0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan11 halaman

Filsafat Sarana Berpikir Ilmiah

Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1/ 11

SARANA BERPIKIR ILMIAH

DISUSUSUN OLEH:
1. Nina Sakinah Siagian 2120300046
2. Holizah Sapitri Rambe 2120300041
3. Adelia Sari 2120300030

Dosen Pengampu:
Dr. Erawadi, M.ag

TADRIS BAHASA INGRIS


FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEIKH ALI HASAN AHMAD
ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., karena dengan rahmat-Nya,
kami dapat menyelesaikan makalah singkat ini dengan judul “Sarana Berpikir
Ilmiah”

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan bagi kami sebagaipenulis dan bagi para pembaca. Khususnya dalam hal
pemahaman mengenai Sejarah ilmu pengetahuan.

Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sepenuhnya


sempurna. Maka dari itu kami terbuka terhadap kritik dan saran yang bisa
membangun kemampuan kami, agar pada tugas berikutnya bisa menulis makalah
dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami dan para
pembaca.

Padangsidimpuan,1 April 2024


DAFTAR ISI

PENGERTIAN SARANA BERPIKIR ILMIAH ............................................ 4


A.BAHASA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH ............................ 5
B. MATEMATIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH ............... 6
C.STATISKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH ......................... 7
D. LOGIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH .......................... 9
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 11
PENGERTIAN SARANA BERPIKIR ILMIAH

Berfikir adalah suatu aktifitas untuk menemukan pengetahuan yang benar


atau kebenaran. Berfikir juga dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan untuk
menentukan langkah yang akan ditempuh. sedangkan Ilmiah adalah ilmu. Jadi
berfikir ilmiah adalah proses atau aktifitas manusia untuk menemukan atau
mendapatkan ilmu yang bercirikan dengan adanya kausalitas, analisis dan
sintesis.Berfikir ilmiah juga diartikan sebagai berpikir yanglogis dan empiris.
Logis adalah masuk akal dan empiris adalah dibahas secara mendalam
berdasarkan fakta yang dapat dipertanggung jawabkan.
Dalam epistemology atau perkembangan untuk mendapatkan ilmu, diperlukan
adanya sarana berfikir ilmiah. Sarana berfikir ilmiah ini adalah alat bagi metode
ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik. Jadi fungsi sarana berfikir ilmiah
adalah membantu proses metode ilmiah dalam mendapat ilmu atau teori yang
lain. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh, dengan alat ini manusia
melaksanakan kegiatan ilmiah. Manusia mampu mengembangkan
pengetahuannya karena manusia berpikir mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan
menggunakan alat-alat berpikir yang baik dan teratur.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir
diperlukan untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana
berpikir ilmiah ada empat, yaitu: bahasa, logika,matematika dan statistika
(Suriasumantri, 2003:167).1
Sarana berpikir ilmiah berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk
menyampaikan jalan pikiran kepada orang lain, logika sebagai alat berpikir agar
sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat diterima kebenarannya oleh orang
lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga orang lain lain
dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan
kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk mencari
kebenaran secara umum.2

1
Eneng Sumarni et al., “Sarana Berpikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan Statistika) Eti Robiatul
Adawiah,” Jurnal Pendidikan Berkarakter 1, no. 4 (2023): 106–22, https://doi.org/10.51903/pendekar.v1i4.299.
2
Fathoni Muhammad, “Sarana Berpikir Ilmiah,” Sarana Berpikir Ilmiah, 2011, 1–15.
Dalam proses pendidikan, sarana berpikir ilmiah merupakan bidang studi
tersendiri, maka ada 2 hal yang harus diperhatikan dalam sarana berpikir ilmiah
yaitu:
A. Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan pengetahuan yang
didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
B.Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukan penelaahan ilmiah secara baik. Dalam hal ini maka sarana berpikir
ilmiah merupakan alat bagi cabang-cabang ilmu untuk mengembangkan materi
pengetahuannya berdasarkan metode ilmiah.
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita
melakukanpenelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu
dimaksudkan untuk mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
bisa memecahkan masalah kita sehari-hari. Manusia mempelajari ilmu agar dapat
menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam kehidupannya
dengan ilmu yang telah dipelajarinya manusia dapat meningkatkan kemakmuran
hidupnya.

