Makalah Ekonomi Moneter - Jumlah Uang Beredar - Kelompok 6

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI MONETER

JUMLAH UANG BEREDAR


Dosen Pengampu:
Fitrawaty, SP.,M.Si.,Dr.

Disusun Oleh:
Kelompok 6

Eva Juli Yanti Situmorang : 7223141005


Rahel P.L. Hutahaean : 7223141003
Venus Situmeang : 7223341014

PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkatNya makalah
“Jumlah Uang Beredar” dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Fitrawaty, SP.,M.Si.,Dr. yang telah
memberikan tugas, motivasi dan mengarahkan pembekalan materi. Ucapan terimakasih
kepada teman teman atas dorongan dan dukungannya dengan makalah ini.
Banyak ruang untuk perbaikan, saran dan kritik konstruktif kami terima untuk
membantu membuat makalah ini menjadi lebih baik. Akhir kata kami sampaikan kiranya
makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Medan, 04 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar........................................................ 3
2.2 Jenis-Jenis Uang Beredar .................................................................... 3
2.3 Mekanisme Penciptaan Uang .............................................................. 4
2.4 Perhitungan Jumlah Uang Beredar ..................................................... 5
2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Jumlah
Uang Yang Beredar ........................................................................... 6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Uang memiliki peranan strategis
dalam perekonomian terutama karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi,
sehingga pada awalnya sering diartikan bahwa uang adalah sesuatu yang dapat diterima
umum sebagai alat pembayaran. Namun sejalan dengan perkembangan perekonomian,
fungsi uang yang semula hanya sebagai alat pembayaran berkembang menjadi alat satuan
hitung dan sebagai alat penyimpan kekayaan. Jumlah uang beredar teramat penting
karena peranannya sebagai alat transaksi penggerak perekonomian. Besar kecilnya jumlah
uang beredar akan mempengaruhi daya beli riil masyarakat dan juga tersedianya komoditi
kebutuhan masyarakat
Pentingnya peranan uang menyebabkan perlunya mempelajari perkembangan serta
perilakunya dalam suatu perekonomian. Jumlah uang beredar yang terlalu banyak dapat
mendorong kenaikan harga barang-barang secara umum (inflasi). Sebaliknya, apabila
jumlah uang beredar terlalu sedikit maka kegiatan ekonomi akan menjadi seret. Oleh
karena itu, jumlah uang beredar perlu diatur agar sesuai kapasitas ekonomi. Kontrol
terhadap uang beredar sangat diperlukan untuk menciptakan iklim yang baik bagi
stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi, serta terhadap kredit.
Apabila jumlah uang beredar melebihi dari yang diminta masyarakat pada tingkat
bunga, pendapatan dan harga tertentu, peningkatan jumlah uang beredar tersebut akan
mendorong masyarakat membelanjakan uangnya dengan meningkatkan permintaan atas
harga barang dan jasa untuk konsumsi serta investasi. Hal tersebut akan mempengaruhi
kestabilan harga dalam negeri, dan berdampak pada jumlah uang yang beredar. Jumlah
uang yang beredar adalah banyaknya uang kartal dan uang giral serta uang kuasi yang
beredar di masyarakat. Semakin banyak uang beredar maka nilai tukar (daya beli) yang
menjadi lemah dan harga-harga kebutuhan akan naik. Dengan kata lain,semakin banyak
uang yang beredar semakin tinggi harga inflasi.
Secara teoritis, jumlah uang beredar dapat berpegaruh terhadap nilai uang yang
diimplementasikan pada tingkat harga dan produk. Jika jumlah uang beredar lebih banyak
dibandingkan dengan produksi barang dan jasa, maka akan berdampak pada
meningkatnya harga-harga sekaligus menjadikan nilai uang turun. Sebaliknya, jika uang

1
beredar lebih kecil dari produksi barang dan jasa, maka akan berakibat pada menurunnya
tingkat harga.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi Jumlah Uang Beredar?
2. Apa saja jenis-jenis uang Beredar?
3. Bagaimana Mekanisme Penciptaan Uang?
4. Bagaimana Perhitungan Jumlah Uang Beredar?
5. Apa Faktor-Faktor yang memengaruhi jumlah uang beredar?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Definisi Jumlah Uang Beredar
2. Mengetahui Jenis-Jenis uang yang beredar
3. Mengetahui Mekanisme Penciptaan Uang
4. Mengetahui Perhitungan Jumlah Uang Beredar
5. Mengetahui Faktor-Faktor yang mempengaruhi Jumlah Uang Berdar

