Ringkasan Cisarua
Ringkasan Cisarua
Ringkasan Cisarua
merata dan berkelanjutan serta dalam rangka melaksanakan amanat RTRW Kabupaten Bogor,
maka dilaksanakan penyusunan RDTR Wilayah Perencanaan (WP) Cisarua. RDTR berfungsi
sebagai alat operasionalisasi sekaligus pengendalian pemafaatan ruang dan menjadi dasar
acuan dari diterbitkannya dokumen perizinan.
Tujuan penyusunan Rencana Detail Tata Ruang adalah untuk mewujudkan keseimbangan,
keharmonisan, keselarasan dan keterpaduan antar unsur pemanfaatan ruang sehingga
pembangunan menjadi lebih terarah, jelas, serta memberikan kepastian terhadap berbagai jenis
investasi yang akan masuk. Diharapkan pada akhirnya akan terjadi “multiplier effect” yang akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lingkup wilayah meliputi seluruh wilayah administrasi Kecamatan Cisarua dengan luas 7.106,51
Ha meliputi Kelurahan Cisarua, Desa Cilember, Kopo, Leuwimalang, Jogjogan, Batulayang,
Citeko, Cibeureum, Tugu Utara dan Tugu Selatan. Batas delineasi rinci wilayah perencanaan
akan ditentukan setelah dilakukan diskusi tim penyusun(tim teknis dan tim ahli (konsultan
penyedia jasa))
Tahapan Kegiatan
a. Kegiatan Pembuatan Peta Dasar
Tahapan pelaksanaan pembuatan peta dasar adalah sebagai berikut:
1. Persiapan, meliputi pengajuan permohonan peta dasar dan validasi peta dasar.
2. Pengadaan CSRT.
3. Ortorektifikasi CSRT
4. Digitasi unsur peta dasar
5. Pembangunan topologi dan pembentukan poligon
6. Survei Kelengkapan Lapangan
7. Penyelarasan Data
8. Pembentukan Metadata
9. Penyajian Hasil Pekerjaan
10. Pembuatan Peta Tematik
11. Pengajuan rekomendasi peta dasar dari BIG.
b. Kegiatan penyusunan RDTR dan PZ
1. Persiapan
a) Pembentukan tim penyusun RDTR dalam bentuk SK
b) Penyusunan Rencana Kerja
c) Penetapan metodologi awal :
1) Kajian awal data sekunder
2) Penetapan deliniasi wilayah perencanaan RDTR
3) Persiapan teknis
4) Pemberitaan kepada publik
2. Pengumpulan Data dan Informasi
a) Data Primer, terdiri atas :
1) Aspirasi masyarakat, termasuk pelaku usaha dan komunitas adat serta informasi
terkait potensi dan masalah penataan ruang yang didapat melalui metode
penyebaran angket, forum diskusi publik, wawancara orang per orang, kotak aduan
dan lainnya;
2) Kondisi dan jenis guna lahan/bangunan, intensitas ruang, konflik-konflik pemanfaatan
ruang (jika ada), maupun infrastruktur perkotaan yang didapat melalui metode
observasi lapangan ; dan
3) Kondisi fisik dan sosial ekonomi WP secara langsung melalui kunjungan ke semua
bagian dari wilayah kabupaten/kota.
b) Data Sekunder
- Data wilayah administrasi.
- Data dan informasi kependudukan.
- Data dan informasi bidang pertanahan.
- Data dan informasi kebencanaan.
- Peta dasar dan tematik.
- Data lain yang diperlukan sesuai pedoman
3. Pengolahan Data dan Analisis
4. Perumusan konsepsi RDTR
5. Penyusunan Rancangan Peraturan Kepala Daerah
6. Diskusi/Konsultasi Teknis
Untuk menyempurnakan hasil pekerjaan dilakukan proses konsultasi teknis baik secara
formal (Rapat Pembahasan) maupun informal (diskusi), dan terbuka terhadap berbagai
masukan pihak yang dapat mendukung perbaikan rencana. Rapat pembahasan
dilaksanakan minimal 8 kali sesuai tahapan pekerjaan yaitu :
a) Rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan.
b) Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan
c) Rapat Pembahasan Hasil survei.
d) Rapat Pembahasan hasil analisis
e) Rapat Pembahasan peta dasar
f) Rapat Pembahasan Laporan antara
g) Rapat Pembahasan Rancangan Rencana
h) Rapat Pembahasan Laporan Akhir
Diskusi (Asistensi) dilaksanakan satu minggu sekali sesuai dengan tahapan pekerjaan.
7. Dengar Pendapat Umum.