100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
165 tayangan66 halaman

Buku Panduan Dak PPKT Ta. 2024

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 66

PANDUAN KEBIJAKAN DAN

PROGRAM PENANGANAN
PERMUKIMAN KUMUH TERPADU
MELALUI DAK TEMATIK
PENGENTASAN PERMUKIMAN
KUMUH TERPADU (PPKT)

Seri Umum
Tim Penyusun
Panduan Kebijakan dan Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu melalui DAK Tematik Pengentasan
Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT) - Seri Umum

Pengarah: Tri Dewi Virgiyanti, ST, MEM, Krisno Yuwono S.T., M.T, Ir. J. Wahyu Kusumosusanto, MUM, Ir. K.M. Arsyad, M.Sc.,
Dr. Ir. Yudha Mediawan, M. Dev. Plg, Ir Tanozisochi Lase MSc, Aria Indra Purnama, S.T., MUM, DR. Dra. Hj. Erliani Budi Lestari, M.Si

Koordinator Penulis: Nurul Wajah Mujahid ST., MPA dan Ira Lubis ST., MIDP
Tim Penulis Direktorat Perumahan dan Kawasan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas: Laras Primasari,
Debbie Firdaus Sany L, Maudytia Rismalasari, Rangga Pramudya, Maestri Gritanarum

Kontributor:
1. Direktorat Pembangunan Daerah, Kementerian PPN/Bappenas (Via Oktaviani Kusnadi, SE, M.Ak. Ak. CA, Anastasia Branarum Ripah, S.E)
2. Direktorat Alokasi Pendanaan Pembangunan, Kementerian PPN/Bappenas (Mohamad Ridho Hasanudin, S.Pd, Afina Azizah, S.Si)
3. Pusat Fasilitasi Infrastruktur Daerah, Kementerian PUPR (Dr. Andie Pramudita, ST., M.Si, Rethon Muliana Canopy, ST., MT.,
Reka Harjuna Pratama, S.Kom)
4. Direktorat Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR (Airyn Saputri Harahap, ST., M.Sc, Farid Baknur, ST,
Rovineida Hizkia Imna, ST, Adrio Fachrezzy, S.Ars, Rafidah Azzar Dea, S.Ars, M.Ars)
5. Direktorat Rumah Swadaya, Kementerian PUPR (Ir. Sutji Mintarti, M.T., Dina Nuzulia, S.T., M.Eng., Arina Fatchurrochmah, S.T.,
Akhmad Rifqi, S.Si)
6. Direktorat Air Minum, Kementerian PUPR (Dades Prinandes, S.T., M.Si, Fajar Dwinugroho, S.T., M.T)
7. Direktorat Sanitasi, Kementerian PUPR (Muhamad Rizat Abidin, ST, MT, M.Sc, Himyar Sugiri, SH, M.AP, Rahmi Jumiarti, ST)
8. Direktorat Sistem dan Strategi Penyelenggaraan Perumahan, Kementerian PUPR (Mitha Hasti Suryani, S.T., M.T, Dr. Ringgy Masuin, S.T., M.T,
dan Vionna, S.PWK)
9. Direktorat Konsolidasi Tanah dan Pengembangan Pertanahan, Kementerian ATR/BPN (Lia Fitrasari Rahayu, S.T., M.Si,
Wijayanti Hapsari, S.P., M.T, Kurniawati Sugiyo S.T., M.Si, Yearry Fachmi Alfikri, S.P.W)
10. Direktorat Pengaturan dan Penetapan Hak Atas Tanah, Kementerian ATR/BPN (Ceto Subagiyo, S.SiT.,M.H, Deni Marzuki, S.H)
11. Direktorat Dana Transfer Khusus, Kementerian Keuangan (Wahyu Eko Asmoro, S.S.T., M.AP, Utomo Satriarso, S.E.)
12. Direktorat Pelaksana Anggaran, Kementerian Keuangan
13. Direktorat Fasilitasi Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah, Kementerian Dalam Negeri (Randy Saputra, S.IP, M.Si)
14. Direktorat Sinkronisasi Urusan Pemerintah Daerah II, Kementerian Dalam Negeri (Nitta Rosalin, SE., MA dan Vony Febriana Pratiwi, ST., M.Si)
15. PMU KOTAKU, Kementerian PUPR (Herman Tobo ST, M.Si, M. Reyhan Ferlandy, S.AP, MT, Ayi Sugandhi dan Agus Sudirman)
Testimoni untuk Panduan Kebijakan dan Program Penanganan Permukiman

Kumuh Terpadu melalui DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT)

Tri Dewi Virgiyanti, ST, MEM,


Direktur Perumahan dan Kawasan Permukiman, Bappenas

Pengentasan Permukiman Kumuh membutuhkan kerja bersama antar pelaku pembangunan yaitu
pemerintah pusat, pemerintah daerah dan masyarakat. Pemerintah daerah didorong untuk mempunyai program
penanganan permukiman kumuh masing-masing. Adapun DAK Tematik PPKT ini menjadi salah satu pendanaan
melengkapi APBD, dana masyarakat, dan lainnya. Panduan ini menjadi referensi bagi pelaku pembangunan
khususnya pemerintah daerah dalam menyusun dan mengembangkan program dalam rangka mewujudkan
kota tanpa permukiman kumuh.

Krisno Yuwono, ST., MT


Kepala Pusat Fasilitasi Infrastruktur Daerah, Kementerian PUPR

Setiap masyarakat memiliki hak terhadap rumah layak huni di dalam lingkungan yang layak, aman, dan
teratur. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk yang sangat cepat, ditambah dengan meningkatnya tekanan
ekonomi dan kebutuhan akan lahan untuk perumahan mengakibatkan MBR sulit mendapatkan rumah layak huni
sehingga terpaksa tinggal di kawasan permukiman kumuh. Melalui DAK Tematik PPKT (DAK Integrasi),
penanganan kawasan kumuh dilakukan secara holistic dan terpadu dengan memperbaiki kualitas permukiman
melalui penyediaan rumah layak huni, akses air minum, dan sanitasi serta prasarana sarana utilitas pendukung
lainnya dalam skala kawasan. Program ini juga merupakan bentuk implementasi dari konsep kolaborasi
pentahelix, dimana kolaborasi dilakukan oleh berbagai aktor, pendanaan, program dan kelembagaan yang
melibatkan berbagai unsur dalam penanganan kawasan kumuh. Kami berharap panduan ini dapat menjadi
acuan dan katalis dalam mengentaskan permukiman kumuh secara terpadu demi meningkatkan kesejahteraan
rakyat Indonesia.

Aria Indra Purnama, S.T., MUM


Direktur Konsolidasi Tanah dan Pengembangan Pertanahan, Kementerian ATR/BPN

DAK Tematik PPKT menjadi wujud nyata bentuk kolaborasi pemerintah pusat dan daerah serta multisektor
dalam rangka penanganan kawasan kumuh. Sejalan dengan prinsip Konsolidasi Tanah Membangun Tanpa
Menggusur, Kementerian ATR/BPN turut bersinergi dalam mensukseskan program DAK Tematik PPKT dengan
memberikan secure-tenurial, mewujudkan penataan dan penyediaan tanah untuk kepentingan umum. Panduan
ini telah mencakup aspek pertanahan yang diharapkan dapat membantu pemerintah daerah dalam proses
pengajuan DAK Tematik PPKT.
Ir. J. Wahyu Kusumosusanto, MUM
Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman, Kementerian PUPR

Sesuai dengan Visium Kementerian PUPR 2030 yang berupaya mewujudkan 0 Ha kumuh di
Indonesia, pemerintah tengah berupaya untuk mengentaskan kekumuhan. Pengentasan tersebut
diwujudkan salah satunya melalui program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu,
yang mengintegrasikan beberapa sektor kegiatan yaitu air minum, sanitasi, serta perumahan dan
permukiman dalam suatu kawasan. Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis yang dapat
memberikan informasi teknis yang jelas kepada Pemerintah Daerah, mulai dari tahap perencanaan
hingga evaluasi, agar Pemerintah Daerah dapat dengan mudah mengikuti proses pelaksanaannya.
Penjelasan yang ada dalam buku ini sangat komprehensif dan mencakup seluruh aspek penanganan
kumuh secara terintegrasi. Saya percaya bahwa dengan mempedomani prinsip dan teknik yang
disampaikan dalam buku ini, Pemerintah Daerah dapat mengatasi masalah kumuh secara lebih efektif.

Ir. K.M. Arsyad, M.Sc


Direktur Rumah Swadaya, Kementerian PUPR

Dengan adanya buku panduan ini, diharapkan Pemerintah Daerah mampu menyiapkan program
penanganan kumuhnya dengan matang untuk dapat diusulkan penanganannya melalui DAK Tematik
Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu

DR. Dra. Hj. Erliani Budi Lestari, M.Si


Direktur Sinkronisasi Urusan Pemerintahan Daerah II, Kementerian Dalam Negeri

DAK Tematik PPKT merupakan salah satu bentuk strategi penanganan kawasan kumuh secara
terpadu hingga tuntas sehingga diharapkan dapat mengentaskan kumuh di daerah. Dengan adanya
panduan ini pemerintah daerah dapat menyusun program, kegiatan, sub kegiatan, indikator, dan
satuan berdasarkan Permendagri 90/2019 dan pemutakhirannya agar terwujud keseragaman
nomenklatur yang mendukung DAK Tematik PPKT.
DAFTAR ISI PANDUAN Volume 1

Intro
Apa itu panduan Kebijakan dan Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu
melalui DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu?
6
Program Mewujudkan Kota Tanpa Kumuh
01 Konsep dari mewujudkan kota tanpa kumuh secara keseluruhan beserta
pola penanganannya
7
DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
02 Definisi, Komponen penting hingga kunci keberhasilan 30
Kelembagaan
03 Keterkaitan peran antar pemangku kepentingan 40
Best Practice
04 Pembelajaran dari Sebagian Daerah Penerima DAK Tematik Pengentasan
Permukiman Kumuh Terpadu/DAK Integrasi 45

5
Definisi Panduan Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu
melalui DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
Sebuah buku panduan kebijakan dan pedoman teknis bagi para Pemerintah Daerah dalam mengikuti
program DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu, yang didalamnya berisikan informasi
mengenai proses perencanaan hingga evaluasi kegiatan yang dapat dijalankan.

Tujuan Panduan
Menyamakan persepsi semua pihak tentang program penanganan permukiman kumuh,
1 terutama lewat pendanaan DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu.