A.BAHASA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH


Banyak definisi tentang bahasa, tetapi setidaknya ada tiga definisi yang
dapat dijadikan gambaran tentang hakekat bahasa. Jujun Suparjan Suriasumantri
menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk
makna.Lebih lengkapnya, bahasa adalah “a systematic means of communicating
ideas of feeling by the use of conventionalized signs, sounds, gestures,or marks
having understood meanings”. Dalam KBBI, diterakan bahwa bahasa ialah
“sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu
masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri”.3
Menurut Carnap, bahasa dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu fungsi ekspresif
dan fungsi kognitif atau representatif. Dalam fungsi ekspresif, bahasa merupakan
ungkapan atau pernyataan mengenai perasaan, sebagai ucapan keadaan hati, jiwa
dan memiliki kecondongan baik tetap ataupun sementara untuk bereaksi.
Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang lazim dalam hidup dan
kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang
memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti
bernafas dan berjalan. Menurut Ernest Cassirer, sebagaimana yang dikutip oleh

3
Ikhwan Mahmudi, “Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah: Analisis Pembelajaran Bahasa Kontekstual,” At-
Ta’dib 4 (2016): 15–33.
Jujun, bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikir
melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Bahasa diperlukan manusia atau
sebagai alat komunikasi atau fungsi komunikatif dan alat budaya yang
mempersatukan manusia yang menggunakan bahasa tersebut atau fungsi kohesif.
Penggolongan bahasa pada umumnya dibedakan menjadi 2 yaitu:
1) Bahasa Alamiah
yaitu bahasa sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan sesuatu, yang
tumbuh atas pengaruh alam sekelilingnya. Bahasa alamiah dibedakan
menjadi dua bagian yaitu; bahasa Isyarat, bahasa ini dapat berlaku umum
dan dapat berlaku khusus dan bahasa Biasa, bahasa yang digunakan dalam
pergaulan sehari-hari
2) Bahasa Buatan
Yaitu bahasa yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pertimbangan-
pertimbangan akar pikiran untuk maksud tertentu. Bahasa buatan
dibedakan menjadi 2 bagian yaitu: bahasa istilah, bahasa ini rumusanya
diambil dari bahasa biasa yang diberi arti tertentu, misal demokrasi (demos
dan kratien) dan bahasa artifisial atau sering juga disebut dengan bahasa
simbolik, bahasa berupa simbol-simbol sebagaimana yang digunakan
dalam logika dan matematika.

B. MATEMATIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH


Matematika merupakan sarana berpikir ilmiah yang menggunakan pola
penalaran deduktif. Sarana berpikir ilmiah ini dalam proses pendidikan
kita, merupakan bidang studi tersendiri. Artinya kita mempelajari sarana
berpikir ilmiah ini seperti mempelajari berbagai cabang ilmu. Dalam hal
ini kita harus memperhatikan dua hal. Pertama, sarana ilmiah bukan
merupakan ilmu dalam pengertian bahwa sarana ilmiah itu merupakan
kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.

Peranan matematika sebagai sarana berpikir ilmiah oleh Suherman (2003)


disebutkan diperolehnya kemampuan-kemampuan sebagai berikut: a)
Menggunakan algoritma Yang termasuk kedalam kemampuan ini antara
lain adalah melakukan operasi hitung, operasi himpunan, dan operasi
lainya. Juga menghitung ukuran tendensi sentral dari data yang banyak
dengan cara manual, b) Melakukan manipulasi secara matematika Yang
termasuk kedalam kemampuan ini antara lain adalah menggunakan
sifatsifat atau rumus-rumus atau prinsipprinsip atau teorema-teorema
kedalam pernyataan matematika, c) Mengorganisasikan Kemampuan ini
antara lain meliputi mengorganisasikan data atau informasi, misalnya
membedakan atau menyebutkan apa yang diketahui dari suatu soal atau
masalah dari apa yang ditanyakan, d) Memanfatkan simbol, tabel, grafik,
dan membuatnya Kemampuan ini antara lain meliputi : menggunakan
simbol, tabel, grafik untuk menunjukan suatu perubahan atau
kecenderungan dan membuatnya, e) Mengenal dan menemukan pola
Kemampuan ini antara lain meliputi : mengenal pola susunan bilangan dan
pola bangun geometri.

