LK Stase Persalinan
LK Stase Persalinan
LK Stase Persalinan
Oleh:
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
Persalinan Normal (APN). Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas praktek
arahan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak
3. Ibu Zulfita, S.Si.T., M.Biomed selaku Dekan Fakultas Kesehatan dan Sains
Universitas MERCUBAKTIJAYA
Padang.
5. Bapak Jasmarizal, SKp, MARS sebagai Ketua Pengurus Yayasan
MERCUBAKTIJAYA Padang.
6. Ibu Hj. Martini Boer S.SIT sebagai pimpinan klinik bersalin siti aminah
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
kesehatan. Hal ini diakibatkan pelaksanaan dan pemantauan yang kurang maksimal
dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada
komplikasi (Purwandari, 2014). Persalinan adalah proses dimana bayi, Plasenta, dan
selaput ketuban keluar dari uterus ibu bersalin. Persalinan yang normal terjadi pada
usia kehamilan cukup bulan/setelah usia kehamilan 37 minggu atau lebih tanpa
penyulit. Pada akhir kehamilan ibu dan janin mempersiapkan diri untuk menghadapi
dan menyebabkan perubahan pada serviks yang membuka dan menipis dan berakhir
dengan lahirnya bayi beserta plasenta secara lengkap Pengalaman persalinan bisa
dialami oleh ibu pertama kali (primi), maupun kedua atau lebih (multi). (Fauziah,
2018).
Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan infeksi secara proaktif selama dan
pasca persalinan terbukti mampu mengurangi angka kesakitan dan kematian ibu
bersalin dan bayi baru lahir. Asuhan Persalinan Normal (APN) sebagai paradigma
baru pada pertolongan persalinan sangat memberi manfaat kepada ibu karena didasari
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang
terintegrasi dan lengkap, tetapi dengan intervensi yang seminimal mungkin agar
prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang dinginkan
(optimal). Melalui pendekatan ini maka setiap intervensi yang diaplikasikan dalam
Asuhan Persalinan Normal (APN) harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang
kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan dan keberhasilan proses
Teknik asuhan persalinan normal tidak ada yang khusus, karena persalinan
terjadi secara spontan tanpa bantuan alat. Tenaga kesehatan membantu pasien yang
akan melahirkan sesuai dengan tahap kala persalinan. Tenaga kesehatan harus
memastikan asuhan persalinan normal terjadi secara bersih dan aman (Meliyana,
2021). Penatalaksanaan persalinan normal tiap kala berbeda dan berfokus pada proses
yaitu Kala I dilakukan Asuhan sayang ibu, Kala II Asuhan Persalinan dengan bersih
dan aman, kemudian dilakukan Manajemen Aktif Kala III, dan secara intensif
persiapan ibu dengan pendekatan sayang ibu, pertolongan ibu, dan pertolongan
Normal (APN) tidak terpenuhnya rasa nyaman ibu dalam proses persalinan, ketika
seorang ibu mengalami persalinan lama terkadang penolong tidak mempunyai
dilakukan, hal ini tidak sesuai dengan asuhan sayang ibu yang termasuk dalam Lima
Benang Merah (Membuat Keputusan Klinik, Asuhan Sayang Ibu dan Bayi,
dari Asuhan Persalinan Normal (APN), asuhan yang diberikan pada ibu secara
normal dan intervensi seminimal mungkin (Fauziah, 2018) selain itu juga dapat
terjadi Distosia bahu, Atonia Uteri, Laserasi jalan lahir, Partus Lama, Retensio
Persalinan Normal (APN)”, dengan harapan laporan ini dapat menjadi tahapan untuk
Mahasiswa mampu :
bersalin.
1.4 Manfaat
peran, fungsi dan tanggung jawab dalam bentuk asuhan kebidanan pada ibu
bersalin.
kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, dimana janin dilahirkan secara spontan
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Herinawati, 2019). Persalinan
adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dikatakan normal jika proses terjadinya pada kehamilan usia
dikeluarkan sebagai akibat kontraksi teratur, progresif, sering dan kuat yang
uri) yang telah cukup bulan dan dapat hidup di luar uterus melalui vagina
kontraksi kuat secara ritmis sehingga bayi dilahirkan (Guyton & Hall, 2002).
Sedangkan menurut Saifuddin (2007), Persalinan dan kelahiran normal adalah
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin.
memberikan derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui
upaya yang terintegrasi dan lengkap, tetapi dengan intervensi yang seminimal
mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
mempunyai alasan dan bukti ilmiah yang kuat tentang manfaat intervensi
3. Sebab-Sebab Persalinan
persalinan:
b. Teori Oksitosin
d. Teori Prostaglandin
bila diberikan dalam bentuk infus, per os, atau secara intravaginal
(Manuaba, 1998).
e. Teori Janin
bahwa janin telah siap lahir. Namun mekanisme ini belum diketahui
secara pasti.
a. Lightening
fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul,
masuknya kepala bayi ke pintu atas panggul di rasakan ibu hamil terasa
ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa
sesak, terjadi kesulitan saat berjalan, dan sering miksi. Pada multipara
b. His Persalinan
lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas, dan terjadi perdarahan
5. Tahapan Persalinan
a. Kala I
1) Fase Laten
2) Fase Aktif
menjadi 4 cm.
1) Pengertian partograf
2) Tujuan partograf
60).
terdiri dari :
Menurut Jannah (2015). Kondisi ibu dan bayi juga harus dinilai
di antara garis tebal angka 180 dan 100. Akan tetapi, penolong
harus sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160.
selain warna air ketuban, jika pecah. Catat temuan dalam kotak
dapat dipalpasi.
dipisahkan
d) Kemajuan persalinan
e) Pembukaan serviks
“o” pada garis waktu yang sesuai pada garis tidak terputus dari
persalinan.
waspada.
i) Kontraksi uterus
(1) Nadi, tekanan darah, dan temperatur tubuh. Catat dan nilai
tanda titik (.) pada kolom waktu yang sesuai . nilai tekanan
(2) Volume urine, protein atau aseton. Ukur dan catat jumlah
b) Kala I-IV
b. Kala II
1) His terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2-3 menit
sekali
2) Kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara reflektoris
4) Anus membuka
Lama pada kala II ini pada primi dan multipara berbeda yaitu :
1) Kontraksi Uterus
2) Perubahan Uterus
Dalam persalinan perbedaan SAR dan SBR akan tampak lebih jelas,
3) Perubahan Serviks
2016).
4) Perubahan Vagina dan Dasar Panggul
c. Kala III
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri sedikit di
dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar secara spontan
plasenta dari dalam kavum uteri. Setelah bayi lahir, uterus masih
Purwoastuti, 2016).