Memperkenalkan DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu kepada para


2 Pemerintah Daerah.

Membantu Pemerintah Daerah untuk mengikuti DAK Tematik Pengentasan Permukiman


3 Kumuh Terpadu dengan memberikan informasi teknis yang dapat diikuti mulai dari proses
perencanaan hingga evaluasi.

Meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah terkait penanganan permukiman kumuh melalui


4 kegiatan dengan pendanaan DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu

6
01
Program Mewujudkan Kota
Tanpa Kumuh
Konsep dari mewujudkan kota tanpa kumuh
secara keseluruhan beserta pola penanganannya

7
8
PERMUKIMAN KUMUH SEBAGAI
KEGAGALAN SISTEM PENYEDIAAN
PERUMAHAN Permukiman kumuh adalah
bentuk kegagalan kebijakan,
pemerintahan yang buruk,
korupsi, peraturan yang
tidak tepat, pasar lahan yang
tidak berfungsi, sistem
pembiayaan yang tidak
responsif dan kekurangan
kemauan politik yang
mendasar. Setiap kegagalan
ini menambah beban pada
masyarakat yang sudah
terbebani kemiskinan dan
menghambat potensi
pembangunan manusia yang
dapat ditawarkan oleh
kehidupan kota”
(http://web.mit.edu)

9
Fakta Perumahan dan Permukiman Perkotaan yang Dihadapi

Rumah Tangga yang Tinggal di Rumah Layak Huni 2015-2021 Artinya masih terdapat 35,35% rumah tangga di
60.90% perkotaan yang tinggal di rumah tidak layak huni,
70%
59.54%
51.73% 53.31% 54.09% 56.51% sebagian kemungkinan berada di permukiman kumuh.
60%

64.65%
47.99% Tahun 2021

63.24%
Capaian Rumah Layak Huni

Indonesia menempati urutan ke-4 negara

61.09%
59.70%

59.61%
59.21%
60,90%

55.95%
50%

54.82%
54.28%

dengan populasi penduduk perkotaan

50.70%
Nasional

47.41%
tertinggi.

46.09%
40% 43.87%
41.66%

30%
Tahun 2021
3,9 juta rumah tangga perkotaan hidup
bersesakan di rumah yang luasnya tidak
20%
64,65% memadai (overcrowded).
10% Perkotaan
1 dari 5 penduduk perkotaan di Indonesia
0%
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
tinggal di permukiman kumuh.
Tahun
Perkotaan Perdesaan Nasional

Sumber: Susenas BPS Diolah Bappenas (2020), World Bank Report: Time To Act (2019)

Risiko Kesehatan bagi Penghuni Kawasan Kumuh Beban Finansial bagi Penghuni

√ Covid-19 Beban Biaya untuk


√ Kebutuhan Dasar

√ Penyakit Diare
Kehilangan Akibat
√ Bencana

√ Penyakit TBC

√ Kematian Bayi Prematur

10
Akar Masalah Perumahan dan Permukiman Tidak Layak Huni:
Urbanisasi yang Tidak Terkelola dengan baik

Persentase Penduduk Daerah Perkotaan Faktor Pemicu


di Indonesia 2010 – 2035 1. Masyarakat yang melakukan urbanisasi tidak diiringi oleh kompetensi dan
kemampuan finansial yang baik.
2035 66.6% 2. Tidak ada kebijakan yang merespons masyarakat yang melakukan urbanisasi.

2030 63.4% Disebabkan oleh:


1. Pertambahan penduduk alami (35-40 persen peningkatan penduduk perkotaan)
2025 60.0%
2. Perpindahan penduduk dari desa ke kota (25-30 persen peningkatan penduduk perkotaan)
2020 56.7%
3. Reklasifikasi desa menjadi kota (30-40 persen peningkatan penduduk perkotaan).

2015 53.3% Sumber: Kementerian PPN/Bappenas-Final Report of Slum Alleviation Policy and Action Plan (SAPOLA)

2010 49.8%

0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0


Faktor Pemicu
 Belum mapannya sistem penyediaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
Setiap tahunnya, urbanisasi atau perpindahan
√ penduduk ke perkotaan meningkat sebesar 3%.
dan rentan di perkotaan.

 Kegagalan manajemen lahan dan pasar perumahan bagi masyarakat berpenghasilan


Pada 2045, sekitar 220 juta jiwa atau lebih dari 70% rendah dan rentan di perkotaan.
√ penduduk akan tinggal di kota-kota besar dan kecil.
 Keterbatasan kapasitas Pemda dalam penyediaan pelayanan infrastruktur dan investasi
perumahan.
Laju urbanisasi Indonesia belum diimbangi dengan
√ Terbatasnya akses masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan terhadap pembiayaan
peningkatan pembangunan dan kesejahteraan 
yang sama cepatnya perumahan/financial market.

Sumber: Time to ACT: Realizing Indonesia’s Urban Potential


 Minim pendampingan/bantuan teknis dan fasilitasi bagi pembangunan rumah swadaya
oleh masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan.
(2019); BPS (2022)
 Tantangan penegakan peraturan dan regulasi yang belum mengatur alokasi ruang dan be-
lum beroperasional dengan baik untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan rentan.

 Tidak ada kebijakan komprehensif dalam pengentasan pemukiman kumuh.

 Kurangnya keterlibatan masyarakat.

(Sumber: Sumber: Kajian Strategi Kota Tanpa Kumuh di Metropolitan 2025, Bappenas (2020)

11
Bagaimana Menemukenali Permukiman Kumuh?

Menemukenali Permukiman Kumuh secara Umum:

Memiliki kekurangan pelayanan dasar, seperti Kepadatan bangunan yang tinggi dengan
contohnya tidak ada akses layak terhadap air kualitas dan bahan bangunan yang buruk,
bersih, mempunyai sanitasi yang buruk, juga mempunyai tata letak bangunan yang tidak
kondisi jalan lingkungan yang tidak memadai. beraturan dan cenderung melanggar aturan
standar bangunan.

Biasanya terletak di lokasi yang rawan


bencana atau negative area yang secara Rata-rata penghuninya berpendapatan
kaidah tidak dapat menjadi permukiman rendah hingga miskin.
manusia.

Dalam beberapa kasus, penghuni tidak memi-


liki bukti akan kepemilikan lahan/bangunan
sehingga dapat digusur sewaktu-waktu.

Kawasan kumuh akan cepat tumbuh apabila tidak dapat dikenali potensinya, sehingga perlu perhatian pada daerah
dengan tekanan pembangunan tinggi (daerah industri, daerah di tengah kota yang padat penduduk, pusat pekerjaan,
pusat pendidikan, dll.)

Referensi lainnya terkait definisi dan karakteristik kumuh dapat mengacu pada: UN Habitat (Global), Permen PUPR
No. 14/2018 dan BPS (Nasional)

12
Urgensi penanganan permukiman kumuh berbasis program di daerah ?

Membangun sistem yang terpadu dalam Membentuk kolaborasi antara Pemerintah


kegiatan penanganan kumuh yang ber- Daerah dengan para pemangku kepentingan
kelanjutan, menyusun kawasan prioritas, dalam perencanaan maupun implementasi,
serta mencegah tumbuhnya kekumuhan serta mengedepankan partisipasi Masyarakat.
baru.

Menciptakan integrasi antar sektor dalam


Meningkatkan komitmen bersama tentang
penyelesaian permasalahan kumuh dalam
tugas dan wewenang masing-masing
suatu kawasan.
pemangku kepentingan dalam upaya
penanganan kumuh.

Memastikan semua masyarakat memiliki


akses terhadap hunian layak, infrastruktur
layanan dasar, dan produk pembiayaan
perumahan (inklusif).

13
Prinsip dan Kriteria Minimum Hunian Yang Diharapkan Oleh Masyarakat

Kota Tanpa Permukiman Kumuh

Kriteria Minimum Hunian di Perkotaan

Keamanan Hunian layak Didukung Harga Dapat Berada pada Memper-


bermukim yang sesuai oleh hunian dan diakses oleh lokasi yang timbangkan
terjamin standar infrastruktur biaya huni semua aksesibel identitas
layanan dasar terjangkau golongan budaya dan
tersedia (inklusif) perilaku
masyarakat

Prinsip - prinsip yang perlu diperhatikan

Partisipatif Keberlanjutan Integrasi Ketepatan Sasaran

Transparansi Regulasi Lingkungan Pembiayaan

Sumber: SDGS Goal 11 “A Guide to Assist National and Local Governments to Monitor and Report on SDG Goal 11+ Indicators”
dan UN Habitat “A Practical Guide to Designing, Planning, and Executing Citywide Slum Upgrading Programmes” (2014)

14
Membutuhkan Perubahan Paradigma Penuntasan Permukiman Kumuh

Twin Track Approach sebagai upaya peningkatan kualitas permukiman kumuh eksisting dengan
upaya untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permukiman kumuh di masa depan.

The Twin Track Approach

Upaya Kuratif Upaya Preventif

Meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat yang saat ini tinggal di Menciptakan akses terhadap rumah yang layak terjangkau sebagai
permukiman kumuh upaya mencegah terbentuknya permukiman kumuh di masa depan

Definisi: Upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang tinggal Definisi: Upaya yang dilakukan untuk menghindari tumbuh dan
di permukiman kumuh eksisting berkembangnya permukiman kumuh baru

Aspek Kunci: Memastikan adanya pemenuhan terhadap minimum 4 Aspek Kunci: Pemanfaatan berbagai potensi penyediaan lahan
aspek kunci (penanganan rumah, infrasturktur, lokasi, dan keamanan perkotaan, Pengembangan industrialisasi perumahan, Peningkatan
bermukim). kualitas pengawasan dan pengelolaan aset terbangun, dan
Peningkatan sistem pembiayaan perumahan yang terjangkau, dan
Sistem pendukung yang diperlukan: Kemitraan, Pengembangan
perhatian terhadap penanganan tumpang tindih regulasi.
Tabungan Komunitas dan Sistem Kredit Pembiayaan Perumahan,
Penguatan Kapasitas dan Pelibatan Komunitas, dan Pengembangan
Regulasi yang Fleksibel dan ramah bagi MBR

Memenuhi kebutuhaan saat ini untuk meningkatkan kondisi hidup penghuni permukiman kumuh
eksisting sendiri merupakan tugas yang besar. Namun bagaimanapun, upaya tersebut tetap tidak
akan memadai tanpa adanya upaya yang sama besar untuk mencegah tumbuhnya permukiman
kumuh baru di masa depan (Payne, 2005)

15
Komponen Program Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu

Penyediaan Perumahan* Infrastruktur Dasar* Masih menjadi


Meningkatkan akses MBR Jalan lingkungan, drainase, fokus penanganan
terhadap rumah layak huni Air Minum, Sanitasi, kumuh program
Persampahan, Perlindungan eksisting saat ini
kebakaran

Sosial Ekonomi
Lahan Komponen Menghubungkan
Menjamin keamanan penataan
Penting permukiman kumuh
bermukim.
Tidak dapat dengan peningkatan
berdiri sendiri kapasitas ekonomi
dan kehidupan
social penghuninya.

Pembiayaan Perumahan Rencana tata ruang


Meningkatkan akses MBR • Penegakkan tata ruang
terhadap pembiayaan • Penyediaan ruang bagi
perumahan agar dapat perumahan MBR dalam
mengakses rumah layak rencana tata ruang
huni

Keterangan:
* Dapat didanai dari DAK

Fokus penanganan permukiman kumuh ke depan adalah penanganan yang bisa memenuhi
sebanyak mungkin seluruh aspek tersebut.

16
Konsep Tuntas Kumuh yang Terpadu
Dalam menangani permukiman kumuh eksisting secara tuntas sekaligus juga mencegah
terbentuknya permukiman kumuh baru, diperlukan pemahaman dalam hal
“Kota Tanpa Permukiman Kumuh” secara terpadu untuk mencapai 100-0-100.

