Latihan Uji Kompetensi 1 Abdul Mujib 850275782

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 6

LATIHAN UJI KOMPETENSI 1

PEMBELAJARAN TERPADU DI SD

Nama : ABDUL MUJIB


NIM : 850275782

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jawaban :

1. Pembelajaran terpadu adalah pendekatan dalam pendidikan yang mengintegrasikan beberapa


mata pelajaran ke dalam satu tema atau proyek untuk menciptakan pengalaman belajar yang
holistik dan meningkatkan keterkaitan antar konsep. Pendekatan ini sangat dipengaruhi oleh
landasan filosofis seperti progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme, yang mana masing-
masing memiliki peran penting dalam memandu cara pandang dan praktek pendidikan yang
efektif.

1. Progresivisme
Filosofi ini dipopulerkan oleh John Dewey, yang menekankan pada pengalaman praktis
dan interaksi dalam proses belajar. Progresivisme berargumen bahwa pendidikan harus responsif
terhadap kebutuhan dan minat siswa, serta fokus pada pengembangan keterampilan hidup yang
praktis. Dewey percaya bahwa pendidikan harus membuat pembelajaran relevan dengan
kehidupan nyata siswa, sehingga memfasilitasi pembelajaran aktif yang memotivasi siswa untuk
terlibat dan berinteraksi dengan materi pelajaran secara lebih mendalam.

2. Konstruktivisme
Teori ini, yang dikembangkan oleh para teoretisi seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky,
menyatakan bahwa pembelajaran terbaik terjadi ketika siswa membangun pengetahuan mereka
sendiri dari pengalaman mereka. Piaget berfokus pada bagaimana anak-anak membangun
pemahaman intelektual melalui tahapan perkembangan kognitif, sementara Vygotsky
menekankan pada peran lingkungan sosial dan interaksi dalam proses belajar. Konstruktivisme
mengajarkan bahwa guru harus menciptakan kondisi di mana siswa bisa mengexplore,
mendiskusikan, dan berkolaborasi, sehingga mereka secara aktif terlibat dalam membangun
pemahaman mereka sendiri.

3. Humanisme
Humanisme dalam pendidikan, yang dipengaruhi oleh pemikiran seperti William James,
mengedepankan pentingnya memenuhi kebutuhan emosional dan psikologis siswa sebagai
bagian dari proses belajar. Pendekatan humanistik menekankan pada pengembangan
keseluruhan individu, termasuk aspek emosional dan sosial, dan menganggap siswa sebagai
individu yang memiliki potensi yang harus dikembangkan dalam suasana yang mendukung dan
menghargai.

Benang Merah dan Keterkaitan dengan Kegiatan Pembelajaran


Ketiga landasan filosofis tersebut mendukung gagasan bahwa pendidikan harus holistik,
relevan, dan interaktif. Pembelajaran terpadu yang berakar pada prinsip-prinsip ini menciptakan
lingkungan di mana siswa dapat melihat keterkaitan antar materi dari berbagai mata pelajaran,
memahami konsep dalam konteks yang lebih luas, dan mengembangkan keterampilan kritis
serta kreatif. Dalam prakteknya, pembelajaran terpadu menantang siswa untuk
mengintegrasikan dan menerapkan pengetahuan dari berbagai disiplin ilmu ke dalam proyek-
proyek atau masalah nyata, sehingga belajar menjadi lebih menarik dan maknanya lebih
mendalam.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme,
seorang guru dapat lebih efektif dalam mendesain dan melaksanakan kegiatan pembelajaran
yang tidak hanya informatif tetapi juga transformative dan relevan dengan kebutuhan serta
minat siswa. Pembelajaran terpadu menjadi sebuah metode yang mendukung pengembangan
kapasitas siswa untuk belajar sepanjang hayat dalam dunia yang terus berubah.

