Makalah Budaya Minang Kabau Kelompok 8
Makalah Budaya Minang Kabau Kelompok 8
Makalah Budaya Minang Kabau Kelompok 8
BUDAYA MINANGKABAU
(JENIS-JENIS KESENIAN DI MINANGKABAU)
DI SUSUN OLEH :
Dosen Pengampu :
Drs. Khudri, M.Pd
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia
dan hidayah – Nya kepada kita semua sehingga akhirnya tugas makalah ini dapat t
erselesaikan. Shalawat serta salam senantiasa tercurah pada Nabi Muhammad SA
W beserta para pengikutnya yang setia menemani hingga akhir zaman.
Penulis bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi tuga
s mata kuliah Budaya Minangkabau. Di samping itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan makala
h ini. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasi
h kepada Bapak Drs. Khudri, M.Pd selaku dosen pembimbing,
Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih banyak memiliki kekur
angan.Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangatlah kami harapkan unt
uk menyempurnakan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................................
........................................................................................................................
C. Tujuan Masalah .............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Jenis Seni Tari di Minangkabau.....................................................................
B. Jenis Seni Musik di Minangkabau..................................................................
C. Jenis Alat Musik di Minangkabau..................................................................
D. Sendratasik di Minangkabau........................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesenian di Minangkabau merupakan bagian integral dari kehidupan
masyarakat setempat. Sebagai suatu budaya yang kaya, kesenian Minangkabau
mencerminkan nilai-nilai adat, agama, dan sejarah yang telah turun temurun. Hal
ini tercermin dalam berbagai bentuk seni seperti tari tradisional, seni ukir, seni
lukis, musik tradisional, dan sastra lisan. Kesenian ini tidak hanya menjadi
hiburan semata, tetapi juga memainkan peran penting dalam menyampaikan
pesan-pesan moral, memperkuat identitas budaya, serta mempertahankan warisan
leluhur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja Jenis Seni Tari di Minangkabau
2. Apa saja Jenis Seni Musik di Minangkabau
3. Apa saja Jenis Alat Musik di Minangkabau
4. Apa saja Sendratasik di Minangkabau
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui Jenis Seni Tari di Minangkabau
2. Mengetahui Jenis Seni Musik di Minangkabau
1
BAB II
PEMBAHASAN
Tari yang berasal dari kata “tuturan alang bebaga” merupakan tarian tradisional
Sumatera Barat Khas minangkabau yang dipengaruhi oleh suku Mentawai. Tarian ini
melambangkan burung elang yang hidup di pohon lalu terbang tinggi menaungi langit
dengan mengepakkan sayapnya untuk mencari mangsa, kemudian menukik tajam,
dan membunuh mangsa.
2
Tari Ambek-Ambek koto anau adalah tari yang berasal dari daerah Koto Anau,
Lembang Jaya, Solok, Sumatera Barat. Tarian tersebut merupakan mimik dari anak-
anak ketika mereka bermain, bergelut atau bercanda, pura-pura berkelahi. Tarian
dilengkapi dengan menggunakan gerakan pencak silat, atau merupakan olah gerak
dan rasa sebagai satu bentuk materi permainan anak nagari minang.
3. Tari Barabah
4. Tari Galombang
•
Tarian yang dilakukan oleh kelompok laki-laki Minang pada upacara penyambutan
tamu khusus seperti Ketua adat atau Penghulu, Guru Silat, dan Penganten.Dalam
bentuk dua baris vertikal, tarian dilakukan oleh puluhan lelaki. Posisi tarian ada yang
menghadap kepada tamu saja, dan ada pula yang dua arah.
3
Tarian diawali dari aktivitas silat yang terbentuk dari variasi gerakan silat yang
membentuk wujud gelombang laut. Lalu dengan memanfaatkan ritme musik, ruang,
dan tenaga, maka terbentuklah pergerakan tari gelombang yang baik. Keindahannya
akan sempurna jika semua penari bergerak secara bersamaan berdiri tinggi
kemudian merendah, bergerak maju dan mundur dengan perlahan, seperti
gelombang air laut.
