih baik/mengatasi masalah utama
Selain itu, ada juga hal-hal yang harus diperhatikan dalam menuntaskan kumuh, yaitu:
1. Mendata aspek pertanahan per penerima manfaat agar menjamin keamanan bermukim.
2. Mengikutsertakan masyarakat dalam setiap prosesnya agar proses pembangunan lancar dan adanya
keberlanjutan agar tidak terjadi kumuh kembali.
3. Penanganan kumuh dengan memiliki konteks/tema yang diusung (misalnya: heritage, penanganan
banjir, penataan kawasan perkotaan, illegal settlement, penataan pesisir/minapolitan).
17
Ilustrasi Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
Salah satu sumber pendanaan yang mengedepankan konsep keterpaduan adalah DAK Tematik
Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT) untuk menggenapkan program yang telah
dimiliki oleh Pemerintah Daerah
Before DAK
Bidang After
Sanitasi
Bidang Lokasi APBN
Sanitasi Prioritas Bidang Pemda
Perumahan & sebagai APBD
Permukiman integrator
Sumber
Bidang Lainnya
Lokasi
Perumahan & Bidang Lainnya Lokasi
Prioritas • Lahan
Permukiman
• Sosial Ekonomi
Prioritas
• Tata Ruang
• Pembiayaan
APBN, APBD,
Sumber Lainnya
18
Opsi Penanganan dalam Mencapai Kota Tanpa Permukiman Kumuh yang
dapat didanai oleh DAK Tematik PPKT
19
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Pemugaran yang Komprehensif
Aspek Pemugaran
Definisi Kegiatan yang dilakukan untuk Perbaikan dan/atau pembangunan kembali Perumahan dan
Permukiman menjadi Perumahan dan Permukiman yang layak huni.
Pendekatan Memperbaiki rumah (ketahanan bangunan, kecukupan luas bangunan) dan infrastruktur
permukiman (drainase lingkungan, jalan lingkungan, air minum, sanitasi) yang layak dan terjangkau
Visualisasi • Apabila kawasan tersebut masih kurang layak untuk aspek air minum, maka hanya bagian aspek
Penanganan air minumnya saja yang diperbaiki. Begitu pula untuk aspek lainnya (rumah yang perlu menghadap
sungai, rumah yang kurang layak, sanitasi kurang layak, dll). Maka dari itu opsi ini lebih berat
kepada penataan spasialnya, karena hanya sebagian dari rumah dan infrastrukturnya yang
diperbaiki (tetap masih dalam satu hamparan).
• Namun, diharapkan pemugaran komprehensif dilakukan secara menyeluruh pada semua sektor,
baik untuk penataan rumah dalam satu hamparan maupun untuk melengkapi infrastruktur lainnya.
20
Skema dan Contoh Pola Penanganan Pemugaran
1. Pemugaran
Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Suku Laut Bajo di Kabupaten Kotabaru Kalsel
21
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Peremajaan
Aspek Peremajaan
Definisi Kegiatan perombakan dan penataan mendasar secara menyeluruh meliputi rumah dan Prasarana,
Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Permukiman.
Pendekatan • Dilaksanakan dengan membangun kembali hunian di lokasi yang sama, sehingga penerima
manfaat perlu ada hunian sementara.
• Pelibatan masyarakat dalam setiap tahapan.
Karakteristik Lokasi • Biasanya diaplikasikan pada kasus kawasan kumuh sedang dan berat
yang ditangani
• Tata ruang sesuai dengan permukiman
• Status tanah bisa ilegal dan legal
• Tekanan pembangunan tinggi
Keunggulan • Menangani kumuh dari 0 (perombakan dan pembuatan fondasi) sehingga dapat merencanakan
desain dari awal.
• Terdapat perubahan penataan letak sehingga lebih tertata dan terlihat perubahannya.
• Bisa ada pemanfaatan lahan untuk kepentingan publik karena adanya efisiensi penggunaan tanah.
Visualisasi • Apabila kawasan tersebut memiliki tingkat kumuh yang sedang/berat atau memiliki masalah
Penanganan kekumuhan yang perlu perombakan, maka opsi ini menjadi lebih tepat.
• Rumah dirobohkan terlebih dahulu, sehingga masyarakat yang menempati perlu hunian sewa
sementara. Pemda dapat memberikan dalam bentuk hunian sewa/uang sewa.
