280-Article Text-777-1-10-20220721

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

SIMULASI TATA SURYA SEBAGAI MEDIA AJAR PADA PELAJARAN


GEOGRAFI MENGGUNAKAN PAPERVISION3D

Oleh:

Erwina1*, Mohammad Fajar2, Hamdan Arfandy3


1,2,3Program Studi Teknik Informatika, STMIK Kharisma Makassar

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk membuat simulasi sistem tata


surya beserta informasi setiap planet di dalamnya sehingga dapat
digunakan sebagai media ajar pembelajaran geografi, khususnya bagi
siswa Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMA). Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini dilakukan melalui studi literatur, wawancara, dan
pengujian program simulasi. Sebagai metode pengujian, penulis
menggunakan metode pengujian kotak hitam (black box) yang dilakukan
pada antarmuka perangkat lunak. Aplikasi simulasi dibuat berdasarkan
hukum Kepler I dan II mengenai mekanika benda langit. Aplikasi simulasi
dirancang menggunakan Unified Modelling Language (UML), yaitu use
case diagram, class diagram, dan activity diagram. Sedangkan
perancangan basis data menggunakan Document Type Definition (DTD).
Rancangan selanjutnya diimplementasikan ke dalam perangkat lunak
menggunakan Adobe Flash yang didukung dengan bahasa pemrograman
ActionScript 3.0 dan pustaka Papervision3D serta media penyimpanan
data dalam format eXtensible Markup Language (XML). Pustaka
Papervision3D dimanfaatkan untuk membuat animasi pergerakan planet,
membuat objek 3D dari objek-objek pada tata surya, memasukkan tekstur
atau material pada setiap objek, memasukkan objek 3DS untuk planet
yang bercincin seperti Saturnus dan Uranus. Hasil pengujian menunjukkan
bahwa sistem dapat menampilkan simulasi tata surya yang terdiri dari
Matahari dan planet-planet nya, menampilkan informasi dari objek-objek
dalam simulasi, menampilkan simulasi gerhana Matahari dan gerhana
Bulan, melakukan latihan menjawab soal yang berkaitan dengan tata
surya, dan menampilkan daftar istilah yang digunakan dalam tata surya
untuk keperluan mata pelajaran geografi.

Kata kunci : Simulasi Tata Surya, Media Ajar, Papervision3D, Hukum


Kepler, Geografi

Abstract: The aim of this research is to develop a solar system simulation


software with its planet information as a learning and teaching media of
geography subject, especially at senior high school. Data collection
techniques are done through literature study, interview and software
evaluation using Black Box method. The simulation software application is
developed based on Kepler’s law of celestial mechanics and it is designed
using Unified Modelling Language (UML) which involving use case
diagram, class diagram, and activity diagram. While Document Type
Definition (DTD) is used to define its database. The designed artifacts
then implemented into computer programs using Adobe Flash,
ActionScript 3.0 programming language, Papervision3D library, and
eXtensible Markup Language (XML). The Papervision3D library is applied
to form planets movement simulation, develop 3D solar system objects,
apply texture or material into the objects, and insert 3DS object for ringed
planets such as Saturnus and Uranus. The evaluation result shows that
the designed simulation software is able to simulate solar systems
consisting of the Sun and its planets, showing information from simulated

*Corresponding author : Erwina (e23_arch@yahoo.com)

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 88


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

objects, simulating Sun and Lunar eclipse. The software also provides
practices feature for question and answer related to the solar systems and
shows terms list in the solar system for Geography learning requirements.

