Makalah Lenni
Makalah Lenni
Makalah Lenni
Disusun Oleh:
Dosen Pengampu:
Muhlison M. Ag
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga pemakalah mampu menyelesaikan kewajiban, yakni dalam
rangka untuk memenuhi salah satu tugas. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada beliau Baginda Nabi Agung Muhammmad SAW yang telah
mengantarkan kita kepada jalan yang terang dan menjadikan jalan yang indah berupa
ajaran agama Islam.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................................................. 1
A. Rumusan Masalah......................................................................................................................... 1
B. Tujuan Masalah............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................2
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 11
B. Saran...............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
kajian ini objek pendidikan yang dimaksud bisa dikatakankan sebagai sarana untuk
mengembangkan atau mendidik karakteristik bangsa.1
Hal tersebut yang melatarbelakangi kajian ini, yakni siapa saja objek pendidikan
menurut perspektif Al-Quran. Bahasan terkait ini akan lebih memberikan penjelasan
tentang bagaimana dan seperti apa kita memberikan pendidikan yang layak untuk bekal
dalam menjalani kehidupan:
1. Keluarga
Keluarga adalah personal terdekat bagi kita, baik dari aspek biologis
maupun dari sisi interaktif dalam kehidupan. Maka Al-Quran begitu
memperhatikan orang-orang ini sebagai objek pendidikan. Bahkan Rasulullah saw
dalam metode dakwahnya, di awal masa kenabian adalah keluarga dan kerabat
dekat sebelum berdakwah kepada seluruh umat manusia.2
2. Kerabat Dekat
Di awal-awal Islam lahir, Rasulullah saw berdakwah kepada keluarga dan
kerabat dekat. Hal ini telah mendapat petunjuk dari Allah Swt. Secara akal sehat
pun, orang-orang yang paling mungkin menerima ajakan kita adalah keluarga dan
kerabat dekat. Meskipun pada kenyataannya tidak semua kerabat dekat menerima
ajakan kita. Begitu pun dengan Nabi Muhammad saw, tidak semua kerabat dekat
Beliau menerima dengan tangan terbuka terhadap dakwah atau ajakannya.
3. Masyarakat (bangsa)
Setelah membincang keluarga dan kerabat dekat, maka berikutnya adalah
objek pendidikan terkait masyarakat (bangsa). Tahapan hukum dalam Al- Quran
merupakan strategi Tuhan agar dalam pelaksanaannya dapat diterima dengan baik
dan tangan terbuka. Bangsa atau masyarakat adalah objek pendidikan yang
ditekankan dalam Al-Quran. Terkait dengan bangsa atau masyarakat, di dalam Al-
Quran Allah Swt berfirman, bahwa untuk memperoleh ilmu pengetahuan bagi
masyarakat banyak adalah dengan cara sebagian saja yang menimba ilmu
pengetahuan. Kemudian orang-orang yang menimba pengetahuan itu
memberikan pengetahuan kepada layak lainnya sekembalinya dari menuntut ilmu.
1
Mohammad ali, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, (Bandung, Imperial Bhakti
Utama) hal. 130.
2
Umar Tirtarahardja, pengantar pendidkan,(jakarta:PT Rineka cipta, 2008) hlm 33-35.
3
4. Seluruh Manusia
1. Keluarga
َٓد يْ دَا دَ َٓلدِش دٌَد شغ دَ د
ٌّ شَِداٌد ل اُ دَ يٱْ شِ دَ د
اَُ ة د َ ةَ يْ دََ د يَ شْٓ ةَ يْ َ ر
داَا دَُةوٌةَدا ٱّْل ة َيلدأديي دَا ٱْلِشيَد دَا دَّة ا
وا ُة لو اا َدَُة د
َ يْ دَيد يَُدٓةوَد دَا يةْي دَ ةُ د ٱّد دَا ل َ د دَ دُ ة
ُوَد ل يد يَ ة
Artntya:"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan".
