0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan11 halaman

Laporan Ape Puzzle

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1/ 11

LAPORAN KEGIATAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)

PUZZLE UNTUK ANAK USIA DINI KELOMPOK BERMAIN B


TK SURYA BARU DESA PLOSOWAHYU
Mata Kuliah : Keperawatan Anak II

Dosen Pembimbing :

Harnina Samantha A, S.Kep., Ns., MNS

Nama Mahasiswa :

Lailatul Purwati Saputri


2002012981
5A Keperawatan

PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
2022/2023
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN APE DAN PUZZLE

1.1 Pengertian APE


Kegiatan bermain (belajar) merupakan dunia anak. Pada masa usia dini anak
sudah sangat membutuhkan alat untuk bermain dalam rangka mengembangkan
kemampuannya, sesuai dengan apa yang dilihat, dialami dalam kehidupan sehari hari
di lingkungan sekitar mereka. (Rahma, 2017).
Alat permainan merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan anak
untuk memudahkan dalam memahami proses belajar melalui bermain.(Qalbi et al.,
2020). Alat Permainan ialah semua alat yang digunakan anak untuk memenuhi naluri
bermainnya.
Alat Permainan edukatif ialah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai
sarana bermain yang sekaligus bermanfaat bagi perkembangan anak.(Fadillah, 2017).
Menurut Villela (2013), Alat Permainan Edukatif adalah segala bentuk alat
permainan yang dirancang sebagai sarana atau alat bantu untuk memperjelas materi,
menstimulus aspek perkembangan dan kemampuan anak sehingga menimbulkan rasa
senang dan bernilai pendidikan di dalamnya. Alat permaianan digunakan pada saat
bermain dan secara tidak sadar anak akan mendapatkan nilai pengetahuan dan
pemahaman serta pengalaman belajar secara nyata.
Sedangkan menurut Santoso (2019), Alat permainan edukatif yaitu alat
bermain yang dapat meningkatkan fungsi menghibur dan fungsi mendidik. Artinya,
alat permainan edukatif adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk
mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern
maupun teknologi sederhana bahkan bersifat tradisional.

1.2 Manfaat APE


Menurut Suryadi (2013), bahwa manfaat mainan edukatif sebagai berikut:
1.2.1 Melatih kemampuan motorik. Stimulasi untuk motorik halus diperoleh saat
menjumput mainan, meraba, memegang dengan kelima jarinya, dan
sebagainya,sedangkan rangsangan motorik kasar didapat anak saat
menggerakkan mainannya,melempar, mengangkat dan sebagainya
1.2.2 Melatih konsentrasi. Mainan edukatif dirangsang untuk menggali
kemampuan anak termasuk kemampuannya dalam berkonsentrasi. Saat
menyusun puzzle katakanlah anak dituntut untuk fokus pada gambar atau
bentuk yang ada di depannya,iatidak berlari-larian atau melakukan
aktifitas fisik lain sehingga konsentrasinya bisa lebih tergali. Tanpa
konsentrasi, bisa saja hasilnya tidak memuaskan.
1.2.3 Mengembangkan konsep sebab akibat. Contohnya dengan memasukkan
benda kecil kedalam benda yang besar, anak akan memahami bahwa
benda yang lebih kecil bisa dimuat ke dalam benda yang lebih
besar.Sedangkan benda yang lebih besar tidak bisa masuk ke dalam benda
yang lebih kecil.Ini adalah pemahaman konsep sebab akibat yang sangat
dasar.
1.2.4 Melatih bahasa dan wawasan. Permainan edukatif sangat baik bila diikuti
dengan penuturan cerita. Hal ini akan memberikan manfaat tambahan buat
anak, yakni meningkatkan kemampuan Bahasa juga keluasan wawasan.
1.2.5 Mengenalkan warna dan bentuk. Dari mainan edukatif, anak dapat
mengenal ragam/variasi bentuk dan warna. Ada benda berbentuk kotak,
segi empat, bulat, dengan berbagai warna, biru, merah, hijau dan lainnya.

