0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan23 halaman

Makalah Farmakognosi

Diunggah oleh

Meiva Keyss
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan23 halaman

Makalah Farmakognosi

Diunggah oleh

Meiva Keyss
Hak Cipta
© © All Rights Reserved
Kami menangani hak cipta konten dengan serius. Jika Anda merasa konten ini milik Anda, ajukan klaim di sini.
Format Tersedia
Unduh sebagai DOCX, PDF, TXT atau baca online di Scribd
Anda di halaman 1/ 23

MAKALAH FARMAKONOGSI

“ MINYAK ATSIRI”

Dosen Pengampu :

apt.Sry Ulina Karo-Karo, S.farm.,M.Farm

Disusun oleh

kelompok 3 :

DINI AULIA PRATIWI (2101011212)

INKA M.KESEK (2301200620)

MEISSY MAULIA (2101011226)

MICHELLY I.NUSSY (2301200625)

RASNIDAR LAIA (2101011233)

YESSY LANASARY (2101011249)

Program studi Sarjana Farmasi


Fakultas Farmasi dan kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia
Tahun 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Farmakonogsi.

Dan tak lupa sholawat serta salam tetap tecurah kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah
menuntun kita dari jalan yang gelap gulita menuju jalan yang terang dengan membawa agama
yang sempurna addinul islam.

Makalah yang kami susun ini menguraikan tentang minyak atsiri. Makalah yang berjudul
'Minyak Atsiri" ini juga bertujuan agar kita mengetahui tentang materi minyak atsiri. Makalah ini
masih jauh dari sempurna, ole karena tu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Dan semoga dengan
selesainya makalah ini dapat memberikan wawasan yang luas bagi pembaca.

Medan, 3 oktober 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................2
1.3 Tujuan ..............................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................3
2.1 Definisi Minyak Atsiri.......................................................................................................3
2.2 Struktur Minyak Atsiri.......................................................................................................4
2.3 Keberadaan Sifat dan Manfaat Minyak Atsiri...................................................................4
2.4 Penggolongan Minyak Atsiri.............................................................................................6
2.5 Contoh Minyak Atsiri Dalam Bidang Farmasi..................................................................8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................................................15
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................15
3.2 Saran ................................................................................................................................15
Daftar Pustaka .......................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanah Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman rempah-rempah. Kekayaan alam akan
berbagai tanaman hayati, telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara
pengekspor rempah-rempah terbesar di dunia sampai sekarang disamping India dan Cina.
Pemerintah mengakui rempah-rempah merupakan salah satu bahan ekspor non migas yang
paling stabil dan sebagai salah satu penyumbang devisa negara cukup besar. Hal in teruji
pada saat krisis moneter tahun 1998 rempah-rempah merupakan komoditas ekspor Indonesia
yang paling menguntungkan. Berdasarkan data tersebut Indonesia menjadikan rempah-
rempah sebagai salah satu topik penelitian unggulan saat ini. (Hardjono, 2004).
Minyak atsiri merupakan salah satu produk bahan rempah-rempah. Minyak atsiri lazim
disebut minyak yang mudah menguap (volatil oils). Minyak atsiri umumnya berwujud cair,
diperoleh dari bagian tanaman akar, kulit batang, daun, buah, biji atau bunga dengan cara
destilasi up, ekstaksi atau dipres (ditekan). Minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak
akar wangi, minyak nilam, minyak kenanga, minyak kayu cendana merupakan beberapa
bahan ekspor minyak atsiri Indonesia. Minyak atsir awalnya digunakan sebagai bahan
pewangi, parfum, obat-obatan, dan bahan aroma makanan. Dalam perkembangan sekarang
hasil sintesis senyawa turunanan minyak atsiri dapat digunakan sebagai feromon, aditif
biodisel, antioksidan, polimer, aromaterapi, penjerap logam, sun screen block dan banyak
lagi kegunaan lainnya. Minyak atsiri adalah minyak mudah menguap atau minyak terbang,
merupakan campuran dari senyawa yang berwujud cairan yang diperoleh dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun, buah, biji, maupun dari bunga dengan cara penyulingan
(Hardjono, 2004).
Tanaman penghasil minyak atsiri di Indonesia tercatat sebanyak kurang lebih 45 jenis
tanaman (Mulyadi, 2008). Salah satu jenis tanaman penghasil minyak atsiri yang berada di
Indonesia adalah Nigella Sativa L (DEPKES RI, 1979).
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Minyak Atsiri
2. Struktur Minyak Atsiri
3. Keberadaan Sifat dan manfaat Minyak Atsiri
4. Penggolongan Minyak Atsiri
5. Contoh Minyak Atsiri di Bidang Farmasi

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian minyak atsiri
2. Untuk mengetahui struktur minyak atsiri
3. Untuk mengetahui keberadaa sifat dan manfaat minyak atsiri
4. Untuk mengetahui penggolongan isolasi minyak atsiri
5. Untuk mengetahui contoh-contoh minyak atsiri di bidang farmasi

1.4 Manfaat Penulisan


Agar pembaca dapat menambah pengetahuan yang lebih mendalam tentang minyak atsiri
yang terkandung dalam tanaman.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Minyak Atsiri