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Jumlah Uang Beredar


Definisi jumlah uang beredar (Money supply) telah mengalami evolusi dalam waktu yang
sangat panjang. Pada awalanya, yang dimaksud uang beredar adalah uang yang
dikeluarkan dan diedarkan oleh otoritas moneter yaitu uang kartal saja. Pada menio abad
ke-19, dimana bank umum (bank komersial) baru pada tahap perkembangannya,
simpanan dalam bentuk rekening giro (uang giral) belum dikenal oleh masyarakat. Pada
waktu itu masih diperdebatkan apakah simpanan dalam bentuk giro dikategorikan sebagai
uang. Akhirnya disepakati bahwa uang simpanan di bank tidak dapat dianggap sebagai
uang. Pada pertengahan abad ke-20 kegiatan bank umum semangkin berkembang yang di
ikuti oleh berkembangnya kegiatan ekonomi, yang ditandai oleh semangkin banyak
masyarakat memanfaatkan jasa-jasa bank umum. Pada waktu itu disepakati bahwa
simpanan bank dalam bentuk giro yang merupakan substansi uang tunai (uang giral)
mulai diakui sebagai uang beredar.
Menurut Iskandar putong (2007) uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang
yang dikeluarkan secara resmi baik oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang
giral dan uang kuasi (tabungan, valas, deposito).
Menurut Sadono Sukirno "uang beredar adalah semua jenis uang yang berada di
perekonomian, yaitu adalah jumlah dari mata uang dalam peredaran ditambah dengan
uang giral dalam bank-bank umum."(1998). Perubahan jumlah uang beredar ditentukan
oleh hasil interaksi antara masyarakat, lembaga keuangan serta bank sentral.

2.2 Jenis-Jenis Uang Beredar


1. Uang beredar dalam arti sempit (M1)
M1 dedifinisikan sebagai kewajiban system moneter terhadap sector swasta domestik
yang terdiri dari uang kartal dan uang giral. Uang kartal terdiri dari uang kertas dan
uang logam yang beredar dan berlaku di masyarakta. Pada awalnya uang kartal
diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesai. Namun sejak dikeluarkannya UU
no.13 Tahun 1968 pasal 26 Ayat (1), hak pemerintah untuk mencetak uang tersebut.
Pemerintah kemudian menetapkan Bank Indonesia sebagai satu-satunya lembaga
yang berhak menciptakan uang kartal.

3
Semetara itu uang giral adalah merupakan simpanan milik sektor swasta domestik
di Bank Pencipta Uang Giral (BPUG) yang setiap saat dapat ditarik untuk ditukarkan
dengan uang kartal. Uang giral terdiri dari: rekening giro, kiriman uang (transfer),
yang belum diambil, deposito berjangka yang sudah jatuh tempo dalam rupiah yang
semunya dimiliki penduduk serta disimpan dalam system moneter (uteri,2014)
M1 = uang kartal + uang giral

2. Uang Beredar Dalam Arti Luas (M2)


M2 didefinisikan sebagai kewajiban moneter terhadap sektor swasta domestik yang
terdiri dari uang kartal (C ), uang giral ( D ) dan uang kuasi (T) dengan kata lain
M2= M1+Uang Kuasi (T)
Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa jumlah uang beredar mencakup semua
mata uang kertas dan mata uang logam yang beredar dimasyarakat diluar peti
simpanan (kas) lembaga-lembaga keuangan dan pemerintah dan rekening giro pada
lembaga deposit (bank umum ) yang dimiliki perorangan dan perusahaan (
Puspopranoto, 2004:2). Secara teoritis dan empiris ada beberapa faktor yang
memengaruhi jumlah uang beredar, salahsatu diantaranya adalah peran yang
dimainkan oleh bank sentral, karena lembaga ini yang bertanggung jawab atas prilaku
jumlah uang beredar dalam jangka panjang. Faktro-faktor lain yang sangat
berpengaruh terhadap perilaku jumlah uang beredar adalah uang primer dan
pengganda uang.