Purwoastuti, 2016).
a) Perasat Kustner
ngetok fundus uteri. Bila terasa getaran pada tali pusat yang
c) Perasat Klein
d. Kala IV
1) Fisiologi kala IV
(Jannah, 2015).
2) Pemantauan dan Evaluasi Lanjut
1. Tanda Vital
Tanda syok pada ibu harus diperhatikan seperti nadi cepat dan
2. Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang baik adalah uterus teraba keras dan tinggi
(Jannah, 2015).
3. Kandung Kemih
15 menit, dan dua kali selama 30 detik pada jam kedua (Jannah,
2015).
6. Mekanisme Persalinan Normal
a. Penurunan Kepala
persalinan karena daya dorong dari kontraksi dan posisi serta peneranan
(selama kala dua) oleh ibu. Fiksasi (engagement) ialah tahap penurunan
pada waktu diameter biparietal dari kepala janin telah masuk panggul
ibu.
atau PAP). Asinklitismus adalah bila arah sumbu kepala janin miring
b. Fleksi
bregmatika (9,5 cm). Melalui fleksi ini, diameter terkecil dari kepala
janin dapat masuk ke dalam panggul dan terus menuju dasar panggul
dari bagian depan yang menyebabkan bagian terendah dari bagian depan
(Jannah, 2015).
d. Ekstensi
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring dan akan menyesuaikan diri
paksi dalam di dasar panggul dan ukuran bahu menempatkan diri dalam
f. Ekspulsi
bahu bayi lahir, selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan
karena makan padat lebih lama tinggal dalam lambung dari pada
persalinan. Pasien dapat diberikan banyak minum segar (jus buah, sup)
c. Kebutuhan Eliminasi
kemungkinan adanya tanda dan gejala masuk pada kala II (Walyani &
Purwoastuti, 2016).
d. Posisi dalam persalinan
(2014) :
Gambar 2
Posisi Berbaring Miring
2) Jongkok
kepala bayi, karena tubuh bayi yang berada di jalan lahir bisa
Gambar 3
Posisi Jongkok dan Berdiri
3) Posisi merangkak
Gambar 4
Posisi Merangkak
Gambar 5
Posisi Duduk
lithotomi :
pada vena kava inferior oleh kavum uteri, yang mengakibatkan ibu
2) Pengaturan posisi
dilakukan
6) Asuhan diri
sacroiliaka
15) Musik
1) Keluhan klien
kondisi klien. Pada langkah ini, bidan mengumpulkan data dasar awal
secara lengkap.
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
spesifik.
(Mufdlilah, dkk 2012). Pada kasus ini masalah potensial yang mungkin
pasien untuk menentukan asuhan yang paling tepat (Mufdlilah, dkk 2012).
asumsi mengenai apa yang diinginkan wanita tersebut dan apa yang tidak
Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan dan sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
2012).
BAB III
LAPORAN KASUS
DATA SUBJEKTIF
A. Identitas / Biodata
Nama Klien : Ny. N
Umur : 23 Tahun
Suku / Bangsa : Minang
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru
Alamat rumah : Jl. Belanti Raya
Nama Suami : Tn. A
Umur : 27 Tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : S1
DATA OBSTETRI
C. Data Umum Kebidanan
1. Kehamilan sekarang direncanakan : Ya
2. Status Obstetri : G1P0A0H0
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No Tgl Usia Jenis Tempat Komplikasi Penolong Bayi Nifas
lahir kehamilan persalinan persalinan Ibu Bayi PB/BB/JK Keadaan Lochea Laktasi
1. Ini
DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : Compos Mentis
b. Berat badan sebelum hamil : Kg
c. Berat badan setelah hamil : Kg
d. Tinggi badan : Cm
e. Lingkar lengan atas : Cm
2) Tanda-tanda vital
a. Tekanan darah : 110/60 mmHg
b. Nadi : 80 kali/menit
c. Pernafasan : 20 kali/menit
d. Suhu : 36,5 0C
3) Pemeriksaan fisik
a. Wajah : Tidak ada oedema
b. Cloasma gravidarum : Tidak ada
c. Kelopak mata : Tidak oedema
d. Konjungtiva : merah muda
e. Sklera : tidak ada
f. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar
4) Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
Linea alba : Tidak ada
Striae albicans : Tidak ada
Striae livide : Tidak ada
Bekas luka operasi : Tidak ada
b. Pembesaran perut : Sesuai usia kehamilan
c. Gerakan anak : ada
d. Palpasi
Leopold I : TFU pertengahan Px & Pusat, bagian fundus teraba lunak,
tidak melenting
Leopold II : pada perut sebelah kanan ibu teraba memanjang keras, ada
tahanan yaitu punggung janin, pada bagian kiri terab
bagian-bagian kecil tidak merata adalah ekstermitas janin
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba bulat, keras, kemungkinan
kepala janin dan tidak bisa digoyangkan kepala sudah
masuk panggul.
Leopold IV : bagian bawah janin yaitu kepala belum masuk pintu atas
panggul (PAP)/ Divergen
TFU : 31 cm
Massa lain : Tidak ada
Perlimaan : 3/5
His
a. Frekuensi : 4 kali 10 menit
b. Durasi : 45 detik
c. Interval : + 2,5 menit
d. Kekuatan : Sedang
e. Auskultasi
Frekuensi DJJ : Positif
Puctum Maksimum: dibawah pusat sebelah kanan perut
5) Pemeriksaan dalam
a. Indikasi VT :ibu datang pertama kali mengatakan telah keluar air-air
b. Pembukaan : 4-5 cm
c. Portio : menipis
d. Ketuban : (+)
e. Presentasi : Belakang kepala
f. Posisi :-
g. Penurunan : Hodge 2
h. Bagian terkemuka : Tidak ada
i. Moulage :-
ASUHAN PERSALINAN PADA NY.N G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI…..TGL 3 MEI 2023
1. KALA I
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMENT PLANNING
Tanggal : 01 Juli 2024 Pemeriksaan fisik NY “N” G1P0A0H0 Inpartu 1. Memberitahu ibu tentang
Pukul : WIB TD : 110/60 mmHg kala 1 fase aktif akselerasi, perkembangan dan kemajuan
1) Ibu mengatakan N : 80 x/menit usia kehamilan 38-39 persalinan.
sakit mengatakan P : 20 minggu , janin hidup, tunggal, E: ibu mengerti dengan hal
sakit pinggang S : 36,50C intrauterin, ku ibu dan janin yang disampaikan
menjalar ke ari ari TP : baik.