Tarian Indang Badindin atau disebut Indang Minangkabau dipercaya sudah ada
sejak abad ke 14 pada jaman penyebaran agama Islam di Sumatera Barat. Gerakan
para penari dengan membungkukkan badan sambil berlutut bersamaan menjadi ciri
khas tari Indang. Tari Indang Badindin dilakukan sebagai penghormatan kepada
Allah dan terkenal di daerah Padang Pariama. Tarian tradisional ini menggunakan
rebana sebagai alat musik pengiringnya.Tari Indang umumnya dimainkan oleh 14
orang, 13 penari dan 1 orang sebagai tukang dzikir. Tujuh penari diantaranya adalah
laki-laki, yang kemudian disebut sebagai ‘anak indang‘. Anak indang akan dibimbing
oleh guru yang disebut tukang dzikir sebelumnya. Tari Indang berdurasi cukup
pendek yaitu sekitar 30 menit.
4
Nama tari Kain Paisia Selatan berasal dari nama lokasi tari tersebut yaitu di Salido
Ketek, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Sebenarnya asal usul asli dari
tari ini adalah dari daerah Darek, namun lebih populer di pesisir selatan. Tari ini
dapat dilakukan oleh dua orang, yaitu penari dan pemusik. Tarian tradisional
sumatera barat ini diiringi oleh musik gendang. Alat yang digunakan adalah kain
khusus yang berbentuk seperti selendang. Penari menggunakan kain tersebut dan
memainkannya selama menari.
Merupakan kreasi dari tarian tradisional sumatera barat yang mengangkat unsur-
unsur gerakan tarian tradisi Minang lainnya. Tarian yang dilakukan kelompok ini
menceritakan akan kesibukkan gadis-gadis Minang pada waktu pagi hari ketika
bersiap-siap melakukan aktifitas dan menuju masjid.
8. Tari Lilin
Tari lilin merupakan sebuah tarian dimana penari membawa lilin lalu menari dengan
iringan musik yang diberikan oleh pemusik. Tarian ini sangat identik dengan cerita
rakyat Minang yang menjadi asal usul dari tari lilin. Ceritanya mengisahkan seorang
gadis yang mengalami permasalahan ketik ditinggal oleh kekasihnya, ia kehilangan
cincin tunangannya. Gadis tersebut menggunakan lilin yang ditempatkan pada piring
untuk mencari cincin tersebut. Gerakannya yang gemulai dan indah ketika mencari
cincin menjadi sumber asal-usul tari lilin.
5
9. Tari Panen
Tarian yang dilakukan masyarakat Minang untuk menyambut panen padi. Gerakan-
gerakan dalam tarian ini adalah gerakan yang dilakukan para petani ketka mereka
mencangkul, membajak dan memanen padi mereka.
Tarian tradisional ini dilakukan khusus sebagai suatu acara penyambutan kepada
tamu yang penting yang berasal dari jauh. Contoh situasi lainnya dimana tari
dilakukan adalah ketika pengantin pria datang ke rumah pengantin wanita. Keunikan
dari tarian tradisional pasambahan adalah alat yang digunakan dalam tariannya. Alat
beranama Carano adalah alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk menyerepuai
sebuah mangkuk. Carano akan menampung berbagai macam sesajian. Contohnya
adalah sirih, rokok, dan barang lainnya yang akan diberikan kepada tamu, yaitu
pengantin pria dan keluarganya.
Tarian tradisional pasambahan tidak hanya dilakukan untuk menyambut tamu, tapi
juga ditampilkan pada ajang seperti petas seni.
6
11. Tari Payung
Tarian tradisional dari Sumatera Barat yang dilakukan sebagai ungkapan kasih
sayang kepada seorang kekasih. Payung dalam tari payung menjad lambang
perlindungan terhadap kekasihnya. Tari payung sering dilakukan secara berpasang-
pasangan karena unsurnya yang romantis. Alat lain selain payung adalah selendang
yang dapat dipakai wanita, sedangkan payung dipakai pria.Tari payung pada
umumnya dibawakan dengan musik dinamis untuk memeriahkan acara seperti
pesta, pameran, dan lain sebagainya.Tari payung mempunyai pola irama 1-2-3-4.
Pola tersebut dijadikan dasar dari gerakan tarian.
12.Tari piring
Tarian yang paling sering dijumpai di pentas bertaraf nasional dan internasional ini
berasal dari budaya Minangkabau. Eksis dari sekitar 800 tahun yang lalu, tari ini
terus berkembang hingga sekarang. Tari Piring pada awalnya dilakukan dengan
tujuan sebagai ungkapan rasa syukur rakyat kepada dewa-dewa dengan hidangan
berupa makanan lezat yang diberikan oleh gadis-gadis cantik. Setelah
berkembangnya jaman, Tari Piring lebih sering digunakan untuk sebagai sambutan
kepada petinggi atau pejabat dan acara pelaminan.