2.3 Mekanisme Penciptaan Uang


Ada tiga pelaku utama terhadap proses penciptaan uang:
1. Otoritas Moneter
2. Bank Umum
3. Masyarakat atau sektor swasta domestic\
Ketiga pelaku tersebut saling bersinergi sehingga Deman dan Suplay berada pada
keseimbangan yang diinginkan dimana Otoritas moneter sebagai pencetak uang kartal,
Bank umum sebagai pencipta Uang giral dan kuasi, Sektor swasta domestik sebagai
pengguna daripada uang yang di ciptakan otoritas moneter dan bank umum. Otoritas
moneter dalam hal ini disebut dengan Bank sentral sebagai lembaga independen mengatur
peredaran uang yang dicetaknya, hanya pada bank sentral uang kartal di ciptakan yang
nantinya uang tersebut didistribusikan ke Bank umum dalam bentuk uang kartal, oleh

4
bank umum di ubah lagi bentuk unag kartal tersebut menajdi uang giral yang berbentuk
tabungan giro dan saving deposit, uang tersebut yang nantinya akan di salurkan ke sektor
sawasta domestik. Dari bentuk-bentuk uang ini lah yang disebut dengan uang inti atau
uang primer, dengan kata lain, uang primer adalah uang kartal yang dipegang bank umum
dan masyarakat umum ditambahkan dengan saldo rekening giro milik bank umum dan
masyarakat di Bank Indonesia. Jika dilihat dari neraca otoritas moneter dapat dilihat
bahwa sisi pasiva adalah jumlah uanga primer yang beredar dan sebelah aktiva adalah
faktor-faktor yang mempengarui uang beredar. Penciptaan Uang oleh bank umum hanya
dalam bentuk uang giral dan kuasi, karena uang kartal hanya diciptakan oleh bank sentral
itu sendiri.

2.4 Perhitungan Jumlah Uang Beredar


Ada dua pendekatan (approach) yang digunakan untuk menghitung jumlah uang beredar,
yakni: (1) yakni Pendekatan transaksi (transactional approach) dan (2) Pendekatan
likuiditas (liquidty approach).
1. Pendekatan transaksi (transactional approach).
Pendekatan transaksional (transactional approach). Pendekatan ini memandang
bahwa jumlah uang beredar yang dihitung adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk
keperluan transaksi. Pendekatan ini menghitung jumlah uang beredar dalam arti
sempit (narrow money) atau M1. Di Indonesia yang tercakup dalam M1 adalah uang
kartal dan uang giral, dengan komponen sebagai berikut:
 Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam, tidak termasuk uang kas pada
kantor perbendaharaan dan kas negara (KPKN) dan bank umum.
 Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan
tabungan dalam rupiah yangsudah jatuh tempo yang seluruhnya merupakan
simpanan penduduk dalam rupiah pada sistem moneter.

2. Pendekatan Likuiditas (liquidity approach)


Sesuai pendekatan ini, jumlah uang beredar didefinisikan sebagai jumlah uang untuk
kebutuhan transaksi ditambah uang kuasi (quasy money). Hal ini dilandari
pertimbangan bahwa sekalipun uang kuasi merupakan aset finansial yang kurang
likuid dibanding uang kertas, uang logam dan uang rekening giro, tetapi sangat mudah
diubah menjadi uang yang dapat digunakan untuk keperluan transaksi. Dalam

5
prakteknya, pendekatan ini menghitung jumlah uang bererdar dalam arti luas (broad
money) yang dikenal dengan M2 yang terdiri dari M1 ditambah uang kuasi (di
Indonesia uang kuasi adalah deposito berjangka). Perkembangan M2 adalah jauh
lebih cepat dari pertambahan M1 karena pertambahan tingkat kemajuan
perekonomian. Meningkatnya M2 secara langsung maupun tidak langsung
mengindikasikan bahwa perekonomian masyarakat menjadi meningkat. Sebab
peningkatan deposito berjangka mengandung pengertian bahwa tingkat penghasilan
masyarakat sudah lebih besar dari tingkat konsumsi. Keputusan seseorang menyimpan
dananya di bank dalam bentuk deposito merupakan keputusan investasi yang
didorong oleh tingkat bunga yang diberikan.