Minyak asiri / atsiri dikenal juga dengan nama minyak eteris (aetheric oil), minyak
esensial (essential oil), minyak aromatik (aromatic oil) atau minyak terbang (volatile oil)
yang dihasilkan oleh tanaman. Minyak atsiri merupakan salah satu hasil sisa proses
metabolisme dalam tanaman, yang terbentuk karena reaksi antara berbagai persenyawaan
kimia dengan adanya air. Minyak tersebut di sintesis dalam sel kelenjar pada jaringan
tanaman dan ada juga yang terbentuk dalam pembuluh resin, misalnya minyak terpentin dari
pohon pinus. Minyak atsiri selain dihasilkan oleh tanaman dapat juga terbentuk dari hasil
degradasi trigliserida oleh enzim atau dapat dibuat secara sintesis (Ketaren, 1985).
Minyak atsiri didefinisikan sebagai produk hasil penyulingan dengan uap dari bagian-
bagian suatu tumbuhan. Minyak atsiri dapat mengandung puluhan atau ratusan bahan
campuran yang mudah menguap (volatile) dan bahan campuran yang tidak mudah menguap
(non-volatile), yang merupakan penyebab karakteristik aroma dan rasanya. Kata essential oil
diambil dari kata quintessence, yang berarti bagian penting atau perwujudan murni dari
suatu material, dan pada konteks ini ditujukan pada aroma tau essence yang dikeluarkan oleh
beberapa tumbuhan (misalnya rempah-rempah, daun-daunan dan bunga). Kata volatile oil
adalah istilah kata yang lebih jelas dan akurat secara teknis untuk mendeskripsikan essential
oil, dengan pengertian bahwa volatile oil yang secara harfiah berarti minyak terbang atau
minyak yang menguap, dapat dilepaskan dari bahannya dengan bantuan di didihkan dalam
air atau dengan mentransmisikan uap melalui minyak yang terdapat didalam bahan bakunya
(Ketaren, 1985)
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu, seperti akar,
batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah menguap pada suhu
kamar (25°C) tanpa mengalami dekomposisi dan berbau wangi sesuai dengan tanaman
penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik tetapi tidak larut dalam air
(Gunther, 1990).
Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu, susunan
senyawa komponennya kuat memengaruhi saraf manusia (terutama dihidung) sehingga

3
seringkali memberikan efek psikologis tertentu. Setiap senyawa penyusun memiliki efek
tersendiri, dan campurannya dapat menghasilkan rasa yang berbeda. Karena pengaruh
psikologis ini, minyak atsiri merupakan komponen penting dalam aromaterapi (Gunther,
1990).

2.2 Struktur Minyak Atsiri


Struktur kimia minyak atsiri dibagi menjadi 2 kelompok utama yaitu terpenoids dan
phenylpropranoids. Terpenoids sangat beragam, terlihat dari kerangka karbon yang berbeda
dan berbagai macam oxygenated derivatives termasuk alkohol, ester, aldehid, keton, eter,
peroksida dan fenol. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit
berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu
aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik
terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil). Secara kimia, terpena
minyak atsiri dapat dipilah menjadi dua golongan yaitu monoterpena dan seskuiterpena,
berupa isoterpenoid Co dan Cis yang mempunyai jangka titik didihnya berbeda, titik didih
monoterpena 140-180°C sedangkan titik didih seskuiterpena lebih dari 200°C, secara kimia
monoterpena dan seskuiterpen dipilah-pilah berdasarkan kerangka karbon dasarya, dalam
setiap golongan dikenal banyak senyawa yang berbeda missal bisabolena, atau bisiklik
misalmya B- sellmena dan karotol (Harborne, 1987)

2.3 Keberadaan Sifat dan Manfaat Minyak Atsiri


2.3.1 Sifat-Sifat Minyak Atsiri
a. Sifat Fisika
1. Bau yang Karakteristik
Minyak atsiri adalah minyak yang dihasilkan dari jaringan tanaman tertentu,
seperti akar, batang, kulit, bunga, daun, biji dan rimpang. Minyak ini bersifat mudah
menguap pada suhu kamar (25°C) tapa mengalami dekomposisi dan berbau wangi
sesuai dengan tanaman penghasilnya, serta umumnya larut dalam pelarut organik
tetapi tidak larut dalam air (Gunther, 1990).

4
2. Bobot Jenis
Bobot jenis adalah perbandingan bobot zat di udara pada suhu 25°C terhadap
bobot air dengan volume dan suhu yang sama. Penentuan bobot jenis menggunakan
alat piknometer. Berat jenis minyak atsiri umumnya berkisar antara 0,800-1,180.
Bobot jenis merupakan salah satu kriteria penting dalam penentuan mutu dan
kemurnian minyak atsiri (Gunther, 1987).
3. Kelarutan dalam Alkohol
Kelarutan dalam alkohol merupakan nilai perbandingan banyaknya minyak atsiri
yang larut sempurna dengan pelarut alkohol. Setiap minyak atsiri mempunyai nilai
kelarutan dalam alkohol yang spesifik, sehingga sifat ini bisa digunakan untuk
menentukan suatu kemurnian minyak (Gunther, 1990).
b. Sifat Kimia
1. Bilangan Asam

