Riyan
Riyan
Riyan
id
skripsi
Oleh:
RIYAN MELANI
K4308052
i
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Oleh:
RIYAN MELANI
K4308052
Skripsi
diajukan sebagai salah satu persyaratan mendapatkan gelar Pendidikan Program
Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
5)
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
sedalam-dalamnya...
♥ Kakak Budi dan Mba Uwi’ yang telah mendukungku baik dengan
♥ Wisnu, Rani, dan Ifa,,kita memulai bersama dan kita lulus bersama..
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Kata Kunci: Metode Guided Discovery Learning, Sikap Ilmiah, Hasil Belajar
Kognitif Biologi
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang
memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENERAPAN METODE GUIDED
DISCOVERY LEARNING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL
BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2011/2012”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam
mendapatkan gelar sarjana pada program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Pendidikan dan Keguruan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak, untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, yang telah memberi ijin dalam proses penyusunan skripsi.
2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Harlita, S. Si, M. Si, selaku pembimbing I, yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.
5. Bowo Sugiharto, S. Pd, M. Pd, selaku pembimbing II yang selalu memberikan
pengarahan dan bimbingan dalam menyelesaikan penelitian.
6. Kepala SMA Negeri 7 Surakarta, yang telah memberi kesempatan dan tempat
guna pengambilan data dalam penelitian.
7. Guru mata pelajaran biologi SMA Negeri 7 Surakarta, yang telah memberi
bimbingan dan bantuan dalam mengadakan penelitian.
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8. Berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh keterbatasan penulis. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Penulis
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran 1 ................................................................................................... 49
a. Silabus dan RPP ........................................................................................ 50
b. Angket Sikap Ilmiah (Tryout).................................................................... 78
c. Soal Kognitif (Tryout) ............................................................................... 83
d. Angket Sikap Ilmiah ................................................................................. 90
e. Soal Kognitif ............................................................................................. 94
f. Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks ................................................. 98
Lampiran 2 ................................................................................................... 100
a. Sampel Jawaban Tryout Siswa .................................................................. 101
b. Validitas dan Reliabilitas Angket .............................................................. 104
c. Validitas dan Reliabilitas Soal Kognitif ..................................................... 108
Lampiran 3 ................................................................................................... 113
a. Sampel Jawaban Siswa .............................................................................. 114
b. Hasil Observasi LO Keterlaksanaan Sintaks .............................................. 126
c. Data Pretes ................................................................................................ 128
d. Kategori Siswa Data Sikap Ilmiah ............................................................. 132
e. Kategori Siswa Soal Kognitif .................................................................... 134
f. Deskripsi Data Sikap Ilmiah ...................................................................... 136
g. Deskripsi Data Soal Kognitif..................................................................... 137
h. Analisis Pretes Sikap Ilmiah ...................................................................... 138
i. Analisis Pretes Soal Kognitif ..................................................................... 142
j. Analisis Postes Sikap Ilmiah ...................................................................... 144
k. Analisis Postes Soal Kognitif .................................................................... 146
Lampiran 4 ................................................................................................... 149
a. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Eksperimen .......................................... 150
b. Dokumentasi Pembelajaran Kelas Kontrol ................................................ 152
Lampiran 5 ................................................................................................... 154
commit
a. Surat Keterangan Validasi Intrumen to user
.......................................................... 155
xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
hakikatnya IPA terdiri dari tiga komponen, yaitu sikap ilmiah, proses ilmiah, dan
produk ilmiah.
Sikap ilmiah dalam mempelajari IPA sangat bermanfaat bagi siswa.
Pembelajaran IPA yang terlaksana dengan baik dapat membentuk sikap dan nilai
positif dalam diri siswa sebagai bekal untuk mengatasi permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui sikap ilmiah siswa mempunyai rasa percaya diri
yang tinggi, ketekunan, kecermatan, pekerja keras, dan tak kenal putus asa. Selain
itu, karena ini berkaitan dengan mata pelajaran IPA maka sikap ilmiah akan
membentuk sikap siswa yang cinta akan alam sekitarnya dan memiliki rasa syukur
kepada penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Pengembangan sikap ilmiah
juga berguna untuk membangun karakter siswa. Hal ini sesuai dengan paradigma
baru pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya merubah perilaku tetapi
membentuk karakter dan sikap mental yang berorientasi pada global mindset.
