Pendidikan Kesehatan Masyarakat Dan Manajemen Stres Dalam Menstabilkan Tekanan Darah Dan Kecemasan Penderita Hipertensi
Pendidikan Kesehatan Masyarakat Dan Manajemen Stres Dalam Menstabilkan Tekanan Darah Dan Kecemasan Penderita Hipertensi
Pendidikan Kesehatan Masyarakat Dan Manajemen Stres Dalam Menstabilkan Tekanan Darah Dan Kecemasan Penderita Hipertensi
Wahyu Dini Candra Susila1)*, Iswati1), Riskiyani Istifada1) , Kamelia Susanti2), Firda Nur
Isya2), dan Ismawati2)
1) Program Studi D3 Keperawatan, STIKES Adi Husada, Surabaya
2) Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan, STIKES Adi Husada, Surabaya
ABSTRACT
Introduction & Aim: Hypertension is a condition where the systolic blood pressure is more than 140 mmHg
and the diastolic is more than 90 mmHg. One of the various effects of hypertension is the anxiety and
discomfort. One of the non-pharmacological therapies that can be done is stress management in the form of
deep breathing relaxation techniques and progressive muscle relaxation. Health education is given to
increase participants' knowledge about hypertension. Health education and stress management in the form
of deep breathing and progressive muscle relaxation are offered to solve blood pressure and anxiety problems
for people with hypertension. Method of Activity: Implementation of activities in the form of health education
followed by demonstrations of the implementation of stress management in the form of deep breathing and
progressive muscle relaxation. The activities were carried out en masse and the results were measured using
the Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A) before the activity and 1 week after the activity. The activity
was carried out on December 21 2022 in the Gundih Region, Bubutan, Surabaya City. Results: There was a
decrease in blood pressure and a decrease in the participants' anxiety. Discussion: Stress management can
help reduce blood pressure and anxiety scores, these conditions can be related because anxiety causes
increased blood pressure, and it is necessary to increase knowledge with Health Education so that sufferers
can have a better attitude toward their health problems.
Pendahuluan & Tujuan: Tekanan darah tinggi merupakan kondisi dimana tekanan darah sistol lebih dari 140 ARTIKEL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
mmHg dan diastol lebih dari 90 mmHg. Berbagai dampak hipertensi salah satunya adalah kecemasan dan
ketidaknyamanan. Manajemen stres berupa teknik relaksasi nafas dalam (deep breathing) dan relaksasi otot
progresif sebagai terapi non-farmakologi hipertensi. Pendidikan kesehatan untuk meningkatkan
pengetahuan peserta. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk menurunkan tekanan darah dan kecemasan
penderita hipertensi. Metode Pelaksanaan: Pelaksanaan kegiatan berupa pendidikan kesehatan yang
dilanjutkan dengan demonstrasi pelaksanaan manajemen stres berupa tarik nafas dalam dan relaksasi otot
progresif. Kegiatan dilakukan secara masal dan hasil diukur menggunakan instrumen kecemasan Hamilton
Rating Scale for Anxiety (HRS-A) sebelum kegiatan dan 1 minggu pasca kegiatan. Kegiatan dilakukan pada
tanggal 21 Desember 2022 di Wilayah Gundih, Bubutan, Kota Surabaya. Hasil Kegiatan: Terdapat penurunan
tekanan darah dan penurunan kecemasan peserta kegiatan Diskusi: Manajemen stres dapat membantu
menurunkan tekanan darah dan skor kecemasan, kondisi tersebut dapat berkaitan karena kecemasan
menyebabkan meningkatnya tekanan darah, serta diperlukan peningkatan pengetahuan dengan Pendidikan
Kesehatan agar penderita dapat lebih baik bersikap pada masalah kesehatanya.
Tabel 1 menunjukkan data pada kegiatan pendidikan kesehatan dan manajemen stres paling
banyak diikuti oleh usia 45 – 50 tahun (47,6%). Jenis kelamin secara keseluruhan adalah perempuan
sebanyak 21 orang (100%). Tingkat pendidikan paling banyak SD sebanyak 11 orang (52,4%) dan
lama menderita hipertensi paling banyak kurang dari 5 tahun sebanyak 13 orang (61,9%).
Pre-Test Post-Test
Tekanan Darah Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Normal 0 peserta 0% 4 peserta 28,5%
Pra Hipertensi 7 peserta 33,3% 7 peserta 33,3%
Hipertensi Derajat 1 10 peserta 47,6% 8 peserta 38,2%
Hipertensi Derajat 2 4 peserta 19,1% 2 peserta 9,5%
Tabel 2 menunjukkan bahwa data sebelum dilakukan kegiatan pendidikan kesehatan dan
manajemen stres bahwa kondisi tekanan darah peserta paling banyak pada hipertensi
derajat 1 sebanyak 10 orang (47,6%), setelah kegiatan turun menjadi 8 orang (38,2%).
Jumlah peserta dengan hipertensi derajat 2 turun sebanyak 2 orang (9,5%) yang
sebelumnya sebanyak 4 orang (19,1%).
