Makalah Sejarah Indonesia Kelompok 3

Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

“ Penguatan Jati Diri Keindonesiaan “

DISUSUN OLEH:

1. Rama Alfikri
2. Rama Dhoni
3. Rino Bintara
4. Riski Farelian
5. Riski Nabil Putra
6. Selfira Agustina
7. Shelvy Syah Yeni P.
8. Shintia Putri
9. Siti Sila Hanum
10.Yeni Oktaria

TAHUN AJARAN 2023-2024


SMA NEGERI 1 NATAR, LAMPUNG SELATAN.
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa, atas berkatrahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul
“Penguatan Jati Diri Keindonesiaan”.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan dankekeliruan, baik dari segi penulisan, tata
Bahasa, serta penyusunannya.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, guna menjadi bekal pengalamankami untuk
menjadi lebih baik di masa yang akan datang.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................

DAFTAR ISI ....................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................

B. Rumusa Masalah ....................................................

C. Tujuan ............................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Penguatan Jati Diri Keindonesiaan ..........

1. Politik Untuk Kesejahteraan dan Kejayaan


2. Pemuda Yang Berpolitik
3. Nasyonalisme dan Revolusioner
4. Volkraad Wahana Perjuangan
5. Tamatnya Kemaharajaan Belanda

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...........................................................

B. Saran .....................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sejak terjadinya perang salib dan jatuhnya kota Konstantinopel ke tangan
kekuasaan Turki Usmani pada tahun 1453, mengakibatkan berakhirnya kekuasaan
kerajaan Romawi Timur. Hal ini juga mengakibatkan tertutupnya perdagangan di
laut tengah bagi orang-orang Eropa. Bangsa Turki menjalankan politik yang
mempersulit perdagang Eropa beroperasi didaerah kekuasaannya. Keadaan
seperti ini menyebabkan perdagangaan antara dunia timur dengan eropa menjadi
mundur sehingga barang-barang yang sangat dibutuhkan oleh bangsa-bangsa
Eropa menjadi berkurang dipasaran Eropa terutama rempah-rempah.

Kabar mengenai adanya kepulauan rempah-rempah yang ada di Timur


menimbulkan rasa penasaran bangsa-bangsa eropa untuk datang ke Indonesia.
Bangsa-bangsa eropa yang kagum akan rempah-rempah di Indonesia berusaha
untuk menguasai (menjajah) wilayah Indonesia. Bangsa-bangsa eropa yang
pernah mengusai Indonesia adalah Portugis, Spanyol, Inggris, dan Belanda.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah pada makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah proses penguatan jati diri ke indonesiaan?

C. TUJUAAN
1. Mengetahui proses penguatan jati diri ke indonesiaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGUATAN JATI DIRI KE-INDONESIA-AN
Sumpah pemuda memiliki makna yang strategis dalam rangka untuk
mengembangkan rasa persatuan dan proses jati diri bangsa. isi Sumpah Pemuda
merupakan suatu peristiwa komitmen dan kebulatan tekad Bangsa Indonesia
sebagai bangsa yang satu dan tanah air yang satu, serta menjunjung bahasa
persatuan yang satu, bahasa indonesia.