Bilangan asam pada minyak atsiri menandakan adanya kandungan asam organik
pada minyak tersebut. Asam organik pada minyak atsiri bisa terdapat secara alamiah.
Nilai bilangan asam dapat digunakan untuk menentukan kualitas minyak (Kataren,
1985).
2. Bilangan Ester
Bilang ester merupakan banyaknya jumlah alkali yang diperlukan untuk
penyabunan ester. Adanya bilangan ester pada minyak dapat menandakan bahwa
minyak tersebut mempunyai aroma yang baik . Minyak atsiri yang kita kenal selama
ini, memiliki sifat mudah menguap dan mudah teroksidasi. Hal itulah yang
menyebabkan perubahan secara fisika maupun kimia pada minyak atsiri. Perubahan
sifat kimia minyak atsiri dapat terjadi (Kataren, 1985).

a. Penyimpanan bahan
Penyimpanan bahan sebelum dilakukan pengecilan ukuran
bahan mempengaruhi jumlah minyak atsiri, terutama dengan adanya penguapan
secara bertahap yang sebagian besar disebabkan oleh udara yang bersuhu cukup
tinggi. Oleh karena itu, bahan disimpan pada udara kering bersuhu rendah (Kataren,
1985)

5
b. Proses ekstraksi
Proses ekstraksi dibagi menjadi beberapa proses, yaitu:
 Proses ekstraksi : perubahan sifat kimia dapat disebabkan karena suhu
ekstraksi terlalu tinggi.
 Proses distilasi : perubahan sifat kimia pada proses ini terutama
disebabkan karena adanya air, up air, dan suhu tinggi.
 Proses pengepresan : perubahan sifat kimia pada proses ini
terutamadisebabkan karena minyak atsiri berkontak dengan udara
(Kataren, 1985)

Manfaat dan Fungsi Minyak Atsiri

Minyak atsiri biasanya dimanfaatkan sebagai salah satu campuran pada bahan baku
pada industri kosmetik, sabun dan deterjen, farmasi, produk makanan dan minuman dan
masih banyak produk lainnya. Minyak atsiri digunakan sebagai pengikat aroma pada
industri kosmetik dan farmasi serta sebagai pemberi rasa pada industri. Kegunaan minyak
atsiri sangat banyak tergantung dari jenis tumbuhan dan hasil penyulingan nya.Minyak
atsiri digunakan sebagai bahan baku perisa maupun pewangi,industri kosmetik dan
parfum menggunakan minyak atsiri kadang sebagai pewangi buatan shampo,sabun,lotion
dan parfum. Industri makanan menggunakan minyak atsiri setelah mengalami
penggolahan sebagai perisa atau menambah cita rasa. Industri farmasi biasa
menggunakan sebagai obat anti nyeri,anti infeksi pembunuh bakteri . Fungsi minyak
atsiri sebagai fragrance juga digunakan untuk menutupi bau tak sedap bahan bahan lain
seperti obat pembasmi serangga yang diperlukan oleh industri bahan pengawet dan
insektisida (Gunawan,1960)

Beberapa fungsi dari minyak atsiri adalah:


a.Membantu proses penyerbukan
b.Mencegah kerusakan tanaman oleh serangga atau hewan
c.Sebagai cadangan makanan dalam tanaman (Gunawan,1960)

6
2.4 Penggolongan Minyak Atsiri

parfum, sehingga didapatkan minyak atsiri yang bebas


terpen(Widyastuti,kiki dkk. 2001).
2.6 GOLONGAN MINYAK ATSIRI
Komponen minyak atsiri merupakan senyawa penyusun minyak atsiri. Minyak
atsiri dipecah jadi sebagian kalangan selaku berikut( Simbolon, R. 2012 ).
1. Minyak atsiri hidrokarbon
Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar
terdiri dari senyawa- senyawa hidrokarbon, misalnya: Minyak terpentin
diperoleh dari tanaman- tanaman bermarga pinus.
2. Minyak atsiri alkohol
Minyak pipermin ialah minyak atsiri alkohol yang berarti diantara
minyak atsiri alkohol yang lain. Minyak ini dihasilkan oleh daun tumbuhan
Mentha piperita Linn.(nama wilayah: poko, famili Labiatae). Selaku
penyusun utamanya merupakan mentol. Pada bidang farmasi digunakan
selaku anti gatal, bahan pewangi serta pelega hidung tersumbat.
Komponen minyak atsiri merupakan senyawa penyusun minyak atsiri. Minyak atsiri
dipecah jadi sebagian kalangan selaku berikut ( Simbolon, R. 2012 ).

1. Minyak atsiri hidrokarbon

Minyak atsiri kelompok ini komponen penyusunnya sebagian besar terdiri dari senyawa-
senyawa hidrokarbon, misalmya: Minyak terpentin diperoleh dari tanaman- tanaman
bermarga pinus. ( Simbolon, R. 2012 ).

2. Minyak atsiri alkohol

Minyak pipermin ialah minyak atsiri alkohol yang berarti diantara minyak atsiri alkohol
yang lain. Minyak in dihasilkan oleh daun tumbuhan Mentha piperita Linn. (nama
wilayah: poko, famili Labiatae). Selaku penyusun utamanya merupakan mentol. Pada
bidang farmasi digunakan selaku anti gatal, bahan pewangi seta pelega hidung tersumbat
( Simbolon, R. 2012 ).