Fokus pembelajarannya adalah bagaimana cara belajar dan bukan hanya pada
substansi mata pelajaran.
Fakta di lapangan terdapat kecenderungan siswa kurang aktif dalam proses
belajar mengajar. Aktivitas siswa yang berhubungan dengan penumbuhan sikap
ilmiah kurang optimal. Keterlibatan siswa dengan objek langsung kurang
teroptimalkan. Siswa meringkas materi dari buku kemudian mempresentasikan
secara individu didepan kelas. Siswa menerima konsep jadi daripada menemukan
konsep itu sendiri. Siswa memiliki banyak konsep tetapi tidak dilatih untuk
menemukan dan mengembangkan konsep.
Sesuai dengan hakikat pembelajaran IPA yang diutarakan di atas bahwa
pembelajaran IPA menuntut siswa untuk mendapatkan produk-produk ilmiah
melalui proses-proses ilmiah yang dilandasi oleh sikap-sikap ilmiah maka
diperlukan metode yang dapat mengembangkan tiga aspek ini. Siswa dapat
mengembangkan kemampuan penyelidikan ilmiah yang juga mengembangkan
sikap-sikap ilmiah dengan belajar penemuan (discovery learning). Discovery
learning dapat mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah dan mendapatkan jawaban dari keingintahuan siswa. Dalam
belajar penemuan (discovery), commit to useraktif untuk menemukan. Dalam
siswa lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah metode guided discovery learning berpengaruh terhadap sikap ilmiah
pada siswa SMAN 7 Surakarta?
2. Apakah metode guided discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar
kognitif biologi pada siswa siswa SMAN 7 Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui adanya pengaruh metode guided discovery learning
terhadap sikap ilmiah pada siswa SMAN 7 Surakarta
2. Untuk mengetahui adanya pengaruh metode guided discovery learning
terhadap hasil belajar kognitif biologi pada siswa SMAN 7 Surakarta
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :
1. Bagi siswa, dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar kognitif mata
pelajaran biologi.
2. Bagi Guru sebagai masukan dalam rangka pemilihan pendekatan dan metode
pembelajaran biologi yang dapat digunakan untuk membangun karakter siswa
melalui penumbuhan sikap ilmiah.
3. Instansi sekolah, dapat meningkatkan sumber daya pendidikan sehingga
menghasilkan output yang berkualitas, dan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia.
4. Bagi peneliti lain di bidang pendidikan, dapat menambah kepustakaan dalam
bidang pendidikan dan menjadi acuan untuk diteliti lebih lanjut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Metode Guided Discovery Learning
Terdapat dua dimensi dalam tipe-tipe belajar yaitu 1) dimensi
menerima (reception learning) dan menemukan (discovery learning) dan 2)
dimensi menghafal (rote learning) dan belajar bermakna (meaningful
learning)
Reception learning yaitu semua bahan ajar diberikan dalam bentuk
final (bentuk yang sudah jadi). Discovery learning mengharuskan siswa
mengidentifikasi bagian-bagian materi yang tidak disajikan atau mencari
informasi sendiri, kemudian informasi itu diintegrasikan ke dalam struktur
kognitif yang sudah ada, disusun kembali, diubah, untuk menghasilkan
struktur kognitif yang baru. Menerima dan menemukan (reception dan
discovery), adalah langkah pertama dalam belajar. Langkah kedua yaitu usaha
mengingat atau menguasai apa yang dipelajari sehingga kemudian dapat
dipergunakan. Jika siswa berusaha menguasai informasi baru dengan jalan
menghubungkannya dengan apa yang telah diketahuinya maka belajar akan
menjadi bermakna (meaningful learning). Jika siswa hanya berusaha
mengingat informasi baru, maka belajar hanya sampai pada taraf menghafal
(rote learning) (Slameto, 1995: 24).
Jerome Bruner mengemukakan tentang belajar discovery sedangkan
belajar sebagai reception learning dikemukakan oleh David Ausubel.