Matematika dalam perkembangannya memberikan masukan-masukan


pada bidang-bidang keilmuan yang lainnya. Konstribusi matematika dalam
perkembangan ilmu alam, lebih ditandai dengan pengunaan lambang-
lambang bilangan untuk menghitung dan mengukur, objek ilmu alam misal
gejala-gejalah alam yang dapat diamatidan dilakukan penelaahan secara
berulang-ulang. Berbeda dengan ilmu sosial yang memiliki objek
penelaahan yang kompleks dan sulit melakukan pengamatan. Disamping
objeknya yang tak terulang maka kontribusi matematika tidak
mengutamakan pada lambang-lambang bilangan.4

Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara lebih baik diperlukan sarana


berfikir salah satunya adalah Matematika. Sarana tersebut memungkinkan
dilakukannya penelahaan ilmiah secara teratur dan cermat. Penguasaan
secara berfikir ini ada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan
ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Matematika adalah
bahasa yang melambaikan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin
kita sampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artificial yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan kepadanya. Tanpa itu
maka matematika hanya merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati.

C.STATISKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH

Sudjana mengatakan ststistik adalah pengetahuan yang berhubungan


dengan cara cara pengumpulan data, pengolahan penganalisisannya, dan
penerikan kesimpulan berdasarkan kumpulan data dan peanganalisisan
yang dilakukan. Kemudian J.Supranto memberikan pengertian ststistik
dalam dua arti. Pertama statistik dalam arti sempit adalah data ringkasan

4
Buyung and Nunu Burhanuddin, “Sarana Berfikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan Statistik)
Buyung1,” Jurnal REVORMA 3, no. 1 (2016): 1–23.
yang berbentuk angka (kuantitatif). Kedua statistik dalam arti luas adalah
ilmu yang mempelajari cara pengumpulan, penyajian dan analisis data,
serta cara pengambilan kesimpulan secara umum berdasarkan hasil
penelitian yang menyeluruh. Secara lebih jelas pengertian statistik adalah
ilmu yang mempelajari tentang seluk beluk data, yaitu tentang
pengumpulan, pengolahan, penganalisisan, penafsiran, dan penarikan
kesimpulan dari data yang berbentuk angka-angka.

Berdasarkan tingkat pekerjaannya, statistika sebagai ilmu pengetahuan


dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: a) Statistika Deskriptif, yang
lazim dikenal pula dengan istilah Statistik Deduktif, Statistik Sederhana,
dan Descriptive Statistics,adalah statistik yang tingkat pekerjaannya
mencakup cara-cara menghimpun, menyusun, atau mengatur, mengolah,
menyajikan, dan menganalisis data angka, agar dapat memberikan
gambaran yang teratur, ringkas, dan jelas mengenai suatu gejala, peristiwa
atau keadaan.b) Statistika Inferensial, yang lazim dikenal pula dengan
istilah Statistik Induktif, Statistik Lanjut, Statistik Mendalam Inferensial
Statistics, adalah Statistik yang menyediakan aturan cara yang
dipergunakan sebagai alat dalam rangka mencoba menarik kesimpulan
yang bersifat umum, dari sekumpulan data yang telah disusun dan diolah.
Kecuali itu,Statistik Inferensial juga menyediakan aturan tertentu dalam
rangka penarikan kesimpulan (conclusion), penyusunan atau pembuatan
ramalan (prediction), penaksiran
(estimation), dan sebagainya.5

Statistika merupakan sarana berpikir yang diperlukan untuk memproses


pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah
maka statistika membantu kita
untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu
kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadai secara kebetulan. Statistika
sebagai sarana berpikir ilmiah tidak
memberikan kepastian namun memberi tingkat peluang bahwa untuk
premis-premis tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan, dan kesimpulannya
mungkin benar mungkin juga salah.
Langkah yang ditempuh dalam logika induktif menggunakan statistika
adalah:
a. Observasi dan eksperimen
b. Memunculkan hipotesis ilmiah

5 Buyung and Burhanuddin, 14.


c. Verifikasi dan pengukuran
d. Sebuah teori dan hukum ilmiah.

