Usulan Teknis Interior
Usulan Teknis Interior
teknis
Sumber Dana :
Tahun Anggaran 2024
CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
Sejalan dengan kebijaksanaan Pemerintah Republik Indonesia dalam pembangunan saat ini,
peningkatan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta
peningkatan sektor Kesehatan dan Industri memegang peranan penting dalam keberhasilan
pembangunan tersebut.
Untuk mewujudkan hal tersebut diatas, dituntut peran aktif tenaga ahli profesional dari berbagai
disiplin ilmu CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS sebagai Konsultan Perencana adalah salah satu
Perusahaan Jasa Konsultan ikut berpartisipasi mewujudkan kebijaksanaan tersebut diatas dengan
didukung oleh tenaga ahli yang telah berpengalaman dibidangnya masing-masing.
Sebagai gambaran umum tentang lingkup kegiatan organisasi personalia, peralatan dan pengalaman
perusahaan serta legalitas perusahaan kami lampirkan dalam Usulan Teknis ini.
Walaupun dari segi usia CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS masih relative muda, namun kapasitas
dan pengalaman para tenaga ahli serta staf pendukungnya yang memiliki kemampuan keteknikan
(engineering) dalam berbagai bidang sesuai lingkup layanan perusahaan-perusahaan memungkinkan
ditawarkan layanan layanan jasa konsultan yang handal dan berkualitas. Selain itu kerjasama yang
erat dengan pusat-pusat penelitian dibeberapa perguruan tinggi terkemuka dan konsultan nasional
maupun internasional menambah potensi perusahaan dalam memberikan layanan jasa konsultansi
secara maksimum.
01 - 1
CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
Sebagai perusahaan nasional yang bergerak dalam Jasa Konsultansi Konstruksi (Engineering), apabila
mendapatkan kesempatan dan kepercayaan kami yakin bahwa CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
akan mampu melaksanakan tugasnya serta diharapkan dapat memberikan hasil memuaskan.
Sebagai wadah para professional CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS siap mendukung program
pembangunan pemerintah dengan menjadi “mitra yang handal–terpercaya “.Kami pengurus beserta
staf menyadari sepenuhnya agar berhasil (tetap eksis)vdalam menghadapi kompetisi yang makin
ketat, harus berani mencoba merubah orientasi perolehan proyek dari peserta tender proyek yang
sudah baku menjadi peserta yang aktif mengusulkan program-program yang siap diadop oleh
klien/rekanan (pemerintah, BUMN dan swasta) melalui pengembangan ide-ide aktual yang layak
dijual.
01 - 2
CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
01 - 3
CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
Secara umum lingkup layanan Jasa Konsultansi yang dilayani CV. IMAYA CONSULTING
ENGINEERS dengan kualifikasi meliputi :
Penelitian/Survey Investigasi
Perencanaan Umum/Penyusunan Masterplan
Studi Kelayakan
Perencanaan Teknik dan Desain
Pengawasan/Supervisi
Manajemen
Pelatihan dan Lokakarya
01 - 4
CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
01 - 5
CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
Direktur Utama
Tenaga Ahli Tenaga Ahli Tenaga Ahli Bagian Keuangan Bagian Operasional
Sipil Air Sipil Bangunan Arsitektur Bangunan Perusahaan
Tenaga Ahli Tenaga Ahli Tenaga Ahli Bagian Administrasi Bagian Marketing
Arsitektur Lansekap Kajian Sosekbud Perencanaan Kota Umum Perusahaan
01 - 6
1
Pengalaman Perusahaan CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS 10 tahun terakhir dan pekerjaan
sejenisnya ditampilkan pada halaman berikutnya :
1 2 3 4 5
3 Perencanaan Pembangunan Gedung Puskesmas DTP 2018 49.650.000 Dinas Kesehatan Pemerintah
Cibatu Kecamatan Cibatu-Kabupaten Purwakarta Kabupaten
Purwakarta
4 Perencanaan Rehab dan Pemagaran Gedung 2018 37.400.000 Dinas Kesehatan Pemerintah
PONED Puskesmas Kecamatan Sukatani – Kabupaten Kabupaten
Purwakarta
Purwakarta
6 Belanja Jasa Konsultan Penyusuan ( Penyusunan DED 2016 49.087.000 Dinas Bina Marga Dan Cipta
Kantor Kecamatan Sumber Jaya ) Karya
7 Belanja Jasa Konsultan Pihak ketiga ( Penyusunan 2016 16.280.000 Rumas Sakit Umum Majalengka
DED Kantor Kecamatan Talaga )
8 Konsultan Perencana DED Gazebo Dan Kanopi 2016 34.540.000 Rumah Sakit Umum Daerah
Majalengka
9 Konsultan Perencana DED Pembuatan Ruang Server 2016 42.515.000 Rumah Sakit Umum Daerah
Dan Gudang Keuangan Majalengka
10 Konsultan Perencana DED Renovasi Ruang VIP 2016 49.880.000 Dinas Bina Marga Dan Sumber
Pembuatan Taman Dan Selasar Tambahan Daya Air Dan Pertambangan
13 Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Ruang 2016 49.547.300 Dinas Bina Marga
Kelas SMK Al-Jauuriyah Cijati, SMK IT Nurul Huda
17 Perencanaan Pembangunan Selasar Penghubung 2015 48.570.000 Dinas Bina Marga dan Cipita
Gedung Logistik (Silpa Pajak Rokok) Karya
18 DED Stadion SOR Baribis 2015 48.654.000 Rumah Sakit Umum Majalengka
21 Belanja Jasa Konsultan/Pihak Ketiga (DED Stadion 2015 84.458.000 Rumah Sakit Umu Daerh
SOR Baribis) Majalengka
22 Belanja Barang dan Jasa BLUD (Perencanaan 2015 70.763.000 Rumah Sakit Umum Daerah
Gedung Instalasi Gizi) Majalengka
23 Belanja Barang dan Jasa ( Perencanaan Gedung 2015 29.700.000 Dinas Pengelola Sumber Daya
Radiologi/CT-Scan) Air, Pertambangan Dan Energi
24 Jasa Konsultansi Perencanaan DED Gedung Pemuda 2015 413.600.000 Dinas Kesehatan
Di Padalarang
27 DED Review Perencanaan Rehabilitasi dan 2015 6.935.000 Dinas Perikanan dan Kelautan
Pembangunan Sarpras Olah Raga Sirkuit Subang
28 Perencanaan Pembangunan Pagar Pengaman Kolam 2015 38.700.000 Badan Lingkungan Hidup