2. Kolaborasi antara Guru A dan Guru B dapat menjadi kunci untuk mengembangkan
keterampilan menjelaskan dan bertanya yang efektif dalam konteks pembelajaran terpadu.
Masing-masing guru membawa kekuatan yang dapat saling melengkapi jika digabungkan
dengan cara yang strategis.

Langkah-langkah Kolaborasi
1. Workshop dan Pelatihan Bersama:
 Kedua guru dapat mengikuti pelatihan bersama mengenai teknik-teknik pembelajaran
terpadu, khususnya tentang cara bertanya yang efektif dan cara menjelaskan yang menarik.
 Dalam pelatihan ini, mereka bisa saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, seperti Guru
A yang membagikan teorinya, dan Guru B yang berbagi aplikasi praktis berdasarkan
pengalamannya.

2. Perencanaan Bersama:
 Guru A dan B dapat merencanakan pelajaran bersama, di mana mereka mendiskusikan dan
merancang strategi untuk mengintegrasikan pertanyaan dan penjelasan yang efektif ke
dalam pembelajaran terpadu.
 Mereka dapat mengeksplorasi cara-cara untuk membuat materi lebih relevan dan menarik,
serta mempertimbangkan pertanyaan-pertanyaan yang akan merangsang pemikiran kritis
dan kreatif siswa.

3. Pengamatan dan Umpan Balik Timbal Balik:


 Keduanya dapat mengamati kelas masing-masing dan memberikan umpan balik konstruktif
tentang bagaimana mereka menjelaskan dan bertanya.
 Misalnya, Guru A mungkin memberi saran pada Guru B tentang bagaimana menyampaikan
materi secara lebih interaktif, sementara Guru B dapat membantu Guru A menjadi lebih
percaya diri dan asertif.

Implementasi Keterampilan Menjelaskan dan Bertanya

Contoh Implementasi Menjelaskan:

 Menggunakan Analogi: Guru B bisa belajar dari Guru A untuk menggunakan analogi yang
menarik ketika menjelaskan konsep-konsep yang rumit. Misalnya, dalam mengajar siklus air,
guru bisa menggunakan analogi "perjalanan air" untuk menjelaskan evaporasi, kondensasi,
dan presipitasi.
 Visualisasi: Guru A dapat mengadopsi teknik visualisasi dari Guru B untuk membuat
penjelasan lebih mudah dipahami, seperti menggunakan diagram atau model 3D dalam
pelajaran sains.

Contoh Implementasi Bertanya:

 Pertanyaan Terbuka: Guru A bisa belajar dari Guru B untuk mengajukan pertanyaan terbuka
yang mendorong siswa berpikir kritis. Misalnya, "Apa yang akan terjadi jika tidak ada
matahari?" yang membuka diskusi tentang pentingnya matahari dalam sistem ekologi.
 Socratic Questioning: Guru B dapat mempelajari dari Guru A tentang penggunaan
pertanyaan Socratic untuk mendalaminya pemahaman siswa, seperti bertanya, "Mengapa
kamu berpikir demikian?" setelah siswa memberikan jawaban.

Evaluasi dan Refleksi


Setelah melaksanakan beberapa kelas, kedua guru dapat duduk bersama untuk
mengevaluasi efektivitas metode baru mereka dalam menjelaskan dan bertanya. Refleksi ini
akan membantu mereka memahami area mana yang masih perlu diperbaiki dan bagaimana
mereka dapat terus meningkatkan keterampilan mengajar mereka dalam konteks pembelajaran
terpadu.
Dengan menggabungkan kekuatan teoritis dan pengalaman praktis, Guru A dan Guru B tidak
hanya meningkatkan keterampilan mengajar mereka sendiri tetapi juga meningkatkan hasil
belajar siswa dengan menyediakan pengalaman belajar yang lebih kaya dan lebih terintegrasi.