D. LOGIKA SEBAGAI SARANA BERPIKIR ILMIAH

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Logika adalah jalan fikiran


yang masukakal. Logika disebut juga sebagai penalaran. Logika adalah
cara berpikir atau penalaran menuju kesimpulan yang benar. Logika adalah
sarana untuk berpikir sistematis, valid dan dapat dipertanggungjawabkan.
Karena itu, berpikir logis adalah berpikir sesuai dengan atura-aturan
berpikir, seperti setengah tidak boleh lebih besar daripada satu.6 Logika
adalah bidang pengetahuan yang mempelajari tentang asas, aturan, dan
prosedur penalaran yang benar. Dengan istilah lain logika sebagai jalan
atau cara untuk memperoleh pengetahuan yang benar.7

Sebagai sarana berpikir ilmiah, logika mengarahkan manusia untuk


berpikir dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah berpikir yang benar.
Dengan logika manusia dapat berpikir dengan sistematis dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Jika ingin melakukan kegiatan
berpikir dengan benar maka harus menggunakan kaidah-kaidah berpikir
yang logis. Dengan logika dapat dibedakan antara proses berpikir yang
benar dan proses berpikir yang salah.

Hadiatmaja dan Kuswa Endah dalam Mukhtar menyatakan bahwa logika


merupakan cabang dari filsafat ilmu yang membicarakan masalh berpikir
yaitu mengikuti kaidah berpikir logis. Pembahasan dalam ilmu logika yaitu
ukuran dan norma berpikir yaitu kemampuan akal budi manusia untuk
mencapai kebenaran, membicarakan aturan berpikir agar dapat mengambil
kesimpulan yang benar dan tepat.8

Menurut Aristoteles ada dua bentuk logika yang sekarang kita kenal
dengan istilah deduksi dan induksi:
Logika deduksi, dikenal juga dengan nama silogisme, adalah menarik
kesimpulan dari

6
Nunu Burhanuddin, Filsafat Ilmu, 2018.
7
Cecep Sumarna, “Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata Dan Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar,” Remaja
Rosdakarya, 2020.
8
Sumarni et al., “Sarana Berpikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan Statistika) Eti Robiatul Adawiah,”
9.
pernyataan umum atas hal yang khusus. Contoh terkenal dari silogisme
adalah:
1. Semua manusia akan mati (pernyataan umum, premis mayor); si A
manusia (pernyataan antara, premis minor); dan si A akan mati
(kesimpulan, konklusi)
2. Logika induksi adalah kebalikan dari deduksi, yaitu menarik
kesimpulan dari pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus menuju
pernyataan umum. Contoh: si A adalah manusia, dan ia mati
(pernyataan khusus); Muhammad, Asep, dll adalah manusia, dan
semuanya mati (pernyataan antara); dan Semua manusia akan mati
(kesimpulan).

Dengan demikian dapat dikatakan manfaat logika adalah pertama, melatih


jiwa manusia agar dapat memperhalus jalan pemikirannya. Kedua,
mendidik kekuatan akan fikiran dan mengembangkanya dengan sebaik-
baiknya, dengan melatih dan membiasakan mengadakan penyelidikan akan
tentang cara berfikir itu sendiri. Maka dengan membiasakan latihan
berfikir, manusia akan mudah dan cepat mengetahui dimana letak
kesalahannya sehingga mampu berfikir cermat tepat dan lurus.
DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, Nunu. Filsafat Ilmu, 2018.
Buyung, and Nunu Burhanuddin. “Sarana Berfikir Ilmiah (Bahasa, Logika,
Matematika Dan Statistik) Buyung1,.” Jurnal REVORMA 3, no. 1 (2016):
1–23.
Mahmudi, Ikhwan. “Bahasa Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah: Analisis
Pembelajaran Bahasa Kontekstual.” At-Ta’dib 4 (2016): 15–33.
Muhammad, Fathoni. “Sarana Berpikir Ilmiah.” Sarana Berpikir Ilmiah, 2011,
1–15.
Sumarna, Cecep. “Filsafat Ilmu: Mencari Makna Tanpa Kata Dan
Mentasbihkan Tuhan Dalam Nalar.” Remaja Rosdakarya, 2020.
Sumarni, Eneng, Institut Madani, Nusantara Sukabumi, Jawa Barat, and Yurna
Yurna. “Sarana Berpikir Ilmiah (Bahasa, Logika, Matematika Dan
Statistika) Eti Robiatul Adawiah.” Jurnal Pendidikan Berkarakter 1, no. 4
(2023): 106–22. https://doi.org/10.51903/pendekar.v1i4.299.

Anda mungkin juga menyukai