Before After
Standar ketahanan bangunan tidak layak (atap, lantai, Ketahanan bangunan menjadi layak (atap, lantai, dinding)
dinding) dalam satu hamparan lokasi (100%)

Akses air minum tidak layak/tidak memiliki akses/biayanya Akses air minum menjadi layak/ menjadi memiliki akses
tinggi dalam satu hamparan lokasi (100%)

Akses sanitasi/tempat pembuangan air limbah tidak layak/ Akses sanitasi/tempat pembuangan air limbah menjadi layak/
tidak memiliki akses menjadi memiliki akses dalam satu hamparan lokasi (100%)

Belum ada sistem tempat pembuangan sampah rumah Sudah ada sistem/ business plan tempat pembuangan sampah
tangga rumah tangga dalam satu hamparan (100%)

Sudah terlayani akses jalan lingkungan/kualitasnya menjadi


Belum terlayani akses jalan lingkungan/kualitasnya buruk
lebih baik (100%)

Belum terlayani akses drainase lingkungan/kualitasnya Sudah terlayani akses drainase lingkungan/kualitasnya menjadi
buruk/ adanya genangan lebih baik/mengatasi masalah utama

Selain itu, ada juga hal-hal yang harus diperhatikan dalam menuntaskan kumuh, yaitu:
1. Mendata aspek pertanahan per penerima manfaat agar menjamin keamanan bermukim.
2. Mengikutsertakan masyarakat dalam setiap prosesnya agar proses pembangunan lancar dan adanya
keberlanjutan agar tidak terjadi kumuh kembali.
3. Penanganan kumuh dengan memiliki konteks/tema yang diusung (misalnya: heritage, penanganan
banjir, penataan kawasan perkotaan, illegal settlement, penataan pesisir/minapolitan).

17
Ilustrasi Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
Salah satu sumber pendanaan yang mengedepankan konsep keterpaduan adalah DAK Tematik
Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu (PPKT) untuk menggenapkan program yang telah
dimiliki oleh Pemerintah Daerah

Kondisi Regular Kondisi Integrasi

Before DAK

Bidang Lokasi Bidang


Air Minum Prioritas Air Minum

Bidang After
Sanitasi
Bidang Lokasi APBN
Sanitasi Prioritas Bidang Pemda
Perumahan & sebagai APBD
Permukiman integrator
Sumber
Bidang Lainnya
Lokasi
Perumahan & Bidang Lainnya Lokasi
Prioritas • Lahan
Permukiman
• Sosial Ekonomi
Prioritas
• Tata Ruang
• Pembiayaan

APBN, APBD,
Sumber Lainnya

18
Opsi Penanganan dalam Mencapai Kota Tanpa Permukiman Kumuh yang
dapat didanai oleh DAK Tematik PPKT

1. Pembangunan Perumahan Baru 2. Perbaikan Setempat/


Pembangunan perumahan baru Pemugaran
layak dan terjangkau melalui Memperbaiki lingkungan
fasilitasi pemerintah dan peran fisik, sosial, dan ekonomi
komunitas/masyarakat. menjadi permukiman
layak huni

In-Situ Upgrading Kotabaru,


PROGRAM South Kalimantan
UNTUK
MENCAPAI KOTA 3. Peremajaan
TANPA Perbaikan dan penataan
Perumahan Komunitas Weleri Asri PERMUKIMAN menyeluruh untuk
Kab. Kendal KUMUH memastikan
pemenuhan
permukiman layak huni.
Dimungkinkan untuk: Peremajaan Semanggi
1. Melakukan lebih dari 1 pola Surakarta
penanganan kumuh dalam
4. Relokasi/ Permukiman
satu kawasan; dan
Kembali
2. Menangani semua
Pemindahan masyarakat dari
kategori kumuh
lokasi yang tidak mungkin
menggunakan berbagai
dibangun kembali/tidak
pola penanganan
sesuai dengan rencana tata
ruang dan/atau rawan bencana.
Permukiman Kembali-
Kota Langsa

Aspek Pendukung, wajib keberadaaanya dalam mendukung program

19
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Pemugaran yang Komprehensif

Aspek Pemugaran

Definisi Kegiatan yang dilakukan untuk Perbaikan dan/atau pembangunan kembali Perumahan dan
Permukiman menjadi Perumahan dan Permukiman yang layak huni.

Pendekatan Memperbaiki rumah (ketahanan bangunan, kecukupan luas bangunan) dan infrastruktur
permukiman (drainase lingkungan, jalan lingkungan, air minum, sanitasi) yang layak dan terjangkau

Karakteristik Lokasi • Biasanya diaplikasikan pada kasus kawasan kumuh ringan


yang ditangani • Tata ruang sesuai untuk permukiman
• Lahan legal
• Tidak menyebabkan risiko

Keunggulan • Mudah dilakukan


• Minim persoalan sosial
• Lebih murah karena hanya memperbaiki hal-hal/aspek yang bersifat tidak layak

Visualisasi • Apabila kawasan tersebut masih kurang layak untuk aspek air minum, maka hanya bagian aspek
Penanganan air minumnya saja yang diperbaiki. Begitu pula untuk aspek lainnya (rumah yang perlu menghadap
sungai, rumah yang kurang layak, sanitasi kurang layak, dll). Maka dari itu opsi ini lebih berat
kepada penataan spasialnya, karena hanya sebagian dari rumah dan infrastrukturnya yang
diperbaiki (tetap masih dalam satu hamparan).

• Namun, diharapkan pemugaran komprehensif dilakukan secara menyeluruh pada semua sektor,
baik untuk penataan rumah dalam satu hamparan maupun untuk melengkapi infrastruktur lainnya.

20
Skema dan Contoh Pola Penanganan Pemugaran

1. Pemugaran
Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Suku Laut Bajo di Kabupaten Kotabaru Kalsel

Kondisi Sebelum dilakukan


Penataan Permukiman Kumuh

Gambar rancangan setelah


dilakukan Penataan
Permukiman Kumuh

Kondisi Setelah dilakukan


Penataan Permukiman Kumuh

21
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Peremajaan

Aspek Peremajaan

Definisi Kegiatan perombakan dan penataan mendasar secara menyeluruh meliputi rumah dan Prasarana,
Sarana, dan Utilitas Umum Perumahan dan Permukiman.

Pendekatan • Dilaksanakan dengan membangun kembali hunian di lokasi yang sama, sehingga penerima
manfaat perlu ada hunian sementara.
• Pelibatan masyarakat dalam setiap tahapan.

Karakteristik Lokasi • Biasanya diaplikasikan pada kasus kawasan kumuh sedang dan berat
yang ditangani
• Tata ruang sesuai dengan permukiman
• Status tanah bisa ilegal dan legal
• Tekanan pembangunan tinggi

Keunggulan • Menangani kumuh dari 0 (perombakan dan pembuatan fondasi) sehingga dapat merencanakan
desain dari awal.

• Terdapat perubahan penataan letak sehingga lebih tertata dan terlihat perubahannya.

• Bisa ada pemanfaatan lahan untuk kepentingan publik karena adanya efisiensi penggunaan tanah.

Visualisasi • Apabila kawasan tersebut memiliki tingkat kumuh yang sedang/berat atau memiliki masalah
Penanganan kekumuhan yang perlu perombakan, maka opsi ini menjadi lebih tepat.

• Rumah dirobohkan terlebih dahulu, sehingga masyarakat yang menempati perlu hunian sewa
sementara. Pemda dapat memberikan dalam bentuk hunian sewa/uang sewa.

• Rumah dibangun kembali sesuai dengan standar yang berlaku.

22
Skema dan Contoh Pola Penanganan Peremajaan

2. Peremajaan
Studi kasus: Penataan Permukiman Kumuh Semanggi Surakarta

Kondisi Sebelum dilakukan Penataan Permukiman Kumuh

Proses dan Setelah Pembangunan Peremajaan Permukiman Kumuh

23
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Relokasi yang Komprehensif

Aspek Relokasi

Definisi Kegiatan memindahkan masyarakat terdampak dari lokasi Perumahan Kumuh atau Permukiman
Kumuh yang tidak mungkin dibangun kembali karena tidak sesuai dengan rencana tata ruang dan/
atau rawan bencana

Pendekatan • Lokasi baru menjadi permukiman baru bagi warga dengan status lahan yang lebih baik dan aman
• Lokasi lama digunakan sesuai dengan fungsinya dan kepentingan peruntukannya bagi
masyarakat umum
• Perlu memastikan opsi ini merupakan yang terbaik, mengingat bahwa opsi ini paling sulit dilakukan
dan membutuhkan beberapa kajian

Karakteristik • Biasanya diaplikasikan pada kasus kawasan kumuh berat, sedang, ringan
• Tata ruang lokasi awal biasanya tidak sesuai dengan permukiman
• Lahan ilegal
• Tekanan pembangunan tinggi

Visualisasi • Pemindahan hunian masyarakat dari lokasi yang memiliki status tata ruang yang ilegal/tidak
Penanganan sesuai tata ruang /mengakibatkan bencana/ bahaya sehingga menciptakan kumuh.

• Lokasi tersebut perlu ada kajian khusus dan perencanaan yang matang dengan memindahkan
huniannya ke lokasi yang aman sesuai dengan tata ruang serta memenuhi penghidupannya
(pendidikan, kesehatan, pekerjaan).

• Apabila lokasi tersebut dapat dihuni namun tidak sesuai dengan peruntukannya,
perlu mendiskusikan dengan Kantor Pertanahan setempat jika dapat disesuaikan melalui
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR).

24
Skema dan Contoh Pola Penanganan Relokasi

3.Relokasi
Studi kasus: Pembangunan Permukiman Baru Langsa

Kondisi Sebelum
Penanganan

Permukiman Kumuh Ilegal Bantaran Krueng


Lahan Relokasi (Baru)
Langsa (Lama)

Proses Pembangunan
Lokasi Lama

Proses Pembangunan
Lokasi Baru

25
Pola Penanganan Permukiman Kumuh berdasarkan Kondisi Lapangan:
Pembangunan Perumahan Baru

Aspek Pembangunan Perumahan Baru

Definisi Pembangunan perumahan baru dalam rangka mencegah permukiman kumuh atau menangani
backlog (berpengaruh pada luas hunian per kapita)

Pendekatan • Diperuntukan untuk masyarakat yang sama sekali tidak mampu mencicil atau membangun rumah
secara swadaya
• Diperuntukan untuk masyarakat yang belum memiliki rumah/backlog

Karakteristik • Kumuh berat, sedang, dan ringan


• Status tanah legal/ilegal
• Tata ruang sesuai permukiman pada lokasi baru
• Overcrowded Housing/Extended Family di permukiman kumuh
• Lahan dapat berasal dari milik masyarakat yang dibeli/dihibahkan
• Lahan dapat berasal dari milik pemerintah yang dilepaskan kepemilikannya kepada masyarakat

Keunggulan • Menjunjung tinggi keterlibatan masyarakat dalam hal pembiayaan/kontribusi


• Menambah stok rumah baru dan mengurangi backlog.

Visualisasi • Pendataan untuk:


Penanganan a) hunian yang ditempati lebih dari 1 rumah tangga; atau
b) rumah tangga miskin dan rentan yang belum memiliki rumah dalam hal mencegah tumbuhnya
kumuh baru.