22
Skema dan Contoh Pola Penanganan Peremajaan
2. Peremajaan
Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Semanggi Surakarta
23
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Relokasi yang Komprehensif
Aspek Relokasi
Definisi Kegiatan memindahkan masyarakat terdampak dari lokasi Perumahan Kumuh atau Permukiman
Kumuh yang tidak mungkin dibangun kembali karena tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/
atau rawan bencana
Pendekatan • Lokasi baru menjadi permukiman baru bagi warga dengan status lahan yang lebih baik dan aman
• Lokasi lama digunakan sesuai dengan fungsinya dan kepentingan peruntukannya bagi
masyarakat umum
• Perlu memastikan opsi ini merupakan yang terbaik, mengingat bahwa opsi ini paling sulit dilakukan
dan membutuhkan beberapa kajian
Karakteristik • Biasanya diaplikasikan pada kasus kawasan kumuh berat, sedang, ringan
• Tata ruang lokasi awal biasanya tidak sesuai dengan permukiman
• Lahan ilegal
• Tekanan pembangunan tinggi
Visualisasi • Pemindahan hunian masyarakat dari lokasi yang memiliki status tata ruang yang ilegal/tidak
Penanganan sesuai tata ruang /mengakibatkan bencana/ bahaya sehingga menciptakan kumuh.
• Lokasi tersebut perlu ada kajian khusus dan perencanaan yang matang dengan memindahkan
huniannya ke lokasi yang aman sesuai dengan tata ruang serta memenuhi penghidupannya
(pendidikan, kesehatan, pekerjaan).
• Apabila lokasi tersebut dapat dihuni namun tidak sesuai dengan peruntukannya,
perlu mendiskusikan dengan Kantor Pertanahan setempat jika dapat disesuaikan melalui
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR).
24
Skema dan Contoh Pola Penanganan Relokasi
3.Relokasi
Studi kasus: Pembangunan Permukiman Baru Langsa
Kondisi Sebelum
Penanganan
Proses Pembangunan
Lokasi Lama
Proses Pembangunan
Lokasi Baru
25
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Pembangunan Perumahan Baru
Definisi Pembangunan perumahan baru dalam rangka mencegah permukiman kumuh atau menangani
backlog (berpengaruh pada luas hunian per kapita)
Pendekatan • Diperuntukan untuk masyarakat yang sama sekali tidak mampu mencicil atau membangun rumah
secara swadaya
• Diperuntukan untuk masyarakat yang belum memiliki rumah/backlog
• Pembangunan baru rumah disediakan/difasilitasi oleh Pemerintah Daerah dan kontribusi dari
masyarakat (mencicil tanah/menabung untuk membangun rumah).
26
Skema dan Contoh Pola Penanganan: Pembangunan Perumahan Baru
Kondisi Sebelum
Penanganan
Ilustrasi Rencana
Pembangunan
Perumahan
Proses Pembangunan
Peremajaan Permukiman
Kumuh
27
Ilustrasi Kombinasi Pola Penanganan
Contoh: Kab. Kolaka
Pola penanganan yang dipilih oleh pemerintah daerah memungkinkan untuk memilih
kombinasi antara pemugaran, peremajaan dan relokasi sesuai dengan kondisi lapangan
untuk menuntaskan kumuh.
Penataan Kawasan
Peremajaan
Relokasi Pemugaran
28
Persiapan yang Harus Dilakukan Pemerintah Daerah
No Yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah Output Pemugaran Peremajaan Relokasi Pem.Baru
1 Menyusun perencanaan dan program/ kegiatan yang didukung Data kondisi kumuh, kepadatan, biaya,
dengan data dan informasi sektoral yang spasial dan akurat, kepemilikan lahan, data sosial-ekonomi,
termasuk penyusunan kajian urgensi pelaksanaan penanganan dokumen perencanaan.
permukiman kumuh. Sebisa mungkin perencanaan melibatkan
masyarakat.
2 Membuat kesepakatan dan kemitraan antara pemerintah daerah Berita acara kesepakatan sebagai bentuk
dan masyarakat untuk menangani kumuh. persetujuan masyarakat (per data BNBA).
3 Memfasilitasi kolaborasi berbagai pihak yang terlibat dalam setiap Pihak-pihak yang terlibat setuju untuk mem-
tahapan, termasuk menyediakan pendamping berikan dukungan konkret.
4 Menyediakan pendanaan dan pembiayaan perbaikan dan/atau Tersedia dana stimulus untuk perbaikan
pembangunan perumahan dan ketersediaan infrastruktur yang rumah serta infrastruktur permukiman, juga
terjangkau dan berkelanjutan. bantuan pembiayaan untuk mendorong
keswadayaan.
5 Menyediakan Fasilitas pembiayaan mikro perumahan dan lemba- Produk pembiayaan terjangkau bagi mas-
ga penjaminnya. yarakat untuk digunakan memperbaiki
penghidupan ke depannya.
6 Memfasilitasi/menyediakan Teknologi konstruksi untuk pembangu- Desain rumah dan pembangunan yang
nan rumah. menggunakan teknologi efektif dan efisien.
7 Menyepakati protokol hidup bersama pasca penanganan dan Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan
rencana pengelolaan kedepan. jangka panjang dan aturan hidup Bersama.
8 Menjamin kejelasan hak atas tanah dan bangunan (berpeluang Proses sertifikasi pertanahan agar menjadi
untuk konsolidasi tanah), peningkatan daya tampung (density), milik masyarakat, desain siteplan/master-
vertikalisasi, memiliki nilai tambah/manfaat publik. plan yang efektif dan efisien secara spasial
serta pemanfaatan lahan untuk kepentingan
publik.
