0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan70 halaman

Kinenta SMTR II 2023

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 70

LAPORAN MONITORING

IMPLEMENTASI DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN


LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor
PT. KINENTA INDONESIA

SEMESTER II (Periode Juli – Desember 2023)


Kp. CikanagaDesa Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat 41251 Indonesia.

2023
PENYERAHAN
LAPORAN IMPLEMENTASI DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UKL-UPL)

SEMESTER II (Periode Juli – Desember) 2023

PT. KINENTA INDONESIA


Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor

Kp. Cikanaga Desa Gunugsari Kecamatan Campaka


Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41251 Indonesia

TANDA TERIMA DOKUMEN

No Keterangan Jumlah
Telah dierima Dokumen Laporan Implementasi Dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkunga Dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-
UPL) SEMESTER II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 kegiatan
Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor PT. KINENTA
1 (…..) Dokumen
INDONESIA, yang bealamat di Kp. Cikanaga Desa Gunugsari
Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41251
Indonesia

Diterima Oleh :

………………………………………
Purwakarta, 2024

Kepada
Nomor : 17/HRD-BEI/VII/2023 Yth. Kepala Dinas
Sifat : Penting Lingkungan Hidup
Lampiran : 1 (satu) buku laporan Kabupaten Purwakarta
Perihal : Penyerahan Laporan di
Implementasi Dokumen PURWAKARTA
UKL-UPL semester II
(Periode Juli-Desember)
Tahun 2023

Dengan Hormat,
Sesuai dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Terkait kewajiban untuk melaporkan hasil
implementasi pelaksanaan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) kegiatan kami, PT. Kinenta Indonesia berlokasi di
Kp. Cikanaga Desa Cikumpay Kecamatan Campaka Kabupaten Purwakarta Jawa Barat.
Bersama ini kami sampaikan Laporan Implementasi Dokumen Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) Semester II
(Periode Juli-Desember)Tahun2023.
Demikian surat ini kami sampaikan, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Purwakarta………………………..2024
Hormat Kami,
PT. Kinenta Indonesia

Ir. H. Deddy Harsono, MBA


Direktur
(Pananggungjawab UKL-UPL)
KATA PENGANTAR

Dokumen Laporan Monitoring UKL-UPL Semester II 2023 ini kami susun sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 45 tahun
2005 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup.

Pelaksanaan pemantauan lingkungan yang kami lakukan disesuaikan dengan pedoman yang
tertuang dalam Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UKL-UPL).

Kepada semua pihak yang telah membantu, memberikan arahan, petunjuk, dan saran-sarannya
hingga terwujudnya dokumen ini, kami sampaikan terima kasih.

Purwakarta, Desember 2023

PT. Kinenta Indonesia

Ir. H. Deddy Harsono, MBA


Direktur
LAPORAN IMPLEMENTASI DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UKL
UPL)
SEMESTER II (Periode Juli – Desember 2023)

PT. KINENTA INDONESIA

Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor

BAB I
INFORMASI UMUM

PT. Kinenta Indonesia terletak di Kp. Cikanaga Desa Cikumpay, Kecamatan


Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41251 Indonesia. PT. Kinenta Indonesia Sebuah
perusahaan yang bergerak dalam bidang yang memproduksi Kabel dan Komponen Kendaraan
Bermotor untuk kendaraan ringan atau sepeda motor. Perusahaan yang terletak di Purwakarta ini
mempunyai kantor pusat untuk marketing di Bekasi tepatnya di M Gold Tower Jl. KH. Noer Ali.
PT. Kinenta Indonesia Plant Purwakarta merupakan anak perusahaan PT. Banshu
Electric Indonesia yang berafiliasi dengan perusahaan jepang yaitu Banshu Electric Equipment Co.
Ltd. PT. Banshu Electric Indonesia atau biasa di sebut BEI ini mempunyai anak perusahaan dan
plant yang tersebar di Purwakarta dan Purwakarta.
Di purwakarta ada PT. Kinenta Indonesia sebagai plant 1, di plant 1 juga ada
perusahaan untuk menyediakan kebutuhan ekspor Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor dan
sebagai pusat BEI. Lalu ada plant 2 di Purwakarta yaitu PT. Kinenta Indonesia Plant Perwakarta.
Selain itu anak perusahaan BEI terdiri dari PT. Kinenta Indonesia yang memproduksi Kabel dan
Komponen Kendaraan Bermotor di Purwakarta, lalu ada PT. Banshu Plastik Indonesia di Daerah
Jababeka Cikarang, PT. Askara Internal di Duta Permai Bekasi yang bergerak di bidang trading
dan penjualan. Ada Banshu Metal Indonesia.

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL semester


II (Periode Juli – Desember 2023) I-1
1.1. Identitas Pemrakarsa
a. Nama perusahaan...................................: PT. Kinenta Indonesia
b. Kegiatan.................................................: Industri Kabel dan Komponen Kendaraan
Bermotor
c. Pimpinan Perusahaan.............................: Ir. H. Deddy Harsono, MBA.
d. Jabatan....................................................: Direktur Utama
e. Akta Pendirian Persuahaan.....................:
f. Ijin Usaha Industri ......................... : Izin Usaha (Izin Usaha Industri)

g. g. Ijin Lingkungan .............................. : dari OSS Nomor; - Tanggal; - - -


h. Nomor Pokok Wajib Pajak...................: 02.324.116.9-409.001
i. Alamat Proyek.......................................Kp. Cikanaga Desa
Cikumpay, Kecamatan Campaka,
Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41251
Indonesia.
j. Telepon/Fax...........................................(0264) 8224444 / (0264) 21444
k. Web Site............................................. :-

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL semester


II (Periode Juli – Desember 2023) I-2
1.2. Lokasi Kegiatan
 Jalan.................................Kp. Cikanaga
 Desa.................................Cikumpay
 Kecamatan.......................Campaka
 Kabupaten........................Purwakarta
 Propinsi............................Jawa Barat

1.3. Penanggung Jawab Lingkungan


 Nama................................Ir. H. Deddy Harsono, MBA.
 Jabatan.............................Direktur
 Alamat.............................Kp. Cikanaga Desa
Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten
Purwakarta, Jawa Barat 41251 Indonesia.

 Telepon/Fax.....................(0264) 204444 / (0264) 214444

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL semester


II (Periode Juli – Desember 2023) I-3
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL semester


I-4
II (Periode Juli – Desember 2023)
LAPORAN IMPLEMENTASI
DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UKL UPL)
SEMESTER II (Periode Juli – Desember)2023

PT. KINENTA INDONESIA


Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor

BAB II
INFORMASI USAHA DAN ATAU KEGIATAN

PT. Kinenta Indonesia merupakan salah satu Banshu Group yang memproduksi Kabel
dan Komponen Kendaraan Bermotors, kendaraan roda 2 dan roda 4. Dengan komitmen
mengutamakan sustainability stakeholders yaitu zero defect dengan kualitas terbaik, harga
bersaing. Dengan dukungan Teknologi Informasi, Otomasi dan peningkatan sumber daya manusia.
Dan bekerja sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku dengan mengutamakan kesehatan
dan keselamatan.
PT. Kinenta Indonesia merupakan perusahan yang bergerak di bidang Industri Kabel
dan Komponen Kendaraan Bermotor, berusaha mengaplikasikan semua kebijakan pemerintah
khususnya di bidang pengelolaan lingkungan hidup.

2.1. Nama Rencana Usaha dan atau Kegiatan


Nama Rencana Usaha dan atau Kegiatan adalah Industri Kabel dan Komponen
Kendaraan Bermotor, PT. Kinenta Indonesia berlokasi di Kp. Cikanaga Desa Cikumpay,
Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41251, Indonesia.

2.2. Lokasi Rencana Usaha dan atau Kegiatan


Pembangunan dan penambahan fasilitas penunjang PT. Kinenta Indonesia terletak di:
 Jalan..........................Kp. Cikanaga
 Desa...........................Cikumpay
 Kecamatan.................Campaka
 Kabupaten.................Purwakarta
 Propinsi.....................Jawa Barat

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-1
Wilayah atau tempat yang berbatasan dengan kegiatan ini adalah sebagai berikut:
 Sebelah Utara............Kebun Campuran
 Sebelah Selatan .. : Rumah Warga
 Sebelah Timur...........Kebun Campuran
 Sebelah Barat............Rumah Warga

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-2
Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL
Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-3
2.3. Skala Usaha dan/atau Kegiatan dan Penggunaan Lahan
Lahan yang digunakan untuk kegiatan PT. Kinenta Indonesia di Kp. Cikanaga Desa
Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41181, Indonesia ini
berstatus Sewa dengan luas areal 38.539 M2. Luas lahan tersebut dimanfaatkan untuk sarana
kegiatan PT. Kinenta Indonesia, bangunan produksi dan sarana pendukung lainnya. Secara rinci
luas dan presentasenya dapat dilihat dalam tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1; Penggunaan Lahan

JJumlah Luas Tapak Satuan


No Jenis Penggunaan
Lantai bangunan
A. Lahan Tertutup Kedap Air
1. Gedung Produksi I - 2.657 M2
2. Gedung Produksi II - 5.292 M2
3. Gedung Produksi III - 1.957 M2
4. Mess Wanita - 94 M2
5. Mess Priya - 109 M2
6. Polu Klinik - 40 M2
7. WC Luar - 8 M2
8. Pos Jaga Depan - 33 M2
9. Pos Jaga Belakang - 5 M2
JUMLAH 10.199 M2
B. Ruang Terbuka
1 Taman - 735 M2
2 Parkir Motor - 209 M2
3 Parkir Mobil - 203 M2
4 Jalan dan Saluran - 3.761 M2
5 Area Resapan - 142 M2
6 Lahan Terbuka - 23.290 M2
JUMLAH 28.340 M2
TOTAL A +B 38.539 M2
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa luas areal terbuka masih sangat jauh di bawah
ketentuan Building Coverage Ratio yang ditentukan pemerintah yakni 60:40 (73,6% lahan untuk
ruang terbuka).

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-4
Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL
Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-5
2.3.1. Peruntukkan Lahan
Rencana Tata Ruang sesuai arah kebijakan pemanfaatan ruang untuk berbagai
kegiatan pengoperasian yang akan dilakukan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat. Berdasarkan
Rencana Detail Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Purwakarta yang tertuang dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Purwakarta Nomor: 11 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten Purwakarta Tahun 2011- 2031, bahwa kegiatan PT. Kinenta
Indonesia di Kp. Cikanaga Desa Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat 41251, Indonesia peruntukannya adalah daerah Zona Industri (Kawasan Pengembangan
Industri).

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-6
2.3.2. Status Lahan
Lahan yang digunakan untuk kegiatan PT. Kinenta Indonesia di Jl. Cikananga
Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41181, Seluas 38.539 m2.
2.2. Tahap Operasional Pabrik
2.2.1. Proses Produksi
Secara umum kegiatan operasional atau proses produksi ini terbagi dalam beberapa
tahapan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram proses produksi dibawah ini:

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-7
Uraian proses produksi tersebut diatas dapat disederhanakan yakni, Sebagai Berikut:

Uraian proses produksi tersebut di atas dapat disederhanakan yakni, penerimaan bahan baku utama
dan bahan baku penolong, setelah dilakukan pengecekan awal selanjutnya bahan baku utama dan
bahan baku penolong disimpan dalam gudang dengan mengikuti tata cara penyimpanan yang telah
ada.

Proses produksi awal dimulai dengan pemotongan atau Cutting bahan baku Sesuai dengan bahan
yang akan dihasilkan. Setelah dilakukan pemotongan selanjutnya wire Masuk kepada tahap
crimping Yakni proses pemasangan aksesoris kabar setelah melalui proses shilwd wire . Pada
proses Shield wire Kabel diberi pelindung dengan menggunakan bahan baku penolong atau seal ,
Setelah dilakukan proses Crimping kabar selanjutnya masuk ke tahap atau penggabungan kabel
dan taping Limbah yang terbuang adalah kabel kabel yang rusak dan plastik.

Sebelum masuk diproses asembly , Kabel dari hasil proses crimping terlebih dahulu dilakukan
perakitan. Setelah proses selesai selanjutnya masuk ke tahap Assembling Di mana pada proses ini
dipasang taping atau tube pada ujung ujung kabel.

Setelah proses Asembly selesai Kemudian dilakukan pengecekan sirkuit dan pengecekan secara
visual pada proses utama atau quality kontrol.

Mengerjakan sirkuit digunakan untuk mengetahui Ada tidaknya hubungan elektrik ada kamu yang
sedang diamati, sedangkan untuk pengecekan secara visual dipakai untuk mengungkapkan adanya
bentuk fisik berkembang itu sendiri. Apabila dari hasil pengetesan terhadap produk yang salah
Maka dikembalikan lagi menuju proses Assembling untuk memperbaiki dan selanjutnya memasuki
kembali proses quality kontrol. Proses akhir dari produksi ini adalah proses kontrol atau finis good,
di mana dihasilkan wering harnes yang telah memenuhi standar.