• Pembangunan baru rumah disediakan/difasilitasi oleh Pemerintah Daerah dan kontribusi dari
masyarakat (mencicil tanah/menabung untuk membangun rumah).

26
Skema dan Contoh Pola Penanganan: Pembangunan Perumahan Baru

4. Pembangunan Perumahan Baru


Studi kasus: Pembangunan Permukiman Baru Kendal

Kondisi Sebelum
Penanganan

Kondisi permukiman kumuh, Kondisi calon lahan untuk tempat pembangunan


dengan rumah dihuni lebih permukiman baru yang menampung extended family
dari 1 KK (extended family)

Ilustrasi Rencana
Pembangunan
Perumahan

Proses Pembangunan
Peremajaan Permukiman
Kumuh

27
Ilustrasi Kombinasi Pola Penanganan
Contoh: Kab. Kolaka

Pola penanganan yang dipilih oleh pemerintah daerah memungkinkan untuk memilih
kombinasi antara pemugaran, peremajaan dan relokasi sesuai dengan kondisi lapangan
untuk menuntaskan kumuh.

Penataan Kawasan
Peremajaan

Relokasi Pemugaran

Siteplan Kondisi Existing (Awal) Siteplan Realisasi

Sumber: Paparan Ekspose Kab. Kolaka (2022)

28
Persiapan yang Harus Dilakukan Pemerintah Daerah

No Yang harus dipersiapkan oleh Pemerintah Daerah Output Pemugaran Peremajaan Relokasi Pem.Baru

1 Menyusun perencanaan dan program/ kegiatan yang didukung Data kondisi kumuh, kepadatan, biaya,
dengan data dan informasi sektoral yang spasial dan akurat, kepemilikan lahan, data sosial-ekonomi,
termasuk penyusunan kajian urgensi pelaksanaan penanganan dokumen perencanaan.
permukiman kumuh. Sebisa mungkin perencanaan melibatkan
masyarakat.

2 Membuat kesepakatan dan kemitraan antara pemerintah daerah Berita acara kesepakatan sebagai bentuk
dan masyarakat untuk menangani kumuh. persetujuan masyarakat (per data BNBA).

3 Memfasilitasi kolaborasi berbagai pihak yang terlibat dalam setiap Pihak-pihak yang terlibat setuju untuk mem-
tahapan, termasuk menyediakan pendamping berikan dukungan konkret.

4 Menyediakan pendanaan dan pembiayaan perbaikan dan/atau Tersedia dana stimulus untuk perbaikan
pembangunan perumahan dan ketersediaan infrastruktur yang rumah serta infrastruktur permukiman, juga
terjangkau dan berkelanjutan. bantuan pembiayaan untuk mendorong
keswadayaan.

5 Menyediakan Fasilitas pembiayaan mikro perumahan dan lemba- Produk pembiayaan terjangkau bagi mas-
ga penjaminnya. yarakat untuk digunakan memperbaiki
penghidupan ke depannya.

6 Memfasilitasi/menyediakan Teknologi konstruksi untuk pembangu- Desain rumah dan pembangunan yang
nan rumah. menggunakan teknologi efektif dan efisien.

7 Menyepakati protokol hidup bersama pasca penanganan dan Partisipasi masyarakat dalam pemeliharaan
rencana pengelolaan kedepan. jangka panjang dan aturan hidup Bersama.

8 Menjamin kejelasan hak atas tanah dan bangunan (berpeluang Proses sertifikasi pertanahan agar menjadi
untuk konsolidasi tanah), peningkatan daya tampung (density), milik masyarakat, desain siteplan/master-
vertikalisasi, memiliki nilai tambah/manfaat publik. plan yang efektif dan efisien secara spasial
serta pemanfaatan lahan untuk kepentingan
publik.

9 Menyediakan hunian transit sebagai tempat tinggal sementara . Keputusan skema uang sewa sementara
dan/atau penyediaan hunian transitnya.

10 Memilih lokasi baru dan menyediakan lahan yang harus menawar- Laporan pemilihan lokasi baru berdasarkan
kan penghidupan yang lebih baik kajian/keputusan Bersama dengan mem-
perhatikan kualitas lahan dan kestrategisan
lokasi.

29
02
DAK Tematik Pengentasan Permukiman
Kumuh Terpadu (PPKT)
Definisi, Komponen penting hingga kunci keberhasilan

30
Tujuan Pelaksanaan Kegiatan DAK Tematik Pengentasan Permukiman
Kumuh Terpadu (PPKT)

Pemerintah Daerah membangun Menjadikan pemerintah daerah


keterpaduan program penanganan sebagai integrator program yang
kumuh skala kota secara kolaboratif multi sektor dan multi aktor melalui
dengan stakeholder terkait, baik lintas pendampingan peningkatan
sektor maupun lintas institusi. kapasitas pemerintah daerah.

Meningkatkan kualitas hidup


masyarakat yang tinggal di
Mendukung program daerah untuk
permukiman kumuh melalui
mencapai prioritas nasional.
penyediaan perumahan dan
kawasan permukiman layak huni.

Menyelesaikan penanganan
permukiman kumuh yang terparah
dan tersulit.

31
Kerangka Kerja Logis DAK dalam Lingkup PPKT

OUTCOME  Kenaikan akses RLH


 Meningkatnya RLH Kab. XXX yang semula 60% menjadi 80%
 Jumlah luasan kumuh
 Berkurangnya luas kumuh Kab. XXX, yang semula 25 Ha menjadi 10 Ha (Hektar) yang berhasil ditangani

IMMEDIATE  Terhuninya 160 unit rumah  Termanfaat-


 Unit terbangun yang
yang terbangun sesuai spek kannya jaringan
OUTCOME dikonstruksi sesuai spesifikasi/
 Terlayaninya fasilitas jalan/PSU listrik yang
standar/aturan berlaku yang
untuk 160 unit rumah/rumah disambungkan
termanfaatkan – dalam satu
tangga ke rumah-
delineasi yang diusulkan untuk
 Termanfaatkannya 160 SR air rumah
diintervensi
minum
 dll

OUTPUT  70 PK unit rumah  Pertanahan:  SR jaringan listrik  Hibah Cat Rumah  Unit terbangun yang
 80 PB unit rumah Sertifikat SHM  Hibah Air minum dikonstruksi sesuai spesifikasi/
 1500 meter PSU & Drainase untuk 160 KK standar/aturan berlaku
 Tambahan Unit
 120 SR Air Minum
Rumah
 120 SR IPAL  Pendekatan/
Sosialisasi ke
 1 unit TPS3R Masyarakat

INPUT  Sumber pendanaan dan/atau


pembiayaan yang dilaksanakan
oleh Lembaga berwenang.
Rp. 14.000.000.0000 Rp. 100.000.0000 Rp. 100.000.0000 Rp. 100.000.0000

DAK APBD APBN DANA LAINNYA DEFINISI

32
Prinsip Pelaksanaan Kegiatan DAK Tematik PPKT

Membangun tanpa menggusur Berbasis kinerja, dilaksanakan satu tahun


Melaksanakan program dengan anggaran dan berpeluang multiyears
sepengetahuan dan consent/ Dilaksanakan dengan mengedepankan
persetujuan dari masyarakat calon ketercapaian outcome sebagai kinerjanya
penerima manfaat dalam satu tahun anggaran. Dapat dilakukan
juga secara bertahap hingga tuntas dalam
beberapa tahun di lokasi yang berbeda

Mengarah pada suatu perubahan


yang komprehensif dan signifikan DAK Pemerintah Daerah sebagai Pemilik Program
Dilaksanakan sebagai bentuk dukungan terhadap

Tematik
bukan hanya berupa pencapaian
pengurangan kumuh secara visi, rencana, dan peta jalan pemerintah daerah

PPKT
numerik satu sektor, tapi juga dapat dalam mengentaskan permukiman kumuh, DAK
dilihat secara spasial dan berbagai Tematik PPKT hanya menjadi salah satu sumber
indikator pendanaan yang dilakukan dalam format beauty
contest/kompetisi

Memastikan pemenuhan akses


terhadap infrastruktur dasar layak sesuai Berskala kota dan dapat mencapai berbagai
dengan standar secara terpadu tujuan
selain pelayanan dasar juga terhubung dengan
tujuan lain seperti pariwisata, nelayan dan perikanan,
penanganan banjir serta terkait penataan kota

33
Syarat yang Harus Dipenuhi Sebelum Mengusulkan DAK Tematik PPKT

MEMPUNYAI PROGRAM
Pemda memiliki program penanganan kumuh yang sudah
tertuang dalam dokumen perencanaan, dilakukan bertahap
setiap tahunnya seperti perencanaan, pendataan, proses
pertanahan, namun hanya aspek pendanaan saja yang
diperlukan untuk menyelesaikan program yang sudah
berjalan, bukan daerah yang “baru” merencanakan program
menangani kawasan kumuh tertentu ketika ingin
mendapatkan DAK.

MEMPUNYAI LAHAN CLEAN AND CLEAR


Pemda harus sudah mengidentifikasi status lahan dan
status tata ruang di lokasi yang akan ditangani, termasuk
juga strategi dalam memberikan keamanan bermukim untuk
penerima manfaat.

MELIBATKAN MASYARAKAT
Pemda diharapkan untuk mengikutsertakan masyarakat
sebagai penerima manfaat untuk terlibat dalam setiap
prosesnya. Hal ini akan tumbuh rasa kepemilikan bersama
dan meminimalisir konflik sosial.

34
Prinsip Pelaksanaan Kegiatan DAK Tematik PPKT

Perencanaan Kriteria Umum:


1. Memiliki program penanganan kumuh skala makro/kota
Penanganan 2. Lokasi permukiman termasuk dalam SK Kumuh dimana perumahannya mengelompok dalam satu
Permukiman Kumuh hamparan
3. Adanya pendataan lokasi prioritas dan masyarakat
yang Komprehensif dan 4. Memiliki tema besar penanganan kumuh secara keseluruhan. Misal: Kawasan minapolitan, penataan
Partisipatif kota, dll

Organisasi Perangkat Kriteria Umum:


Daerah (OPD) yang 1. Adanya komunikasi antara dinas yang terlibat dalam penanganan kumuh melalui DAK Tematik PPKT
Menangani Perumahan (Bappeda, Dinas lingkup bidang Perkim, Dinas lingkup bidang Pekerjaan Umum, Dinas lingkup bidang
Lingkungan Hidup, dan Dinas lingkup bidang pertanahan).
dan Permukiman
Kumuh
Kriteria Umum:
1. Menyusun Tim Pemda yang dapat berupa: Sekretaris Daerah, Bappeda, OPD PKP, OPD PU, OPD LH
Kelompok Kerja dan 2. Menyusun Tim Pendamping yang dapat berupa : Manajer Kota, TA. Teknis (UP, Arsitek, Teknik),
Tim Teknis Pendamping lapangan

Kriteria Umum:
1. Adanya kegiatan eksisting yang telah disusun di lokasi penanganan
Program/Kegiatan 2. Mengusulkan rumah termasuk PSU dan drainase, air minum dan sanitasi (air limbah dan TPS3R)
Penanganan dalam satu hamparan. Apabila air minum/sanitasi/aspek lainnya sudah ditangani, maka tidak perlu
mengusulkan aspek tsb.
Permukiman Kumuh 3. Menuntaskan kumuh dengan disertakan simulasinya. Artinya, seluruh penerima manfaat harus
yang Terpadu terlayani dan menerapkan 100-0-100 (tuntas kumuh/nol kumuh)
4. Sudah melaksanakan pendekatan dengan masyarakat melalui diskusi
5. Sudah melaksanakan koordinasi dengan Kantor Pertanahan dan mengetahui status tanahnya

Kriteria Umum:
Anggaran dan Sumber 1. Adanya pemetaan dari berbagai macam komponen dalam penanganan kumuh beserta sumber
Pembiayaan pembiayaannya.