9 Menyediakan hunian transit sebagai tempat tinggal sementara . Keputusan skema uang sewa sementara
dan/atau penyediaan hunian transitnya.
10 Memilih lokasi baru dan menyediakan lahan yang harus menawar- Laporan pemilihan lokasi baru berdasarkan
kan penghidupan yang lebih baik kajian/keputusan Bersama dengan mem-
perhatikan kualitas lahan dan kestrategisan
lokasi.
29
02
DAK Tematik Pengentasan Permukiman
Kumuh Terpadu (PPKT)
Definisi, Komponen penting hingga kunci keberhasilan
30
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan DAK Tematik Pengentasan Permukiman
Kumuh Terpadu (PPKT)
Menyelesaikan penanganan
permukiman kumuh yang terparah
dan tersulit.
31
Kerangka Kerja Logis DAK dalam Lingkup PPKT
OUTPUT 70 PK unit rumah Pertanahan: SR jaringan listrik Hibah Cat Rumah Unit terbangun yang
80 PB unit rumah Sertifikat SHM Hibah Air minum dikonstruksi sesuai spesifikasi/
1500 meter PSU & Drainase untuk 160 KK standar/aturan berlaku
Tambahan Unit
120 SR Air Minum
Rumah
120 SR IPAL Pendekatan/
Sosialisasi ke
1 unit TPS3R Masyarakat
32
Prinsip Pelaksanaan Kegiatan DAK Tematik PPKT
Tematik
bukan hanya berupa pencapaian
pengurangan kumuh secara visi, rencana, dan peta jalan pemerintah daerah
PPKT
numerik satu sektor, tapi juga dapat dalam mengentaskan permukiman kumuh, DAK
dilihat secara spasial dan berbagai Tematik PPKT hanya menjadi salah satu sumber
indikator pendanaan yang dilakukan dalam format beauty
contest/kompetisi
33
Syarat yang Harus Dipenuhi Sebelum Mengusulkan DAK Tematik PPKT
MEMPUNYAI PROGRAM
Pemda memiliki program penanganan kumuh yang sudah
tertuang dalam dokumen perencanaan, dilakukan bertahap
setiap tahunnya seperti perencanaan, pendataan, proses
pertanahan, namun hanya aspek pendanaan saja yang
diperlukan untuk menyelesaikan program yang sudah
berjalan, bukan daerah yang “baru” merencanakan program
menangani kawasan kumuh tertentu ketika ingin
mendapatkan DAK.
MELIBATKAN MASYARAKAT
Pemda diharapkan untuk mengikutsertakan masyarakat
sebagai penerima manfaat untuk terlibat dalam setiap
prosesnya. Hal ini akan tumbuh rasa kepemilikan bersama
dan meminimalisir konflik sosial.
34
Prinsip Pelaksanaan Kegiatan DAK Tematik PPKT
Kriteria Umum:
1. Adanya kegiatan eksisting yang telah disusun di lokasi penanganan
Program/Kegiatan 2. Mengusulkan rumah termasuk PSU dan drainase, air minum dan sanitasi (air limbah dan TPS3R)
Penanganan dalam satu hamparan. Apabila air minum/sanitasi/aspek lainnya sudah ditangani, maka tidak perlu
mengusulkan aspek tsb.
Permukiman Kumuh 3. Menuntaskan kumuh dengan disertakan simulasinya. Artinya, seluruh penerima manfaat harus
yang Terpadu terlayani dan menerapkan 100-0-100 (tuntas kumuh/nol kumuh)
4. Sudah melaksanakan pendekatan dengan masyarakat melalui diskusi
5. Sudah melaksanakan koordinasi dengan Kantor Pertanahan dan mengetahui status tanahnya
Kriteria Umum:
Anggaran dan Sumber 1. Adanya pemetaan dari berbagai macam komponen dalam penanganan kumuh beserta sumber
Pembiayaan pembiayaannya.
35
Do’s and Don’t’s Pelaksanaan DAK Tematik PPKT
Do’s Don’t’s
kerangka besar Program Penanganan Permukiman Kumuh terpadu dan Membuat proposal program penanganan kumuh tanpa
komprehensif yang tertuang dalam dokumen perencanaan Pemerintah perencanaan yang matang hanya demi mendapat
Daerah dan sudah dilakukan beberapa proses persiapan. pendanaan DAK Tematik PPKT.
Memetakan dan melibatkan mitra dan pemangku kepentingan terkait Mengesampingkan pentingnya kontribusi yang diberikan
dengan pembagian peran dan koordinasi antar Lembaga yang jelas. komunitas.
Menentukan leading sector (pihak) yang menangani di lapangan baik Melaksanakan penanganan kumuh yang tak berdasar kajian/
tahap perencanaan maupun pelaksanaan. urgensi untuk perkotaan.