Keywords : Solar System Simulation, Learning Media, Papervision3D,


Kepler Law, Geography

PENDAHULUAN

Dalam pelajaran geografi di sekolah menengah atas terdapat sub pokok bahasan
mengenai sistem tata surya. Pelajaran tata surya ini membahas mengenai, Matahari, dan
planet-planet yang ada di tata surya beserta waktu rotasi dan revolusinya. Meskipun buku-
buku pelajaran geografi tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar berwarna yang cukup
menarik, tetapi tetap saja dipandang masih belum mampu menggambarkan sejumlah
bahasan secara lebih nyata, sebut saja bagaimana proses perputaran (rotasi ataupun
revolusi) benda-benda luar angkasa tersebut terjadi. Siswa akan dapat lebih memahami
apabila dapat melihat bagaimana benda-benda langit tersebut bergerak/beredar pada garis
edarnya. Sedangkan untuk membayangkan bagaimana planet-planet dalam tata surya
berotasi maupun berevolusi sangatlah sulit sehubungan dengan besarnya ukuran planet
beserta orbitnya. Sementara laboratorium ataupun planetarium berupa ruang khusus di
sekolah yang menyajikan informasi simulasi benda-benda langit masih sangat sulit ditemukan
atau dikembangkan oleh pihak sekolah dan tentunya membutuhkan biaya yang cukup besar.
Sebagai salah satu solusinya yaitu penerapan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).
Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa saat ini TIK telah luas pemanfaatannya di bidang
pendidikan, secara khusus sebagai media ajar. Pemanfaatan teknologi informasi dan
komunikasi, misalnya dengan pemakaian software aplikasi Stellarium untuk mempelajari
pergerakan benda-benda langit. Meskipun aplikasi Stellarium ini belum dapat menampilkan
informasi yang lengkap yang dibutuhkan oleh siswa sekolah menengah atas untuk belajar
geografi. Seperti informasi susunan atau material planet, tidak adanya fitur untuk
menampilkan seluruh planet dalam satu tampilan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah media
ajar khusus yang dapat menggambarkan tata surya beserta informasi mengenai Matahari dan
planet-planet di dalamnya. Media ajar ini diharapkan mampu menyajikan pergerakan planet-
planet di tata surya dalam bentuk simulasi.

Berdasarkan uraian tersebut, penulis melakukan penelitian dengan membuat piranti


lunak simulasi sistem tata surya sebagai media ajar bagi siswa sekolah menengah atas
dalam mempelajari tata surya. Sehingga diharapkan siswa dapat lebih memahami bagaimana
proses pergerakan planet-planet terjadi. Dalam penelitian ini digunakan piranti lunak Adobe
Flash, Bahasa Pemrograman ActionScript serta pustaka Papervision3D yang mendukung
pembuatan animasi serta pemodelan benda secara 3 Dimensi (3D).

LANDASAN TEORI

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 89


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

A. Simulasi Tata Surya dan Mekanika Benda Langit


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), simulasi merupakan “penggambaran
suatu sistem atau proses dengan peragaan berupa model statistik atau pemeranan”. Simulasi
merupakan proses dalam merancang model dari sistem sebenarnya (Sridadi, 2009). Tata
surya terdiri dari bintang pusat yang disebut Matahari, delapan planet, beberapa planet kerdil,
bulan atau satelit, jutaan asteroid, Trans-Neptunian Objects(TNOs), komet, dan meteoroid.
Adapun pada tahun 2006 International Astronomy Union (IAU) dalam sidang umumnya
menetapkan tiga kategori yaitu planet, planet kerdil, dan benda-benda kecil tata
surya(Karttunen, Kroger, Oja, Poutanen, Donner, 2007). Elips adalah suatu bangun datar
yang memiliki dua titik fokus dimana jumlah jarak setiap titik yang terletak pada keliling
terhadap kedua titik fokusnya adalah sama. Hukum Kepler I menyatakan bahwa planet-planet
beredar dalam lintasan berbentuk elips dengan Matahari berada pada salah satu titik

fokusnya. Karena lintasan orbit benda langit berbentuk elips, panjang radius orbit r
berubah-ubah tergantung dari sudut orbitnya (Gautama, 2010). Panjang radius orbit dapat
dicari dengan rumus:

a (1− e2 )
r=
1+ecosv
Hukum Kepler II menyatakan bahwa suatu garis khayal yang menghubungkan Matahari
dengan planet menyapu luas juring yang sama dalam selang waktu yang sama. Dengan
demikian, planet bergerak lebih cepat pada saat posisinya lebih dekat dengan Matahari
(Gautama, 2010). Kecepatan sirkular pada orbit elips dapat dicari dengan rumus:

vr 2= μ (2r − 1a )
Dimana:
μ= GM ,
G adalah konstanta gravitasi universal 6,674287. 10− 11 N m2 kg− 2
M adalah massa pusat, dalam hal ini massa Matahari sebesar1988500.10− 24 kg
r yaitu panjang radius orbit benda langit terhadap fokusnya
a yaitu panjang sumbu semi mayor orbit elips(Gautama, 2010).

