Makalah Farmakognosi
Makalah Farmakognosi
“ MINYAK ATSIRI”
Dosen Pengampu :
Disusun oleh
kelompok 3 :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Farmakonogsi.
Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama
yang sempurna addinul islam.
Makalah yang kami susun ini menguraikan tentang minyak atsiri. Makalah yang berjudul
'Minyak Atsiri" ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi minyak atsiri. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, ole karena tu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................3
2.1 Definisi Minyak Atsiri.......................................................................................................3
2.2 Struktur Minyak Atsiri.......................................................................................................4
2.3 Keberadaan Sifat dan Manfaat Minyak Atsiri...................................................................4
2.4 Penggolongan Minyak Atsiri.............................................................................................6
2.5 Contoh Minyak Atsiri Dalam Bidang Farmasi..................................................................8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................15
3.2 Saran ................................................................................................................................15
Daftar Pustaka .......................................................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian minyak atsiri
2. Untuk mengetahui struktur minyak atsiri
3. Untuk mengetahui keberadaa sifat dan manfaat minyak atsiri
4. Untuk mengetahui penggolongan isolasi minyak atsiri
5. Untuk mengetahui contoh-contoh minyak atsiri di bidang farmasi
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
3
seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh
psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi (Gunther,
1990).
4
2. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan
alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180.
Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan
kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).
3. Kelarutan dalam Alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri
yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai
kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk
menentukan suatu kemurnian minyak (Gunther, 1990).
b. Sifat Kimia
1. Bilangan Asam
Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah.
Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak (Kataren,
1985).
2. Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa
minyak tersebut mempunyai aroma yang baik . Minyak atsiri yang kita kenal selama
ini, memiliki sifat mudah menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang
menyebabkan perubahan secara fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan
sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi (Kataren, 1985).
a. Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran
bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan
secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup
tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu rendah (Kataren,
1985)
5
b. Proses ekstraksi
Proses ekstraksi dibagi menjadi beberapa proses, yaitu:
Proses ekstraksi : perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu
ekstraksi terlalu tinggi.
Proses distilasi : perubahan sifat kimia pada proses ini terutama
disebabkan karena adanya air, up air, dan suhu tinggi.
Proses pengepresan : perubahan sifat kimia pada proses ini
terutamadisebabkan karena minyak atsiri berkontak dengan udara
(Kataren, 1985)
Minyak atsiri biasanya dimanfaatkan sebagai salah satu campuran pada bahan baku
pada industri kosmetik, sabun dan deterjen, farmasi, produk makanan dan minuman dan
masih banyak produk lainnya. Minyak atsiri digunakan sebagai pengikat aroma pada
industri kosmetik dan farmasi serta sebagai pemberi rasa pada industri. Kegunaan minyak
atsiri sangat banyak tergantung dari jenis tumbuhan dan hasil penyulingan nya.Minyak
atsiri digunakan sebagai bahan baku perisa maupun pewangi,industri kosmetik dan
parfum menggunakan minyak atsiri kadang sebagai pewangi buatan shampo,sabun,lotion
dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami
penggolahan sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi biasa
menggunakan sebagai obat anti nyeri,anti infeksi pembunuh bakteri . Fungsi minyak
atsiri sebagai fragrance juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan bahan lain
seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan
insektisida (Gunawan,1960)
6
2.4 Penggolongan Minyak Atsiri
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari senyawa-
senyawa hidrokarbon, misalmya: Minyak terpentin diperoleh dari tanaman- tanaman
bermarga pinus. ( Simbolon, R. 2012 ).
Minyak pipermin ialah minyak atsiri alkohol yang berarti diantara minyak atsiri alkohol
yang lain. Minyak in dihasilkan oleh daun tumbuhan Mentha piperita Linn. (nama
wilayah: poko, famili Labiatae). Selaku penyusun utamanya merupakan mentol. Pada
bidang farmasi digunakan selaku anti gatal, bahan pewangi seta pelega hidung tersumbat
( Simbolon, R. 2012 ).