Mendukung inisiatif yang lahir dari penduduk di pemukiman kumuh Menggunakan standar pembangunan yang tidak sesuai dan
sebagai kekuatan dari sebuah komunitas melalui pendampingan yang tidak dapat diberlakukan pada masyarakat berpenghasilan
memadai. rendah, miskin dan rentan.
Memastikan jaminan kepemilikan dan hak bertempat tinggal secara jelas, Hanya bergantung pada subsidi pemerintah atau pada biaya
terutama bagi masyarakat yang menempati lahan secara ilegal dari penghuni permukiman kumuh. Harus ada sharing dana
sebelumnya. dari Pemerintah Daerah atau sumber pendanaan/
pembiayaan lainnya.
Memadukan program DAK Tematik PPKT dengan konteks/tema besar Mempertimbangkan perbaikan permukiman kumuh hanya
sesuai dengan karakteristik lokal (missal: penciptaan lapangan pekerjaan dari satu aspek saja (sosial/ekonomi/fisik).
dan pengembangan ekonomi lokal) untuk keberlanjutan livelihood
masyarakat penerima manfaat yang kurang berdaya/miskin dan rentan.
Melibatkan masyarakat untuk turut berperan dalam berbagai tahapan baik Melaksanakan DAK Integrasi tanpa koordinasi antar institusi/
dari perencanaan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan. OPD.
Membuat aturan hidup bersama di lingkungan baru atau yang telah Acuh terhadap regulasi yang berlaku
diperbaiki
Menyediakan anggaran yang efektif dan efisien untuk hunian penduduk Tidak memperbaharui dan menggunakan basis data, apalagi
miskin dan rentan serta mengembangkan potensi pembiayaan lainnya. sampai memanipulasi.
Memposisikan Pemda sebagai pemilik, nakhoda dan integrator program Mengusulkan lokasi yang scattered/jarak antar rumahnya
penanganan kumuh yang terpadu. jauh.
Mempunyai basis data/pendataan yang selalu diperbaharui dengan Menangani rumah yang sudah mendapatkan bantuan rumah
sistem yang mumpuni. layak huni.
36
Ilustrasi Siklus Program DAK Tematik PPKT
Goals: Menyiapkan pemerintah daerah untuk menyusun program penanganan kumuh terpadu sekaligus menjadi integrator
Ineligible
not ready
ready for
implementation
Seluruh proses tersebut telah dipilotkan dalam DAK Integrasi Tahun 2021-2022 dan perencanaan Tahun 2023
37
Tahapan dan Linimasa DAK Tematik PPKT
T-2 – Persiapan
T-1 – Perencanaan
T-0 – Pelaksanaan
38
Ilustrasi Siklus Program DAK Tematik PPKT
PARTISIPASI PROGRAM
MASYARAKAT PENDAMPINGAN LAHAN KELEMBAGAAN TERPADU
• Masyarakat sebagai • Terlibatnya fasilitator • Membangun tanpa • Adanya komitmen dari • DAK Integrasi
pelaku bukan hanya untuk mendampingi menggusur. Kepala Daerah. dilaksanakan sebagai
sebagai penerima masyarakat secara bentuk dukungan
• Pemda berkomitmen • Terdapat koordinator
manfaat, sehingga intensif dalam proses terhadap visi dan
dan memperjuangkan dalam perencanaan
mereka mendukung penataan, penengah program penanganan
pelepasan aset hingga dan pelaksanaan
dan terlibat penuh antara masyarakat dan kumuh terpadu Daerah.
sertifikasi program penanganan
dalam pelaksanaan Pemerintah serta
kumuh. • Kolaborasi pendanaan
memantau progres. • Mengkonsolidasi
program.
lahan dan • Terlibat aktifnya (APBD, APBN, CSR) di
• Masyarakat berpartisi- • Pendampingan dan satu lokasi yang sama
menyediakan ruang fasilitator dan
pasi sebagai fasilitasi dilakukan sehingga hasil
publik sebagai multiple masyarakat.
kolaborator dari mulai secara kontinyu oleh programnya
objective.
Pemda Kab/Kota. • Terdapat kolaborasi
urun rembug desain berdampak besar dan
dan koordinasi yang
hingga menjadi tenaga terlihat secara spasial
baik antar pihak.
kerja sukarela dan turut
memantau progres.
• Terbentuknya
Kelompok Kerja
Masyarakat (Pokja)/
Komunitas untuk
pengelolaan.