7
13. Tari Piring Kubu Durian Padang
Tari piring kubu durian padang mempunyai sedikit perbedaan dengan tari piring pada
umumnya. Tari piring kubu durian padang berasal dari padang, Sumatera Barat.
Tarian ini diiringi oleh alat musik khas yaitu Talempong, sebuah alat musik mirip
gong. Perbedaan Talempong dan Gong adalah ukurannya yang kecil dan diletakan
diatas wadahnya.
Tari rantak ini merupakan tarian yang bersal dari Minangkabau yang memiliki
gerakan dangat dinamis, dan gerakanya juga terinspirasi dari Pencak Silat. Tarian ini
merupakan salah satu tarian yang mengedepankan dan menegaskan ketajaman
gerakan si penari, keindahan Tarian inni bukan hanya terdapat pada gerakanya saja,
Namun juga pada kerentaka penari yang menimbulkan bunyi dari hentakan kaki
yang selaras dengan ketegasan gerakan.Tari rantak ini biasanya ditarikan oleh
beberapa orang laki-laki dan perempuan dengan menggunakan pakaian yang
berwarna merah serat emas, dengan dikombinasikan dengan pakaian yang
warnanya cerah, musik yang dinamis serta gerakan yang kuat dan tajam
ditambah dengan hentakan kaki, Tari Rantak ini akan menghipnotis mata para
penonton yang melihatnya.
8
16. Randai
Menurut Yoyok RM dan Siswandi, Randai mempunyai beberapa asal usul. Ada
yang berpendapat bahwa Randai berasal dari bahasa Arab rayan-li-da’i (berasal dari
kata da’i), sebutan untuk pendakwah tarikat Na’sabandiyah. Pendapat lain adalah
Randai berasal dari kata handai yang berarti keakraban, keintiman, dan keramahan
dalam bahasa Minangkabau.
Randai merupakan hasil perpaduan Kaba dan Silek yang dipersatukan dengan
gerakan dan syair gurindam yang indah. Kaba dan Silek merupakan bahasa
Minangkabau. Kaba berarti kabar atau berita yang disampaikan oleh para
pengelana, kaba dapat mencakup berita mengenai ilmu, moral, dan
agama. Silek berhubungan erat dengan keahlian seseorang dalam silat dan bela diri.
Karim Halim, penulis literatur, mengutarakan bahwa Randai lebih diutamakan untuk
pesan moral daripada hiburan. Menurut penelitiannya, dokumentasi Randai
ditemukan pertama kali pada tahun 1930an. Karim Halim menuliskan di artikelnya
“Sandiwara Randai (Randai Theatre)” bahwa Randai dilakukan secara langsung di
pedesaan dimana suasana sangat tenang dan diiringi musik seperti keroncong.
Bentuk kesenian musik yang dimainkan dengan cara “digua”/ “diguguah”(dipukul), yang ada di
Minangkabau antara lain;
•.Tassa dan Gandang Tambua, berkembang dari daerah Pariaman, Maninjau dan sekitarnya.
•.Gandang Duo/ Gandang Silek, berkembang dari daerah Muaro Labuah.
•.Talempong dan Canang, berkembang dari daerah Darek.
9
•.Talempong Batu, berkembang dari daerah Batu Sangka.
•.Talempong Kayu, berkembang dari daerah Darek.
•.Indang, berkembang dari daerah Pariaman.
•.Rabana/ Rabanea/ Barzanzi, berkembang di daerah Darek dan Rantau.
•.Adok, berkembang dari daerah Pasisia.
•.Salawaik Dulang/ Salawaik Talam, berkembang dari daerah Tanah Datar.
Bentuk kesenian musik yang dimainkan dengan cara “diambuih” (ditiup), yang ada di Minangkabau
antara lain;
•.Saluang Darek, berkembang dari daerah Darek.
•.Saluang Panjang, berkembang dari daerah Muaro Labuah.
•.Bansi, berkembang dari daerah Darek dan Pasisia.
•.Sarunai, Pupuik Gadang, Pupuik Tanduak, Pupuik Batang Padi berkembang dari daerahDarek.
•.Sampelong dan Saluang Sirompak berkembang dari daerah Payokumbuah.
•.Saluang Pauah, berkembang dari daerah Pauh Padang.
•.Katumbak, berkembang dari daerah Padang Pariaman.