Minyak cengkeh ialah minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tumbuhan Eugenia
caryophyllata ataupun Syzigium caryophyllum(famili Mystaceae). Bagian yang
7
dimanfaatkan bunga seita daun. Minyak cengkeh, paling utama tersusun oleh eugenol,
ialah hingga 95% dari jumlah minyak atsiri totalitas ( Simbolon, R. 2012 ).
Minyak adas ialah minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan
buah Pimpinella anisum ataupun dari Foeniculum vulgare. Minyak yang dihasilkan,
paling utama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid semacam anetol, sineol,
pinena seta felandrena ( Simbolon, R. 2012 ).
Minyak kayu putih ialah minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca
leucadendon L(famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih sangat
utama merupakan sineol( 85%) ( Simbolon, R. 2012 ).
Minyak gondopuro ialah atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun serta
batang Gaultheria procumbens I(famili Erycaceae).Komponen penyusun minyak in
merupakan metil salisilat. Minyak in digunakan selaku korigen odoris, bahan far fum,
dalam industri permen ( Simbolon, R. 2012 ).
Minyak atsiri hasil penyulingan dari daun cengkeh memiliki manfaat sebagai bahan
pembuatan parfum dan pemberi cita rasa makanan. Selain itu minyak atsiri juga
menghasilkan antibakteri dan antifungi. Efek minyak cengkeh dalam menghambat
pertumbuhan mikroba B. subtillis, S. aureus dan dalam perdagangan internasional
minyak atsiri dibagi menjadi 3 jenis yang berdasarkan pada sumbernya yaitu minyak
daun cengkeh atau clove leaf oil (CLO), minyak tangkai cengkeh atau clove stem oil
(CSO) dan minyak bunga cengkeh atau clove bud oil (CBO) (Jayanudin, 2011).
8
.
Daun cengkeh kering seberat 1,5 kg yang sudah bersih dari kotoran dimasukkan dalam
ketel suling dan ditutup dengan rapat. Steam dari boiler dialirkan ke ketel suling dengan
tekanan 0,5 barG, 1 barG dan 1,5 barG selama 5, 6 dan 7 jam. Cairan yang keluar dari
condenser diamkan selama 24 jam untuk memisahkan air dan minyak. Pada tahap
pemurnian minyak daun cengkeh menggunakan metode yang telah dilakukan oleh
Marwati dkk. (2005), minyak daun (Jayanudin, 2011).
cengkeh dimurnikan dengan bentonit 10% dari berat minyak pada suhu 50oC sambil
diaduk selama 1 jam. Minyak daun cengkeh yang telah terpisah dari bentonit
ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan diamkan selama 15 menit kemudian pisahkan air dan
Na2SO4 dalam minyak. Minyak daun cengkeh (Jayanudin, 2011).
Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman yang banyak
mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri dari tanaman Nilam disebut minyak Nilam.
Minyak Nilam biasanya digunakan sebagai zat pengikat pada parfum dan sebagai
campuran dalam pembuatan produk farmasi seperti kosmetika dan obat-obatan (Ketaren.,
1987).
1. Di rebus
Cara penyulingan minyak nilam yang pertama adalah dengan cara direbus. Cara ini
merupakan cara yang paling baik. Pada dasarnya sistem pengolahan dengan cara ini
adalah dengan mengalirkan uap bertekanan tinggi. Pada cara ini harus ada dua drum yaitu
drum perebus air dan drum bahan nilam. Sistem kerjanya uap yang dihasilkan dari drum
perebus air dialirkan pada drum bahan nilam. Bahan nilam yang akan disuling
9
ditempatkan pada atas piringan yang berlubang lubang di dalam drum tersebut. Piringan
berlubang ini bisa lebih dari satu dengan penempatan secara bertingkat, dan diberi jarak
pada setiap tingkatnya, baik pada bagian atas maupun pada bagian bawahnya. Begitu juga
antara piringan tersebut dengan alas drum juga harus ada jarak kosongnya, hal ini
dimaksudkan untuk menampung uap yang dihasilkan dari drum perebus air. Uap dari
drum perebus air dialirkan ke drum bahan. Bersama uap ini minyak nilam akan terbawa
mengalir ke pipa pendingin. Kemudian setelah mengalami pendinginan, campurkan air
dengan minyak. Karena masa zar air dan minyak berbeda, maka kedua zat ini akan
memisah dengan sendirinya. Maka dengan mudah minyak nilam berkualitas tinggi bisa
dipisahkan dari air tersebut (Ketaren., 1987).