3. Minyak atsiri fenol

Minyak cengkeh ialah minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari tumbuhan Eugenia
caryophyllata ataupun Syzigium caryophyllum(famili Mystaceae). Bagian yang

7
dimanfaatkan bunga seita daun. Minyak cengkeh, paling utama tersusun oleh eugenol,
ialah hingga 95% dari jumlah minyak atsiri totalitas ( Simbolon, R. 2012 ).

4. Minyak atsiri eter fenol

Minyak adas ialah minyak atsiri eter fenol. Minyak adas berasal dari hasil penyulingan
buah Pimpinella anisum ataupun dari Foeniculum vulgare. Minyak yang dihasilkan,
paling utama tersusun oleh komponen-komponen terpenoid semacam anetol, sineol,
pinena seta felandrena ( Simbolon, R. 2012 ).

5. Minyak atsiri oksida

Minyak kayu putih ialah minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi daun Melaleuca
leucadendon L(famili Myrtaceae). Komponen penyusun minyak atsiri kayu putih sangat
utama merupakan sineol( 85%) ( Simbolon, R. 2012 ).

6. Minyak atsiri ester

Minyak gondopuro ialah atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari isolasi daun serta
batang Gaultheria procumbens I(famili Erycaceae).Komponen penyusun minyak in
merupakan metil salisilat. Minyak in digunakan selaku korigen odoris, bahan far fum,
dalam industri permen ( Simbolon, R. 2012 ).

2.5 Contoh minyak atsiri yang di gunakan dalam bidang farmasi

1.Minyak atsiri dari cengkeh

Minyak atsiri hasil penyulingan dari daun cengkeh memiliki manfaat sebagai bahan
pembuatan parfum dan pemberi cita rasa makanan. Selain itu minyak atsiri juga
menghasilkan antibakteri dan antifungi. Efek minyak cengkeh dalam menghambat
pertumbuhan mikroba B. subtillis, S. aureus dan dalam perdagangan internasional
minyak atsiri dibagi menjadi 3 jenis yang berdasarkan pada sumbernya yaitu minyak
daun cengkeh atau clove leaf oil (CLO), minyak tangkai cengkeh atau clove stem oil
(CSO) dan minyak bunga cengkeh atau clove bud oil (CBO) (Jayanudin, 2011).

8
.

Cara pembuatan minyak atsiri dari cengkeh :

Daun cengkeh kering seberat 1,5 kg yang sudah bersih dari kotoran dimasukkan dalam
ketel suling dan ditutup dengan rapat. Steam dari boiler dialirkan ke ketel suling dengan
tekanan 0,5 barG, 1 barG dan 1,5 barG selama 5, 6 dan 7 jam. Cairan yang keluar dari
condenser diamkan selama 24 jam untuk memisahkan air dan minyak. Pada tahap
pemurnian minyak daun cengkeh menggunakan metode yang telah dilakukan oleh
Marwati dkk. (2005), minyak daun (Jayanudin, 2011).

cengkeh dimurnikan dengan bentonit 10% dari berat minyak pada suhu 50oC sambil
diaduk selama 1 jam. Minyak daun cengkeh yang telah terpisah dari bentonit
ditambahkan Na2SO4 anhidrat dan diamkan selama 15 menit kemudian pisahkan air dan
Na2SO4 dalam minyak. Minyak daun cengkeh (Jayanudin, 2011).

2. Minyak atsiri dari nilam

Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman yang banyak
mengandung minyak atsiri. Minyak atsiri dari tanaman Nilam disebut minyak Nilam.
Minyak Nilam biasanya digunakan sebagai zat pengikat pada parfum dan sebagai
campuran dalam pembuatan produk farmasi seperti kosmetika dan obat-obatan (Ketaren.,
1987).

Pembuatan minyak atsiri dari nilam dengan cara penyulingan

1. Di rebus

Cara penyulingan minyak nilam yang pertama adalah dengan cara direbus. Cara ini
merupakan cara yang paling baik. Pada dasarnya sistem pengolahan dengan cara ini
adalah dengan mengalirkan uap bertekanan tinggi. Pada cara ini harus ada dua drum yaitu
drum perebus air dan drum bahan nilam. Sistem kerjanya uap yang dihasilkan dari drum
perebus air dialirkan pada drum bahan nilam. Bahan nilam yang akan disuling

9
ditempatkan pada atas piringan yang berlubang lubang di dalam drum tersebut. Piringan
berlubang ini bisa lebih dari satu dengan penempatan secara bertingkat, dan diberi jarak
pada setiap tingkatnya, baik pada bagian atas maupun pada bagian bawahnya. Begitu juga
antara piringan tersebut dengan alas drum juga harus ada jarak kosongnya, hal ini
dimaksudkan untuk menampung uap yang dihasilkan dari drum perebus air. Uap dari
drum perebus air dialirkan ke drum bahan. Bersama uap ini minyak nilam akan terbawa
mengalir ke pipa pendingin. Kemudian setelah mengalami pendinginan, campurkan air
dengan minyak. Karena masa zar air dan minyak berbeda, maka kedua zat ini akan
memisah dengan sendirinya. Maka dengan mudah minyak nilam berkualitas tinggi bisa
dipisahkan dari air tersebut (Ketaren., 1987).