Discovery learning menekankan pada belajar induktif sedangkan reception
learning merupakan pembelajaran deduktif (Suprijono, 2009: 25). Belajar
induktif yaitu siswa mempelajari konsep melalui contoh-contoh yang konkret
kemudian mendefinisikan konsep melalui contoh-contoh tersebut. Sedangkan
belajar deduktif yaitu siswa diberikan informasi umum kemudian diminta
commit6to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10
2) Problem statement
Siswa mengajukan hipotesis yaitu pernyataan (statement) sebagai
jawaban sementara atas pentanyaan yang diajukan.
3) Data collection
Siswa diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai infomasi yang relevan, membaca literature, melakukan
uji coba sendiri dan lain-lain
4) Data processing
Data hasil observasi, uji coba, dan sebagainya diolah,
diklasifikasikan, ditabulasi dan sebagainya.
5) Verification
Pembuktian hipotesis yang telah dirumuskan berdasarkan hasil
pengolahan data.
6) Generalization
Penarikan kesimpulan oleh siswa (Djamarah dan Zain, 2002: 22).
Dalam penemuan terbimbing guru berperan dalam menyajikan
persoalan, kemudian membimbing siswa menemukan penyelesaian dari
persoalan itu dengan perintah-perintah atau dengan lembar kerja. Siswa
mengikuti petunjuk dan menemukan sendiri penyelesaiannya (Krismanto,
2003: 4).
Kelebihan guided discovery learning:
1) Keterlibatan intelektual/perkembangan kognitif dengan
menganalisis masalah sendiri. Dengan menganalisis sendiri maka
konsep akan bertahan lama dalam jiwa siswa
2) Mengembangkan konsep diri siswa dengan menambah
kepercayaan diri siswa dengan penemuan sendiri
3) Memahami proses dimana materi pelajaran dikembangkan
Kelebihan metode pembelajaran guided discovery learning yaitu
konsep akan lebih berbekas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
commit to user
Lestari pada tahun 2008 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
2. Sikap Ilmiah
KTSP menuntut terjadinya proses dalam diri siswa yang senada
dengan hakikat IPA sebagai sains yaitu terdiri dari produk, proses, dan sikap.
IPA biologi mengembangkan pembelajaran yang mengarah pada
pengembangan keterampilan proses dan penumbuhan sikap ilmiah. Menurut
Karhami dalam Wirtha dan Rapi (2008) gagasan belajar IPA yang tidak
sekedar belajar sederetan fakta IPA sudah lama dicanangkan dan secara
eksplisit dikenalkan sejak kurikulum 1975. Gagasan ini berimplikasi pada
commit to user
strategi pembelajaran IPA, dengan bergesernya praktik pembelajaran dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
yang berorientasi telling science ke orientasi doing science. Salah satu alasan
perubahan orientasi ini adalah salah satu upaya agar outcome lulusan
memiliki kinerja sinergis yaitu proses kait-mengkait antara tiga ranah
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Sikap yang dikembangkan
dalam IPA adalah sikap ilmiah yang lazim dikenal dengan scientific attitude.
Sikap terhadap ilmu pengetahuan berisi sikap terhadap ilmuwan, sikap
ilmiah, dan sikap terhadap karir ilmiah, metode pengajaran ilmiah,
kepentingan yang berkaitan dengan pengetahuan ilmiah, dan isi dari ilmu
pengetahuan (Haladyna & Shaughnessy, 1982) dalam Aktamis dan Ergin
(2008). Gardner (1975) dalam Ong dan Ruthven (2009: 37) membagi sikap
menjadi dua yaitu sikap terhadap ilmu pengetahuan dan sikap ilmiah. Sikap
terhadap ilmu pengetahuan antara lain: minat terhadap ilmu pengetahuan,
sikap kepada ilmuwan, sikap kepada tanggung jawab sosial ilmu
pengetahuan. Sedangkan sikap ilmiah antara lain pikiran terbuka, objektif,
sopan, dan penuh rasa ingin tahu. Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam ilmu pengetahuan harus mengandung sikap-sikap
ilmiah.