1. POLITIK UNTUK KESAJAHTERAAN DAN KEJAYAAN


Keberhasilan Kongres Pemuda Indonesia Kedua yang
melahirkan Sumpah Pemuda membuat perempuan Indonesia ikut
berbakti pada bangsa dan negara. Berbagai organisasi perempuan
Indonesia pada tanggal 22-25 Desember 1928 di Pendopo
Joyodipura, Yogyakarta menyelenggarakan Kongres Perempuan
Pertama yang di pimpin oleh Nyonya R.A. Sukanto. Kongres tersebut
menghasilkan organisasi Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI)
yang mana pada tahun 1929 namanya berubah menjadi Perserikatan
Perhimpunan Istri Indonesia (PPII). Perjuangan organisasi itu semakin
kuat dengan didirikannya Isteri Sedar dan Istri Indonesia. Isteri Sedar
didirikan oleh Suwarni Pringgodigdo (1930), di Bandung. Organisasi
itu bertujuan meningkatkan kesadaran wanita Indonesia untuk
memperkokoh cita-cita Indonesia Merdeka. Organisasi ini sejalan
dengan PNI, yang menolak poligami. Selanjutnya Istri Indonesia
didirikan 1932. Organisasi itu didirikan berdasarkan nasionalisme dan
demokrasi. Tujuan Istri Indonesia adalah mencapai Indonesia Raya
dan bersikap kooperatif terhadap pemerintah Belanda. Tokoh-tokoh
organisasi itu adalah Ny. Sunaryo Mangunpuspito dan Maria Ulfah
Santoso. Kongres Perempuan I dan juga semakin meningkatnya
gerakan organisasi wanita telah ikut mendorong bagi kemajuan
perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai kejayaan.
Kongres itu bertujuan untuk menjalin persatuan di antara
perkumpulan wanita, dan memajukan wanita. Dalam Kongres
Perempuan Indonesia I itu dihadiri oleh 30 organisasi wanita.
Kongres Perempuan Indonesia I itu merupakan bagian penting bagi
Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia. Untuk mengenang sejarah
kongres perempuan maka setiap tanggal 22 Desember diperingati
sebagai Hari Ibu di Indonesia.
Kongres Perempuan Pertama besar pengaruhnya dalam
membentuk identitas kebangsaan sebagai berikut:
a. Kongres Perempuan Pertama merupakan kebangkitan kesadaran
nasional di kalangan perempuan.
b. Kongres Perempuan Pertama membuka kesadaran kaum
perempuan untuk ikut berjuang dalam bidang pendidikan dan
kebudayaan, sosial, ekonomi. politik, dan lain-lain.
2. PEMUDA YANG BERPOLITIK
Hasil fusi organisasi pemuda melahirkan "Indonesia Muda" pada tahun.
1931. Pemerintah kolonial melarang aktivitas Indonesia Muda dalam politik.
Namun, tekanan itu disiasati oleh anggota Indonesia Muda dengan membentuk
organisasi lain. Seperti PNI baru di Malang mendirikan Suluh Pemuda Indonesia
(Marhaen), Partindo di Yogyakarta mendirikan Persatuan Pemuda Rakyat
Indonesia (Perpri), dan lain-lain. Kegiatan kepanduan (pramuka) juga
diselenggarakan dengan mengambil asas-asas kepanduan dunia. Dari kegiatan
kepanduan ini tumbuh semangat patriotisme dan nasionalisme. Dalam hal
kepanduan ini muncul kepanduan dari Jong Java dan Pemuda Sumatra.

Di samping itu juga berdiri kepanduan berdasarkan kebangsaan dan


keagamaan, seperti Natipy, Hizbul Wathon, Siap, dan Kepanduan Rakyat
Indonesia. Kepanduan itu mengambil azas dari kepanduan dunia, yang berisi
tentang memberikan pelajaran dalam bentuk segala permainan dan kecakapan
pandu, untuk meningkatkan kesehatan para pemuda. Dalam kegiatan kepanduan
ini para pemuda dengan payung kegiatan kesehatan bisa dikaitkan dengan
pembinaan disiplin seperti baris-berbaris. Dari kegiatan ini dapat ditumbuhkan
semangat termasuk kemudian semangat patriotisme dan nasionalisme, atau cinta
tanah air seperti yang dikembangkan di lingkungan Hizbul Wathon.
3. Nasionalisme yang Revolusioner
Kepemimpinan dan cita-cita Ir. Soekarno dalam hal mencapai Indonesia
merdeka sanggat menggelora. Tak luput juga semua penderitaan yang dialaminya
tidak mengendorkan semangat juangnya untuk mencapai Indonesia merdeka.

Pidato pembelaan bung karno "Indonesia Menggugat" telah ikut


membangun kesadaran tentang dampak penjajahan imperialisme modern yang
akan membawa kesengsaraan dan penderitaan rakyat. Oleh karena itu, setiap
organisasi dan partai yang berjiwa kemerdekaan akan menolak dan melakukan
perlawanan terhadap kekejaman penjajah dan imperialisme.