39
03
Kelembagaan
Keterkaitan peran antar pemangku kepentingan
40
Stakeholders dalam DAK Tematik PPKT
K oordinasi Pus at
• BPPW DJCK PUPR • Pemerintah Provinsi (34 Provinsi) • Dinas PUPR Kab/Kota
• Balai P2P Ditjen Perumahan PUPR • Pemerintah Daerah (514 Kab/Kota) • Dinas LH Kab/Kota
• BBWS Ditjen SDA PUPR • Bappeda Provinsi • Inspektorat Kota/Kab
• Bappeda Kab/Kota • Korkot KOTAKU
• Dinas Perumahan dan Permukiman Kab/Kota
41
Matriks Peran Lembaga Dalam Proses Pelaksanaan DAK Tematik PPKT
Kementerian PUPR Merumuskan konsep pelaksanaan • Penilaian persyaratan dan seleksi teknis Evaluasi pelaksanaan DAK
(PFID) DAK Integrasi & Sosialisasi kepada Integrasi (kegiatan dan anggaran)
• Pendampingan terhadap direktorat teknis terkait pelaksanaan DAK
tim pelaksana teknis
Kementerian PUPR • Merumuskan konsep • Penyiapan konsep penanganan permukiman kumuh terintegrasi Evaluasi pelaksanaan DAK
(Perumahan dan pelaksanaan DAK Integrasi Integrasi (kegiatan dan anggaran)
• Sinkronisasi program DAK integrasi dengan program K/L APBN
DJCK)
• Penetapan Readiness Criteria
• Penilaian persyaratan dan seleksi teknis
Kementerian ATR/ Memfasilitasi informasi status Fasilitasi program sertipikasi tanah Monitoring penerbitan sertipikasi tanah DAK Integrasi
BPN tanah serta program sertipikasi
Kementerian • Penyiapan regulasi terkait Verifikasi usulan anggaran Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran DAK integrasi
keuangan proses penganggaran DAK pelaksanaan kegiatan DAK
Integrasi Integrasi
• Evaluasi Kinerja Penyerapan
DAK tahun sebelumnya
Balai Pelaksana/ Koordinasi dengan Pemda dan Pendampingan terhadap Pemda da- Pengawasan terhadap Evaluasi pelaksanaan kegiatan
UPT Unit Pengampu (Ditjen) lam penyusunan rencana pelaksanaan masyarrakat dalam penanganan permukiman kumuh
DAK pelaksanaan DAK integrasi
Bappeda Prov Pendampingan terhadap Verifikasi usulan DAK Integrasi yang Pengawasan terhadap Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Bappeda Kab/Kota dan Dinas Kab/ diajukan Bappeda/Dinas Kab/Kota masyarrakat dalam penanganan permukiman kumuh
Kota terkait pelaksanaan DAK integrasi
Bappeda Kab/Kota • Identifikasi Kawasan yang ber- • Penyiapan lahan, readiness criteria Pengawasan terhadap Evaluasi pelaksanaan kegiatan
potensi melaksanakan kegiatan masyarrakat dalam penanganan permukiman kumuh
• Penerbitan insentif perizinan
DAK Integrasi pelaksanaan DAK integrasi
• Sosialiasi kepada masyarakat
• Penyesuaian RTRW/RDTR dan
aturan terkait tata ruang • Perencanaan Teknis (koordinasi
lainnya dengan DitJen teknis)
42
Matriks Peran Lembaga Dalam Proses Pelaksanaan DAK Tematik PPKT
Kementerian PUPR • Membantu Pemerintah Daerah Membantu Pemerintah Daerah • Memonitoring proses Memberikan fasilitasi kepada
(PFID) untuk menyusun konsep dan untuk menyiapkan hal-hal teknis pembangunan. masyarakat terkait dengan hidup
dokumen perencanaan penanganan kumuh. keberlanjutannya.
penanganan kumuh. • Memimpin proses
pembangunan di lapangan.
• Menghubungkan/mengadvokasi
masyarakat penerima manfaat. • Melaksanakan pelaporan
berkala.
MANAJEMEN PMU
PERGURUAN TINGGI CSR NGO PEMERINTAH DESA
KONSTRUKSI (SEBAGAI PIHAK KETIGA)
Membantu proses Mengkomandokan Sebagai Kolaboratif dalam Membantu Membantu proses
kajian dan berbagai stakeholder rekomendasi untuk DAK melengkapi keterlibatan/ pendekatan dengan
perencanaan (Kendal). di lapangan (Tual). Integrasi kedepannya kebutuhan pendampingan masyarakat terkait
dalam membantu perumahan DAK masyarakat/proses program penanganan
Pemerintah Pusat. Integrasi, misalnya perencanaan dan kumuh (Gresik)
dengan pelaksanaan
penyediaan cat (Arkom, RUJAK)
(Solo, Tual).