Dalam penelitian ini, penulis mengembangkan media ajar menggunakan pendekatan simulasi
tata surya untuk kebutuhan pelajaran geografi. Media pembelajaran merupakan suatu alat
bantu yang digunakan untuk proses belajar mengajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan alat yang berfungsi dalam menyampaikan materi pelajaran
yang digunakan untuk membantu proses belajar mengajar (Gautama, 2010).

B. Flash dan Papervision3D

Perangkat lunak Adobe Flash yang kemudian dinamakan Flash, sebelumnya


bernama “Macromedia Flash”, merupakan perangkat lunak multimedia unggulan yang

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 90


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

dulunya dikembangkan oleh Macromedia, tetapi sekarang dikembangkan dan didistribusikan


oleh Adobe System. Flash dapat digunakan untuk memanipulasi vektor dan citra raster dan
mendukung bidirectional streaming audio dan video (Sunyoto, 2010). Flash tidak hanya
digunakan untuk aplikasi web, tetapi juga dapat dikembangkan untuk aplikasi desktop karena
aplikasi Flash selain dikompilasi menjadi file format .swf dapat juga dikompilasi menjadi
format .exe. Format file Flash adalah SWF, biasanya disebut ShockWave Flash movie. Flash
movie atau Flash game yang biasanya file berekstensi .swf dapat dijalankan melalui web,
secara stand alone pada Flash Player, atau dapat juga dijalankan pada Windows secara
langsung dalam format ekstensi .exe. Flash menggunakan bahasa pemrograman bernama
ActionScript (Sunyoto, A. 2010). ActionScript 3.0 diperkenalkan pada tahun 2006 dan telah
menjadi bahasa pemrograman utama untuk Flash. Versi awal dari ActionScript diperkenalkan
bersamaan dengan diluncurkannya Flash 4. Tetapi saat itu belum diberi nama ActionScript,
kode tidak diketik, melainkan dipilih pada menu drop-down. ActionScript 1.0 diperkenalkan
secara resmi pada Flash 5. ActionScript 2.0 diperkenalkan oleh Flash MX 2004 yang juga
dikenal sebagai Flash 7 dengan versi bahasa yang lebih kuat sehingga lebih mudah
membuat program berorientasi objek. ActionScript 3.0 puncak dari pengembangan selama
bertahun-tahun, dikarenakan setiap versi Flash diluncurkan, para pengembang memaksanya
hingga ke batasannya (Rosenzweig, 2011).
Papervision3D adalah pustaka yang terdiri dari folder-folder dengan struktur tertentu
sehingga dapat membuat bentuk tiga dimensi pada Flash. Folder-folder ini terdiri dari kelas-
kelas dalam ActionScript yang menyediakan variable, fungsi, dan properti. Papervision3D
juga memiliki banyak fungsi dan properti yang bentuknya menyerupai bentuk kode Flash 2D.
Adapun objek-objek dalam Papervision3D antara lain scene, camera, viewport, 3D objects,
material, dan render engine. Papervision3D juga menyediakan bentuk primitif tiga dimensi
seperti plane, sphere(bola), cylinder(tabung), cone(kerucut), cube(kubus), arrow(panah), dan
paperplane(Winder & Tondeur, 2009).

C. XML
XML adalah singkatan dari eXtensible Markup Language. XML mulai dikembangkan pada
tahun 1996 lalu mendapat pengakuan dari W3C pada bulan Februari 1998. Teknologi yang
digunakan pada XML bukan teknologi baru, tapi turunan dari SGML yang dikembangkan
pada awal 80-an. Saat HTML dikembangkan pada tahun 1990, para penggagas XML
mengadopsi bagian paling penting pada SGML dan berpedoman pada pengembangan HTML
menghasilkan markup language yang tidak kalah hebatnya dengan SGML. Seperti HTML,
XML menggunakan elemen yang ditandai dengan tag pembuka yang diawali dengan ‘<’ dan
diakhiri dengan ‘>’, tag penutup yang diawali dengan ‘</ dan ‘diakhiri ‘>’, dan atribut elemen
dengan parameter yang dinyatakan dalam tag pembuka, contohnya <form name=”isidata”>.
Perbedaannya, HTML medefinisikan dari awal tag dan atribut standar yang sudah ditetapkan
HTML, sedangkan XML menggunakan tag dan atribut yang dapat diubah sesuai kehendak
kita[3]. DTD berfungsi mendefinisikan tipe dokumen XML. DTD mendefinisikan struktur
dokumen XML dengan daftar elemen yang digunakan seperti dalam deklarasi suatu variabel,