2. Di kukus
Cara penylingan yang berikutnya adalah dengan cara di kukus. Cara penyulingan ini
hampir sama dengan cara yang pertama, hanya saja penyulingan dilakukan dengan satu
drum dimana daun nilam disimpan di atas piringan penyaring, dan air berada di drum
bagian bawah. Kemudian air di panaskan, dan daun nilam akan terkena uap air tersebut
(Ketaren., 1987).
3. Di uap
Cara penyulingan yang terakhir yaitu dengan cara di uap, penyulingan dengan cara ini
merupakan penyulingan yang sempurna. Karena minyak yang dihasilkan tidak tercampur
dengan air, sehingga hasil minyak atsiri dapat terjamin kualitasnya. Prinsip dari cara uap
yaitu daun nilam tidak terkontak langsung dengan air maupun api. Uap dengan tekanan
tinggi dialirkan langsung melalui pipa ke katel/drum perebus air ke katel yang satunya
yang berisi daun nilam. Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor
hingga mengalami proses kondensasi. Kemudian cairan yang keluar menete ditampung
dan selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan minyak nilam berkualitas tinggi
(Ketaren., 1987).
10
.
Tanaman kayu putih (Melalauca leucadendron Linn.) merupakan salah satu tanaman
penghasil minyak atsiri yang penting bagi industri minyak atsiri di Indonesia. Tanaman
kayu putih merupakan salah satu tanaman penghasil produk hasil hutan bukan kayu yang
memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan. Potensi tanaman kayu putih di
Indonesia cukup besar mulai dari daerah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tenggara, Bali dan Papua yang berupa hutan alam kayu putih. Sedangkan yang berada di
Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat berupa hutan tanaman kayu putih (Mulyadi
2005).
Minyak kayu putih merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang banyak digunakan
untuk bahan berbagai produk kesehatan atau farmasi sehingga minyak kayu putih
menjadi produk yang banyak dicari. Kebutuhan minyak kayu putih saat ini semakin
meningkat dengan semakin berkembangnya variasi dari pemanfaatan minyak kayu putih.
Menurut Rimbawanto dan Susanto (2004), suplai tahunan minyak kayu putih yang
dibutuhkan Indonesia sebesar 1500 ton sedangkan Indonesia sendiri hanya mampu
menyuplai sebesar 400 ton dan kekurangannya dipenuhi dengan impor minyak ekaliptus
dari Negara Cina (Mulyadi 2005).
Daun tanaman kayu putih memiliki khasiat secara empiris pada pengobatan gejala
penyakit seperti batuk, pilek, mual, dan muntah. Daun nya dapat digunakan setelah
dihancurkan atau dibakar terlebih dahulu, dihirup langsung baunya, dan diminum air
rebusan dari daun kayu putih tersebut . Senyawa 1,8-Cineole memiliki beberapa khasiat
secara klinis dalam mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti influenza serta
meringankan sesak napas pada pasien asma bronkial . Penelitian kandungan 1,8-Cineole
11
pada minyak kayu putih memiliki potensi menghambat virus penyebab Covid-19
(Mulyadi 2005).
Minyak kayu putih yang didapatkan menggunakan destilasi uap dan air dari daun kayu
putih sebanyak 5 kg selama 3 hari menghasilkan rendemen sebesar 2,32 %v/b. Penelitian
yang membandingkan metode dalam destilasi minyak kayu putih, hasil rendemen didapat
dengan menggunakan metode destilasi uap-air sebanyak 2,5%v/b, lebih besar
dibandingkan dengan metode lain (Mulyadi 2005).