1.3 Tujuan APE


Menurut Villela (2013), Adapun tujuan APE bagi anak yaitu :
1.3.1 Merangsang anak untuk bereksplorasi, dan bereksperimen dalam
mengembangkan berbagai aspek perkembangan dan memberikan
kesenangan.
1.3.2 Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi - potensi yang
ada padanya.
1.3.3 Anak akan menemukan dirinya,yaitu kekuatan dan kelemahannya,
kemampuannya serta minat dan kebutuhannya;
1.3.4 Memberi peluang bagi anak untuk berkembang seutuhnya,baik fisik,
intelektual, bahasa dan perilaku (psikososial sertaemosional)
1.3.5 Anak terbiasa menggunakan seluruh aspek pancainderanya sehingga
terlatih dengan baik.
1.3.6 Secara alamiah memotivasi anak untuk mengetahui sesuatu lebih
mendalam lagi.
1.4 Ciri – Ciri APE
Menurut Tedjasaputra (2014),berpendapat bahwa alat permainan edukatif (APE)
memiliki beberapa ciri yaitu:
1.4.1. Dapat dilakukan dalam beberapa cara, maksudnya alat permainan itu
dapat dimainkan dengan bermacam-macam tujuan dan manfaat;
1.4.2. Ditujukan terutama untuk anak - anak usia prasekolah dan berfungsi
untuk mengembangkan berbagai aspek perkembangan kecerdasan serta
motorik anak
1.4.3. membuat anak terlibat secara aktif karena dalam proses bermain anak
akan menggunakan alat permainannya. Selain itu, anak juga bisa
berinteraksi dengan mainan, teman dan guru selama proses bermain
dengan menggunakan alat permainan
1.4.4. Bersifat konstruktif yaitu cara bermain yang bersifat membangun,
membina, memperbaiki, dimana anakanak menggunakan bahan untuk
membuat sesuatu yang bukan untuk bertujuan bermanfaat, melainkan
ditujukan bagi kegembiraan yang diperolehnya dari membuatnya

1.5 Jenis – Jenis APE


APE disesuaikan dengan indikator-indikator perkembangan yang tertuang
dalam Permendikbud No. 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD dan
Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang Standar PAUD. Contoh-contoh APE
tersebut terdapat dalam Permendikbud No. 11 tahun 2021 tentang Petunjuk
Operasional DAK Fisik.
Secara umum, pembagian APE berdasarkan lingkungan belajar sebagai berikut:
1.4.1. Kategori APE di dalam ruangan (indoor )
APE yang jenis manipulatif,artinya APE yang dapat dimainkan
anak dengan diletakkan di atas meja, dapat di, dibongkar dan dipasang,
dijinjing dan lain-lain. APE jenis ini diantaranya adalah puzzle , balik
bangunan, kotak pos,boneka, dan lain-lain.
1.4.2. Kategori APE di luar ruangan (out door)
APE yang dimainkan anak untuk bermain bebas, sehingga
memerlukan tempat yang luas dan lapang. Pada umumnya ditujukan
untuk pengembangan jasmani atau motorik kasar, sehingga
bersosialisasi, dan bermin kelompok, contohnya tanggapelangi,
jungkitan, ayunan, papan luncur dan sebagainya.

Secara umum, keduanya dapat digolongkan sebagai alat main sensorimotor


dan motorik kasar. Spesifikasi dari masing-masing APE berbeda-beda, yang bisa
dibedakan menjadi 2 tipe. Tipe 1 untuk peserta didik usia 1 sampai 3 tahun dan tipe 2
untuk peserta didik usia 4 sampai 6 tahun.