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 91


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

fungsi, dan deklarasi tipe data. DTD memungkinkan setiap file XML memiliki format yang
unik. DTD sangat berguna untuk memastikan bahwa data yang diterima aplikasi yang
mendukung XML(dalam hal ini ActionScript 3.0) adalah data yang valid. Unsur-unsur yang
dideklarasikan dalam DTD adalah semua unsur pembentuk dokumen XML yaitu: elemen,
atribut, dan entity (Junaedi, 2003).

D. Unified Modelling Language (UML)


UML merupakan bahasa yang umumnya digunakan untuk membuat rancangan
perangkat lunak. UML digunakan untuk membuat visualisasi, menentukan, membangun, dan
mendokumentasikan artefak dari sistem perangkat lunak yang handal. UML cocok untuk
pemodelan sistem. UML mampu memberikan gambaran, mengatasi semua pandangan yang
dibutuhkan untuk mengembangkan dan menyebarkan sistem tersebut. Meskipun ekspresif,
UML tidak sulit dipahami dan digunakan (Booch, Rumbaugh, Jacobson, 2005). Beberapa
diagram yang dalam UML yaitu class diagram, use case diagram, dan activity diagram.

Class diagram digunakan untuk membuat model rancangan tampilan statis dari
sebuah sistem. Class diagram menunjukkan satu set kelas, interface, relasi, dan bagaimana
mereka berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan. Use case diagram digunakan untuk
memvisualisasikan perilaku sistem, subsistem, atau kelas sehingga pengguna dapat
memahami bagaimana menggunakan elemen tersebut, dan pengembang dapat menerapkan
elemen tersebut. Diagram use case adalah diagram yang menunjukkan penggunaan use
case, aktor, dan relasinya. Diagram use case biasanya terdiri dari subjek, use case, aktor,
dan relasinya. Sebuah activity diagram menunjukkan aliran dari satu aktivitas ke aktivitas
lainnya. Eksekusi suatu aktivitas pada akhirnya meluas ke eksekusi terhadap aksi individual,
yang masing-masing dapat mengubah kondisi sistem atau menyampaikan pesan. Aksi
mencakup memanggil operasi lain, mengirimkan sinyal, membuat atau menghancurkan
objek, atau perhitungan murni seperti mengevaluasi suatu ekspresi (Booch, Rumbaugh,
Jacobson, 2005).

ANALISA DAN RANCANGAN SISTEM

A. Analisis dan Spesifikasi


Saat ini, pengajaran yang dilakukan terkait pelajaran geografi khususnya materi
tentang tata surya pada SMA Katolik Cenderawasih hanya terbatas pada metode ceramah
dimana guru geografi menjelaskan tentang tata surya, ciri-ciri planet, hubungan planet dan
tata surya, bumi dan hubungannya dengan planet lain dalam tata surya. Materi ini dijelaskan
di dalam kelas dan setiap siswa memiliki modul tersebut. Selain itu proses pembelajaran juga
menggunakan penampilan video mengenai jagad raya dan tata surya yang belum
menampilkan kondisi planet dan tata surya secara spesifik. Adanya video yang berasal dari
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan pun masih dianggap kurang. Adapun kesulitan yang
dihadapi oleh guru geografi yaitu kurangnya media yang memberikan kemudahan bagi para