(Qs. At-tahrim:6)3
2. Kerabat Dekat
3. Masyarakat (bangsa)
دَ دَا دُاَد ياْ ةُْي شَّة يوَد شْْد يّ شُ ةُ يَا ُ ِداِل ةٌر ِدٓد يو دّ َدُد دُ شَ يَ ةُ شِّ ِش يُُد ةٌ ش َّ يّ ةَ يْ د
ط ِا ىُٕدٌد شّْْدتدُدّل ةَ يوا ِشى اْ شَّي شيَ دَ شْْة يِّ ةشَ يَا ُد يو دَ ةَ يْ اشَدا دَ دََة يلوا
ࣖ
اشْد يْ شَ يْ ْدَدٓل ةَ يْ يدِي ِد ةَ يََد
3
M. Quraish shihab, Tafsir Al-Mishbah, (jakarta: lentera hati, 2002) hlm 749-750.
4
Artinya: Tidak sepatutnya orang-orang mukmin pergi semuanya (ke medan
perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi (tinggal
bersama Rasulullah) untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan memberi
peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat
menjaga dirinya.(Qs.At-Taubah :122)
4. Seluruh Manusia
ِة ِ شَ يَ لَ شِّ ةَ يْ ِد َا شَّة يوا دَْ ريُا ْل ةَ ة يْ دَا يشَ َ د يَُة ةُ يَا ِدا لشَ ش ِّش دَا ِشى اَْلَُ َو ش
ِ دَ ياّد يَ ش ُ يو ةُ ِش ياْ دِ ّ ش اُ ُد يَ دَ ِا دَ ةُ ةْ ل
اُْ ة َيلاديي دَا اّْل ة
َ شٓ يْ رُا دَ شَ يْ رُا ِ دَ دُاَد
لة د
Yakni jagalah diri kalian dengan menjalankan apa yang diperintahkan kepada
kalian dan menjauhi apa yang dilarang bagi kalian.
ْدََ د يَ شْٓ ةَ ي
Dengan memerintahkan mereka untuk taat kepada Allah dan melarang mereka
berbuat maksiat.
اُ دَ ياْ شِ دَ د
اَُ ة َ د ر
اَا دَُةوٌةَدا اّْل ة
Artinya: (dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu).
Yakni dari api yang besar yang menyala dengan manusia dan batu,
sebagaimana api lain yang menyala dengan kayu. Ibnu Jarir mengatakan: maka wajib
bagi kita untuk mengajarkan kepada anak-anak kita agama dan perbuatan baik serta
adab yang sangat mereka perlukan.
5
دَٓد يْ دَا دَ َٓلِشَدٌد شغ دَ دٌ شَِداٌ د
Artinya: (Penjaganya malaikat-malaikat kasar dan keras)
Yakni di atas api neraka itu berdapat para penjaga dari golongan malaikat
yang bertugas mengatur neraka dan mengazab penghuninya, mereka sangat bengis
terhadap penghuni neraka, sama sekali tidak merasa kasihan jika penghuni neraka
meminta belas kasihan, sebab mereka diciptakan untuk mengazab penghuni neraka.
Yakni melaksanakan perintah itu segera tanpa menundanya. Dan mereka mampu
untuk menjalankan perintah itu.
Yang dimaksud adalah keluarganya, dan pendapat lain mengatakan yang dimaksud
adalah seluruh umatnya.
َ شِ يُ دَٓد يْ دَا َ دا ي
ْ د
Yakni Kami tidak memintamu untuk memberi dirimu dan keluargamu rezeki.
6
دَ ياََْ شِّدٌة شْٓت ل يّ دوى
Artinya: (Dan akibat yang baik itu adalah bagi orang yang bertakwa).
Yakni kesudahan yang terpuji berupa surga adalah bagi orang yang bertakwa.
Yaitu Bani Hasyim dan Bani Muththalib, di mana mereka adalah orang-orang
yang paling dekat dengan Beliau dan paling berhak mendapatkan ihsan baik dari sisi
agama maupun dunia. Hal ini tidaklah menafikan untuk memberikan peringatan
kepada semua manusia, seperti halnya ketika seseorang diperintahkan untuk berbuat
ihsan kepada semua manusia, lalu diperintahkan pula kepadanya untuk berbuat ihsan
kepada kerabatnya, maka yang ini adalah lebih khusus yang menunjukkan penekanan
dan memiliki hak lebih. Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam melaksanakan
perintah itu, Beliau berdakwah baik kepada masyarakat umum maupun kepada
kerabat-kerabat Beliau, mengingatkan dan menasehati mereka tanpa kenal lelah, dan
bahwa tidak ada seorang pun di antara mereka yang dapat selamat dari azab Allah
kecuali dengan beriman kepada-Nya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala juga
memerintahkan agar Beliau berendah diri kepada hamba-hamba Allah yang beriman,
dan barang siapa yang mendurhakai Beliau siapa pun orangnya, maka hendaklah
Beliau berlepas diri dari perbuatannya, dan dengan tetap menasehati mereka serta
berusaha mengajak mereka kembali dan bertobat. Sikap berlepas diri dari
perbuatannya adalah untuk menolak anggapan bahwa perintah merendahkan diri
kepada orang-orang mukmin, menghendaki seseorang untuk bersikap ridha terhadap
segala yang muncul dari mereka selama mereka mukmin, bahkan tidak demikian. Hal
itu, karena dalam masalah wala’ (setia) dan bara’ (berlepas diri) ada tiga golongan:
Mereka adalah kaum mukmin yang bersih dari kalangan para nabi, para
shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih. Terdepannya adalah Rasulullah
7
shallallahu 'alaihi wa sallam, kemudian istri-istrinya ummahaatul mukminin, ahli
baitnya yang baik dan para sahabatnya yang mulia. Kemudian dari kalangan para
tabi’in dan orang-orang yang hidup pada abad-abad yang utama, generasi
pertama ummat ini dan para imamnya seperti imam yang empat (Imam Malik,
Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i dan Imam Ahmad).