Sebagai seorang terpelajar Sukarno, muncul sebagai seorang pemuda


cerdas yang memimpin pergerakan nasional baru. la mendirikan partai dengan
nama Partai Nasional Indonesia (4 Juli 1927). Partai itu bersifat revolusioner,
sebelumnya partai itu bermama Algeemene Studie Club, Sukarno memimpin
partai itu hingga Desember 1929. Jumlah anggotanya hingga saat itu mencapai
1.000 orang. Sukarno juga turut serta memprakarsai berdirinya Permufakatan
Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI) pada 1927.
Pada 28 Oktober 1928 organisasi ini ikut menyatakan ikrar tentang tanah air yang
satu, berbangsa satu, dan berbahasa satu, yaitu Indonesia. Pernyataan Sumpah
Pemuda itu membawa dampak luas pada masyarakat untuk menumbuhkan
nasionalisme yang kuat. Di daerah-daerah munculnya nasionalisme yang
digerakkan oleh tradisi dan agama. Mereka terinspirasi oleh para pemimpin
pergerakan nasional yang ada di Jakarta.
4. Volkraad Wahana Perjuangan
Kata "volksraad berasal dari bahasa Belanda, artinya Dewan Rakyat, yaitu
semacam Dewan Perwakilan Rakyat Hindia-Belanda. Volksraad yang disetujui
pembentukannya pada 16 Desember 1916, tetapi terlaksan 18 Mei 1918 oleh
Gubernur Jenderal van Limburgstirum. Prosesnya diawali dengan pembetukan
Dewan Kabupaten (Haminte Kota), ketentuannya setiap 500 orang Indonesia
berhak memilih Wali Pemilih (Kaesman). Kemudian Wali Pemilih inilah yang
berhak memilih sebagian anggota Dewan Kabupaten. Setiap provinsi mempunyai
Dewan Provinsi yang anggotanya sebagian dipilih oleh Dewan Kabupaten
(Haminte Kota) di wilayah provinsi tersebut. Mayoritas anggota dewan provinsi
berasal dari bangsa Belanda inilah yang diangkat oleh gubernur jendral sebagai
anggota Volksraad.

Sementara Sukarno dan beberapa tokoh lain ditahan, organisasi pergerakan


untuk menentang Belanda terus berjalan. Kelompok yang beraliran Marxis
mendirikan Gerakan Rakjat Indonesia (Gerindo) di bawah kepemimpinan Amir
Sjarifuddin dan A.K. Gani. Partai ini cenderung menampakkan faham fasisme
internasional. Di Sumatera Timur, PNI, PKI, Permi, dan Partindo pemimpinnya
berasal dari organisasi-organisasi radikal dari tahun-tahun sebelumnya. Gerindo
sebagai partai yang berpaham marxis lebih menunjukkan sikap anti kolonialisme,
anti-Eropa dan antikapitalisme. Desakan-desakan untuk kemerdekaan nasional
sangat kuat dan radikal

Sementara itu, Gabungan Politik Indonesia (GAPI) didirikan pada tahun


1939. Tokoh pendiri GAPI adalah Muhammad Husni Thamrin. Dalam gabungan
itu, Gerindo berada dalam satu arah dengan Parindra yang dipimpin oleh Thamrin
dan sebelumnya oleh Sutomo. Parindra adalah partai politik Indonesia yang paling
berpengaruh di Hindia, karena keberhasilannya dalam pemilihan di volksraad.
Thamrin kemudian memimpin front Indonesia bersatu di dalam Volksraad yang
disebut Fraksi Nasional

Pada akhir tahun 1929, pimpinan PNI ditangkap. Untuk melanjutkan


perjuangan maka dibentuklah fraksi baru dalam volksraad yang bernama Fraksi
Nasional, pada Januari 1930 di Jakarta. Fraksi itu diketuai oleh Muhammad Husni
Thamrin yang beranggotakan sepuluh orang yang berasal dari Jawa, Sumatera,
dan Kalimantan. Tujuan organisasi itu adalah menjamin kemerdekaan Indonesia
dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Penangkapan pimpinan PNI menjadi pembicaraan di kalangan Fraksi


Nasional. Mereka mengecam tindakan pemerintah terhadap ketidakadilan yang
diterapkan terhadap gerakan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Atas
usulan Fraksi Nasional itu volksraad meninjau ulang kebijakan pemerintah
kolonial.