43
Alur Koordinasi Tahapan Kegiatan DAK Tematik PPKT
Bappenas,
8
KPUPR, Bappenas, Bappenas,
PUSAT Kemenkeu, KPUPR, KPUPR, Kemenkeu
Bappenas, Bappenas,
KPUPR KPUPR
Kemendagri Kemendagri ATR/BPN
15 16
3 9
7 19
APIP, BPKAD
Bappeda, BPN,
Dinas PKP, 17
Bappeda, 6 Dinas PKP/ 10 14 Bappeda, Bappeda,
Koorkot KOTAKU, Bappeda,
Dinas PKP, Bappeda/ Dinas PKP/ Dinas PKP, Dinas PKP,
Dinas terkait
Kab/Kota BPN, Koorkot Dinas PKP/ Kepala Bappeda/ Dinas PKP
BPN, Koorkot BPN, Koorkot
lainnya, Teknis
KOTAKU Daerah Kepala 13 KOTAKU KOTAKU
Perguruan
Daerah
Tinggi, Swasta 18
11
1 2 4 5
12
44
Pembelajaran dari Sebagian Daerah Penerima DAK Tematik
04
Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu/DAK Integrasi
Daerah-daerah yang dapat dijadikan pembelajaran dalam
kegiatan DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
yang telah berjalan
45
Before-After Semanggi (Sekarang HP0001 Mojo), Kota Surakarta
Pembangunan Rumah
dengan Teknologi
Ruspin
46
Peremajaan Permukiman di Kawasan Semanggi, Kota Surakarta
Program penanganan kumuh melalui DAK Integrasi dengan pola peremajaan yang memiliki konsep konsolidasi
tanah dengan melibatkan masyarakat setempat untuk bersama-sama menciptakan hunian yang layak.
Luas area 5,5 Hektar ditempati oleh 253 rumah tangga dengan luas kavling masing-masing 36m2.
Sisa lahan digunakan untuk Markas Brimob, SMA, dan PSU.
Penataan dengan Pola Peremajaan melalui Konsolidasi Tanah dengan total 253 Unit
melibatkan masyarakat dari tahap perencanaannya. Warga Semanggi dengan KTP
Surakarta diberikan Hunian Sementara dan Non KTP Surakarta diberikan biaya transporta-
si untuk kembali ke lokasi asalnya melalui APBD.
Perumahan dilengkapi dengan jalan lingkungan sepanjang 1.783 meter dan drainase
sepanjang 2.250 meter, 1 unit IPAL, penambahan pipa dan SR air limbah, dan layanan air
Skema Program dan
minum perpipaan.
Sumber Pendanaan
Tanah: semula milik Pemda, kemudian dilepaskan menjadi tanah bebas (Hak Pakai) yang
diproses sertifikasinya menjadi hak milik masyarakat
Rumah, air minum, sanitasi, PSU dan drainase: DAK Integrasi Tahun 2021
Pendampingan dan Pemberdayaan: Pemerintah Kab/Kota, KOTAKU dan Akademisi.
Pengecatan: CSR
Teknologi: Ruspin
Jumlah Terbangun 253 unit rumah (tahun 2021), dan 250 unit (tahun 2022)
47
Before-After Semanggi (Sekarang HP0001 Mojo), Kota Surakarta
2016- 2017 -
< 2000 2017 2019 2019 2020 2021
• Masyarakat • Pemkot melakukan • Proses pendekatan • Pemerintah Kota • Pemerintah Kota • Pelaksanaan DAK
sering mendapat pendataan kepada masyarakat mendapatkan melakukan Integrasi.
isu lokasinya akan dengan melibat- dari ARKOM. sosialisasi DAK Ekspose DAK
digusur. kan Satpol PP. • KOTAKU mulai Integrasi dari Integrasi kepada
• Masyarakat • Masyarakat yang terlibat menyusun Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat
merasa perlu untuk tergabung dalam dokumen LARAP dan • Pemerintah Kota dengan hasil lolos
mendapatkan hak Pokja Masyarakat desain masterplan. menyiapkan surat sebagai lokasi
legal. membuat spanduk minat dan piloting.
• Pemerintah Kota
• Masyarakat kepada Pemkot. belum mengang- administrasi • Pemerintah Kota
mengirimkan surat • Pemkot mengajak garkan lokasi lainnya. mengadakan
ke Pemerintah berdiskusi dengan penanganan kumuh rapat Paripurna
Kota. masyarakat. di Kws. Semanggi. dengan DPRD
untuk proses
• Pemda melibatkan • Walikota • Advokasi dengan
pelepasan tanah
Satpol PP dalam berkomitmen nol DPRD, BBWS, dll
kepada
rangka penertiban. kumuh dan hibah untuk hibah lahan
masyarakat.
lahan kepada dimulai.
masyarakat.
• Pemkot menunjuk
Arkom untuk
mendampingi.
CATATAN
• Sebelum adanya DAK Integrasi, Kawasan Semanggi direncanakan untuk penataan Kawasan
kumuh.
• Masyarakat sudah teradvokasi informasi terkait penataan kawasan.
• Saat itu, belum teranggarkannya penataan kawasan ini.
• DAK Integrasi sebagai pelengkap dan pendukung.