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 92


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

siswa untuk memahami revolusi dan rotasi planet dalam tata surya. Sedangkan menurut para
siswa, pengajaran yang dilakukan mengenai tata surya terbilang menarik karena isi materinya
menarik. Adapun sebagian siswa kesulitan memahami planet-planet berotasi dan berevolusi,
mengingat jarak antara planet dengan Matahari, dan kurang memahami penjelasan dari guru.
Sedangkan sebagian siswa lainnya tidak kesulitan memahami planet-planet dalam tata surya
berotasi dan berevolusi karena media yang digunakan sudah cukup memadai untuk
mengenal tata surya dan juga materi yang telah diajarkan pada SD dan SMP. Posisi setiap
planet dalam tata surya pada tanggal 01 Januari 2000 kalender Julian dapat dilihat pada tabel
1 berikut

Tabel 1. Posisi Planet

Nama Planet Bujur


Merkurius 252.25084
Venus 181.97973
Bumi 100.46435
Mars 355.45332
Jupiter 34.40438
Saturnus 49.94432
Uranus 313.23218
Neptunus 304.88003
Sumber : Williams(2013)

Posisi tersebut sebagai posisi awal dari planet dimana sistem koordinat tersebut berpusat
pada Matahari, dimulai dari 0° sampai 360°. Titik 0° diambil berdasarkan posisi Matahari yang
dilihat dari Bumi pada saat vernal equinox(mengarah pada titik Aries), sehingga posisi Bumi
saat itu yaitu 180°.
Dari proses analisa sistem, maka fitur perangkat lunak yang perlu ada, diantaranya:
1. Tersedia fasilitas simulasi pergerakan planet dalam tata surya.
2. Tersedia fasilitas untuk memilih planet yang ingin dilihat pergerakannya.
3. Tersedia fasilitas untuk melihat simulasi dari ketinggian berbeda(mengatur ketinggian
kamera).
4. Tersedia fasilitas untuk mengatur perbesaran kamera.
5. Tersedia fasilitas untuk mengatur skala radius Matahari dan planet.
6. Tersedia fasilitas untuk mengabaikan ukuran radius planet dan orbitnya.
7. Tersedia fasilitas audio yang memberikan penjelasan planet yang dipilih.
8. Tersedia fasilitas untuk mengatur besar volume audio.
9. Tersedia fasilitas untuk melihat penjelasan planet.
10. Tersedia fasilitas simulasi gerhana.
11. Tersedia fasilitas untuk melihat penjelasan dari istilah yang digunakan dalam materi.
12. Tersedia fasilitas latihan bagi siswa.

B. Arsitektur Aplikasi

Untuk menjalankan perangkat lunak simulasi yang dikembangkan dibutuhkan Flash Player
yang telah terinstall di sistem seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 93


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

Gambar 1. Arsitektur Aplikasi

Simulasi dijalankan dengan Parent Application yang memanggil file-file swf lainnya. File-file
swf yang dimaksud yaitu Papervision3DMovieClip.swf yang berfungsi menampilkan simulasi
tata surya, Materi.swf untuk menampilkan penjelasan dari planet yang dipilih, DaftarIstilah.swf
berfungsi memberikan penjelasan mengenai istilah yang digunakan dalam simulasi, dan
Latihan.swf sebagai latihan kemampuan siswa. File Swf ini terhubung dengan dokumen XML
untuk pengambilan data yang diperlukan sesuai dengan fungsi dari setiap file swf. Misalnya
XML dokumen digunakan untuk menyimpan data tentang planet yang akan digunakan dalam
simulasi pada Papervision3DMovieClip.swf, yaitu data mengenai nama planet, perihelion,
aphelion, radius planet, kemiringan planet, periode rotasi, arah rotasi, nama file gambar yang
digunakan untuk material planet, nama file suara yang digunakan sebagai penjelas planet,
dan nama file .3DS yang digunakan untuk cincin planet bila ada.