2. Di kukus

Cara penylingan yang berikutnya adalah dengan cara di kukus. Cara penyulingan ini
hampir sama dengan cara yang pertama, hanya saja penyulingan dilakukan dengan satu
drum dimana daun nilam disimpan di atas piringan penyaring, dan air berada di drum
bagian bawah. Kemudian air di panaskan, dan daun nilam akan terkena uap air tersebut
(Ketaren., 1987).

3. Di uap

Cara penyulingan yang terakhir yaitu dengan cara di uap, penyulingan dengan cara ini
merupakan penyulingan yang sempurna. Karena minyak yang dihasilkan tidak tercampur
dengan air, sehingga hasil minyak atsiri dapat terjamin kualitasnya. Prinsip dari cara uap
yaitu daun nilam tidak terkontak langsung dengan air maupun api. Uap dengan tekanan
tinggi dialirkan langsung melalui pipa ke katel/drum perebus air ke katel yang satunya
yang berisi daun nilam. Uap air yang keluar dialirkan lewat pipa menuju kondensor
hingga mengalami proses kondensasi. Kemudian cairan yang keluar menete ditampung
dan selanjutnya dipisahkan untuk mendapatkan minyak nilam berkualitas tinggi
(Ketaren., 1987).

10
.

3.Minyak atsiri dari Kayu putih

Tanaman kayu putih (Melalauca leucadendron Linn.) merupakan salah satu tanaman
penghasil minyak atsiri yang penting bagi industri minyak atsiri di Indonesia. Tanaman
kayu putih merupakan salah satu tanaman penghasil produk hasil hutan bukan kayu yang
memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan. Potensi tanaman kayu putih di
Indonesia cukup besar mulai dari daerah Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi
Tenggara, Bali dan Papua yang berupa hutan alam kayu putih. Sedangkan yang berada di
Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat berupa hutan tanaman kayu putih (Mulyadi
2005).

Minyak kayu putih merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang banyak digunakan
untuk bahan berbagai produk kesehatan atau farmasi sehingga minyak kayu putih
menjadi produk yang banyak dicari. Kebutuhan minyak kayu putih saat ini semakin
meningkat dengan semakin berkembangnya variasi dari pemanfaatan minyak kayu putih.
Menurut Rimbawanto dan Susanto (2004), suplai tahunan minyak kayu putih yang
dibutuhkan Indonesia sebesar 1500 ton sedangkan Indonesia sendiri hanya mampu
menyuplai sebesar 400 ton dan kekurangannya dipenuhi dengan impor minyak ekaliptus
dari Negara Cina (Mulyadi 2005).

Daun tanaman kayu putih memiliki khasiat secara empiris pada pengobatan gejala
penyakit seperti batuk, pilek, mual, dan muntah. Daun nya dapat digunakan setelah
dihancurkan atau dibakar terlebih dahulu, dihirup langsung baunya, dan diminum air
rebusan dari daun kayu putih tersebut . Senyawa 1,8-Cineole memiliki beberapa khasiat
secara klinis dalam mengobati penyakit infeksi saluran pernapasan seperti influenza serta
meringankan sesak napas pada pasien asma bronkial . Penelitian kandungan 1,8-Cineole

11
pada minyak kayu putih memiliki potensi menghambat virus penyebab Covid-19
(Mulyadi 2005).

Cara pembuatan minyak kayu putih dengan cara destilasi :

Minyak kayu putih yang didapatkan menggunakan destilasi uap dan air dari daun kayu
putih sebanyak 5 kg selama 3 hari menghasilkan rendemen sebesar 2,32 %v/b. Penelitian
yang membandingkan metode dalam destilasi minyak kayu putih, hasil rendemen didapat
dengan menggunakan metode destilasi uap-air sebanyak 2,5%v/b, lebih besar
dibandingkan dengan metode lain (Mulyadi 2005).

4. Minyak atsiri dari Jahe

Jahe (Zingiber Officinale) merupakan merupakan salah satu komoditas pertanian yang
menempati posisi penting dalam perekonomian masyarakat indonesia, sebagai rempah-
rempah yang diperdagangkan secara luas. Selain sebagai obat, dalam kehidupan sehari-
hari dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan, seperti bumbu dapur, campuran bahan
industri makanan dan minuman, kosmetik, dan parfum(Koensoemardiyah, 2009)..

Dalam metode penyulingan, kandungan minyak atsiri dalam sebuah rimpang jahe, kurang
lebih sebesar satu hingga tiga persen. Ada beberapa teknik penyulingan minyak atsiri
pada rimpang jahe yang dapat dilakukan, yaitu; metode perebusan. Bahan baku dalam hal
ini rimpang jahe direbus di dalam air mendidih. Minyak atsiri akan menguap bersama uap
air, kemudian dilewatkan melalui kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan
untuk metode ini disebut alat suling perebus. Setelah perebusan, dilanjutkan dengan
metode pengukusan. Rimpang jahe (bahan baku) dikukus di dalam ketel yang
konstruksinya hampir sama dengan dandang. Minyak atsiri akan menguap dan terbawa
oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor untuk kondensasi. Alat yang digunakan
untuk metode ini disebut suling pengukus. Kemudian metode uap langsung, dimana
bahan baku (rimpang jahe) dialiri dengan uap yang berasal dari ketel pembangkit uap.

12
Minyak atsiri akan menguap dan terbawa oleh aliran uap air yang dialirkan ke kondensor
untuk kondensasi. Alat yang digunakan untuk metode ini disebut alat suling uap langsung
(Koensoemardiyah, 2009).