48
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kota Surakarta
49
Tantangan DAK Integrasi Kota Surakarta
50
Before-after Weleri Asri, Kabupaten Kendal
51
Perumahan Komunitas Weleri Asri Kabupaten Kendal
Program kolaborasi masyarakat dengan pemerintah kab/kota, pemerintah pusat, dan akademisi untuk
pembangunan perumahan layak huni bagi MBR (Metode ABCG).
Luas area 1,8 Hektar akan ditempati oleh 170 rumah tangga dengan luas kavling masing-masing
60m2. Sisa lahan seluas 0,7 Ha digunakan untuk PSU.
Pembangunan unit rumah beserta PSU di atas tanah yang dibeli secara berkelompok
oleh masyarakat. Masing-masing rumah tangga memperoleh kavling seluas 60 m2 dan
rumah seluas 36m2 dengan komponen lengkap (kecuali plafon). Perumahan dilengkapi
dengan jalan lingkungan selebar 6-8 meter dan drainase, IPAL di 3 titik, layanan air
minum PDAM, dan TPS3R.
Skema Program dan
Sumber Pendanaan Tanah: milik masyarakat yang dibeli secara berkelompok, termasuk untuk
pematangannya. Program sertipikasi menggunakan Konsolidasi Tanah Swadaya pada
tahun 2021
Rumah dan PSU: DAK Integrasi Tahun 2021
Pendampingan dan Pemberdayaan: Pemerintah Kab/Kota, KOTAKU dan Akademisi.
Besar Cicilan Masyarakat mencicil lahan senilai Rp 700-800 ribu selama maksimal 10 tahun.
52
Before-After Kronologi Pengembangan Perumahan Komunitas Kabupaten Kendal
• Diadakan forum diskusi • OPD Bersama masyarakat • Diusahakan pengembangan • Pemerintah Kabupaten • Pelaksanaan DAK
OPD, akademisi, menyusun DED dan RAB perumahan komunitas di melakukan Ekspose DAK Terintegrasi TA 2021 untuk
asosiasi pengembang, Curug Sewu. lokasi lain, yaitu Weleri Asri Integrasi kepada mendukung
dan komunitas • Dilakukan proses sebagai replikasi dari Pemerintah Pusat dengan pengembangan
masyarakat untuk sertifikasi lahan Curug skema Curug Sewu. hasil lolos sebagai lokasi Perumaan Komunitas
menjaring gagasan Sewu oleh Kantor • Komunitas membeli lahan piloting. Weleri Asri.
penyediaan perumahan Pertanahan di Weleri Asri. • Pemerintah Kab. • Pelaksanaan Konsolidasi
MBR. Kendal bersama Tanah Swadaya sebagai
• Proses verifikasi • Pemerintah daerah
• Adanya komitmen peserta dan mulai membantu menyusun DED komunitas menyusun program sertipikasi
optimalisasi program masuknya perbankan. dan RAB Weleri Asri. rencana pemanfaatan pertanahan
BSPS untuk masyarakat dan pengembangan
• Peletakan batu pertama • Desember 2019: adanya
non-bankable. perumahan.
di Curug Sewu: proses sosialisasi DAK Terintegrasi
• Gagasan perumahan pelaksanaan konstruksi dari pemerintah pusat.
komunitas dicetuskan. dimulai.
• Sosialisasi OPD dan tim
universitas ke berbagai
komunitas.
• Pencarian lahan oleh
komunitas peserta
program. CATATAN
• Terpilihnya lokasi • Sebelum adanya DAK Integrasi, perumahan komunitas sudah dilaksanakan di Curug Sewu.
perumahan Curug Sewu • Masyarakat calon penghuni Weleri Asri sudah mengkoordinir dirinya sendiri dalam bentuk komunitas sebelum DAK
sebagai lokasi Terintegrasi hadir.
pengembangan pertama. • Walau sudah ada rencana pembangunan perumahan komunitas, namun baru lahan yang sudah jelas pengadaannya.
Pembangunan perumahan dan penataan kawasannya belum teranggarkan.
• DAK Integrasi sebagai pelengkap dan pendukung.
53
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kabupaten Kendal
KEAKTIFAN KOMITMEN
KOMUNITAS KOLABORASI PENDAMPINGAN LAHAN PEMDA
• Komunitas sebagai • Adanya forum PKP yang • Fasilitator sebagai • Adanya hak • Komitmen kepala
pelaku perubahan. aktif berdiskusi untuk penengah masyarakat keamanan bermukim daerah untuk
Tercipta masyarakat penyelesaian isu-isu dan pemerintah dalam dengan membeli tanah pengembangan
yang guyub dan perumahan. hal penyiapan dari perseorangan perumahan komunitas
memiliki rasa program, perencanaan kepada komunitas (visi untuk mendirikan
• Adanya inisiatif
kepemilikan serta desain, pelaksanaan, yang dicicil melalui satu perumahan
pendekatan ABCG
kebersamaan, yang dan pasca bank. komunitas di setiap
yang melahirkan
berhasil menciptakan pelaksanaan. kecamatan).
pengembangan
inovasi untuk perumahan komunitas.
mengubah nasibnya
sendiri.