35
Do’s and Don’t’s Pelaksanaan DAK Tematik PPKT
Do’s Don’t’s

kerangka besar Program Penanganan Permukiman Kumuh terpadu dan Membuat proposal program penanganan kumuh tanpa
komprehensif yang tertuang dalam dokumen perencanaan Pemerintah perencanaan yang matang hanya demi mendapat
Daerah dan sudah dilakukan beberapa proses persiapan. pendanaan DAK Tematik PPKT.

Memetakan dan melibatkan mitra dan pemangku kepentingan terkait Mengesampingkan pentingnya kontribusi yang diberikan
dengan pembagian peran dan koordinasi antar Lembaga yang jelas. komunitas.

Menentukan leading sector (pihak) yang menangani di lapangan baik Melaksanakan penanganan kumuh yang tak berdasar kajian/
tahap perencanaan maupun pelaksanaan. urgensi untuk perkotaan.

Mendukung inisiatif yang lahir dari penduduk di pemukiman kumuh Menggunakan standar pembangunan yang tidak sesuai dan
sebagai kekuatan dari sebuah komunitas melalui pendampingan yang tidak dapat diberlakukan pada masyarakat berpenghasilan
memadai. rendah, miskin dan rentan.

Memastikan jaminan kepemilikan dan hak bertempat tinggal secara jelas, Hanya bergantung pada subsidi pemerintah atau pada biaya
terutama bagi masyarakat yang menempati lahan secara ilegal dari penghuni permukiman kumuh. Harus ada sharing dana
sebelumnya. dari Pemerintah Daerah atau sumber pendanaan/
pembiayaan lainnya.

Memadukan program DAK Tematik PPKT dengan konteks/tema besar Mempertimbangkan perbaikan permukiman kumuh hanya
sesuai dengan karakteristik lokal (missal: penciptaan lapangan pekerjaan dari satu aspek saja (sosial/ekonomi/fisik).
dan pengembangan ekonomi lokal) untuk keberlanjutan livelihood
masyarakat penerima manfaat yang kurang berdaya/miskin dan rentan.

Melibatkan masyarakat untuk turut berperan dalam berbagai tahapan baik Melaksanakan DAK Integrasi tanpa koordinasi antar institusi/
dari perencanaan, pelaksanaan maupun pasca pelaksanaan. OPD.

Membuat aturan hidup bersama di lingkungan baru atau yang telah Acuh terhadap regulasi yang berlaku
diperbaiki

Menyediakan anggaran yang efektif dan efisien untuk hunian penduduk Tidak memperbaharui dan menggunakan basis data, apalagi
miskin dan rentan serta mengembangkan potensi pembiayaan lainnya. sampai memanipulasi.

Memposisikan Pemda sebagai pemilik, nakhoda dan integrator program Mengusulkan lokasi yang scattered/jarak antar rumahnya
penanganan kumuh yang terpadu. jauh.

Mempunyai basis data/pendataan yang selalu diperbaharui dengan Menangani rumah yang sudah mendapatkan bantuan rumah
sistem yang mumpuni. layak huni.

Mengusulkan penerima manfaatnya memiliki hunian layak


dan tidak miskin

36
Ilustrasi Siklus Program DAK Tematik PPKT

Goals: Menyiapkan pemerintah daerah untuk menyusun program penanganan kumuh terpadu sekaligus menjadi integrator

Tahap ini merupakan tahap perencanaan dan pengusulan

Ineligible
not ready

1 ADVOKASI 2 PERSIAPAN 3 PERENCANAAN 4 SELEKSI


Proses demand creation Memetakan kebutuhan dan Pemerintah daerah Kompetisi untuk memilih
pemerintah daerah, seperti desain penanganan, serta mengusulkan minatnya pemda yang siap
peningkatan awareness, program penanganan dan rencana melaksanakan kegiatan,
willingness to act, kumuh terpadu yang penananganan kepada Eligible
dengan mempertimbangkan
identifikasi knowledge- membutuhkan pendampingan pemerintah pusat. readiness criteria.
attitude-motivation. intensif pemda.

ready for
implementation

7 PELAPORAN 6 KONSTRUKSI 5 PENGALOKASIAN


Laporan hasil pelaksanaan, Penyiapan lahan, Pengalokasian besaran dana
Knowledge Best evaluasi, pembelajaran, dll. pemindahan penduduk, yang dapat diakses oleh
Hub Practices sertfikasi, pembangunan pemerintah daerah.
infrastruktur dan rumah.

Seluruh proses tersebut telah dipilotkan dalam DAK Integrasi Tahun 2021-2022 dan perencanaan Tahun 2023

37
Tahapan dan Linimasa DAK Tematik PPKT

T-2 – Persiapan

Penyiapan Penyiapan Lokasi dan Penyiapan Penyiapan Konsep Pengiriman Surat


Penyiapan Lahan Administrasi dan Sosialisasi Awal
Pemerintah Daerah Masyarakat Penanganan Minat
Teknis

T-1 – Perencanaan

Pendampingan/ Pembinaan Klarifikasi Proposal Program/


Pengiriman Exsum/Proposal Penilaian RC dan usulan Ekspos serta Penyusunan DED Penilaian Klarifikasi Proposal
Teknis & Penajaman
dan RC lainnya kegiatan dan RAB Program/Ekspos
Perencanaan

Pendampingan/ Pembinaan Klarifikasi Proposal Program/


Pengiriman Exsum/Proposal Penilaian RC dan usulan Ekspos serta Penyusunan DED Penilaian Klarifikasi Proposal
Teknis & Penajaman
dan RC lainnya kegiatan dan RAB Program/Ekspos
Perencanaan

T-0 – Pelaksanaan

Administrasi Keuangan dan Koordinasi dan Pelaksanaan Pelaporan Pelaksanaan


Konsultasi dan Penyiapan Penandatanganan Kontrak Pencairan Alokasi DAK Per Konstruksi + Monitoring dan Progres dan Penyerapan
Dokumen Lelang oleh Daerah Termin Pengendalian Pelaksanaan Anggaran berkala
Pembangunan

T+1 – Monitoring dan Evaluasi

Pelaporan Akhir Pembangunan Evaluasi Hasil Output dan Pemanfaatan dan


Fisik dan Keuangan Immediate Outcome Pengembangan Program

Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

38
Ilustrasi Siklus Program DAK Tematik PPKT

PARTISIPASI PROGRAM
MASYARAKAT PENDAMPINGAN LAHAN KELEMBAGAAN TERPADU
• Masyarakat sebagai • Terlibatnya fasilitator • Membangun tanpa • Adanya komitmen dari • DAK Integrasi
pelaku bukan hanya untuk mendampingi menggusur. Kepala Daerah. dilaksanakan sebagai
sebagai penerima masyarakat secara bentuk dukungan
• Pemda berkomitmen • Terdapat koordinator
manfaat, sehingga intensif dalam proses terhadap visi dan
dan memperjuangkan dalam perencanaan
mereka mendukung penataan, penengah program penanganan
pelepasan aset hingga dan pelaksanaan
dan terlibat penuh antara masyarakat dan kumuh terpadu Daerah.
sertifikasi program penanganan
dalam pelaksanaan Pemerintah serta
kumuh. • Kolaborasi pendanaan
memantau progres. • Mengkonsolidasi
program.
lahan dan • Terlibat aktifnya (APBD, APBN, CSR) di
• Masyarakat berpartisi- • Pendampingan dan satu lokasi yang sama
menyediakan ruang fasilitator dan
pasi sebagai fasilitasi dilakukan sehingga hasil
publik sebagai multiple masyarakat.
kolaborator dari mulai secara kontinyu oleh programnya
objective.
Pemda Kab/Kota. • Terdapat kolaborasi
urun rembug desain berdampak besar dan
dan koordinasi yang
hingga menjadi tenaga terlihat secara spasial
baik antar pihak.
kerja sukarela dan turut
memantau progres.
• Terbentuknya
Kelompok Kerja
Masyarakat (Pokja)/
Komunitas untuk
pengelolaan.

39
03
Kelembagaan
Keterkaitan peran antar pemangku kepentingan

40
Stakeholders dalam DAK Tematik PPKT
K oordinasi Pus at

KEMENTERIAN PPN/ KEMENTERIAN KEMENTERIAN KEMENTERIAN ATR/


KEMENTERIAN PUPR
BAPPENAS KEUANGAN DALAM NEGERI BPN
• Direktorat Pembangunan • Pusat Fasilitasi Infrastruktur • Direktorat Dana • Direktorat • Direktorat Konsolidasi
Daerah Daerah Transfer Khusus Sinkronisasi Tanah dan
• Direktorat Perumahan dan • Direktorat Rumah Swadaya Urusan Pengembangan
Kawasan Permukiman • Direktorat Pengembangan Pemerintahan Pertanahan
• Direktorat Alokasi Kawasan Permukiman Daerah II • Kantor Wilayah BPN
Pendanaan dan • Direktorat Air Minum Provinsi Setempat
Pembangunan • Direktorat Sanitasi • Kantor Pertanahan Kab/
Kota Setempat
• Direktorat Sistem dan Strategi
Penyelenggaraan Perumahan

K oordinas i Dae rah

KEMENTERIAN PUPR PEMERINTAH DAERAH

• BPPW DJCK PUPR • Pemerintah Provinsi (34 Provinsi) • Dinas PUPR Kab/Kota
• Balai P2P Ditjen Perumahan PUPR • Pemerintah Daerah (514 Kab/Kota) • Dinas LH Kab/Kota
• BBWS Ditjen SDA PUPR • Bappeda Provinsi • Inspektorat Kota/Kab
• Bappeda Kab/Kota • Korkot KOTAKU
• Dinas Perumahan dan Permukiman Kab/Kota
41
Matriks Peran Lembaga Dalam Proses Pelaksanaan DAK Tematik PPKT

Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Bappenas Merumuskan konsep pelaksanaan • Penilaian persyaratan dan seleksi teknis Evaluasi terhadap perencanaan
DAK Integrasi dan pelaksanaan DAK Integrasi
• Pengawasan terhadap perencanaan & pelaksanaan DAK Integrasi
Permukiman dan Perumahan
• Sinkronisasi program DAK integrasi dengan program K/L APBN

Kementerian PUPR Merumuskan konsep pelaksanaan • Penilaian persyaratan dan seleksi teknis Evaluasi pelaksanaan DAK
(PFID) DAK Integrasi & Sosialisasi kepada Integrasi (kegiatan dan anggaran)
• Pendampingan terhadap direktorat teknis terkait pelaksanaan DAK
tim pelaksana teknis