1. Use Case Diagram


Use case diagram dari perangkat lunak yang dibuat dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 2. Use Case Diagram

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 94


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

Use case diagram pada Gambar 2 menunjukkan pengguna yang dapat melihat tampilan
simulasi tata surya. Pengguna dapat memilih Matahari atau planet yang ingin dilihat
simulasinya. Terdapat audio yang memberikan penjelasan terhadap objek yang dipilih.
Pengguna dapat mengatur besar volume suara dan memilih untuk menggunakan audio atau
tidak. Dalam simulasi, pengguna juga dapat mengatur ketinggian sudut pandang kamera
pengguna pada simulasi, mengatur perbesaran kamera untuk melihat objek lebih jelas,
mengatur skala radius planet, mengatur kecepatan rotasi maupun revolusi planet, dan juga
melihat teks dan gambar yang memberi penjelasan materi lebih lanjut mengenai objek yang
dipilih. Pengguna dapat melihat daftar istilah yang digunakan pada materi. Latihan diberikan
untuk menguji pemahaman terhadap materi. Selain itu pengguna juga dapat melihat tampilan
simulasi gerhana.

2. Class Diagram
Class diagram dari perangkat lunak yang dibuat dapat dilihat pada gambar di bawah.

Gambar 3. Class Diagram

Class Diagram pada Gambar 3 menunjukkan hubungan antarkelas yang digunakan untuk
membuat perangkat lunak simulasi. Kelas-kelas yang terdapat pada perangkat lunak ini yaitu
ClassParent, Papervision3DMovieClipClass, Papervision3DClass, ClassPlanet, ClassSatelit,
ClassMateri, ClassLatihan, ClassGerhana, ClassDaftarIstilah, ClassIstilah, dan ClassKotak.

Kelas ClassParent merupakan kelas utama dimana kelas-kelas lain dipanggil melalui
ClassParent. Kelas Papervision3DMovieClipClass, ClassLatihan, ClassGerhana, dan

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 95


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

ClassDaftarIstilah merupakan agregasi dari kelas ClassParent. Sedangkan kelas ClassMateri


merupakan komposisi dari kelas ClassParent. Kelas Papervision3DClass merupakan
komposisi dari Papervision3DMovieClipClass dan nilai-nilainya bergantung pada kelas
tersebut. ClassSatelit merupakan turunan dari ClassPlanet sehingga memiliki atribut dan
fungsi dari ClassPlanet. Kelas ClassPlanet dan ClassSatelit dibuat dalam
Papervision3DClass dan nilai-nilainya bergantung pada kelas tersebut. Kelas ClassIstilah
dibuat dalam ClassDaftarIstilah. ClassIstilah ini merupakan turunan dari kelas ClassKotak
sehingga memiliki atribut dan fungsi dari ClassKotak.

3. Activity Diagram
Activity diagram untuk melihat tampilan simulasi pergerakan planet dimulai dengan memberi
nilai awal skala = 1000, skala kecepatan planet = 1, skala radius planet = 1, dan nilai variabel
waktusebelum diambil dari tanggal 01 Januari 2000. Setelah itu, material dari objek matahari
dan material untuk orbit planet dibuat. File dataplanet.xml di-load untuk mengetahui data
mengenai pergerakan planet. Banyak planet diisi dengan banyaknya data pada file XML. Nilai
variabel waktusesudah diambil dari waktu sekarang. Rentang waktu yaitu selisih antara
variabel waktusesudah dengan variabel waktusebelum. Nilai variabel waktusesudah diisi
kembali dengan waktu sekarang. Mulai perulangan untuk membuat objek planet sesuai data
pada file XML. Target dari kamera yaitu Matahari. Kemudian, mulai render setiap objek untuk
ditampilkan pada layar dan setiap planet diatur posisinya. Activity diagram untuk melihat
tampilan simulasi pergerakan planet ditunjukkan pada gambar 4.

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 96


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

Gambar 4. Activity Diagram Melihat Tampilan Simulasi

PENGUJIAN SISTEM

Dalam penelitian ini, pengujian Black-Box dilakukan terhadap perangkat lunak yang
telah dibuat dari aspek spesifikasi fungsional. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui
fungsi-fungsi, masukan, dan keluaran dari perangkat lunak simulasi yang sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan (Rosa & Shalahuddin, 2011). Black-box testing dilakukan dengan
membuat kasus uji yang bersifat mencoba semua fungsi dengan menggunakan perangkat
lunak untuk mengetahui apakah semua fungsi sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Kasus uji yang dibuat harus dengan kasus benar dan salah untuk melakukan pengujian kotak
hitam, seperti contoh untuk proses login kasus uji yang dibuat yaitu jika user memasukkan
username dan password yang benar dan jika user memasukkan username dan password
yang salah (Rosa & Shalahuddin, 2011).