54
Tantangan DAK Integrasi Kabupaten Kendal
55
Before-after Timbang Langsa, Kota Langsa
56
Perumahan Relokasi Timbang Langsa, Kota Langsa
Program relokasi masyarakat penghuni bantaran dan sempadan Sungai Krueng Langsa yang kumuh ke lokasi
baru Kawasan Timbang Langsa dengan sarana dan prasarana yang memadai.
Pembangunan unit rumah beserta PSU di atas tanah Pemerintah Kota yang akan
diserahkan kepada masyarakat. Masing-masing rumah tangga memperoleh kavling
seluas 150 m2 dan rumah seluas 36m2 dengan komponen lengkap. Perumahan dilengkapi
dengan jalan lingkungan selebar 6 meter dan drainase, IPAL komunal, dan layanan air
Skema Program dan minum PDAM. Pemerintah Kota menyediakan fasilitas seperti pasar, puskesmas dan
Sumber Pendanaan sekolah sebagai sarana prasarana dasar permukiman dari APBD.
57
Kronologi Relokasi ke Kawasan Timbang Langsa, Kota Langsa
• Pendataan atau • Penyiapan dan • Pemindahan • Proses sosialisasi • Pelaksanaan • Pelaksanaan DAK
pembuatan data- pematangan pertama kepada pembangunan 103 Integrasi.
base masyarakat lahan seluas 14 masyarakat ke masyarakat unit rumah melalui • Proses sertifikasi
bantaran dan Hektar untuk lahan Timbang penghuni bantaran BSPS di lahan lahan
sempadan Sungai relokasi penduduk. Langsa yang Krueng Langsa. Timbang Langsa
Kota Langsa • Status lahan sudah berasal dari • Pemerintah Kota • Pemerintah Kota
• Inisiasi program clear menjadi milik bantaran rel KAI. mendapatkan melakukan
penanganan kumuh pemerintah kota sosialisasi DAK Ekspose DAK
di sepanjang setelah dihibahkan Integrasi dari Integrasi kepada
bantaran dan oleh PT Timbang Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat
sempadan Sungai Langsa. • Pemerintah Kota dengan hasil lolos
Kota Langsa oleh menyiapkan surat sebagai lokasi
Dinas PUPR Kota minat dan piloting.
Langsa administrasi
lainnya.
CATATAN
• Lokasi asal di bantaran Krueng Langsa saat ini dibangun Ruang Terbuka Publik yang dapat dinikmati seluruh masyarakat Kota Langsa.
58
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kota Langsa
59
Tantangan DAK Integrasi Kota Langsa
KESERAGAMAN KEBERLANJUTAN
PROSES SERTIFIKASI KUALITAS RUMAH PADA
LAHAN PERMUKIMAN
KAWASAN
60
Before-after Widuri, Kab. Pemalang
61
Peremajaan Permukiman di Kawasan Widuri, Kab Pemalang
Program penanganan kumuh melalui DAK Integrasi dengan pola campuran antara pemugaran dan peremajaan
dalam satu hamparan untuk masyarakat pesisir.
Luas area 3,11 Hektar di RT03-RW01 Kel. Widuri, RT04-RW01 Kel. Widuri dan RT02-RW05 Kel. Sugiwaras.
Penataan dengan Pola Campuran yaitu Pemugaran dan Peremajaan dengan total 122
Unit di dalam satu hamparan/mengelompok.
Perumahan dilengkapi dengan jalan lingkungan sebesar 2.387 meter dan drainase
lingkungan sebesar 3.569 meter, IPAL komunal untuk 50 KK di 3 unit melalui DAK dan 1 unit
melalui APBD Kab Pemalang, TPS3R 1 unit, dan 1 titik layanan air minum.
Tanah: semula tanah negara, dilakukan proses hibah lahan dari Bupati kepada warga
Skema Program dan
peserta program.
Sumber Pendanaan Rumah, air minum, sanitasi, PSU dan drainase: DAK Integrasi Tahun 2021
Pendampingan dan Pemberdayaan: Pemerintah Kab/Kota, KOTAKU dan Akademisi.
Biaya penyiapan masyarakat: APBD II
Biaya pembongkaran rumah dan sewa hunian sementara untuk PB: APBD Kab
Pemalang (Rp1 juta/KK/Bulan max 10 bulan)
Biaya Penyiapan lahan dan penambahan tinggi lantai bangunan akibat pembangunan
PSU: APBD Kab Pemalang
Biaya Pembangunan Jaringan Listrik PAL dan Trafo: DIPA PT.PLN (Persero) Kab Pemalang
Jumlah Terbangun 122 unit rumah pembangunan baru dan 93 unit rumah peningkatan kualitas
62
Kronologi Peremajaan Permukiman di Kawasan Widuri, Kab Pemalang
63
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kab. Pemalang
64
Tantangan DAK Integrasi Kab. Pemalang
65