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) sikap ilmiah
dalam tujuan mata pelajaran Biologi yaitu a) jujur, b) objektif, c) terbuka, d)
ulet, e) kritis, dan f) dapat bekerjasama dengan orang lain.
Menurut Salirawati (2010: 6) sikap ilmiah yang wajib dimiliki oleh
seorang siswa yaitu meliputi:
a Jujur, yaitu mengajukan data sebenarnya dari hasil penelitian
tanpa mengubahnya, walaupun tidak sesuai dengan hipotesis dan
teori
b Terbuka, yaitu dapat menerima perbedaan hasil yang diperoleh
teman lain atau ilmuwan lain dan teori baru dari eksperimen
terbaru
c Mampu membedakan fakta dan opini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
14
15
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16
B. Kerangka Berpikir
Kegiatan pembelajaran terdapat dua aspek penting yaitu aspek hasil
belajar dan aspek proses belajar. Aspek hasil belajar adalah perubahan perilaku
pada diri siswa sedangkan aspek proses belajar adalah sejumlah pengalaman
intelektual, emosional, dan fisik pada diri siswa. Pengalaman intelektual,
emosional, dan fisik dibutuhkan agar didapatkan hasil belajar yang optimal.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Negeri 7 Surakarta khususnya kelas
X menunjukkan aktivitas siswa yang berhubungan dengan proses belajar kurang
optimal. Keterlibatan siswa dengan objek langsung kurang teroptimalkan. Siswa
hanya mempresentasikan materi yang telah dirangkum. Siswa lebih sering
menerima konsep jadi dari pada menemukan konsep itu sendiri. Siswa memiliki
banyak konsep tetapi tidak dilatih untuk menemukan dan mengembangkan
konsep.
Guided discovery learning menekankan pada penemuan konsep sendiri
oleh siswa dengan bimbingan dari guru. Ketika discovery learning diterapkan
dibidang sains dan ilmu sosial, ia menekankan penalaran induktif dan proses
penyelidikan yang menjadi karakter khas metode ilmiah. Penalaran induktif
didahului dengan contoh kemudian mencari kaidah yang terkandung dalam
contoh. Proses penyelidikan harus dilandasi sikap ilmiah. Sikap ilmiah yang
muncul dalam pembelajaran guided discovery yaitu rasa ingin tahu, membedakan
fakta dan opini, jujur terhadap fakta, tanggung jawab, bekerja sama.
Melalui proses penyelidikan konsep siswa terlibat secara aktif dan kreatif
termasuk keterlibatan fisik, intelektual, mental, dan sosial. Siswa terlibat
langsung saat pembelajaran dalam memperoleh konsep, sehingga siswa dapat
lebih lama menyimpan konsep yang dipelajari dalam struktur kognitifnya, dan
mampu melihat relevansi dari konsep yang telah dipelajari. Selain itu, siswa
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga hasil belajar ranah
kognitif dapat tercapai maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
Y X0 Y
X0
Z X0 Z
X
Y X1 Y
X1
Z X1 Z
commit to user
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18
Keterangan:
X : Metode pembelajaran
X0 : Metode konvensional (presentasi individu)
X1 : Metode guided discovery learning
Y : Sikap ilmiah
Z : Hasil belajar kognitif
X0 Y : Sikap ilmiah siswa menggunakan metode konvensional (presentasi
individu)
X0 Z : Hasil belajar kognitif siswa menggunakan metode konvensional
(presentasi individu)
X1 Y : Sikap ilmiah siswa menggunakan metode guided discovery learning
X1 Z : Hasil belajar kognitif siswa menggunakan metode guided discovery
learning
C. Hipotesis
Berdasarkan deskripsi kajian teori dan kerangka berpikir tersebut, maka
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Metode guided discovery learning berpengaruh terhadap sikap ilmiah pada
siswa SMAN 7 SURAKARTA.