Di BPPBAT Singaparna – Tasikmalaya
32 Perencanaan Teknis Dalam Bangko Pusako 2013 58.877.000 Badan Koordinasi Keamanan
Laut
(Paket 18)
34 Perencanaan Kontruksi Pembangunan Gudang Dinas 2013 91.300.000 Dinas Lingkungan Hidup
dan Rehabilitasi Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut. Kebersihan dan
Pertamanan (DLHKP)
3
2. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Gedung Kuliah Syariah STAIN Parepare
Negara Asal :
Asing Indonesia
12. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Gedung Serbaguna (Bangunan,Taman, Dan Pagar)
Negara Asal :
19. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
22. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Rehab dan Pemagaran Gedung PONED Puskesmas Kecamatan
Sukatani – Kabupaten Purwakarta
Negara Asal :
29. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
32. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Penyempurnaan Gedung LABKESDA – Kabupaten Purwakarta
Negara Asal :
39. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
42. Nama Paket Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultan Penyusuan ( Penyusunan DED Kantor Kecamatan
Sumber Jaya )
Negara Asal :
49. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
52. Nama Paket Pekerjaan : Belanja Jasa Konsultan Pihak ketiga ( Penyusunan DED Kantor Kecamatan
Talaga )
Negara Asal :
59. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
62. Nama Paket Pekerjaan : Konsultan Perencana DED Gazebo Dan Kanopi
Negara Asal :
69. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
72. Nama Paket Pekerjaan : Konsultan Perencana DED Pembuatan Ruang Server Dan Gudang Keuangan
Negara Asal :
79. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
81. Pengguna Jasa : Dinas Bina Marga Dan Sumber Daya Air Dan Pertambangan
82. Nama Paket Pekerjaan : Konsultan Perencana DED Renovasi Ruang VIP Pembuatan Taman Dan Selasar
Tambahan
Negara Asal :
89. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
92. Nama Paket Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Pagar Pengaman Area Produksi di BPPPUIH
Cianjur
Negara Asal :
99. Jumlah tenaga ahli : Tenaga Ahli Asing ___ Orang Bulan
Tenaga Ahli Indonesia 5 Orang Bulan
Asing Indonesia
2. Nama Paket Pekerjaan : Jasa Konsultansi Perencanaan Rehabilitasi Ruang Kelas SMK Al-Jauuriyah
Cijati, SMK IT Nurul Huda Ittihad Takokak, SMA Al-huda Ciranjang
Pembangunan ruang Kelas baru SMA Yupi Cianjur Kec. Cilaku Pembangunan
Lapangan SMAN 1 Kadupandak, SMAN 1 Sindangbarang
Negara Asal :
Asing Indonesia
Setelah mempelajari dan mengamati latar belakang yang disampaikan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa Desain Interior
(Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru) , kami memahami bahwa menata ruang untuk
review desain perencanaan.
Dari kerangka acuan kerja (KAK) yang ada kami pahami bahwa maksud dan tujuan yang
ingin dicapai dari pekerjaan ini adalah menghasilkan kajian yang dapat dijadikan sebagai
bahan masukan kepada pengguna jasa, dalam Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Arsitektur-Jasa Desain Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru) .
Sasaran utama pekerjaan ini adalah membuat terselenggaranya Belanja Jasa Konsultansi
Perencanaan Arsitektur-Jasa Desain Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru)
yang akan digunakan nantinya sebagai acuan realisasi Pembuatan Samsat Drive Thru.
Dari pemahaman kami terhadap KAK yang diberikan pengguna jasa, Lingkup pekerjaan
yang diperlukan bagi kegiatan ini adalah Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur-
Jasa Desain Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru) berdasarkan tahap-tahap
perencanaan yang disesuaikan dengan anggaran yang tersedia
03 - 1
CV. IMAYA CONSULTING ENGINEERS
Dalam pemahaman kami, pelaksanaan pekerjaan ini harus selesai dalam jangka waktu 30
(Tiga puluh) hari sejak penandatangan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK). Kami sangat
memahami dengan singkatnya waktu pelaksanaan kegiatan yang diberikan , tentunya kami
sudah mempertimbangkan hal tersebut dari berbagai hal yang terjadi dilapangan akan
mempengaruhi pelaksanaan kegiatan dan kami sebagai pelaksana akan berusaha untuk
membuat program kerja dan bagan kegiatan personil supaya hasil yang dicapai optimal dan
tidak tumpang tindih.
1) Hasil karya perencanaan memenuhi standar hasil karya perencanaan yang berlaku;
2) Hasil karya perencanaan dapat mengakomodasi batasan-batasan yang diberikan
mutu bangunan yang akan diwujudkan;
3) Hasil karya perencanaan memenuhi peraturan, standar dan pedoman teknis
bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada umumnya dan khusus
untuk bangunan gedung negara.
Tenaga ahli yang akan ditugaskan menangani pekerjaan tersebut adalah tenaga yang
berpengalaman dengan kualifikasi yang sesuai dengan bidang pekerjaan yang dibutuhkan,
diutamakan yang telah berpengalaman dalam proyek yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
Menurut pemahaman kami perkiraan kebutuhan sumberdaya pelaksana pekerjaan ini
adalah disesuaikan berdasarkan :
a. Bidang pekerjaan/kegiatan yang dilakukan, maka team studi pekerjaan ini mencakup
Team Leader yang dibantu oleh tenaga ahli dan tenaga penunjang lainnya.
b. Waktu pelaksanaan termasuk penjadwalan dari personil dikaitkan dengan kegiatan
yang dilaksanakan.
c. Bagian kegiatan yang meliputi kebutuhan jumlah tenaga ahli dan tenaga penunjang
lainnya yang dibutuhkan.