5. Minyak atsiri dari sereh


Tanaman serai (Cymbopogon sp.) memiliki akar serabut dan habitus herba (golongan
rumput). Batang tingginya antara 50-100 cm, bulat pipih, warna putih-coklat.
Daunnya lanset, tulang daun sejajar, berwarna hijau dan permukaan daun kasar.
Kandungan yang utama dalam tanaman serai secara umum mengandung flavonoid,
saponin, polifenol dan minyak atsiri (Depkes RI, 2001). Proses ekstraksi minyak atsiri
pada setiap bagian tanaman berbedabeda misalnya pada bunga dilakukan dengan cara
penyulingan dan herba dilakukan dengan cara destilasi. Prinsipnya proses destilasi
bertujuan untuk mengisolasi atau memisahkan dua atau lebih komponen zat cair
berdasarkan titik didihnya. Pada proses destilasi ada yang menggunakan air dan akan
berkontak langsung dengan bahan sehingga dikenal dengan hidrodestilasi. Hasil dari
proses destilasi biasanya masih berupa minyak atsiri kasar yaitu mengandung air atau
pelarut lainnya, sehingga harus dilakukan proses lanjutan dengan cara menarik air
dalam minyak atsiri dengan kualitas bagus dan biasanya jernih (Sastrohamidjojo,
2004).
Pembuatan minyak serai dilakukan dengan cara penyulingan. Proses penyulingan
diawali dengan memasukkan air terlebih dahulu hingga batas yang diinginkan. Pada
water and steam distillation, air dimasukkan hingga mendekati batas sarangan.
Selanjutnya, masukkan bahan ke dalam ketel suling. Sebelum proses penyulingan
dimulai, pastikan bahwa semua sambungan, lubang inlet maupun outlet telah tertutup
rapat (Sastrohamidjojo, 2004).
Hal ini penting dilakukan untuk menghindari kebocoran yang berakibat keluarnya
semburan liar uap dan terbuangnya uap asiri. Selanjutnya, pastikan bahwa air dalam
kondensor telah tersedia dalam jumlah yang diperlukan. Ketersediaan air ini penting
untuk memperlancar proses kondensasi. Setelah semua instalasi dipastikan aman dan
bekerja dengan baik, nyalakan api hingga suhu dan tekanan mencapai ukuran yang

13
diinginkan. Segera setelah air mendidih, minyak sudah dapat terlihat pada tabung
pemisah. Adapun lama penyulingan sangat tergantung dari banyaknya bahan dan
kapasitas ketel. Namun, cara mudah untuk mengetahui akhir dari proses penyulingan
yaitu tidak keluarnya minyak yang dapat dilihat pada tabung pemisah (florentine
flask). Minyak yang keluar segera ditampung dalam wadah penampung dengan
membuka keran pada tabung pemisah. Konstruksi wadah penampung hendaknya
dapat menghindari penguapan yang lebih banyak, misalnya menggunakan botol
dengan mulut yang kecil. Selain itu, usahakan agar suhu pada wadah penampung
antara 20—25o C untuk menghindari penguapan (Sastrohamidjojo, 2004).

6.Mnyak atsiri dari gaharu

Pohon gaharu merupakan salah satu tanaman dari Divisi Spermatophyta, sub divisi
Angiospermae, dan Class Dicotyledoneae. Gaharu merupakan salah satu komoditi Hasil
Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang memiliki nilai jual sangat mahal dan harganya lebih
tinggi dibandingkan HHBK lainnya. Gaharu digunakan sebagai bahan dasar dalam
industri parfum, dupa, kosmetik, dan obat-obatan sehingga gaharu bisa dikatakan sebagai
salah satu jenis komoditi HHBK yang memiliki nilai multiguna (Sumarna, 2002). Potensi
gaharu yang sangat tinggi biasanya berasal dari jenis Aquilaria malaccensis. Gaharu
merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi yang sudah
diperdagangkan oleh Bangsa Indonesia sejak jaman pemerintahan Belanda pada tahun
1918-1925 dengan volume ± 11ton/tahun. Setelah era kemerdekaan ekspor gaharu
semakin meningkat tercatat pada tahun 1983-1987 volumenya ± 103 ton/tahun, tahun
1990- 1998 mencapai 165 ton /tahun, dan hingga akhir tahun 2002 mencapai 446
ton/tahun (Sumarna, 2014).

Minyak gaharu merupakan minyak asiri yang diperoleh melalui proses penyulingan
(destilasi). Minyak asiri ini biasa digunakan pada pembuatan parfum maupun kosmetika
(Sumarna, 2002).
Penyulingan adalah suatu proses isolasi minyak asiri dari bahan bakunya dengan
bantuan uap air, dimana minyak dan air tidak bercampur. Karena sifat minyak asiri yang
demikian, maka kandungan minyak dalam kondensat (campuran air dan minyak yang
keluar dari kondensor) berbeda untuk setiap jenis bahan minyak asiri (Ma’mun, 2012).