dan Keluar lendir Lila : 2. Menganjurkan ibu untuk tetap
bercampur darah TB: Masalah : Tidak ada memenuhi kebutuhan cairan
sejak tgl 01 Juli Inspeksi dan nutrisi ibu. Membantu
2024 jam WIB 1. Mata Kebutuhan : mengatur aktivitas dan posisi
sclera tidak ikterik, 1. Informasi mengenai hasil ibu
HPHT : konjungtiva tidak pucat. pemeriksaan E: Ibu bersedia untuk makan
2. Muka tidak ada oedema 2. Anjuran untuk mobilisasi dan minum sebagai upaya
3. Abdomen 3. Anjuran untuk persiapan kelahiran bayi.
a. Leopold I : TFU memenuhi nutrisi
pertengahan Px & 4. Informasi mengenai 3. Membantu mengatur aktivitas
Pusat, bagian fundus asuhan & pemantauan dan posisi ibu dan berjalan
teraba lunak, tidak atau berbaring dalam posisi
melenting Masalah potensial: Tidak ada miring kiri
Leopold II : pada perut E: Ibu memilih untuk jalan-
sebelah kanan ibu 5. Tindakan segera : jalan, duduk di birth ball
teraba memanjang Informasi mengenai terlebih dahulu, lalu berbaring
keras, ada tahanan kemajuan persalinan dengan posisi miring ke kiri.
yaitu punggung janin,
pada bagian kiri terab 4. Memfasilitasi ibu untuk
bagian-bagian kecil buang air kecil.
tidak merata adalah Menghadirkan pendamping
ekstermitas janin ibu seperti suami maupun
Leopold III : anggota keluarga selama
Bagian bawah perut proses persalinan.
ibu teraba bulat, E: Ibu bersedia untuk buang
keras, kemungkinan air kecil secara mandiri dan
kepala janin dan tidak sudah 1 kali ke kamar mandi.
bisa digoyangkan Suami ibu dan anggota
kepala sudah masuk keluarga mendampingi ibu
panggul. selama proses persalinan
Leopold IV :
bagian bawah janin 5. Melakukan pemantauan
yaitu kepala belum dengan partograf, untuk
masuk pintu atas memantau kemajuan
panggul (PAP)/ persalinan, TD 110/60mmHg,
Divergen N 80x/menit, air ketuban
4. TFU : 31 cm jernih, DJJ 130x/ menit,
5. Massa lain : Tidak ada pembukaan 5 cm, his 4 x10
6. Perlimaan : 3/5 menit, kekuatan sedang.
7. His E: Pemantauan telah
a. Frekuensi : 4 kali 10 dilakukan dan hasil
menit pemeriksaan terlampir dalam
b. Durasi : 45 detik partograf
c. Interval: + 2,5 menit
d. Kekuatan : Sedang
8. Auskultasi 6. Menyiapkan alat-alat partus,
a. DJJ : Positif alat resusitasi, kelengkapan
b. Frekuensi: 120 bayi dan obat-obat esensial
b. kali/menit untuk pertolongan persalinan
a. Irama: Teratur E: alat dan obat-obatan sudah
b. Kekuatan : Kuat disiapkan
9. Pemeriksaan Dalam
a. Pembukaan : 4-5 cm
b. Portio : Menipis
c. Ketuban : positif
d. Presentasi : Belakang
Kepala
e. Penurunan : Hodge II
f. Ekstremitas atas dan
bawah tidak ada
oedema dan tidak ada
varises
2. KALA II
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMENT PLANNING
Tanggal : 3 Mei 2024 Pemeriksaan KU: baik Ibu inpartu kala II, KU ibu 1. Pada jam 14.20 2 orang bidan
Pukul : WIB Kesadaran:Composmentis dan janin baik. dan 1 mahasiswa melakukan
Pemeriksaan fisik pertolongan persalinan kala
Ibu mengatakan rasa TD: 120/80 mmHg Informasi hasil pemeriksaan II, Bidan Menjelaskan kepada
mules-mulesnya N: 80x/menit Atur posisi dan pimpin ibu dan keluarga bahwa
semakin sering, ibu R: 20x/menit meneran pembukaan sudah lengkap
mengatakan ada rasa S: 36,50C ketuban sudah pecah sudah
ingin meneran dan rasa HIS ada tanda-tanda kala ll seperti
ingin BAB Frekuensi: 5 X 10 menit vulva membuka dan
Durasi : 75 detik perenium menonjol, KU ibu
Interval: 2 menit dan janin baik dan sebentar
Kekuatan: kuat lagi ibu akan melahirkan
DJJ: 142 x/ menit E: ibu dan keluarga mengerti
Inspeksi dengan hasil pemeriksaan
Vulva membuka,
perenium menonjol, dan 2. Pada jam 14.15 WIB
anus membuka Memastikan perlengkapan
Pada pemeriksaan dalam alat atau persiapan diri seperti
ketuban (-) pecah pukul partus set, pakaian ibu dan
13.50 WIB pembukaan pakaian bayi dan APD
lengkap (10 cm), penunjuk lengkap, patahkan oksitosin
UUK kanan depan dan bukak spuid dan tarok di
penurunan bidang Hodge IV. dalam partus set, dan pasang
underpad
E: Semua alat sudah siap dan
lengkap
3. KALA III
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMENT PLANNING
Pada tanggal 1 Juli 2024 Bayi lahir spontan pukul Parturienkala III, KU ibu dan 1. Memeriksa fundus ibu untuk
Pukul 14.50-15.15 WIB 14.50 WIB bayi baik memastikan ada atau
tidaknya janin kedua.
Ibu mengatakan lega dan KU: baik Kebutuhan: Manajemen aktif E: tidak ada janin kedua.
senang atas kelahiran Kesadaran: Composmetis kala III
bayi TFU : setinggi pusat 2. Memberitahu ibu bahwa ia
kontraksi uterus : keras akan disuntik oksitosin agar
kandung kemih : tidak teraba uterus berkontraksi baik.
pendarahan: ± 150 cc Dalam waktu 1 menit setelah
bayi lahir, suntikan oksitosin
10 unit IM (intramaskuler) di
1/3 paha atas.
E : Oksitosin sudah
disuntikkan.
3. Setelah 2 menit pasca
persalinan, jepit tali pusat
dengan klem kira-kira 3 cm
dari pusat bayi. Mendorong
tali pusat ke arah ibu dan
jepit kembali tali pusat pada
2 cm dari klem
pertama.Dengan satu tangan.
Pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi),
dan lakukan pengguntingan
tali pusat diantara 2 klem
tersebut. Jepit tali pusat bayi
dengan penjepit tali pusat
setelah itu lepas klem dan
letakan bayi diruangan bayi
untuk melakukan penilaian
selanjutnya.
E : Tindakan sudah
dilakukan
4. KALA IV
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMENT PLANNING
Pada tanggal 1 Juli KU: baik Parturien kala IV, KU ibu 1. Periksa bagian maternal
2024 Kesadaran: Composmetis baik. dan bagian fetal plasenta
Pukul 14.15-16.15 WIB TFU : setinggi pusat dengan tangan kanan untuk
TD : 120/80 mmHg Pemantauan kala IV memastikan bahwa seluruh
N : 82 X/ menit kotiledon dan selaput
P : 22 X /menit ketuban sudah lahir
S : 36,5 0C lengkap, dan masukan
kedalam kantong plastik
Abdomen yang tersedia
TFU: dibawah pusat, E : Plasenta lahir lengkap
kontraksi uterus baik, uterus
teraba keras, kandung kemih 2. Memantau kala IV yaitu
kosong memantau tekanan darah,
Perdarahan: + 150cc tidak nadi, TFU, kontraksi,
ada robekan jalan lahir. pendarahan dan kandung.
E : pemantauan telah
dilakukan, semua dalam
batas normal hasil
pemeriksaan terlampir
dalam partograf.
3. Merapikan alat,
membersihkan ibu dan
tempat tidur, merendam
alat dengan larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
Setelah itu bersihkan dngan
sabun, dan bilas dengan air
mengalir. Dan cuci tangan.
E: Tindakan sudah
dilakukan
4. Menganjurkan keluarga
untuk memberi makan dan
minum pada ibu untuk
mengganti tenaga ibu
selama proses persalinan.
E : ibu sudah makan dan
minum.
8. Melakukan pemantauan
kala IV secara berkala,
meliputi vital sign,
kontraksi uterus, kandung
kemih dan perdarahan pada
jam pertama setiap 15
menit dan pada jam kedua
setiap 30 menit dan suhu
setiap 1 jam sekali.
E: pemantauan kala IV
telah dilakukan. Hasil
pemantauan terlampir
dipartograf.
BAB IV
PEMBAHASAN
KALA II
Pada kasus Ny N ibu mengatakan Ibu mengatakan rasa mules-mulesnya
semakin sering, ibu mengatakan ada rasa ingin meneran dan rasa ingin BAB.
Rasa ingin meneran yang dirasakan ibu merupakan hal yang fisiologis. Hal
tersebut disebabkan oleh kontraksi yang bertambah kuat sehingga mendorong
janin untuk turun ke dasar panggul dan berangsur-angsur lahir.
Hal ini dukung oleh teori yang disampaikan oleh Lailiyana et al, (2012),
bahwa tanda-tanda in partu yaitu terjadinya his persalinan yang memiliki sifat
pinggang terasa sakit menjalar ke depan, sifat his teratur, interval makin pendek,
dan kekuatan makin besar, mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks,
makin beraktivitas kekuatan makin bertambah. Pada ibu bersalin dapat terjadi
perubahan fisiologis selama proses persalinan, diantaranya perubahan serviks,
perubahan kardiovaskuler, perubahan metabolisme, peningkatan suhu tubuh dan
pernapasan, dan perubahan psikologis dalam menghadapi persalinan (Walyani
dan Purwoastuti, 2016).
KALA III
Ibu mengatakan lega dan senang atas kelahiran bayi rasa senang dan lega
yang dirasakan ibu merupakan peristiwa alamiah yang terjadi setelah proses
melahirkan, karena pada saat sebelum persalinan ibu cenderung khawatir terhadap
kondisi bayi dan ketik bayi lahir ibu menjadi lebih lega. Penatalaksanaan kala III
adalah melakukan manajemen aktif kala III yang sesuai prosedur langkah APN.
Kala III berlangsung sekitar 6-15 menit sampai plasenta lahir.
Hal ini sesuai dengan dengan teori yang dikemukakan oleh Jannah (2015)
setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri sedikit diatas pusat.
Beberapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari
dindingnya. Biasanya plasenta akan lepas dalam 6-15 menit setelah bayi lahir dan
keluar secara spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri. Setelah bayi lahir
kontraksi rahim berhenti sebentar uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi
pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali dari sebelumnya. Beberapa
saat kemudian timbul his, pengeluaran dan pelepasan plasenta, dalam waktu 1-5
menit, plasenta terlepas terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau
dengan sedikit dorongan (brand shadow) seluruh proses biasanya berlangsung 5-
30 menit setelah bayi lahir dan pada pengeluaran plasenta biasanya disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Walyani dan Purwoastuti, 2016).
Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan tanda tanda seperti
perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat bertambah panjang
(Purwoastuti,2019).
KALA IV
Pada kasus Ny N Ibu, dari hasil pemeriksaan mengatakan nyeri pada
daerah kemaluannya. Berdasarkan data diatas peneliti rasa nyeri yang dirasakan
ibu merupakan hal fisiologis yang dirasakan oleh ibu karena jalan lahir baru saja
dialui oleh bayi dan saat dilakukan pemeriksaan tidak ada robekan pada jalan
lahir ibu.
Hal ini sejalan dengan teori Jannah (2015) kala IV dimulai sejak plasenta
lahir sampai dengan 2 jam sesudahnya, hal-hal yang perlu diperhatikan pada kala
IV adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk normal. Uterus dapat
dirangsang untuk berkontraksi dengan baik dan kuat melalui massase atau
rangsangan takstil, kelahiran plasenta yang lengkap perlu juga dipastikan untuk
menjamin tidak terjadi perdarahan lanjut. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta 1-2
jam, pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan pasca persalinan,
paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang dilakukan yaitu tingkat
kesadaran pasien, pemeriksaan tanda-tanda vital, kontraksi uterus, dan terjadinya
perdarahan.
KALA II
Pada kasus Ny N terjadi kontraksi yang kuat 5 x 10 menit Vulva
membuka, perenium menonjol, dan anus membuka ketika periksa dalam
ditemukaan pembukaan 10 cm dan penipisan 100 %. Berdasarkan data diatas
menurut peneliti hal tersebut merupakan hal yang fisiologis. Pada akhir kala II,
kontraksi akan bertambah kuat dan mengakibatkan tekanan pada daerah rectum.
Penatalaksanaan kala II, yakni membantu proses persalinan sesuai dengan
prosedur Asuhan Persalinan Normal (APN) pada Ny.N kala II berlangsung 25
menit dari pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi secara keseluruhan. Proses
ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Mutmainnah, dkk (2017)
yang menyatakan rata-rata lama persalinan kala II pada primigravida yaitu
maksimal 2 jam, sedangkan pada multigravida maksimal 1 jam.
Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Nurhayati (2019) yaitu
perubahan fisiologi pada persalinan kala II pada serviks akan mengalami
pembukaan yang biasanya didahului oleh pendataran serviks, yaitu pemendekan
dari kanalis servikalis, yang semula berupa sebuah saluran panjangnya 1 – 2 cm,
menjadi satu lubang saja dengan pinggirian tipis. Lalu akan terjadi pembesaran
dari ostium eksternum yang tadinya berupa satu lubang dengan diameter beberapa
milimeter menjadi luban yang dilalui anak, kira kira 10 cm. Pada pembukaan
lengkap, tidak teraba lagi bibir portio, segmen bawah rahim, serviks dan vagina
karena sudah menjadi satu saluran. pada organ panggul, tekanan pada otot dasar
panggul oleh kepala janin akan menyebabkan pasien inginmeneran, serta diikuti
dengan perenium yang menonjol dan menjadi lear dengan anus terbuka. Labia
mulai membuka dan tak lama kemudian kepala janin akan tampak pada vulva.
KALA III
Pada kasus Ny R bayi lahir spontan pukul 14.50 wib dilakukan
pemeriksaan TFU setinggi pusat , kontraksi uterus keras, kandung kemih tidak
teraba, perdarahan ± 150 cc dan tanda-tanda pelepasan plasenta dan semua hasil
dalam batas normal. Berdasarkan data diatas hal tersebut merupakan hal yang
fisiologis, Ny N hamil anak ke 1 pada saat penegeluaran bayi diperkirakan
membutuhkan waktu selama kurang lebih 1 jam, TFU setinggi pusat karena
proses pengeluaran bayi, dan tampak tanda tanda pelepasan plasenta yang
disebabkan oleh adanya his pengeluaran.
Hal ini didukung oleh konsep teori dalam penatalaksanaan kala III adalah
melakukan manajemen aktif kala III yang sesuai prosedur pada langkah APN.
Kala III berlangsung sekitar 5 menit sampai plasenta lahir. Melakukan
penyuntikan oksitosin setelah 2 menit kelahiran bayi dan melakukan Peregangan
Tali Pusat Terkendali (PTT) dan mengeluarkan plasenta. Plasenta lepas setelah 5
menit kelahiran bayi, dan melakukan pemijatan uterus dengan meletakkan telapak
tangan difundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras). Proses ini sesuai dengan
pendapat Puspita Sari (2014) bahwa kala III dimulai sejak bayi lahir sampai
lahirnya plasenta/uri. Rata-rata lama kala III bekisar ≤ 30 menit baik pada
primigravida maupun pada multigravida.
KALA IV
Pada kasus Ny N Dilakukan pemeriksaan KU ibu baik , TD: 120/80
mmHg , N: 82 x/mnt dan P: 22 x/mnt. Berdasarkan data diatas menurut peneliti
hal tersebut merupakan hal Pada kala IV penatalaksanaan yang dilakukan selama
2 jam pasca persalinan adalah pantau keadaan kontraksi uterus dan ukuran tinggi
fundus, vital sign, perdarahan, kandung kemih dan keadaan umum ibu dan bayi.
Pemantauan secara berkala sesuai dengan prosedur pada langkah APN 1 jam
pertama dipantau 15 menit sekali, 1 jam kedua 30 menit sekali. Hasil dari
pemantauan yang dilakukan adalah keadaan umum baik, kesadaran yang
fisiologis semua hasil pemeriksaan masih dalam batas normal dan perlu adanya
pemantauan tanda tanda vital ibu pada kala IV.
Hal ini sesuai dengan teori kala IV persalinan menurut pendapat Sulfianti,
dkk (2020) yaitu kala IV 0 menit sampai 2 jam setelah persalinan plasenta
berlangsung ini merupakan masa kritis bagi ibu, karena kebanyakan wanita
melahirkan kehabisan darah atau mengalami suatu keadaan yang menyebabkan
kematian pada kala IV ini. Evaluasi pada 2 jam setelah persalinan yaitu vital sign,
tonus uterus dan ukuran tinggi fundus uteri, perdarahan, kandung kemih,
pengeluaran lochea dan keadaan ibu dan bayi.
Hal ini juga sejalan dengan teori Jannah (2015) kala IV dimulai sejak
plasenta lahir sampai dengan 2 jam sesudahnya, hal-hal yang perlu diperhatikan
pada kala IV adalah kontraksi uterus sampai uterus kembali kebentuk normal.
Uterus dapat dirangsang untuk berkontraksi dengan baik dan kuat melalui
massase atau rangsangan takstil, kelahiran plasenta yang lengkap perlu juga
dipastikan untuk menjamin tidak terjadi perdarahan lanjut. Kala IV mulai dari
lahirnya plasenta 1-2 jam, pada kala IV dilakukan observasi terhadap perdarahan
pasca persalinan, paling sering terjadi pada 2 jam pertama. Observasi yang
dilakuakn yaitu tingkat kesadaran pasien, pemeriksaan tanda-tanda vital,
kontraksi uterus, dan terjadinya perdarahan
4.3 ASSESMENT
KALA I
Diagnosa kebidanan pada pasien bersalin: NY “N” G1P0A0H0 Inpartu
kala 1 fase aktif akselerasi, usia kehamilan 38-39 minggu , janin hidup, tunggal,
intrauterin, ku ibu dan janin baik. Dasar ditegakakan Diagnosa adalah sebagai
berikut:
a. Ibu inpartu atau tidak, untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu mencari
tanda tanda inpartu antara lain sakit penggang menjalar ke ari ari , keluar
lendir bercampur darah. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
mochtar tahun 2015 tanda pasti persalinan yaitu meliputi rasa nyeri oleh
adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur keluar lendir bercampur
yang lebih banyak karena robekan robekan kecil pada serviks. (Nurhayati,
2019).
b. Usia kehamilan dilihat dari HPHT dan tinggi fundus uteri, besar janin,
pergerakan janin dan terdengar detak janung janin. Hal ini sesuai dengan teori
yang disampaikan oleh kelvin tahun 2019 untuk menghitung sia kehamilan,
metode yang banyak digunakan saat ini adalah dengan berpatokan kepada
tanggal menstruasi terakhir. (Situmorang, 2021).
c. Intrauterin, dilihat dari pada saat meraba janin uterus berkontraksi. Hal ini
didukung dengan teori yang disampaikan Walyani tahun 2020 dimana oada
saat adanya kontraksi secara umum tanda awal ibu hamil akan melahirkan
adalah mengejangnya rahim atau dikenal dengan istilah kontraksi. Umumnya
kontraksi bertujuan untk menyiapkan mulut rahmuntuk membesar dan
meningkatkan aliran darah didalam plasenta. (Walyani elisabeth siswi, 2020).
d. Janin tunggal, hal ini bisa dilahat dari pembesaran perut yang tidak sesuai
dengan usia kehamilan dan detak jantung janin yang terdengar lebih dari dua.