03 - 2
BAB -D
TANGGAPAN TERHADAP
KERANGKA ACUAN KERJA
D.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Bagan Alur Perencanaan Sistematika Pembahasan
Bab-C Bab-D
PEMAHAMAN THDP
TANGGAPAN
KERANGKA ACUAN
TERHADAP KAK
KEGIATAN (KAK)
Bab-E
APRESIASI
INOVASI
Bab-F
Bab-G
Bab-M Bab-I
STAFF TENAGA AHLI DAN
RENCANA KERJA
PENDUKUNG TANGGUNG JAWABNYA
Bab-N Bab-K
FASILITAS ORGANISASI
PENDUKUNG PELAKSANA PEKERJAAN
Bab-H
Bab-L Bab-J
JADWAL
JADWAL PENUGASAN
PELAPORAN PELAKSANAAN
TENAGA AHLI
PEKERJAAN
Usulan Teknis D - 1
G. RENCANA KERJA
H. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. TENAGA AHLI DAN TANGGUNGJAWABNYA
J. JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
K. ORGANISASI PELAKSANAAN PEKERJAAN
L. LAPORAN
M. STAF PENDUKUNG
N. FASILITAS PENDUKUNG
O. PENUTUP
A. UMUM
Dari kerangka acuan kerja maka dipahami bahwa lingkup utama pekerjaan ini adalah :
• Secara kontraktual Konsultan Perencana bertanggung jawab kepada Pejabat Pengguna Jasa /
Pengguna Anggaran pada Pekerjaan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa
Desain Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru) Sebelum melaksanakan
pekerjaan Konsultan Perencana harus segera menyusun Program Kerja termasuk jadwal
kegiatan secara tepat dan efisien.
• Waktu pelaksanaan 30 (Tiga Puluh) hari kerja seperti yang disyaratkan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK)
• Konsultan Perencana harus menyediakan tenaga ahli dan tenaga penunjang yang memenuhi
kebutuhan dan persyaratan yang disyaratkan dalam Kerangka Acuan Kerja.
• Konsultan Perencana mempunyai kewajiban dan tanggung jawab sepenuhnya terhadap
pelaksanaan pekerjaan dari tahap awal sampai tahap akhir pekerjaan Belanja Jasa
Konsultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa Desain Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat
Drive Thru)
• Konsultan Perencana akan menganalisa data yang didapat untuk dapat dituangkan kembali
dalam bentuk materi perencanaan sesuai dengan yang diarahkan dalam Kerangka Acuan
Kerja
• Konsultan Perencana akan melakukan koordinasi dalam proses pekerjaan perencanaan ini
kepada Tim Teknis yang diajukan oleh Pejabat Pengguna Jasa / Pengguna Anggaran.
• Konsultan Perencana melakukan perencanaan bangunan dalam satu lokasi / tapak menjadi
dua unit bangunan.
• Hasil output dari pekerjaan perencanaan ini sesuai dengan yang tercantum dalam Kerangka
Acuan Kerja berisi laporan dokumen teknis, gambar kerja serta detail dan buku petunjuk
penggunaan bangunan.
• Paket pekerjaan mengikuti standar umum dan peraturan yang berlaku di lokasi pekerjaan.
• Output perencanaan yang dilakukan Konsultan Perencana ini berupa bangunan harus dapat
meningkatkan kualitas dan berdampak positif terhadap lingkungan sekitarnya.
• Hasil yang diharapkan dari pekerjaan ini tercapainya sasaran pokok proyek yaitu ketepatan
fungsi, mutu, waktu dan biaya sesuai dengan yang direncanakan.
1. Latar Belakang
Pemahaman dari latar belakang yang coba dikembangkan antara lain :
• Menciptakan rencana bangunan untuk fasilitas umum yang tetap memilik karakteristik dari
institusi yang bersangkutan namun tetap bepegang pada standar harga yang ditetapkan
dari kerangka acuan kerja.
• Diperlukan rencana pengembangan wadah atau tempat bagi pelayanan kesehatan untuk
dapat meningkatkan kinerja aktifitas kerja dari instansi yang bersangkutan.
Usulan Teknis D - 2
Tujuan dari Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa Desain Interior
(Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru)
adalah sebagai berikut :
• Tersusunnya Rencana Gambar Teknis yang mengacu kepada kawasan yang akan
direncanakan.
• Tersusunnya Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa Desain Interior
(Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru) Bandung.
• Memberikan gambaran langkah-langkah konkrit lebih lanjut dalam melakukan perencanaan
teknis.
4. Keluaran Studi
Keluaran dari studi ini adalah :
• Hasil Pekerjaan Tepat Waktu
• Hasil Pekerjaan Tepat Mutu
• Hasil Pekerjaan Tepat Biaya
B. Kegiatan Perencanaan
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah berpedoman pada
ketentuan yang berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara,
Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor : 332/KPTS/M/2002 tanggal 21 Agustus 2002, yang dapat
meliputi tugas - tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik
bangunan gedung negara yang terdiri dari :
A. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat
interpretasi secara garis besar terhadap KAK, dan konsultasi dengan pemerintah daerah
setempat mengenai peraturan daerah/perijinan bangunan. Dan persiapan kajian amdal seperti
pra survey, pengumpulan data dari pemrakarsa, sosialisasi, kuesioner, penyebaran informasi
melalui media massa.
Usulan Teknis D - 3
B. Menyusun Pra Rencana seperti rencana lay-out, pra rencana bangunan termasuk program dan
konsep ruang, perkiraan biaya. Serta survey dan pengambilan sampel dan analisis
laboratorium, penyusunan draft
C. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :
1. Rencana desain konsep yang mudah dimengerti oleh pemberi tugas.
3. Rencana Utilitas, beserta uraian konsep dan perhitungannya.
4. Perkiraan Biaya.
D. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :
1. Gambar - gambar detail arsitektur, detail struktur, detail utilitas yang sesuai dengan
gambar rencana yang telah disetujui
2. Rencana Kerja dan Syarat - syarat (RKS).
3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan.
4. Laporan akhir perencanaan.
F. Mengadakan persiapan pelelangan, seperti membantu Pemimpin Proyek di dalam menyusun
dokumen pelelangan dan membantu Panitia Pengadaan menyusun program dan pelaksanaan
pengadaan.
G. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen pelelangan,
dan melaksanakan tugas – tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.
H. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan melaksanakan
kegiatan, seperti :
1. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada perubahan.
2. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa
pelaksanaan konstruksi.
3. Memberikan saran-saran.
4. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.
KAJIAN
TEKNIS
PEMBANGUNAN
PERENCANAAN PELAKSANAAN PEMANFAATAN PEMBONGKARAN
PELESTARIAN
PENDATAAN
Usulan Teknis D - 4
Bangunan Gedung Negara merupakan salah satu Aset Negara yang mempunyai nilai
strategis sebagai tempat proses penyelenggaraan negara, sehingga perlu diatur secara
efektif, efisien, dan tertib.
Pengertian BGN tidak hanya yang dibiayai oleh APBN, namun juga APBD Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Perlu adanya pengaturan yang bersifat nasional sebagai pedoman bagi pembangunan
BGN.
Pengaturan tersebut diharapkan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan BGN baik di Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota.