Jahe (Zingiber Officinale) merupakan merupakan salah satu komoditas pertanian yang
menempati posisi penting dalam perekonomian masyarakat indonesia, sebagai rempah-
rempah yang diperdagangkan secara luas. Selain sebagai obat, dalam kehidupan sehari-
hari dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti bumbu dapur, campuran bahan
industri makanan dan minuman, kosmetik, dan parfum(Koensoemardiyah, 2009)..
Dalam metode penyulingan, kandungan minyak atsiri dalam sebuah rimpang jahe, kurang
lebih sebesar satu hingga tiga persen. Ada beberapa teknik penyulingan minyak atsiri
pada rimpang jahe yang dapat dilakukan, yaitu; metode perebusan. Bahan baku dalam hal
ini rimpang jahe direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri akan menguap bersama uap
air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan
untuk metode ini disebut alat suling perebus. Setelah perebusan, dilanjutkan dengan
metode pengukusan. Rimpang jahe (bahan baku) dikukus di dalam ketel yang
konstruksinya hampir sama dengan dandang. Minyak atsiri akan menguap dan terbawa
oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan
untuk metode ini disebut suling pengukus. Kemudian metode uap langsung, dimana
bahan baku (rimpang jahe) dialiri dengan uap yang berasal dari ketel pembangkit uap.
12
Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor
untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling uap langsung
(Koensoemardiyah, 2009).
13
diinginkan. Segera setelah air mendidih, minyak sudah dapat terlihat pada tabung
pemisah. Adapun lama penyulingan sangat tergantung dari banyaknya bahan dan
kapasitas ketel. Namun, cara mudah untuk mengetahui akhir dari proses penyulingan
yaitu tidak keluarnya minyak yang dapat dilihat pada tabung pemisah (florentine
flask). Minyak yang keluar segera ditampung dalam wadah penampung dengan
membuka keran pada tabung pemisah. Konstruksi wadah penampung hendaknya
dapat menghindari penguapan yang lebih banyak, misalnya menggunakan botol
dengan mulut yang kecil. Selain itu, usahakan agar suhu pada wadah penampung
antara 20—25o C untuk menghindari penguapan (Sastrohamidjojo, 2004).
Pohon gaharu merupakan salah satu tanaman dari Divisi Spermatophyta, sub divisi
Angiospermae, dan Class Dicotyledoneae. Gaharu merupakan salah satu komoditi Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki nilai jual sangat mahal dan harganya lebih
tinggi dibandingkan HHBK lainnya. Gaharu digunakan sebagai bahan dasar dalam
industri parfum, dupa, kosmetik, dan obat-obatan sehingga gaharu bisa dikatakan sebagai
salah satu jenis komoditi HHBK yang memiliki nilai multiguna (Sumarna, 2002). Potensi
gaharu yang sangat tinggi biasanya berasal dari jenis Aquilaria malaccensis. Gaharu
merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi yang sudah
diperdagangkan oleh Bangsa Indonesia sejak jaman pemerintahan Belanda pada tahun
1918-1925 dengan volume ± 11ton/tahun. Setelah era kemerdekaan ekspor gaharu
semakin meningkat tercatat pada tahun 1983-1987 volumenya ± 103 ton/tahun, tahun
1990- 1998 mencapai 165 ton /tahun, dan hingga akhir tahun 2002 mencapai 446
ton/tahun (Sumarna, 2014).
Minyak gaharu merupakan minyak asiri yang diperoleh melalui proses penyulingan
(destilasi). Minyak asiri ini biasa digunakan pada pembuatan parfum maupun kosmetika
(Sumarna, 2002).
Penyulingan adalah suatu proses isolasi minyak asiri dari bahan bakunya dengan
bantuan uap air, dimana minyak dan air tidak bercampur. Karena sifat minyak asiri yang
demikian, maka kandungan minyak dalam kondensat (campuran air dan minyak yang
keluar dari kondensor) berbeda untuk setiap jenis bahan minyak asiri (Ma’mun, 2012).