Hal ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh Simkin dimana kehamilan
kembar dapat diperkirakan jika terdengar dua atau lebih denyut jantung janin,
jika ada riwayat kehamilan kembar dalam keluarga dan terjadi kenikan berat
badan dengan cepat atau rahim bertumbuh lebih cepat dari normal. (Simkin)
e. Kala I fae aktif akselerasi, hal ini bisa dilihat dari berdasarkan kala
pembukaan waktu untk pembukaan serviks smpai menjadi pembukaan
lengkap (10 cm). Hal ini dukung oleh teori yang disampaikan Walyani tahun
2020 dimana, dalam kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase yaitu fase laten
dan fase aktif, fase aktif berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3 fae yaitu
berdasarkan krva friedeman: periode akslerasi berlangsung selama 2 jam
pembukaan menjadi 4 cm, periode dilatasi maksimal, berlangsung selama 2
jam pembukaan berlangsung cepat dari 4 menjadi 9 cm dan periode diselerasi,
berlangsun lambat waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm/lengkap.
KALA II
a. Diagnosa , Ibu inpartu kala II KU ibu dan janin baik
b. Ibu inpartu, dasar ditegakan ibu inpartu bisa dilihat dari ibu sudah merasakan
nyeri dari pinggang menjalar ke ari ari yang makin lama makin kuat dan
teratur, keluar lendir bercampur darah, dan sudah ada pembukaan. Hal ini
dukung oleh teori yang diampaikan oleh Walyani tahun 2020 dimana tanda
tanda persalinan yang pertama ialah adanya kontraksi rahim, secara umum
tanda awal ibu hamil untuk melahirkan adalah mengejangnya rahim atau
dikenal sebagai istilah kontraksi, kontraksi yang sesungguhnya akan muncul
dan hilang secara teratur dengan intensitas makin lama makin meningkat.
Tanda persalinan yang kedua adalah keluarnya lendir bercampur darah, lendir
Skresi sebagai proliferasi kelenjar lendir servik pada awal kehamilan. Lendir
mulanya menyumbat leher rahim, sumbatan yang tebal pada mulut rahim
terlepas, sehingga menyebabkan keluarnya lender yang berwarna kemerahan
bercampur darah dan terdorong keluar oleh kontraks yang membuka mulut
rahim yang menandakan bahwa mulut rahim menjadi lunak dan membuka.
Lendir inilah yang disebutdengan body slim. Tanda persalinan yang ketiga
ialah pembukaan serviks, penipisan mendahului dilatasi servik, pertama-tama
aktivitasuterus dimulai untuk mencapai penipisan, setelah penipisan kemudian
aktivitas uterus menghasilkan dilatasi servik yang cepat. Serviks menjadi
matang selma periode yang berbeda beda sebelum persalinan, kematangan
servik mengindikasikan kesiapanya untuk persalinan.
c. Kala II, dasar ditegakan kala II yaitu sudah ada tanda tanda vulva membuka,
perenium menonjol dan anus membuka serta ibu merasa ingin meneran. Hal
ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Walyani tahun 2020 dimana
kala II ialah kala pengeluaran janin, waktu uterus dengan kekuatan his
ditambh kekuatan mengejan mendorong janin hingga keluar. Pada kala II ini
memilki ciri ciri his terkoordinir, kuat cepat, dan lebih lama kira kira 2-3
menit sekali, kepala janin telah turun masuk ruang panggul dan secara
reflektoris menimbulkan rasa ingin mengejan, tekanan pada rektum, ibu
merasa ingin BAB dan anus membuka, pada waktu his kepala janin akan
mulai terlihat, vulva membuka dan perenium meregang (Walyani, 2020)
d. KU ibu dan janin baik, dasar ditegakan KU ibu dan janin baik dilihatdari hasil
pemeriksaan TD: 120/80 mmhg, N: 80 x/mnt, R: 20 x/mnt , 36,5 ◦C, dan DJJ:
155 x/i. Hal ini sesuat dengan teori yang disampaikan oleh Walyani tahun
2020 adapun gejala syok yang perlu diperhatiakn anatara lain nadi cepat,
lemah (110 kali/ menit atau lebih), tekanan rendah (sistolik kurang dari 90
mmhg) pucat, berkeringat atau dingin klit lembab, nafascepat (lebih dari 30
kali/menit), cemas kesadaran menurn atau tidak sadar serta produksi urin
sedikit sehingga produksi urin menjadi pekat dan suhu yang tinggi perlu
diwaspadai juga kemungkinan terjadinya infeksi dan perlu penanganan lebih
lanjut.
KALA III
a. Diagnosa, parturien kala III KU ibu dan bayi baik
b. Parturien, dasar ditegakan ibu parturien bisa di lihat dari setelah bayi lahir
atau bisa disebut dengan beakhirnya kala II yaitu pengeluaran janin. Hal ini
sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Nurhayati tahun 2019 kala II
persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil
pengenalan proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II
dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir
dennan kelahiran bayi. Kala II disebut juga dengan pengeluaran bayi
(Nurhayati, 2019).
c. Kala III, dasar ditegakan kala II yaitu dilihat dari adanya tanda tanda
pelepasan plasenta atau setelah bayi lahir. Hal ini didukung oleh teori yang
disampaikan oleh nurhayati tahun 2019, dimana partus kala III adalah kala uri
atau waktu pelepasan plasenta dari inersinya sampai lahirnya plasenta dan
selaput plasenta. Kala III persalinan dimulai saat proses kelahiran bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta. Proses ini dikenal ebagai kala persalinan
plasenta. Normalnya pelepasan uri berkisar ¼ - ½ jam sesudahanak lahir.