3. Orang-orang yang diberi wala' dari satu sisi dan diberi bara' dari sisi lain.
ُدآِلٌر شْْدّ شُ ةُ ا
. َا ياْ ةُْي شَّةوَد دُاَد دَ دَا
Artinya: (Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan
perang).
طآِشُدٌد
شََ ةُ شِّ ِش يُُد ةٌ ش َّ يّ ةَ يْ د
Yakni berangkat berperang sebagian dari tiap-tiap golongan. Dan selebihnya tetap
tinggal.
شّْْدتدُدّل ةَوا
8
Yakni orang-orang yang tidak ikut berperang itu agar memperdalam ilmu mereka.
َِشى اْ شَّي
Yakni sekelompok dari golongan ini pergi untuk berperang dan sisanya tetap
tinggal di dalam negeri untuk menuntut ilmu dan agar mereka dapat mengajari para
pasukan perang apabila telah kembali dari peperangan.
Bisa juga maknanya adalah: agar orang-orang yang pergi bersama Rasulullah
itu mendalami ilmu tentang agama lewat apa yang mereka dengarkan dari Rasulullah
dan yang mereka pelajari dari beliau seperti al-Qur’an, hukum-hukum agama dalam
jihad, perang, interaksi dengan orang lain, dan lain sebagainya; sehingga mereka
dapat mengajarkan kaumnya setelah ia kembali.
ِ شَ يَ لَ شِّ ةَ يْ ِد َا شَّة يوا دَْ ريُا ْل ةَ ة يْ دَا يشَ َ د يَُة ةُ يَا ِدا لشَ ش ِّش دَا شِى اَْلَُ َو ش
ِ دَ ياّد يَ ش ة
ِ دَ دُاَد ُ يو ةُ شِ ياْ دِ ّ ش اُ ُد يَ دَ ِا دَ ةُ ةْ ل
اُْ ة َيلاديي دَا اّْل ة
١٧٠ لة دَ شٓ يْ رُا دَ شَ يْ رُا
ِ
9
tersebut dalam firman-Nya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad)
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peserta didik dan orang yang berkeinginan untuk mencari proses yang
dilangsungkan oleh subjek pendidikan atau yang dialami oleh objek melalui pengalaman
setiap hari dan hubungan dengan subjek dan objek lain serta hubungan dengan
lingkungan.
Penjelasan ayat-ayat diatas dapat disimpulkan bahwa objek pendidikan itu adalah
meliputi seluruh umat manusia. Urutan objek pendidikan itu yang pertama adalah
keluarga dalam lingkup rumah tangga yang meliputi anak, istri dan suami, sedangkan
kedua kaum terdekat atau famili terdekat yang ada hubungannya darah. Sedangkan urutan
ketiga bahwa bangsa adalah merupakan objek pendidikan karena bangsa merupakan
kehidupan yang bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
baik dalam penulisan maupun referensi yang terbatas. Maka dari itu penulis berharap
baik kepada bapak selaku dosen pembimbing maupun teman-teman dan para pembaca
agar mau memberikan kritik dan saran yang membangun.
11
DAFTAR PUSTAKA
Ali Mohammad, Pendidikan Untuk Pembangunan Nasional, (Bandung, Imperial Bhakti Utama)
hal. 130.
Shihab Quraish M, Tafsir Al-Mishbah, (jakarta: lentera hati, 2002) hlm 749-750
Tirtarahardja Umar Tirtarahardja, pengantar pendidkan,(jakarta:PT Rineka cipta, 2008) hlm 33-
35.
12