Filsafat Sarana Berpikir Ilmiah
Filsafat Sarana Berpikir Ilmiah
Filsafat Sarana Berpikir Ilmiah
DISUSUSUN OLEH:
1. Nina Sakinah Siagian 2120300046
2. Holizah Sapitri Rambe 2120300041
3. Adelia Sari 2120300030
Dosen Pengampu:
Dr. Erawadi, M.ag
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena dengan rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah singkat ini dengan judul “Sarana Berpikir
Ilmiah”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagaipenulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal
pemahaman mengenai Sejarah ilmu pengetahuan.
1
Eneng Sumarni et al., “Sarana Berpikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan Statistika) Eti Robiatul
Adawiah,” Jurnal Pendidikan Berkarakter 1, no. 4 (2023): 106–22, https://doi.org/10.51903/pendekar.v1i4.299.
2
Fathoni Muhammad, “Sarana Berpikir Ilmiah,” Sarana Berpikir Ilmiah, 2011, 1–15.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah merupakan bidang studi
tersendiri, maka ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam sarana berpikir ilmiah
yaitu:
A. Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
B.Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Dalam hal ini maka sarana berpikir
ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi
pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah.
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukanpenelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Manusia mempelajari ilmu agar dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya
dengan ilmu yang telah dipelajarinya manusia dapat meningkatkan kemakmuran
hidupnya.
3
Ikhwan Mahmudi, “Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah: Analisis Pembelajaran Bahasa Kontekstual,” At-
Ta’dib 4 (2016): 15–33.
Jujun, bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikir
melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Bahasa diperlukan manusia atau
sebagai alat komunikasi atau fungsi komunikatif dan alat budaya yang
mempersatukan manusia yang menggunakan bahasa tersebut atau fungsi kohesif.
Penggolongan bahasa pada umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Bahasa Alamiah
yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang
tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibedakan
menjadi dua bagian yaitu; bahasa Isyarat, bahasa ini dapat berlaku umum
dan dapat berlaku khusus dan bahasa Biasa, bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari
2) Bahasa Buatan
Yaitu bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: bahasa istilah, bahasa ini rumusanya
diambil dari bahasa biasa yang diberi arti tertentu, misal demokrasi (demos
dan kratien) dan bahasa artifisial atau sering juga disebut dengan bahasa
simbolik, bahasa berupa simbol-simbol sebagaimana yang digunakan
dalam logika dan matematika.
4
Buyung and Nunu Burhanuddin, “Sarana Berfikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan Statistik)
Buyung1,” Jurnal REVORMA 3, no. 1 (2016): 1–23.
yang berbentuk angka (kuantitatif). Kedua statistik dalam arti luas adalah
ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, penyajian dan analisis data,
serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil
penelitian yang menyeluruh. Secara lebih jelas pengertian statistik adalah
ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang
pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penafsiran, dan penarikan
kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka.
Menurut Aristoteles ada dua bentuk logika yang sekarang kita kenal
dengan istilah deduksi dan induksi:
Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme, adalah menarik
kesimpulan dari
6
Nunu Burhanuddin, Filsafat Ilmu, 2018.
7
Cecep Sumarna, “Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata Dan Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar,” Remaja
Rosdakarya, 2020.
8
Sumarni et al., “Sarana Berpikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan Statistika) Eti Robiatul Adawiah,”
9.
pernyataan umum atas hal yang khusus. Contoh terkenal dari silogisme
adalah:
1. Semua manusia akan mati (pernyataan umum, premis mayor); si A
manusia (pernyataan antara, premis minor); dan si A akan mati
(kesimpulan, konklusi)
2. Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menuju
pernyataan umum. Contoh: si A adalah manusia, dan ia mati
(pernyataan khusus); Muhammad, Asep, dll adalah manusia, dan
semuanya mati (pernyataan antara); dan Semua manusia akan mati
(kesimpulan).