14
Menurut (Ma’mun, 2012), terdapat tiga cara penyulingan minyak asiri yang lazim
digunakan sebagai berikut:
1. Penyulingan secara direbus (water distillation) dimana bahan dalam ketel
direndam dengan air.
2. Penyulingan secara dikukus (water and steam distillation) pada sistem ini bahan
ditaruh pada saringan dengan jarak tertentu diatas permukaan air didalam ketel
suling.
3. Penyulingan dengan uap langsung dimana bahan berada dalam ketel suling dan
uap yang berasal dari ketel uap (boiler) dialirkan dengan tekanan tertentu pada
bagian bawah ketel suling.
Menurut (Humairo, 2010), proses penyulingan minyak gaharu dengan cara pengukusan
melalui tiga tahap yaitu:
1. Gaharu yang akan dijadikan sebagai bahan baku disiapkan dengan beberapa tipe
gaharu yang berbeda. Jumlah bahan bakunya disesuaikan dengan kapasitas alat
berupa ketel penyulingan.
2. Masukkan bahan baku gaharu ke dalam ketel kukus.
3. Alirkan air ke dalam bagian ketel bahan.
Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) dikenal sebagai tanaman rempah yang
memiliki nilai ekonomi dan multiguna. Produksi pala Indonesia sekitar 19,9 ribu ton per
tahun (Nurdjanah, 2007).
Potensi pengembangan industri minyak pala sangat besar. Hal tersebut berdasar
pada semakin banyaknya komoditi-komoditi industri yang menggunakan bahan baku
minyak pala. Minyak pala dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti
untuk pewangi, makanan, flavor, bahan dalam pasta gigi, obat-obatan analgesik,
antioksidan, antiseptik, bahan kosmetik, campuran pada bahan sabun, deterjen dan lotion.
Selain itu, dari proes penyulingan buah pala juga dapat dihasilkan oleoresin. Oleoresin
tersebut dapat digunakan sebagai fragrans dalam cologne, parfum dan banyak lagi
kegunaan lainnya (Balittro, 2002)
Cendana (Santalum album L.) merupakan jenis tanaman asli Indonesia yang
tumbuh endemik di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang banyak dijumpai di Pulau
Timor, Sumba, Alor, Solor, Pantar, Flores, Roti dan pulau-pulau lainnya. Tanaman
cendana tergolong tanaman yang sangat penting karena mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Cendana NTT mempunyai keunggulan diantaranya memiliki kadar minyak
15
dan produksi kayu teras yang tinggi. Kayu cendana menghasilkan minyak atsiri dengan
aroma yang harum dan banyak digemari, sehingga mempunyai nilai pasar yang cukup
baik. Cendana merupakan satu-satunya di antara 22 jenis dari genus Santalum yang ada
di dunia, tumbuh secara alami di Indonesia. Cendana sudah sulit ditemukan di pulau-
pulau yang dahulu dikenal mempunyai banyak pohon cendana. Di Pulau NTT yang
dahulu dikenal sebagai “Pulau dengan Tikar Permadani Cendana”, dalam kurun waktu 10
tahun (1987 s/d 1997) jumlah pohon cendana mengalami penurunan hingga 53,95 %
yaitu dari 554.942 pohon menjadi 250.940 pohon (Waluyo, 2006)
Minyak gurjun balsam merupakan salah satu minyak atsiri asal Indonesia yang diisolasi
dari resin tanaman Dipterocarpus turbinatus. Minyak gurjun balsam memiliki aroma
yang harum dan digunakan sebagai obat tradisional di daerah Indocina. Kandungan kimia
utama minyak balsam gurjun adalah alfa-kopaena dan beberapa senyawa golongan
seskuiterpen (C15H24) lainnya. (Turkezet al., 2014)
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu:
(1) pengempaan (pressing),
(2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction),
(3) penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak
digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri.