Usulan Teknis D - 5
BAHAN
▪ Lantai: keramik, vinil, tegel PC
BANGUNAN ▪ Dinding Luar: bata, batako diplester & dicat, dan kaca
Usulan Teknis D - 6
Bangunan Gedung Negara
KLASIFIKASI BGN
TIPE RUMAH NEGARA
PERSYARATAN
STANDAR LUAS BGN
BGN
PERSYARATAN TEKNIS
PERSYARATAN ADMINISTRASI
PERSIAPAN
TAHAPAN
PERENCANAAN & PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN BGN
PENDAFTARAN BGN
KOMPONEN BIAYA
PENYELENGGARA PEMBANGUNAN
Usulan Teknis D - 7
1. Bangunan Sederhana
Klasifikasi bangunan sederhana adalah bangunan gedung negara dengan karakter
sederhana serta memiliki kompleksitas dan teknologi sederhana, atau bangunan
gedung negara yang sudah ada disain prototipenya. Masa penjaminan kegagalan
bangunannya adalah selama 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Sederhana, antara lain:
• gedung kantor yang sudah ada disain prototipenya, atau bangunan gedung
kantor dengan jumlah lantai s.d. 2 lantai dengan luas sampai dengan 500 m2;
• bangunan rumah dinas tipe C, D, dan E yang tidak bertingkat;
• gedung pelayanan kesehatan: puskesmas;
• gedung pendidikan tingkat dasar dan/atau lanjutan dengan jumlah lantai s.d. 2
lantai.
3. Bangunan Khusus
Klasifikasi bangunan khusus adalah bangunan gedung negara yang memiliki penggunaan
dan persyaratan khusus, yang dalam perencanaan dan pelaksanaannya memerlukan
penyelesaian/ teknologi khusus. Masa penjaminan kegagalan bangunannya minimum
adalah 10 (sepuluh) tahun.
Yang termasuk klasifikasi Bangunan Khusus, antara lain:
• Istana negara dan rumah jabatan presiden & wakil presiden
• wisma negara
• gedung instalasi nuklir
• gedung laboratorium
• gedung terminal udara/laut/darat
• stasiun kereta api
• gedung olah raga
• rumah tahanan
• gudang benda berbahaya
• gedung bersifat monumental
• gedung untuk pertahanan
• gedung kantor perwakilan negara R.I. di luar negeri.
1. Persyaratan Teknis
Secara umum, persyaratan teknis bangunan gedung negara mengikuti ketentuan dalam:
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 441 /KPTS/1998 tentang Persyaratan
Usulan Teknis D - 8
Teknis Bangunan Gedung,
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan,
c. Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung dan Lingkungan,
d. Peraturan Daerah setempat tentang Bangunan Gedung, serta
e. Standar teknis lainnya yang berlaku.
Persyaratan teknis Bangunan Gedung Negara harus tertuang secara lengkap dan jelas
pada Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dalam Dokumen Perencanaan.
• Tahap Persiapan
a. Tahap persiapan proyek merupakan kegiatan persiapan setelah program
dan pembiayaan tahunan yang diajukan telah disetujui atau DPA telah
diterima oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK).
b. Tahap persiapan proyek dilakukan oleh pemegang mata anggaran, yang
pelaksanaannya dilakukan oleh PPTK, berdasarkan program dan
pembiayaan yang telah disusun sebelumnya.
c. Kegiatan yang harus dilakukan oleh PPTK pembangunan bangunan
gedung negara meliputi:
1) Pembentukan Organisasi Pengelola Proyek dan Panitia Pengadaan
Barang dan Jasa yang diperlukan.
2) Pengadaan Konsultan Manajemen Konstruksi untuk proyek yang
menggunakan penyedia jasa manajemen konstruksi.
Usulan Teknis D - 9
1) laporan arsitektur;
2) laporan perhitungan utilitas.
e. Keluaran akhir tahap perencanaan adalah dokumen pelelangan, yaitu
Gambar Rencana Teknis, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), Rencana
Anggaran Biaya (Engineering Estimate), dan Daftar Volume (Bill of
Quantity) yang siap untuk dilelangkan.
f. Penyusunan Kontrak Kerja Perencanaan Konstruksi dan Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Perencanaan disusun
dengan mengikuti ketentuan yang tercantum dalam Keppres tentang
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan
Pedoman/Petunjuk Teknis pelaksanaannya.
g. Tahap perencanaan konstruksi untuk bangunan gedung negara:
• yang bertingkat diatas 4 lantai, dan/atau
• dengan luas total diatas 5.000 m2, dan/atau
• dengan klasifikasi khusus, dan/atau
• yang melibatkan lebih dari satu konsultan perencana maupun
pemborong, dan/atau
• yang dilaksanakan lebih dari satu tahun anggaran (multiyear
project), diharuskan melibatkan penyedia jasa manajemen
konstruksi, sejak awal tahap perencanaan
• Tahap Pelaksanaan Konstruksi
• Masa Pemeliharaan Konstruksi
• Pendaftaran Bangunan Gedung Negara
• Tahap Pelaksanaan Konstruksi
a. Pelaksanaan konstruksi merupakan tahap pelaksanaan mendirikan,
memperbaiki, dan atau memperluas bangunan gedung negara dilakukan
dengan menggunakan penyedia jasa pelaksana konstruksi, yang
merupakan badan hukum yang kompeten.
b. Pelaksanaan konstruksi fisik dilakukan berdasarkan dokumen pelelangan
yang telah disusun oleh perencana konstruksi, dengan segala tambahan
dan perubahannya pada penjelasan pekerjaan waktu pelelangan, serta
ketentuan teknis (pedoman dan standar teknis) yang berlaku.
c. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik harus memperhatikan kualitas
masukan (bahan, tenaga, dan alat), kualitas proses (tata cara
pelaksanaan pekerjaan), dan kualitas hasil pekerjaan. Kecuali terjadi
perubahan pekerjaan yang disepakati dan dicantumkan dalam berita
acara, ketidaksesuaian hasil pekerjaan dengan rencana teknis yang telah
ditetapkan harus dibongkar dan disesuaikan.
d. Pelaksanaan konstruksi fisik harus mendapatkan pengawasan dari
penyedia jasa pengawas konstruksi atau penyedia jasa manajemen
konstruksi.
e. Pelaksana pekerjaan konstruksi fisik juga harus memperhatikan
ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang berlaku.
f. Keluaran akhir yang harus dihasilkan pada tahap ini adalah:
❖ bangunan gedung negara yang sesuai dengan dokumen untuk
pelaksanaan konstruksi.