2. Metode guided discovery learning berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif
biologi pada siswa SMAN 7 SURAKARTA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19
BAB III
METODE PENELITIAN
commit to user
19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20
B. Rancangan Penelitian
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif
kuantitatif. Dikategorikan sebagai penelitian semu (Quasy Experiment). Pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diketahui dengan menggunakan dua
kelas. Satu kelas diperlakukan dengan menerapkan metode konvensional yaitu
presentasi secara individu oleh siswa sebagai kelas kontrol dan satu kelas
diperlakukan dengan menerapkan metode guided discovery learning sebagai kelas
perlakuan. RPP kelas kontrol dan kelas eksperimen terdapat pada Lampiran 1.
Dilakukan tes awal pembelajaran (pretes) dan diakhir pembelajaran (postes).
Kedua kelompok kontrol dan eksperimen sama-sama dipilih secara acak
(randomized assignment). Rancangan penelitian ini disebut randomized control-
group pretest-postest design (Setyosari, 2010:160).
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian
Kelas Pretes Treatment Postes
Perlakuan T1 X T2
Kontrol T1 T2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21
22
E. Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang menjadi sumber objek pengamatan
sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa yang diteliti. Variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a Variabel Bebas
Variabel bebas disebut juga variabel stimulus atau masukan, yang
dilakukan oleh seseorang dalam lingkungannya yang dapat mempengaruhi
perilaku hasil (Setyosari, 2010: 110). Dalam penelitian ini variabel
bebasnya yaitu metode guided discovery learning. Dokumentasi
pelaksanaan pembelajaran dengan metode guided discovery learning
terdapat pada Lampiran 4.
b Variabel Terikat
Variabel terikat atau variabel dependen adalah suatu variabel
respons atau hasil. Variabel terikat atau tergantung adalah faktor-faktor
yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel
bebas (Setyosari, 2010: 110). Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu
sikap ilmiah dan hasil belajar biologi siswa ranah kognitif
2. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan dalam pengambilan data
adalah sebagai berikut:
a Metode Tes
Metode tes merupakan prosedur sistematik dimana individual yang
dites dihadapkan pada suatu set stimuli jawaban yang dapat ditunjukkan
dengan angka (Darmadi, 2011: 97). Metode tes digunakan untuk
memperolah data hasil belajar kognitif siswa dengan mengajukan
pertanyaan untuk dijawab oleh siswa. Tes berbentuk tes subjektif berupa
soal uraian.
b Metode Angket
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain
commit(responden)
bersedia memberikan respon to user sesuai dengan permintaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23
24
25
Keterangan :
rxy : koefisien korelasi antara variabel X dan Y
Jika harga rxy < r tabel, maka korelasi tidak signifikan sehingga item
pertanyaan dikatakan tidak valid. Apabila harga rxy > r tabel maka item
pertanyaan dinyatakan valid (Widoyoko, 2010: 137). Rangkuman hasil
perhitungan validitas soal disajikan pada Tabel 3.3 dan secara lengkap
terdapat pada Lampiran 2.
Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas Soal
Jumlah Item Valid Tidak Valid
16 5 11
b Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dipakai untuk mengetahui apakah instrumen tes
dapat menghasilkan hasil yang konsisten (reliabel) apabila diujikan
berkali-kali (Widoyoko, 2010: 144). Untuk mengukur reliabilitas
commit to user
instrumen digunakan rumus Alpha.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
26
r11
Dimana:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
k = Banyaknya item
S = Standar deviasi dari tes
p = Proporsi siswa yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi siswa yang menjawab item dengan salah (1 – p)
∑pq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q
∑St = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians total
Tabel 3.4 menunjukkan interpretasi besarnya koefisien korelasi.
Tabel 3.4. Interpretasi Koefisien Korelasi
Kriteria Harga r
Sangat Tinggi 0,800 – 1,00
Tinggi 0,600 – 0,800
Cukup 0,400 – 0,600
Rendah 0,200 – 0,400
Sangat Rendah 0,00 – 0,200
2. Instrumen angket
Skala yang digunakan untuk menilai sikap ilmiah yaitu skala Likert.