2.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Jumlah Uang Yang Beredar


Pada umumnya ada dua kebijakan yang dapat dilakukan oleh pemerintah suatu negara,
yaitu kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kedua kebijakan tersebut saling terkait dan
tidak dapat dipisahkan. Kebijakan fiskal membahas tentang kebijakan pemerintah untuk
mengubah pengeluarannya dan penerimaan dari pajak sedangkan kebijakan moneter
mengarah kepada perubahan jumlah uang beredar yang berpengaruh terhadap suku bunga
dan selanjutnya mempengaruhi tingkat investasi dan tingkat output. Dasar teori
pengeluaran pemerintah adalah sebagai berikut: Identitas keseimbangan pendapatan
nasional Y = C + I +G + X – M merupakan “sumber legitimasi” pandangan kaum
Keynesian akan relevansi campur tangan pemerintah dalam perekonomian. Kenaikan atau
penurunan pengeluaran pemerintah akan menaikkan atau menurunkan pendapatan
nasional. Pemerintah pun perlu menghindari agar peningkatan perannya dalam
perekonomian tidak justru melemahkan kegiatan pihak swasta (Dumairy,1996:161-164).
Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan
dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan
moneter. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:
1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik
diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam
mencetak dan mengedarkan uang kartal.
2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang
dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil.
3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat
berharga.

6
4. Tingkat pendapatan masyarakat
5. Tingkat suku bunga bank
6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap
suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan
mendorong jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya)
7. Harga barang
8. Kebijakan kredit dari pemerintah

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat,
maka kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan uang, yaitu:
1. Besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.
2. Cepat lambatnya laju peredaran uang
3. Motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif
transaksi (transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif
spekulasi (speculative motive)

Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang mempengaruhi
penawaran uang juga, yaitu:
1. tinggi rendahnya tingkat bunga
2. tingkat pendapatan masyarakat
3. jumlah penduduk
4. keadaan letak geografis
5. struktur ekonomi masyarakat
6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi

Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat dilakukan


dengan cara:
1. Pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto.
2. Menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar terbuka
dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga.
3. pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan bank sentral
4. melakukan revaluasi/devaluasi.

7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Uang beredar adalah keseluruhan jumlah uang yang dikeluarkan secara resmi baik
oleh bank sentral berupa uang kartal, maupun uang giral dan uang kuasi
(tabungan, valas, deposito).
2. Bahwa jumlah uang beredar mencakup semua mata uang kertas dan mata uang
logam yang beredar dimasyarakat diluar peti simpanan (kas) lembaga-lembaga
keuangan dan pemerintah dan rekening giro pada lembaga deposit (bank umum )
yang dimiliki perorangan dan perusahaan ( Puspopranoto, 2004:2).
3. Mekanisme Penciptaan Uang meliputi tiga pelaku utama terhadap proses
penciptaan uang, yaitu,Otoritas Moneter, Bank Umum dan Masyarakat atau sektor
swasta domestik.
4. Ada dua pendekatan (approach) yang digunakan untuk menghitung jumlah uang
beredar, yakni: (1) yakni Pendekatan transaksi (transactional approach) dan (2)
Pendekatan likuiditas (liquidty approach).
5. Dapat disimpulkan bahwa Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi jumlah uang
beredar antar lain: Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan otoritas moneter,
pendapatan masyarakat, suku bunga dan factor-faktor lain yang mencerminkan
kekutan struktur dan perkembangan ekonomi suatu Negara.

8
DAFTAR PUSTAKA

Nasir, M. 2014. Ekonomi Moneter dan Kebanksentrala. Jakarta. Mitra Wacana Media
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter Buku 1 Edisi Ke-4. Yogyakarta. BPFE
http://m4hasiswakupu2.blogspot.co.id/2013/06/jumlah-uang-yang-beredar.html (diakses
Minggu, 27 September 2015)
http://ekonomi.kabo.biz/2011/01/jumlah-uang-beredar-m2.html (diakses Minggu, 27
September 2015)
http://sonyanovelisa.blogspot.co.id/2012/03/uang-bank-dan-penciptaan-uang-makalah.html
(diakses Minggu, 27 September 2015)
https://qonitriadi.wordpress.com/2013/03/22/uang-pengertian-penciptaan-dan-perananya-
dalam-perekonomian/
(diakses Minggu, 27 September 2015)
http://belajarperbankangratis.blogspot.co.id/2012/05/devinisi-jumlah-uang-beredar.html
(diakses Senin, 28 September 2015)
http://zuhrisaputrahutabarat.blogspot.co.id/2011/05/jumlah-uang-beredar-dan-
kebijaksanaan.html (diakses Senin, 28 September 2015)

Anda mungkin juga menyukai