3. Rancangan Satuan Pembelajaran Terpadu (Learning from Home)

Subtema: "Siklus Air dalam Kehidupan Sehari-hari"

Deskripsi Umum:

Pembelajaran ini dirancang untuk siswa kelas 4 SD, dengan tujuan memberikan pemahaman
tentang konsep siklus air, peranannya dalam kehidupan sehari-hari, dan pentingnya pengelolaan
sumber daya air yang berkelanjutan. Aktivitas dirancang untuk dilakukan di rumah dengan
bantuan dan kolaborasi orang tua.

Tujuan Pembelajaran:

1. Siswa dapat menjelaskan konsep siklus air.


2. Siswa dapat mengidentifikasi peran air dalam kehidupan sehari-hari.
3. Siswa dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang cara-cara konservasi air.

Kegiatan Pembelajaran:

1. Pendahuluan (10 menit)


 Media: Video pendek tentang siklus air dan pentingnya bagi kehidupan manusia.
 Aktivitas: Menonton video, kemudian siswa membuat daftar pertanyaan yang ingin mereka
tanyakan tentang siklus air.

2. Eksplorasi (30 menit)


 Media: Lembar kerja digital, diagram siklus air untuk diwarnai.
 Aktivitas:
 Siswa mengisi lembar kerja yang meminta mereka untuk menggambarkan dan
menjelaskan setiap tahap siklus air yang ditampilkan dalam diagram.
 Siswa melakukan percobaan kecil dengan membuat miniatur siklus air menggunakan
bahan-bahan sederhana di rumah (misal, mangkuk, plastik wrap, batu kecil, dan air).
3. Elaborasi (20 menit)
 Media: Artikel online atau e-book tentang pengelolaan sumber daya air.
 Aktivitas:
 Membaca artikel atau bagian dari e-book yang berkaitan dengan penggunaan dan
konservasi air.
 Membuat daftar cara-cara konservasi air yang bisa dilakukan di rumah, yang
kemudian dibahas bersama orang tua.
4. Penutup (15 menit)
 Media: Forum diskusi online kelas (seperti Google Classroom).
 Aktivitas:
 Siswa membagikan hasil pekerjaan mereka dalam forum dan memberikan feedback
kepada teman sekelasnya.
 Guru memberikan umpan balik terhadap pertanyaan dan pekerjaan siswa.

Evaluasi (Penilaian):

1. Penilaian Formatif:
 Lembar Kerja Siklus Air: Siswa dinilai berdasarkan ketepatan dan kelengkapan dalam
menjelaskan tahapan siklus air.
 Daftar Konservasi Air: Penilaian berdasarkan kreativitas dan praktikalitas ide konservasi
air yang diajukan.
2. Penilaian Sumatif:
 Laporan Proyek: Siswa membuat laporan sederhana yang mendokumentasikan
percobaan miniatur siklus air, termasuk pengamatan dan kesimpulan yang ditarik dari
percobaan tersebut.
 Presentasi: Siswa mempresentasikan pemahaman mereka tentang pentingnya air dan
cara konservasi yang mereka rencanakan untuk diterapkan di rumah.

Variasi Penggunaan Media:

 Menggunakan kombinasi video, bacaan digital, dan lembar kerja interaktif untuk
menyesuaikan dengan berbagai gaya belajar.
 Memanfaatkan platform komunikasi online untuk mendiskusikan dan berkolaborasi,
memperkaya pengalaman pembelajaran meskipun dari jarak jauh.
Kolaborasi dengan Orang Tua:

 Orang tua diundang untuk terlibat dalam membantu siswa melakukan eksperimen dan
mendiskusikan cara-cara konservasi air di rumah.
 Orang tua juga dapat membantu siswa dalam mengakses materi pembelajaran online dan
memantau partisipasi anak dalam diskusi kelas.

Dengan rancangan ini, pembelajaran di rumah tidak hanya mendidik siswa tentang siklus air dan
konservasi sumber daya, tetapi juga memperkuat kolaborasi antara siswa, orang tua, dan guru
dalam situasi pembelajaran yang tidak konvensional.

Anda mungkin juga menyukai