Menurut Susilstyawati dan nugraheny (2010) lepasnyaplasenta udah dapat
diperkirakan dengan memperhataikan tanda-tanda sebagai berikt uterus mulai
membentuk bundar, uterus terdorong ke atas plasenta dilepas ke segmen
bawah rahim, tali pusat bertambah panjang dan terjadi perdarahan. Proses
pelepasan ini biasanya dimulai secara bertahap dengan pengumpulan darah
dibelakang uri. Bila pelepasan uri sudah komplit, maka kontraksi rahim
mendorong uri yanng lepas ke segement Bawah Rahim (SBR) lalu ke vvagina
dan dilahirkan (nurhayati, 2019).
d. KU ibu dan bayi baik, dasar ditegakan KU ibu dan bayi baik dilihat dari
keadaan umum ibu baik, kesdaran composmentis, TFU setinggi puat,
kontraksi uterus keras, dan kandung kemih tidak teraba dan perdarahan ± 150
cc dan hal ini fisilogis yang terjadi di kala III serta hasil pemerikaan juga
dalam batas normal. Hal ini dukung oleh teori yang disampaikan oleh
Walyani tahun 2020, dimana kala III Setelah bayi lahir kontraksi rahim
berhenti sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan
berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat kemudian
timbul his pengeluaran dan pelepasan uri, dalam waktu 1 -5 menit plasenta
terlepas terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan. Pada pengeluaran plasenta biaanya disertai dengan pengeularan
darah kira kira 100 – 200 cc.
KALA IV
a. Diagnosa, parturien kala IV KU ibu dan bayi baik.
b. Parturien kala IV, dasar ditegakan parturien kala IV dilihat dari setelah bayi
lahir dan plasenta lahir atau berakhirnya kala III Hal ini didukung oleh teori
yang disampaikan oleh Nurhayati tahun 2019 dimana Kala IV persalinan
adalaha waktu setelah plasenta lahir sampai 4 jam pertama setelah melahirkan
(Nurhayati, 2019).
c. KU ibu dan bayi baik, dasar ditegakan KU ibu dan bayi baik dilihat dari
kedaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD : 120/80 mmhg, N : 71
X/mnt , P: 22X/menit artinya tanda-tanda vita ibu dalam batas normal, hal ini
didukung oleh teori yang disampaikan oleh Walyani tahun 2020 dimana
tekanan darah normal <140/90 mmHg, bila tekanan drah <90/60 mmHg, nadi
> 100 X/menit (terjadi masalah) (Walyani, 2020),
4.4 PLANNING
KALA I
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny N selama kala I sebagai berikut:
a. Pemberian informasi kepada ibu bahwa kedaan ibu dan janin baik berdasarkan
hasil pemeriksaan. Menurut peneliti, informasi mengenai kondisi serta
kemajuan persalinan merupakan hal yang penting untuk disampaikan kepada
ibu karena hal tersebut dapat membuat ibu merasa lebih lega dan memahami
kondisinya saat itu. Hal ini sesuai dengan teori yang dismapaikan oleh Lesser
yang mengatakan bahwa ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam
persalinan yang salah satunya adalah Informasi dan kepastian tentang hasil
persalinan yang aman. (Walyani, 2020).
b. Menganjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi ibu.
Membantu mengatur aktivitas dan posisi ibu. Hal ini didukung oleh teori yang
disampaikan Walyani tahun 2020 untuk mencegah dehidrasi, pasien dapat
diberikan banyak minum segar (jus, sup, buah) selama proses persalinan
(Walyani, 2020).
c. Membantu mengatur aktivitas dan posisi ibu dan berjalan atau berbaring
dalam posisi miring kiri.Hal ini didukung oleh teori yang disampaikan oleh
Walyani tahun 2020 bahwa seorang bidan dapat memberitahu ibu bahwa ibu
tidak perlu telentang terus menerus dalam masa persalinannya. Jika ibu sudah
semakin putus asa dan merasa tidak nyaman, bidan bisa mengambil tindakan
tindakan yang positif untuk merubah kebiasaan atau merubah setting tempat
yang sudah ditentukan (seperti misalnya menyarankan agar ibu berdiri atau
berjalan – jalan) (Walyani, 2020).
d. Memfasilitasi ibu untuk buang air kecil. Menghadirkan pendamping ibu
seperti suami maupun anggota keluarga selama proses persalinan.
Perencanaan menganjurkan keluarga untuk mendampingi ibu selama proses
persalinan, merupakan asuhan yang tepat diberikan karena selama proses
persalinan perasaan khawatir dan takut akan muncul jika peraaan yang timbul
berlebihan dapat berakibat buruk pada saat proses persalinan yang mungkin
bisa menghambat proses persalinan, kehadiran pendamping dan dukungan
pendamping dapat membantu ibu merasa lebih tenang. Dukungan persalinan
adalah asuhan yang sifatnya mendukung yaitu asuhan yang bersifat aktif dan
ikut serta dalam kegiatan selama persalinan merupakan suatu standar
pelayanan kebidanan, diketahui bahwa ibu ibu yang mendapatkan masase dan
pendampingan mengalami penurunan kejadian depresi, kecemasan, dan nyeri
serta perasaan yang positif (Nurhayati, 2019)
e. Melakukan pemantauan dengan partograf, untuk memantau kemajuan
persalinan, TD 110/60mmHg, N 80x/menit, air ketuban jernih, DJJ 130x/
menit, pembukaan 5 cm, his 4 x10 menit, kekuatan sedang. Perencanaan
pemantauan dilakukan untuk memastikan kondisi ibu dan janin dalam batas
normal dan memastikan kemajuan persalinan untuk informasi dan kepastian
kepada ibu. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh lesser tahun
2020 Ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dala persalinan menurut Lesser &
Keane salah satunya adalah Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan
yang sama. (Walyani, 2020)
f. Menyiapkan alat-alat partus, alat resusitasi, kelengkapan bayi dan obat-obat
esensial untuk pertolongan persalinan. Perencanaan ini dilakukan agar
persiapan dalam proses persalinan lebih terencana dan sesuai dengan asuhan
persalinan normal. Hal ini sesuai dengan teori yang disampaikan oleh
Walyani tahun 2020 dimana menolong persalinan sesuai APN menyiapkan
peralatan pertolongan persalinan yaitu memastikan perlengkapan, bahan dan
obat obatann esensial. (Walyani, 2020).