Fraksi Nasional juga menolak usulan pemerintah untuk memperkuat


pertahanan yang dapat menghabiskan biaya yang besar. Menurut Fraksi Nasional
lebih baik biaya itu digunakan untuk meningkatkan kesejateraan rakyat.

rasa tidak puas terhadap pemerintah terus berkembang. Kericuhan sempat


muncul dengan adanya Petisi Sutardjo pada 15 Juli 1936, dalam sidang Volksraad
Sutardjo Kartohadikusumo, yang saat itu sebagai ketua Persatuan Pegawai
Bestuur/Pamong Praja Bumi Putera dan wakil dari organisasi itu di Volksraad,
mendapat dukungan dari beberapa wakil golongan dan daerah dari Volksraad
mengusulkan diadakan suatu musyawarah antara wakil Indonesia dan Kerajaan
Belanda untuk menentukan masa depan bangsa Indonesia yang dapat berdiri
sendiri meskipun dalam ruang lingkungan Kerajaan Belanda.

Petisi itu mendapat persetujuan mayoritas dari anggota Volksraad,


selanjutnya disampaikan pada pemerintah kerajaan dan parlemen Belanda. Partai
Nasional saat itu memperingatkan para pendukung petisi, bahwa tindakan yang
diambil itu tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat, seperti Volksraad
sehingga usaha itu sia-sia belaka. etisi itu tanpa melalui perdebatan ditolak oleh
pemerintah Belanda pada 16 November 1938. Alasan penolakan petisi adalah
Indonesia belum siap untuk memikul tanggungjawab memerintah diri sendiri.
Bangsa Indonesia juga dinilai belum mampu untuk berdiri apalagi menjadi negara
yang merdeka.
Realitas itu menunjukkan bahwa tuntutan rakyat Indonesia tidak dibicarakan
secara terbuka di parlemen.

A. Partai Indonesia Raya (Parindra)


Partai Indonesia Raya didirikan di Solo pada Desember 1935. Partai ini
merupakan gabungan dari dua organisasi yang berfusi yaitu BU dan PBI. Sebagai
ketuanya dipilih dr. Sutomo. Tujuan partai adalah mencapai Indonesia Raya dan
mulia yang hakekatnya mencapai Indonesia merdeka.

Di Jawa anggota Parindra banyak berasal dari petani, mereka kemudian


disebut dengan kaum kromo. Di daerah lain masuk kaum Betawi, Serikat
Sumatera, dan Sarikat Selebes. Partai ini adalah yang mengajukan petisi Sutardjo
yang ditandatangani oleh Sutardjo, penandatanganan pertama, yang lainnya I.J.
Kasimo,.dr. Sam Ratulangi, Datuk Tumenggung, Kwo Kwat Tiong, dan Alatas.
B. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
Kegagalan Petisi Sutardjo mendorong gagasan untuk menggabungan
organisasi politik dalam suatu bentuk federasi. Gabungan Politik Indonesia (GAPI)
itu diketuai oleh Muh. Husni Thamrin. Pimpinan lainnya adalah Mr. Amir
Syarifuddin, dan Abikusno Tjokrosuyoso. Alasan lain dibentuknya GAPI adalah
adanya situasi internasional akibat meningkatnya pengaruh fasisme. Juga sikap
pemerintah yang kurang memperhatikan kepentingan Bangsa Indonesia.
Kemenangan dan kemajuan yang diperoleh negara fasis yaitu, Jepang, Jerman,
Italia tidak menggembirakan Indonesia. Karena itu pers Indonesia menyerukan
untuk menyusun kembali barisan dalam suatu wadah persatuan berupa
“konsentrasi nasional”

Parindra berpendapat pentingnya untuk perjuangan ke dalam, yaitu


menyadarkan dan menggerakkan rakyat untuk memperoleh suatu pemerintahan
sendiri, serta menyadarkan pemerintah Belanda akan citacita bangsa Indonesia.
Juga mengadakan perubahan pendekatan dengan organisasi-organisasi politik
untuk membicarakan masa depan Bangsa Indonesia. Pada 21 Mei 1939, dalam
rapat pendirian konsentrasi nasional di Jakarta berhasil didirikan suatu organisasi
yang merupakan kerja sama partai politik nasional di Jakarta yang diberi nama
Gabungan Partai Politik Indonesia (GAPI).