❖ Dokumen Pelaksanaan Pembangunan, yang meliputi:
1) gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan (as built
drawings),
2) semua berkas perizinan yang diperoleh pada saat pelaksanaan
konstruksi fisik, termasuk Surat Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
Usulan Teknis D - 10
3) kontrak pekerjaan pelaksanaan konstruksi fisik, pekerjaan
pengawasan beserta segala perubahan/ addendumnya,
4) laporan harian, mingguan, bulanan yang dibuat selama
pelaksanaan konstruksi fisik, laporan akhir manajemen
konstruksi/ pengawasan, dan laporan akhir pengawasan berkala,
5) berita acara perubahan pekerjaan, pekerjaan tambah/kurang,
serah terima I dan II, pemeriksaan pekerjaan, dan berita acara
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi fisik,
6) foto-foto dokumentasi yang diambil pada setiap tahapan
kemajuan pelaksanaan konstruksi fisik,
7) manual pemeliharaan dan perawatan bangunan gedung,
termasuk petunjuk yang menyangkut pengoperasian dan
perawatan peralatan dan perlengkapan mekanikal-elektrikal
bangunan.
g. Dokumen Pendaftaran Bangunan Gedung Negara,
h. Penyusunan Kontrak Kerja Konstruksi Pelaksanaan dan Berita Acara
Kemajuan Pekerjaan/Serah Terima Pekerjaan Pelaksanaan Konstruksi
maupun Pengawasan Konstruksi mengikuti ketentuan yang tercantum
dalam Keppres tentang Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan Pedoman/Petunjuk Teknis pelaksanaannya.
• Tahap Pemeliharaan Konstruksi
a. Pemeliharaan konstruksi adalah tahap uji coba dan pemeriksaan atas
hasil pelaksanaan konstruksi fisik. Di dalam masa pemeliharaan ini
penyedia jasa pelaksana konstruksi berkewajiban memperbaiki segala
cacat atau kerusakan dan kekurangan yang terjadi selama masa
konstruksi.
b. Dalam masa pemeliharaan semua peralatan yang dipasang di dalam dan
di luar gedung, harus diuji coba sesuai fungsinya. Apabila terjadi
kekurangan atau kerusakan yang menyebabkan peralatan tidak
berfungsi, maka harus diperbaiki sampai berfungsi dengan sempurna.
c. Masa pemeliharaan konstruksi apabila tidak ditentukan lain dalam
kontrak kerja pelaksanaan konstruksi, untuk bangunan sederhana
minimal selama 2 (dua) bulan, sedangkan untuk bangunan tidak
sederhana dan khusus minimal selama 3 (tiga) bulan terhitung sejak
serah terima pertama pekerjaan konstruksi.
Secara khusus definisi Kegagalan Bangunan adalah suatu kondisi dimana bangunan tidak
mampu melayani pengguna secara umum masyarakat dan khususnya pegawai yang bekerja
di tempat.
Usulan Teknis D - 11
Kegagalan bangunan dari segi tanggung jawab dapat dikenakan kepada institusi maupun
orang perseorangan, yang melibatkan keempat unsur yang terkait yaitu :
(1) menurut Undang-undang No. 18 tahun 1999, pasal 26, ketiga unsur utama proyek
yaitu: Perencana, Pengawas dan Kontraktor (pembangun).
(2) menurut pasal 27, jika disebabkan karena kesalahan pengguna jasa/bangunan
dalam pengelolaan dan menyebabkan kerugian pihak lain, maka pengguna
jasa/bangunan wajib bertanggung-jawab dan dikenai ganti rugi.
A. Kegagalan Perencana
Penyebab kegagalan perencana umumnya disebabkan oleh :
(a) Tidak mengikuti TOR,
(b) Terjadi penyimpangan dari prosedur baku, manual atau peraturan yang berlaku,
(c) Terjadi kesalahan dalam penulisan spesifikasi teknik,
(d) Kesalahan atau kurang profesionalnya perencana dalam menafsirkan data
perencanaan dan dalam menghitung kekuatan rencana suatu komponen konstruksi,
(e) Perencanaan dilakukan tanpa dukungan data penunjang perencanaan yang cukup
dan akurat,
(f) Terjadi kesalahan dalam pengambilan asumsi besaran rencana (misalnya beban
rencana) dalam perencanaan,
(g) Terjadi kesalahan perhitungan arithmatik
(h) Kesalahan gambar rencana.
B. Kegagalan Pengawas
Penyebab kegagalan pengawas umumnya disebabkan oleh :
(a) Tidak melakukan prosedur pengawasan dengan benar,
(b) Tidak mengikuti TOR,
(c) Menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
(d) Menyetujui proposal tahapan pembangunan yang tidak didukung oleh metode
konstruksi yang benar,
(e) Menyetujui gambar rencana kerja yang tidak didukung perhitungan teknis.
C. Kegagalan Pelaksana
Penyebab kegagalan pelaksana umumnya disebabkan oleh :
(a) Tidak mengikuti spesifikasi sesuai kontrak,
(b) Salah mengartikan spesifikasi,
(c) Tidak melaksanakan pengujian mutu dengan benar,
(d) Tidak menggunakan material yang benar,
(e) Salah membuat metode kerja,
(f) Salah membuat gambar kerja,
(g) Pemalsuan data profesi,
(h) Merekomendasikan penggunaan peralatan yang salah.
Usulan Teknis D - 12
Keamanan Kerja
Program keamanan harus dilaksanakan pada tahap perencanaan awal sebelum
pelaksanaan, untuk menjamin dipenuhinya peraturan-peraturan dan standar
keamanan kerja.
Suatu panitia keamanan dapat dibentuk untuk proyek besar pada tahap-tahap awal,
untuk meninjau pengetahuan keamanan kerja dan mengatur suatu bentuk pelatihan
kalau diperlukan.
Prosedur standar untuk hal-hal seperti perancah, tali-temali, pemeliharaan
peralatan, pembuangan sampah, pemadam kebakaran, komunikasi di lokasi dan
fasilitas pertolongan pertama harus diformulasikan dan dipelihara.
Pelatihan keamanan untuk pekerja pada umumnya ditekankan pada pemakaian
peralatan perlindungan pribadi, prosedur pengangkatan yang benar dan praktek
kerumah-tanggaan (house keeping) yang baik. Pelatihan khusus untuk petugas rig,
scaffolding, operator alat, petugas peledak dan petugas pertolongan pertama dapat
diatur sesuai kebutuhan.