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-8
Tabel 2.2; Timbulan Dampak / Cemaran
No Proses Produksi Perkiraan Dampak/Cemaran Volume Pengelolaan
Incoming material Kardus dan Plastik 1000 Kg/Bln
 Material NG  10 Kg/Bln
 Sisa timah  100 Grm/Bln
Stripping  Bising, Panas  -
 Sarung tangan bekas,  1 Kg/Bln
 Masker bekas  100 grm/bln
 Bising, Panas  -
Cutting  Sarung Tangan Bekas,  1 Kg/Bln
 Masker Bekas  100 grm/bln
 Bising, Panas  -
Crimping  Sarung tangan bekas,  1 Kg/Bln
 Masker bekas  100 grm/bln  Penggunaan APD berupa; Masker, Sarung Tangan, Ear Plug dan
 Sarung tangan bekas,  1 Kg/Bln penyediaan exhaust fan.
Housing  Untuk Limbah B3 di tampung pada TPS LIMBAH B3, untuk kemudian di
 Masker bekas  100 grm/bln
 Bising, Panas  - kerjasamakan dengan pihak ke-3 berizin KLHK dan Limbah Non B3 di
Sub Assy  Sarung tangan bekas,  1 Kg/Bln tampung di TPS Limbah Non B3.
 Masker bekas  100 grm/bln
 Bising, Panas  -
Spot taping  Sarung tangan bekas,  1 Kg/Bln
 Masker bekas  100 grm/bln
 Product NG, Bising, Panas  -
Rough taping  Sarung tangan bekas  1 Kg/Bln
 Masker bekas  100 grm/bln
 Sisa Kemasan Plastik, Kardus  1 Kg/Bln
Half lap taping  Sarung tangan bekas,  1 Kg/Bln
 Masker bekas  100 grm/bln
Cliping
Visual Check (QC)
Finishing
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-9
2.2.2. Jenis dan Kapasitas Produksi
Jenis dan kapasitas produksi berdasarkan Izin dari OSS, kapasitas produksi maksimal
menurut izin terlihat dalam table 2.2;
Tabel 2.3; Realisasi Jenis dan Kapasitas Produksi
Kapasitas Produksi (VoI/Th) Sifat Produk
Jenis Alat
No Jenis Produksi Bahan Bahan
Ijin Riil Angkut
½ Jadi Jadi
Produksi Utama
2 Wirring Hardnes 15.000 pcs 5.000 pcs √ Truck
Sumber: PT. KINENTA INDONESIA,2023.

2.2.3. Bahan Baku dan Bahan Penolong


Dalam proses produksinya PT. Kinenta Indonesia menggunakan bahan baku Kabel,
dan komponen komponen Pendukung lainnya, adapun neraca penggunaan bahan baku dan bahan
penolong tersaji dalam table berikut;

Tabel 2.4; Ralisasi Pemenuhan Bahan Baku dan Penolong


Sistem Neraca Bahan
Jenis Bahan Q Bentuk Asal
No Sifat Bahan penyimpa (%)
Baku Sat vol Fisik Material Digunakan Sisa
nan
1 Bahan Baku mtr - Roll Tidak Bahaya Lokal Gudang
99 1
- Wire tertutup
2 Bahan Penolong pcs - Padat Tidak Bahaya Lokal Gudang
99 1
- Ter,inal tertutup
3 Conector pcs - Padat Tidak Bahaya Lokal Gudang
99 1
tertutup
4 Cover mtr - Padat Tidak Bahaya Lokal Gudang
99 1
tertutup
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

2.2.4. Jenis Peralatan Produksi


Proses produksi yang dilaksanakan di PT. Kinenta Indonesia menggunakan peralatan
yang sudah disediakan, daftar mesin yang digunakan dalam proses produksi terlihat dalam table
dibawah ini;

Tabel 2.5: Jenis Peralatan Produksi

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-10
Jenis Mesin/ Negara Pembuat Energi
No Jumlah Kondisi
Peratan Penggerak
1. Jig Board 150 85 Lokal Manual
2. Cheker Board 90 90 Lokal Listrik
3. Conveyor 95 95 Lokal Listrik
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

2.2.5. Penggunaan Energi


Energi utama untuk kegiatan produksi PT. Kinenta Indonesia berasal dari PT. PLN.
Adapun penggunaan energi rata-rata per-bulan disesuaikan dengan penggunaan energy kegiatan
yang telah berjalan tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.6; Penggunaan Energi
Kapasitas
Jenis Energi Sumber
(kVA)Terpasang
Listrik 591 PT. PLN (Persero)
Generator - Emergency (Genset)
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

2.2.6. Penggunaan Air


Kebutuhan air untuk operasional PT. Kinenta Indonesia dipenuhi dari sumber air
Sumur Dalam. Rincian kebutuhan air bersih dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.7; Prakiraan Kebutuhan Air Bersih

PERUNTUKKAN KEBUTUHAN
NO JENIS JUMLA KUANTITA JUMLAH
SATUAN SATUAN
KEGIATAN H S (m3/Hari)
1 Domestik
Karyawan dan 544 Orang - Liter/Org/Hari 56
Mushola
2 Kebutuhan air
- - - m3/Hari 10
Taman
Total Kebutuhan 66 m3/Hari
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-11
GAMBAR 2.4; NERACA PENGGUNAAN AIR

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-12
2.2.7. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan operasional PT. Kinenta Indonesia adalah
berupa Limbah cair domestic karyawan, sistem penanganan limbah cair dari WC (Black water),
musholla, floor drain dan dapur (Grey Water) dialirkan ke Septic Tank.

2.2.8. Tenaga Kerja


Penyerapan tenaga kerja pada tahap operasional PT. Kinenta Indonesia, melibatkan
tenaga kerja dari berbagai tingkat pendidikan dan keahlian, pengutamaan tenaga kerja lokal sangat
menjadi prioritas. Berikut adalah table penggunaan Tenaga Kerja selama tahap operasional di PT.
Kinenta Indonesia.
Waktu Operasional Pabrik
1. Satu Hari : 24 Jam
2. Jam Kerja : 8 Jam/Hari
3. Hari Kerja / Minggu : 5 Hari
4. Pembagian Jam Kerja : 2 Shift / Hari

Tabel 2.8; Realisasi Tenaga Kerja Semester II Tahun2023


Jenis Kelamin Pendidikan
No. Kualifikasi Pekerja
P L Jumlah SD SLTP SLTA PT
1 Manager Keatas 5 - 5 - - - 5
2 Staff 16 5 21 - - 5 16
3 Karyawan 68 450 518 - 200 318 -
4 Lainnya - - - - - - -
JUMLAH 544 200 323 21

Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

2.2.9. Penggunaan Bahan Bakar dan Pelumas


Mesin-mesin yang digunakan dalam proses produksi menggunakan pelumas berupa oli
hydraulic saat ini penanganan sisa pelumas ini dikelola oleh pihak ke 3, sebagai langkah
antisipatif terhadap kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (LB3), maka PT. Kinenta Indonesia telah

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-13
membuat MoU dengan penampung limbah B3 berijin Men LH.
Tabel 2.9; Pemakaian Pelumas
No Jenis Kebutuhan (Lt/ Bulan) Penanganan Sisa (Diolah/Dibuang/dll)
1 Solar 500 Habis terpakai
2 Pelumas - Habis terpakai
3 Olie - Habis terpakai
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

2.2.10. Jenis Alat Angkut dan Kendaraan


Jenis alat angkut dan kendaraan yang digunakan untuk mengirim barang jadi berupa truck.
Sedangkan karyawan kebanyakan menggunakan sepeda motor.
Tabel 2.10; Jenis alat angkut dan kendaraan
Jenis Volume/Hari atau
No Penggunaan
Kendaraan Waktu per Periodik
1 Bahan Baku & Penolong Truck 4 unit/bln
2 Hasil Produksi Truck 2 unit/bln
3 Karyawan
• Mobil Pribadi Sedan, Minibus 7 unit/hr
• Bus
• Lainnya Sepeda Motor 35 unit/hr
Sumber: PT. Kinenta Indonesia,2023.

2.2.11. Limbah Padat


Sampah dari kegiatan Operasional PT. Kinenta Indonesia terbagi dua
jenis yaitu:
a. Sampah Domestik dan Limbah Padat Non B3 berupa;
 Sarung tangan
 Kain Majun
 Bekas kemasan plastic
 Zack plastic
 Zack Kertas
 Kardus
 Straping Baja
 Straping plastik
Penanganan jenis sampah ini dengan cara di kumpulkan dalam tong-tong sampah yang
disediakan dengan kapasitas 1 m3 yang kemudian diangkut ke TPS di area PT. Kinenta Indonesia,
untuk kemudian dikerjasamakan dengan pihak ke 3.
b. Sampah sisa produksi berupa sampah B3 dan sampah terkontaminasi B3; berupa:

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-14
 Kemasan plastic
 Pelumas
 Drum terkontaminasi
 Jerigen terkontaminasi
 Sarung tangan terkontaminasi
 Kain majun terkontaminasi
 Electronic Waste
Penanganan sampah jenis ini dengan cara dikerjasamakan dengan pihak ke- 3,
setelah terlebih dahulu dikumpulkan dalam tong – tong tertutup disimpan dalam
ruangan khusus yang memenuhi standar tekhnik penyimpanan limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Gambar 2.5; Tempat Penampungan Sampah Sementara

2.2.12. Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengelolaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Karyawan PT. Kinenta Indonesia
berdasarakan pada:
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per. 02/MEN/1980 Tentang:
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.: Per. 01/MEN/1981 Tentang
Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja,
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No.: Per. 03/MEN/1982 Tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: KEPTS.333/MEN/1989 tentang Diagnosis
dan Pelaporan Penyakit Akibat Kerja.
- Permenakertrans RI No. Per 13/MEN /X/2011 Tanggal 28 Oktober 2011 Tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Tempat Kerja

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-15
Pelaksanaan K3 diterapkan secara bertahap di lingkungan pabrik dengan mengacu
pada OHSAS 18001 dan ISO 14000. Kesehatan dan Keselamatan Kerja merupakan instrument
penting untuk melindungi karyawan, perusahaan, lingkungan hidup perusahaan, dan masyarakat
sekitar dari bahaya akibat kecelakan kerja, penerapan K3 yang baik akan mencegah, mengurangi
bahkan menihilkan resiko kecelakaan kerja (zero accident) akan selalu di evaluasi oleh pimpinan.
Sebagai tindakan preventif seluruh karyawan diikutsertakan dalam program BPJS, selain itu untuk
mengevaluasi kesehatan karyawan, secara rutin PT. Kinenta Indonesia melaksanakan Medical
Check Up bagi seluruh karyawan.
Gambar 2.6; Alat Pelindung Diri

Helmet Masker ID Card

Sarung Tangan Kaca Mata

Sarung Tangan
Kulit Safety Shoes Ear Plug

2.2.13. Alat Pencegah Kebakaran/Penanggulangan Kebakaran


Dalam melindungi aset perusahaan, seperti bangunan pabrik, mesin produksi dan
penunjangnya serta karyawan dari resiko bahaya kebakaran, di area pabrik dilengkapi dengan
fasilitas pemadam kebakaran berupa APAR (fire extinguisher) sebanyak 40 (Empat puluh)
buah yang ditempatkan di beberapa titik di area pabrik. Pengecekan terhadap fasilitas pemadam
kebakaran dilakukan secara rutin sebulan sekali untuk memastikan seluruh peralatan pemadam
kebakaran dapat berfungsi dengan baik apabila diperlukan.
No Jenis Peralatan Lokasi Jumlah Unit Kondisi Keterangan
APAR Dry Chemical (3.5
1. Gedung Lt. 1 & 2 - Baik
kg, 6 kg, dan 50 kg)
2.

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-16
Untuk penanganan pencegahan potensi bahaya kebakaran mempertimbangkan
kemudahan sirkulasi maupun pencegahan perambatan kebakaran terhadap lingkungan sekitar.
Penggunaan peralatan ini akan diberikan pelatihan pada seluruh karyawan. Untuk standarisasi
fasilitas APAR akan dikoordinasikan dengan BPBD Kabupaten Purwakarta. Berdasarkan peraturan
yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan penanganan bahaya kebakaran, sebagai
rujukan atas penanganan tanggap darurat kebakaran, terutama berdasarkan pada:
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I. No. Per. 04/MEN/1980 tentang
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan,
- Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per. 02/MEN/1983tentang Instalasi Alarm
Kebakaran Automatik.
- Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. Kep. 186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
- Instruksi Menteri Tenaga Kerja No. Ins. 11/M/BW/1997tentang Pengawasan Khusus
K3 Penanggulangan Kebakaran.
Standard Operating Procedure (Prosedur Tetap / Protap) penanganan kebakaran
yang dilakukan oleh PT. Kinenta Indonesia adalah sebagai berikut:
 Setiap karyawan yang melihat kebakaran di area pabrik tidak boleh panik dan harus
berteriak minta tolong/ memberitahu kepada karyawan yang lain.
 Segera menghubungi/ memberi laporan kepada pimpinan.
 Jika kebakaran berpotensi untuk bisa dipadamkan, segera melakukan pemadaman
dengan cepat dan aman menggunakan alat pemadam kebakaran yang telah disediakan.
 Memperingatkan orang – orang/ karyawan lainnya yang berada di sekitar lokasi
kebakaran untuk segera meninggalkan lokasi kebakaran.
 Jika potensi bahaya kebakaran diluar kendali atau sulit untuk ditanggulangi, segera
melaporkan kepada pimpinan dan petugas kemanan yang sedang bertugas untuk
menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran terdekat.
 Petugas keamanan segera mengambil langkah - langkah pengamanan lokasi tempat
kerja, mengarahkan evakuasi dan barang - barang.
Standard Operating Procedure (Kebakaran)
1. Tujuan: mengidentifikasi dan membuat perencanaan keadaan darurat di tempat kerja
serta bagaimana menangani keadaan tersebut dengan koordinasi

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-17
yang baik, cepat, dan aman sehingga dapat mencegah atau meminimalkan dampak
pada pekerja, peralatan, dan lingkungan.
2. Ruang Lingkup: yang termasuk keadaaan darurat adalah: kebakaran, peledakan,
bahan kimia yang tumpah, kebocoran gas, bencana alam (mis: gempa bumi).
3. Penanggung Jawab:
 Direktur – memastikan prosedur tanggap keadaan darurat berjalan dengan baik.
 Personil Manajer – membantu mengidentifikasi dan menilai bahaya- bahaya yang
potensial.
 Team Kebakaran dan Tanggap Darurat – mempersiapkan prosedur - prosedur
tanggap keadaan darurat dan mengatur semua pelatihan yang berhubungan
dengan tanggap darurat serta memastikan kesiapan dari peralatan.
4. Prosedur:
a. Membentuk Tim Perencanaan: tim ini bertugas untuk membuat dan
mengembangkan perencanaan keadaaan darurat. Yang terlibat dalam tim adalah
orang-orang yang menguasai dan mengerti tentang proses dan potensi bahaya-
bahaya yang dapat terjadi.
b. Identifikasi Bahaya dan Kemampuan Tanggap Darurat: Langkah ini
mengumpulkan informasi tentang kemampuan penanggulangan bahaya dan
tentang bahaya-bahaya dan kondisi darurat (termasuk kecelakaan) yang mungkin
terjadi. Informasi yang diperoleh kemudian diidentifikasi dan dianalisa untuk
menentukan bahaya-bahaya yang potensial dan juga kemampuan menangani
keadaan darurat tersebut. Membuat daftar keadaan darurat yang potensial dan
menilainya dengan memperhatikan:
 Jenis keadaan darurat dan kemungkinannya – dengan mempertimbangkan
keadaan darurat yang sudah terjadi, hasil dari kegagalan proses, kesalahan
manusia, dll.
 Dampak tehadap manusia (kemungkinan menyebabkan luka atau kematian),
properti (biaya untuk penggantian, perbaikan) dan bisnis (gangguan bisnis,
kontrak penjualan).
 Sumber daya internal – melihat kemampuan tim-tim yang terlibat dan
kelengkapan peralatan (alat-alat pemadam api, komunikasi, P3K,