16
Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga
terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan
uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan (Turkezet al., 2014).
.
Minyak atsiri jeruk purut dapat digunakan sebagai flavor alami pada bahan pangan.
Penggunaan minyak jeruk purut sebagai flavor dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu kelompok flavor larut air dan flavor yang larut lemak. Flavor jeruk purut yang larut
dalam air dapat digunakan sebagai flavoring pada soft drink dan minuman teh beraroma
jeruk. Sedangkan flavor jeruk purut yang larut lemak dapat digunakan pada jenis
masakan seperti tom yam soup, kue, produk-produk bakeri dan produk-produk coklat.
Manfaat komponen aktif minyak atsiri ini dalam industri makanan sebagai penyedap dan
penambah cita rasa, dalam farmasi sebagai anti nyeri dan anti bakteri, dalam industri
bahan pengawet sebagai insektisida, dalam industri kosmetik dan personal care products
yaitu sebagai bahan aktif sabun, pasta gigi, lotion, skin care, serta produk kecantikan,
(Widiastuti, 2012).
17
BAB III
A. Kesimpulan
Minyak atsiri( minyak menguap- volatile oil) merupakan tipe minyak yang berasal
dari bahan nabati, bertabiat gampang menguap pada temperatur kamar tapa hadapi
peruraian serta apabila dibiarkan terbuka serta mempunyai bau semacam tumbuhan
asalnya( khas). Minyak atsiri bertabiat gampang menguap sebab titik uanya rendah.
Tidak hanya itu lapisan senyawa komponennya kokoh mempengaruhi saraf manusia
( paling utama di hidung)
sehingga kerap sekali membagikan dampak psikologi tertentu. Minyak atsiri ialah
senyawa yang berarti selaku bahwa wewangian perlengkapan serta pula buat bumbu dan
selaku cita rasa dalam industri santapan. Pada industri minuman beralkohol berguna
dalam pembuatan butter, cordials, rums, vermouths, whiskies, wines, seta sebagainya.
B. Saran
Dalam penyajian makalah ini banyak kekurangan dan kelemahan maka dari itu sudi
kiranya teman-teman memberikan kritikan atau saran, yang nantinya akan berguna untuk
memperbaiki hasil makalah ini dan bermanfaat bagi kita semua dimasa yang akan datang.
18
DAFTAR PUSTAKA
Rusli, M.S. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka. Jakarta Surahman
dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta : Departemen Kesehatan
Setiyono Joko, 2012. Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Kadar Minyak atsiri Pada
Rimpang Jahe Emprit (Zingeberis rhizoma var. Amarum). Akafarma Sunan Giri Ponorogo.
Ponorogo
MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol. 9, No.2, Desember 2020, hal 36-41
SNI, “Minyak kayu putih,” Badan Standar Nas. ICS 71.100.60, pp. 1–12, 2006.
Setia Budi, J. J., Yuli Damayanti, N. L., Dhani, Y. R., & Antari Dewi, N. P. (2018). Ekstraksi
dan karakterisasi minyak atsiri bunga kenanga (cananga odorata) dan aplikasinya sebagai
penolak nyamuk pada lotion dan parfum. Jurnal Kimia, 19.
Ni nyoman Wahyu Udayani, Herleeyana merliyani, K. agus adrianta. (2017). Efektivitas bunga
kenanga (cananga odorata hook.f & th) sebagai hepatoprotektor pada tikus putih ( rattus
19
norvegicus) yang diinduksi carbon tetra chloride. Medicamento, 3(2), 84–90. Rini pujiarti, Titis
Bud
Eka Puspita Dewi,2017. Efektivitas Kombinasi Minyak Atsiri, Fakultas Teknik UMP.
F. Chen, Y. Zu, and L. Yang, “A Novel Approach for Isolation of Essential Oil from Fresh
Leaves of Magnolia Sieboldii using Microwave-Assisted Simultaneous Distillation and
Extraction,”Sep. Purif. Technol., vol. 154, pp. 271–280, 2015.
20