Usulan Teknis D - 13
BAB - E
PENDEKATAN, METODOLOGI
DAN PROGRAM KERJA
Metoda Konstruksi
Berbagai aspek yang mempengaruhi metode konstruksi dapat digambarkan dalam bagan
berikut ini :
Inovasi Teknologi
Metode Konstruksi
Syarat dalam Kontrak Serangkaian Kegiatan Lingkungan dan Kondisi
Membangun Proyek
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan
Teknologi
Metoda konstruksi merupakan suatu aspek inovasi teknologi yang dibutuhkan / disyaratkan
oleh persyaratan kontrak. Metoda konstruksi yang dipilih harus disesuaikan dengan berbagai
kondisi lingkungan proyek. Metoda konstruksi dipengaruhi oleh ketersediaan sumberdaya
missal : untuk menguraikan metoda konstruksi pada pembuatan pondasi di casting yard
(tempat pabrikasi) sampai dengan pemasangan pondasi perlu dipertimbangkan seluruh aspek
kegiatan sejak dipersiapkan sampai dengan pemasangan antara lain :
a)Kegiatan di tempat pembuatan (Fabrikasi)
• Penyiapan lahan
• Penyiapan peralatan
• Penyiapan pembuatan
• Penyiapan pengangkutan
b) Kegiatan trasnsportasi
• Penyiapan alat transportasi
• Penyiapan dari alat transportasi ke lokasi pelaksanaan
Usulan Teknis E - 1
c) Kegiatan di lokasi pelaksanaan
• Penyiapan tempat
• Penyiapan peralatan untuk pemasangan/penurunan
• Penyiapan pengawasan pelaksanaan
• dan seterusnya
Berbagai perkembangan teknologi konstruksi antara lain :
1. Teknologi Bahan
Bahan bangunan yang umum dipakai pada struktur bangunan gedung adalah beton
dan baja, kemajuan teknologi pada proses pembuatan baja dan beton berdampak pada
peningkatan kekuatan bahan beton dan baja. Missal contoh pembuatan kabel baja
bermutu tinggi yang selanjutnya digunakan dalam peningkatan teknologi beton pra-
tekan yang lebih ekonomis.
2. Teknologi Desain
Dengan adanya perangkat computer yang makin canggih berdampak pada etode
desain yang lebih cepat dan bervariasi, sehingga dapat membuat berbagai alternative
desain yang lebih baik dalam waktu singkat, demikian pula dalam bahan-bahan
miniature tahap perancangan arsitektural, lebih dapat memuaskan pengguna
rancangan dengan berbagai variasi warna dan bentuk rancangan.
3. Metoda Konstruksi
Dengan adanya bahan-bahan baru yang lebih baik dan kemajuan teknologi dalam
peralatan lebih sempurna menyebabkan jadwal dan biaya pelaksanaan dapat lebih
memenuhi persyaratan kontrak.
A. ASPEK ARSITEKTUR
Timbulnya arsitektur modern membawa perubahan yang besar pada cara berpikir arsitek
dalam menghasilkan sebuah karya arsitektur, prinsip ”form follow function” bagi sebagian
arsitek dan masyarakat dianggap telah memenuhi kebutuhan manusia terutama dalam bidang
arsitektur. Sejalan dengan perkembangan zaman, masyarakat dan arsitek mulai menemukan
kekurangan pada konsep arsitektur modern ini, pendekatan yang lebih menitik beratkan pada
aspek fungsional telah menyebabkan aspek-aspek yang lain terutama aspek kontekstual
menjadi kurang terperhatikan.
Maka hasil dari arsitektur ini kebanyakan merupakan bangunan yang monoton, dan tidak
berkarakter karena memiliki ciri yang sama walaupun berada di daerah yang berbeda baik dari
segi kondisi alam maupun budayanya.
Fungsi
Tetapkan Keteraturan
mana Ruang fungsi,
yang ruang dan
utama Tautan tautan
Bangunan harus dirancang mengikuti ketiga tata atur ini. Dalam menentukan bentuk bangunan,
perancang harus menetapkan tata atur yang mana yang diutamakan sambil memadukan ketiga tata
atur terebut
Oleh karena itu di dalam Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa Desain
Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru) ini konsultan arsitek memiliki ide-ide
dasar sebagai berikut:
- Mendasarkan desain ruang kepada asas dan kaidah arsitektur, dalam hal fungsi ruang
seperti sirkulasi, besaran ruang, struktur, pencahayaan dan fungsi lainnya sehingga
menciptakan bangunan yang bisa berfungsi optimal dan mengutamakan kenyamanan
pemakai.
Usulan Teknis E - 2
Dilihat dari aspek fisika bangunan
Kebutuhan Udara
a. Pada daerah tropis, setiap orang membutuhkan hawa udara 500 lt/jam sampai dengan 1500
lt/jam.
b. Kecepatan angin atau udara yang melaluli ventelasi pada ketinggian 2 meter dari muka
tanah
rata-rata sekitar 0,01 – 0,5 m/lt. Pada rumah sehat kebutuhan udara tersebut dapat
dipenuhi
dengan memperhatikan lubang ventelasi pada rumah tersebut, dengan cara perhitungan
sebagai
berikut :
Q = K.A
Q = Volume udara dalam ruangan
A = Luas lubang ventelasi
Koefesien K = (0,6 – 0,8 untuk arah angin ventilasi), (0,3 – 0,4 untuk arah angin datang
bersudut 45).
Kebutuhan Cahaya
Kebutuhan cahaya (Er).
1. Ruang gambar = 300 lux
2. Ruang Sekolah= 150 lux
3. Ruang kediaman= 125 lux
Usulan Teknis E - 3
Tebal tembok ditentukan sesuai dengan fungsinya. Tembok yang memikul beban dibuat tebal
satu bata atau lebih. Tembok yang tidak memikul dibuat dengan tebal ½ bata. Dalam hal ini
beban dari atap atau kap dalamnya dipikul pilar-pilar atau kolom-kolom dari bata. Pada
rumah-rumah atau bangunan-bangunan lama masih dijumpai konstruksi seperti semacam ini.
Pembangunan masa sekarang dan secara modern banyak diterapkan konstruksi-konstruksi
sebagai berikut:
Dengan tebal ½ bata diperkuat dengan kolom-kolom beton praktis,balok ring beton dan sloof.
Disini kolom-kolom praktis, balok ring beton dan sloof berfungsi sebagai penguat dari tembok
½ bata tersebut. Beban dari atap atau kap dipikul oleh balok ringdan diteruskan secara terbagi
rata kepada tembok dan seterusnya melalui kolom-kolom dan sloof,akhirnya di pikul oleh
pondasi. Untuk system semacam ini berlaku ketentuan-ketentuan dari pemerintah daerah
ialah:
2
Bidang tembok setengah bata luas maksimum antara 11-12 m (tergantung kualitas bata yang
dipakai) dan diperkuat dengan kolom-kolom praktis dan balok-balok beton lainnya.