14
Menurut (Ma’mun, 2012), terdapat tiga cara penyulingan minyak asiri yang lazim
digunakan sebagai berikut:
1. Penyulingan secara direbus (water distillation) dimana bahan dalam ketel
direndam dengan air.
2. Penyulingan secara dikukus (water and steam distillation) pada sistem ini bahan
ditaruh pada saringan dengan jarak tertentu diatas permukaan air didalam ketel
suling.
3. Penyulingan dengan uap langsung dimana bahan berada dalam ketel suling dan
uap yang berasal dari ketel uap (boiler) dialirkan dengan tekanan tertentu pada
bagian bawah ketel suling.
Menurut (Humairo, 2010), proses penyulingan minyak gaharu dengan cara pengukusan
melalui tiga tahap yaitu:
1. Gaharu yang akan dijadikan sebagai bahan baku disiapkan dengan beberapa tipe
gaharu yang berbeda. Jumlah bahan bakunya disesuaikan dengan kapasitas alat
berupa ketel penyulingan.
2. Masukkan bahan baku gaharu ke dalam ketel kukus.
3. Alirkan air ke dalam bagian ketel bahan.

7.Minyak atsiri dari pala

Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) dikenal sebagai tanaman rempah yang
memiliki nilai ekonomi dan multiguna. Produksi pala Indonesia sekitar 19,9 ribu ton per
tahun (Nurdjanah, 2007).
Potensi pengembangan industri minyak pala sangat besar. Hal tersebut berdasar
pada semakin banyaknya komoditi-komoditi industri yang menggunakan bahan baku
minyak pala. Minyak pala dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan seperti
untuk pewangi, makanan, flavor, bahan dalam pasta gigi, obat-obatan analgesik,
antioksidan, antiseptik, bahan kosmetik, campuran pada bahan sabun, deterjen dan lotion.
Selain itu, dari proes penyulingan buah pala juga dapat dihasilkan oleoresin. Oleoresin
tersebut dapat digunakan sebagai fragrans dalam cologne, parfum dan banyak lagi
kegunaan lainnya (Balittro, 2002)

8.Minyak atsiri dari cendana

Cendana (Santalum album L.) merupakan jenis tanaman asli Indonesia yang
tumbuh endemik di daerah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang banyak dijumpai di Pulau
Timor, Sumba, Alor, Solor, Pantar, Flores, Roti dan pulau-pulau lainnya. Tanaman
cendana tergolong tanaman yang sangat penting karena mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi. Cendana NTT mempunyai keunggulan diantaranya memiliki kadar minyak

15
dan produksi kayu teras yang tinggi. Kayu cendana menghasilkan minyak atsiri dengan
aroma yang harum dan banyak digemari, sehingga mempunyai nilai pasar yang cukup
baik. Cendana merupakan satu-satunya di antara 22 jenis dari genus Santalum yang ada
di dunia, tumbuh secara alami di Indonesia. Cendana sudah sulit ditemukan di pulau-
pulau yang dahulu dikenal mempunyai banyak pohon cendana. Di Pulau NTT yang
dahulu dikenal sebagai “Pulau dengan Tikar Permadani Cendana”, dalam kurun waktu 10
tahun (1987 s/d 1997) jumlah pohon cendana mengalami penurunan hingga 53,95 %
yaitu dari 554.942 pohon menjadi 250.940 pohon (Waluyo, 2006)

Proses pengambilan minyak cendana menggunakan metode Microwave


Hydrodistillation dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut yaitu preparasi
bahan, proses microwave hydrodistillation, pemisahan minyak dengan air dan melakukan
uji analisa rendemen, densitas dan bilangan asam untuk tiap sampel. Setelah serbuk
cendana mendapatkan perlakuan sesuai dengan variable masing-masing selanjutnya
proses Microwave Hydrodistillation. Pertama menggunakan bahan dengan berat 100
gram, bahan dimasukkan kedalam labu distilasi yang kemudian ditambahkan dengan
aquadest sebanyak 500 ml. microwave dijalankan dengan daya 300 watt dan waktu
operasi selama 2 jam. Setelah selesai kemudian minyak dipisahkan menggunakan corong
pemisah dan selanjutnya memasukkan kedalam botol sampel berwarna gelap dan
disimpan dalam lemari tanpa terkena sinar matahari (Guenther, 1947).

9. Minyak atsiri dari gurjun

Minyak gurjun balsam merupakan salah satu minyak atsiri asal Indonesia yang diisolasi
dari resin tanaman Dipterocarpus turbinatus. Minyak gurjun balsam memiliki aroma
yang harum dan digunakan sebagai obat tradisional di daerah Indocina. Kandungan kimia
utama minyak balsam gurjun adalah alfa-kopaena dan beberapa senyawa golongan
seskuiterpen (C15H24) lainnya. (Turkezet al., 2014)
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu:
(1) pengempaan (pressing),
(2) ekstraksi menggunakan pelarut (solvent extraction),
(3) penyulingan (distillation). Penyulingan merupakan metode yang paling banyak
digunakan untuk mendapatkan minyak atsiri.

16
Penyulingan dilakukan dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga
terdapat uap yang diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan
uap jenuh dari ketel pendidih air (boiler) ke dalam ketel penyulingan (Turkezet al., 2014).
.