Prinsip dari skala Likert yaitu menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam
suatu kontinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negatif sampai
sangat positif. Angket tryout terdapat pada Lampiran 1 dan sampel jawaban
siswa terdapat pada Lampiran 2.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
a Uji validitas
Validitas berkenaan dengan ketepatan alat penilaian terhadap
konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya
dinilai (Sudjana, 2010: 12). Soal tes terlebih dahulu divalidasi oleh ahli
sebagai uji validitas konstrak dan validitas isi kemudian menguji coba soal
tes pada populasi penelitian sebelum penelitian dilaksanakan. Análisis
butir angket dengan rumus koefisien Product moment Karl Pearson.
1) Validitas isi (content validity)
Validitas isi ialah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan
substansi yang ingin diukur (Sukardi, 2011: 123). Validitas isi
divalidasi oleh Bapak Drs. Slamet Santoso, M. Si.
2) Validitas konstruk (construct validity)
Validitas konstruk dapat diukur melalui telaah oleh ahli atau dengan
diujikan pada sejumlah individu di luar sampel tetapi masih dalam
populasi. Validitas konstruk instrumen pada penelitian ini diuji dengan
cara telaah ahli dan pangujian pada sampel populasi. Validitas
konstruk divalidasi oleh Bapak DR. Baskoro Adi Prayitno, M. Pd.
3) Validitas Butir Angket
Uji validitas butir soal pada penelitian ini menggunakan rumus
koefisien Product moment memakai angka kasar dari Karl Pearson.
Rangkuman hasil perhitungan validitas angket disajikan pada Tabel 3.6
dan secara lengkap terdapat pada Lampiran 2.
Tabel 3.6. Rangkuman Uji Validitas Angket
Jumlah Item Valid Tidak Valid
30 14 16
4) Uji reliabilitas
Uji reliabilitas instrumen angket yaitu dengan menggunakan uji
Alpha. Rangkuman perhitungan reliabilitas angket disajikan pada
Tabel 3.7 dan secara lengkap pada Lampiran 2.
Tabel 3.7. Rangkuman Reliabilitas Angket
Harga r Keterangan
0,663 Tinggi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
G. Analisis Data
Diperlukan uji asumsi dalam analisis kovariat, yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas.
1. Uji Prasyarat
a Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui distribusi sebuah data
yang didapatkan apakah mendekati hukum sebaran normal baku dari
Gauss atau tidak. Data yang terdistribusi normal digambarkan dengan
grafik yang menyerupai lonceng. Grafik data yang tidak normal menjulur
ke kiri (Positively Skewed) atau menjulur ke kanan (Negatively Skewed).
Uji normalitas dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.
b Uji homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi antar
kelompok dari data yang diperoleh antar kelompok yang diuji berbeda atau
tidak. Data yang diharapkan adalah data dengan variansinya homogen. Jika
dua syarat uji asumsi tersebut telah dipenuhi oleh data yang diperoleh
kemudian analisis dapat dilakukan dengan anakova. (Nisfiannoor, 2009:
91-92). Uji homogenitas dengan uji Levene.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji analisis kovarian
(Anakova) menggunakan bantuan program SPSS 16. Dari desain penelitian
randomized control-group pretest-postest design didapat nilai pretes dan
postes. Data dianalisis dengan analisis kovariat (anakova) menggunakan
program SPSS 16. Nilai pretes akan dijadikan sebagai kovariat dalam
analisisnya. Dengan anakova dapat diperhitungkan pengaruh dari variabel lain
yang tidak terkontrol dan mungkin berpengaruh terhadap variabel terikat.
Sehingga terlihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikatnya.
Analisis dilakukan pengendalian pada kondisi awal variabel kritenium.
Variabel kritenium adalah skor pencapaian yang diperoleh siswa sebelum
perlakuan (penerapan metode commit
guided to user
discovery learning). Pengendalian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Sikap Ilmiah
Nilai sikap ilmiah tertinggi yaitu 93,00 dan nilai terendah 65,00 untuk
kelas eksperimen, sedangkan untuk kelas kontrol nilai tertinggi 90,00 dan nilai
terendah 61,00. Deskripsi statistik nilai sikap ilmiah secara ringkas akan
disajikan dalam Tabel 4.1 dan secara lebih lengkap pada Lampiran 3.