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-18
sistem peringatan) serta fasilitas yang ada (crisis centre, ruang P3K, jalur
evakuasi).
 Sumber daya eksternal – melihat kecepatan tanggap keadaan darurat dari
Pemadam Kebakaran, klinik / rumah sakit terdekat, petugas keamanan , polisi.
c. Membuat Rencana: Rencana tanggap darurat (emergency response plan)
dibuat untuk menghadapi semua jenis keadaan darurat yang sudah diidentifikasi
dan dinilai. Rencana tersebut termasuk unsur-unsur berikut:
▪ Penetapan prosedur jalan keluar dalam keadaan darurat dan rutenya.
▪ Prosedur tetap menjalankan (atau menghentikan) pabrik dalam kondisi kritis
sebelum pabrik dievakuasi.
▪ Prosedur pemadaman api, penanganan tumpahan bahan kimia dan keadaan
darurat lainnya.
▪ Prosedur pertolongan dan tindakan medis.
▪ Prosedur penghitungan pekerja (termasuk tamu dan kontraktor) setelah
dievakuasi.
▪ Prosedur pelaporan.
Rencana tanggap keadaan darurat yang dibuat perlu didiskusikan dan didistribusikan ke
bagian yang terkait.
d. Mengadakan Pelatihan: Menentukan siapa yang akan diberi pelatihan dan
membuat jadwal aktivitas pelatihan dalam periode 1 tahun. Anggota Tim Tanggap
Darurat harus diberi pelatihan-pelatihan:
▪ Penggunaan berbagai jenis pemadam api dan cara memadamkan api.
▪ Pertolongan Pertama Pada kecelakaan (P3K), termasuk
cardiopulmonary resuscitation.
▪ Prosedur rencana tanggap keadaan darurat dan evakuasi
▪ Prosedur pengendalian tumpahan bahan kimia dan keadaan darurat lainnya.
▪ Prosedur pencarian dan pertolongan (rescue) keadaan darurat.
▪ Mengenal bahan-bahan beracun, bahan mudah terbakar, dan bahaya- bahaya
lainnya.
Karyawan yang lain juga diberi pelatihan:
▪ Rencana evakusi (evacuation plan) dan prosedur tanggap keadaan darurat.

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-19
▪ Sistem alarm (prosedur peringatan keadaan darurat).
▪ Lokasi dan penggunaan peralatan keadaan darurat yang umum.
▪ Jenis-jenis keadaan darurat dan tindakan perlidungan. Untuk
latihan praktek lapangan bagi anggota Tanggap Darurat:
▪ Latihan kering – dimana anggota regu penanggulangan keadaan darurat
melakukan latihan tanpa mengaktifkan peralatan (misal untuk pemadaman api:
menggelar fire hose dan pemasangan Turbex Foam).
▪ Latihan pertolongan pertama pada kecelakaan – bagaimana anggota
rescue & first aid team menolong korban dari keadaan darurat.
▪ Latihan basah – seperti latihan diatas tapi dengan mengaktifkan peralatan
seperti water canon dan Turbex Foam. Ini dilakukan juga untuk menguji
peralatan.
▪ Latihan keadaan darurat dan evakuasi (emergency drill & evacuation) –
latihan ini seperti latihan basah tapi ditambah dengan evakuasi karyawan.
Pengujian Tanggap Keadaan Darurat (Latihan skala penuh):
Melakukan pengujian kesiagaan dan tanggap keadaan darurat dengan
mensimulasikan skenario keadaan darurat sedekat mungkin dengan kejadian yang
sebenarnya. Melibatkan pihak luar seperti ARBE, Pemadam Kebakaran, dan
paramedis (beserta ambulan) dari klinik/rumah sakit, serta berkomunikasi dengan
Perusahaan.
e. Evaluasi: Rencana tanggap darurat (emergency response plan) akan ditinjau
secara berkala dan dapat diperbarui. Evaluasi dan perubahan prosedur dapat
dilakukan pada saat:
 Setelah setiap kejadian kecelakaan dan keadaan darurat.
 Setelah setiap latihan.
 Bila ada perubahan personel dan tanggung-jawab, perubahan tata letak atau
rancangan fasilitas, dan perubahan prosedur.

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-20
Gambar 2.6: Peta Jalur Evakuasi dan Posisi APAR

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL


Semester II (Periode Juli – Desember) Tahun 2023 II-21
2.3. Dampak dan Cemaran
2.3.1. Kualitas Udara
1. Sumber Dampak; Pencemaran udara terjadi pada lingkungan kerja dan lingkungan
sekitar kegiatan Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor, PT. Kinenta
Indonesia. Sumber pencemaran di lingkungan pabrik berasal dari proses produksi dan
kegiatan transportasi kendaraan di dalam halaman merupakan sumber dampak
penurunan kualitas udara. Adapun sumber dampak dari pencemaran udara di
lingkungan sekitar akibat dari kegiatan produksi berupa pemotongan kayu dan scrap
besi.
2. Jenis dan Besaran Dampak; Dampak bersifat negatif tidak penting.
Penurunan kualitas udara terjadi pada areal yang sangat terbatas yaitu hanya di sekitar
areal pabrik, sehingga tergolong berbobot kecil.

3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak tidak terpulihkan.


 Tolok ukur dampak untuk kualitas udara di dalam ruang produksi adalah Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 05 Tahun 2018. untuk baku mutu
udara ruang dengan nilai NAB SO2 : 0,25 mg/m3, NO2 : 3 mg/m3, CO : 29 mg/m3,
debu : 10 mg/m3.
 Tolok ukur dampak kualitas udara ambient di lingkungan sekitar pabrik (bagian
depan) Menurut PP RI No. 22 Tahun 2022 dengan Baku Mutu NAB SO2 : 150
mg/m3, NO2 : 200 mg/m3, CO : 10.000 mg/m3, debu : 230 mg/m3.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-22
Pengukuran kualitas udara dalam ruang dilakukan, berdasarkan acuan Peraturan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 05 Tahun 2018. Data tersebut di dapat dari hasil
pengukuran di lapangan dan analisa laboratorium lingkungan terakreditasi KAN. Kondisi Kualitas
udara yang diukur adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 2.6: Hasil Analisa Kualitas Udara
Area Halaman Depan (S: 6°29'41.6" E: 107°29'26.7")
BAKU MUTU: Lampiran VII Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

KONDISI LINGKUNGAN
Suhu: 34,1 oC
Kecepatan Angin: 1,2 m/det Arah
Angin Dominan: East- West
Kelembaban:3,4 %

BAKU HASIL
NO PARAMETER SATUAN METODA ACUAN
MUTU* PENGUJI
AN
I. Pencemar Udara
1 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/NM3 200 23,30 SNI 19-7119.2 -2017
2 Sulfur Dioksida (SO2) µg/NM3 150 <20 SNI 19-7119.7 -2017
3 Dust µg/NM3 230 74,9 SNI 19-7119.3 -2017
4 Hidrokarbon Non Metana (NMHC) µg/NM3 160 <4,27 NIOSH 1500
5 Karbon Monoksida (CO) µg/NM3 10000 615,5 SNI 19-7119.10 -2011
Oksidan fotokimia (Ox) sebagai
6 Ozon (O3) µg/NM3 150 14,7 SNI 19-7119.8 -2017
7 Timbal (Pb) µg/NM3 2 <0,01 SNI 19-7119.4 -2017
8 Noise dBA 70 65,3 SNI 7231 -2009

HASIL PENGUJIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG


R. Produksi (S: 6°29'41.9") (E: 107°29'25.7")
BAKU MUTU: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. N0. 5 Tahun 2018
KONDISI LINGKUNGAN
Suhu: 34.1OC
Kelembaban: 56,6 %
BAKU HASIL
NO PARAMETER SATUAN METODA ACUAN
MUTU PENGUJIAN
I. Pencemar Udara
1 Nitrogen Dioksida (NO2) ppm 3 0,024 SNI 19-7119.2 -2017
2 Sulfur Dioksida (SO2) µg/NM3 0,25 <0,02 SNI 19-7119.7 -2017
3 Amonia (NH3) µg/NM3 17 0,030 SNI 19-7119.1 -2005
4 Hydrogen Sulfida (H2S) ppm 1,0 <0,001 MASA Method 701
5 Dust µg/NM3 10 0,410 SNI 19-7119.3 -2017
6 Karbon Monoksida (CO) µg/NM3 29 0,330 SNI 19-7119.10 -2011
7 Oksidan fotokimia (Ox) ppm 0,2 0,012 SNI 19-7119.8 -2017
sebagai
Ozon (O3)
8 Timbal (Pb) µg/NM3 0,05 0,00001 SNI 19-7119.4 -2017
9 Noise dBA 85 68,0 SNI 7231 -2009

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-23
2.3.2. Peningkatan Intensitas Kebisingan
1. Sumber Dampak; Sebagai sumber dampak peningkatan kebisingan adalah kegiatan
produksi dan transportasi kendaraan di dalam lahan/halaman pabrik.
2. Jenis dan Besaran Dampak; Dampak bersifat negatif tidak penting. Peningkatan
kebisingan terjadi pada areal yang sangat terbatas, sehingga tergolong berbobot kecil.
Besarnya kebisingan sebesar :
 Halaman Depan: 65,3 dBA
 R. Produksi: 68,0 dBA
3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak tidak terpulihkan.
 Tolok ukur kebisingan di dalam ruang kerja adalah Sesuai Permenakertrans No 05
Tahun 2018 dengan Nilai Ambang Batas = 85 dBA
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep – 48 /MENLH /11/1996,
Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan R.Industri: 70 dBA.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-24
Tabel 2.7 : Hasil Uji Intensitas Kebisingan
HASIL PENGUJIAN INTENSITAS KEBISINGAN LUAR RUANG
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU* HASIL PENGUJIAN METODA ACUAN
1 Up Wind 65,3
dBA 70 MP 02.23.17.01-2015

HASIL PENGUJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DALAM RUANG

NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU HASIL PENGUJIAN METODA ACUAN


1 R. Produksi Domestik 68,0
MP 02.23.17.01-
dBA 85
2015
Dari tabel hasil analisa intensitas kebisingan diatas menunjukan bahwa parameter yang
diuji masih di bawah baku mutu lingkungan yang berlaku.

2.3.3. Kualitas Tanah dan Air Tanah


2.3.3.1. Limbah Cair
Limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan operasional PT. Kinenta Indonesia adalah:
- Limbah cair domestic karyawan, sistem penanganan limbah cair dari WC (Black
water), musholla, floor drain dan dapur (Grey Water) dialirkan ke Septic Tank.
- Limbah cair di tamping di septic tank dan dikerjasamakan dengan pihak ke 3.
- Limbah cair B3 berupa olie bekas dari proses maintenance mesin dikelola dengan
cara dikumpulkan dalam drum tertutup kemudian dikerjasamakan dengan pihak ke
3 berijin Men LH.
HASIL PENGUJIAN KUALITAS AIR BERSIH
Kran di Wastafel Pos Security (S : 6°29'42.7") (E : 107°29'29.1")
BAKU MUTU: Permenkes Nomor: 32 Tahun 2017
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU HASIL PENGUJIAN METODA ACUAN
Physical Properties
1 Odor - Tidak Berbau Tidak Berbau Organoleptic
2 TDS Mg/l 1500 303 SNI-06-6989.27-2005
Turbidity
3 NTU 25 0,72 US EPA 180.1-1983
4 Taste - Tidak Berasa Tidak Berasa Organoleptic
5 Temperature - Suhu udara ±3 28,3 SNI-06-6989.23-2005
6 Color TCU 50 2 APHA 2120 C-2005
Chemical Anorganic Properties
1 Mercury, Hg Mg/l 0,001 <0,00009 SNI 6989-78:2019
2 Arsenic, As Mg/l 0,05 <0,00006 SNI 6989-81:2018
3 Iron, Fe Mg/l 1 <0,013 SNI 6989-84:2019
4 Fluoride, F Mg/l 1,5 0,050 SNI-06-6989.29-2005
5 Cadmium, Cd Mg/l 0,005 <0,00004 SNI-06-6989.38-2005
6 Hardness Total as CaCO3 Mg/l 500 143,7 SNI-06-6989.12-2004
7 Chloride, Cl Mg/l 600 98,40 SNI 6989-19:2009
8 Chromium Hexavalent, Mg/l 0,05 <0,001 SNI 6989-71:2009
Cr 5+
9 Manganese, Mn Mg/l 0,5 <0,007 SNI 6989-84:2019
10 Nitrogen, Nitrate as N, Mg/l 10 2,30 APHA 21 ED, 4500-NO3-
NO3-N B
11 Nitrogen, Nitrite as N, Mg/l 1 <0,017 SNI-06-6989.9-2004
Laporan Implementasi Dokumen UKL
UPL Semester II Tahun 2023 II-25
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU HASIL PENGUJIAN METODA ACUAN
NO4-N
12 pH - 6,5-9,0 7,65 SNI 6989-11:2019
13 Selenium, Se Mg/l 0,01 <0,0001 SNI 6989-83:2018
14 Zing, Zn Mg/l 15 <0,004 SNI 6989-84:2019
15 Cyanide, CN Mg/l 0,1 0,0025 APHA 21 ED, 4500-CN-
16 Sulphate, SO42- Mg/l 400 20,52 SNI 6989-20:2019
17 Lead, Pb Mg/l 0,05 <0,0002 SNI 6989-46:2019
18 Pestisida Total Mg/l 0,1 <0,00019 Gas Chromatography
Chemical Organic Properties
1 Surfactanis, MBAS Mg/l 0,5 <0,006 SNI-06-6989.51-2005
2 Total Organic Matter. Mg/l 10 1,9 SNI-06-6989.22-2004
KMnO4
Biologocal Properties
1 Total Coliform CFU/100 ml 50 0 APHA 9221 B ed 22 nd
2 Ecoli CFU/100 ml 0 0 APHA 9221 F ed 22 nd

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-26
2.3.3.2. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
1. Sumber Dampak; Sumber dampak berasal dari kegiatan produksi yang
menghasilkan atau menyisakan limbah cair B3 seperti retain sample, produk rusak,
oli bekas, Anti Rust, coolant dan kemasan plastic B3.
2. Jenis dan Besaran Dampak; Jenis dampak negatif tidak penting. Limbah cair
yang bersifat B3 selama ini dikelola oleh pihak ketiga Berijin Men LH. Sehingga
dampak tergolong berbobot kecil (kapasitas: 20 Kg/minggu).
3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak negative terpulihkan. Tolok ukur
dampak yang digunakan adalah ketentuan pengolahan limbah B3 yang diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun2023.