10. Minyak atsiri dari jeruk purut

Minyak atsiri jeruk purut dapat digunakan sebagai flavor alami pada bahan pangan.
Penggunaan minyak jeruk purut sebagai flavor dapat dibedakan menjadi dua kelompok
yaitu kelompok flavor larut air dan flavor yang larut lemak. Flavor jeruk purut yang larut
dalam air dapat digunakan sebagai flavoring pada soft drink dan minuman teh beraroma
jeruk. Sedangkan flavor jeruk purut yang larut lemak dapat digunakan pada jenis
masakan seperti tom yam soup, kue, produk-produk bakeri dan produk-produk coklat.
Manfaat komponen aktif minyak atsiri ini dalam industri makanan sebagai penyedap dan
penambah cita rasa, dalam farmasi sebagai anti nyeri dan anti bakteri, dalam industri
bahan pengawet sebagai insektisida, dalam industri kosmetik dan personal care products
yaitu sebagai bahan aktif sabun, pasta gigi, lotion, skin care, serta produk kecantikan,
(Widiastuti, 2012).

11. Minyak atsiri dari kenanga


Minyak kenanga merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki aroma yang
khas yaitu beraroma floral dan berwarna kuning muda hingga kuning tua Khasiat
bunga. kenanga adalah sebagai obat penyakit kulit, asma, anti nyamuk, antibakteri
dan antioksidan Bunga kenanga merupakan salah satu tanaman yang bisa digunakan
sebagai obat tradisional. Ekstrak bunga kenanga memiliki efek sebagai antioksidan,
antimikroba, antibiofilm, anti inflamasi, antivektor, repellent, antidiabetes,
antifertilitas dan antimelanogenesis (Supartono, 2014).

17
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Minyak atsiri( minyak menguap- volatile oil) merupakan tipe minyak yang berasal
dari bahan nabati, bertabiat gampang menguap pada temperatur kamar tapa hadapi
peruraian serta apabila dibiarkan terbuka serta mempunyai bau semacam tumbuhan
asalnya( khas). Minyak atsiri bertabiat gampang menguap sebab titik uanya rendah.
Tidak hanya itu lapisan senyawa komponennya kokoh mempengaruhi saraf manusia
( paling utama di hidung)
sehingga kerap sekali membagikan dampak psikologi tertentu. Minyak atsiri ialah
senyawa yang berarti selaku bahwa wewangian perlengkapan serta pula buat bumbu dan
selaku cita rasa dalam industri santapan. Pada industri minuman beralkohol berguna
dalam pembuatan butter, cordials, rums, vermouths, whiskies, wines, seta sebagainya.

B. Saran
Dalam penyajian makalah ini banyak kekurangan dan kelemahan maka dari itu sudi
kiranya teman-teman memberikan kritikan atau saran, yang nantinya akan berguna untuk
memperbaiki hasil makalah ini dan bermanfaat bagi kita semua dimasa yang akan datang.

18
DAFTAR PUSTAKA

Guenther, Ernest. 1987. Minyak Atsiri Jilid I. Penerjemah Ketaren S. Universitas

Indonesia Press : Jakarta.

Rusli, M.S. 2010. Sukses Memproduksi Minyak Atsiri. Agromedia Pustaka. Jakarta Surahman
dan Murti Herawati. 2001. Farmakognosi jilid II. Jakarta : Departemen Kesehatan

Widyastuti, kiki dkk. 2001. Farmakognosi jilid I. Jakarta : Departemen kesehatan

Setiyono Joko, 2012. Pengaruh Waktu Penyimpanan Terhadap Kadar Minyak atsiri Pada
Rimpang Jahe Emprit (Zingeberis rhizoma var. Amarum). Akafarma Sunan Giri Ponorogo.
Ponorogo

M. E. Mbaru, M. Victor, W. D. Proborini, and A. C. K. F, “Perbandingan Metode Distilasi


Minyak Atsiri Daun Kayu Putih Menggunakan Hydrodistillation dan Steam Distillation,”
eUREKA J. Penelit. Tek. Sipil dan Tek. Kim., vol. 2, no. 2, pp. 215–221, 2018.

MEDFARM: Jurnal Farmasi dan Kesehatan Vol. 9, No.2, Desember 2020, hal 36-41

SNI, “Minyak kayu putih,” Badan Standar Nas. ICS 71.100.60, pp. 1–12, 2006.

Setia Budi, J. J., Yuli Damayanti, N. L., Dhani, Y. R., & Antari Dewi, N. P. (2018). Ekstraksi
dan karakterisasi minyak atsiri bunga kenanga (cananga odorata) dan aplikasinya sebagai
penolak nyamuk pada lotion dan parfum. Jurnal Kimia, 19.

Ni nyoman Wahyu Udayani, Herleeyana merliyani, K. agus adrianta. (2017). Efektivitas bunga
kenanga (cananga odorata hook.f & th) sebagai hepatoprotektor pada tikus putih ( rattus

19
norvegicus) yang diinduksi carbon tetra chloride. Medicamento, 3(2), 84–90. Rini pujiarti, Titis
Bud

Eka Puspita Dewi,2017. Efektivitas Kombinasi Minyak Atsiri, Fakultas Teknik UMP.

F. Chen, Y. Zu, and L. Yang, “A Novel Approach for Isolation of Essential Oil from Fresh
Leaves of Magnolia Sieboldii using Microwave-Assisted Simultaneous Distillation and
Extraction,”Sep. Purif. Technol., vol. 154, pp. 271–280, 2015.

20

Anda mungkin juga menyukai