bahwa GAPI mempunyai hak untuk menentukan diri sendiri; persatuan


nasional dari seluruh bangsa Indonesia dengan berdasarkan kerakyatan dalam
paham politik, ekonomi, sosial, dan persatuan aksi seluruh pergerakan Indonesia.
Dalam konferensi I GAPI (4 Juli 1939) dibicarakan aksi GAPI dengan semboyan
Indonesia berparlemen

Untuk mencapai tujuannya, GAPI menyerukan pada rakyat Indonesia agar


didukung oleh semua lapisan masyarakat. Seruan itu disambut hangat oleh Pers
Indonesia. Pada 1939, GAPI mengadakan rapat umum. Tidak kurang dari seratus
tempat mengadakan rapat propaganda tujuan GAPI, sehingga suasana di
Indonesia saat itu menyerukan Indonesia berparlemen. Penyadar, PNI Baru, dan
Perkumpulan Kristen Indonesia tidak sependapat dengan GAPI.
Untuk mencapai tujuannya, GAPI membentuk Kongres Rakyat Indonesia
(KRI). Tujuan kongres untuk kesempurnaan Indonesia dan cita-citanya, yaitu
Indonesia Berparlemen penuh. Keputusan penting lainnya adalah penetapan
bendera Merah Putih dan lagu Indonesia Raya sebagai bendera dan lagu
persatuan Indonesia. Juga penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa rakyat
Indonesia.

Saat Jerman menyerbu Polandia, GAPI mengeluarkan Manifest GAPI (20


September 1939). Isi manifest itu mengajak rakyat Indonesia dan Negeri Belanda
untuk bekerja sama menghadapi bahaya fasisme. Menurut GAPI usaha itu lebih
berhasil bila rakyat Indonesia diberi hak baru dalam urusan pemerintahan, yaitu
suatu pemerintahan dengan parlemen yang dipilih dari, oleh rakyat, dan
pemerintah yang bertanggungjawab kepada parlemen. Pada Agustus 1940, saat
negeri Belanda dikuasai Jerman dan Indonesia dinyatakan dalam darurat perang,
GAPI kembali mengeluarkan resolusi yang menuntut diadakannya perubahan
ketatanegaraan di Indonesia dengan menggunakan hukum tata negara dalam
masa genting

Isi resolusi adalah mengganti Volksraad dengan parlemen sejati yang


anggotanya dipilih rakyat dan mengubah fungsi kepala departemen menjadi
menteri yang bertanggungjawab kepada parlemen. Bagi rakyat serta organisasi
lainnya yang tidak bergabung dalam GAPI diminta untuk mendukung GAPI.
dikirimkan ke gubernur jenderal, Volksraad, Ratu Wilhelmina, dan kabinet
Belanda di London.

Aksi gigih yang dilakukan itu menghasilkan persetujuan pemerintah. Pada


14 September 1940 dibentuk Commissie tot besudeering van staatsrechtelijke
Hervormigen. Komisi itu dikenal dengan komisi Visman, karena diketuai oleh D.
Visman. Pembentukan komisi itu tidak mendapat sambutan baik dari Volksraad
maupun dari GAPI sendiri. bahwa pembentukan komisi tidak menghasilkan
perbaikan nasib rakyat seperti yang diinginkan. Untuk menghindari
ketidaksamaan pendapat dalam menghadapi komisi Visman, GAPI meminta
anggota-anggotanya untuk tidak memberikan pendapatnya sendiri-sendiri. Sikap
GAPI menjadi lunak ketika menerima undangan secara resmi dari komisi Visman.
Sementara itu Volksraad mengajukan suatu mosi yang lebih ringan dengan
mengajak kerja sama pemimpin Indonesia dan pemerintah Belanda.