Bentuk kesenian musik yang dimainkan dengan cara “dipatiak” (dipetik), yang ada di Minangkabau adalah;
Kucapi Payokumbuah, berkembang dari daerah Payokumbuah.
Bentuk kesenian musik yang dimainkan dengan cara “didendangan” (didendangkan) secara penyajiannya
biasanya berkolaborasi bersama instrument yang bersifat melodis dan perkusif, serta dalam pertunjukan yang
menyerupai gerak silat. Alat musik yang bersifat melodis yang dikolaborasikan menjadi satu bentuk kesenian
yang “didendangan” (didendangkan) yaitu pada kesenian Rabab, Kucapi, Saluang, Sampelong, Katumbak
dan alat musik perkusif yang dikolaborasikan menjadi satu bentuk kesenian yang “didendangan”
(didendangkan) yaitu pada kesenian Salawaik Dulang/ Salawaik Talam, Indang, Rabana, dan Adok.
Sedangkan kehadiran bentuk kesenian “didendangan” (didendangkan) dalam pertunjukan yang menyerupai
gerak silat yaitunya pada kesenian Luambek yang berkembang dari daerah Pariaman. Pertunjukan Luambek
terpusat pada gerakan menyerang dan menangkis yang merupakan inti gerakannya dengan tanpa bersentuhan
secara fisik.
Bahkan satu bentuk kesenian yang dibangun oleh empat elemen sekaligus yang ada dalam
penyajiannya adalah kesenian Randai. Adapun elemen yang dihadirkan yaitu; naskah cerita (drama), gerak
(legaran), gurindam (sastra lisan) dan musik tradisional Minangkabau. Naskah Randai biasanya diangkat dari
peristiwa masa lampau dan memang pernah terjadi pada suatu masyarakat menjadi suatu narasi yang
diceritakan. Randai sebagai satu bentukkesenian bisa dikatakan hidup dan berkembang diseluruh wilayah
Minangkabau, baik itu di daerah Darek maupun Rantau/ Pasisia.
Semua bentuk kesenian di atas merupakan seni tradisi yang hidup dan berkembang di wilayah
kebudayaan masyarakat Minangkabau. Setiap daerah di Minangkabau memiliki kesenian yang khas sebagai
hasil dari prilaku manusia yang membudayakan seni tradisi sebagai unsur yang mencirikan identitas dan jati
diri kebudayaan masyarakatnya.
2. Sarunai
10
Sarunai atau Serunai mirip dengan terompet dan dimainkan dengan
cara ditiup. Alat musik ini terbuat dari bambu, kayu, tanduk kerbau,
atau daun kelapa. Terdapat 4 buah lubang yang masing-masing
berfungsi sebagai pengatur bunyi.
Pupuik adalah bahasa minang untuk peluit. Terbuat dari batang padi,
alat musik ini berasal dari daerah Agam, Sumbar. Untuk
memainkannya, pecahkan bagian pangkal pupuik batang padi yang
berbulu dan tiup hingga menghasilkan bunyi.
4. Pupuik Tanduak
5. Sampelong
Sampelong adalah alat musik tiup yang mirip dengan seruling, namun
lubangnya memiliki jarak yang cukup jauh. Alat musik ini konon
berasal dari Tiongkok namun memiliki nada-nada minor.
11
6. Talempong
7. Tansa
Tansa merupakan alat musik yang terbuat dari alumunium dan kulit
kijang sebagai membrannya. Bentuknya menyerupai bejana atau kuali,
dan berukuran cukup besar. Di zaman modern seperti sekarang, Tansa
tak lagi menggunakan kulit kijang melainkan terbuat dari drum head
atau mika
8. Tambu
9. Saluang
Saluang adalah jenis alat musik tiup yang menjad ikon dari
Minangkabau. Sekilas bentuknya yang panjang dan berlubang
menyerupai seruling, namun bagian pangkal dan ujungnya sama-sama
berlubang
12
10. Dulang
Disebut juga Talam, Dulang adalah wadah makanan yang terbuat dari
tembaga dan seringkali dipakai untuk alat musik. Dulang biasanya
dimainkan dalam acara-acara tertentu seperti perayaan hari besar
Islam.
11. Rabab
Rabab adalah alat musik gesek dengan dawai yang mirip dengan biola.
Biasanya Rabab dimainkan saat perayaan adat dan pentas kesenian
masyarakat Minangkabau.