KALA II
a. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap
ketuban sudah pecah sudah ada tanda-tanda kala ll seperti vulva membuka
dan perenium menonjol, KU ibu dan janin baik dan sebentar lagi ibu akan
melahirkan. Prencanaan pemberian informasi mengenai kemjuan persalinan
pada kala II perlu dilakukan agar ibu lebih siap menghadapi proses
persalinan. Hal ini dukung oleh teori yang disampaik oleh Lesser & kreane
tahun 2020 ada lima kebutuhan dasar bagi wanita dalam persalinan salah
satunya ialah informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang Aman
(Walyani, 2020)
b. Memastikan perlengkapan alat atau persiapan diri seperti partus set, pakaian
ibu dan pakaian bayi dan APD lengkap, patahkan oksitosin bukak spuid dan
tarok di dalam partus set, dan pasang underpad.
c. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar. Perencanaan
mengajarkan teknik yang meneran yang baik dan benar dalam persalinan
merpuakan suatu kebutuhan untuk ibu agar lebih mudah saat proses
melahirkan dan mengerti kapan waktu harus meneran. Hal ini sesuai dengan
teori yang disampaikan oleh Walyani tahun 2020 dimana pada saat waktu
persalinan bila ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap anjurkan ibu
untuk bernafas cepat atau biasa, atur posisi agar nyaman, dan upayakan untuk
tidak meneran hingga pembukaan lengkap (Walyani, 2020).
d. Mengatur posisi ibu & membimbing ibu untuk meneran. perencanaan ini tepat
untuk dilakukan agar proses pengeluaran bayi dapat berjalan lancar. Hal ini
seuai dengan APN tahun 2016 posisi setengah duduk dapat memeberi rasa
nyaman pada ibu dan memeberi kemudahan pada ibu untuk beristirahat
diantara kontraksi.
e. Melakukan perencanaan penatalaksanaan kala II memebantu proses kelahiran
bayi. perencanaan penatalaksanaan kala II dilakukan untuk membantu proses
pengeluaran bayi sesuai dengan asuhan persalinan normal. Hal ini sesuai
dengan teori yang disampaikan oleh Nurhayati tahun 2019 kala II persalinan
adalah proses penegluaran buah kehamilan seagai hasil pengenalan proses dan
penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II dimulai ketika pembkaan
serviks sudah lengkap (10cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi. Kala II
juga disebut kala pengeluaran bayi (Walyani, 2020).
KALA III
Melakukan manajemen aktif kala III, membantu kelahiran plasenta,
menilai kelengkapan palsenta, mengevaluasi perdarahan dan laserasi. Kala IV:
mengajarkan ibu dan keluarga untuk melakukan masasse uterus dan menilai
kontraksi uterus, menganjurkan keluarga untuk memberi ibu makan dan minum,
melakukan pemantauan keadaan ibu, melakukan perawatan BBL, menganjurkan
ibu untuk mobilisasi dini, melengkapi partograf.
Penatalaksanaan kala III adalah melakukan manajemen aktif kala III yang
sesuai prosedur langkah APN. Kala III berlangsung sekitar 6-15 menit sampai
plasenta lahir. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan setinggi pusat dan
perdarahan 150 cc. Hal ini sesuai dengan dengan teori yang dikemukakan oleh
Jannah (2015) setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan fundus uteri sedikit
diatas pusat. Beberapa saat kemudian, uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta akan lepas dalam 6-15 menit setelah
bayi lahir dan keluar secara spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim berhenti sebentar uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali dari
sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, pengeluaran dan pelepasan
plasenta, dalam waktu 1-5 menit, plasenta terlepas terdorong kedalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan (brand shadow) seluruh proses
biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir dan pada pengeluaran plasenta
biasanya disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc (Walyani dan
Purwoastuti, 2016). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan tanda
tanda seperti perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat
bertambah panjang (Purwoastuti,2019).
KALA IV
Pada kala IV penatalaksanaan yang dilakukan selama 2 jam pasca
persalinan adalah pantau keadaan tonus otot uterus, ukur tinggi fundus, vital sign,
perdarahan, kandung kemih, genetalia, dan keadaan umum ibu dan bayi.
Pemantauan dilakukan secara berkala sesuai dengan prosedur pada langkah APN.
Hasil dari pemantauan yang dilakukan adalah keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD: 110/80 mmHg, N: 82x/menit, pernapasan: 22x/menit, suhu:
36,70C, kontraksi uterus baik, uterus teraba keras (globular), TFU: 2 jari dibawah
pusat, kandung kemih kosong, genetalia: perdarahan kira-kira 150 cc, perineum:
tidak ada robekan jalan lahir.
Pada kala IV penatalaksanaan yang dilakukan selama 2 jam pasca
persalinan adalah pantau keadaan kontraksi uterus dan ukuran tinggi fundus, vital
sign, perdarahan, kandung kemih dan keadaan umum ibu dan bayi. Pemantauan
secara berkala sesuai dengan prosedur pada langkah APN 1 jam pertama dipantau
15 menit sekali, 1 jam kedua 30 menit sekali. Hasil dari pemantauan yang
dilakukan adalah keadaan umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah
120/70 mmHg, nadi 82 x/menit, pernapasan 22 x/menit, suhu 36,5 °C, kontraksi
baik, uterus teraaba keras (Globular), TFU : 2 jari dibawah pusat, kandung kemih
kosong, perdarahan ± 150 cc dan tidak ada robekan jalan lahir. Hal ini sesuai
dengan teori kala IV persalinan menurut pendapat Sulfianti, dkk (2020) yaitu kala
IV 0 menit sampai 2 jam setelah persalinan plasenta berlangsung ini merupakan
masa kritis bagi ibu, karena kebanyakan wanita melahirkan kehabisan darah atau
mengalami suatu keadaan yang menyebabkan kematian pada kala IV ini. Evaluasi
pada 2 jam setelah persalinan yaitu vital sign, tonus uterus dan ukuran tinggi
fundus uteri, perdarahan, kandung kemih, pengeluaran lochea dan keadaan ibu
dan bayi.
Ari Kurniarum. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Penerbit Pusdik SDM Kesehatan
Fauziah, S. (2018). Keperawatan Maternitas Volume 2 : Persalinan Jakarta: Kencana.
Jannah, N. (2015). ASKEB II Persalinan Berbasis Kompetensi (E. K. Yudha (ed.)).
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kuswanti, I., & Melina, F. (2014). ASKEB II PERSALINAN (Cetakan I). Pustaka
Pelajar.
Lailiyana, Ani Laila, Isrowiyatun Daiyah, & Ari Susanti. (2012). Asuhan Kebidanan
Persalinan (Monica Ester & Esty Wahyuningsih (eds.)). Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Mufdlilah, Hidayat, A., & Kharimaturrahmah, I. (2012). Konsep Kebidanan (Haikhi
(ed.); Cetakan I). Nuha Medika.
Nurhayati, E. (2019). Patologi & Fisiologi Persalinan Distosia Dan Konsep
Prawirohardjo, S. (2016). Ilmu Kebidanan (T. Rachimhadhi & G. H. Wiknjosastro
(eds.); kelima). PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Walyani, E. S., & Purwoastuti, T. E. (2016). Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi
Baru Lahir (Cetakan I). PUSTAKABARUPRESS.