Pertemuan wakil GAPI dengan komisi Visman pada 14 Februari 1941 di


Gedung Raad van Indie, di Jakarta tidak menghasilkan hal baru. Pertemuan itu
hanya menambahkan kekecewaan pada kalangan pergerakan sehingga ada
anggapan GAPI tidak radikal lagi.
5. Tamatnya Kemaharajaan Belanda
Ratusan tahun sudah Belanda membangun kemaharajaan di Kepulauan
Indonesia, di tanah Hindia Belanda. Secara interen pejuang dan para pemuda
yang kemudian berpolitik untuk mewujudkan persatuan guna melawan
penjajahan. Roda kebangsaan digerakkan untuk melawan ganasnya roda
kolonialisme dan imperialisme. Tetapi tampaknya roda kolonialisme dan
imperialisme itu masih cukup kokoh. Roda kebangsaan terus digerakkan di
berbagai penjuru yang dipandang memungkinkan untuk mendapatkan kebebasan
termasuk melalui Volksraad

Kebijakan politik etis telah diterapkan sebagai pengaman dari sebuah


pertanggungjawaban pemerintah kolonial terhadap negeri jajahan yang rakyatnya
sudah lama dibuat menderita. Pintu pendidikan dan politik bagi kaum
bumiputera, dibuka untuk memberi kesempatan para pejuang kita untuk
mengekspresikan strategi perjuangannya secara lebih demokratis, berbeda dari
perjuangan masa-masa sebelumnya Kekuatan kolonialisme dan imperialisme
Belanda tampak masih mampu mengontrol para pejuang kita. Masuknya
bumiputera sebagai anggota Volksraad bukan berarti kaum bumiputera diberi hak
penuh untuk menyuarakan pendapatnya. Namun setidaknya Volksraad sudah
memberikan peluang para wakil Hindia, yang membukakan wawasan mereka
perlunya persatuan untuk melakukan gerakan nasional dalam melawan dominasi
kolonialisme dan imperialisme Belanda.

Di tengah-tengah roda pergerakan kebangsaan bergesekan dan beradu


dengan roda kolonialisme dan imperialisme, Tuhan Yang Maha Kuasa, telah
membuat skenario baru, yakni berkobarnya Perang Dunia II. Perang itu pun
dengan cepat menjalar ke Indonesia yang ditandai dengan datangnya tentara
Jepang yang kemudian ikut menyudahi kemaharajaan Belanda di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Sumpah Pemuda merupakan peristiwa yang sangat penting dalam upaya
membangun jati diri bangsa Indonesia.

2. Melalui Kongres Pemuda II pada tanggal 28 Oktober 1928 telah digelorakan


semangat persatuan dan kesatuan yang sangat penting artinya bagi perjuangan
rakyat Indonesia pada masa-masa berikutnya, dengan secara nyata menunjukkan
identitas keindonesiaan. Indonesia merdeka sebagai tujuan para pemuda.

3. Berkembang pula nasionalisme modern yang revolusioner seperti dipelopori


Sukarno.

4. Dalam perkembangannya muncul organisasi-organisasi baru yang bersikap


kooperatif dalam rangka mengembangkan demokrasi dengan prinsip
musyawarah. Oleh karena itu, berbagai bentuk strategi organisasi-organisasi
pergerakan nasional dalam menghadapi kekuasaan kolonial dilakukan dengan
kooperasi dan non-kooperasi.

5. Parindra merupakan organisasi yang berbentuk nasional dan mempunyai


strategi perjuangan dengan aksi politik Volksraad sebagai media perjuangan.

6 Di tengah-tengah pergesekan kekuatan pergerakan kebangsaaan dan kekuatan


kolonialisme sedang berlangsung Perang Dunia II berkecamuk. Kedatangan
Jepang telah mempercepat tamatnya kemaharajaan Belanda di Indonesia

B.SARAN
Sebagai generasi muda kita harus mempunyai semangat nasionalisme yang
tinggi seperti para pahlawan kita yang telah mengorbankan harta benda dan
nyawanya untuk membebaskan Indonesia dari para penjajah.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/424587339/Makalah-Penguatan-Jati-
Diri-Keindonesiaan

file:///C:/Users/axioo/Downloads/Kelas-11-Revisi-2017-SMA-Sejarah-
Indonesia-Semester-1-Siswa-44506.pdf

https://id.scribd.com/document/636628746/MAKALAH-SUMPAH-
PEMUDA

Anda mungkin juga menyukai