Kementerian PUPR • Merumuskan konsep • Penyiapan konsep penanganan permukiman kumuh terintegrasi Evaluasi pelaksanaan DAK
(Perumahan dan pelaksanaan DAK Integrasi Integrasi (kegiatan dan anggaran)
• Sinkronisasi program DAK integrasi dengan program K/L APBN
DJCK)
• Penetapan Readiness Criteria
• Penilaian persyaratan dan seleksi teknis

Kementerian ATR/ Memfasilitasi informasi status Fasilitasi program sertipikasi tanah Monitoring penerbitan sertipikasi tanah DAK Integrasi
BPN tanah serta program sertipikasi

Kementerian • Penyiapan regulasi terkait Verifikasi usulan anggaran Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan anggaran DAK integrasi
keuangan proses penganggaran DAK pelaksanaan kegiatan DAK
Integrasi Integrasi
• Evaluasi Kinerja Penyerapan
DAK tahun sebelumnya

Balai Pelaksana/ Koordinasi dengan Pemda dan Pendampingan terhadap Pemda da- Pengawasan terhadap Evaluasi pelaksanaan kegiatan
UPT Unit Pengampu (Ditjen) lam penyusunan rencana pelaksanaan masyarrakat dalam penanganan permukiman kumuh
DAK pelaksanaan DAK integrasi

Bappeda Prov Pendampingan terhadap Verifikasi usulan DAK Integrasi yang Pengawasan terhadap Evaluasi pelaksanaan kegiatan
Bappeda Kab/Kota dan Dinas Kab/ diajukan Bappeda/Dinas Kab/Kota masyarrakat dalam penanganan permukiman kumuh
Kota terkait pelaksanaan DAK integrasi

Bappeda Kab/Kota • Identifikasi Kawasan yang ber- • Penyiapan lahan, readiness criteria Pengawasan terhadap Evaluasi pelaksanaan kegiatan
potensi melaksanakan kegiatan masyarrakat dalam penanganan permukiman kumuh
• Penerbitan insentif perizinan
DAK Integrasi pelaksanaan DAK integrasi
• Sosialiasi kepada masyarakat
• Penyesuaian RTRW/RDTR dan
aturan terkait tata ruang • Perencanaan Teknis (koordinasi
lainnya dengan DitJen teknis)

42
Matriks Peran Lembaga Dalam Proses Pelaksanaan DAK Tematik PPKT

Persiapan Perencanaan Pelaksanaan Keberlanjutan


Pokja/ • Merumuskan konsep Mendiskusikan perencanaan penataan Mengkoordinir dan Mengkoordinir dan mengelola
Komunitas Tingkat pelaksanaan DAK Integrasi rumah dengan masyarakat dan mengelola penduduk untuk penduduk untuk swadaya dalam
Masyarakat fasilitator (termasuk desain, aturan swadaya dalam pembangunan (tenaga kerja,
• Merencanakan desain hidup bersama) pembangunan (tenaga kerja, menyiapkan makanan)
penanganan kumuh baik untuk menyiapkan makanan)
pertanahan, masyarakat,
sumber biaya dan kolaborasi.

Kementerian PUPR • Membantu Pemerintah Daerah Membantu Pemerintah Daerah • Memonitoring proses Memberikan fasilitasi kepada
(PFID) untuk menyusun konsep dan untuk menyiapkan hal-hal teknis pembangunan. masyarakat terkait dengan hidup
dokumen perencanaan penanganan kumuh. keberlanjutannya.
penanganan kumuh. • Memimpin proses
pembangunan di lapangan.
• Menghubungkan/mengadvokasi
masyarakat penerima manfaat. • Melaksanakan pelaporan
berkala.

PERAN TAMBAHAN YANG DIINSIASI OLEH PEMERINTAH DAERAH:

MANAJEMEN PMU
PERGURUAN TINGGI CSR NGO PEMERINTAH DESA
KONSTRUKSI (SEBAGAI PIHAK KETIGA)
Membantu proses Mengkomandokan Sebagai Kolaboratif dalam Membantu Membantu proses
kajian dan berbagai stakeholder rekomendasi untuk DAK melengkapi keterlibatan/ pendekatan dengan
perencanaan (Kendal). di lapangan (Tual). Integrasi kedepannya kebutuhan pendampingan masyarakat terkait
dalam membantu perumahan DAK masyarakat/proses program penanganan
Pemerintah Pusat. Integrasi, misalnya perencanaan dan kumuh (Gresik)
dengan pelaksanaan
penyediaan cat (Arkom, RUJAK)
(Solo, Tual).

43
Alur Koordinasi Tahapan Kegiatan DAK Tematik PPKT

Advokasi Persiapan Perencanaan/ Penilaian Pelaksanaan Pencairan Monitoring EVALUASI


Pengusulan

Bappenas,
8
KPUPR, Bappenas, Bappenas,
PUSAT Kemenkeu, KPUPR, KPUPR, Kemenkeu
Bappenas, Bappenas,
KPUPR KPUPR
Kemendagri Kemendagri ATR/BPN

15 16
3 9

7 19
APIP, BPKAD
Bappeda, BPN,
Dinas PKP, 17
Bappeda, 6 Dinas PKP/ 10 14 Bappeda, Bappeda,
Koorkot KOTAKU, Bappeda,
Dinas PKP, Bappeda/ Dinas PKP/ Dinas PKP, Dinas PKP,
Dinas terkait
Kab/Kota BPN, Koorkot Dinas PKP/ Kepala Bappeda/ Dinas PKP
BPN, Koorkot BPN, Koorkot
lainnya, Teknis
KOTAKU Daerah Kepala 13 KOTAKU KOTAKU
Perguruan
Daerah
Tinggi, Swasta 18

11
1 2 4 5
12

Masyarakat, Perlunya mendorong peran provinsi


Masyarakat, Masyarakat,
Komunitas, dalam proses pendampingan, perencanaan,
Komunitas, Komunitas,
Lapangan Fasilitator, Fasilitator,
Fasilitator, TFL, pelaksanaan serta pemantauan dan evaluasi
Kelurahan program penanganan permukiman kumuh
Kelurahan Kelurahan
terpadu

44
Pembelajaran dari Sebagian Daerah Penerima DAK Tematik
04
Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu/DAK Integrasi
Daerah-daerah yang dapat dijadikan pembelajaran dalam
kegiatan DAK Tematik Pengentasan Permukiman Kumuh Terpadu
yang telah berjalan

45
Before-After Semanggi (Sekarang HP0001 Mojo), Kota Surakarta

Before Ongoing After

Tampak Atas Kawasan HP0001,


Mojo, Semanggi

Pembangunan Rumah
dengan Teknologi
Ruspin

HP0001, Semanggi Setelah


Peremajaan

Kondisi HP0001, Pembangunan Rumah dengan


Semanggi Sebelum Peremajaan Teknologi Ruspin

46
Peremajaan Permukiman di Kawasan Semanggi, Kota Surakarta
Program penanganan kumuh melalui DAK Integrasi dengan pola peremajaan yang memiliki konsep konsolidasi
tanah dengan melibatkan masyarakat setempat untuk bersama-sama menciptakan hunian yang layak.

Luas area 5,5 Hektar ditempati oleh 253 rumah tangga dengan luas kavling masing-masing 36m2.
Sisa lahan digunakan untuk Markas Brimob, SMA, dan PSU.

Penataan dengan Pola Peremajaan melalui Konsolidasi Tanah dengan total 253 Unit
melibatkan masyarakat dari tahap perencanaannya. Warga Semanggi dengan KTP
Surakarta diberikan Hunian Sementara dan Non KTP Surakarta diberikan biaya transporta-
si untuk kembali ke lokasi asalnya melalui APBD.

Perumahan dilengkapi dengan jalan lingkungan sepanjang 1.783 meter dan drainase
sepanjang 2.250 meter, 1 unit IPAL, penambahan pipa dan SR air limbah, dan layanan air
Skema Program dan
minum perpipaan.
Sumber Pendanaan
Tanah: semula milik Pemda, kemudian dilepaskan menjadi tanah bebas (Hak Pakai) yang
diproses sertifikasinya menjadi hak milik masyarakat
Rumah, air minum, sanitasi, PSU dan drainase: DAK Integrasi Tahun 2021
Pendampingan dan Pemberdayaan: Pemerintah Kab/Kota, KOTAKU dan Akademisi.
Pengecatan: CSR
Teknologi: Ruspin

Kelompok masyarakat berpenghasilan rendah di permukiman kumuh di Mojo, Kawasan


Target Sasaran Semanggi

Total Anggaran DAK


Rp22.038.315.000,- (TA 2021)
Integrasi

Jumlah Terbangun 253 unit rumah (tahun 2021), dan 250 unit (tahun 2022)

47
Before-After Semanggi (Sekarang HP0001 Mojo), Kota Surakarta

2016- 2017 -
< 2000 2017 2019 2019 2020 2021

• Masyarakat • Pemkot melakukan • Proses pendekatan • Pemerintah Kota • Pemerintah Kota • Pelaksanaan DAK
sering mendapat pendataan kepada masyarakat mendapatkan melakukan Integrasi.
isu lokasinya akan dengan melibat- dari ARKOM. sosialisasi DAK Ekspose DAK
digusur. kan Satpol PP. • KOTAKU mulai Integrasi dari Integrasi kepada
• Masyarakat • Masyarakat yang terlibat menyusun Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat
merasa perlu untuk tergabung dalam dokumen LARAP dan • Pemerintah Kota dengan hasil lolos
mendapatkan hak Pokja Masyarakat desain masterplan. menyiapkan surat sebagai lokasi
legal. membuat spanduk minat dan piloting.
• Pemerintah Kota
• Masyarakat kepada Pemkot. belum mengang- administrasi • Pemerintah Kota
mengirimkan surat • Pemkot mengajak garkan lokasi lainnya. mengadakan
ke Pemerintah berdiskusi dengan penanganan kumuh rapat Paripurna
Kota. masyarakat. di Kws. Semanggi. dengan DPRD
untuk proses
• Pemda melibatkan • Walikota • Advokasi dengan
pelepasan tanah
Satpol PP dalam berkomitmen nol DPRD, BBWS, dll
kepada
rangka penertiban. kumuh dan hibah untuk hibah lahan
masyarakat.
lahan kepada dimulai.
masyarakat.
• Pemkot menunjuk
Arkom untuk
mendampingi.
CATATAN
• Sebelum adanya DAK Integrasi, Kawasan Semanggi direncanakan untuk penataan Kawasan
kumuh.
• Masyarakat sudah teradvokasi informasi terkait penataan kawasan.
• Saat itu, belum teranggarkannya penataan kawasan ini.
• DAK Integrasi sebagai pelengkap dan pendukung.