Pada bangunan-bangunan yang lebih besar atau bertingkat,konstruksi beton dibuat terlebih
dahulu, baru kemudian dimulai dengan pemasangan kosen dan tembok bata. Cara demikian
dinamakan konstruksi skelet atau struktur beton, jadi kosen + tembok hanya sebagai pengisi.
Adukan atau Spesi.
Adukan biasa:
(adukan biasa) : 1 P.C : 5 pasir // 1 P.C : 4 pasir
(adukan kuat) : 1 P.C : 3 pasir
(adukan trasnam) : 1 P.C : 2 pasir
(untuk konstruksi yang kedap air : bak air kolam dan semacamnya) menggunakan 1P.C : 1
pasir
Usulan Teknis E - 4
B. Pola pikir untuk penentuan material pelapis dan penutup atap yang baik
Daftar penilaian pelapis dan penutup atap
Usulan Teknis E - 5
Rencana Bagan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Skema Berpikir
Lokasi, Lingkungan
Fungsi, Ruang,
TOR
Kapasitas,
Peraturan
Peralatan • Orientasi
• Sirkulasi
• Zoning
MASA BANGUNAN RENCANA TAPAK
Pembangunan
Persyaratan
Persyaratan
Persyaratan
Sistem
Biaya
RENCANA RENCANA RENCANA
BANGUNAN SISTEM PEMBANGUNAN
Usulan Teknis E - 6
2. Bagan Alir Proses Perencanaan
a. Penyusunan Rencanan dan Alokasi Tenaga Ahli
Usulan Teknis E - 7
b. Uraian Maksud dan Tujuan Perancangan
Usulan Teknis E - 8
d. Pengembangan Rancangan
Usulan Teknis E - 9
f. Pembuatan Dokumen Lelang
Usulan Teknis E - 10
h. Pengawasan Berkala
Usulan Teknis E - 11
E.2. METODOLOGI
Tahap awal yang dilakukan dari studi untuk mendapatkan data dan mengolahnya lebih lanjut
dilakukan pada tahap ini. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini pada dasarnya
dilakukan untuk mencapai sasaran-sasaran berikut ini:
1. Tersepakatinya metoda, lingkup, dan rencana kerja.
2. Berkembangnya substansi pekerjaan dan gagasan/ide-ide yang mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran pekerjaan.
3. Teridentifikasinya kebutuhan data dan alat analisisnya.
4. Terumuskannya rancangan survei dan format kompilasi data.
Usulan Teknis E - 12
Metoda Pendekatan Metodologi
1. Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data
Teknik pengumpulan data berorientasi pada cara data dikumpulkan, yaitu data primer dan
data sekunder. Kerangka teknik pengumpulan data pada studi ini adalah sebagai berikut :
a. Survey sekunder :
• Survey perpustakaan, yaitu pengumpulan data dan informasi yang relevan dari
perpustakaan untuk memperoleh informasi tentang kebijaksanaan, rencana,
permasalahan, serta tujuan dan sasaran Rehabilitasi, konsep pengembangan, metode
pendekatan, teknik analisis, standar serta kasus yang telah diteliti.
• Survey data instansional, yaitu pengumpulan atau perekaman data dari instansi-instansi
terkait.
b. Survey primer :
• Survey penelitian, yaitu survey sistematik suatu populasi untuk mengumpulkan data yang
berkait dengan kebijaksanaan yang tidak tersedia di sumber lain.
• Survey lapangan, yaitu pemeriksaan keadaan lapangan yang selanjutnya dituangkan pada
laporan, statistik, atau peta.
c. Interview, yaitu untuk melengkapi ketiga survei tersebut apabila dirasakan sangat penting
guna memperoleh bahan/keterangan yang lebih rinci.
d. Observasi Lapangan, dilakukan dengan melibatkan beberapa observer guna melakukan
pengamatan serta wawancara secara intensif di lapangan. Dalam observasi tersebut disertai
dialog dengan masyarakat setempat mengenai masalah-masalah social budaya dan
hubungan masyarakat sehubungan dengan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan
Arsitektur-Jasa Desain Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru)
Data yang diperlukan :
Usulan Teknis E - 13
Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud pada
KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan fungsi dan
kompleksitas bangunan, yaitu :
1. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas
a. Menjamin bangunan yang didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan tata
bangunan yang ditetapkan di daerah yang bersangkutan.
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan
2. Persyaratan arsitektur dan lingkungan
a. Menjamin terwujudnya bangunan yang didirikan berdasarkan karakteristik
lingkungan, ketentuan wujud bangunan dengan lingkungan
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan keseimbangan
dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya
c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
3. Persyaratan Struktur Bangunan
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat alam dan manusia
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur
d. Menjamin perlindungan property lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur
a. Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
fasilitas umum dan sosial
4. Persyaratan transportasi dalam gedung
a. Menjamin tersedianya transportasi yang layak, aman dan nyaman didalam
bangunan gedung
b. Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat, khususnya untuk
bangunan fasilitas umum dan social
5. Persyaratan Instalasi Listrik
Menjamin terpasang instalasi listrik secara cukup dan aman dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan fungsinya
6. Persyaratan Sanitasi
a. Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan sesuai dengan fungsinya
b. Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan
c. Menjamin upaya beroperasi peralatan dan perlengkapan sanitasi secara baik
7. Persyaratan ventilasi dan pengkondisian udara
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alami maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata udara secara
baik
8. Persyaratan Pencahayaan
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup baik alami
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
gedung sesuai dengan fungsinya
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan pencahayaan secara
baik
Usulan Teknis E - 14
9. Persyaratan kebisingan dan getaran
a. Meminimalkan gangguan suara dan getaran yang tidak diinginkan
b. Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan
SNI 03-1963-1990 Tata Cara Dasar Koordinasi Modular untuk Perancangan Bangunan
Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan sebagai pegangan dasar dalam merencana
rumah dan gedung menggunakan koordinasi modular. Tujuannya untuk mewujudkan
rencana teknis bangunan rumah dan gedung yang optimal
Usulan Teknis E - 15
SNI 03-1964-1990 Metode Pengujian Berat Jenis Tanah Judul direvisi menjadi :Cara Uji Berat
Jenis Tanah Metode ini digunakan untuk mengetahui besarnya berat jenis (specific gravity )
tanah
SNI 03-1972-1990 Metode Pengujian Slump Beton Judul Di revisi menjadi : Cara Uji Slump
Beton Cara uji ini meliputi penentuan nilai slump beton, baik di laboratorium maupun di
lapangan. Nilai-nilai yang tertera dinyatakan dalam satuan internasional (SI) dan digunakan
sebagai standar.