2.3.3.3. Air Larian (Run Off)


Peningkatan kuantitas air permukaan dapat disebabkan oleh adanya air larian dari
kegiatan Operasional PT. Kinenta Indonesia.
1. Sumber Dampak; Sumber dampak adalah terjadinya penutupan lahan oleh
bahan kedap air seperti gedung/beton, jalan atau bahan kedap air lainnya.
2. Jenis dan Besaran Dampak; Jenis dampak negatif tidak penting. Adanya
penyediaan saluran drainase yang cukup dan sumur resapan sehingga seluruh air
limpasan dapat ditampung, sehingga dampak tergolong berbobot kecil.
3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Sebagai tolok ukur
dampak adalah tersedianya media untuk mengurangi limpasan air hujan seperti
penggunaan bahan porous untuk lahan parkir/halaman, sumur resapan dan saluran
drainase yang cukup.
Perhitungan besarnya debit air larian (run off) dengan menggunakan rumus:
Q=C.I.A
dimana :
Q = Debit air larian (m3/det) C
= Koefisien run off
I = Intensitas curah hujan (m/hari)
A = Luasan kawasan tangkapan hujan (m2)

Peningkatan Air Larian (run off)


 Intensitas curah hujan........................................= 0.008 m/hari

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-27
 Waktu konsentrasi hujan harian rata-rata.. = 2 jam
Tabel 2.15 : Koefisien Berdasarkan Topografi dan Penggunaan Lahan
No Kondisi Permukaan Tanah Koefisien Pengaliran (C)
1. Jalan beton dan jalan aspal 0.70 – 0.95
2. Jalan kerikil dan jalan tanah 0.40 – 0.70
3. Bahu jalan :
- Tanah berbutir halus 0.40 – 0.65
- Tanah berbutir kasar 0.10 – 0.20
- Batuan masif keras 0.70 – 0.85
- Batuan masif lunak 0.60 – 0.75
4. Daerah perkotaan 0.70 – 0.95
5. Daerah pinggir kota 0.60 – 0.70
6. Daerah industri 0.60 – 0.70
7. Permukiman padat 0.40 – 0.60
8. Permukiman tidak padat 0.40 – 0.60
9. Taman dan kebun 0.20 – 0.40
10. Persawahan 0.45 – 0.60
11. Perbukitan 0.70 – 0.80
12. Pegunungan 0.75 – 0.90

JIka diketahui :
 Luas Area Terbangun sebagai tutupan lahan ±38.539 m2
Nilai C: 1,00
 Sedangkan nilai intensitas hujan (I) maksimum untuk Kabupaten Purwakarta adalah
2000-3000 mm/tahun atau 0,008 m/hr. Melalui pendekatan di atas, maka volume air
larian sebelum dan setelah adanya kegiatan dapat dihitung sebagai berikut:
Tabel 2.16: Air Larian
Intensitas Jumlah Air
Koefisien Air
Jenis Penutup Hujan Luas Lahan Larian
No Larian
Lahan (m/hari) Tertutup (m3 / hari)
(C)
(I)
Sebelum ada
1 kegiatan
Lahan kosong 0,40 0,008 38.539 123
Setelah ada
kegiatan
Lahan Terbuka 0,40 0,008 28.340 90
2 Hijau
Lahan Tertutup 0,95 0,008 10.199 78
Total 2 38.539 168

Sumber: Hasil perhitungan,2023.

Dari tabel di atas diketahui besarnya air larian tutupan lahan adalah 90 m3/hari, dan air larian ruang terbuka
hijau adalah 78 m3/hari sehingga jumlah air larian sebesar 168 m3/hari. Selisih air larian sebelum ada kegiatan
Laporan Implementasi Dokumen UKL
UPL Semester II Tahun 2023 II-28
dan setelah ada kegiatan adalah 45 m3/hari. Maka diperlukan upaya dalam mengatasi hal tersebut salah satunya
dengan membuat media untuk meresapkan air larian kedalam tanah seperti biopori maupun sumur resapan.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-29
2.4. Komponen Lingkungan di lokasi kegiatan dan sekitarnya
Komponen lingkungan merupakan gambaran kondisi lingkungan di lokasi kegiatan
yang di rencanakan dan sekitarnya. Komponen lingkungan tersebut terdiri dari beberapa aspek
meliputi komponen fisika dan kimia, biologi, sosial, ekomomi dan budaya. Data mengenai
komponen lingkungan tersebut dapat di peroleh dari bermacam - macam cara seperti pengukuran
langsung, survey lapangan, maupun data sekunder. Data yang di peroleh langsung dari PT.
Kinenta Indonesia misalnya kualitas udara dan kebisingan (Komponen Fisika-kimia), sedangkan
data yang di peroleh dari survei lapangan adalah Flora dan Fauna (Komponen Biologi) serta data
sekunder misalnya keadaan penduduk, demografi, (Komponen sosial ekonomi budaya).
2.4.1. Iklim
Wilayah Kabupaten Purwakarta termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan
perbedaan curah hujan yang cukup kecil dan dipengaruhi oleh iklim musim. Secara umum musim
kemarau antara bulan April - September dan musim hujan antara Oktober - Maret. Temperatur:
24,3-33OC, kelembaban rata-rata: 82%, Penguapan rata-rata: 3,9 mm/tahun, Kecepatan angin rata-
rata: 3,3 knot, Penyinaran matahari rata-rata: 49,8%. Jumlah curah hujan: 3000 mm/tahun, Jumlah
hari hujan 222 hari/tahun. (Sumber: Perum Jasa Tirta II tahun 2013).
2.4.2. Curah Hujan
Kondisi curah hujan di seluruh wilayah di daerah Kabupaten Purwakarta relatif sama,
dengan rata-rata curah hujan sebesar 327 mm/tahun. Kondisi curah hujan seperti diatas, selain
penting sebagai sumber irigasi, curah hujan juga penting untuk pemberian gambaran penentuan
lahan, terutama lokasi, pola cocok tanam, dan jenis tanaman yang sesuai (Sumber: Perum Jasa
Tirta II tahun 2013).

2.4.3. Komponen Lingkungan Biologi


2.4.3.1. Flora Darat
a. Tipe Vegetasi: Tipe vegetasi (komunitas tumbuhan) di lokasi tapak proyek dan di
daerah sekitarnya merupakan pemukiman penduduk, sekolah, toko dan lainnya adalah
vegetasi budidaya darat (teresterial). Vegetasi di lokasi tapak proyek berupa lahan
kegiatan yang tumbuh rumput, tanaman hias dan lainnya, sedangkan di sekitar lokasi
kegiatan berupa vegetasi pekarangan, baik yang alami maupun yang ditanam pihak
pengelola kawasan industri KIM guna meredam cemaran di sekitar lokasi kegiatan.
Akan tetapi di lokasi tapak kegiatan tidak terdapat tipe flora yang dilindungi.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-30
b. Keanekaan Jenis dan Komposisi: Keanekaan jenis tumbuhan (tanaman) dilokasi
tapak dan sekitarnya yang dinyatakan dalam jumlah jenis termasuk cukup banyak. Dari
hasil pengamatan menunjukan bahwa jenis - jenis tanaman yang terdapat di daerah
tersebut termasuk golongan tanaman hias, tanaman pelindung, dan tanaman buah. Dari
hasil inventarisasi jenis tersebut menunjukkan, bahwa budidaya masyarakat
mempengaruhi nilai estetis dengan mengutamakan tanaman hias dari pada tanaman
yang mempunyai nilai ekonomi.
Tabel 2.17 : Jenis Tumbuhan di Lokasi Kegiatan dan Sekitar
Nama Indonesia/ Sifat Tanaman Kelimpahan
No Nama Jenis Daerah
1 Leucanea leucocephala Lamtoro Pelindung +++
2 Oreodoxa regia Palem Raja Pelindung +
3 Thevetia peruviana Ki Hujan Liar ++
4 Mimosa pigra Putri Malu Liar +++
5 Mangifera indica Mangga Buah – buahan +++
6 Coleus artropurpureus Jawer Kotok Perdu +++
7 Datura fasmosa Kecubung Liar +++
8 Cyperus cyllinga Rumput teki Perdu +++
9 Penisetum purpurium Rumput Gajah Perdu +++
10 Iresine herbistii Bayem-bayeman Perdu +++
11 Cocoa Pohon Cokelat Buah +
12 Acacia auriculiformis Akasia Pelindung +
13 Albizia falcataria Albasia Pelindung +++
14 Lencana glauca Petai Cina Pelindung
15 Hibiscus similus Waru Pelindung +
16 Mangifera indica Mangga Buah-buahan +
17 Artocarfus heterophyllus Nangka Buah-buahan +
18 Carica papaya Pepaya Buah-buahan ++
19 Mambos utillisima Singkong Umbi umbian +
20 Mimosa pudica Putri malu Liar ++
21 Agerautum conyzoides Bandotan Liar ++
22 Im erata cylindrical Alang alang Liar ++
23 Eleusine indica Rumput Belulang Liar ++
24 Lophatherum gracile Rambo Liar +++
25 Seleria faberu Rumput ilalang Liar ++
26 Musap aradisiaca Pisang Buah-buahan ++
27 Perocarpus indices Angsana Pelindung ++
28 Oriza sativa Padi Biji +++
29 Sweatenia mahagoni Mahoni Pelindung +
30 Annona moricata Sirsak Buah buahan
31 Durio zibethinus Murr Durian Buah - Buahan
32 Nephelium lappaceum L Rambutan Buah - buahan ++
33 lerminalia caattapa Ketapang Pelindung +
34 Parkin Speciosa Petai Pelindung ++
35 Cocos nucifera Kelapa Buah - Buahan +++
Sumber: Data Primer,2023.
Diantara 35 jenis tanaman yang tercatat di lokasi PT. Kinenta Indonesia dan daerah
sekitarnya tidak terdapat tanaman yang dilindungi maupun langka.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-31
2.4.3.2. Fauna Darat
Vegetasi budi daya darat yang terdapat di lokasi PT. Kinenta Indonesia dan sekitarnya
merupakan habitat (tempat hidup) fauna, yaitu sebagai tempat mencari makan, berlindung dan
berkembang biak. Oleh karena itu di daerah tersebut masih terdapat beberapa jenis fauna, dari hasil
pengamatan langsung menunjukan bahwa jenis binatang peliharaan yang umum adalah kambing
dan sapi, hal ini disebabkan disekitar lokasi kegiatan banyak terdapat rumput sebagai pakan ternak
dan penduduk sekitar memanfaatkannya sebagai lahan penggembalaan, jenis fauna yang dominan
pada wilayah studi lokasi kegiatan dan sekitar adalah jenis fauna kelas Aves (burung), akan tetapi
keaneka ragaman jenisnya rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lingkungan yang bising
karena lalu lintas kendaraan dan waktu pengamatan pada waktu siang hari. Pada umumnya hewan
lebih aktif pada pagi hari untuk mencari makan, sedangkan tengah hari digunakan untuk
berlindung.
Tabel 2.18 : Jenis Fauna yang terdapat di lokasi Kegiatan dan Sekitarnya
No Nama Jenis Nama Indonesia/ Daerah
1. Paser montanus Burung gereja
2. Artamus leucorhynchus Burung buah
3. Fellis sp. Kucing
4. Gallus gallus Ayam
5. Rattus rattus Tikus
6. Lepidoptera Kupu-kupu
7. Crocothermis Capung
Sumber: Data Primer,2023.

Berdasarkan makanan burung-burung tersebut termasuk golongan pemakan buah dan


pemakan serangga serta pemakan biji-bijian, burung pemakan buah misalnya burung ketilang,
burung-burung pemakan serangga yaitu burung layang-layang dan pemakan biji-bijian yaitu
burung gereja. Seperti halnya tanaman dari ke 7 jenis fauna yang ditemukan tidak tercatat sebagai
binatang yang dilindungi maupun langka.