Tabel 3. Kecemasan Peserta Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Kegiatan
Pre-Test Post-Test
Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tidak ada cemas 3 peserta 14,2% 4 peserta 19,1% ARTIKEL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Cemas ringan 7 peserta 33,3% 9 peserta 42,7%
Cemas Sedang 11 peserta 52,5% 8 peserta 38,2%
Cemas tinggi 0 peserta 0% 0 peserta 0%
4. PEMBAHASAN
Hasil kegiatan menunjukkan bahwa usia paling banyak adalah antara 45-50 tahun (47,6%).
Usia peserta menunjukkan bahwa di masa menjelang lansia. Penelitian menyebutkan
bahwa usia tua lebih rentan mengalami hipertensi karena penurunan fungsu-fungsi tubuh.
Kondisi tersebut disebut juga dengan proses degeneratif. Salah satu masalah degeneratif
yakni kardiovaskular seperti hipertensi karena penurunan elastisitas pembuluh darah dan
penyempitan ukuran sehingga terjadi peningkatan tekanan darah (Salafudin & Handayani,
2015). Jenis kelamin secara keseluruhan adalah perempuan sebanyak 21 orang (100%).
Tekanan darah cenderung naik pada wanita pascamenopause karena faktor psikologis dan
perubahan pada wanita tersebut seperti perubahan hormon estrogen dan progesteron.
Hampir 50% penderita hipertensi adalah wanita, karena menderita berbagai kondisi
spesifik yang berhubungan dengan asupan kalsium, kehamilan, pil KB dan menopause (Susi,
2014).
Tingkat pendidikan pada kegiatan ini paling banyak SD 11 orang (52,4%). Sebagian besar
responden memiliki tingkat pendidikan rendah yaitu tamat sekolah dasar. Semakin tinggi
tingkat pendidikan maka semakin baik pengetahuannya. Seseorang dengan tingkat
pendidikan yang sangat rendah dikarenakan tidak memiliki pengetahuan tentang
kesehatan dan penyakit yang dialaminya sehingga mempersulit masalah kesehatannya
(Yudhawati et al., 2022). Penelitian menunjukkan bahwa penderita hipertensi paling
banyak terjadi pada orang lanjut usia, wanita, tingkat pendidikan sekolah dasar, pekerjaan
seperti karyawan/petani dan dengan tingkat pendidikan menengah kebawah. Tidak ada
hubungan yang signifikan antara karakteristik pasien dengan motivasi untuk mengontrol
tekanan darah. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan motivasi untuk ARTIKEL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
mengontrol tekanan darah (Mubin et al, 2010).
Kondisi hipertensi paling banyak pada hipertensi derajat 1 sebanyak 10 orang (47,6%)
turun pada setelah kegiatan menjadi 8 orang (38,2%). Jumlah peserta dengan hipertensi
turun sebanyak 2 orang (9,5%) yang sebelumnya sebanyak 4 orang (19,1%). Hasil kegiatan
menunjukkan bahwa tedapat penurunan tekanan darah pasca pendidikan kesehatan
memberikan pengetahuan baru, mengurangi ketegangan dan kecemasan pada seseorang
yang khawatir akan penyakitnya, sehingga dapat menurunkan tekanan darah tinggi akibat
kecemasan dan kekhawatiran akan masalah serius terkait penyakitnya, yang nantinya
memicu tekanan darah tinggi (Yudhawati et al., 2022).
Hasil pengabdian masyarakat ini similar dengan pengabdian lainnya bahwa manajemen
stress dengan relaksasi nafas dalam dapat mengurangi kecemasan yang dirasakan pasien
(Qomariah et al., 2022). Tindakan manajemen stress berupa relaksasi otot progresif, hal ini
dapat meningkatkan kerja saraf simpatis dengan cara mengurangi kerja saraf simpatis
sehingga dapat mengembalikan perasaan tegang seseorang, atau sebaliknya (withdrawal)
Volume 1, Nomor 1, April 2023 63
berefek menurunkan ketegangan, kecemasan dan tekanan darah serta detak jantung (Lutfa
Maliya, 2008. Tarik nafas dalam dapat menyebabkan peregangan kardiopulmoner yang
meningkatkan baroreseptor sehingga merangsang saraf parasimpatis dan menghambat
pusat simpatis. Peningkatan saraf parasimpatis mengurangi ketegangan, kecemasan, dan
mengatur detak jantung, memungkinkan tubuh untuk rileks (Muttaqin, 2009). Kombinasi
manajemen stress tarik nafas dalam dan relaksasi otot progresif menjadi peluang yang baik
untuk hipertensi dan cemas pada hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, D. (2019). Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Hipertensi Pada Lansia Di Posyandu …. Skripsi,
Universitas Muhammadiyah Pontianak. ARTIKEL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
http://repository.unmuhpnk.ac.id/id/eprint/1057
Anggraini, Y. (2020). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Di Jakarta. Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah
Tangerang, 5(1), 42.
Junaidi, Iskandar. (2010) Hipertensi : Pengenalan, Pencegahan dan Pengobatan. Jakarta :
PT Bhuana Ilmu Populer.
Kulkarni et al. (1998). Stress and Hipertention. WMJ. 97(11):34-8.
Kusuma, N. &. (2013). Terapi Relaksasi Progresif Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II
Dengan Kecemasan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
Lutfa, U., & Maliya, A. (2008 ). Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien dalam