48
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kota Surakarta

PARTISIPASI KOMITMEN DAN PROGRAM


MASYARAKAT PENDAMPINGAN LAHAN KOLABORASI TERPADU
• Berawal dari • Terlibatnya fasilitator • Membangun tanpa • Adanya komitmen dari • DAK Integrasi
kebutuhan untuk mendampingi menggusur. Para Walikota. dilaksanakan sebagai
masyarakat setempat. masyarakat dalam bentuk dukungan
• Pemda memperjuang- • Pemda mengkoordi-
proses penataan, terhadap visi Pemkot.
• Masyarakat kan pelepasan aset natori perencanaan
menjadi penengah
berpartisipasi dalam Pemkot melalui Rapat dan pelaksanaan • Kolaborasi pendanaan
antara masyarakat dan
mendesain kawasan, Paripurna dengan DPRD penanganan kumuh. (APBD) di satu lokasi
Pemerintah serta
mengkoordinir dan mengundang ahli yang sama terhadap
memantau progres. • Terlibat aktifnya
kelengkapan dokumen Pertanahan UGM dan infrastruktur dasar
fasilitator dan
untuk pendaftaran • Fasilitator membantu UNS untuk membantu layak sesuai dengan
masyarakat.
pertanahan, hingga menyusun dokumen mencari justifikasi. standar secara
bekerja sebagai perencanaan (LARAP) • Dukungan Arkom terpadu.
• Mengkonsolidasi
tenaga kerja sukarela selama 2 tahun sampai Yogya dalam
lahan dan membagi-
dan memantau 2019. merancang dan
nya untuk ruang publik
progres di lapangan. Perguruan Tinggi
lainnya (Brimob, SMA,
dalam kajian
• Terbentuknya kantor pemerintahan
pertanahan (UGM dan
Kelompok Kerja setempat) sebagai
UNS)
Masyarakat (Pokja) multiple objective.
untuk pengelolaan.

49
Tantangan DAK Integrasi Kota Surakarta

TIMELINE PELAKSANAAN KOLABORASI DAN KEBERLANJUTAN ADMINISTRASI


DAN PEKERJAAN ANTAR KELEMBAGAAN PERMUKIMAN PERENCANAAN DAN
SEKTOR PELAKSANAAN
• Meskipun “terintegrasi” • Mekanisme koordinasi • Belum ada langkah • Proses adminitrasi
namun pelaksanaan tetap antar pendamping konkrit keberlanjutan perencanaan
dilakukan per sektor berbeda (antara program dan memerlukan waktu lama,
dengan timeline, jenis Fasilitator Teknik pemberdayaan ditambah ketentuan
kontrak (swakelola/ Lapangan yang masyarakat. pemerintah pusat yang
Kontraktual), dan protokol disewaPemda dan berubah-ubah.
• Belum terujinya aturan
masing-masing sektor Fasilitator KOTAKU).
hidup bersama di • Waktu pelaksanaan yang
berbeda. • Belum ada pembagian lingkungan perumahan sempit (kurang dari 1
• Dibutuhkan koordinator peran yang jelas pada dan permukiman baru, tahun jika dikurangi
teknis lintas sektor/ saat pelaksanaan dan akankah efektif untuk dengan waktu persiapan
super-mandor dengan monev. mencegah kekumuhan admistrasi).
manajemen proyek yang kembali?
• Manajemen operasional
baik.
untuk tahap pencairan –
bagaimana pekerjaan fisik
dan adminstratif berjalan
beriringan.

50
Before-after Weleri Asri, Kabupaten Kendal

Before Ongoing After

Gambaran Desa Penyangkringan

Kondisi calon lahan Weleri Asri

Kawasan Weleri Asri Setelah Pembangunan

Pembangunan Kawasan Weleri Asri

51
Perumahan Komunitas Weleri Asri Kabupaten Kendal
Program kolaborasi masyarakat dengan pemerintah kab/kota, pemerintah pusat, dan akademisi untuk
pembangunan perumahan layak huni bagi MBR (Metode ABCG).

Luas area 1,8 Hektar akan ditempati oleh 170 rumah tangga dengan luas kavling masing-masing
60m2. Sisa lahan seluas 0,7 Ha digunakan untuk PSU.

Pembangunan unit rumah beserta PSU di atas tanah yang dibeli secara berkelompok
oleh masyarakat. Masing-masing rumah tangga memperoleh kavling seluas 60 m2 dan
rumah seluas 36m2 dengan komponen lengkap (kecuali plafon). Perumahan dilengkapi
dengan jalan lingkungan selebar 6-8 meter dan drainase, IPAL di 3 titik, layanan air
minum PDAM, dan TPS3R.
Skema Program dan
Sumber Pendanaan Tanah: milik masyarakat yang dibeli secara berkelompok, termasuk untuk
pematangannya. Program sertipikasi menggunakan Konsolidasi Tanah Swadaya pada
tahun 2021
Rumah dan PSU: DAK Integrasi Tahun 2021
Pendampingan dan Pemberdayaan: Pemerintah Kab/Kota, KOTAKU dan Akademisi.

Kelompok masyarakat berpendapatan rendah di permukiman kumuh Desa


Target Sasaran Penyangkringan. Diutamakan untuk yang tinggal di rumah yang luas per kapitanya di
bawah standar (rumah dimana terdapat lebih dari 1 keluarga di dalamnya)

Total Anggaran DAK


Rp13.770.140.000,-
Integrasi

Besar Cicilan Masyarakat mencicil lahan senilai Rp 700-800 ribu selama maksimal 10 tahun.

Jumlah Terbangun 170 unit rumah

52
Before-After Kronologi Pengembangan Perumahan Komunitas Kabupaten Kendal

<2017 2018 2019 <2017 <2017

• Diadakan forum diskusi • OPD Bersama masyarakat • Diusahakan pengembangan • Pemerintah Kabupaten • Pelaksanaan DAK
OPD, akademisi, menyusun DED dan RAB perumahan komunitas di melakukan Ekspose DAK Terintegrasi TA 2021 untuk
asosiasi pengembang, Curug Sewu. lokasi lain, yaitu Weleri Asri Integrasi kepada mendukung
dan komunitas • Dilakukan proses sebagai replikasi dari Pemerintah Pusat dengan pengembangan
masyarakat untuk sertifikasi lahan Curug skema Curug Sewu. hasil lolos sebagai lokasi Perumaan Komunitas
menjaring gagasan Sewu oleh Kantor • Komunitas membeli lahan piloting. Weleri Asri.
penyediaan perumahan Pertanahan di Weleri Asri. • Pemerintah Kab. • Pelaksanaan Konsolidasi
MBR. Kendal bersama Tanah Swadaya sebagai
• Proses verifikasi • Pemerintah daerah
• Adanya komitmen peserta dan mulai membantu menyusun DED komunitas menyusun program sertipikasi
optimalisasi program masuknya perbankan. dan RAB Weleri Asri. rencana pemanfaatan pertanahan
BSPS untuk masyarakat dan pengembangan
• Peletakan batu pertama • Desember 2019: adanya
non-bankable. perumahan.
di Curug Sewu: proses sosialisasi DAK Terintegrasi
• Gagasan perumahan pelaksanaan konstruksi dari pemerintah pusat.
komunitas dicetuskan. dimulai.
• Sosialisasi OPD dan tim
universitas ke berbagai
komunitas.
• Pencarian lahan oleh
komunitas peserta
program. CATATAN
• Terpilihnya lokasi • Sebelum adanya DAK Integrasi, perumahan komunitas sudah dilaksanakan di Curug Sewu.
perumahan Curug Sewu • Masyarakat calon penghuni Weleri Asri sudah mengkoordinir dirinya sendiri dalam bentuk komunitas sebelum DAK
sebagai lokasi Terintegrasi hadir.
pengembangan pertama. • Walau sudah ada rencana pembangunan perumahan komunitas, namun baru lahan yang sudah jelas pengadaannya.
Pembangunan perumahan dan penataan kawasannya belum teranggarkan.
• DAK Integrasi sebagai pelengkap dan pendukung.

53
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kabupaten Kendal

KEAKTIFAN KOMITMEN
KOMUNITAS KOLABORASI PENDAMPINGAN LAHAN PEMDA
• Komunitas sebagai • Adanya forum PKP yang • Fasilitator sebagai • Adanya hak • Komitmen kepala
pelaku perubahan. aktif berdiskusi untuk penengah masyarakat keamanan bermukim daerah untuk
Tercipta masyarakat penyelesaian isu-isu dan pemerintah dalam dengan membeli tanah pengembangan
yang guyub dan perumahan. hal penyiapan dari perseorangan perumahan komunitas
memiliki rasa program, perencanaan kepada komunitas (visi untuk mendirikan
• Adanya inisiatif
kepemilikan serta desain, pelaksanaan, yang dicicil melalui satu perumahan
pendekatan ABCG
kebersamaan, yang dan pasca bank. komunitas di setiap
yang melahirkan
berhasil menciptakan pelaksanaan. kecamatan).
pengembangan
inovasi untuk perumahan komunitas.
mengubah nasibnya
sendiri.

54
Tantangan DAK Integrasi Kabupaten Kendal

JENIS KERJASAMA PENYALURAN/ KEBERLANJUTAN SASARAN PROGRAM


DENGAN PERBANKAN PENCAIRAN DANA PERMUKIMAN

• Belum ada langkah • Kegiatan DAK


• Hingga tengah tahun • Keterlambatan
konkret keberlanjutan Integrasi dengan skema
pelaksanaan DAK (2021), sosialisasi dan pengisian
program di lokasi lain. seperti di Kendal baru
belum ada pihak SIPD menyebabkan
mampu menyasar
perbankan yang bersedia mundurnya seluruh • Belum ada Langkah
masyarakat dari desil
bekerjasama untuk skema proses kegiatan DAK konkret pemberdayaan
3 dan Sebagian desil 4.
cicilan tanah masyarakat Integrasi, dimulai dari masyarakat untuk
Karena kebutuhan
karena belum selesainya persiapan lelang. peningkatan kehidupan
keswadayaannya yang
permasalahan sertifikasi ekonomi.
• Proses penyaluran dari tinggi maka belum dapat
lahan (menunggu Kas Daerah yang berbelit • Belum tersusunnya aturan menyertakan masyarakat
dokumen KKPR). dan memerlukan bantuan hidup bersama di miskin sebagai penerima
• Skema kredit tanah yang “pembayaran sementara” lingkungan perumahan manfaat.
diajukan belum dikenali yang bersumber dari kas dan permukiman baru.
oleh OJK, sehingga harus lain untuk proses verifikasi
didaftarkan terlebih ke lapangan dan
dahulu skemanya sebagai pembayaran fasilitator.
jenis perkreditan baru. Hal
ini memakan waktu lebih
lama dari perkiraan.

55
Before-after Timbang Langsa, Kota Langsa

Before Ongoing After

Pembangunan Rumah serta Jalan


Lingkungan dan IPAL di Kawasan Timbang
Langsa
Kondisi Kawasan Bantaran
Krueng Langsa sebelum Relokasi

Timbang Langsa Setelah Pembangunan

56
Perumahan Relokasi Timbang Langsa, Kota Langsa
Program relokasi masyarakat penghuni bantaran dan sempadan Sungai Krueng Langsa yang kumuh ke lokasi
baru Kawasan Timbang Langsa dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Luas area 14 Hektar

Pembangunan unit rumah beserta PSU di atas tanah Pemerintah Kota yang akan
diserahkan kepada masyarakat. Masing-masing rumah tangga memperoleh kavling
seluas 150 m2 dan rumah seluas 36m2 dengan komponen lengkap. Perumahan dilengkapi
dengan jalan lingkungan selebar 6 meter dan drainase, IPAL komunal, dan layanan air
Skema Program dan minum PDAM. Pemerintah Kota menyediakan fasilitas seperti pasar, puskesmas dan
Sumber Pendanaan sekolah sebagai sarana prasarana dasar permukiman dari APBD.