2.4.3.3. Sosial Budaya


a. Adat Istiadat
Penduduk di Kecamatan Campaka umumnya berasal dari suku Sunda dan suku
lainnya seperti: Jawa, Palembang, Batak, Padang, Betawi, Korea, Tionghoa, Ambon, Kalimantan,
Papua, Sulawesi, Aceh dan lainnya sebagai pendatang. Namun demikian penduduknya masih
mempunyai sistem kekerabatan dengan sifat gotong- royong. Selain itu seperti pada umumnya
masyarakat yang lain di dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat di Kecamatan Campaka selain
mengikuti aturan-aturan yang ditentukan Pemerintah seperti di bidang pendidikan, kesehatan
maupun kepemerintahan

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-32
juga melaksanakan aturan-aturan religius sebagaimana aturan-aturan yang ditentukan oleh
keyakinan dan agamanya masing-masing.
b. Kegiatan Kemasyarakatan
Kegiatan kemasyarakatan yang aktif dilaksanakan penduduk di Kecamatan Campaka
adalah majlis ta’lim / pengajian, PKK, penyuluhan, arisan, karang taruna. Sedangkan jenis-jenis
kegiatan fisik yang melibatkan partisipasi masyarakat adalah Pembangunan jalan lingkungan,
rehabilitasi jalan lingkungan, Pembangunan/ rehabilitasi tempat ibadah serta fasilitas umum dan
sosial lainnya.
c. Keamanan, Ketentraman dan Ketertiban
Kondisi keamanan, ketentraman dan ketertiban di Kecamatan Campaka pada umumnya
cukup baik. Kondisi ini dapat tercipta bila didukung oleh adanya partisipasi masyarakat dalam
menjaga keamanan, ketentraman dan ketertiban di daerahnya masing- masing. Dukungan
masyarakat ini berupa kegiatan siskamling yang rutin diadakan dan dilakukan secara
berkesinambungan.
d. Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat yang timbul terhadap kegiatan Pembangunan PT. Kinenta
Indonesia ini dapat positif ataupun negatif. Persepsi positif muncul karena kegiatan Pembangunan
PT. Kinenta Indonesia ini dapat membuka lapangan kerja penduduk sekitar lokasi kegiatan baik
untuk tahap konstruksi maupun operasional. Terbukanya kesempatan kerja ini tentunya dapat
mengurangi jumlah pengangguran bagi penduduk sekitar lokasi. Selain itu adanya Pembangunan
PT. Kinenta Indonesia dapat menjadikan lingkungan sekitar lokasi kegiatan tertata lebih baik.
Sehingga dapat memberikan dampak yang baik bagi penduduk sekitar lokasi kegiatan.
Sedangkan persepsi negatif yang muncul adalah dengan adanya Operasional PT.
Kinenta Indonesia dapat mengganggu kenyamanan dan ketenangan penduduk di sekitar lokasi
kegiatan, meningkatkan kemacetan lalu lintas. Keterbukaan informasi dan pendekatan terhadap
penduduk sekitar lokasi kegiatan menjadi hal yang harus diperhatikan bagi pihak pemrakarsa agar
Pembangunan PT. Kinenta Indonesia di Kecamatan Campaka ini dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan bagi semua pihak.

2.4.3.4. Kesehatan Masyarakat


a. Kondisi Kesehatan: Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan data Monografi
Laporan Implementasi Dokumen UKL
UPL Semester II Tahun 2023 II-33
Kecamatan Campaka tahun 2023 secara keseluruhan kondisinya cukup baik.
Untuk menunjang kondisi kesehatan masyarakat di Kecamatan Campaka terdapat
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau Swasta.
Sedangkan penyakit yang umum diderita oleh penduduk yaitu penyakit ISPA.
b. Penyediaan Air Bersih: Penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan
rumah tangga di Kecamatan Campaka adalah menggunakan air sumur bor,
sebagian yang lain menggunakan air dari saluran irigasi Tarum Barat.
c. Penanganan Sampah: Penanganan sampah yang ada di sekitar lokasi kegiatan
pada umumnya ditimbun dikebun atau dibakar, namun ada juga yang diangkut oleh
petugas yang dikelola oleh RT/RW setempat. Petugas kebersihan setempat
mengumpulkan sampah dari rumah warga kemudian sampah tersebut dikumpulkan
di TPS yang selanjutnya diangkut oleh petugas dari Dinas Kebersihan untuk
dibuang ke TPA.
d. Saluran Drainase: Berdasarkan hasil pengamatan langsung, saluran drainase
yang ada di Kecamatan Campaka menuju kearah Utara yang menuju ke saluran
sungai alam yang bermuara ke kali alam.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Tahun 2023 II-34
LAPORAN IMPLEMENTASI
DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN
UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN (UKL UPL)

SEMESTER II (Periode Juli – Desember)2023 Industri Kabel dan

Komponen Kendaraan Bermotor

PT. KINENTA INDONESIA

BAB III

3.1. INFORMASI KUALITAS LINGKUNGAN


Rona lingkungan yang terkena dampak oleh adanya kegiatan PT. Kinenta Indonesia di
Desa Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, diantarannya; aspek
fisik kimia, biologi, komponen lingkungan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat serta kesehatan
masyarakat.
3.1.1. Komponen Fisik Kimia
3.1.1.1. Kualitas Udara
Pencemaran udara adalah kondisi dimana terdapat salah satu atau lebih kontaminan
seperti debu, kabut, gas, bau, asap atau uap di udara luar pada suatu waktu tertentu dengan
karakteristik fisika kimia tertentu dan dengan kuantitas tertentu, yang dapat menyebabkan kerugian
atau bahaya bagi manusia, tanaman, hewan atau lingkungan, atau yang menyebabkan gangguan
pada materi serta kenikmatan hidup (Canter, 1977). Pencemaran udara ini dapat timbul dari
beberapa sumber, yaitu sumber alamiah seperti gunung berapi dan kegiatan antropogenik yang
diakibatkan oleh manusia.

Pencemaran udara yang diakibatkan oleh kegiatan antropogenik dapat


dikendalikan dengan pengelolaan kualitas udara terhadap sumber-sumber yang mungkin
menimbulkan atau mengemisikan zat-zat pencemar udara. Seperti pada kegiatan Industri Kabel
dan Komponen Kendaraan Bermotor. PT. Kinenta Indonesia Desa Cikumpay, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Purwakarta, adalah suatu kegiatan yang dapat menimbulkan dampak
terhadap kualitas udara. Sebagai tolok ukur adanya penurunan kualitas udara di tapak kegiatan
maka dilakukan analisis terhadap kualitas udara dan dibandingkan dengan baku mutu yang berlaku
untuk mengetahui dampak yang sudah terjadi.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-35
Adapun parameter yang di uji adalah SO2, CO, NO2, Oksidan (O3), partikulat atau
debu (TSP), H2S dan Pb.
A. Ambient
Penurunan kualitas udara ambient di sekitar PT. Kinenta Indonesia, hal ini dipengaruhi
juga oleh kegiatan/aktivitas lalu lintas serta kegiatan perusahaan lain di lingkungan PT. Kinenta
Indonesia. Hasil analisis laboratorium menunjukkan bahwa kualitas udara ambient baik di halaman
depan maupun halaman belakang PT. Kinenta Indonesia relatif masih berada dibawah baku mutu
lingkungan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021. Secara rinci
hasil pengukuran kualitas udara di sekitar lingkungan PT. Kinenta Indonesia dapat dilihat pada
Tabel
3.1 di bawah ini.
Tabel 3.1. : Hasil Analisa Gas-gas Polutan dan Debu
HASIL PENGUJIAN KUALITAS UDARA LUAR RUANG

Udara Ambien Halaman Depan (S: 6°29'41.6" E: 107°29'26.7")


BAKU MUTU: Lampiran VII Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun2023 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Kep-50/MENLH/11/1996 Tentang Baku Tingkat Kebauan **.
KONDISI LINGKUNGAN
Suhu: 34,1 oC
Kecepatan Angin: 1,2 m/det
Arah Angin Dominan: Barat
Kelembaban: 3,4 %

BAKU HASIL
NO PARAMETER SATUAN MUTU* PENGUJIAN METODA ACUAN
I. PENCEMAR UDARA
1 Nitrogen Dioksida (NO2) µg/NM3 200 23,30 SNI 19-7119.2 -2017
2 Sulfur Dioksida (SO2) µg/NM3 150 <20 SNI 19-7119.7 -2017
3 Dust µg/NM3 230 74,9 SNI 19-7119.3 -2017
Hidrokarbon Non Metana (NMHC)
4 µg/NM3 160 <4,27 NIOSH 1500
Karbon Monoksida (CO) 615,5
5 µg/NM3 1000 SNI 19-7119.10 -2011
0
6 Oksidan fotokimia (Ox) sebagai µg/NM3 150 14,7 SNI 19-7119.8 -2017
Ozon (O3)
7 Timbal (Pb) µg/NM3 2 <0,01 SNI 19-7119.4 -2017
8 Noise dBA 70 65,3 SNI 7231 -2009

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-36
B. RUANG PRODUKSI
Kondisi kualitas udara di ruang produksi PT. Kinenta Indonesia diketahui bahwa
kandungan SO2, NO2, O3, debu dan partikulat relatif kecil dan tidak melampaui baku mutu kualitas
udara ambien sesuai Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No .05 Tahun 2018. Hal ini
menunjukkan bahwa exhaust fan yang dioperasikan pada ruang produksi masih bekerja dengan
baik untuk mensirkulasikan udara di ruang produksi. Kondisi kualitas udara di ruang produksi PT.
Kinenta Indonesia secara rinci terlihat pada Tabel di bawah ini:
HASIL PENGUJIAN KUALITAS UDARA DALAM RUANG
R. Produksi(S: 6°29'41.9") (E: 107°29'25.7")
BAKU MUTU: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. No .05 Tahun 2018.Tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika
dan Kimia di Tempat Kerja
KONDISI LINGKUNGAN
Suhu: 34,1OC
Kelembaban: 59,6 %
BAKU HASIL
NO PARAMETER SATUAN METODA ACUAN
MUTU PENGUJIAN
I. Pencemar Udara
1 Nitrogen Dioksida (NO2) ppm 3 0,024 SNI 19-7119.2 -2017
2 Sulfur Dioksida (SO2) µg/NM3 0,25 <0,02 SNI 19-7119.7 -2017
3 Amonia (NH3) µg/NM3 17 0,030 SNI 19-7119.1 -2005
4 Hydrogen Sulfida (H2S) ppm 1,0 <0,001 MASA Method 701
5 Dust µg/NM3 10 0,410 SNI 19-7119.3 -2017
6 Karbon Monoksida (CO) µg/NM3 29 0,330 SNI 19-7119.10 -2011
7 Oksidan fotokimia (Ox) ppm 0,2 0,012 SNI 19-7119.8 -2017
sebagai
Ozon (O3)
8 Timbal (Pb) µg/NM3 0,05 0,00001 SNI 19-7119.4 -2017
9 Noise dBA 85 68,0 SNI 7231 -2009

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-37
3.1.1.2. Kebisingan
Tingkat kebisingan di halaman PT. Kinenta Indonesia sebesar 65,3 dBA dan di
halaman belakang sebesar 68,0 dBA. Nilai tersebut tergolong relatif rendah. Sumber kebisingan
umumnya berasal dari kendaraan bermotor yang berlalu lintas di Desa Cikumpay, Kecamatan
Campaka, Kabupaten Purwakarta. Nilai Ambang Batas (NAB) kebisingan menurut Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No 48/MenLH/11/1990 sebesar 70 dBA untuk kawasan
industri.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-38
Tabel 3.1.1: Hasil Pemeriksaan Kebisingan
HASIL PENGUJIAN INTENSITAS KEBISINGAN LUAR RUANG
BAKU HASIL
NO PARAMETER SATUAN METODA ACUAN
MUTU* PENGUJIAN
1 Luasr Ruangan
(S: 6°29'41.6" E: dBA 70 65,3 MP 02.23.17.01-2015
107°29'26.7")

Dengan Nilai Ambang Batas sebesar 70 dBA. Nilai ini masih berada dibawah baku
mutu yang ditetapkan, mengingat kegiatan Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor.
PT. Kinenta Indonesia tidak menggunakan mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan yang
tinggi. Hasil pengukuran kebisingan pada ruang produksi PT. Kinenta Indonesia. Pengukuran
kebisingan dilakukan di lokasi kegiatan, berdasarkan acuan Permenakertrans No 5 Tahun 2005.
Nilai Ambang Batas di ruangan adalah 85 dBA, Sedangkan berdasarkan acuan Kep. Men LH No.
48/Men LH/II/1996 Nilai Ambang Batas di luar ruangan adalah 70 dBA. Kondisi Kualitas udara
yang diukur sebagai rona awal kebisingan adalah sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
HASIL PENGUJIAN INTENSITAS KEBISINGAN DALAM RUANG

BAKU MUTU: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. 05 2005
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU HASIL PENGUJIAN METODA ACUAN
1 R. Produksi Domestik 68,0
(S: 6°29'41.9") (E: MP 02.23.17.01-
dBA 85
107°29'25.7") 2015
Keterangan: II Sampling dilakukan setiap 5 detik selama 10 menit

3.1.2. Hidrologi
3.1.2.1. Kualitas Air Bersih
Air bersih dapat menjadi indikator lingkungan apakah lingkungan sudah tercemar atau
belum, karna penurunan kualitas air bersih dapat disebabkan oleh infiltrasi dari suatu zar atau
limbah ke dalam tanah sehingga dapat mengkontaminasi air besih/atau air baku tersebut. Oleh
sebab itu maka perlu dilakukan pengujian secara berkala untuk memastikan kualitasnya.