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 97


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

Dari proses pengujian Black-box untuk semua spesifikasi fungsional atau fitur yang
telah ditetapkan dapat bekerja sesuai yang diharapkan, piranti lunak simulasi yang dibuat
dapat menampilkan pergerakan-pergerakan planet-planet secara lebih nyata. Gambar 6
menunjukkan beberapa tampilan software simulasi yang sedang dijalankan, seperi
melakukan simulasi pergerakan planet-planet dan matahari, fitur perubahan kamera atau
letak sudut pandang, kemampuan simulasi gerhana bulan dan matahari, fitur latihan tanya-
jawab, fitur penambahan soal, dan daftar istilah yang umum digunakan dalam materi bahasan
sistem tata surya.

Gambar 6. Screen-shoot hasil pengujian program simulasi yang dikembangkan

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 98


Jurnal Ilmu Komputer KHARISMA TECH

KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan, disimpulkan bahwa:

1. Telah dibuat aplikasi simulasi sistem tata surya beserta informasi dari setiap planet yang
ada di dalamnya untuk pembelajaran geografi bagi siswa SMA. Aplikasi simulasi
dirancang menggunakan Unified Modelling Language (UML), yang terdiri dari use case
diagram, class diagram, dan activity diagram. Sedangkan perancangan basis data
menggunakan Document Type Definition (DTD). Rancangan diimplementasikan ke dalam
perangkat lunak menggunakan Adobe Flash yang didukung dengan bahasa
pemrograman ActionScript 3.0 dan pustaka Papervision3D serta media penyimpanan
data dalam format eXtensible Markup Language (XML). Papervision3D dimanfaatkan
untuk membuat animasi pergerakan planet-planet, membuat objek 3D dari objek-objek
pada tata surya, memasukkan tekstur atau material pada setiap objek, memasukkan
objek 3DS untuk planet yang bercincin seperti Saturnus dan Uranus.

2. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sistem dapat menampilkan simulasi tata surya yang
terdiri dari Matahari dan kedelapan planetnya, menampilkan informasi dari objek-objek
dalam simulasi, menampilkan simulasi gerhana Matahari dan gerhana Bulan, melakukan
latihan menjawab soal yang berkaitan dengan tata surya, dan menampilkan daftar istilah
yang digunakan dalam tata surya untuk keperluan mata pelajaran geografi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Booch, G., Rumbaugh, J., Jacobson, I. 2005. The Unified Modeling Language User
Guide. New Jersey: Pearson Education, Inc.

[2] Gautama, S. E. 2010. Astronomi dan Astrofisika. http://paradoks77.blogspot.com 25


Desember 2013

[3] Junaedi. 2003. Pengantar XML. www.ilmukomputer.com 24 Februari 2014

[4] Karttunen, H., Kroger, P., Oja, H., Poutanen, M., Donner, K.J. 2007. Fundamental
Astronomy (5th ed.) Berlin: Springer-Verlag.

[5] Rosa & Shalahuddin. 2011. Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak
(Terstruktur dan Berorientasi Objek). Bandung: Penerbit Modula.

[6] Rosenzweig, G. 2011. ActionScript 3.0 Game Programming University (2nd ed.)
Indianapolis: Que Publishing.

[7] Sridadi, B. 2009. Pemodelan Dan Simulasi Sistem - Teori, Aplikasi, dan Contoh
Program dalam Bahasa C. Bandung: Penerbit Informatika.

[8] Sunyoto, A. 2010. Adobe Flash + XML = Rich Multimedia Application. Yogyakarta:
PenerbitAndi.

[9] Widada, H. 2010. Mudah Membuat Media Pembelajaran Multimedia Interaktif.


Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

[10] Williams, D.R. 2013. Planetary Fact Sheet.


http://nssdc.gsfc.nasa.gov/planetary/factsheet/index.html 5 Januari 2014

[11] Winder, J., & Paul Tondeur. 2009. Papervision 3D Essentials. Birmingham: Packt
Publishing..

Erwina , Mohammad Fajar dan Hamdan Arfandy 99

Anda mungkin juga menyukai