Tanah: milik Pemerintah Kota yang akan diserahkan kepada Masyarakat


Rumah dan PSU: DAK Terintegrasi Tahun 2021
Pendampingan dan Pemberdayaan: KOTAKU dan Tim DAK Integrasi

Kelompok masyarakat berpendapatan rendah di Kawasan kumuh di bantaran dan


Target Sasaran sempadan Sungai Krueng Langsa.

Total Anggaran DAK


Rp34.862.575.000,- (TA 2021)
Integrasi

Jumlah Terbangun 250 unit rumah

57
Kronologi Relokasi ke Kawasan Timbang Langsa, Kota Langsa

2013 2016 2017 2019 2020 2021

• Pendataan atau • Penyiapan dan • Pemindahan • Proses sosialisasi • Pelaksanaan • Pelaksanaan DAK
pembuatan data- pematangan pertama kepada pembangunan 103 Integrasi.
base masyarakat lahan seluas 14 masyarakat ke masyarakat unit rumah melalui • Proses sertifikasi
bantaran dan Hektar untuk lahan Timbang penghuni bantaran BSPS di lahan lahan
sempadan Sungai relokasi penduduk. Langsa yang Krueng Langsa. Timbang Langsa
Kota Langsa • Status lahan sudah berasal dari • Pemerintah Kota • Pemerintah Kota
• Inisiasi program clear menjadi milik bantaran rel KAI. mendapatkan melakukan
penanganan kumuh pemerintah kota sosialisasi DAK Ekspose DAK
di sepanjang setelah dihibahkan Integrasi dari Integrasi kepada
bantaran dan oleh PT Timbang Pemerintah Pusat. Pemerintah Pusat
sempadan Sungai Langsa. • Pemerintah Kota dengan hasil lolos
Kota Langsa oleh menyiapkan surat sebagai lokasi
Dinas PUPR Kota minat dan piloting.
Langsa administrasi
lainnya.

CATATAN
• Lokasi asal di bantaran Krueng Langsa saat ini dibangun Ruang Terbuka Publik yang dapat dinikmati seluruh masyarakat Kota Langsa.

58
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kota Langsa

KOMITMEN KOMITMEN DAN PROGRAM


PEMERINTAH PENDAMPINGAN LAHAN KOLABORASI TERPADU
• Pemerintah Kota • Fasilitator pendamping • Telah clean and clear • Garis koordinasi • Kota Langsa sudah
berkomitmen sangat aktif memberi- statusnya menjadi milik perencanaan dan mempunyai rencana
untuk menangani kan advokasi dan Pemko sejak 2016. pelaksanaan kegiatan program penanganan
permukiman di mensosialisasikan sangat jelas di Kota kumuh terpadu yang
• Sebagai kunci
bantaran dan program penanganan Langsa, sehingga jelas dan tertuang
kesiapan berjalannya
sempadan sungai kumuh terpadu Kota pembagian kerja antar dalam visi-misi
program, sejak 2016-
sejak 2013. Langsa kepada satu sektor dan satu pemerintahnya.
2017 lahan telah
masyarakat yang aspek dengan yang
• Pada Dinas PUPR dimatangkan agar • Berbagai pendanaan
terbilang cukup lainnya jelas.
program tersebut terus dapat segera dikerahkan untuk
resisten.
menjadi prioritas dimanfaatkan. • Terdapat satu mendukung
walau Kepala Dinas • Fasilitator sekaligus koordinator utama pelaksanaan program
berganti. menjadi penengah dalam segala kegiatan, terpadu tersebut,
antara masyarakat yaitu Dinas PUPR. diantaranya APBD,
• Program tersebut juga dengan Pemerintah
• Tidak ada tumpang APBN, DAK hingga CSR.
menjadi prioritas serta Kota.
visi Kepala Daerah tindih tugas dan fungsi
yang dituangkan dan antar pihak di
diselaraskan dalam lapangan.
RPJMD.

59
Tantangan DAK Integrasi Kota Langsa

KESERAGAMAN KEBERLANJUTAN
PROSES SERTIFIKASI KUALITAS RUMAH PADA
LAHAN PERMUKIMAN
KAWASAN

• Karena pada Kawasan • Belum ada langkah


• Masih terdapat proses
Timbang Langsa konkrit keberlanjutan
yang tertunda dalam hal
terbangun rumah dari program dan pember-
pelepasan lahan untuk
berbagai program dan dayaan masyarakat.
menjadi milik masyarakat,
sehingga sertifikat hak pendanaan, maka • Belum terujinya aturan
milik belum bisa mekanisme pelaksanaan hidup bersama di
diserahkan kepada dan pengawasannya pun lingkungan perumahan dan
masyarakat hingga berbeda-beda. Alhasil, permukiman yang baru
akhir tahun 2021. Namun rumah terbangun pada tersebut.
hal tersebut sudah Kawasan tersebut
diselesaikan dan sekarang beresiko mempunyai
proses sertifikasi sudah kualitas yang tidaklah
selesai. sama.

60
Before-after Widuri, Kab. Pemalang

Before Ongoing After

Proses Pelaksanaan DAK Integrasi


Kab Pemalang TA 2021

Hasil Drone Pelaksanaan DAK Integrasi


Kab Pemalang TA 2021
Kondisi Pasca Pelaksanaan DAK Integrasi
Kondisi Widuri Sebelum Penanganan Kab Pemalang TA 2021

61
Peremajaan Permukiman di Kawasan Widuri, Kab Pemalang
Program penanganan kumuh melalui DAK Integrasi dengan pola campuran antara pemugaran dan peremajaan
dalam satu hamparan untuk masyarakat pesisir.

Luas area 3,11 Hektar di RT03-RW01 Kel. Widuri, RT04-RW01 Kel. Widuri dan RT02-RW05 Kel. Sugiwaras.

Penataan dengan Pola Campuran yaitu Pemugaran dan Peremajaan dengan total 122
Unit di dalam satu hamparan/mengelompok.

Perumahan dilengkapi dengan jalan lingkungan sebesar 2.387 meter dan drainase
lingkungan sebesar 3.569 meter, IPAL komunal untuk 50 KK di 3 unit melalui DAK dan 1 unit
melalui APBD Kab Pemalang, TPS3R 1 unit, dan 1 titik layanan air minum.

Tanah: semula tanah negara, dilakukan proses hibah lahan dari Bupati kepada warga
Skema Program dan
peserta program.
Sumber Pendanaan Rumah, air minum, sanitasi, PSU dan drainase: DAK Integrasi Tahun 2021
Pendampingan dan Pemberdayaan: Pemerintah Kab/Kota, KOTAKU dan Akademisi.
Biaya penyiapan masyarakat: APBD II
Biaya pembongkaran rumah dan sewa hunian sementara untuk PB: APBD Kab
Pemalang (Rp1 juta/KK/Bulan max 10 bulan)
Biaya Penyiapan lahan dan penambahan tinggi lantai bangunan akibat pembangunan
PSU: APBD Kab Pemalang
Biaya Pembangunan Jaringan Listrik PAL dan Trafo: DIPA PT.PLN (Persero) Kab Pemalang

Kelompok masyarakat yang bermatapencaharian sebagai nelayan dengan rata-rata


Target Sasaran pendapatan 1 – 2 juta/bulan

Total Anggaran DAK


Rp 25.371.000.000, -
Integrasi

Jumlah Terbangun 122 unit rumah pembangunan baru dan 93 unit rumah peningkatan kualitas

62
Kronologi Peremajaan Permukiman di Kawasan Widuri, Kab Pemalang

2018 2019 2020 2021

• Terbitnya SK Kumuh Kab • Pemkab Pemalang • Dimulainya proses • Pelaksanaan DAK


Pemalang melakukan proses hibah pendataan dan penyiapan Integrasi.
• Pemkab Pemalang lahan dari Bupati ke lahan. • Pemkab melakukan input
melakukan pendekatan warga penerima manfaat. • Pemkab juga mematang- kegiatan dalam sistem
kepada masyarakat yang • Ada penolakan kan siteplan dan DED informasi dan
belum dilakukan secara masyarakat untuk Bersama masyarakat pengadaan/lelang.
intensif karena belum dilakukan penataan. melalui APBD.
ada skema pendanaan • Desember 2019: • Pemerintah Kabupaten
sebagai jaminan ke sosialisasi DAK melakukan Ekspose DAK
masyarakat. Terintegrasi dari Integrasi kepada
pemerintah pusat. Pemerintah Pusat dengan
• Pemkab dibantu KOTAKU hasil lolos sebagai lokasi
untuk advokasi ke piloting.
masyarakat secara
intensif.
• Masyarakat mulai
sepakat dan menerima
proses penataan.

63
Kunci Sukses Penanganan Permukiman Kumuh Terpadu Kab. Pemalang

ADVOKASI KOMITEN DAN PROGRAM


MASYARAKAT PENDAMPINGAN LAHAN KOLABORASI TERPADU
• Adanya tantangan • Fasilitasi oleh KOTAKU • Adanya komitmen dari • Adanya Kerjasama • DAK Terintegrasi
dengan masyarakat untuk advokasi kepada Bupati kepada Pemda dengan dilaksanakan oleh
yang menolak, namun masyarakat masyarakat dengan Fasilitator (Tim KOTAKU) beberapa OPD yang
setelah mendapatkan menghibahkan tanah dan Tokoh lainnya berbeda dengan waktu
• Proses pendataan,
kepastian pendanaan negara. (Tokoh Agama dan pelaksanaan satu
pembongkaran rumah
melalui DAK Integrasi Tokoh Masyarakat sama lain yang harus
dan penyiapan lahan
TA 2021, masyarakat setempat) terintegrasi.
semuanya didampingi
menjadi lebih yakin. secara intensif. • Pemkab Pemalang
• Pemkab mematangkan mengandalkan
site plan dan DED ber- keaktifan dan
sama masyarakat dan komunikasi yang luwes
juga Kementerian PUPR, antar anggota Pokja
dibantu oleh pihak PKP.
ketiga yang dikontrak
melalui APBD Kab.
Pemalang

64
Tantangan DAK Integrasi Kab. Pemalang

PROSES MENGADVOKASI KOMITMEN PEMDA DAN PENCAIRAN


MASYARAKAT KOLABORASI ANTAR OPD PENGANGGARAN

• Pencairan anggaran yang


• Adanya proses penolakan • Komitmen Pemda dalam
dilakukan per tahap
masyarakat pada saat mendorong hibah tanah
sedangkan proses
Pemkab mengadvokasi. negara dan berdialog
pembangunan dilakukan
dengan masyarakat untuk
• Perlu ada kejelasan secara swakelola,
meyakinkan.
sumber pendanaan bagi dibutuhkan peran BPKAD
masyarakat untuk • Pelibatan banyak aktor dalam proses pendanaan
meyakinkan terjadinya dan multisektor di DAK sementara.
perbaikan pembangunan. Integrasi, membuat
komunikasi antar OPD
• Munculnya kecemburuan
harus terjaga.
sosial bagi masyarakat
yang bukan penerima
bantuan.

65

Anda mungkin juga menyukai