HASIL PENGUJIAN KUALITAS AIR BERSIH


Kran di Wastafel (S : 6°29'42.7") (E : 107°29'29.1")
BAKU MUTU: Permenkes Nomor: 32 Tahun 2017
Laporan Implementasi Dokumen UKL
UPL Semester II Thn 2023 III-39
NO PARAMETER SATUAN BAKU MUTU HASIL PENGUJIAN METODA ACUAN
Physical Properties
1 Odor - Tidak Berbau Tidak Berbau Organoleptic
2 TDS Mg/l 1500 303 SNI-06-6989.27-2005
Turbidity
3 NTU 25 0,72 US EPA 180.1-1983
4 Taste - Tidak Berasa Tidak Berasa Organoleptic
5 Temperature - Suhu udara ±3 28,3 SNI-06-6989.23-2005
6 Color TCU 50 2 APHA 2120 C-2005
Chemical Anorganic Properties
1 Mercury, Hg Mg/l 0,001 <0,00009 SNI 6989-78:2019
2 Arsenic, As Mg/l 0,05 <0,00006 SNI 6989-81:2018
3 Iron, Fe Mg/l 1 <0,013 SNI 6989-84:2019
4 Fluoride, F Mg/l 1,5 0,050 SNI-06-6989.29-2005
5 Cadmium, Cd Mg/l 0,005 <0,00004 SNI-06-6989.38-2005
6 Hardness Total as CaCO3 Mg/l 500 143,7 SNI-06-6989.12-2004
7 Chloride, Cl Mg/l 600 98,40 SNI 6989-19:2009
8 Chromium Hexavalent, Mg/l 0,05 <0,001 SNI 6989-71:2009
Cr 5+
9 Manganese, Mn Mg/l 0,5 <0,007 SNI 6989-84:2019
10 Nitrogen, Nitrate as N, Mg/l 10 2,30 APHA 21 ED, 4500-NO3-
NO3-N B
11 Nitrogen, Nitrite as N, Mg/l 1 <0,017 SNI-06-6989.9-2004
NO4-N
12 pH - 6,5-9,0 7,65 SNI 6989-11:2019
13 Selenium, Se Mg/l 0,01 <0,0001 SNI 6989-83:2018
14 Zing, Zn Mg/l 15 <0,004 SNI 6989-84:2019
15 Cyanide, CN Mg/l 0,1 0,0025 APHA 21 ED, 4500-CN-
16 Sulphate, SO42- Mg/l 400 20,52 SNI 6989-20:2019
17 Lead, Pb Mg/l 0,05 <0,0002 SNI 6989-46:2019
18 Pestisida Total Mg/l 0,1 <0,00019 Gas Chromatography
Chemical Organic Properties
1 Surfactanis, MBAS Mg/l 0,5 <0,006 SNI-06-6989.51-2005
2 Total Organic Matter. Mg/l 10 1,9 SNI-06-6989.22-2004
KMnO4
Biologocal Properties
1 Total Coliform CFU/100 ml 50 0 APHA 9221 B ed 22 nd
2 Ecoli CFU/100 ml 0 0 APHA 9221 F ed 22 nd

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-40
3.1.2.2. Air Larian
Peningkatan kuantitas air permukaan dapat disebabkan oleh adanya air larian dari
kegiatan PT. Kinenta Indonesia. Lahan di lokasi berupa lahan tertutup dan lahan terbuka.
Perhitungan besarnya debit air larian (run off) dengan menggunakan rumus :
Q=C.I.A
dimana :
Q = Debit air larian (m3/det) C
= Koefisien run off
I = Intensitas curah hujan (m/hari)
A = Luasan kawasan tangkapan hujan (m2) Peningkatan Air
Larian (run off):

 Intensitas curah hujan = 0,008 m/hari


 Waktu konsentrasi hujan harian rata-rata.. = 2 jam

Tabel 3.1.3 : Air Larian di Lokasi PT. Kinenta Indonesia


Intensitas Jumlah Air
Koefisien Air
Jenis Penutup Hujan Luas Lahan Larian
No Larian
Lahan (m/hari) Tertutup (m3 / hari)
(C)
(I)
Sebelum ada
1 kegiatan
Lahan kosong 0,40 0,008 38.539 123
Setelah ada
kegiatan
Lahan Terbuka 0,40 0,008 2.840 90
2 Hijau
Lahan Tertutup 0,95 0,008 10.199 78
Total 2 38.539 168
Sumber: Hasil perhitungan,2023

Dari tabel di atas diketahui besarnya air larian tutupan lahan adalah 90 m3/hari, dan air larian ruang terbuka
hijau adalah 78 m3/hari sehingga jumlah air larian sebesar 168 m3/hari. Selisih air larian sebelum ada kegiatan
dan setelah ada kegiatan adalah 45 m3/hari. Maka diperlukan upaya dalam mengatasi hal tersebut salah satunya
dengan membuat media untuk meresapkan air larian kedalam tanah seperti biopori maupun sumur resapan,
Adapun metode perhitungan jumlah sumur resapan dan lubang resapan biopori adalah sebagai berikut:

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-41
3.1.3. Biologi
3.1.3.1. Flora Darat
a. Tipe Vegetasi; Tipe vegetasi (komunitas tumbuhan) di lokasi tapak Kegiatan PT.
Kinenta Indonesia dan di daerah sekitarnya merupakan kawasan industri dan lainnya
adalah vegetasi budidaya darat (teresterial). Vegetasi di lokasi tapak Kegiatan PT.
Kinenta Indonesia berupa rumput, lamtoro dan lainnya, sedangkan di sekitarnya berupa
vegetasi pekarangan, baik yang alami maupun yang ditanam guna meredam cemaran di
sekitar lokasi pabrik. Tidak terdapat tipe flora yang dilindungi.
b. Keanekaan Jenis dan Komposisi; Keanekaan jenis tumbuhan (tanaman) dilokasi
tapak dan sekitarnya yang dinyatakan dalam jumlah jenis termasuk cukup banyak. Dari
hasil pengamatan menunjukan bahwa jenis - jenis tanaman yang terdapat di daerah
tersebut termasuk golongan tanaman hias, tanaman pelindung, dan tanaman buah. Dari
hasil inventarisasi jenis tersebut diantaranya;
Tabel 3.1.5. : Jenis Tumbuhan di Lokasi Kegiatan dan Sekitar
No Nama Jenis Nama Indonesia/Daerah
1. Leucanea leucocephala Lamtoro
2. Oreodoxa regia Palem Raja
3. Thevetia peruviana Ki Hujan
4. Mimosa pigra Putri Malu
5. Mangifera indica Mangga
6. Coleus artropurpureus Jawer Kotok
7. Datura fasmosa Kecubung
8. Cyperus cyllinga Rumput teki
9. Penisetum purpurium Rumput Gajah
10. Iresine herbistii Bayem-bayeman
Sumber: Data Primer,2023.
Diantara 10 jenis tanaman yang tercatat di lokasi Kegiatan PT. Kinenta Indonesia dan
daerah sekitarnya tidak terdapat tanaman yang dilindungi maupun langka.

3.1.3.2. Fauna Darat


Vegetasi budi daya darat yang terdapat di lokasi Kegiatan PT. Kinenta Indonesia dan
sekitarnya merupakan habitat (tempat hidup) fauna, yaitu sebagai tempat mencari makan,
berlindung dan berkembang biak. Oleh karena itu di daerah tersebut masih terdapat beberapa jenis
fauna, dari hasil pengamatan langsung menunjukan bahwa jenis binatang peliharaan yang umum
adalah burung, dan unggas, hal ini disebabkan disekitar lokasi kegiatan masih banyak terdapat
pohon rindang sebagai tempat berlindung dan sumber makanan, jenis fauna yang dominan pada
wilayah studi lokasi kegiatan dan sekitar adalah jenis fauna kelas Aves (burung), akan tetapi
keaneka ragaman jenisnya

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-42
rendah. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi lingkungan yang bising karena lalu lintas kendaraan.
Pada umumnya hewan lebih aktif pada pagi hari untuk mencari makan, sedangkan tengah hari
digunakan untuk berlindung.
Tabel 3.1.6. : Jenis Fauna yang terdapat di lokasi Kegiatan dan Sekitarnya
No Nama Jenis Nama Indonesia/Daerah
1. Paser montanus Burung gereja
2. Artamus leucorhynchus Burung buah
3. Rattus rattus Tikus
4. Lepidoptera Kupu-kupu
5. Crocothermis Capung
Sumber: Data primer,2023.

Berdasarkan makanan burung-burung tersebut termasuk golongan pemakan buah dan


pemakan serangga serta pemakan biji-bijian, burung pemakan buah misalnya burung ketilang,
burung-burung pemakan serangga yaitu burung layang-layang dan pemakan biji-bijian yaitu
burung gereja. Seperti halnya tanaman dari ke 5 jenis fauna yang ditemukan tidak tercatat sebagai
binatang yang dilindungi maupun langka.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-43
3.2. DAMPAK YANG TERJADI
Kegiatan Industri Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor. PT. Kinenta
Indonesia di Desa Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat 41181,
Indonesia. ini telah menimbulkan dampak pada tapak kegiatan maupun lingkungan sekitarnya,
sehingga perlu dilakukan pengelolaan setelah dilakukan evaluasi pada dampak tersebut. Penentuan
dampak yang telah terjadi dilakukan terlebih dahulu melalui proses identifikasi dan evaluasi
dampak, yaitu mengkaji hubungan antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan.
Untuk melihat ada atau tidaknya interaksi antara kedua komponen tersebut di atas, didekati dengan
menggunakan metode matriks identifikasi dan evaluasi dampak. Dari hasil evaluasi terhadap
hubungan antara komponen kegiatan dengan komponen lingkungan dapat dilihat dampak yang
telah terjadi pada tahap operasi sebagai akibat dari pengoperasian kegiatan Industri Kabel dan
Komponen Kendaraan Bermotor PT. Kinenta Indonesia ini adalah:
3.2.1. Pencemaran Udara
3.2.1.1. Sumber Dampak; Pencemaran udara terjadi pada lingkungan kerja dan lingkungan
sekitar kegiatan Industri Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor PT.
Kinenta Indonesia. Sumber pencemaran di lingkungan pabrik berasal dari proses
produksi dan kegiatan transportasi kendaraan di dalam halaman merupakan sumber
dampak penurunan kualitas udara. Adapun sumber dampak dari pencemaran udara di
lingkungan sekitar akibat dari kegiatan produksi PT. Kinenta Indonesia dan kegiatan
operasional pabrik lain di sekitar lokasi kegiatan.
3.2.1.2. Jenis dan Besaran Dampak; Dampak bersifat negatif tidak penting. Penurunan
kualitas udara terjadi pada areal yang sangat terbatas yaitu hanya di sekitar areal
pabrik, sehingga tergolong berbobot kecil.

3.2.1.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak tidak terpulihkan.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-44
 Tolok ukur dampak untuk kualitas udara di dalam ruang produksi adalah
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 05 Tahun 2018 untuk
baku mutu udara ruang dengan nilai NAB SO2 : 0,025 mg/m3, NO2 : 0,024
mg/m3, CO : 0,330 mg/m3, debu : 0,410 mg/m3.
 Tolok ukur dampak kualitas udara ambient di lingkungan sekitar pabrik
(bagian depan) menurut PP RI No. 22 Tahun 2021 NAB SO2 : 20 mg/m3, NO2 :
23,30 mg/m3, CO : 615,5 mg/m3, debu : 74,9 mg/m3.

3.2.2. Peningkatan Kebisingan


3.2.2.1. Sumber Dampak; Sebagai sumber dampak peningkatan kebisingan adalah kegiatan
produksi dan transportasi kendaraan di dalam lahan/halaman pabrik.
3.2.2.2. Jenis dan Besaran Dampak; Dampak bersifat negatif tidak penting. Peningkatan
kebisingan terjadi pada areal yang sangat terbatas, sehingga tergolong berbobot kecil.
Besarnya intensitas kebisingan di dalam ruang terlihat sebagai berikut:
 R. Produksi: 68,0 dBA
Besarnya kebisingan di lingkungan pabrik sebesar :
 Halaman Depan; 65,3 dB(A)
3.2.2.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak tidak terpulihkan.
 Tolok ukur kebisingan di dalam ruang kerja adalah Sesuai Permenakertrans No 05
Tahun 2018 Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja Nilai Ambang
Batas = 85 dB(A)
 Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Kep – 48 /MENLH /11/1996,
Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan R.Industri: 70 dB(A).

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-45
3.2.3. Peningkatan Air Larian
3.2.3.1. Sumber Dampak; Sumber dampak adalah terjadinya penutupan lahan oleh bahan
kedap air seperti gedung/beton, jalan atau bahan kedap air lainnya.
3.2.3.2. Jenis dan Besaran Dampak; Jenis dampak negatif tidak penting. Adanya
penyediaan saluran drainase yang cukup dan sumur resapan sehingga seluruh air
limpasan dapat ditampung, sehingga dampak tergolong berbobot kecil.
3.2.3.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Sebagai tolok ukur
dampak adalah tersedianya media untuk mengurangi limpasan air hujan seperti
penggunaan bahan porous untuk lahan parkir/halaman, sumur resapan dan saluran
drainase yang cukup.
3.2.4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
3.2.4.1. Sumber Dampak; Sumber dampak berasal dari kegiatan produksi yang
menghasilkan atau menyisakan limbah cair B3 seperti solvent, pewarna, retain sample,
produk rusak, oli bekas dan kemasan plastic B3.
3.2.4.2. Jenis dan Besaran Dampak; Jenis dampak negatif tidak penting. Limbah cair
yang bersifat B3 selama ini dikelola oleh pihak ketiga Berijin Men LH. Sehingga
dampak tergolong berbobot kecil (kapasitas limbah cair B3 : 20 Kg/minggu).
3.2.4.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak negative terpulihkan. Tolok ukur
dampak yang digunakan adalah ketentuan pengolahan limbah B3 yang diatur dalam
Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun2023.

3.2.5. Sanitasi dan Estetika Lingkungan


3.2.5.1. Sumber Dampak; Sebagai sumber dampak adalah tingkat penanganan sampah atau
limbah padat berupa sisa – sisa kemasan (karton, plastic, drum, sarung tangan, limbah
padat domestik), sisa produksi dan kebersihan lingkungan pabrik.
3.2.5.2. Jenis dan Besaran Dampak; Jenis dampak negatif tidak penting. Penurunan
sanitasi dan estetika lingkungan terjadi pada areal yang sangat terbatas dalam jumlah
yang terbatas pula, sehingga tergolong berbobot kecil.
3.2.5.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Sebagai tolok ukur
dampak adalah terpeliharanya kebersihan lingkungan pabrik dari ceceran sampah, dan
lain-lain.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-46
3.2.6. Kesempatan Kerja
3.2.6.1. Sumber Dampak; Dampak ini bersumber dari penggunaan tenaga kerja setempat
untuk berperan serta dalam kegiatan industri Industri Kabel dan Komponen Kendaraan
Bermotor ini dengan segala aktivitasnya.
3.2.6.2. Jenis dan Besaran Dampak; Jenis dampak positif tidak penting. Jumlah anggota
masyarakat yang menjadi karyawan relatif sedikit, sehingga tergolong berbobot kecil.
3.2.6.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Sebagai tolok ukur
dampak adalah kondisi mata pencaharian sebagai akibat dari kegiatan industri Industri
Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor PT. Kinenta Indonesia dibandingkan
dengan akibat lain.