13. Aguang/Gong
13
14. Adok
D. Sendratasik di Minangkabau
Sendratasik adalah singkatan dari "Seni Drama, Tari, dan Musik" yang merupakan gabungan
dari seni pertunjukan seperti drama, tari, dan musik dalam satu kesatuan. Ini sering digunak
an dalam konteks pendidikan atau pengembangan seni, di mana para siswa belajar dan me
ngembangkan keterampilan dalam berbagai bentuk seni pertunjukan.
Sendratasik atau sering disebut dengan Sendratari adalah sebuah seni pertunjukan yang ber
asal dari Minangkabau. Sendratasik biasanya dipertunjukkan dalam acara adat seperti perni
kahan atau upacara adat lainnya. Pertunjukan Sendratasik biasanya diisi dengan musik tradi
sional Minangkabau seperti gamelan dan dipadukan dengan gerakan tari yang melambangk
an cerita atau legenda yang ada di Minangkabau. Setiap gerakan tari memiliki makna dan si
mbol khusus yang berkaitan dengan cerita yang ingin disampaikan dalam pertunjukan.
Sebagai contoh, dalam tarian Piring, penari menggunakan piring-piring keramik sebagai atri
but dan menari dengan mengimbangi piring di tangan mereka. Piring-piring tersebut mewa
kili lumbung padi serta kekayaan dan kemakmuran yang terkait dengan hasil pertanian. Sela
in itu, ada juga tarian Saluang yang melibatkan penggunaan alat musik tradisional bernama
saluang, yaitu alat musik seruling dari bambu yang diiringi dengan gerakan tari yang khas.Pe
rtunjukan Sendratasik memiliki nilai seni yang tinggi serta sangat penting dalam melestarika
n budaya Minangkabau. Jika Anda berkesempatan, sangat disarankan untuk melihat dan m
engalami sendiri pertunjukan Sendratasik di Minangkabau.
Dalam konteks budaya Minangkabau, sendratasik memiliki keunikan tersendiri yang mencer
minkan kekayaan seni dan budaya masyarakat Minang. Ini mencakup berbagai unsur seper
14
ti tari-tarian tradisional, musik, dan juga drama yang sering kali mengangkat nilai-nilai buda
ya dan sejarah lokal. Contoh lain dari sendratasik dalam budaya Minangkabau adalah "Rand
ai", sebuah bentuk teater tradisional yang menggabungkan unsur-unsur tari, musik, dan dra
ma. Pertunjukan Randai biasanya menceritakan kisah-kisah epik atau legenda dari budaya
Minangkabau, sering kali dengan menggunakan bahasa Minangkabau dan diiringi oleh musi
k tradisional seperti talempong dan saluang. Selanjutnya Dendang merupakan Merupakan p
ertunjukan musik dan nyanyian yang sering kali diiringi oleh tarian ringan. Dendang juga da
pat digunakan sebagai bagian dari acara-acara perayaan atau upacara adat di Minangkabau.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada hakikatnya masyarakat Minangkabau senantiasa berpegang pada falsafah yang dianutnya sebagai
konsepsi dalam mewujudkan kebudayaan. Kesenian dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau hidup dan
berkembang bersama perjalanan waktu serta daya kreativitas masyarakatnya dinamis. Seni tradisi
Minangkabau sangat tergantung kepada alam dan lingkungan masyarakatnya. Namun dalam perjalanannya
sebagai subjek dalam kebudayaan pada akhirnya mampu hidup dan berkembang bersama daya kreatifitas
masyarakat seni kesenian itu sendiri.
Sedangkan sebagai objek dalam kesenian yaitu mengenai karya seninya. Pada pandangan “tekstual”
(aspek bentuk, aspek teknis dan aspek isi) merupakan suatu keberlanjutan dan perubahannya. Sedangkan
dalam pandangan “kontekstual” (aspek fungsional) kesenian dalam kebudayaan masyarakat Minangkabau
tetap mewariskan mewariskan nilai-nilai, jiwa dan semangat sebagai identitas yang mencirikan musik
Minangkabau. Talempong kreasi salahsatu produk kreativitas seniman masa lampau adalah salah satu bentuk
keberlanjutan dan perubahan kesenian yang dimaksud.
B. Saran
Makalah ini sangat diiharapkan dapat di pahamibagi pembaca.
Mohon maaf karena keterbatasanmateri dengan keadaan saat ini. Dan
kami harappembaca dapatmemakluminya. Terima Kasih
15
DAFAR PUSTAKA
16