1.6 Pengertian Puzzle


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2013), puzzle adalah “tekateki”.
Permainan puzzle merupakan jenis permainan edukatif untuk melatih pola pikir anak
dalam Menyusun potongan-potongan menjadi satu kesatuan yang mempunyai bentuk
yang utuh (Wahyuni & Fadlillah Maureen dalam Astuti, 2014).
Menurut Sya’ban(2012), media puzzle adalah media yang berbentuk teka teki
gambar dengan menyusun potongan gambar sehingga tersusun sebuah kesatuan
gambar.Media puzzle adalah media yang menggabungkan sebuah gambar dan soal
teka-teki yang cara mainnya adalah menggabungkan sebuah potongan pola atau
gambar sehingga menjadi satuan pola yang menjadi kunci jawaban tersebut. Media
berbentuk puzzle ini mampu memberikan motivasi kepada siswa dengan kemenarikan
media pembelajaran yang diberikan.

1.7 Manfaat Bermain Puzzle


Menurut Andrianto (2013), manfaat puzzle sebagai media bermain anak yaitu :
1.6.1. Meningkatkan keterampilan kognitif Keterampilan kognitif berhubungan
dengan kemampuan untuk belajar dan memecahkan masalah. Melalui
puzzle, anak-anak akan mencoba memecahkan masalah yaitu menyusun
gambar menjadi utuh.
1.6.2. Meningkatkan keterampilan motoric halus Anak dapat melatih koordinasi
tangan dan mata untuk mencocokkan kepingan- kepingan puzzle dan
menyusunnya menjadi satu gambar. Keterampilan motorik halus
berhubungan dengan kemampuan anak menggunakan otot-otot kecilnya
khususnya jari-jari tangannya.
1.6.3. Melatih kemampuan nalar dan daya ingat dan konsentrasi
1.6.4. Pengetahuan melalui puzzle Anak akan belajar banyak hal. Mulai dari
warna, bentuk, jenis hewan, buah- buahan, sayuran dan lainnya.
Pengetahuan yang ia dapatkan dari sebuah permainan biasanya akan lebih
mengesankan bagi anak dibandingkan pengetahuan yang ia dapatkan dari
hafalan.
1.6.5. Meningkatkan keterampilan social Puzzle dapat dimainkan lebih dari satu
orang dan jika puzzle dimainkan secara berkelompok tentunya butuh
diskusi untuk merancang kepingan- kepingan gambar dari puzzle
tersebut, maka hal ini akan meningkatkan interaksi sosial anak.

1.8 Macam – Macam APE Puzzle


Menurut Heriansyah (2014), Macam-macam puzzle ada beberapa macam sebagai
berikut :
1.8.1. Puzzle Hewan Puzzle
Merupakan bentuk alat permainan edukatif yang paling banyak
digunakan dan dijumpai dilembaga PAUD dan kebanyakan anak-anak
juga menyukainya.
1.8.2. Puzzle Bentuk
Merupakan alat permainan yang terbuat dari papan triplek yang halus
permukaannya. Perairan ini dimaksudnya untuk mengenal berbagai
bentuk geometri kepada anak. alat permainan semacem ini sangat cocok
digunakan untuk usia 2-5 tahun.
1.8.3. Puzzle Buah
Secara umum puzzle ini sama dengan puzzle-puzzle yang lain hanya
puzzle ini merupakan bentuknya buah-buahan .

Berdasarkan jenis puzzle yang telah sebutkan, puzzle edukatif termasuk dalam
kategori The Thing Puzzle, dimana puzzle edukatif berisi audio, angka dan kata yang
berhubungan dengan gambar buah untuk dijodohkan
1.9 Tujuan APE Puzzle
Prima (2016), mengemukakan tujuanp ermainan puzzle sebagai berikut:
1.9.1. Menumbuhkan rasa kebersamaan antar anak.
Jika ada permainan dalam satu kelompok, maka kebersamaan dalam satu
kelompok akan tumbuh.
1.9.2. Melatih strategi dalam kelompok untuk merampungkan permainan puzzle,
Maka ada strategi yang harus digunakan. Dengan adanya kebersamaan dalam
kelompok, strategi permainan ini akan mudah terpecahkan.
1.9.3. Melatih memecahkan masalah bersama- sama.
Jika permainan dilakukan dengan bekerja kelompok, maka akan mudah
menyelesaikan permainan puzzle ini.
1.9.4. Menumbuhkan saling memiliki diantara anak.
Setiap anak akan merasa memiliki jika bekerja sama kelompok.
1.9.5. Menumbuhkan sikap saling menghargai diantara sesama anak
Dalam permainan kelompok, pasti setiap anak memiliki gagasan untuk
memecahkan masalah. Namun, ketika kerja kelompok, mereka harus bias
menghargai pendapat orang lain.
BAB 2
HASIL KEGIATAN