3.2.7. Gangguan Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


3.2.7.1. Sumber Dampak; Sumber dampak adalah kurang tertibnya para pekerja dalam
menerapkan ketentuan yang diatur dalam pedoman K3, serta adanya faktor kelelahan,
keletihan dan kurang terampilnya pekerja.
3.2.7.2. Jenis dan Besaran Dampak; Jenis dampak negatif tidak penting. tingkat
kesehatan dan keselamatan para pekerja, sehingga bobot dampak adalah kecil.
3.2.7.3. Sifat dan Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Tolok ukur dampak
yang dipergunakan adalah jumlah/frekuensi terjadinya kecelakaan kerja pada periode
waktu tertentu yang cukup tinggi.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-47
3.3. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor PT. Kinenta Indonesia Desa
Cikumpay, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Indonesia. telah menimbulkan dampak
baik dampak positif maupun dampak negatif terhadap komponen-komponen lingkungan. Dampak
yang ditimbulkan pada umumnya merupakan dampak yang tidak penting, akan tetapi bila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak-dampak yang tidak diinginkan. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk menanggulangi dampak negatif dan
mempertahankan dampak positif.
3.3.1. Pencemaran Udara
3.3.1.1. Sumber Dampak; Pencemaran udara terjadi pada lingkungan kerja dan lingkungan
sekitar Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor PT. Kinenta Indonesia.
Sumber pencemaran di lingkungan pabrik berasal dari proses produksi dan kegiatan
transportasi kendaraan di dalam halaman, merupakan sumber dampak penurunan
kualitas udara. Adapun sumber dampak dari pencemaran udara di lingkungan sekitar
akibat dari proses produksi berupa lalu lintas dan kegiatan industri lain di sekitar
pabrik.
3.3.1.2. Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak tidak terpulihkan.
 Tolok ukur dampak untuk kualitas udara di dalam ruang produksi adalah
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No 05 Tahun 2018 untuk baku
mutu udara ruang dengan nilai NAB SO2 : 0,02 mg/m3, NO2 : 0,021 mg/m3, CO :
0,211 mg/m3, debu : 0,464 mg/m3.
 Tolok ukur dampak kualitas udara ambient di lingkungan sekitar pabrik
(bagian depan) menurut PP RI No. 22 Tahun 2021 NAB SO2 : 20 mg/m3, NO2 :
23,30 mg/m3, CO : 610 mg/m3, debu : 70 mg/m3.

3.3.1.3. Upaya Pengelolaan; Pengelolaan yang telah dilakukan antara lain:


Laporan Implementasi Dokumen UKL
UPL Semester II Thn 2023 III-48
 Pencemaran udara yang dihasilkan dari sumber tidak bergerak dikelola dengan
penyediaan berbagai sarana dan instalasi untuk mengurangi pencemaran seperti
exhaust fan, kipas angin, bag filter, penanaman pohon dan adanya kegiatan
preventive maintenance yang dilakukan secara rutin.
 Pencemaran udara yang dihasilkan dari sumber bergerak seperti towing car,
pelaksanaan maintenance secara optimal. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
terjadinya pencemaran udara yang diakibatkan dari emisi gas buang kendaraan.
 Menyediakan APD berupa masker, kaca mata dan lain-lain
 Genset sebagai energi cadangan ditempatkan dalam tempat khusus yang kedap
suara dan dilengkapi dengan cerobong.
 Penyediaan tempat parkir dan penyediaan bagi para karyawan.
 Menyediakan ruangan bebas merokok bagi karyawan
Pengelolaan yang akan dilakukan:
 Meningkatkan usaha-usaha pengelolaan terhadap kualitas udara seperti
melakukan perawatan terhadap peralatan (exhaust fan, kipas angin).
3.3.1.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Lokasi pengelolaan kualitas udara dilakukan di
ruang produksi, di luar ruang, dan lokasi parkir.
3.3.1.5. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat dan
selama beroperasinya pabrik.
3.3.1.6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.
3.3.2. Peningkatan Kebisingan
3.3.2.1. Sumber Dampak; Sebagai sumber dampak peningkatan kebisingan adalah kegiatan
produksi dan transportasi kendaraan di dalam lahan/halaman pabrik.
3.3.2.2. Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak tidak terpulihkan.
 Tolok ukur kebisingan di dalam ruang kerja adalah Sesuai Permenakertrans No
05. Tahun 2018 untuk baku tingkat kebisingan di ruang kerja dengan Nilai
Ambang Batas = 85 dB(A).
 Tolok ukur dampak diluar ruang adalah Keputusan Menteri Negara Lingkungan
Hidup Kep-48/MENLH/11/1996, Peruntukan Kawasan/ Lingkungan Kegiatan:
R.Industri: 70 dB(A)

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-49
3.3.2.3. Upaya Pengelolaan
Pengelolaan yang telah dilakukan antara lain:
 Meletakkan genset pada ruang yang kedap suara/bising.
 Penanaman pohon yang berdaun rapat di sekitar areal industri untuk mengurangi
tingkat kebisingan di daerah sekitarnya.
 Memasang peredam karet disetiap sela-sela jendela dan pintu.
Pengelolaan yang akan dilakukan:
 Memasang alat peredam suara di dalam ruang pabrik, meletakkan mesin- mesin
produksi penghasil kebisingan pada jarak yang berjauhan agar kebisingan tidak
berasal di satu sumber.
 Meningkatkan usaha-usaha pengelolaan terhadap kebisingan seperti melakukan
perawatan terhadap peralatan produksi, genset dan lain sebagainya.
3.3.2.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Lokasi pengelolaan kebisingan dilakukan di
ruang genset dan di ruang yang menghasilkan sumber kebisingan tinggi seperti ruang
produksi dan lokasi parkir.
3.3.2.6. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat dan
selama beroperasinya pabrik.
3.3.2.7. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.
3.3.3. Pencemaran Air
3.3.3.1. Sumber Dampak; Sumber dampak yang menyebabkan penurunan kualitas air
permukaan adalah:
 Air buangan dari kegiatan domestik seperti WC, dan kamar mandi (limbah cair
domestik).
3.3.3.2. Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan.
 Tolok ukur air bersih, mengacu pada Permenkes No. 32 Tahun 2017.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-50
3.3.3.3. Upaya Pengelolaan; Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah :

 Limbah cair produksi dikelola dengan IPAl dan limbah cair domestik yang
dihasilkan dari kegiatan karyawan seperti WC dan urinoir, dikendalikan dengan
septic tank yang tertutup dan kedap air. Pengelolaan lingkungan yang akan
dilakukan adalah:

 Mengoptimalkan kinerja unit pengengolaan limbah cair yang telah ada


3.3.3.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Pengelolaan dilakukan di unit septick tank dan
dikerjasamakan dengan pihak ke 3.
3.3.3.5. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat dan
selama beroperasinya pabrik.
3.3.3.6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.

3.3.4. Peningkatan Air Larian


3.3.4.1. Sumber Dampak; Sumber dampak adalah terjadinya penutupan lahan oleh bahan
kedap air seperti gedung/beton, jalan atau bahan kedap air lainnya.
3.3.4.2. Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Sebagai tolok ukur dampak
adalah tersedianya media untuk mengurangi limpasan air hujan seperti penggunaan
bahan porous untuk lahan parkir/halaman, sumur resapan dan saluran drainase yang
cukup.
3.3.4.3. Upaya Pengelolaan
Upaya pengelolaan yang telah dilakukan adalah :
 Menggunakan cone block atau bahan porous untuk lahan parkir dan halaman
pabrik.
 Membuat jaringan drainase mikro di dalam tapak proyek untuk mengalirkan
limpasan air hujan ke saluran riol kota.
 Memelihara saluran drainase mikro yang diintegrasikan ke saluran makro dari
sampah dan kotoran yang dapat menyumbat aliran air hujan;
 Melakukan penghijauan.
Pengelolaan yang akan dilakukan:
 Membuat sumur resapan dan biopori
 Terus meningkatkan pengelolaan terhadap kuantitas air larian.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-51
3.3.4.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di
dalam dan sekitar lokasi pabrik.
3.3.4.5. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat dan
selama beroperasinya pabrik.
3.3.4.6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.

3.3.5. Limbah Cair yang Bersifaat B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)


3.3.5.1. Sumber Dampak; Sumber dampak berasal dari kegiatan produksi yang
menghasilkan atau menyisakan limbah cair B3 seperti solvent, anti rust, retain sample,
produk rusak, oli bekas dan kemasan plastic B3.
3.3.5.2. Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak negative terpulihkan. Tolok ukur dampak yang
digunakan adalah ketentuan pengolahan limbah B3 yang diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 22 Tahun2023.
3.3.5.3. Upaya Pengelolaan; Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah :
 Limbah cair B3 yang dihasilkan dari proses produksi berupa solvent, anti rust,
retain sample, produk rusak, oli bekas dan kemasan plastic B3 dikumpulkan dalam
drum tertutup, dan di simpan sementara di TPS B3 ukuran 5 m x 4 m.
 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) ini untuk selanjutnya akan dikirim
ke pihak ke 3 berijin Men LH dan K.
Pengelolaan yang akan dilakukan:
 Meningkatkan terus upaya pengelolaan yang telah dilakukan selama ini.
 Membuat ijin penyimpanan sementara Limbah B3.
3.3.5.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Lokasi pengelolaan lingkungan hidup
dilakukan di masing-masing unit kegiatan yang menghasilkan limbah B3 dan tempat
penyimpanan sementara di areal industri.
3.3.5.5. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat dan
selama beroperasinya pabrik.
3.3.5.6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-52
3.3.6. Sanitasi dan Estetika Lingkungan
3.3.6.1. Sumber Dampak; Sebagai sumber dampak adalah tingkat penanganan sampah atau
limbah padat berupa sisi-sisa kemasan (karton, plastic, drum, sarung tangan, limbah
padat domestik) dan kebersihan lingkungan pabrik.
3.3.6.2. Tolok Ukur Dampak; Jenis dampak negatif tidak penting. Penurunan sanitasi dan
estetika lingkungan terjadi pada areal yang sangat terbatas dalam jumlah yang terbatas
pula, sehingga tergolong berbobot kecil.
3.3.6.3. Upaya Pengelolaan; Upaya pengelolaan terhadap sanitasi dan estetika lingkungan
yang telah dilakukan adalah:
 Limbah pabrik berupa bekas kemasan, kemasan rusak, kemasan plastik non B3,
karton, plastik, drum dan sarung tangan ditampung dalam TPS berukuran 6 m x 4
m untuk kemudian dijual ke pihak ke 3.
 Sampah padat domestik ditampung di TPS diangkut oleh pihak ke 3.
 Menanam tanaman penghijauan dan mengatur tata letak lansekap
 Memelihara tanaman penghijauan yang sudah tertanam baik tanaman pelindung
maupun tanaman hias dan melakukan penyulaman bagi tanaman yang kualitasnya
sudah menurun;
 Memelihara kesuburan tanah agar pepohonan tumbuh dengan baik, yaitu dengan
pemupukan agar kesuburan tanah dapat terjaga.
 Melakukan pemeliharaan bangunan dengan menjaga kebersihan ruangan, kamar
mandi dan WC dan kebersihan filter AC.
 Menjaga kebersihan areal TPS
Pengelolaan yang akan dilakukan:
 Meningkatkan terus upaya pengelolaan yang telah dilakukan saat ini
 Sampah dikumpulkan dengan menggunakan kantong plastik, dan sudah
dipisahkan antara sampah basah dan kering.
 Terus melakukan usaha-usaha penghijauan di semua areal kegiatan yang
memungkinkan.
3.3.6.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di
halaman pabrik, TPS, lokasi parkir dan sepanjang jalan masuk pabrik.
3.3.6.5. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat dan
selama beroperasinya pabrik.
3.3.6.6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-53
3.3.7. Kesempatan Kerja
3.3.7.1. Sumber Dampak; Dampak ini bersumber dari penggunaan tenaga kerja setempat
untuk berperan serta dalam Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor ini
dengan segala aktivitasnya.
3.3.7.2. Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Sebagai tolok ukur dampak adalah
kondisi mata pencaharian sebagai akibat dari Industri Kabel dan Komponen Kendaraan
Bermotor PT. Kinenta Indonesia dibandingkan dengan akibat lain.
3.3.7.3. Upaya Pengelolaan; Upaya pengelolaan lingkungan yang telah dilakukan adalah :
 Selama ini PT. Kinenta Indonesia telah memberikan kesempatan kepada
masyarakat setempat yang memenuhi kualifikasi untuk dapat bekerja di
lingkungan pabrik dengan menginformasikan kepada masyarakat setempat tentang
kebutuhan tenaga kerja.
 Membayar upah tenaga kerja di atas angka UMP yang telah ditetapkan.
 Membina dan menjaga kerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker)
 Mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS.
Pengelolaan yang akan dilakukan:
 Pengelolaan lingkungan hidup yang akan dilakukan adalah dengan memberikan
kesempatan yang lebih luas terutama bagi masyarakat lokal yang memenuhi
kualifikasi untuk bekerja di lingkungan hidup PT. Kinenta Indonesia.
3.3.7.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di
sekitar lokasi pabrik.
3.3.7.5. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada
saat dan selama beroperasinya pabrik.
3.3.7.6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.