SNI 03-1973-1990 Metode Pengujian Berat Isi Beton Judul Di Revisi Menjadi : Cara Uji Berat
Isi, Volume Produksi Campuran dan Kadar Udara Beton Metode ini digunakan untuk
menentukan berat isi (unit weight) beton segar (fresh concrete) serta banyaknya semen per
meter kubik beton. Cara uji ini meliputi penentuan berat isi dari campuran beton segar dan
beberapa formula untuk menghitung volume produksi campuran, kadar semen, dan kadar
udara dalam beton.
SNI 03-2396-2001 Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami pada Bangunan
Gedung Standar ini menetapkan cara perancangan sistem pencahayaan alami pada bangunan
gedung yang mencakup persyaratan minimal sistem pencahayaan alami siang hari dalam
bangunan gedung
SNI 03-2410-1994 Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan Cat Emulsi Tata cara ini
dimaksudkan untuk memberikan petunjuk teknis dalam mengerjakan pengecatan dinding
tembok dengan cat emuisi agar diperoleh hasil yang baik, dan memuat tentang persyaratan
bahan dan alat, pelaksanaan pengecatan, dan cara penanggulangan bila terjadi kegagalan
dalam pengecatan.
NI 03-2453-2002 Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air Hujan Untuk Lahan
Pekarangan Standar ini menetapkan cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan termasuk persyaratan umum dan teknis mengenai batas muka air tanah (mat),
nilai permeabilitas tanah, jarak terhadap bangunan, perhitungan dan penentuan sumur
resapan air hujan. Air hujan sdslsh sir hujan yang ditampung dan diresapkan pada sumur
resapan dari bidang tadah
SNI 03-2461-2002 Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktur Standar ini
dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi produsen / perencana dan pelaksanaan
pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyaratan. Spesifikasi
ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton
struktural dengan pertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tingginya kekuatan,
yang meliputi persyuaratan mengenai komposisi kimia, sifat fisis serta penggantian pasir alam.
Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar
SNI 03-2834-2000 Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal Tata cara ini
digunakan untuk merencanakan proporsi campuran beton tanpa menggunakan bahan
tambahan dan bertujuan untuk mendapatkan proporsi campuran yang dapat menghasilkan
mutu beton sesuai dengan rencana
SNI 03-2853-1992 Tata Cara Pelaksanaan Lapis Pondasi Jalan dengan Batu Pecah Tata cara
ini digunakan untuk menda-patkan lapis pondasi jalan menggunakan batu pecah yang
memenuhi syarat sebagai lapis pondasi
SNI 03-2916-1992 Spesifikasi Sumur Gali Untuk Sumber Air Bersih Spesifikasi ini bertujuan
memberikan persyaratan teknis sumur gali sebagai sumber air baku untuk air bersih yang
terlindung dari pencemaran
SNI 03-3399-1994 Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium Metode ini
digunakan untuk menentukan nilai kuat tarik sejajar serat dan tegak lurus serat kayu.
SNI 03-3400-1994 Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium Metode ini
digunakan untuk menentukan nilai kuat geser sejajar serat kayu
SNI 03-3430-1994 Tata Cara Perencanaan Dinding Struktur Pasangan Blok Beton Berongga
Bertulang Untuk Bangunan Rumah dan Gedung Tata cara ini digunakan dalam perencanaan
dan pelaksanaan bangunan yang menggunakan struktur pasangan blok beton berongga
bertulang
Usulan Teknis E - 16
BAB -F
JADWAL PELAKSANAAN
F.1. JADWAL PELAKSANAAN
Skematis alur pelaksanaan kegiatan seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya dapat
dijabarkan lebih lanjut kedalam jadwal pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu 30 (Tiga
Puluh) hari kalender seperti dituangkan dalam Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan yang disajikan
pada Tabel F.1.
Bulan
No Tahapan MINGGU
MINGGU MINGGU MINGGU
4
1 2 3
1 Tahapan Persiapan
2 Tahap Pelaksanaan
Tahap Pengendalian/
3
Evaluasi
Usulan Teknis F - 1
BAB - G
KOMPOSISI TIM
DAN PENUGASAN
Sesuai apa yang termuat dalam materi kerangka acuan kerja, pada dasarnya tugas dan
tanggung jawab Tim Konsultan adalah menyusun Laporan. Untuk memenuhi target
diatas, maka diperlukan koordinasi internal tim tenaga ahli konsultan, dalam bentuk
Komposisi Tim dan penjabaran tugas dan tanggung jawab dari masing-masing tenaga
ahli yang menangani pekerjaan ini.
Usulan Teknis G - 1
KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
( DAFTAR PERSONIL)
A. Tenaga Ahli (Personil Inti)
CV. IMAYA
Ahli Arsitektur
1 CONSULTING Lokal Team Leader 1 OB
Interior
ENGINEERS
CV. IMAYA
2 CONSULTING Lokal 1 OB
Ahli K3 K3
ENGINEERS
Usulan Teknis G - 2
JADWAL PENUGASAN
H
PERSONIL
H.1. JADWAL PENUGASAN PERSONIL
Adapun jadwal penugasan personil untuk Pekerjaan ini adalah sebagai berikut disajikan pada Tabel H.1.:
Usulan Teknis H - 1
BAB -I
FASILITAS PENDUKUNG
LAPORAN
Seperti yang tercantum di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konsultan diwajibkan
membuat laporan-laporan diantaranya :
PENUTUP
Usulan Teknis ini disusun dalam rangka memenuhi undangan Panitia Seleksi Umum Jasa
Konsultansi untuk pelelangan Belanja Jasa Konsultansi Perencanaan Arsitektur-Jasa
Desain Interior (Penataan Ruang Kerja Samsat Drive Thru) , Tahun Anggaran 2024.
Besar harapan kami dalam penilaian Usulan Teknis ini CV. IMAYA CONSULTING
ENGINEERS dapat ikut mengembangkan kemampuan yang dimiliki untuk berpartisipasi
dalam melaksanakan pekerjaan.
Atas kesempatan yang telah diberikan kepada kami, kami atas nama Konsultan
mengucapkan banyak terima kasih.