2.1 Nama Alat Permainan yang dipakai


Puzzle Kayu Buah

2.2 Cara / metode bermain


2.2.1 Tunjukan kepada anak gambar secara utuh.
2.2.2 Balik untuk membongkar dan mengacak potongan potongan gambar.
2.2.3 Ajak anak untuk menyusun Kembali
2.2.4 Biarkan anak mencari pola penyusunan, biasa yang paling mudah adalah
dengan memulai dari masing masing pojok.

2.3 Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa penerapan permainan puzzle sebagai media
stimulasi pengembangan kognitif anak kelompok B TK Surya Baru Desa Plosowahyu
Kabupaten Lamongan sudah cukup baik khususnya dalam mengembangkan kognitif
anak, dalam menyusun puzzle anak antusias mengerjakan puzzle sampai selesai, dapat
melatih kesabaran anak serta daya ingat dan konsentrasi, sehingga dapat menyusun
puzzle dengan utuh, dan anak dapat mengenal bentuk dan warna, dan mampu
menyebutkan warna dan jenis buah – buahan.
DOKUMENTASI
DAFTAR PUSTAKA

Fadillah, M. (2017). ‘Bermain dan Permainan’. Kencana.

Qalbi, Z., Merlina, S., Putera, R., Hidayati, I., & Daryat, M. (2020). ‘Pengaruh permainan
maze terhadap kemampuan bercerita di tk negeri 1 padang baru’. 4(2), 287–294

Villela, lucia maria aversa. (2013). ‘PENGETAHUAN GURU PAUD TENTANG ALAT
PERMAINAN EDUKATIF (APE) DALAM PEMBELAJARAN’. Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699

Santoso, M. (2019). ‘Rancang Bangun Game Edukatif Duta Indonesia (Dadu Dan Peta)
Indonesia.’ Konstruktivisme: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 11(1), 20–31.

Rahma, D. (2017). ‘Penggunaan Alat Permainan Edukatif (Ape) Untuk Mendukung


Perkembangan Anak Usia 5-6 Tahun Di Paud Al Fikri’. Jurnal Pendidikan Dan
Pembelajaran Untan, 6(10), 212143.

Suryadi (2013). ‘Cara Efektif Memaham Perilaku Anak Usia Dini’.Jakarta: EDSAMahkota

Tedjasaputra, M.S. (2014). ‘Bermain Mainan dan Permainan’. CetakanIV. Jakarta: PT


Gramedia Widiasarana Indonesia.

Alwi, Hasan.(2013). ‘Kamus Besar Bahasa Indonesia’. Edisi 3.Jakarta:Balai pustaka.

Andrianto, Tuhana Taufiq.(2013).’Cara Cerdas Melejitkan IQ Kreatif


Anak’.Jogjakarta:Katahati

Fadlillah. M, dkk. (2014). ‘Pendidikan Anak Usia Dini.’ Jakarta:Kencana Prenadamedia


Group

Sya’ban, J. (2012). ‘Games Untuk Keluarga’ (Jakarta: Mahaka Publishing), 1–186

Heriansyah Syamsuddin. (2014). ‘Brain Game Untuk Balita.’ Yogyakarta : Media Perssindo.

Prima, Aurelia., 2016. ,Aneka Permainan Kreatif dan Edukatif untuk Anak.’Yogyakarta: Diva
Press

Anda mungkin juga menyukai