3.3.8. Gangguan Terhadap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


3.3.8.1. Sumber Dampak; Sumber dampak adalah kurang tertibnya para pekerja dalam
menerapkan ketentuan yang diatur dalam pedoman K3, serta adanya faktor kelelahan,
keletihan dan kurang terampilnya pekerja.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-54
3.3.8.2. Tolok Ukur Dampak; Sifat dampak terpulihkan. Tolok ukur dampak yang
dipergunakan adalah jumlah/frekuensi terjadinya kecelakaan kerja pada periode waktu
tertentu yang cukup tinggi.
3.3.8.3. Upaya Pengelolaan; Pengelolaan yang telah dilakukan selama ini :
 PT. Kinenta Indonesia sangat peduli terhadap kesehatan dan keselamatan kerja
karyawannya, berbagai fasilitas disediakan guna mendukung hal ini, diantaranya
adalah penyediaan jaminan sosial tenaga kerja, pemasangan sirkulasi udara area
kerja, tempat istirahat yang nyaman, simbol-simbol bahaya dan larangan merokok.
 Para karyawan yang bekerja wajib memakai Alat Pelindung Diri (APD)
 Bahaya kebakaran dan keadaan darurat yang mungkin terjadi sudah diantisipasi
dengan adanya prosedur pencegahan dan penanganan bahaya dan keadaan darurat.
CO2 sistem, hidran dan APAR dipasang di tempat-tempat yang berpotensi bahaya
dan telah disosialisasikan kepada seluruh karyawan. Adapun sistem pengamanan
terhadap bahaya kebakaran atau keadaan darurat yang meliputi:
 APAR (Alat Pemadam Api Ringan), di seluruh ruang kantor, bagian
produksi, Raw Material dan finished goods warehouse.
 Alarm kebakaran yang dapat terdengar hingga seluruh pabrik
Pengelolaan yang akan dilakukan:
 Upaya pengelolaan yang akan dilakukan antara lain mengawasi penggunaan
peralatan keselamatan kerja, memberikan pelatihan kepada semua karyawan
tentang pemakaian peralatan APAR.
3.3.8.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan; Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di
lingkungan pabrik.
3.3.8.5. Waktu Pengelolaan; Pelaksanaan pengelolaan lingkungan dilakukan pada saat dan
selama beroperasinya pabrik.
3.3.8.6. Pelaksanaan Pengelolaan Lingkungan; Penanggung jawab pelaksanaan
pengelolaan lingkungan adalah PT. Kinenta Indonesia, diawasi oleh DLH Kabupaten
Purwakarta.

Laporan Implementasi Dokumen UKL


UPL Semester II Thn 2023 III-55
LAPORAN IMPLEMENTASI DOKUMEN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL UPL)
Semester I (Periode Januari – Juni)2023 PT. Kinenta Indonesia
Industri Kabel dan Komponen Kendaraan Bermotor

Tabel 3.1; Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Dan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Serta Pemantauan Lingkungan
Hidup

A. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Jenis Limbah/ Bentuk Kapisatas/ Sistem Cara Kerja Kualitas Parameter BML Yang di Acu Tindakan Unit
Cemaran Fisik Satuan Pengelolaan Sistem Kunci Darurat Bila Pelaksana
Waktu Yang Sebelum Sesudah No. Kualitas Sistem Tidak Sistem
Digunakan Parameter Berfungsi
A. PADAT
1. Sisa Potongan 5kg/hr Dikumpulkan, Dikumpulkan, Kuantitas Kuantitas - - Ditampung di Bagian
Produksi Plastik Disimpan dan Disimpan di Menampung Habis TPS Sekitar Umum
dan Dijual TPS dan Dijual Pabrik
Kardus
Potongan 10kg/bln Dikumpulkan Dikumpulkan, Kuantitas Kuantitas - - Ditampung di Bagian
Wire dan Dijual Disimpan di Menampung Habis TPS Sekitar Umum
TPS dan Dijual Pabrik
2. Sampah Daun, 10kg/hari Setiap Setiap Sampah Kuantitas Kuantitas - - Dibakar Bagian
Domestik sisa Sampah dikumpulkan, Menampung Habis Umum
makanan, Dikumpulkan dibuang ke TPS
sisa Dibuang Ke lalu di bakar.
kertas dll TPS dan Di
bakar
B. GAS/Udara
1. Di dalam Gas - Ventilasi Menggunakan - CO = SE-01/MEN/ CO = Memantau Bagian
Ruangan Udara, Cooling Fan 93,82 1997 29.000 Kualitas Umum
Produksi Cooling Fan Untuk Membuat μg/Nm3 μg/Nm3 Udara dalam
Udara Bergerak NO2= NO2= Ruangan
5,94 5600 Evaluasi
μg/Nm3 μg/Nm3 Peralatan,
SO2= SO2= 5200 Mematikan
Mesin dan
1,38 μg/Nm3
3 Mengurangi
μg/Nm H2S=
Produksi
H2S= - 14000
Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL Semester II Thn III-56
2023
Jenis Limbah/ Bentuk Kapisatas/ Sistem Cara Kerja Kualitas Parameter BML Yang di Acu Tindakan Unit
Cemaran Fisik Satuan Pengelolaan Sistem Kunci Darurat Bila Pelaksana
Waktu Yang Sebelum Sesudah No. Kualitas Sistem Tidak Sistem
Digunakan Parameter Berfungsi
NH3= μg/Nm3 Untuk
0,001 NH3= Sementara
Pb= - 17000 Waktu.
μg/Nm3
Pb= 50
μg/Nm3

2. Luar Gas - Penghijauan Penanaman - CO = PPRI NO.41 CO = Memantau Bagian


Ruangan dan Pohon 50,6 th.1999 30.000 Kualitas Umum
Halaman Penyiraman Pelindung dan μg/Nm3 μg/Nm3 Udara
Depan Rutin Peneduh di NO2= NO2= 400 Ambien
Pabrik lingkungan & 28,61 μg/Nm3 Meningkatka
penyiraman μg/Nm3 SO2= n
lahan disekitar SO2= 9.000 Penghijauan,
pabrik Penyiraman
0,37 μg/Nm3
3 Lingkungan
μg/Nm H2S= -
Secara
H2S= NH3= -
Kontinyu.
0,001 Pb= 2
μg/Nm3 μg/Nm3
NH3=
0,001
μg/Nm3
Pb= 0,01
μg/Nm3

C. DEBU
1. Di dalam Partikel - Sirkulasi Mengoperasika Debu = SE-01/MEN/ 10.000 Memantau Bagian
Ruangan Halus Udara n Colling Fan 0,171 1997 μg/Nm3 Kualitas Umum
Produksi Dengan guna menyedot μg/Nm3 Udara dalam
Cooling Fan partikel atau Ruangan
debu keluar Evaluasi
ruangan. Peralatan,
Mematikan
Mesin dan
Mengurangi
Produksi
Untuk
Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL Semester II Thn III-57
2023
Jenis Limbah/ Bentuk Kapisatas/ Sistem Cara Kerja Kualitas Parameter BML Yang di Acu Tindakan Unit
Cemaran Fisik Satuan Pengelolaan Sistem Kunci Darurat Bila Pelaksana
Waktu Yang Sebelum Sesudah No. Kualitas Sistem Tidak Sistem
Digunakan Parameter Berfungsi
Sementara
Waktu.
2. Luar Debu - Penghijauan Penanaman - Debu = PP RI 150 Memantau Bagian
Ruangan dan Pohon 0,207 No.41th. 1999 μg/Nm3 Kualitas Umum
Halaman Penyiraman Pelindung dan μg/Nm3 Udara
Depan Rutin Peneduh di Ambien
Pabrik Lingkungan Meningkatka
Sekitar Pabrik n
Penghijauan,
Penyiraman
Lingkungan
Secara
Kontinyu.
D. KEBISINGAN A.
1. Di dalam Bising - Penggunaan Penggunaan - 54,2- Menaker 85 dBA Memantau Bagian
Ruangan Ear Plug, Ear Plug, 60,5 dBA No.Kep-51/Me Kebisingan Umum
Produksi Pemasangan Pemasangan n/1999 Dalam
alat Peredam alat Peredam Ruangan dan
Getaran, Getaran, Suara, Pemakaian
Suara, Pemeliharaan Ear Plug.
Pemeliharaa Alat. Penghentian
n Alat. Kegiatan
Produksi
Evaluasi Alat.
2. Luar Bising - Penghujauan Penanaman - 43-47,5 (Kep Menlh 70 dBA Monitoring Bagian
Ruangan Pohon dBA No. Kep Kualitas Umum
Depan Pelindung dan -48/MENLH/1 Kebisingan di
Pabri Peneduh di 1/ 1996) Luar
k Lingkungan Ruangan
Sekitar Pabrik Meningkatka
n
Penghijauan
Disekitar
Pabrik.
E. CAIR B.
Limbah Domestik Cair dan 3 m3/Hari Penanaman Dialirkan - - - - Pemantauan Bagian
Tinja Pohon Langsung Kualitas Air Umum
Pelindung Kesaluran Pada Saluran

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL Semester II Thn III-58


2023
Jenis Limbah/ Bentuk Kapisatas/ Sistem Cara Kerja Kualitas Parameter BML Yang di Acu Tindakan Unit
Cemaran Fisik Satuan Pengelolaan Sistem Kunci Darurat Bila Pelaksana
Waktu Yang Sebelum Sesudah No. Kualitas Sistem Tidak Sistem
Digunakan Parameter Berfungsi
dan Peneduh Drainase Pembuangan
di Sedangkan dari Bak
Lingkungan Untuk Tinja di Kontrol Pada
Sekitar Buang ke Tangki Septik
Pabrik Tangki Septik

B. UPAYA PEMANTAUAN LIMBAH DAN CEMARAN


Pemantauan Bentuk Sumber Dampak Kualitas Tolok Ukur Lokasi Cara/Teknikn Periode/ Pelaksana
Terhadap Upaya Fisik Dampak Parameter Kunci Pemantauan Pemantauan Frekuensi Pemantauan
Lingkungan Pemantauan
A. PADAT
1. Sisa Potongan Kemasan Mengurangi 5kg/hr Kebersihan Ruangan Pengontrolan Visual 1 Hari sekali Bagian
Produksi Plastik Bahan nilai estetika Lingkungan Produksi & TPS dan Pengaturan setelah Umum
dan Baku & & Pabrik Penampungan di selesai
Kardus Penolong Kebersihan TPS produksi
Lingkungan
Potongan Sisa Mengurangi 10kg/bln Kebersihan Ruangan Pengontrolan Visual 1 Hari sekali Bagian
Wire Produksi nilai estetika Lingkungan Produksi & TPS dan Pengaturan setelah Umum
& Pabrik Penampungan di selesai
Kebersihan TPS produksi
Lingkungan
2. Sampah Daun, Kantor, Mengurangi 10kg/hari Kebersihan TPS Pengontrolan Visual 1 Hari sekali Bagian
Domestik sisa Pabrik, nilai estetika Lingkungan dan Pengaturan setelah Umum
makanan Kantin, & Pabrik Penampungan di selesai
, sisa Halaman Kebersihan TPS produksi
kertas dll Lingkungan
B. GAS
1. Di dalam Gas Proses Mengganggu CO = 93,82 Ruangan Pengambilan 6 Bulan Sekali Bagian
Ruangan Produksi Kesehatan μg/Nm3 Produksi Sampel & Uji Umum
Produksi dan Odour dan NO2= 5,94 Laboratorium Bekerjasama
Menambah μg/Nm3 dengan
Beban SO2= 1,38 Laboratorium
Pencemaran Terakreditasi
μg/Nm3
Udara
H2S= -
NH3= 0,001

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL Semester II Thn III-59


2023
Pb= -

2. Luar Gas Produksi Menambah CO = 50,6 CO = 30.000 Halaman Depan Pengambilan 6 Bulan Sekali Bagian
Ruangan dan Beban μg/Nm3 μg/Nm3 Sampel & Uji Umum
Halaman Ambien Pencemaran NO2= 28,61 NO2= 400 Laboratorium Bekerjasama
Depan Lingkungan Udara μg/Nm3 μg/Nm3 dengan
Pabrik Sekitar SO2= 0,37 SO2= 9.000 Laboratorium
Terakreditasi
μg/Nm3 μg/Nm3
H2S= 0,001 H2S= -
μg/Nm3 NH3= -
NH3= 0,001 Pb= 2
μg/Nm3 μg/Nm3
Pb= 0,01 μg/Nm 3 (PPRI NO.41
th.1999)

C. DEBU
1. Di dalam Partikel Proses Menambah Debu = 0,171 10.000 Ruang Produksi Pengambilan 6 Bulan Sekali Bagian
Ruangan Halus Produksi & Beban μg/Nm3 μg/Nm3 Sampel & Uji Umum
Produksi Gudang Pencemaran (SE-01/MEN/ Laboratorium Bekerjasama
Udara & 1997) dengan
Mengganggu Laboratorium
Pandangan Terakreditasi
dan
Kesehatan
2. Halaman Debu Produksi Menambah Debu = 0,207 150 μg/Nm3 Halaman Pabrik Pengambilan 6 Bulan Sekali Bagian
Depan dan Beban 3 Sampel & Uji Umum
μg/Nm (PP RI
Pabrik Ambien Pencemaran No.41th. Laboratorium Bekerjasama
Lingkungan Udara 1999) dengan
Sekitar Laboratorium
Terakreditasi
D. KEBISINGAN
1. Di dalam Bising Proses Mengganggu 54,2 -,60,5 dBA 85 dBA Ruangan Pengambilan 6 Bulan Sekali Bagian
Ruangan Produksi Kesehatan (Menaker Produksi Sampel & Uji Umum
Produksi Pendengara No.Kep-51/Me Laboratorium Bekerjasama
n n/1999) dengan
Laboratorium
Terakreditasi
2. Halaman Bising Produksi Mengganggu 43-47,5 dBA 85 dBA Halaman Pabrik Pengambilan 6 Bulan Sekali Bagian
Depan dan Kesehatan (Kep Menlh Sampel & Uji Umum
Pabrik Lingkungan dan No. Kep Laboratorium Bekerjasama
Sekitar Lingkungan -48/MENLH/1 dengan
1/ 1996) Laboratorium
Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL Semester II Thn III-60
2023
Terakreditasi
E. CAIR
Limbah Domestik Cair dan WC & Krosif dan - - Bak Kontrol Visual Secara Tiap Hari Bagian
Tinja Toilet Bau Saluran Septik Berkala/ Tiap Hari Umum
Tank
Sumber : PT. Banshu Rubber Indonesia, 2023

Laporan Implementasi Dokumen UKL UPL Semester II Thn III-61


2023

Anda mungkin juga menyukai