Tabel 4.1. Deskripsi Statistik Nilai Sikap Ilmiah
Kelas
Hasil Statistik
Eksperimen Kontrol
N 31 30
Skor Minimum 65,00 61,00
Skor Maximum 93,00 90,00
Mean 77,65 73,50
Median 76,00 73,50
Standar Deviasi 5,69 7,06
Variansi 32,37 49,78
Nilai rata-rata nilai sikap ilmiah kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol. Standar deviasi kelas eksperimen lebih kecil daripada kelas
kontrol. Hal ini berarti bahwa nilai sikap ilmiah kelas kontrol lebih bervariasi
karena simpangan baku (standar deviasi) lebih besar.
Data sikap ilmiah dapat dikategorikan menjadi tinggi, sedang, dan
rendah. Data kategori siswa pada kelompok eksperimen dan kontrol disajikan
pada Tabel 4.2. Perhitungan secara lengkap terdapat pada Lampiran 3.
Tabel 4.2. Data Kategori Sikap Ilmiah
Frekuensi
No Skor Tingkatan
Eksperimen Kontrol
1 > 80 Tinggi 22,58% 13,33%
2 > 75 – 80 Sedang 45,16% 30,00%
3 < 75 Rendah 22,58% 56,67%
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa siswa yang tergolong dalam
kategori tinggi, kelas eksperimen lebih banyak yaitu sebesar 22,58%
commit to user
dibandingkan kelas kontrol yang hanya 13,33%. Sedangkan untuk kategori
30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
rendah, sebanyak 56,67% siswa kelas kontrol masuk kategori rendah. Kelas
eksperimen yang masuk kategori rendah sebesar 22,58%. berdasarkan kategori
siswa, sikap ilmiah siswa kelas eksperimen yang menerapkan metode guided
discovery learning lebih berkembang daripada kelas kontrol.
2. Deskripsi Data Hasil Belajar Kognitif
Nilai hasil belajar kognitif siswa pada kelas eksperimen dengan
menggunakan metode Guided Discovery Learning yaitu nilai tertinggi 77,00
dan nilai terendah 51,00. Kelas kontrol dengan menggunakan metode
presentasi nilai tertinggi yaitu 67,00 dan nilai terendah 40,50. Deskripsi
statistik nilai hasil belajar kognitif secara ringkas disajikan dalam Tabel 4.3
dan secara lengkap pada Lampiran 3.
Tabel 4.3. Deskripsi Statistik Nilai Hasil Belajar Kognitif
Kelas
Hasil Statistik
Eksperimen Kontrol
N 31 30
Skor Minimum 51,00 40,50
Skor Maximum 77,00 67,00
Mean 67,39 51,05
Median 68,00 51,50
Modus 73,00 51,00
Standar Deviasi 6,98 6,16
Variansi 48,71 37,92
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
33
34
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
2. Uji Asumsi
a Uji Normalitas
1) Sikap Ilmiah
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari
populasi yang terdistribusi normal. Populasi yang terdistribusi normal
merupakan prasyarat dari uji hipotesis anakova. Perhitungan uji
normalitas pada penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan koreksi Liliefors. Kriteria pengujian: data berasal dari populasi
yang berdistribusi normal jika nilai signifikansinya, p > 0,05. Hasil uji
normalitas sikap ilmiah siswa dapat disajikan secara ringkas dalam
Tabel 4.13 dan secara lebih lengkap pada Lampiran 3.
Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas Sikap Ilmiah
Nilai Signifikansi Kriteria Keputusan
Kelas Kelas Uji H0
Eksperimen Kontrol
0,182 0,200 p > 0,05 H0 diterima
Dari uji normalitas dapat dilihat bahwa H0 diterima yang berarti data
sikap ilmiah berdistribusi normal.
2) Hasil Belajar Kognitif
Pengujian awal normalitas data hasil belajar kognitif dapat disajikan
dalam Tabel 4.14 dan secara lebih lengkap pada Lampiran 3.
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Kognitif (Pengujian
Pertama)
Kelas Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai Signifikansi 0,099 0,047
Kriteria p > 0,05 p < 0,05
Keputusan Uji H0 diterima H0 ditolak
36
37
Dari Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa data hasil belajar kognitif kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki variansi yang sama atau
homogen, sehingga analisis dapat dilanjutkan analisis kovarian.
C. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
Uji hipotesis menggunakan uji t. prasyarat uji t telah terpenuhi yaitu
data normal dan homogen. Kriteria yang digunakan dalam pengambilan
keputusan uji hipotesis adalah H0 diterima jika nilai signifikansi lebih dari
0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Rumusan hipotesis yang pertama yaitu:
H0 = tidak ada perbedaan sikap ilmiah antara siswa kelas eksperimen
(penerapan metode guided discovery learning) dengan siswa kelas kontrol
(metode konvensional)
Ha = ada perbedaan sikap ilmiah antara siswa kelas eksperimen
(penerapan metode guided discovery learning) dengan siswa kelas kontrol
(metode konvensional)
Hasil anakova disajikan pada Tabel 4.18 dan dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Tabel 4.18. Hasil Uji Hipotesis Pertama
Uji Nilai Kriteria Keputusan Uji
Signifikansi
Uji t 0,014 p < 0,05 H0 ditolak
Pada uji t, nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 yaitu 0,006
sehingga H0 ditolak yang berarti bahwa ada perbedaan sikap ilmiah siswa
kelas eksperimen (penerapan metode guided discovery learning) dengan siswa
commit to user
kelas kontrol (metode konvensional).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38
2. Hipotesis Kedua
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis kovarian
(analysis of covariance). Data diolah menggunakan SPSS 16. Prasyarat uji
anakova yaitu normalitas dan homogenitas telah terpenuhi. Sampel populasi
terdistribusi normal dan homogen. Kriteria yang digunakan dalam
pengambilan keputusan uji hipotesis adalah H0 diterima jika nilai signifikansi
lebih dari 0,05 dan H0 ditolak jika nilai signifikansi kurang dari 0,05.
Uji anakova dilakukan dengan dua tahap yaitu menguji interaksi antara
Covariate (pretes) dengan variabel Fixed Factor (variabel metode) yang
keduanya diharuskan tidak ada interaksi. Jika tidak ada interaksi, maka lanjut
ke tahap kedua yaitu analisis varian (Trihendradi, 2009: 137).
Rumusan hipotesis uji interaksi:
H0 = tidak ada interaksi antara nilai pretes dan variabel metode
pembelajaran
Ha = ada interaksi antara nilai pretes dan variabel metode
pembelajaran
Rumusan hipotesis pada uji anakova yaitu:
H0 = tidak ada perbedaan sikap ilmiah antara siswa kelas eksperimen
(penerapan metode guided discovery learning) dengan siswa kelas kontrol
(metode konvensional)
Ha = ada perbedaan sikap ilmiah antara siswa kelas eksperimen
(penerapan metode guided discovery learning) dengan siswa kelas kontrol
(metode konvensional)
Rangkuman hasil anakova disajikan pada Tabel 4.19 dan dapat dilihat
pada Lampiran 3.
Tabel 4.19. Hasil Uji Hipotesis Kedua
Uji Nilai Kriteria Keputusan Uji
Signifikansi
Uji Interaksi 0,267 p > 0,05 H0 diterima
Uji anakova 0,000 p < 0,05 H0 ditolak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39
40
41
42
43
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh metode guided discovery
learning terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar kognitif biologi, maka dapat
disimpulkan berikut :
1. Metode guided discovery learning berpengaruh nyata terhadap sikap ilmiah
siswa SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
2. Metode guided discovery learning berpengaruh nyata terhadap hasil belajar
kognitif biologi siswa SMA Negeri 7 Surakarta tahun pelajaran 2011/2012
B. IMPLIKASI
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk
penelitian lain yang sejenis.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat diterapkan sebagai alternatif dalam
pembelajaran biologi yaitu dengan menerapkan metode guided discovery
learning yang mampu meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar kognitif.
C. SARAN
1. Untuk Guru
Guru hendaknya menerapkan metode guided discovery learning pada
pembelajaran biologi untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar
kognitif.
2. Untuk Siswa
Siswa hendaknya dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan
metode guided discovery learning untuk mendapatkan hasil yang optimal.
commit to user
44